BAB 1. PENDAHULUAN. Industri kontraktor pertambangan batubara adalah industri usaha jasa yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PROFIL PERUSAHAAN. suatu perusahaan yang mengelola berbagai macam bidang (general

Adaro Energy Laporan Operasional Kuartalan Kuartal Kedua 2015 Untuk Tiga Bulan yang Berakhir Tanggal 30 Juni 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Adaro Energy Laporan Operasional Kuartalan Kuartal Kedua 2016 Untuk tiga bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2016

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi Indonesia tidak terlepas dari pengaruh kondisi global

Memperkuat Landasan Menetapkan Haluan

PT Petrosea Tbk Analyst Presentation. Paparan Publik Maret 2012

Adaro Energy Laporan Operasional Kuartalan Kuartal Ketiga 2014

BAB I PENDAHULUAN. batubara menjadi semakin meningkat. Hal ini terjadi karena batubara merupakan

Adaro Energy Laporan Operasional Kuartalan Kuartal Keempat 2015 Untuk tiga bulan yang berakhir tanggal 31 Desember 2015

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk JUNI 2012

BAB I PENDAHULUAN. dengan tambang mineral lainnya, menyumbang produk domestik bruto (PDB)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan mempunyai satu tujuan utama untuk dapat memperoleh keuntungan

OUTLOOK KRIKIL JASA PERTAMBANGAN

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA

Adaro Energy Laporan Operasional Kuartalan Kuartal Keempat 2014

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Adaro Energy Laporan Operasional Kuartalan Kuartal Keempat 2016

I. BAB I - PENDAHULUAN. Perusahaan Logistik X (PT. X ) adalah perusahaan yang bergerak dalam

BAB I PENDAHULUAN. bahan galian (mineral, batubara, panas bumi, dan migas). Rangkaian

Ringkasan Analisa Keuangan dan Diskusi Manajemen untuk Kuartal PT Toba Bara Sejahtra Tbk dan Anak Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berbagai cara yang digunakan untuk melakukan kegiatan investasi

Adaro Energy Laporan Operasional Kuartalan Kuartal Kedua 2014 Untuk Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2014

LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk JUNI 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada beberapa perusahaan, apakah ini perusahaan jasa maupun perusahaan

SEKILAS PERUSAHAAN. Perseroan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 26 September 2007 dengan kode saham DEWA.

NEWS RELEASE DARI ADARO ENERGY

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

NEWS RELEASE Jakarta, 31 Oktober 2013

LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk MEI 2014

LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk JULI 2014

PAPARAN PUBLIK TAHUNAN

NEWS RELEASE DARI ADARO ENERGY

LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PERIODE OKTOBER TAHUN 2014 PT ADARO ENERGY, TBK

LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PERIODE SEPTEMBER TAHUN 2014 PT ADARO ENERGY, TBK

Adaro Energy Laporan Operasional Kuartalan Kuartal Keempat 2017 Untuk tiga bulan yang berakhir tanggal 31 Desember 2017

BAB II PROFILE PERUSAHAAN

Ringkasan Analisa Keuangan dan Diskusi Manajemen untuk Kuartal I 2013 PT Toba Bara Sejahtra Tbk dan Anak Perusahaan

Jauhari Alafi

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS

LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk APRIL 2014

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Sepuluh Besar Produsen Batubara Tahun 2014

BAB II DESKRIPSI PT. RICOBANA ABADI

Paparan Publik PT ABM Investama Tbk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mengalami masalah pendanaan dalam membiayai kegiatan

LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk MARET 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis Global yang belum mereda sangat mempengaruhi Industriindustri

NEWS RELEASE DARI ADARO ENERGY

LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PERIODE NOVEMBER TAHUN 2014 PT ADARO ENERGY, TBK

LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk FEBRUARI 2014

LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PERIODE DESEMBER TAHUN 2014 PT ADARO ENERGY, TBK

LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PERIODE AGUSTUS TAHUN 2014 PT ADARO ENERGY, TBK

BAB I PENDAHULUAN. karena merupakan sektor industri yang menghasilkan energi. Jenis jenis usaha

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk DESEMBER 2012

LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PERIODE DESEMBER TAHUN 2013 PT ADARO ENERGY, tbk

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kenaikan harga kebutuhan bahan pokok, semakin melemahkan kondisi

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk MARET 2013

Ringkasan Diskusi dan Analisa Manajemen Kuartal III 2014 PT Toba Bara Sejahtra Tbk dan Entitas Anak

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk FEBRUARI 2013

BAB IV. Analisis dan Pembahasan

LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PERIODE JANUARY 2014 PT ADARO ENERGY Tbk

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PERIODE NOVEMBER TAHUN 2013 PT ADARO ENERGY, tbk

Ringkasan Analisa Keuangan dan Diskusi Manajemen untuk Semester I 2013 PT Toba Bara Sejahtra Tbk dan Anak Perusahaan

Adaro Energy Laporan Operasional Kuartalan Kuartal Kedua 2017 Untuk tiga bulan yang berakhir tanggal 30 Juni 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. yaitu mencapai atau memperoleh laba maksimal untuk kemakmuran pemilik perusahaan,

Ringkasan Analisa dan Diskusi Manajemen Semester Toba Bara Sejahtra Tbk dan Entitas Anak

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk APRIL 2013

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk MEI 2013

PT GOLDEN EAGLE ENERGY Tbk MATERI PAPARAN PUBLIK (PUBLIC EXPOSE)

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk JUNI 2013

PAPARAN PUBLIK. Dharmawangsa Hotel, Jakarta, 20 April 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Laba Bersih AKRA Q meningkat 33% YOY Pendapatan Penjualan mencapai Rp Milyar; Laba Bersih setelah Pajak Rp 160,4 Milyar

PT GOLDEN EAGLE ENERGY Tbk MATERI PAPARAN PUBLIK (PUBLIC EXPOSE )

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk SEPTEMBER 2012

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk JANUARI 2013

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk NOVEMBER 2012

ENERGY FOR CHANGE Public Expose Marathon 2017

: ROBIATUL ADAWIYAH NPM : : Dr. BAGUS NURCAHYO, SE., MM.

Kamis, 5 Desember 2013 Ruang Narwastu, Sinar Mas Land Plaza Tower III Lantai Basement I

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk OKTOBER 2012

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR) semakin banyak di bahas

Ringkasan Analisa dan Diskusi Manajemen Semester I 2015 Toba Bara Sejahtra Tbk dan Entitas Anak

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk AGUSTUS 2012

Gambar 1.1. Cadangan Batu Bara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Ringkasan Analisa Keuangan dan Diskusi Manajemen PT Toba Bara Sejahtra Tbk dan Anak Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Tugas dari seorang manajer adalah mengambil keputusan secara tepat

NEWS RELEASE DARI ADARO ENERGY

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk JULI 2012

Ringkasan Analisa dan Diskusi Manajemen Kuartal Toba Bara Sejahtra Tbk dan Entitas Anak

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam akan dapat menumbuhkan terbukanya perusahaan-perusahaan

Paparan Publik. Jakarta, 20 April 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Percepatan V-cut P6000 Bk05 Untuk Memenuhi Kebutuhan Disposal 2014 Bharinto Ekatama Project

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Industri kontraktor pertambangan batubara adalah industri usaha jasa yang kegiatannya terkait dengan tahapan atau bagian dari kegiatan usaha pertambangan. Industri kontraktor pertambangan batubara merupakan industri strategis yang jasanya digunakan oleh perusahaan pertambangan batubara. Industri kontraktor pertambangan batubara merupakan penopang utama industri pertambangan nasional, memiliki peran penting dalam perkembangan industri pertambangan secara umum. Sektor kontraktor pertambangan batubara merupakan rangkaian aktifitas penambangan yang meliputi eksplorasi, penelitian, penyediaan alat berat, transportasi, konsultasi, dan penyediaan infrastruktur pendukung industri pertambangan. Pertumbuhan industri kontraktor pertambangan batubara pada periode 2010 2014 mengalami penurunan. Penurunan pertumbuhan industri kontraktor pertambangan batubara terkait langsung dengan turunnya permintaan komoditas batubara secara global. Permintaan komoditas batubara secara global menurun karena terjadinya pelemahan ekonomi global, kondisi ini menyebabkan turunnya kebutuhan energi secara menyeluruh. Perlambatan ekonomi global dapat dilihat dari adanya kecenderungan penurunan Gross Domestic Product (GDP) dunia. Data Word Bank menunjukkan bahwa pertumbuhan GDP dunia pada tahun 2010 mencapai 4,1%. Kecenderungan GDP dunia menurun, penurunan ini terus terjadi sampai dengan tahun 1

2014 yang hanya mencapai 2,5%. Grafik 1.1 menunjukkan kecenderungan penurunan GDP dunia dan GDP beberapa negara di dunia: Sumber: http://data.worldbank.org/indicator Grafik 1.1 Pertumbuhan GDP Dunia Periode 2010 2014 Laporan Perekonomian Indonesia (LPI) 2014 menyebutkan bahwa: (1) tahun 2014 pertumbuhan ekonomi Cina lebih rendah dibandingkan tahun 2013, (2) adanya kebijakan pemerintah Cina untuk mengurangi penggunaan batubara dari total komposisi energi yang digunakan, (3) terjadinya perlambatan ekonomi global, khususnya emerging market, (4) pasokan komoditas termasuk batubara yang melimpah secara global (Bank Indonesia, 2015). Kondisi-kondisi tersebut menyebabkan permintaan terhadap komoditas secara global menurun dan terjadinya penurunan harga komoditas global termasuk batubara. 2

Permintaan penggunaan kontraktor pertambangan batubara terus menurun walaupun ada peningkatan penggunaan komoditas batubara secara domestik. Penurunan ini sangat terkait langsung dengan pertumbuhan produksi batubara nasional yang menurun. Tabel 4.5 menunjukkan pertumbuhan permintaan komoditas batubara pada periode 2010 sampai dengan 2014. Kebijakan pemerintah yang tergabung dalam Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) untuk menyiapkan beberapa proyek pembangkit listrik baru, khususnya pembangkit listrik yang menggunakan batubara tidak cukup untuk segera menggantikan menurunnya kebutuhan batubara secara global. Pengguna kontraktor pertambangan batubara adalah perusahaan-perusahaan pertambangan batubara. Tabel 4.12 memperlihatkan perusahaan-perusahaan pertambangan batubara. Lima besar dari perusahaan pertambangan batubara tersebut adalah PT Bumi Resources Tbk., PT Adaro Energy Tbk., PT Kideco Jaya Agung, PT ITM Tbk., dan PT Berau Coal Tbk. Perusahaan pertambangan batubara ini sangat bergantung pada perusahaan kontraktor pertambangan batubara dalam pencapaian keberhasilan bisnis dan peningkatan produktifitasnya, lebih dari 80 persen kegiatan pertambangan dilakukan langsung oleh perusahaan kontraktor pertambangan batubara. Pertumbuhan industri kontraktor pertambangan batubara di Indonesia yang cenderung menurun, menjadikan persaingan dalam industri ini terus meningkat, sehingga mendorong perusahaan kontraktor pertambangan berkompetisi berdasarkan faktor biaya. Kondisi ini diperparah dengan harga komoditas batubara yang mengalami penurunan sangat tajam, mencapai 58% sejak tahun 2012. Maret 2012 harga batubara 3

acuan (HBA) mencapai harga tertinggi yaitu 112,87 USD/Ton, sedangkan di akhir Juni 2015 HBA menjadi 59,59 USD/Ton (Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, 2015). Implikasi turunnya harga batubara ini mulai dapat dilihat pada tahun 2013 di provinsi Jambi, sebanyak 331 perusahaan tambang batubara dan kontraktor pertambangan batubara terpaksa berhenti beroperasi (Widhiyanto, 2014). Pada tahun 2013 perusahaan kontraktor pertambangan batubara asal Australia yaitu PT Leighton Contractors Indonesia mengumumkan penghentian operasi di tambang batubara Senakin dan Satui yang merupakan anak perusahaan dari PT Bumi Resources Tbk (Kompas, 2013). Persaingan dalam industri kontraktor pertambangan batubara yang cenderung meningkat ini mengusik posisi PT Saptaindra Sejati sebagai salah satu perusahaan kontraktor pertambangan batubara yang cukup besar. 1.2. PROFIL PERUSAHAAN DAN RUMUSAN MASALAH PT Saptaindra Sejati (SIS) sebagai salah satu perusahaan kontraktor pertambangan batubara perlu membangun keunggulan bersaing. Perubahan industri kontraktor pertambangan batubara yang sangat cepat perlu disikapi dengan strategi yang tepat. 1.2.1. PROFIL PT SAPTAINDRA SEJATI PT Saptaindra Sejati (SIS) pada awalnya bernama PT Dianlia Setyamukti, perusahaan ini masuk dalam bisnis kontraktor pertambangan batubara pada tahun 1994. PT SIS merupakan salah satu perusahaan kontraktor pertambangan batubara terkemuka 4

di Indonesia yang menyediakan jasa pertambangan serta pengembangan infrastruktur dan logistik bagi para pelanggan. Produk akhir dari jasa pertambangan dinyatakan dalam: (1) produksi batubara dalam ton dan atau (2) produksi overburden dalam BCM (Bank Cubic Meter) yang dihasilkan. Pada tahun 2014 jasa PT SIS menghasilkan produksi batubara sebesar 33,4 juta Ton per tahun dengan produksi overburden 180 juta BCM per tahun. Produk-produk jasa dari PT SIS saat ini hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan pertambangan batubara di Indonesia, belum ada rencana untuk melakukan perluasan di luar negeri. PT Saptaindra Sejati (SIS) memiliki empat (4) pelanggan dengan lima (5) lokasi tambang yang semuanya berada di pulau Kalimantan. Ke-empat pelanggan tersebut adalah: PT Berau Coal Energy Tbk., PT Balangan Coal, PT Adaro Energy Tbk., dan PT Borneo Indobara. Tahun 2014, jasa PT SIS pada PT Berau Coal Energy Tbk. menghasilkan produksi batubara sebesar 4,6 juta Ton (15,1% dari total jasa produksi PT SIS), jasa produksi PT SIS di PT Balangan Coal mencapai 1,0 juta Ton (3,2% dari total jasa produksi PT SIS), jasa produksi PT SIS di PT Adaro Energy Tbk. mencapai 21,2 juta Ton (69,5% dari total jasa produksi PT SIS), dan jasa produksi PT SIS di PT Borneo Indobara mencapai 3,6 juta Ton (11,8% dari total jasa produksi PT SIS). PT Saptaindra Sejati (SIS) memiliki visi Providing Operational Excellence in Region with High Reliability, Concern on Safety and Environment driven by Competent Human Resource and Technology dengan misi Aiming to be Better than the Best Mining Services to Create Balance Stake Holder Values. PT Saptaindra Sejati dibagi 5

menjadi lima (5) Directorate, yaitu Operation Directorate, Plant Directorate, Finance Directorate, Human Capital and General Affair (HCGA) Directorate dan Corporate Directorate. Sumber: Internal PT Saptaindra Sejati Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT Saptaindra Sejati Direktorat Operasi bertanggung jawab terhadap pencapaian produksi batubara yang ditargetkan oleh pelanggan. Direktorat Plant bertanggung jawab terhadap ketersediaan alat produksi. Direktorat Keuangan bertanggung jawab terhadap pengelolaan keuangan PT Saptaindra Sejati secara keseluruhan. Direktorat HCGA bertanggung jawab terhadap pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia serta fungsi pendukung yang berhubungan dengan fasilitas kerja. Corporate Directorate bertanggung jawab terhadap standarisasi sistem yang berjalan di PT Saptaindra Sejati secara keseluruhan, pengelolaan Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH) dan pengembangan bisnis. 6

Proses penambangan batubara secara umum dibagi menjadi tiga (3) aktifitas besar, yaitu: (1) Coal Exposing atau Uncover; (2) Coal Mining and Hauling; (3) Coal Crushing and Barge Loading. Gambar 2 berikut ini menggambarkan rangkaian proses penambangan yang terjadi: Gambar 1.2 Proses Penambangan Batubara Secara Umum Coal exposing merupakan proses awal dari penambangan yang bertujuan untuk mendapatkan deposit batubara. Coal exposing sendiri terdiri dari beberapa aktifitas, yaitu: pembersihan lahan, pengambilan top soil atau tanah subur, pengeboran dan peledakan over burden (OB) atau lapisan tanah keras, dan pemindahan OB untuk mendapatkan lapisan batubara. Coal mining and hauling merupakan proses untuk mendapatkan dan memindahkan batubara dari lokasi tambang ke pelabuhan atau terminal akhir sebelum dimasukkan ke dalam kapal. Coal Crushing adalah proses 7

penghancuran batubara menjadi ukuran tertentu yang diikuti dengan pencampuran batubara dari sumber lain untuk mendapatkan ukuran dan kalori yang diinginkan oleh pelanggan. Proses coal crushing ini diikuti dengan proses barge loading yang merupakan proses pemindahan batubara dari pelabuhan muat ke kapal atau tongkang untuk dikirim ke pelanggan. PT Saptaindra Sejati memiliki tanggung jawab terbatas pada proses coal exposing dan coal mining and hauling. 1.2.2. RUMUSAN MASALAH Produksi batubara nasional di tahun 2014 mencapai 435 juta ton, dengan komposisi 83% atau mencapai 359 juta ton dijual sebagai komoditas ekspor. Terdapat enam (6) perusahaan kontraktor pertambangan batubara yang memiliki kontribusi terbesar dalam produksi nasional ini adalah: PT Pamapersada Nusantara, PT Bukit Makmur Mandiri Utama, PT Thies, PT Saptaindra Sejati, PT Petrosea Tbk. dan PT Darma Henwa Tbk. Tabel 4.4 menunjukkan bahwa PT Pamapersada Nusantara merupakan perusahaan kontraktor pertambangan batubara dengan market share terbesar, jasa yang diberikan menghasilkan produksi batubara sebesar 119,4 juta ton atau mencapai 27,4% dari produksi nasional. Pada tahun yang sama jasa dari PT Saptaindra Sejati menghasilkan produksi batubara sebesar 33,4 juta ton batubara atau mencapai 7,7% dari total produksi batubara nasional. Market share yang masih rendah tentu menjadi tantangan tersendiri bagi PT Saptaindra Sejati khususnya dalam menghadapi kelesuan industri kontraktor pertambangan batubara. 8

Pertumbuhan PT Saptaindra Sejati sampai dengan tahun 2012 bergerak dengan sangat cepat, dengan peningkatan total aset yang mencapai 10% setiap tahun. Pertengahan tahun 2012 merupakan titik balik dari industri kontraktor pertambangan batubara. Kondisi ini terjadi juga di PT Saptaindra Sejati, di tahun 2013 terjadi penurunan aset yang mencapai -14%, dengan net profit margin yang masih dibawah rata-rata industri. Penurunan aset ini terjadi karena banyak alat-alat kerja yang terpaksa dijual karena PT Saptaindra Sejati mengalami kelebihan kapasitas produksi. Mulai tahun 2013, setiap tahun selalu ada penambahan alat-alat kerja yang tidak dipergunakan bahkan dijual. Kondisi ini disebabkan banyak perusahaan pertambangan batubara yang mulai mengurangi kontrak kerja dengan kontraktor sebagai dampak dari pengurangan produksi batubara. Kinerja PT Saptaindra Sejati dari tahun 2010 sampai dengan 2014 dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini: 2010 2011 2012 2013 2014 Total Total Assets 482.8 564.3 618 534.1 559.7 Total Liabilities 381.9 449.4 487.8 404.8 412.9 Interest-Bearing Debt 309.3 362.1 399.4 337.9 335.5 Total Equity 101.0 115.0 130.2 129.3 146.8 Overburden Removal (Mbcm) 128.1 167.7 192.5 163.5 173.9 Coal Getting (Mt) 16.6 22.2 24.5 27.8 30.5 Revenue 304.5 424.7 494.6 410.3 486.4 2120.5 Revenue Growth 39.5% 16.5% -17.0% 18.5% 14.4% Cost of Revenue 262.5 373.9 434.4 374.2 422.6 1867.6 Gross Profit 42.0 50.8 60.2 36.1 63.8 252.9 GP Margin 13.8% 12.0% 12.2% 8.8% 13.1% 11.9% Net Profit 3.3 17.2 15.6 0.24 16.3 52.7 Net Profit Margin 1.1% 4.1% 3.2% 0.06% 3.3% 2.48% ROA 0.7% 3.1% 2.5% 0.0% 2.9% 1.84% Operating Expense Ratio 86.2% 88.0% 87.8% 91.2% 86.9% 88.0% Total Asset Turnover 63.1% 75.3% 80.0% 76.8% 86.9% 76.4% in Million USD Sumber: Internal PT Saptaindra Sejati Tabel 1.1 Kinerja PT Saptaindra Sejati Tahun 2010 2014 9

Tabel 1.1 menggambarkan beberapa permasalahan yang dihadapi perusahaan dalam periode 2010 sampai dengan 2014. Kinerja internal dari PT Saptaindra Sejati belum memberikan hasil yang baik, kondisi ini dapat dilihat dari: 1) Kemampuan PT Saptaindra Sejati dalam menghasilkan Return on Asset (ROA) hanya mencapai rata-rata 1,84% selama 5 tahun terakhir, dengan nilai ROA 2,9% di tahun 2014. Tabel 4.20 menunjukkan bahwa pencapaian ini masih di bawah rata-rata industri yang mencapai 4,3%, jauh dibandingkan pencapaian market leader PT Pamapersada Nusantara yang mencapai 15,1%. 2) Operating Expense Ratio, menggambarkan rasio total pengeluaran/biaya dibandingkan dengan total pendapatan/revenue, sehingga semakin kecil angka Operating Expense Ratio menunjukkan kinerja yang semakin baik. PT Saptaindra Sejati tidak menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin produktif dan efisien. Kecenderungan menunjukkan kinerja yang memburuk, berikut grafik tersebut: Grafik 1.2 Trend Operating Expense Ratio PT SIS Periode 2010 2014 Hasil kinerja di atas merupakan hasil dari pelaksanaan strategi perusahaan selama lima tahun terakhir. Terdapat tiga (3) strategi utama yang diterapkan PT 10

Saptaindra Sejati dalam menghadapi kelesuan industri yang terkait dengan batubara, yaitu: 1) Business Continuity, menjalankan prinsip kehati-hatian dalam melakukan investasi untuk mewujudkan pertumbuhan. Prinsip kehati-hatian dalam melakukan investasi ini ternyata tidak mendukung efisiensi perusahaan di masa sulit. Kondisi ini terjadi karena penekanan pelaksanaan prinsip kehati-hatian ini dijalankan secara radikal dengan meminimalkan investasi dan memanfaatkan semua aset yang ada dalam mencapai target produksi pelanggan, pelaksana operasional di lapangan cenderung menterjemahkan bahwa investasi sulit dilakukan, prosedur menjadi sangat birokratis sehingga banyak mengurangi inisiatif yang bersifat meningkatkan produktifitas kerja. 2) Business Control Implementation, menjalankan program-program yang berhubungan dengan penurunan biaya operasional proses penambangan dan peningkatan produktifitas kerja. Strategi untuk meningkatkan produktifitas kerja dan penurunan biaya operasional tidak difokuskan pada aktifitas yang merupakan KSF (key sucess factor) dalam bisnis jasa pertambangan. Semua direktorat diarahkan untuk menjalankan program pemotongan biaya secara radikal dalam menjalankan strategi tersebut, sepertinya strategi ini baik untuk memberikan rasa kemendesakan tetapi ternyata strategi ini menyebabkan banyak kondisi operasional yang saling bertentangan antar direktorat. Sebagai contoh: 11

1. Plant Directorate memiliki kepentingan dalam memberikan tanggapan yang cepat apabila terjadi kerusakan alat, tanggapan yang cepat diperlukan agar alat yang rusak dapat segera diperbaiki agar segera beroperasi kembali, kondisi ini memerlukan kesiapan sarana light vehicle untuk melakukan mobilisasi team plant. 2. HCGA Directorate memiliki kewajiban untuk mendukung semua operasional pertambangan termasuk ketersediaan light vehicle, disisi yang lain HCGA Directorate dibatasi dengan budget yang sangat ketat sehingga akhirnya tidak bisa menyediakan light vehicle sesuai dengan kebutuhan operasional plant. Kondisi ini lebih mengemuka pada saat strategi tidak dibangun untuk menciptakan budaya sinergi antar direktorat, namun hanya mengejar kinerja masing-masing direktoat. 3) Human resources, meningkatkan employee productivity dengan cara melakukan pembatasan penambahan man power dan peningkatan kompetensi. Strategi ini menjadi sangat baik apabila strategi ini fokus pada aktifitas utama yang memberi nilai tambah paling besar. Permasalahan menjadi muncul pada saat strategi ini tidak fokus pada aktifitas utama sehingga biaya yang dipergunakan peningkatan kompetensi karyawan tetap dikeluarkan, akan tetapi dampak yang dinginkan terhadap peningkatan produktifitas dan pengurangan biaya kurang relevan. Banyak kasus menunjukkan karyawan yang kompeten dalam aktifitas utama mengundurkan diri tetapi tidak dilakukan penggantian karyawan. 12

Strategi-strategi di atas kurang mendukung tingkat keuntungan perusahaan untuk menjamin kelangsungan hidup dan membangun keunggulan bersaing. Strategi yang diterapkan di PT Saptaindra Sejati masih bersifat operational effectiveness dan tidak unik dibandingkan dengan strategi pesaing. 1.3. PERTANYAAN PENELITIAN pertanyaan: Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan menjawab beberapa 1. Bagaimana kondisi lingkungan bisnis industri kontraktor pertambangan batubara saat ini dan kemungkinan yang akan terjadi di masa mendatang? 2. Bagaimana kondisi persaingan dalam industri kontraktor pertambangan batubara saat ini dan kemungkinan yang akan terjadi di masa mendatang? 3. Sumber daya dan kompetensi apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan PT Saptaindra Sejati? 4. Apa peluang dan ancaman dalam industri yang dihadapi oleh PT Saptaindra Sejati? 5. Apakah strategi alternatif yang diperlukan oleh PT Saptaindra Sejati untuk menciptakan keunggulan bersaing dalam menghadapi: (1) kecenderungan penurunan pertumbuhan industri kontraktor pertambangan batubara, (2) kinerja internal perusahaan yang kurang baik dengan market share yang masih rendah? 13

1.4. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan diawal, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Menganalisis daya tarik industri kontraktor pertambangan batubara di masa sekarang dan masa yang akan datang. 2. Menganalisis tingkat persaingan yang terjadi dalam industri kontraktor pertambangan batubara saat ini dan di masa mendatang, serta posisi PT Saptaindra Sejati dalam industri. 3. Menganalisis kekuatan dan kelemahan PT Saptaindra Sejati. 4. Menganalisis peluang dan ancaman yang ada dalam lingkungang bisnis. 5. Menganalisis strategi alternatif yang diperlukan oleh PT Saptaindra Sejati untuk menciptakan keunggulan bersaing dalam menghadapi: (1) kecenderungan penurunan pertumbuhan industri kontraktor pertambangan batubara, (2) kinerja internal perusahaan yang kurang baik dengan market share yang masih rendah. 1.5. MANFAAT PENELITIAN Setelah dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan masukan atau bahan pertimbangan bagi manajemen PT Saptaindra Sejati dalam melakukan analisis strategi bersaing perusahaan agar memiliki kinerja yang unggul dan mampu menghadapi persaingan di masa yang akan datang. 14

1.6. KERANGKA ANALISIS DAN BATASAN PENELITIAN Gambar 3. Kerangka Analisis Penelitian ini akan dilakukan di PT Saptaindra Sejati, pelaksanaan penelitian dibatasi pada analisis industri dan tingkat persaingan untuk mengevaluasi ancaman dan 15

peluang di lingkungan bisnis, khususnya kontraktor pertambangan batubara. Analisis terhadap kekuatan dan kelemahan perusahaan diperoleh dari analisis sumber daya perusahaan dan kapasitas untuk mewujudkan daya saing. Pemahaman tentang posisi pesaing dan kecenderungan industri yang saat ini dijalani menjadi hal yang mendasar dalam merumuskan strategi untuk mengejar keunggulan bersaing bagi PT Saptaindra Sejati. Pesaing yang dimaksud adalah perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang yang sama dan dibatasi pada perusahaan yang bersifat terbuka yang beroperasi di Indonesia. Perusahaan-perusahaan tersebut adalah: PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), PT Darma Henwa Tbk. (DEWA), PT Pamapersada Nusantara (PAMA), dan PT Petrosea Tbk. Analisis dilengkapi dengan analisis laporan keuangan yang terkait dengan pokok permasalahan. Hasil evaluasi ini dipergunakan untuk merumuskan strategi yang diperlukan oleh PT Saptaindra Sejati baik dalam jangka pendak ataupun jangka panjang. 16