VII ANALISIS PENAWARAN APEL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "VII ANALISIS PENAWARAN APEL"

Transkripsi

1 VII ANALISIS PENAWARAN APEL 7.1 Analisis Penawaran Apel PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya Pada penelitian ini penawaran apel di Divisi Trading PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya dijelaskan dengan melihat besarnya produksi apel yang dihasilkan perusahaan untuk pemasaran buah melalui divisi ini. Hal ini didasarkan kepada asumsi bahwa apel yang dijual di Divisi Trading merupakan jumlah total produksi apel setelah dikurangi dengan produksi apel yang dijual melalui wisata petik. Model penawaran apel ini dirumuskan dalam sebuah model regresi linier berganda. Model regresi linier berganda digunakan karena model ini cukup sederhana untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi suatu keadaan seperti penawaran apel di PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya. Variabel yang digunakan meliputi variabel ekspektasi harga apel (X 1 ), variabel variasi harga apel (X 2 ), variabel harga obat obatan (X 3 ), variabel upah tenaga kerja (X 4 ), variabel ekspektasi produksi apel (X 5 ), variabel variasi produksi apel (X 6 ), variabel harga jeruk (X 7 ), variabel harga jambu (X 8 ), variabel harga buah naga (X 9 ), dan variabel harga strawberi (X 10 ). Pengujian terhadap model penduga digunakan untuk mengetahui apakah model penduga tersebut sudah tepat dalam menduga parameter dan fungsi dengan menggunakan uji F. Berdasarkan hasil output Minitab 14 diperoleh nilai F-hitung sebesar 6,34 dengan nilai signifikansinya sebesar 0,000. Jadi berdasarkan nilai tersebut, maka H 0 ditolak. Hal ini berarti paling sedikit terdapat satu variabel independen (X) yang digunakan berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen, sehingga model yang digunakan tersebut layak digunakan untuk memperkirakan variabel dependen (Y). Pengujian terhadap koefisien regresi bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh nyata terhadap penawaran apel. Secara statistik, pengujian terhadap koefisien regresi ini dilakukan dengan melihat nilai P-value. Apabila P-value lebih kecil dari taraf nyata lima persen, berarti variabel independen yang diuji berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. Adapun hasil pengujian nilai koefisien variabel independen dapat dilihat pada Tabel

2 Tabel 14. Koefisien Regresi pada Variabel Independen Variabel Coef Std. Error T P VIF Intersep ,34 0,186 Ekspektasi Harga Apel (X 1 ) 0, , ,41 0,020 1,7 Variasi harga apel (X 2 ) -0, , ,57 0,124 1,2 Harga obat-obatan (X 3 ) 0, , ,67 0,509 1,4 Upah tenaga kerja (X 4 ) 0, , ,36 0,719 1,4 Ekspektasi produksi apel (X 5 ) 0,6194 0,2652 2,34 0,024 1,7 Variasi produksi apel (X 6 ) 0, , ,48 0,001 1,3 Harga jeruk (X 7 ) -0, , ,13 0,898 1,5 Harga jambu (X 8 ) -0, , ,42 0,675 2,0 Harga buah naga (X 9 ) 0, , ,58 0,122 1,3 Harga strawberi (X 10 ) 0, , ,62 0,538 1,4 R-Sq = 60,7 % R-Sq(adj) = 51,1 % F-hitung = 6,34 P-value = 0,000 Durbin-Watson statistic = 1,74854 Sebagaimana yang tercantum pada Tabel 15, dapat diketahui bahwa hanya terdapat tiga variabel yang berpengaruh nyata terhadap penawaran apel pada taraf nyata lima persen. Selain itu, dari hasil analisis juga dapat diketahui bahwa tidak semua pengaruh variabel independen sesuai dengan hipotesis dalam penelitian ini. Hal tersebut dapat ditunjukkan pada Tabel 16. Tabel 16. Perbandingan Hasil Analisis Regresi dengan Hipotesis Variabel Hipotesis Hasil Analisis Regresi Ekspektasi harga Apel (X 1 ) + + Variasi harga apel (X 2 ) - - Biaya obat-obatan (X 3 ) - + Upah tenaga kerja (X 4 ) - + Ekspektsi produksi Apel (X 5 ) + + Variasi produksi Apel (X 6 ) - - Harga jeruk (X 7 ) + - Harga jambu (X 8 ) + - Harga buah naga (X 9 ) + + Harga strawberi (X 10 )

3 Sementara itu, nilai R-Square dari model yang diperoleh adalah sebesar 0,607 Artinya sebesar 60,7 persen variabel independen dapat menjelaskan penawaran apel di PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Nilai R-square yang relatif kecil kemungkinan disebabkan variabel penyusunnya tidak dapat menjelaskan secara nyata penawaran, karena penawaran apel dipengaruhi oleh faktor alam seperti cuaca dan iklim, serta serangan hama dan penyakit. Sehingga variabel-variabel tersebut tidak dapat mengambarkan dengan jelas penawaran apel di PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya. Untuk mengetahui kebaikan model, terdapat beberapa asumsi yang harus dipenuhi dalam menduga sebuah model regresi linier berganda dengan menggunakan metode OLS. Metode OLS meliputi asumsi normalitas, heteroskedastisitas, non-multikolinieritas, dan non-autokorelasi. Hasil analisis regresi didapatkan bahwa model telah memenuhi asumsi normalitas. Hal tersebut dapat dilihat pada hasil pengujian Anderson darling (Lampiran 30) yaitu P-value menunjukkan angka 0,368 lebih besar dari taraf nyata lima persen artinya data sisaan menyebar normal. Asumsi homoscedasticity dapat dipenuhi dengan melihat hasil output eviews (Lampiran 31). Hasil output eviews menunjukkan nilai probability Obs*R-squared lebih besar dari taraf nyata lima persen sehingga dapat disimpulkan bahwa sudah tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model. Multikolinieritas artinya adalah adanya suatu hubungan linear antar variabel independen. Indikasi adanya multikolinieritas apabila nilai VIF pada output Minitab lebih dari 10. Berdasarkan hal tersebut, jika dilihat hasil olahan regresi maka model tersebut terbebas dari adanya multikolinieritas pada model dugaan karena nilai VIF semua variabel kurang dari 10. Selain itu model regresi yang diperolah juga telah memenuhi asumsi non-autokorelasi. Terpenuhinya asumsi ini dapat dilihat pada nilai statistik Durbin-Watson yang nilainya sebesar 1,74854 (DW berada pada kisaran 0 sampai 4). 76

4 7.3 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Apel PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya Hasil linier regresi berganda menunjukkan bahwa tidak seluruh variabel penyusun model berpengaruh nyata terhadap penawaran apel di PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya pada selang kepercayaan 60,7 persen. Dari 10 variabel yang menyusun model terdapat tiga variabel yang berpengaruh nyata terhadap penawaran apel. Ketiga variabel tersebut adalah ekspektasi harga apel (X 2 ), ekspektasi produksi apel (X 5 ), dan variasi produksi apel (X 6 ). Pengaruh masingmasing variabel dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Ekspektasi Harga Apel (X 1 ) Nilai ekspektasi harga apel (X 1 ) merupakan gambaran seberapa besar harapan perusahaan terhadap harga apel. Koefisien variabel ekspektasi harga apel bernilai positif yaitu sebesar 0,17645 menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai harapan perusahaan akan harga apel semakin tinggi pula penawaran apel. Hal ini sesuai dengan teori penawaran bahwa besarnya penawaran dipengaruhi secara positif oleh harapan perusahaan terhadap harga yang terjadi. Nilai ekspektasi harga apel diambil dari data perkiraan harga pada buku Rancangan Anggaran Belanja PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya. Penentuan nilai ekspektasi harga apel ini didasarkan pada besarnya perkiraan produksi apel dan besarnya kebutuhan yang terjadi pada bulan lalu serta melihat perkembangan harga pada tahun sebelumnya dan dua tahun sebelumnya. Dalam teori penawaran harapan produsen mengenai masa depan sangat tergantung pada tujuan yang ingin dicapai dari perusahaan itu sendiri. PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya merupakan salah satu perusahaan yang memiliki tujuan untuk memaksimalkan keuntungan yang diperoleh. Hal tersebut menyebabkan PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya tidak akan berusaha menggunakan kapasitas produksinya secara maksimal namun akan menggunakannya pada kapasitas yang memaksimalkan keuntungan. Berdasarkan nilai P value dari variabel harga maka diketahui bahwa variabel harga berpengaruh secara siginifikan terhadap penawaran apel PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya dengan taraf nyata sebesar lima persen. Hal ini dikarenakan pada dasarnya perusahaan dalam memutuskan untuk 77

5 memproduksi apel dengan memperhatikan harga apel yang terjadi pada saat itu maupun pada periode sebelumnya. Selain itu karena tujuan dari perusahaan yang memaksimalkan keuntungan menyebabkan perusahaan sangat memperhatikan faktor harga. Meskipun harga apel berfluktuatif namun PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya memiliki standar harga yang ditetapkan di perusahaan itu hanya saja tetap menyesuaikan dengan tingkat harga yang terjadi di pasar. 2. Variasi Harga Apel (X 2 ) Dalam jangka waktu satu tahun harga yang terjadi pada apel PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya berkisar antara Rp ,00 sampai dengan Rp ,00 per kg. Sedangkan harga pasar berkisar antara Rp 5000,00 - Rp 8500,00 per kg (Dinas Pertanian Kota Batu 2010). Perbedaan harga PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya dan harga pasar disebabkan oleh brand image yang dimiliki apel produksi PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya sangat kuat. Hasl tersebut disebabkan kualitas buah yang dimiliki PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya yang cenderung diatas kualitas apel yang dijual di pasar. Harga tertinggi untuk apel biasanya terjadi pada periode bulan Mei hingga Agustus. Harga tertinggi disebabkan oleh jumlah apel yang ditawarkan di PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya menurun. Hal tersebut terkait dengan faktor budidaya apel yang sangat bergantung pada kondisi iklim dan cuaca. Sedangkan harga terendah apel akan terjadi pada periode bulan September hingga November. Harga terendah ini disebabkan oleh jumlah apel yang ditawarkan meningkat baik di PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya maupun di luar PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya atau terjadi panen raya apel di daerah Batu. Fluktuasi harga apel ini tidak terlepas dari karakteristik komoditas hortikultura umumnya dan apel khususnya. Apel memiliki karakteristik umum dari komoditas hortikultura yakni perishable, voluminious, dan bulky. Perishable artinya komoditas tersebut mudah rusak atau busuk. Biasanya apel yang dipetik langsung dijual kepada konsumen sehingga kualitas dari apel terjaga. Namun ada kalanya pada saat kondisi jumlah apel melimpah sedangkan apel tidak secara langsung terjual menyebabkan terjadinya penumpukan buah di PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya. Penanganan pasca panen yang kurang memadai untuk buah 78

6 segar menyebabkan harga semakin turun seiring dengan semakin menurunnya kualitas apel. Variabel variasi harga apel (X 2 ) memiliki koefisien yang negatif, yang artinya terdapat hubungan yang negatif antara variabel variasi harga apel dengan produksi apel. Variabel variasi harga apel menunjukkan adanya indikasi risiko harga apel yang terjadi di PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya. Semakin besar nilai variasi harga ini semakin besar pula tingkat risiko yang dihadapi perusahaan. Koefisien variasi harga apel yang bernilai negatif sesuai dengan hipotesis awal, dan juga telah sesuai dengan teori bahwa adanya kecenderungan para pelaku bidang pertanian enggan meningkatkan penawaran seiring dengan meningkatnya risiko yang dihadapi oleh kegiatan budidaya tersebut. Berdasarkan nilai koefisien variabel variasi yang negatif juga dapat disimpulkan bahwa perilaku perusahaan dalam menghadapi risiko tergolong dalam perilaku yang takut menghadapi risiko (risk averter). Namun variabel variasi harga apel ini tidak berpengaruh nyata terhadap penawaran apel di PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya. Hal tersebut disebabkan harga jual yang diterima perusahaan relatif tinggi, selain itu rantai pemasaran apel PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya yang pendek yaitu langsung dijual ke konsumen akhir menyebabkan harga jual apel PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya diatas harga apel yang berlaku di pasar. Risiko harga ini dipengaruhi oleh adanya fluktuasi jumlah penawaran apel. Untuk itu sebaiknya perusahaan lebih meningkatkan koordinasi antara Divisi Budidaya Tanaman Tahunan dan Divisi Trading terkait antara perkiraan produksi dengan jumlah permintaan apel sehingga risiko harga dapat diminimalkan. 3. Harga Obat-Obatan (X 3 ) Variabel harga obat-obatan (X 3 ) memiliki koefisien positif yang artinya antara harga obat-obatan dan penawaran apel memiliki hubungan positif. Hasil olahan regresi tidak sesuai dengan teori penawaran bahwa harga input produksi memiliki korelasi negatif dengan penawaran apel. Hasil ini mengindikasikan bahwa semakin intensifnya penggunaan obat-obatan dalam pengendalian hama 79

7 dan penyakit pada tanaman apel. Adanya pencegahan serangan hama dan penyakit ini dapat meningkatkan produksi tanaman apel itu sendiri. Dilihat dari nilai P-value dari variabel harga obat-obatan ini, maka variabel harga obat obatan tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat penawaran apel. Hal tersebut disebabkan karena tanaman apel memiliki ketergantungan obatobatan relatif tinggi untuk mengendalikan hama dan penyakit yang menyerangnya sehingga apabila terjadi kenaikan harga obat-obatan perusahaan akan tetap menggunakannya tanpa mengurangi dosis pemakaian obat-obatan tersebut. Obatobatan tersebut meliputi pestisida dan fungisida, terlebih sistem pengendalian yang diterapkan di PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya bersifat preventif sehingga kebutuhan akan obat-obatan relatif besar. 4. Upah Tenaga Kerja (X 4 ) Variabel upah tenaga kerja memiliki koefisien yang bernilai positif, yang artinya bahwa terdapat hubungan positif antara besarnya upah tenaga kerja dengan jumlah penawaran apel. Hal tersebut tidak sesuai dengan teori penawaran bahwa harga input berpengaruh negatif terhadap jumlah penawaran. Adanya kenaikan upah tenaga kerja tidak menyebabkan pengurangan jumlah tenaga kerja. Hal ini dikarenakan tanaman apel yang membutuhkan perawatan yang intensif jika terjadi pengurangan tenaga kerja akan mengakibatkan produksi apel menurun. Selain itu terkait dengan kegiatan budidaya apel seperti pengguguran daun, pemangkasan, penyemprotan yang membutuhkan tenaga kerja yang tidak sedikit, berpengalaman dan teliti serta membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Hubungan positif antara upah tenaga kerja dengan penawaran apel mengindikasikan bahwa apabila tenaga kerja kesejahteraan mengalami peningkatan maka kinerja mereka juga baik, sehingga mampu meningkatkan produktivitas tanaman apel itu sendiri. Namun jika dilihat nilai p-value yang lebih besar jika dibandingkan dengan taraf nyata lima persen mengindikasikan bahwa kenaikan upah tenaga kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap besarnya jumlah penawaran apel. Hal itu dikarenakan perusahaan lebih mengutamakan menggunakan tenaga kerja dengan sistem borongan. Sistem borongan memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan antara lain waktu kerja yang lebih terkontrol karena perusahaan memberikan batas waktu penyelesaian untuk setiap kegiatan budidaya yang 80

8 dilakukan lebih cepat dibandingkan apabila dikerjakan tenaga kerja harian atau kontrak. Selain itu upah tenaga kerja borongan relatif lebih rendah dibandingkan dengan tenaga kerja harian. Dengan begitu biaya produksi dapat ditekan sehingga kenaikan upah tenaga kerja tidak akan berpengaruh signifikan terhadap kegiatan budidaya sehingga produksi dan kualitas produk yang dihasilkan akan tetap terjamin. Alasan lain yaitu budidaya apel pada dasarnya lebih didominasi dipengaruhi oleh faktor iklim dan cuaca, sehingga seberapapun ketelitian para tenaga kerja belum tentu dapat meningkatkan produktivitas tanaman apel. 5. Ekspektasi Produksi Apel (X 5 ) Nilai ekspektasi produksi apel merupakan gambaran seberapa besar harapan perusahaan terhadap hasil panen apel. Koefisien nilai ekspektasi produksi bernilai positif yaitu sebesar 0,6194. Hal ini sesuai dengan teori penawaran yang menjelaskan bahwa besarnya harapan perusahaan terhadap produksi apel berpengaruh positif terhadap penawaran apel. Nilai ekspektasi produksi apel PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya diambil dari Rancangan Anggaran Belanja PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya. Penentuan nilai ekspektasi ini didasarkan kepada kondisi tanaman di lapang, kondisi cuaca, serta pengalaman produksi sebelumnya. Berdasarkan nilai P-value variabel nilai ekspektasi produksi apel berpengaruh signifikan terhadap penawaran apel di PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya pada taraf nyata lima persen. Hasil ini menunjukkan bahwa motivasi perusahaan untuk memproduksi apel cukup tinggi. Hal tersebut terkait apel merupakan komoditas utama yang dibudidayakan di PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya, selain itu apel memberikan kontribusi pendapatan yang terbesar dibandingkan dengan komoditas lainnya yang dibudidayakan di PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya yaitu sekitar 55,17 persen dari total pendapatan yang diperoleh PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya dari kegiatan pembudidayaan buah. 6. Variasi Produksi Apel (X 6 ) Variabel variasi produksi apel (X 6 ) mempunyai koefisien yang bernilai positif yaitu sebesar 0, Nilai koefisien ini tidak sesuai dengan hipotesis 81

9 awal yang menyatakan bahwa apabila terjadi kenaikan nilai variasi produksi maka produsen cenderung akan mengurangi jumlah penawaran. Variabel variasi produksi apel ini menggambarkan tingkat risiko produksi yang dihadapi dalam pembudidayaan apel. Semakin tinggi nilai variasinya maka semakin tinggi pula risiko produksi yang dihadapi oleh perusahaan. Dilihat dari nilai P-value, variabel variasi produksi ini berpengaruh nyata terhadap penawaran pada taraf nyata lima persen, sehingga dapat disimpulkan bahwa pembudidayaan apel di PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya menghadapi risiko produksi. Risiko produksi yang dihadapi perusahaan relatif besar namun perusahaan tetap berusaha untuk meningkatkan penawaran apel. Hal itu disebabkan dari segi harga, harga jual apel perusahaan relatif tinggi sehingga merangsang perusahaan unuk terus meningkatkan penawaran apel dengan harapan keuntungan yang diperoleh perusahaan akan semakin besar. Jadi dapat disimpulkan meskipun tingkat risiko produksi yang dihadapi perusahaan relatif tinggi namun perusahaan tetap berusaha meningkatkan produksi apel. 7. Variabel Harga Jeruk (X 7 ), Harga Jambu (X 8 ), Harga Buah Naga (X 9 ), dan Harga Strawberi (X 10 ) Variabel lain yang digunakan untuk mengidentifikasi perilaku penawaran apel Kusuma Agrowisata yaitu variabel harga komoditas lain yang dihasilkan oleh Kusuma Agorwisata. Komoditas tersebut antara lain buah, sayuran organik, dan sayuran hidroponik. Hanya saja dalam penelitian ini variabel yang digunakan hanya variabel harga untuk komoditas buah-buahan saja. Variabel yang digunakan yaitu variabel harga jeruk (X 7 ), harga jambu (X 8 ), harga buah naga (X 9 ), dan harga strawberi (X 10 ). Dilihat dari nilai koefisien keempat variabel tersebut variabel harga buah jeruk (X 7 ) dan jambu (X 8 ) bernilai negatif yang artinya bahwa harga kedua komoditas tersebut berpengaruh negatif terhadap penawaran apel. Hal tersebut menunjukkan bahwa tanaman jeruk dan jambu merupakan tanaman pesaing atau kompetitor dari tanaman apel. Persaingan ini dicerminkan dengan makin kurang intensifnya pemeliharaan buah apel dibandingkan buah jeruk atau jambu ketika kedua harga buah tersebut meningkat atau lebh tinggi dibandingkan harga apel. Selain itu ketika produksi apel mengalami penurunan yaitu sekitar bulan April 82

10 hingga Juli maka kedua komoditas ini yang akan menggantikan apel terutama untuk memenuhi permintaan wisata petik. Apabila produksi apel untuk wisata petik mengalami penurunan maka wisata petik apel akan dialihkan ke wisata petik jeruk atau jambu. Sedangkan untuk penjualan langsung, ketidaktersediaan apel yang cukup akan dibantu suplai buah apel di luar kebun Kusuma Agrowisata seperti suplai apel dari mitra tani maupun mitra beli, hanya saja khusus buah apel yang memenuhi standar mutu dan kualitas yang ditetapkan oleh Kusuma Agrowisata. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 15 yang menunjukkan produksi antara buah apel, jeruk dan jambu. Berdasarkan nilai P-value kedua komoditas tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap penawaran apel, karena pada dasarnya komoditas-komoditas tersebut memiliki pasar masing-masing. Gambar 15. Perbandingan Produksi Apel, Jeruk dan Jambu Kusuma Agrowisata Periode Januari April 2010 Sumber : Laporan Manajemen Kusuma Agrowisata Sedangkan variabel harga buah naga (X 9 ) dan strawberi (X 10 ) bernilai positif yang artinya harga kedua komoditas tersebut akan berpengaruh positif terhadap penawaran apel. Harga buah naga yang meningkat mengindikasikan bahwa ketersediaan buah ini di Kusuma Agrowisata menurun atau memang sedang tidak berbuah. Untuk menutupi biaya produksi dari budidaya buah naga tersebut maka Kusuma Agrowisata akan meningkatkan penawaran apel dan begitupun sebaliknya. Alasan Kusuma Agrowisata membudidayakan buah naga adalah budidaya buah naga dianggap menguntungkan bagi perusahaan dengan 83

11 harga jual buah tersebut cukup tinggi yaitu berkisar antara Rp Rp per kg. Berdasarkan nilai P-value dapat disimpulkan bahwa variabel harga buah naga tidak berpengaruh signifikan pada taraf nyata lima persen terhadap penawaran buah apel. Buah strawberi merupakan komoditas yang cukup penting selain apel yang dibudidayakan di Kusuma Agrowisata. Hubungan positif yang terjadi antara apel dengan strawberi disebabkan karena dua komoditas ini merupakan komoditas utama yang dibudidayakan oleh perusahaan terutama untuk wisata petik. Kondisi yang terjadi di lapangan kedua komoditas ini ditawarkan dalam satu paket wisata petik. Sedangkan untuk penjualan langsung melalui Divisi Trading, konsumen cenderung akan memilih buah apel apabila harga strawberi meningkat sehingga, untuk mengatasi dampak peningkatan harga strawberi tersebut perusahaan akan meningkatkan penawaran apel. Namun pada dasarnya kedua komoditas ini memiliki pasar masing-masing sehingga harga strawberi tidak berpengaruh nyata terhadap penawaran apel. 84

VI ANALISIS RISIKO HARGA

VI ANALISIS RISIKO HARGA VI ANALISIS RISIKO HARGA 6.1 Analisis Risiko Harga Apel PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembudidayaan tanaman hortikultura

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian 4.2. Data dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian 4.2. Data dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian Penelitian mengenai risiko harga dan perilaku penawaran apel dilakukan di PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya yang beralamat di Jalan Abdul Gani Atas, Kelurahan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik 2009

I PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik 2009 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat strategis dalam pembangunan perekonomian negara Indonesia. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar penduduk Indonesia yaitu sekitar

Lebih terperinci

VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA

VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA 7.1. Analisis Fungsi Produksi Hasil pendataan jumlah produksi serta tingkat penggunaan input yang digunakan dalam proses budidaya belimbing dewa digunakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian ini

METODE PENELITIAN. Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian ini IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bogor, Provinsi Jawa Barat dengan studi kasus Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai risiko produksi cabai merah ini dilakukan di Desa Perbawati, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Lokasi

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Struktur Pasar Industri Kakao di Indonesia

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Struktur Pasar Industri Kakao di Indonesia VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Analisis Struktur Pasar Industri Kakao di Indonesia Struktur pasar dapat dianalisis dengan tiga pokok elemen, yaitu nilai pangsa pasar, konsentrasi rasio empat perusahaan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Perkebunan Aek Pamienke, Labuhan Batu Utara, Sumatera Utara. Pemilihan provinsi Sumatera Utara sebagai lokasi penelitian

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan dalam

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan dalam V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Estimasi Variabel Dependen PDRB Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan metode pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA DI KELAPA DUA

BAB VI ANALISIS PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA DI KELAPA DUA BAB VI ANALISIS PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA DI KELAPA DUA 6.1. Analisis Fungsi Produksi Model fungsi produksi yang digunakan adalah model fungsi Cobb- Douglas. Faktor-faktor produksi yang diduga

Lebih terperinci

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta 1 Mahasiswa 2 Pembimbing Utama 3 Pembimbing Pendamping

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta 1 Mahasiswa 2 Pembimbing Utama 3 Pembimbing Pendamping KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHATANI STEVIA TERHADAP TOTAL PENDAPATAN USAHATANI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI STEVIA DI KABUPATEN KARANGANYAR Audina Yuniarsanty 1, Darsono 2 dan Agustono

Lebih terperinci

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI, PERMINTAAN, IMPOR, DAN HARGA BAWANG MERAH DI INDONESIA

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI, PERMINTAAN, IMPOR, DAN HARGA BAWANG MERAH DI INDONESIA 66 VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI, PERMINTAAN, IMPOR, DAN HARGA BAWANG MERAH DI INDONESIA 6.1. Keragaan Umum Hasil Estimasi Model Model ekonometrika perdagangan bawang merah dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR TEH PTPN

BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR TEH PTPN BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR TEH PTPN 6.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor Teh PTPN Analisis regresi berganda dengan metode OLS didasarkan pada beberapa asumsi yang harus

Lebih terperinci

VI ANALISIS EFISIENSI TEKNIS

VI ANALISIS EFISIENSI TEKNIS VI ANALISIS EFISIENSI TEKNIS Model yang digunakan untuk mengestimasi fungsi produksi usahatani paprika hidroponik di lokasi penelitian adalah model fungsi Cobb-Douglas dengan pendekatan Stochastic Production

Lebih terperinci

V. PEMBAHASAN Perkembangan Produksi Pupuk Urea PT. Pupuk Kujang Produksi Pupuk Urea

V. PEMBAHASAN Perkembangan Produksi Pupuk Urea PT. Pupuk Kujang Produksi Pupuk Urea V. PEMBAHASAN 5.1. Perkembangan Produksi Pupuk Urea PT. Pupuk Kujang 5.1.1. Produksi Pupuk Urea ton 700.000 600.000 500.000 400.000 300.000 200.000 100.000 - Tahun Sumber : Rendal Produksi PT. Pupuk Kujang,

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Estimasi Parameter Model Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi Penanaman Modal Asing di Provinsi Jawa Timur adalah dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT

PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT VIII PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT 8.1. Penerimaan Usahatani Padi Sehat Produktivitas rata-rata gabah padi sehat petani responden sebesar 6,2 ton/ha. Produktivitas rata-rata

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data tenaga kerja, PDRB riil, inflasi, dan investasi secara berkala yang ada di kota Cimahi.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang memiliki peranan penting bagi perekonomian Negara Indonesia. Sebagian besar masyarakat Indonesia menggantungkan kehidupan mereka pada sektor

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah 63 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Belanja Barang dan Jasa (BBJ) terhadap pembangunan

Lebih terperinci

VIII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN DAGING SAPI

VIII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN DAGING SAPI VIII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN DAGING SAPI 8.1. Model Regresi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelian Daging Sapi Lokal dan Impor Model yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 44 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Integrasi Pasar (keterpaduan pasar) Komoditi Kakao di Pasar Spot Makassar dan Bursa Berjangka NYBOT Analisis integrasi pasar digunakan untuk mengetahui bagaimana

Lebih terperinci

BAB IV STUDI KASUS. Indeks merupakan daftar harga sekarang dibandingkan dengan

BAB IV STUDI KASUS. Indeks merupakan daftar harga sekarang dibandingkan dengan BAB IV STUDI KASUS 4.1 Indeks Harga Konsumen Indeks merupakan daftar harga sekarang dibandingkan dengan sebelumnya menurut persentase untuk mengetahui turun naiknya harga barang. Indeks Harga Konsumen

Lebih terperinci

VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI

VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI 7.1. Analisis Fungsi Produksi Stochastic Frontier 7.1.1. Pendugaan Model Fungsi Produksi Stochastic Frontier Model yang digunakan untuk mengestimasi fungsi produksi

Lebih terperinci

VII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG

VII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG VII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG Komoditas pertanian erat kaitannya dengan tingkat produktivitas dan efisiensi yang rendah. Kedua ukuran tersebut dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi risiko produksi jagung manis dilakukan di Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor.

Lebih terperinci

Msi = x 100% METODE PENELITIAN

Msi = x 100% METODE PENELITIAN 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik (BPS), Perpustakaan IPB,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif. Definisi dari penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. berhubungan dengan penelitian. terdiri dari sawi, kol, wortel, kentang, dan tomat.

III. METODE PENELITIAN. berhubungan dengan penelitian. terdiri dari sawi, kol, wortel, kentang, dan tomat. 33 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional 1. Konsep Dasar Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang digunakan untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang potensial dalam memberikan kontribusi yang besar terhadap pembangunan ekonomi dan memegang peranan penting

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi Jawa Timur ini didasarkan pada pertimbangan bahwa Jawa Timur merupakan provinsi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Cabai Merah

II. TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Cabai Merah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Agribisnis Cabai Merah Cabai merah (Capsicum annuum) merupakan tanaman hortikultura sayursayuran buah semusim untuk rempah-rempah, yang di perlukan oleh seluruh lapisan masyarakat

Lebih terperinci

panjang antara ukuran perusahaan (SIZE) dengan capital adequacy ratio dan loan to

panjang antara ukuran perusahaan (SIZE) dengan capital adequacy ratio dan loan to BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Uji Stasioneritas Pengujian stasioneritas data yang digunakan terhadap seluruh variabel dalam model kajian didasarkan pada Augmented Dickey Fuller test (ADF test),

Lebih terperinci

VI. FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI RISIKO PRODUKSI

VI. FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI RISIKO PRODUKSI VI. FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI RISIKO PRODUKSI 6.1. Analisis Faktor-Faktor Risiko Produksi Pada penelitian ini dilakukan pada peternak ayam broiler yang bekerja sama dengan pihak perusahaan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM PT. KUSUMA SATRIA DINASASRI WISATAJAYA

KONDISI UMUM PT. KUSUMA SATRIA DINASASRI WISATAJAYA KONDISI UMUM PT. KUSUMA SATRIA DINASASRI WISATAJAYA Sejarah PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya (Kusuma Agrowisata) didirikan oleh Ir. Edy Antoro pada lahan seluas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder 47 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2003-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Dalam Angka, Badan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Model pada penelitian ini digunakan untuk melihat perbedaan pendapatan petani yang menggunakan Sub Terminal Agribisnis (STA) dengan petani yang tidak menggunakan Sub Terminal

Lebih terperinci

menggunakan fungsi Cobb Douglas dengan metode OLS (Ordinary Least

menggunakan fungsi Cobb Douglas dengan metode OLS (Ordinary Least III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan pegawai divisi produksi

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah

III METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian Penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Utara. Penentuan daerah ini dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kelompok rujukan terhadap

BAB VI PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kelompok rujukan terhadap BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kelompok rujukan terhadap keputusan pembelian laptop merk Toshiba. Populasi penelitian adalah mahasiswa FEKONSOS UIN Suska

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Faktor yang Memengaruhi Tabungan Rumah Tangga

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Faktor yang Memengaruhi Tabungan Rumah Tangga 53 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisis Faktor yang Memengaruhi Tabungan Rumah Tangga Analisis ini dilakukan dengan memasukkan variabel-variabel independen yang diduga memengaruhi variabel dependen (tabungan

Lebih terperinci

Oleh : Fuji Rahayu W ( )

Oleh : Fuji Rahayu W ( ) Oleh : Fuji Rahayu W (1208 100 043) JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2012 Indonesia sebagai negara maritim Penduduk Indonesia

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu berkaitan dengan data yang waktu dikumpulkannya bukan (tidak harus) untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Perubahan perkembangan perekonomian mengakibatkan munculnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Perubahan perkembangan perekonomian mengakibatkan munculnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Perubahan perkembangan perekonomian mengakibatkan munculnya persaingan yang semakin ketat bagi produsen untuk meraih pangsa pasar bagi produknya. Hal ini dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Pelayanan Jasa Pelabuhan Sunda Kelapa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Pelayanan Jasa Pelabuhan Sunda Kelapa BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Pelayanan Jasa Pelabuhan Sunda Kelapa 4.1.1. Pendapatan Pelabuhan Pendapatan yang diterima Pelabuhan Sunda Kelapa sejak tahun 2004 sampai tahun 2010 menunjukkan

Lebih terperinci

VI ANALISIS RISIKO PRODUKSI CAISIN

VI ANALISIS RISIKO PRODUKSI CAISIN VI ANALISIS RISIKO PRODUKSI CAISIN Penilaian risiko produksi pada caisin dianalisis melalui penggunaan input atau faktor-faktor produksi terhadap produktivitas caisin. Analisis risiko produksi menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Kabupaten Tapanuli Selatan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Kabupaten Tapanuli Selatan yang BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Kabupaten Tapanuli Selatan yang mempunyai jumlah peternak sapi IB dan non IB di tiga Kecamatan yaitu Kecamatan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra. BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini, maka perlu dirumuskan

Lebih terperinci

Model Summary b. a. Predictors: (Constant), insentif, pengalaman, pendidikan, umur, upah b. Dependent Variable: produktivitas.

Model Summary b. a. Predictors: (Constant), insentif, pengalaman, pendidikan, umur, upah b. Dependent Variable: produktivitas. LAMPIRAN Hasil Uji SPSS :. Hasil Uji SPSS Regresi Berganda : Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson,986 a,973,969 8,474 2,022 a. Predictors: (Constant),

Lebih terperinci

VII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN AGRIBISNIS PADA KOPERASI BAYTUL IKHTIAR

VII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN AGRIBISNIS PADA KOPERASI BAYTUL IKHTIAR VII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN AGRIBISNIS PADA KOPERASI BAYTUL IKHTIAR 7.1. Karakteristik Umum Responden Responden penelitian ini adalah anggota Koperasi Baytul Ikhtiar yang sedang memperoleh

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Cigedug, Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis dan Hasil Regresi Semua data yang digunakan dalam analisis ini merupakan data sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai Desember

Lebih terperinci

VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK

VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK 6.1. Analisis Risiko Produksi Risiko produksi menyebabkan tingkat produktivitas tanaman sayuran organik mengalami fluktuasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan

Lebih terperinci

VI ANALISIS EKSPOR KEPITING INDONESIA

VI ANALISIS EKSPOR KEPITING INDONESIA VI ANALISIS EKSPOR KEPITING INDONESIA 6.1 Pengujian Asumsi Gravity model aliran perdagangan ekspor komoditas kepiting Indonesia yang disusun dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria pengujian asumsi-asumsi

Lebih terperinci

BAB V DAMPAK BANTUAN LANGSUNG PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI DI PROPINSI JAWA TIMUR

BAB V DAMPAK BANTUAN LANGSUNG PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI DI PROPINSI JAWA TIMUR BAB V DAMPAK BANTUAN LANGSUNG PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI DI PROPINSI JAWA TIMUR Penelitian dilakukan di Propinsi Jawa Timur selama bulan Juni 2011 dengan melihat hasil produksi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mengetahui tingkat pendapatan usahatani tomat dan faktor-faktor produksi yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Kajian Risiko Harga Komoditas Pertanian

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Kajian Risiko Harga Komoditas Pertanian II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Kajian Risiko Harga Komoditas Pertanian Risiko harga suatu komoditas dapat bersumber dari fluktuasi harga output maupun harga input pertanian. Umumnya kegiatan produksi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut merupakan Statistik Deskriptif variabel dependen dan variabel. Tabel 4.1

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut merupakan Statistik Deskriptif variabel dependen dan variabel. Tabel 4.1 46 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Berikut merupakan Statistik Deskriptif variabel dependen dan variabel independen. Tabel 4.1 Sumber : output SPSS Dari tabel diatas dapat

Lebih terperinci

VII. PERMINTAAN LPG (LIQUEFIED PETROLEUM GAS) PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR

VII. PERMINTAAN LPG (LIQUEFIED PETROLEUM GAS) PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR VII. PERMINTAAN LPG (LIQUEFIED PETROLEUM GAS) PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR 7.1 Permintaan LPG Pedagang Martabak Kaki Lima di Kota Bogor Permintaan LPG pedagang

Lebih terperinci

H 2 : Dana Perimbangan berpengaruh positif terhadap Belanja Modal

H 2 : Dana Perimbangan berpengaruh positif terhadap Belanja Modal H 2 : Dana Perimbangan berpengaruh positif terhadap Belanja Modal BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian Kuantitatif,yaitu penelitian yang menekankan pada

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA. untuk mengetahui pengaruh modal perusahaan (X1), produktivitas tenaga kerja

BAB V ANALISIS DATA. untuk mengetahui pengaruh modal perusahaan (X1), produktivitas tenaga kerja 75 BAB V ANALISIS DATA Analisis data dalam penelitiaan ini menggunakan regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh modal perusahaan (X1), produktivitas tenaga kerja (X2), upah tenaga kerja (X3),

Lebih terperinci

VIII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI

VIII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI VIII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI 8.1. Analisis Produksi Stochastic Frontier Usahatani Kedelai Edamame Analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis fungsi produksi Cobb-Douglas

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3. 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif deskriptif. Pendekatan kuantitatif menitikberatkan pada pembuktian hipotesis.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian 4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Pasar Induk Kramat Jati didirikan pada 28 Desember 1973, diremajakan pada tanggal 01 Maret 2003 s/d 31 Desember

Lebih terperinci

Karakteristik Produk Hasil Pertanian

Karakteristik Produk Hasil Pertanian Karakteristik Produk Hasil Pertanian Teknologi Penanganan dan Pengolahan Hasil Pertanian Mas ud Effendi Klasifikasi Produk Hasil Pertanian Tanaman Tanaman Pangan : Padi dan palawija Tanaman hortikultura

Lebih terperinci

KUISONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN USAHATANI JAGUNG

KUISONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN USAHATANI JAGUNG LAMPIRAN Lampiran 1 KUISONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN USAHATANI JAGUNG 1. Keadaan Umum Responden 1.1. Identitas Responden 1. Nama : (L / P) 2. Umur : tahun 3. Alamat : RT /

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hubungan antar variabel sering menjadi objek yang akan diamati bentuknya dalam sebuah pemodelan. Dua buah variabel yang diduga mempunyai hubungan sebab akibat, atau

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5. 1 Pengantar Bab 5 akan memaparkan proses pengolahan data dan analisis hasil pengolahan data. Data diolah dalam bentuk persamaan regresi linear berganda dengan menggunakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Pewarnaan Blok

HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Pewarnaan Blok 26 HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Pewarnaan Blok Sistem manajemen perkebunan kelapa sawit pada umumnya terdiri atas Kebun (Estate) yang dikepalai oleh seorang Estate Manager. Seorang Estate Manager membawahi

Lebih terperinci

: Fariz Fadlillah NPM : DosenPembimbing :Dr. HENNY MEDYAWATI, SKom., MM

: Fariz Fadlillah NPM : DosenPembimbing :Dr. HENNY MEDYAWATI, SKom., MM PENGARUH BRAND IMAGE, KUALITAS PRODUK, HARGA, PROMOSI DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN (Studi Kasus Pada Konsumen Produk PT. Astra Otoparts di Jakarta Timur) Nama : Fariz Fadlillah NPM

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data 40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data time series tahunan 2002-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung. Adapun data

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian, baik variabel dependen maupun variabel independent

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. Indonesia. Bawang merah bagi Kabupaten Brebes merupakan trademark

BAB 1. PENDAHULUAN. Indonesia. Bawang merah bagi Kabupaten Brebes merupakan trademark BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kapupaten Brebes merupakan sentra produksi bawang merah terbesar di Indonesia. Bawang merah bagi Kabupaten Brebes merupakan trademark mengingat posisinya sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. faktor produksi yang kurang tepat dan efisien. Penggunaan faktor produksi

BAB III METODE PENELITIAN. faktor produksi yang kurang tepat dan efisien. Penggunaan faktor produksi 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Produktivitas usahatani padi dapat mengalami peningkatan maupun penurunan jumlah produksi. Hal tersebut biasanya disebabkan oleh penggunaan faktor produksi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Sampel dan Data Penelitian ini menggunakan 30 data, sampel yang diamati selama 15 tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun 2015. Data yang diambil

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank Indonesia. Sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Pada bab ini penulis akan menganalisis data yang telah terkumpul yaitu data dari Dana Perimbangan dan Belanja Modal Provinsi Jawa Timur,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja, III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk time series dari tahun 1995 sampai tahun 2009. Data yang digunakan dalam model

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Sampul... i. Halaman Judul... ii. Halaman Pengesahan... iv. Motto... v. Halaman Persembahan... vi. Daftar Isi...

DAFTAR ISI. Halaman Sampul... i. Halaman Judul... ii. Halaman Pengesahan... iv. Motto... v. Halaman Persembahan... vi. Daftar Isi... DAFTAR ISI Hal Halaman Sampul... i Halaman Judul... ii Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... iii Halaman Pengesahan... iv Motto... v Halaman Persembahan... vi Kata Pengantar... vii Daftar Isi... ix Daftar

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Tugu Kelapa Dua Kecamatan Cimanggis Kota Depok dengan memilih Kelompok Tani Maju Bersama sebagai responden.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 46 A. Statistik Deskriptif BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti nilai minimum, maksimum, mean, dan standard deviasi dari masing-masing

Lebih terperinci

BAB I. REGRESI LINIER BERGANDA

BAB I. REGRESI LINIER BERGANDA BAB I. REGRESI LINIER BERGANDA Membuka program SPSS kemudian memilih tab sheet Variable View. Melakukan input variabel yang akan diteliti pada sheet Variable View. Input dilakukan dengan memperhatikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Keadaan Wilayah Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang berada di Pulau Jawa dan merupakan provinsi paling timur di Pulau Jawa. Letaknya pada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Setelah melalui beberapa tahap kegiatan penelitian, dalam bab IV ini diuraikan analisis hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Analisis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisis Deskripsi Data 1. Analisis Dana Pihak Ketiga Bank BCA Syariah Dana Pihak Ketiga adalah komponen dana yang paling penting, besarnya keuntungan (profit) yang akan dihasilkan

Lebih terperinci

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN David Hismanta Depari *), Salmiah **) dan Sinar Indra Kesuma **) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Deskripsi Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan datatime series atau data runtun waktu sebanyak 12 observasi, yaitu

Lebih terperinci

Kata Kunci: Relationship marketing, Petani, Tengkulak, Sayuran

Kata Kunci: Relationship marketing, Petani, Tengkulak, Sayuran ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RELATIONSHIP MARKETING PETANI SAYUR DAN PEDAGANG PENGEPUL DI DESA PANDANAJENG KECAMATAN TUMPANG KABUPATEN MALANG Efi Nikmatu Sholihah 1, Wisynu Ari Gutama 2, Kadhung

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. deskriptif yaitu : N merupakan jumlah data yang akan diolah dalam penelitian

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. deskriptif yaitu : N merupakan jumlah data yang akan diolah dalam penelitian BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif berkenaan dengan pengumpulan data yang dapat digambarkan atau disimpulkan untuk mendapatkan gambaran mengenai data tersebut

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hubungan Antara Penerimaan DAU dengan Pertumbuhan PDRB Dalam melihat hubungan antara PDRB dengan peubah-peubah yang mempengaruhinya (C, I, DAU, DBH, PAD, Suku Bunga dan NX)

Lebih terperinci

MATERI APLIKOM LANJUT UJI ASUMSI KLASIK

MATERI APLIKOM LANJUT UJI ASUMSI KLASIK MATERI APLIKOM LANJUT UJI ASUMSI KLASIK Pada minggu kemarin saudara sudah melakukan analisis regresi berganda. Sebelum melakukan analisis regresi maka sebaiknya dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Pertanian merupakan salah satu sektor kehidupan yang bidang pekerjaannya berhubungan dengan pemanfaatan alam sekitar dengan menghasilkan produk pertanian yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah yang ada di

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah yang ada di BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah yang ada di Indonesia. Sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisa Penelitian ini menggunakan data skunder berupa laporan keuangan audit yang diperoleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id.

Lebih terperinci

semua data, baik variabel dependen maupun variable independen tersebut dihitung

semua data, baik variabel dependen maupun variable independen tersebut dihitung BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas mengenai pengaruh pertumbuhan variabel PMTDB, pertumbuhan variabel angkatan kerja terdidik, pertumbuhan variabel pengeluaran pemerintah daerah

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA Rosalina Berliani, Dyah Mardiningsih, Siwi Gayatri Program Studi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ROKOK SAMPOERNA A MILD DIKALANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA KALIMALANG

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ROKOK SAMPOERNA A MILD DIKALANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA KALIMALANG ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ROKOK SAMPOERNA A MILD DIKALANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA KALIMALANG Nama : Dwike Puteri Utami NPM : 12213717 Kelas : 3EA29

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. meliputi analisis kuantitatif yang berupa analisis regresi berganda serta

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. meliputi analisis kuantitatif yang berupa analisis regresi berganda serta BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek penelitian Bagian ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi analisis kuantitatif yang berupa analisis regresi berganda serta dilakukan

Lebih terperinci