Ringkasan Analisa Keuangan dan Diskusi Manajemen untuk Kuartal PT Toba Bara Sejahtra Tbk dan Anak Perusahaan

Transkripsi

1 Ringkasan Analisa Keuangan dan Diskusi Manajemen untuk Kuartal PT Toba Bara Sejahtra Tbk dan Anak Perusahaan September 213

2 1 IKHTISAR Kondisi industri batubara global hingga kuartal (3Q13) masih belum membaik. Hal ini tercermin antara lain pada Newcastle Index yang turun dari US$ 1/ton di sembilan bulan pertama di 212 () menjadi US$ 86/ton di sembilan bulan pertama di 213 (). Ditengah-tengah kondisi ini, berbagai inisiatif yang telah dilakukan PT Toba Bara Sejahtra Tbk ( Perseroan ) berhasil meningkatkan volume produksi dan penjualan batubara Perseroan masing-masing sebesar 13,3 dan 2,2 untuk periode yang sama (yearon-year), dengan jumlah produksi 4,6 juta ton dan penjualan 4,4 juta ton. Pada kuartal ini juga, Perseroan mencatat volume produksi terbesar selama sejarah perseroan sebesar 1,8 juta ton. Mengingat jumlah produksi ini, maka Perseroan menganggap target produksi awal Perseroan sebesar 5,8-6,4juta ton akan dapat dicapai untuk tahun 213. Di sisi keuangan, Perseroan juga berhasil meningkatkan penjualan sebesar 5, di dibanding penjualan di. Dalam upaya menjalankan usaha secara efisien, Perseroan berhasil menurunkan FOB vessel cash cost sebesar 16,4. Oleh karena itu, Perseroan berhasil mencatatkan kenaikan EBITDA sebesar 77,8 dan membukukan laba bersih komprehensif sebesar US$ 19,7 juta untuk periode Januari- September 213, lebih tinggi 23,3 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan penjualan merupakan pencapaian yang baik, mengingat harga Newcastle Index turun sebesar 14 pada periode yang sama. Catatan: Pembahasan selanjutnya tentang kinerja Perseroan di bawah ini didasarkan pada Laporan Keuangan Konsolidasian per 3 September 213 (tidak diaudit), yang lebih difokuskan kepada pengelolaan usaha pertambangan batubara di ketiga anak perusahaan yaitu PT Adimitra Baratama Nusantara (ABN), PT Indomining (IM), dan PT Trisensa Mineral Utama (TMU). PRODUKSI & OPERASIONAL Volume produksi batubara Perseroan tumbuh 13,3 dari 4,1 juta ton di menjadi 4,6 juta ton di. Sementara secara kuartalan, volume produksi batubara di 3Q13 juga meningkat sebesar 19,9 dari 1,5 juta ton di kuartal (2Q13) menjadi 1,8 juta ton. Produksi batubara Perseroan sebesar 4,6 juta ton di berasal dari ketiga anak perusahaan dengan kontribusi sebagai berikut: 3,1 juta ton dari ABN, 1, juta ton dari IM, dan,5 juta ton dari TMU. Pertumbuhan produksi Perseroan sebesar 13,3 (year-on-year) terutama dipicu oleh pertumbuhan produksi batubara yang signifikan di TMU. Peningkatan produksi tersebut terutama didorong oleh telah diselesaikannya hauling road dari TMU menuju IM melewati ABN lebih awal daripada yang direncanakan. Perseroan akan terus mengupayakan pencapaian target produksi batubaranya sebesar 5,8 6,4 juta ton tahun ini. Total produksi di ini telah mencapai 75,4 dari target rata-rata produksi Perseroan di tahun 213 sebesar 6,1 juta ton. Grafik Pergerakan Produksi dan SR di ABN, IM dan TMU ABN IM TMU 3,2 3,1 16,3x 3,188 14,4x 3, , ,x 12,8x ,x ,2x , Volume Produksi (ribu ton) SR (x) Volume Produksi (ribu ton) SR (x) Volume Produksi (ribu ton) SR (x) Sejalan dengan strategi untuk menurunkan biaya secara keseluruhan untuk mengelola dan menjaga marjin keuntungan yang lebih baik, Perseroan melakukan serangkaian inisiatif terhadap faktor-faktor yang dapat dikelola, termasuk diantaranya menurunkan Stripping Ratio (SR) dan memperpendek jarak pembuangan overburden (OB), dimana kedua faktor ini memiliki porsi antara 65-7 dari FOB vessel cash cost.

3 2 Perseroan telah berhasil menurunkan SR dari 16,x di menjadi 13,7x di atau turun sebesar 14.1, serta secara kuartalan SR di 3Q13 telah turun sebesar 6,6 dari sebelumnya 13,6x di 2Q13 menjadi 12,7x di 3Q13. Rata-rata jarak pembuangan OB berhasil diperpendek dari 2,2 km di menjadi 1,7 km di atau turun sebesar 25, ,7x ,6x 1373 Volume Produksi & SR 14,2x ,x Rata-rata Produksi, SR, dan Jarak Buang OB 13,8x ,7x Q12 2Q12 3Q12 1Q 213 2Q 213 3Q 213 Volume Produksi (ribu ton) Stripping Ratio (x) Jarak Buang OB (km) Q12 2Q12 3Q12 1Q 213 2Q 213 3Q 213 Seiring dengan kenaikan produksi, volume batubara yang dijual Perseroan pun meningkat 2,2 menjadi 4,4 juta ton di dari 3,7 juta ton di dan tumbuh sebesar 17,8 di 3Q13 menjadi 1,6 juta ton dibanding penjualan di 2Q13 sebesar 1,4 juta ton. Sementara itu, pergerakan Average Selling Price (ASP) Perseroan selama tahun 212 relatif sejalan dengan pergerakan indeks harga batubara Newcastle yang digunakan sebagai acuan harga. Hal ini sedikit berbeda dengan pergerakan harga batubara di tahun 213. Sejak kuartal (1Q13), pada saat indeks harga batubara Newcastle menurun, ASP Perseroan bergerak naik. Indeks harga batubara Newcastle di 1Q13 sebesar US$ 93,2/ton, turun menjadi US$ 78,/ton di 3Q13 atau turun sebesar 16,. Untuk periode yang sama, ASP Perseroan naik dari US$ 66,4/ton menjadi US$ 67,9/ton. Kenaikan ini diakibatkan strategi Perseroan yang lebih banyak melakukan transaksi penjualan secara fixed price di awal tahun, dibandingkan dengan index-linked.

4 3 KEUANGAN Ikhtisar Keuangan dan Operasional Angka dalam jutaan US$ kecuali dinyatakan lain 9 Bulan Kuartal III 213 Kuartal II 213 Semester I Kinerja Operasional Volume Produksi Batubara Juta ton 4,6 4,1 13,3 1,8 1,5 2, Volume Penjualan Juta ton 4,4 3,7 2,2 1,6 1,4 17,8 Pengupasan Tanah (OB) Mbcm 62,9 64,6 (2,6) 22,9 2,4 11,9 Nisbah Pengupasan (SR) X 13,7 16, (14,1) 12,7 13,6 (6,6) FOB Vessel Cash Cost** US$/ton 54,4 65,1 (16,4) 53,4 54,6 (2,2) Harga Jual rata-rata (ASP) US$/ton 67,4 77,2 (12,7) 67,9 68,2 (,4) Kinerja Keuangan Laba Rugi 9 Bulan Kuartal III 213 Kuartal II 213 Kuartal II- III 213 Penjualan US$ Juta 297,5 283,4 5, 19,4 93,1 17,5 Beban Pokok Penjualan US$ Juta 244,7 242,6,9 87,7 76,4 14,7 Laba Kotor US$ Juta 52,8 4,8 29,4 21,7 16,7 3,1 Laba Operasional US$ Juta 29,3 23,6 23,9 11,5 1,1 13,8 EBITDA*** US$ Juta 4,1 22,6 77,8 18,2 12,5 45,6 Total Laba Komprehensif Periode Berjalan Neraca US$ Juta 19,7 16, 23,3 7, 6,7 4,8 3 Sept Des Pinjaman Berbunga US$ Juta 58,9 49, 2,2 Kas dan Setara Kas US$ Juta 45,5 36,3 25,2 Hutang Bersih* US$ Juta 13,4 12,7 5,6 Total Aset US$ Juta 289,8 261,5 1,8 Total Liabilitas US$ Juta 167,7 15,6 11,4 Total Ekuitas US$ Juta 122,1 11,9 1,1 Belanja Modal US$ Juta 15,4 13,8 11,1 Rasio Keuangan 9 Bulan Kuartal III 213 Kuartal II 213 Kuartal II - III 213 Marjin Laba Kotor 17,7 14,4 23,3 19,8 17,9 1,6 Marjin EBITDA 13,5 8, 69,4 16,6 13,4 23,9 Marjin Operasi 9,8 8,3 18, 1,5 1,8 (2,7) Catatan: * Hutang bersih (Net debt) = pinjaman berbunga (interest bearing debt) dikurangi Kas dan setara Kas ** FOB Vessel Cash Cost = beban pokok penjualan termasuk royalti dan biaya pemasaran dikurangi biaya penyusutan dan amortisasi *** EBITDA = Laba Kotor beban penjualan beban administrasi umum + biaya depresiasi & amortisasi

5 4 POSISI LABA (RUGI) PENJUALAN Menurunnya indeks harga batubara global di tahun 212 dan 213 menyebabkan harga penjualan rata-rata (ASP) Perseroan turun dari US$ 77,2/ton di menjadi US$ 67,4/ton di, atau terjadi penurunan sebesar 12,7. Meskipun demikian, kenaikan volume penjualan telah mengakibatkan nilai penjualan Perseroan meningkat sebesar 5, dari US$ 283,4 juta di menjadi US$ 297,5 juta di, dan secara kuartalan mengalami kenaikan sebesar 17,5 bila dibandingkan dengan penjualan di 2Q13 atau menjadi US$ 19,4 juta pada 3Q 213. BEBAN POKOK PENJUALAN Walaupun volume penjualan meningkat sebesar 2,2, Perseroan dapat mengelola beban pokok penjualan secara lebih baik sehingga kenaikannya hanya sebesar,9 dari US$ 242,6 juta di menjadi US$ 244,7 juta di. Hal ini dapat terlihat pada adanya penurunan FOB vessel cash cost yang signifikan dari US$ 65,1/ton di menjadi US$ 54,4/ton di atau turun sebesar 16,4, dimana komponen utama dari FOB vessel cash cost adalah biaya penambangan (mining cost) yang terdiri dari pengupasan tanah (overburden removal) dan jarak pembuangan OB. Pergerakan Cash Margin Per Kuartalan (dalam US$/ton) FOB Vessel Cash cost ASP Q12 1Q13 2Q13 3Q13 Cash Margin US$ 5,4 US$ 11,1 US$ 13,6 US$ 14,5 Penurunan biaya ini adalah hasil dari inisiatif Perseroan dalam efisiensi biaya dan penyesuaian mine plan yang sudah dilakukan sejak 3Q12 terkait kondisi industri batubara global yang belum kondusif sejak pertengahan tahun 212 (1H12). Inisiatif tersebut memberi dampak positif terhadap cash margin sejak 3Q12. EBITDA EBITDA mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 77,8 dari US$ 22,6 juta di menjadi US$ 4,1 juta di, yang terutama berasal dari keberhasilan Perseroan menurunkan biaya penambangan dan meningkatkan volume penjualan, ditengah-tengah menurunnya ASP. Hal ini berdampak secara positif dimana marjin EBITDA meningkat dari 8, di menjadi 13,5 di. Secara kuartalan, EBITDA di 3Q13 mengalami kenaikan sebesar 45,6 menjadi US$ 18,2 juta dari sebelumnya sebesar US$ 12,5 juta di 2Q13, yang terutama berasal dari meningkatnya volume penjualan dan efisiensi biaya yang berkesinambungan. Hal ini berdampak secara positif dimana marjin EBITDA meningkat dari 13,4 di 2Q13 menjadi 16,6 di 3Q13. LABA BERSIH KOMPREHENSIF SEBELUM KEPENTINGAN NON-PENGENDALI Setelah dikurangi biaya pajak sebesar US$ 1,3 juta untuk periode, Perseroan membukukan total laba bersih komprehensif (sebelum kepentingan non-pengendali) sebesar US$ 19,7 juta, naik sebesar 23,3 dari US$ 16. juta di. Laba bersih komprehensif secara kuartalan juga mengalami peningkatan dari US$

6 5 6,7 juta di 2Q13 menjadi US$ 7 juta di 3Q13, atau naik sebesar 4,8. Pencapaian Laba bersih Perseroan sebesar US$19.7 juta termasuk dampak kerugian kurs sebesar US$ 4,6 juta akibat melemahnya mata uang rupiah terhadap US$ selama tahun 213. Kerugian kurs tersebut terutama berasal dari rugi yang belum terealisasi atas kas dan setara kas yang merupakan dana hasil penawaran saham perdana (IPO) yang belum digunakan dan piutang lain-lain. Selama, kurs rupiah melemah sebesar 2 terhadap US$ dari IDR di awal Januari 213 menjadi IDR di 3 September 213. ARUS KAS OPERASI Arus kas Perseroan di mengalami kenaikan dibandingkan dengan. Perseroan menghasilkan arus kas operasi sebesar US$ 25,6 juta di dibandingkan dengan sebesar minus US$ 29,4 juta. Kenaikan ini seiring dengan membaiknya kinerja Perseroan. NERACA ASET Aset Perseroan tercatat sebesar US$ 289,8 juta di, meningkat sebesar 1,8 dari US$ 261,5 juta di akhir tahun 212. Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan pada kas dan setara kas sebesar US$ 9,2 juta, persediaan sebesar US$ 7,9 juta, dan aset tetap sebesar US$ 8,3 juta. LIABILITAS Sementara itu, total liabilitas meningkat sebesar 11,4 menjadi US$ 167,7 juta di dari US$ 15,6 juta per 31 Desember 212. Dalam bentuk pinjaman berbunga, terjadi peningkatan sebesar 2,2 menjadi US$ 58,9 juta di dari US$ 49, juta di akhir tahun 212. Di tahun 213, Perseroan berhasil mendapatkan Pinjaman Bank dari salah satu Bank terkemuka dimana Perseroan memperoleh syarat dan ketentuan serta tingkat bunga yang mendekati pinjaman pada tahun 211 ketika kondisi batubara global masih jauh lebih baik daripada saat ini. Pinjaman ini antara lain dipergunakan untuk membangun infrastruktur. EKUITAS Total ekuitas di meningkat sebesar 1,1 menjadi US$ 122,1 juta dari US$ 11,9 juta di akhir tahun 212 yang terutama disebabkan karena penambahan laba periode berjalan. BELANJA MODAL Hingga akhir September 213, Perseroan telah mengeluarkan belanja modal sebesar US$ 15,4 juta. Diantaranya dipergunakan untuk pembangunan coal processing plant (CPP) yang baru di IM, penyelesaian coal hauling road dari TMU menuju IM melalui ABN, pembebasan lahan, dan pembangunan underpass kedua di ABN. Sepanjang tahun 213, Perseroan menargetkan belanja modal sebesar US$ 27,1 juta.

7 6 MARKETING Hingga akhir September 213, Perseroan telah menjual batubaranya ke beberapa negara terkemuka di Asia diantaranya: Cina, Taiwan, India, dan Vietnam. Pelanggan Perseroan sebagian besar terdiri dari trader yang bereputasi internasional dan end buyer, dalam bentuk pembangkit tenaga listrik. Saat ini, penjualan Perseroan telah mencapai 72,1 dari target produksi di tahun 213 dengan menggunakan fixed price (harga tetap) Tujuan Penjualan Batubara Perseroan South Korea 9.9 China 31.7 Taiwan 22.7 India 9.2

8 7 PERKEMBANGAN OPERASIONAL Inisiatif ABN Pembangunan Underpass ABN yang kedua. Keberadaan underpass kedua ini diperkirakan akan memperpendek jarak pembuangan OB Pencapaian Dalam proses pembangunan dan diproyeksikan selesai di kuartal IM Pembangunan Coal Processing Plant (CPP) diperkirakan akan meningkatkan kapasitas produksi batubara IM dari 3 juta per tahun menjadi 6 juta ton per tahun, sehingga nantinya dapat memproses batubara TMU selain menurunkan biaya dan menambah kapasitas stockpile. Secara keseluruhan, kapasitas produksi batubara Perseroan akan menjadi 16 juta ton per tahun dari 13 juta ton saat ini Pembangunan Coal Processing Plant (CPP) dalam tahap finalisasi TMU Hauling Road TMU yang terhubung ke IM melalui ABN telah menurunkan biaya transportasi di TMU sebesar US$ 5-6/ton Pembangunan hauling road TMU ke IM telah selesai di kuartal kedua 213 TMU berhasil mencapai produksi batubara 275 ribu ton di 3Q13, meningkat sebesar 88,4 dari 146 ribu ton di 2Q13 Pencapaian Produksi Batubara TMU (dalam ribu ton) Q 212 2Q 212 3Q 212 1Q 213 2Q 213 3Q 213 SEKILAS PT TOBA BARA SEJAHTRA TBK

9 8 PT Toba Bara Sejahtra Tbk ( Perseroan ) adalah salah satu major competitive producer untuk batubara thermal di Indonesia. Perseroan telah menjadi produsen batubara utama yang mengoperasikan 3 (tiga) konsesi tambang di Kalimantan Timur. Ketiga konsesi tambang yang saling bersebelahan ini dikelola oleh beberapa perusahaan, dimana ketiganya memiliki lokasi yang menguntungkan yaitu dekat dengan pelabuhan sungai setempat. Luas keseluruhan konsesi Perseroan sekitar 7.87 hektar. Perseroan saat ini memiliki 3 (tiga) anak perusahaan, yaitu PT Adimitra Baratama Nusantara (ABN), PT Indomining (IM), dan PT Trisensa Mineral Utama (TMU). Kepemilikan TBS di ABN, IM, dan TMU masingmasing adalah sebesar 51,, 99,99, dan 99,99. Pada 6 Juli 212, Perseroan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia sebanyak 21 juta lembar saham atau 1,5 dari modal disetor dengan perolehan dana hasil IPO sebesar Rp 4,3 miliar. Gambar Lokasi Tambang Perseroan ABN berlokasi di Sanga-Sanga, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. ABN beroperasi dengan izin IUPOP dan mulai beroperasi pada September 28. ABN memiliki lahan seluas 2.99 ha, dengan perkiraan sumber daya batubara sebesar 156 juta ton. IM berlokasi di Sanga-Sanga, Kutai Kartanegera, Kalimantan Timur. IM beroperasi dengan izin IUPOP dan mulai operasi pada Agustus 27. IM memiliki lahan seluas 683 ha, dengan perkiraan sumber daya batubara sebesar 37 juta ton. TMU berlokasi di Loa Janan,Muara Jawa dan Sangasanga, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. TMU beroperasi dengan izin IUPOP dan mulai beroperasi pada Oktober 211. TMU memiliki lahan seluas ha, dengan perkiraan sumber daya batubara sebesar 43 juta ton. Secara keseluruhan, jumlah estimasi sumber daya batubara yang dimiliki Perseroan saat ini adalah sebesar 236 juta ton. Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi: PT Toba Bara Sejahtra Tbk Pandu P. Syahrir Iwan Sanyoto Corporate Secretary Head of Investor Relations (Sekretaris Perusahaan) (Kepala Hubungan Investor) corsec@tobabara.com iwan.sanyoto@tobabara.com Priambodo Corporate Communication (Komunikasi Perusahaan) priambodo@tobabara.com