6 HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1 Peraturan pemerintah yang berkaitan dengan rumput laut Indonesia

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

4 METODE PENELITIAN. Jenis dan Sumber Data

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI, PERMINTAAN, IMPOR, DAN HARGA BAWANG MERAH DI INDONESIA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

V. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN BERAS DI INDONESIA

IV. METODE PENELITIAN. Indonesia sehubungan dengan tujuan penelitian, yaitu menganalisis faktor-faktor

DETERMINAN PERMINTAAN EKSPOR UDANG BEKU JAWA TIMUR KE AMERIKA SERIKAT PENDAHULUAN

IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR TEH PTPN

Executive Summary Model Makro APBN: Dampak Kebijakan APBN terhadap Beberapa Indikator utama Pembangunan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai hasil dari uji statistik yang terdiri dari uji F, uji t, dan uji R-squared.

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI ANALISIS EKSPOR KEPITING INDONESIA

VIII. DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KEUNTUNGAN DAN DAYA SAING RUMPUT LAUT

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa

DAMPAK PENINGKATAN HARGA PUPUK UREA TERHADAP KERAGAAN PASAR TEMBAKAU BESUKI NA OOGST DI KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut adalah empat kali dari luas daratannya. Dengan luas daerah

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI. ANALISIS SIMULASI KEBIJAKAN. Validasi model merupakan tahap awal yang harus dilakukan melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VII. HASIL SIMULASI DAN PEMBAHASAN ALTERNATIF KEBIJAKAN. Bab ini akan membahas penerapan model ekonometrika melalui analisis

VI. EVALUASI DAMPAK KEBIJAKAN ALOKASI PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP DEFORESTASI KAWASAN DAN DEGRADASI TNKS TAHUN

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

IV. METODOLOGI PENELITIAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Model Fungsi Respons Produksi Kopi Robusta. Pendugaan fungsi respons produksi dengan metode 2SLS diperoleh hasil

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

IV. METODE PENELITIAN. Indonesia sehubungan dengan tujuan penelitian, yaitu menganalisis faktor-faktor

Bab IV. Metode dan Model Penelitian

PROYEKSI PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SURAKARTA

VIII. DAMPAK PERUBAHAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI

V. PEMBAHASAN Perkembangan Produksi Pupuk Urea PT. Pupuk Kujang Produksi Pupuk Urea

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN IMPOR KEDELAI DI INDONESIA. Oleh : RIKA PURNAMASARI A

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

V. EVALUASI MODEL. BAB V membahas hasil pendugaan, pengujian dan validasi model.

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI GULA PASIR DI INDONESIA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Pengumpulan Data

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar, yaitu sekitar 14,43% pada tahun

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS INDONESIA TAHUN JURNAL PUBLIKASI

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

VII. DAMPAK PERUBAHAN KEBIJAKAN PUAP DAN RASKIN TERHADAP KETAHANAN PANGAN RUMAHTANGGA PETANI

DAMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN USAHA TERHADAP STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA

BAB 5 ANALISA MODEL PERSAMAAN REKURSIF FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN EKSPOR CPO INDONESIA

Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Minyak Bumi Di Indonesia Tahun Nama : Made Ayu Julia Kusuma Dewi NIM :

BAB I PENDAHULUAN. komparatif karena tersedia dalam jumlah yang besar dan beraneka ragam serta dapat

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. TINJAUAN UMUM RUMPUT LAUT DI INDONESIA

III. KERANGKA TEORI. sisi produksi maupun pasar, disajikan pada Gambar 1. Dari sisi produksi,

II. TINJAUAN PUSTAKA. penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

Msi = x 100% METODE PENELITIAN

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

V. HASIL DAN ANALISIS

semua data, baik variabel dependen maupun variable independen tersebut dihitung

VI. ANALISIS EKONOMETRIKA PERKEMBANGAN INDUSTRI TPT INDONESIA. Pada bagian ini akan disajikan dan dibahas nilai-nilai hasil pendugaan

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAN PERMINTAAN GULA DI PASAR DOMESTIK DAN DUNIA

I PENDAHULUAN. Luas Lautan Indonesia Total Indonesia s Waters a. Luas Laut Teritorial b. Luas Zona Ekonomi Eksklusif c.

BAB III. METODE PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM RUMPUT LAUT. Produksi Rumput Laut Dunia

VII. ANALISIS DAYA SAING USAHATANI JAGUNG

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

VII. ANALISIS KEBIJAKAN

III METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian. Pembangunan ekonomi diarahkan

III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran

ECONOMIC MODEL FROM DEMAND SIDE: Evidence In Indonesia

VII ANALISIS PENAWARAN APEL

I. PENDAHULUAN. Gula merupakan salah satu komoditas perkebunan strategis Indonesia baik

III. METODE PENELITIAN. Thailand, India, Vietnam, Malaysia, China, Philipines, Netherlands, USA, dan Australia 9 2 Kentang (HS )

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Tahapan Pemilihan Pendekatan Model Terbaik

I. PENDAHULUAN. bisnis ikan air tawar di dunia (Kordi, 2010). Ikan nila memiliki keunggulan yaitu

I. PENDAHULUAN. Indonesia menurut lapangan usaha pada tahun 2010 menunjukkan bahwa sektor

DAMPAK FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP KINERJA EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI PLASMA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN EKSPOR KARET ALAM INDONESIA. Setelah dilakukan pengolahan data time series bulanan tahun 2005 sampai

BAB IV. KERANGKA PEMIKIRAN. Bab ini merupakan rangkuman dari studi literatur dan kerangka teori yang

VII. DAMPAK PERUBAHAN FAKTOR-FAKTOR EKONOMI TERHADAP KETAHANAN PANGAN RUMAHTANGGA PERTANIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode two stage least squares (2SLS). Pada bagian ini akan dijelaskan hasil

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Poduksi perikanan Indonesia (ribu ton) tahun

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mencapai US$ per ton dan mendekati US$ per ton pada tahun 2010.

ANALISIS DAYASAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITAS KENTANG

METODE PENELITIAN. Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian ini

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian dan pembahasan mengenai pengaruh selisih M2, selisih GDP,

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah yang ada di

PENGARUH HARGA BAWANG MERAH IMPOR TERHADAP PERMINTAAN IMPOR BAWANG MERAH DI INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Daerah Jawa Barat, serta instansi-instansi lain yang terkait.

VI. APLIKASI MODEL UNTUK EVALUASI ALTERNATIF KEBIJAKAN

Transkripsi:

seperti tertuang pada beberapa peraturan pemerintah yaitu Keppres No 117 tahun 1999 tentang prosedur permohonan PMDM dan PMA, Permen KP No 50 tahun 2011 tentang petunjuk teknis penggunaan dana alokasi khusus bidang kelautan dan perikanan tahun 2012, serta Permen KP No 33 tahun 2012 tentang petunjuk teknis alokasi khusus bidang kelautan dan perikanan tahun 2013. Kebijakan keuangan ini bertujuan untuk mendorong percepatan pembanguna perikanan pada umumnya sehingga akan terjadi pemerataan kesejahteraan pelaku usaha perikanan. Serta ada kebijakan pemerintah yang dibuat untuk tujuan efisiensi seperti kebijakan strategis yang terdapat dalam Kepmen KP No 7 tahun 2013 tentang peta jalan (Road Map) industrialisasi kelautan dan perikanan, Permen KP No 15 tahun 2012 tentang rencana strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2010-2014, serta Permen KP No 27 tahun 2012 tentang pedoman umum industrialisasi kelautan dan perikanan. Kebijakan produk pun tidak lupa dibuat guna melindungi kepentingan konsumen sebagai pengguna produk seperti terdapat dalam Kepmen KP No 01 tahun 2002 tentang sistem manajemen mutu terpadu hasil perikanan. Rincian peraturan pemerintah yang berhubungan dengan perikanan khususnya untuk komoditi rumput laut dapat dilihat pada Lampiran 1. 31 6 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pendugaan Model Model persamaan simultan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor rumput laut Indonesia ini terdiri dari enam persamaan struktural dan dua persamaan identitas. Model dianalisis dengan menggunakan data time series dari tahun 1989 sampai tahun 2011 merupakan data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber serta telah diolah. Pendugaan model ekspor rumput laut Indonesia memberikan hasil dugaan yang cukup baik secara ekonomi, statistika dan ekonometri. Hampir semua variabel eksogen yang dimasukan dalam persamaan struktural mempunyai parameter dugaan yang tandanya sesuai dengan teori pendukung meskipun pengaruhnya ada yang kurang signifikan pada tingkat kepercayaan 51 sampai 99 persen. Beberapa variabel penjelas yang parameter dugaannya tidak sesuai dengan harapan dapat dijelaskan secara logis dan sesuai dengan keadaan nyata di lapangan. Nilai koefeisien determinasi (R 2 ) hasil pendugaan model menunjukan bahwa nilainya berkisar antara 0.51 sampai 0.99, sehingga secara umum variabel-variabel endogennya dapat dijelaskan secara baik. Oleh karena itu hasil pendugaan model cukup representatif untuk menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor rumput laut Indonesia. Hasil pengolahan data faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor rumput laut Indonesia secara lengkap di sajikan pada sub bab berikut. Pembahasan Hasil Pendugaan Model Model pada penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor rumput laut Indonesia terdiri dari enam persamaan struktural yaitu persamaan produksi rumput

32 laut Indonesia, persamaan permintaan domestik, persamaan ekspor Filipina, persamaan ekspor Cina, persamaan ekspor Hongkong serta persamaan harga rumput laut domestik. Selain itu terdapat persamaan ekspor rumput laut Indonesia yang merupakan selisih antara produksi rumput laut Indonesia dengan permintaan rumput laut domestik sebagai persamaan identitas. Produksi Rumput Laut Indonesia Hasil pendugaan parameter faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor rumput laut Indonesia disajikan pada Tabel 5. Hasil pendugaan parameter pada persamaan produksi rumput laut Indonesia dijelaskan oleh variabel jumlah pembudidaya, harga rumput laut domestik, anggaran KKP, harga rumput laut dunia, permintaan rumput laut domestik, jumlah produksi rumput laut tahun lalu serta tren dapat menjelaskan produksi rumput laut Indonesia sebesar 99 persen. Semua arah dan besaran parameter sesuai dengan harapan namun ada beberapa parameter yang kurang respon terhadap perubahan peubah penjelasnya. Tabel 5 Hasil pendugaan parameter produksi rumput laut Produksi rumput laut Indonesia QR t Intersept - 56960000000 0.0720 * Jumlah pembudidaya tahun sebelumnya TK t-1 1286 0.2650 Harga rumput laut domestik PRLD t 9451 0.6986 Anggaran KKP APP t 0.0031 0.0002 *** Produksi rumput laut domestik tahun sebelumnya QR t-1 0.5719 0.0062 *** Tren Tren 28830000 0.0715 * Harga rumput laut dunia PX t 289710000 0.1594 Adjusted R-squared R 2 -adj = 0.99 Stat durbin watson DW = 2.07 F value F-val = 453.51 Variabel anggaran KKP (APPt) dan produksi rumput laut tahun sebelumnya (QRt-1) signifikan pada tingkat kepercayaan 99 persen. Sedangkan variabel tren (Tren) signifikan pada tingkat kepercayaan 90 persen. Hasil pendugaan menunjukan bahwa pada variabel anggaran KKP berpengaruh positif dimana setiap peningkatan satu juta rupiah anggaran maka diduga akan menaikan produksi rumput laut domestik sebesar 3 164 kg. Sebaliknya jika anggaran KKP menurun maka diduga produksi rumput laut domestik menurun. Hal ini sesuai dengan penelitian Zulham et al, 2007 mengenai Assessment Klaster Perikanan (Studi Pengembangan Klaster Rumput Laut Kabupaten Sumenep) yang menyatakan bahwa dalam peningkatan produksi rumput laut diperlukan pengklusteran bisnis rumput laut, dimana pembentukan kluster ini secara umum memanfaatkan kemudahan atau fasilitas yang disediakan pemerintah. Kemudahan fasilitas pemerintah tersebut seperti kemudahan mendapatkan akses hasil inovasi baru yang dapat cepat diadopsi serta pembiayaan dari lembaga keuangan pemerintahan. Oleh sebab itu kebutuhan akan anggaran pemerintah sangat diperlukan untuk peningkatan produksi rumput laut seperti yang telah diprioritaskan pemerintah. Sedangkan menurut Zulham dan Aprilliani 2007

dalam hasil penelitiannya yang berjudul Struktur Bisnis Rumput Laut Gorontalo menyatakan bahwa pemerintah pun dalam jangka panjang mendorong produksi rumput laut domestik dengan pemberian insentif kepada pedagang besar atau industri produk lanjutan rumput laut berupa Semi Refined Carageenan (SRC). Produksi rumput laut tahun sebelumnya juga berpengaruh positif terhadap produksi rumput laut domestik saat ini yaitu jika produksi tahun sebelumnya meningkat sebesar satu kg maka akan meningkatkan produksi rumput laut tahun ini sebesar 0.5 kg. Begitu pula sebalikya jika produksi rumput laut tahun sebelumnya menurun maka akan menurunkan produksi rumput laut tahun ini. Hal ini diperkirakan karena adanya faktor penyakit ice-ice yang sering menyerang rumput laut, seperti dijelaskan pada penelitian Santoso dan Nugraha 2008 Mengenai Pengendalian Penyakit Ice-Ice Untuk Meningkatkan Produksi Riumput Laut Indonesia. Dimana terjadinya pneyebaran penyakit ice-ice ini bersifat musiman dan menyebar. Oleh sebab itu maka kecenderungan produksi rumput laut tahun sebelumnya berpengaruh pada produksi rumput laut saat ini. Begitu pula dengan variabel tren yang berpengaruh positif terhadap produksi rumput laut domestik. Yaitu semakin bertambahnya tahun maka jumlah produksi rumput laut domestik semakin meningkat pula rata rata per tahunya sejumlah 28 830 ton. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2 yaitu perkembangan jumlah dan nilai ekspor rumput laut Indonesia tahun 2005-2010 dimana jumlah produksi rumput laut dari taun 2005-2010 memperlihatkan peningkatan rata-rata sebesar 31.2 persen. Peningkatan ini mengindikasikan bahwa pembudidaya merespon tren produksi yang positif. Semua hasil pendugaan parameter di atas berlaku dengan tetap mempertahankan bahwa faktor-faktor lainnya memenuhi asumsi cateris paribus. Permintaan Rumput Laut Domestik Hasil pendugaan parameter faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan rumput laut domestik disajikan pada Tabel 6. Hasil pendugaan parameter pada persamaan permintaan domestik dijelaskan oleh variabel harga rumput laut domestik tahun sebelumnya, pendapatan nasional (GDP riil Indonesia), jumlah penduduk Indonesia, permintaan rumput laut tahun sebelumnya dan produksi rumput laut domestik dapat menjelaskan permintaan rumput laut domestik sebesar 49 persen. Tabel 6 Hasil pendugaan parameter permintaan rumput laut domestik Permintaan rumput laut domestik Q Dt Intersept - -1576140 0.1074 Harga rumput laut domestik tahun sebelumnya PRLD t-1 8.3355 0.8561 Pendapatan domestik riil Indonesia GDPID t 172 0.3560 Jumlah penduduk Indonesia POPID t 0.0083 0.1000 * Permintaan rumput laut domestik tahun sebelumnya QD t-1 0.0497 0.8539 Harga karageenan PATC 80147 0.0500 ** Adjusted R-squared R 2 -adj = 0.49 Stat durbin watson DW = 1.945 F value F-val = 5.11 33

34 Hasil pendugaan menunjukan bahwa jumlah penduduk Indonesia berpengaruh secara signifikan terhadap permintaan rumput laut domestik pada tingkat kepercayaan 90 persen serta harga karageenan pun berpengaruh secara nyata pada tingkat kepercayaan 95 persen. Semakin bertambahnya penduduk Indonesia diduga memliki kecenderungan meningkatkan konsumsi produk olahan rumput laut. Seiring dengan hal tersebut, harga karagenan sebagai produk lanjutan rumput laut semakin meningkat sehingga membuat jumlah populasi penduduk Indonesia dan harga karagenan berpengaruh signifikan terhadap permintaan rumput laut domestik. Variabel jumlah penduduk Indonesia diketahui berpengaruh positif terhadap permintaan rumput laut domestik. Yaitu jika terjadi peningkatan sebesar satu orang jumlah penduduk Indonesia maka diduga akan meningkatkan jumlah permintaan rumput laut domestik sebesar 0.008 kg. Sebaliknya jika terjadi penurunan jumlah penduduk maka diduga akan menurunkan jumlah permintaan rumput laut domestik. Variabel jumlah penduduk Indonesia ini diasumsikan sebagai konsumen dalam mengkonsumsi produk rumput laut domestik itu sendiri. Dari hasil pendugaan tersebut dikeahui bahwa jumlah penduduk Indonesia secara signifikan mempengaruhi permintaan rumput laut domestik. Sedangkan untuk variabel harga karageenan pun berpengaruh positif terhadap permintaan rumput laut domestik. Yaitu jika terjadi peningkatan harga karageenan sebesar satu USD maka akan meningkatkan permintaan domestik sebesar 80 ton. Sebaliknya jika harga karageenan menurun maka akan menurunkan permintaan rumput laut domestik. Menurut Boediono 1992, permintaan akan input itu sama dengan Value of Marginal Product (VMPx) yang merupakan perkalian harga output yang dalam hal ini adalah harga karageenan dengan Marginal Price Product x (MPPx). Oleh sebab itu permintaan dan harga karagenaan berbanding lurus. Semua hasil pendugaan parameter di atas berlaku dengan tetap mempertahankan bahwa faktor-faktor lainnya memenuhi asumsi cateris paribus. Harga Rumput Laut Domestik Tabel 7 Hasil pendugaan parameter harga rumput laut domestik Harga rumput laut domestik PRLD t Intersept - -5649 0.9887 Produksi rumput laut domestik QR t -0.0000 0.2163 Harga rumput laut dunia PX 331.8818 0.8628 Permintaan rumput laut domestik Q D R t 0.001744 0.2108 Nilai tukar riil Rupiah terhadap US Dolar ErriilID t -0.0031 0.9912 Harga karageenan PC t 219.2920 0.3293 Harga rumput laut domestikt tahun sebelumnya PRLD t-1 0.4952 0.0394 ** Adjusted R-squared R2 adj = 0.34 Stat durbin watson DW = 2.06 F value F-val = 2.58

Hasil pendugaan parameter faktor-faktor yang mempengaruhi harga rumput laut domestik disajikan pada Tabel 7. Hasil pendugaan parmeter pada persamaan harga rumput laut domestik dijelaskan oleh variabel produksi rumput laut domestik, harga rumput laut internasional dan permintaan rumput laut domestik yang dapat menjelaskan permintaan rumput laut domestik sebesar 34.5 persen. Hasil pendugaan menunjukan bahwa harga rumput laut domestik pada tahun sebelumya memiliki pengaruh yang signifikan pada tingkat kepercayaan 95 persen.variabel harga rumput laut domestik pada tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap rumput laut domestik saat ini. Yaitu jika harga rumput laut domestik tahun sebelumnya meningkat sebesar satu rupiah maka akan meningkatkan harga rumput laut domestik saat ini sebesar 0.04 rupiah. Variabel harga rumput laut pada tahun sebelumnya merupakan rujukan untuk harga rumput laut pada saat sekarang. Semua hasil pendugaan parameter di atas berlaku dengan tetap mempertahankan bahwa faktor-faktor lainnya memenuhi asumsi catersi paribus. Ekspor Rumput Laut Indonesia ke Filipina Hasil pendugaan parameter faktor-faktor yang memengaruhi ekspor rumput laut Indonesia ke Filipina disajikan pada Tabel 8. Hasil pendugaan parameter pada persamaan ekspor rumput laut Indonesia ke Filipina dijelaskan oleh variabel harga rumput laut Filipina, harga rumput laut Cili sebagi harga rumput laut kompetitor Indonesia, nilai tukar rupiah terhadap peso Filipina, GDP riil Filipina, populasi penduduk Filipina dan tarif yang dikenakan terhadap rumput laut Indonesia dapat menjelaskan permintaan ekspor ke Filipina seebesar 76 persen. Semua arah dan besaran parameter sesuai dengan harapan. Tabel 8 Hasil pendugaan ekspor rumput laut Indonesia ke Filipina Ekspor rumput laut ke Filipina XRFil t Intersept - -23780000 0.2364 Harga rumput laut Filipina PRFil t 1271224 0.6040 Harga rumput laut Cili PCil t 675848 0.5848 Nilai tukar riil Rupiah terhadap Peso Filipina ErF t -5.316802 0.2832 Pendapatan Domestik riil Filipina GDPFil t 3806.58 0.4827 Jumlah penduduk Filipina POPFilt 0.3348 0.1625 Tarif yang berlaku di negara Filipina TRFFil t -170468 0.6465 Ekspor rumput laut ke Filipina tahun sebelumnya LXRFil t 0.0665 0.9790 Harga rumput laut dunia PX t 2000161 0.7142 Harga rumput laut domestik tahun sebelumnya LPRLD t -880.98 0.0986 * Adjusted R-squared R2 adj = 0.77 Stat durbin watson DW = 1.97 F value F-val = 8.91 Menurut Santoso dan Nugraha 2007, hal ini dikarenakan resiko budidaya rumput laut yang terjadi di Filipina telah menimbulka kerugian yang cukup besar. Resiko ini diakibatkan oleh adanya serangan penyakit ice-ice yang pertama kali menyerang Filipina pada tahun 1974. Sehingga untuk menghindari resiko 35

36 kerugian tersebut maka Filipina berusaha mengimpor rumput laut kering itu dari Indonesia. Dengan memperhitungkan harga rumput laut Indonesia pada tahun sebelumnya sehingga di dapat nilai keuntungan yang akan diperoleh Filipina setelah pengolahan lanjutan rumput laut tersebut. Semua hasil pendugaan parameter di atas berlaku dengan tetap mempertahankan bahwa faktor-faktor lainya memenuhi asumsi cateris paribus. Ekspor Rumput Laut Indonesia ke Cina Hasil pendugaan parameter faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor rumput laut Indonesia ke Cina disajikan pada Tabel 9. Hasil pendugaan parameter pada persamaan ekspor rumput laut Indonesia ke Cina dijelaskan oleh variabel harga rumput laut Cina, harga eksportir kompetitor yaitu negara Cili, nilai tukar rupiah terhadap yuan Cina, pendapatan nasional riil Cina (GDP riil Cina), jumlah penduduk Cina serta tarif impor rumput laut yang diberlakukan Cina terhadap Indonesia, harga rumput laut dunia serta harga rumput laut domestik dapat menjelaskan ekspor rumput laut Indonesia ke Cina sebesar 95.81 persen. Semua arah dan parameter sesuai dengan harapan. Hasil pendugaan menunjukan bahwa pendapatan domestik Cina berpengaruh secara signifikan pada ekspor rumput laut Indonesia ke Cina dengan tingkat kepercayaan 90 persen. Tabel 9 Hasil pendugaan ekspor rumput laut Indonesia ke Cina Ekspor rumput laut Cina XRC t Intersept - -236800000 0.6158 Harga rumput laut Cina PRC t 3641851 0.7693 Harga rumput laut Cili PCil t 3107202 0.4341 Nilai tukar riil Rupiah terhadap Yuan Cina ErC t -6.9938 0.9766 Pendapatan Domestik riil Cina GDPC t 17099.54 0.0550 * Jumlah penduduk Cina POPC t 4.7064 0.4567 Tarif yang berlaku di negara Cina TRFC t -854696 0.2041 Ekspor rumput laut ke Cina tahun sebelumnya LXRC t -0.1857 0.6476 Jumlah penduduk Cina tahun sebelumnya LPOPC t -4.5507 0.4484 Harga rumput laut dunia PX t 2485229 0.8542 Harga rumput laut domestik PRLD t -954.87 0.5064 Adjusted R-squared R 2 - adj = 0.95 Stat durbin watson DW = 1.75 F value F-val = 42.60 Vaiabel pendapatan nasioanal riil Cina berpengaruh positif terhadap ekspor rumput laut Indonesia ke Cina. Peningkatan pendapatan nasional riil Cina sebesar satu USD diduga akan meningkatkan ekspor rumput laut Indonesia ke Cina sebesar 17 ton. Sebaliknya penurunan pendapatan nasional riil Cina diduga akan menurunkan jumlah ekspor rumput laut Indonesia ke Cina. Menurut Yusuf dan Tajerin 2008, faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran ekspor rumput laut Indonesia di pasar Internasional salah satunya adalah pendapatan nasional negara mitra dagang kita yang dalam hal ini adalah salah satunya negara Cina. Dalam

ekspor rumput laut Indonesia ke Cina, pendapatan nasional Cina diketahui berpengaruh positif terhadap jumlah ekspor rumput laut kita ke negaraa tersebut. Semua hasil pendugaan parameter di atas berlaku dengan tetap mempertahankan bahwa faktor-faktor lainya memenuhi asumsi cateris paribus. Ekspor Rumput Laut Indonesia Ke Hongkong Hasil pendugaan parameter faktor-faktor yang memengaruhi ekspor rumput laut Indonesia ke Hongkong dapat dilihat pada Tabel 10. Hasil pendugaan parameter pada persamaan permintaan domestik dijelaskan oleh variabel harga rumput laut Indonesia di pasar Hongkong, harga eksportir kompetitor yaitu harga Cili, nilai tukar rupiah terhadap dolar Hongkong, pendapatan nasional riil Hongkong, jumlah penduduk Hongkong serta tarif yang dikenakan terhadap rumput laut Indonesia di pasar Hongkong, dapat menjelaskan permintaan ekspor Hongkong sebesar 57 persen. Hasil pendugaan parameter menunjukan bahwa variabel tarif impor serta ekspor rumput laut ke Hongkong pada tahun sebelumnya berpengaruh signifikan pada ekspor rumput laut ke Hongkong dengan tingkat kepercayaan 90 persen. Sedangkan harga rumput laut dunia berpengaruh signifikan pada tingkat kepercayaan 95 persen. Tabel 10 Hasil pendugaan parameter ekspor rumput laut Indonesia ke Hongkong Ekspor rumput laut Hongkong XRHk t Intersept - -36190000 0.4420 Harga rumput laut Hongkong PRHk t 982929 0.6885 Harga rumput laut Cili PCil t 884568.9 0.6527 Nilai tukar riil Rp terhadap HKD ErriilHk t -1417.71 0.8364 Pendapatan Domestik riil Hongkong GDPHk t 641.1579 0.4676 Jumlah penduduk Hongkong POPHk t 10.8687 0.2440 Tarif yang berlaku di negara Hongkong TRFHk t -356024 0.1000 * Ekspor rumput laut ke Hongkong tahun sebelumnya LXRHk t 0.3899 0.0885 * Pendapatan domestik riil Hongkong tahun sebelumnya LGDPHK t -1324.48 0.1768 Harga rumput laut dunia PX t 13730000 0.0211 * * Harga rumput laut domestik PRLD t -175.99 0.8342 Adjusted R-squared R2 adj = 0.57 Stat durbin watson DW = 2.20 F value F-val = 3.89 Kebijakan perdagangan yang diterapkan oleh pemerintah Hongkong yang dalam hal ini adalah kebijakan tarif impor rumput laut dari Indonesia berpengaruh negatif terhadap ekspor rumput laut Indonesia ke Hongkong. Yaitu apabila tarif impor rumput laut dari Indonesia dinaikan sebesar satu persen maka akan menurunkan jumlah ekspor rumput laut Indonesia ke Hongkong sebesar 356 ton. Sebaliknya apabila tarif impor rumput laut Hongkong dari Indonesia diturunkan maka akan meningkatkan pula jumlah ekspor rumput laut Indonesia ke Hongkong. Hal ini sesuai dengan teori kebijakan tarif yang dijelaskan oleh Halwani 2002, yaitu penerapan kebijkan tarif impor yang dalam hal ini 37

38 diberlakukan secara ketat oleh negara Hongkong akan berakibat pada peningkatan harga barang impor dan ujung-ujungnya akan mengurangi jumlah impor produk tersebut dikarenakan terlalu mahalnya produk tersebut di negara Hongkong. Sedangkan variabel ekspor rumput laut ke Hongkong pada tahun sebelumya diketahui berpengaruh positif terhadap ekspor rumput laut ke Hongkong. Yaitu jika terjadi peningkatan ekspor ke Hongkong pada tahun sebelumnya sebesar satu kg maka akan meningkatkan ekspor rumput laut ke Hongkong sebesar 0.3889 kg. Sebaliknya jika terjadi penurunan ekspor ke Hongkong pada tahun sebelumnya maka akan menurunkan pula ekspor ke Hongkong. Hal ini sesuai dengan Yusuf dan Tajerin 2008 yang menjelaskan bahwa peubah utama yang memberikan pengaruh dominan terhadap ekspor rumput laut Indonesia ke pasar internasional adalah variabel ekspor rumput laut tahun sebelumnya. Begitu pula salah satu variabel yang berpengaruh pada jumlah ekspor rumput laut Indonesia ke pasar internasional adalah harga rumput laut di pasar internasional. Hal tersebut sesuai pula dengan pendugaan parameter ekspor rumput laut Indonesia ke Hongkong. Yaitu harga rumput laut dunia berpengaruh positif terhadap ekspor rumput laut Indonesia ke Hongkong. Yaitu jika harga rumput laut dunia meningkat sebesar satu USD maka akan menurun ekspor rumput laut ke Hongkong sebesar 1 373 ton. Sebaliknya jika harga rumput laut dunia turun maka akan meningkatkan ekspor rumput laut ke Hongkong. Sedangkan harga rumput laut domestik berpengaruh negatif terhadap ekspor ke Hongkong. Yaitu jika harga rumput laut domestik meningkat sebesar satu rupiah maka akan menurunkan ekspor ke Hongkong sebesar 175 kg. Sebaliknya jika harga rumput laut domestik menurun maka akan meningkatkan ekspor rumput laut ke Hongkong. Semua hasil pendugaan parameter di atas berlaku dengan tetap mempertahankan bahwa faktorfaktor lainya memenuhi asumsi cateris paribus. Validasi Model Validasi model merupakan tahapan yang digunakan untuk mengetahui apakah model cukup valid untuk selanjutnya dilakukan simulasi alternatif kebijakan. Validasi model dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis sejauh mana model hasil penelitian dapat mewakili dunia nyata. Kriteria statistik untuk validasi nilai pendugaan model ekonometrika menggunakan beberapa indikator, dalam penelitian ini yang digunakan adalah Root Mean Square Percent Error (RMSPE) untuk mengukur seberapa dekat nilai masing-masing peubah endogen hasil pendugaan mengikuti nilai data aktualnya pada periode pengamatan. Selain RMPSE digunakan Theils inquality coefficient (U) yang idealnya mendekati nol karena jika nilanya satu maka model dapat dikatakan naif. Validasi model faktorfaktor yang mempengaruhi ekspor rumput laut Indonesia dilakukan dengan simulasi dasar (baseline) untuk periode sampel pengamatan penelitian tahun 1989-2011 terhadap nilai aktualnya. Hasil validasi model faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor rumput laut Indonesia secara lengkap disajikan pada Tabel 11. Hasil validasi model faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor rumput laut Indonesia, seperti yang disajikan pada Tabel 11 memperlihatkan dari seluruh persamaan, terdapat tiga persamaan memiliki nilai RMSPE di bawah 50 persen. Artinya nilai prediksi masih dapat mengikuti kecenderungan data historisnya

dengan baik. Dan secara umum semua persamaan (50 persen) memiliki nilai U Theil mendekati 0 sehingga dapat diartikan simulasi model yang digunakan pada analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor rumput laut Indonesia mengikuti data aktualnya dengan baik sehingga dapat dilakukan simulasi pada tahap selanjutnya. Tabel 11 Hasil validasi model faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor rumput laut Indonesia No. Peubah Notasi Durbin RMPSE U R 2 watson statistik 1 Produksi rumput laut Indonesia QR t 2.07 44.3366 0.0296 0.99 2 Permintaan rumput laut domestik Q D R t 1.94 252.2 0.2165 0.61 3 Harga rumput laut domestik PRLD t 2.06 56.6801 0.2071 0.56 4 Permintaan ekspor rumput laut XRF t 1.95 0 0.1448 0.86 Indonesia ke Filipina 5 Permintaan ekpor rumput laut Indonesia ke Cina XRC t 1.75 0 0.0682 0.97 6 Permintaan ekspor rumput laut Indonesia ke Hongkong XRHK t 2.20 116.1 0.1490 0.77 Tingkat autokorelasi dapat dilihat dari statistik Durbin-Watson yang pada penelitian ini bernilai 1.75-2.20. Hal ini menunjukan bahwa model faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor rumput laut Indonesia tidak memiliki autokorelasi. Masalah autokorelasi dalam suatu model ekonometrik timbul apabila nilai dari statistik Durbin-Watson berada dibawah 1.25 dan diatas 2.75. Hasil dan Pembahasan Simulasi Model Untuk melihat dampak perubahan kebijakan maupun fenomena yang ada saat ini terhadap peubah-peubah endogen dalam sistem persamaan dilakukan beberapa simulasi perubahan variabel eksogen karena perubahan tersebut dapat menimbulkan dampak positif maupun negatif atau bahkan mungkin tidak membawa dampak sama sekali terhadap masing-masing peubah endogen. Evaluasi perubahan dilakukan untuk membandingkan dampak yang ditimbulkan dalam ekspor rumput laut Indonesia. Simulasi kebijakan yang dilakukan pada model faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor rumput laut Indonesia adalah: (1) dampak peningkatan anggaran KKP sebesar 50 persen, (2) dampak kebijakan penurunan jumlah ekspor rumput laut sebesar 50 persen Dampak Kebijakan Peningkatan Anggaran KKP Sebesar 50 Persen Skenario peningkatan anggaran program pengembangan rumput laut dari Kementerian Kelautan Perikanan. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia telah menargetkan Indonesia sebagai penghasil produk perikanan terbesar di Asia pada tahun 2015. Menurut Kepmen KP No 7 tahun 2013 tentang Peta Jalan (Road Map) Industrialisasi Kelautan dan Perikanan yaitu dalam pengembangan komoditas dan produk unggulan berrorientasi pasar yang dalam hal ini adalah rumput laut maka diperlukan 39

40 peningkatan produksi, produktivitas dan kualitas komoditas serta bahan baku. Oleh sebab itu target volume produksi rumput laut pada tahun selanjutnya adalah 1 182 160 ton. Jadi untuk dapat memenuhi target tersebut maka diharapkan KKP kedepannya dapat meningkatkan 50 persen anggaran program pengembangan rumput laut nasional.kebijakan pemerintah ini disimulasikan dengan meningkatkan anggaran Kementerian Kelautan Perikanan sebesar 50 persen dipandang cukup relevan untuk melihat bagaimana dampak peningkatan anggaran terhadap produksi, permintaan dan harga rumput laut domestik. Hasil simulasi disajikan pada Tabel 12. Peningkatan anggaran KKP sebesar 50 persen akan berpengaruh meningkatkan produksi rumput laut domestik sebesar 32 persen. Hal ini dikarenakan dalam proses budidaya rumput laut, nelayan perlu adanya bantuan modal dalam memulai usahanya. Budidaya rumput laut biasanya hanya menjadi usaha sampingan bagi nelayan-nelayan pesisir sehingga dalam memulai usaha rumput laut nelayan sudah kekurangan modal karena habis untuk biaya melaut. Oleh karena itu stimulan modal usaha perlu diberikan untuk nelayan-nelayan tersebut dalam rangka meningkatka kesejahteraan nelayan-nelayan pesisir. Tabel 12 Perubahan nilai rata-rata simulasi kenaikan anggaran KKP 50 persen Peubah Notasi Satuan Nilai Nilai simulasi Perubahan dasar kebijakan (Persen) Produksi rumput laut Indonesia Permintaan rumput laut domestik Harga rumput laut domestik Ekspor rumput laut Indonesia ke Filipina Ekpor rumput laut Indonesia ke Cina Ekspor rumput laut Indonesia ke Hongkong QR Ton 894 010 1 180 100 32 QD Ton 356 357-0.0291 PRLD Rp 2 089 1 897-9.2397 XRF Ton 4 397 4 398-0.0004 XRC Ton 16 672 16 778 0.6338 XRHK Ton 5 811 5 845 0.5644 Ekspor rumput laut total domestik pun meningkat sebesar 65.4 persen dengan simulasi peningkatan anggaran KKP sebesar 50 persen, dimana ekspor rumput laut ke negara tujuan utama seperti Cina dan Hongkong masing-masing meningkat sebesar 1.87 dan 0.96 persen. Sedangkan jumlah ekspor rumput laut Indonesia ke Filipina diduga akan tetap. Hal ini dikarenakan diasumsikan bahwa ekspor rumput laut total adalah sisa dari produksi rumput laut domestik dengan permintaan rumput laut domestik. Sedangkan permintaan rumput laut domestik meningkat sebesar 11.2 persen dan harga rumput laut domestik akan turun sebesar 15.5 persen. Penurunan harga rumput laut domestik telah sesuai dengan hukum