BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Agustus 2010 Agustus Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III BAHAN DAN METODE

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

LAMPIRAN. Lampiran 1. Deskripsi Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

Asam Asetat Glacial = 5,7 ml EDTA 0,5 M ph 8.0 = 10 ml Aquades ditambahkan hingga volume larutan 100 ml

METODE PENELITIAN. Tabel 2. Rincian pengambilan contoh uji baik daun maupun kayu jati

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN

II. MATERI DAN METODE. Tempat pengambilan sampel daun jati (Tectona grandis Linn. f.) dilakukan di

BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel kayu Shorea laevis. Jumlah contoh Kayu di Industri. Kayu di TPK

KERAGAMAN GENETIK DAN SISTEM PERKAWINAN DI TEGAKAN BENIH MINDI (Melia azedarach Linn.) WANAYASA, PURWAKARTA AZIZAH

VISUALISASI HASIL PCR DENGAN METODE PCR LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG PADA SAMPEL BAKTERI Pseudomonas fluorescens dan Ralstonia solanacearum

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian

MATERI DAN METODE. Materi

III. Bahan dan Metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

7. KERAGAMAN GENETIKA NEPENTHES GRACILIS KORTH. DI HUTAN KERANGAS

BAB III METODE PENELITIAN. Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mahoni dan mimba. Hasil seleksi primer yang dilakukan terhadap 13 primer spesifik dari

III. MATERI DAN METODE. Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

BAB III METODE PENELITIAN

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Bagan Alir Penelitian ini secara umum dapat digambarkan pada skema berikut:

3. METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Tabel 1. Jumah Sampel Darah Ternak Sapi Indonesia Ternak n Asal Sapi Bali 2 4

Pengujian DNA, Prinsip Umum

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai September 2014 di Green

MATERI DAN METODE. Kota Padang Sumatera Barat pada bulan Oktober Amplifikasi gen Growth

Lampiran 1 Ekstraksi dan isolasi DNA dengan metode GeneAid

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dilakukan lima tahap utama yang meliputi tahap

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari empat primer yang

BAB III METODE PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Laboratorium Biologi Molekuler, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

4.1. Alat dan Bahan Penelitian a. Alat Penelitian. No. URAIAN ALAT. A. Pengambilan sampel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel. Penyiapan templat mtdna dengan metode lisis sel

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Metode Penelitian Analisis Tempat Tumbuh Alat dan Bahan

BAB III METODE PENELITIAN. mengekstraksi DNA dari dari beberapa spesimen herbarium Rafflesia arnoldii

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN

II. BAHAN DAN METODE. Betina BEST BB NB RB. Nirwana BN NN RN. Red NIFI BR NR RR

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Institute of Human Virology and

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi. Tabel 1. Sampel Darah Sapi Perah dan Sapi Pedaging yang Digunakan No. Bangsa Sapi Jenis Kelamin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat lima tahapan penelitian yang dilakukan yaitu

Lampiran 1. Pembuatan Larutan Buffer untuk Dialisa Larutan buffer yang digunakan pada proses dialisa adalah larutan buffer Asetat 10 mm ph 5,4 dan

3 Metodologi Penelitian

II. BAHAN DAN METODE

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. amplifikasi daerah HVI mtdna sampel dengan menggunakan teknik PCR;

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Bagan prosedur isolasi DNA

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA GENETIKA

The Genetic Fingerprint (Sidikjari Genetik)

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif untuk mengetahui

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan diawali dengan preparasi alat dan bahan untuk sampling

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan Metode Isolasi C. gloeosporioides dari Buah Avokad

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang bertujuan untuk

KUMPULAN LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI. Disusun Oleh: Nama : Anatasia NIM : Kelompok : Selasa Asisten : Nimas Ayu

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA GENETIKA

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

METODOLOGI. Gambar 1 Bahan tanaman : (a) Tetua IR64; (b) tetua Hawarabunar, dan (c) F 1 (IRxHawarabunar) c a b

Laporan Praktikum Isolasi DNA, Teknik PCR dan Elektroforesis Agarose

1. Kualitas DNA total Udang Jari (Metapenaeus elegans De Man, 1907) Hasil. Tangkapan dari Laguna Segara Anakan, Cilacap, Jawa Tengah dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan termasuk ke dalam penelitian dasar dimana adanya

Pembuatan Media Kultur Bakteri Pemanenan sel bakteri. Isolasi DNA kromosom bakteri. Kloning DNA

Lampiran 1 Pembuatan Medium Kultur DMEM Lampiran 2 Pembuatan Larutan PBS Lampiran 3 Prosedur Pewarnaan HE

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Sampel Pengambilan Sampel Ekstraksi DNA Primer

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan termasuk dalam penelitian dasar yang. dilakukan dengan metode deskriptif (Nazir, 1998).

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1 Prosedur Rotofor

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS

METODOLOGI PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat Penelitian

METODE. Materi. Tabel 1. Jumlah Sampel DNA yang Digunakan dan Asal Pengambilan Sampel Darah.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4. METODE PENELITIAN

BAB III METODE A. Jenis Penelitian B. Populasi dan Sampel C. Waktu dan Lokasi Penelitian D. Alat dan Bahan Rizki Indah Permata Sari,2014

PRAKTIKUM ISOLASI DNA DAN TEKNIK PCR

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Sampel yang digunakan dalam penelitian

LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI PERTANIAN ISOLASI DNA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

III. METODE PENELITIAN. Wajwalku Wildlife Laboratory, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Kasetsart

20,0 ml, dan H 2 O sampai 100ml. : Tris 9,15 gram; HCl 3ml, dan H 2 O sampai 100ml. : ammonium persulfat dan 0,2 gram H 2 O sampai 100ml.

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan lokasi penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Agustus 2010 Agustus 2011. Penelitian ini bertempat di Laboratorium Analisis Genetika, Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan, Institutt Pertanian Bogor. 3.2 Alat dan bahan 3.2.1 Populasi penelitian Bahan penelitian yang digunakan adalah pohon induk mindi sebanyak 10 pohon induk dan keturunannya masing-masing 5 anakan. Lokasi pengambilan sampel berada di Desa Legok Huni, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat. Umur pohon induk yang digunakan berkisar antara 8-10 tahun. Peta lokasi pengambilan sampel disajikan pada Gambar 5. Skala 1 : 4.153.857 Gambar 5 Peta Lokasi Pengambilan Sample Mindi (Melia azedarach Linn.). Sumber : Kuswanto FS 2011 dan Kabupaten Purwakarta 2011. 3.2.2 Alat dan bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk analisis genetik dengan teknik Mikrosatelit dalam penelitian ini meliputi beberapa tahapan, yaitu ekstraksi DNA,

uji kualitas DNA, PCR, visualisasi DNA dan analisis data. Deskripsi alat dan bahan yang digunakan pada analisis genetik disajikan pada Tabel 1. Adapun gambar peralatan yang digunakan disajikan pada Lampiran 1. Tabel 1 Alat dan bahan yang digunakan dalam teknik mikrosatelit Tahapan Kegiatan Ekstraksi DNA Uji kualitas DNA PCR Visualisasi DNA Analisis data Analisis genetik dengan penanda Mikrosatelit Alat Bahan Sarung tangan, masker, gunting, tube Buffer ekstrak, PVP 1 %, fenol, 2 ml, mortar, sudip, mikropipet, tips, kloroform, isopropanol dingin, rak tube, vortex, waterbath,mesin NaCl, etanol 96 %, buffer TE. sentrifugasi, freezer, alat tulis. Sarung tangan, masker, timbangan Agarose, buffer TAE 1 x, DNA analitik, gelas ukur, erlenmeyer, hasil ekstraksi, blue juice 10 x, cetakan agar, microwave, mikropipet, EtBr. mesin elektroforesis, ektroforesis, bak EtBr, kamera, mesin UV, laptop. Sarung tangan, masker, mikropipet, DNA, primer spesifik forward tube 0.2 ml, spidol permanen, alat dan reverse (Ai5, Ai34 dan tulis, rak tube, tips, mesin SM45), Green go taq sentrifugasi, mesin PCR. polymerase, Nucleas free water Sarung tangan, masker, piringan kaca Acrylamid, bisacrilamid, buffer kecil, tissue, mikropipet, tips, mesin TBE 10 x, aquadest, buffer TBE sentrifugasi, mesin elektroforesis, 1 x, TEMED, APS, DNA hasil mesin UV, magnetic stirrer, PCR, ethanol 96 %, sigmacote, kontainer/bak plastik, shaker, mesin bind silane, acetic acid, silver cahaya, kamera. nitrat, NaOH, formaldehid. Laptop, software POPGENE 32 versi 1.31, NTSys versi 2.0 (Rohfl, 2008) dan software MLTR for windows (Ritland, 2008) 3.3 Prosedur penelitian Secara umum, prosedur penelitian dengan metode Mikrosatelit disajikan dalam Gambar 6. Gambar 6 Prosedur analisis genetik dengan penanda mikrosatelit.

3.3.1 Pengambilan sampel daun Sampel daun muda diambil dari pohon induk dan keturunannya sebanyak 4 5 helai kemudian dimasukkan ke dalam plastik klip yang telah berisi silica gel. Sampel disimpan dalam freezer apabila tidak langsung digunakan. Total sampel yang diambil berjumlah 60 sampel yang terdiri dari 10 pohon induk dan 5 anakan untuk masing-masing pohon induk. 3.3.2 Ekstraksi DNA Ektraksi DNA merupakan proses untuk mendapatkan pellet DNA. Ekstraksi DNA dilakukan dengan metode CTAB (Cetyl Trimethil Ammonium Bromide). Metode ini menggunakan bufer CTAB yang berfungsi untuk melisis jaringan tanaman. Sampel daun berukuran 2 cm x 2 cm digerus dengan mortar. Hasil gerusan kemudian dimasukkan ke dalam tube yang telah diberi PVP 1% 100 µl dan buffer ekstrak 500 µl lalu divortex selama 1 menit. Setelah itu dilakukan proses inkubasi selama 1 jam dengan waterbath. Suhu yang digunakan dalam proses inkubasi adalah 65 0 C. Proses inkubasi berfungsi untuk merusak jaringan tanaman yang tidak rusak pada saat penggerusan. Selama proses inkubasi, setiap 15 menit sekali tube dibolak-balik untuk memastikan seluruh jaringan terinkubasi. Setelah proses inkubasi selesai, tube didiamkan selama 15 menit. Proses selanjutnya adalah pemurnian DNA. Tube yang telah didinginkan kemudian diberi kloroform 500 µl dan fenol 20 µl lalu disentrifugasi dengan kecepatan 13.000 rpm selama 2 menit. Proses ini dilakukan sebanyak 2 kali untuk mendapatkan DNA yang murni. Pada saat disentrifugasi, bahan tanaman dalam tube akan terpisah menjadi dua bagian yaitu supernatan dan pelet. Bagian yang digunakan untuk tahap selanjutnya yaitu supernatan. Supernatan yang telah diambil kemudian diendapkan dengan bantuan NaCl 300 µl dan isopropanol dingin 500 µl lalu disimpan dalam freezer selama 1 jam. Penyimpanan ini bertujuan untuk pengemdapan dan pembentukan benang-benang DNA. Hasil pengendapan kemudian disentrifugasi selama 2 menit dengan kecepatan 13.000 rpm. Setelah itu, buang fase air secara perlahan-lahan agar pelet DNA tidak ikut terbuang. Pelet DNA yang telah diperoleh kemudian dicuci dengan ethanol 300 µl. Pelet kemudian disentrifugasi dan dibuang cairan ethanolnya. Proses pencucian 12

ini dilakukan sebanyak 2 kali. Setelah itu pelet dikeringkan di desikator selama 15 menit. Setelah dikeringkan, pelet DNA ditambahkan bufer TE sebanyak 50 µl lalu disentrifugasi. Penambahan bufer TE ini bertujuan untuk memekatkan dan melarutkan DNA (Aritonang et al. 2007) 3.3.3 Uji kualitas DNA Pelet DNA hasil ekstraksi kemudian diuji kualitasnya dengan menggunakan alat elektroforesis. Media yang digunakan untuk uji kualitas berupa gel agarose. Gel dicetak dengan bantuan sisir untuk meletakkan DNA pada saat running. Gel ini terbuat dari campuran 0,15 gram agarose serbuk dan 15 ml bufer TAE atau 0,33 gram agarose serbuk dan 33 ml bufer TAE tergantung dari jumlah sisir yang akan digunakan. Campuran tersebut kemudian dipanaskan dengan microwave selama 1-2 menit. Campuran kemudian dituangkan ke dalam pencetak dan ditunggu sampai kering. Gel yang telah siap kemudian dimasukkan ke dalam alat elektroforesis. Sisir-sisir pencetak diisi dengan campuran DNA 3 µl dan blue juice 2 µl. Blue juice berfungsi untuk mewarnai DNA. DNA kemudian dirunning dalam bak elektroforesis yang berisi larutan bufer TAE. Bak elektroforesis kemudian dialiri listrik. DNA akan berpindah dari kutub negatif ke kutub positif. Proses running dilakukan sampai DNA berada di ujung gel. Gel yang telah dirunning kemudian difoto dengan bantuan alat UV transluminator. 3.3.4 PCR PCR atau Polimerase Chain Reaction merupakan proses terpenting dalam kegiatan analisis genetik. Pada proses ini DNA hasil ekstraksi diamplifikasi dengan primer spesifik. Primer merupakan potongan rantai DNA antara 18-24 nukleotida yang didesain berkomplemen dengan rantai DNA template dan menjadi titik batas multiplikasi DNA target (Aritonang et al. 2007). Komponen bahan-bahan penyusun yang diperlukan untuk proses PCR meliputi master mix (green go taq) 7.5 µl, nuclease free water 2.5 5 µl, primer spesifik 1.5 µl, dan DNA template 2 µl. Pendekatan primer spesifik perlu dilakukan untuk tanaman yang belum mempunyai primer spesifik. Pendekatan ini dilakukan melalui seleksi primer. Untuk mindi, jenis primer spesifik yang dipakai dalam proses seleksi primer 13

berasal dari dua jenis tanaman kerabat mindi yaitu mahoni (Lemes et al. 2002) dan mimba (Boontong et al. 2008). Adapun primer yang digunakan dalam proses seleksi primer tersaji pada Tabel 2. Tabel 2 Pasang sekuen untuk seleksi primer (Lemes et al. 2002 dan Boontong et al. 2008) No Lokus Repeat PCR Primer (5 to 3 ) Allelic range T a ( 0 C) size (bp) 1 sm01 (AG) 19 5 -GCGCGATTGATTGACTTC-3 261 295 56 5 -GCGCTTAGCATTATTCTCC-3 2 sm22 (AG) 18 5 -TCTGCTACAGAGCTGGATGC-3 119 161 56 5 -GTATGCTCGAAGAAGTCGTTG-3 3 sm31 (AG) 31 5 -CTTCTAATGTTCTGATGCCTG-3 80 138 56 5 -AGCAACTCGTGAGGAATTTAC-3 4 sm32 (AG) 20 5 -CACCTTATGTACACCACACAG-3 146 184 56 5 -GAAGGAGACACCAGCAATC-3 5 sm34 (AG) 19 5 -GCACTCAAGGTACACTATGAT-3 40 96 56 5 -TACGTGTGAATGCGTCTAT-3 6 sm40 (AG) 19 5 -TGCTACTGTCAAGAGTGTAT-3 120 146 56 5 -GACAAACATGTACCACAAG-3 7 sm45 (AG) 21 5 -CCTTATGTTCACCACACAGTA-3 140 178 56 5 -GAGACACCAGCAATCCAG-3 8 sm46 (AG) 20 5 -GCAGTACTCGCCTATCTTCA-3 190 226 56 5 -TGAGAACTGCAGAATCCTTT-3 9 sm47 (AG) 24 5 -GCCATTGGTCTCAATCTTAC-3 114 150 56 5 -GGAAGAGTCTTAGAACACAG-3 10 sm51 (AG) 22 5 -GCAATTTCCAGAAGAAACC-3 138 182 56 5 -CTGTAGGCGATAACAATCAG-3 11 Ai5 (CA) 15 5 -GAAAGGAGGGTTTTCAAATCA-3 130 182 55 5 -TCGGCCGAACACAATTTTA-3 12 Ai34 (GA) 18 5 -ATTTGTGTGTGCGTGCTAGG-3 146 168 55 5 -CGAGGAACTGAGACTCCTGAA-3 13 Ai48 (CA) 10 5 -TCCCAGTTATTCAACGTAGGC-3 105 125 55 5 -TCTTAATCATGGATTGCTTCACA-3 Ket: T a : Suhu annealing Prinsip dasar proses PCR adalah adanya sifat komplementasi rantai DNA dengan pasangannya dan dimanipulasi melalui tiga tahapan suhu yaitu denaturasi (pemisahan rantai), annealing (penempelan primer) serta extension (perpanjangan rantai DNA polymerase) (Aritonang et al. 2007). Adapun tahapan suhu tersebut disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Tahapan PCR Tahapan Suhu Waktu Siklus Pre-denaturation 95 0 C 2 menit 1 Denaturation 95 0 C 2 menit Annealing 52 0 C 56 0 C 1 menit 39 Extension 72 0 C 2 menit Final Extension 72 0 C 5 menit 1 14

3.3.5 Visualisasi DNA Visualisasi DNA dilakukan melalui beberapa tahapan meliputi pembuatan gel akrilamid, running, dan pewarnaan. Gel akrilamid dibuat dengan bantuan kaca pencetak. Kaca ini terdiri dari dua piringan dimana salah satu kaca berfungsi sebagai tempat menempelnya gel. Proses awal yang harus dilakukan yaitu pembersihan kaca pencetak agar. Permukaan kaca terlebih dahulu dibersihkan dengan ethanol. Pemberian etanol ini berfungsi untuk menghilangkan sisa-sisa bahan kimia. Setelah itu, salah satu kaca diberi larutan Sigmacote 50 µl dan satunya lagi diberi larutan Bind silane 50 µl. Pemberian Sigmacote bertujuan untuk melicinkan gel, sementara Bind silane digunakan agar gel akrilamid tertempel pada permukaan kaca. Bahan-bahan penyusun gel akrilamid disajikan pada Tabel 4. Tabel 4 Bahan-bahan penyusun gel akrilamid No Nama bahan Volume* 1 Akrilamid 5,7 gr 2 Bis-akrilamid 0,3 gr 3 TEMED 50 µl 4 APS (Ammonium persulfat) 500 µl 5 Aquadest 60 ml 6 Buffer TBE 10 x 10 ml *untuk sekali reaksi = 20 sampel Untuk membuat larutan gel akrilamid, bahan-bahan seperti akrilamid, bisakrilamid, buffer TBE 10 x dan aquadest dimasukkan ke dalam erlenmeyer lalu distirrer selama 15 menit. Pada menit ke-10 dimasukkan TEMED dan pada menit ke-14 dimasukkan APS. APS berfungsi sebagai pengeras gel sehingga dimasukkan paling akhir. Setelah itu larutan gel segera dituangan ke dalam cetakan kaca yang telah dipersiapkan lalu sisir untuk mencetak tempat DNA disisipkan diujung kaca. Gel didiamkan sampai mengeras. Untuk proses running, gel yang telah siap kemudian dipasangkan ke alat elektroforesis dengan bantuan penjepit. Buffer yang digunakan dalam proses running adalah buffer TBE 100x. DNA hasil PCR kemudian dimasukkan ke dalam lubang sisir. DNA yang dibutuhkan dalam proses running sebanyak 5 µl. DNA dirunning dengan voltase 350 V, 40 ma, 80 W selama ± 120 menit. Gel yang telah selesai dirunning kemudian diwarnai dengan metode pewarnaan perak nitrat yang telah dimodifikasi. Metode pewarnaan perak nitrat merupakan metode yang digunakan oleh Benbouza et al (2006) dalam 15

penelitiannya. Gel yang telah dirunning diwarnai dengan urutan seperti yang tertera pada Tabel 5. Selama proses pewarnaan, bak digoyang-goyang dengan bantuan shaker. Tahapan pewarnaan disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 Tahapan pewarnaan gel akrilamid dengan metode perak nitrat Nomor bak Komposisi bahan Lama pencelupan (penggoyangan) Nama bahan Volume Bak I : Asam asetat Aquadest 450 ml 10 15 menit Etanol 50 ml Acetic acid 25 µl Bak II : Aquades Aquadest 500 ml 5 menit Bak III : Perak nitrat Aquadest 500 ml 10 20 menit Formaldehid 0,6 ml Silbernitrat 0,5 gr Bak IV : NaOH Aquadest 500 ml Sampai keluar pita Formaldehid 1 ml NaOH 7,5 gr 3.3.6 Analisis data Hasil dari kegiatan teknik mikrosatelit pada daun selanjutnya difoto dan dianalisis dengan melakukan skoring pada pola pita yang muncul. Hasil interpretasi foto kemudian dianalisis dengan menggunakan software POPGENE 32 versi 1.31 (Yeh dan Yang, 1999), NTSys Ver 2.0 (Rohlf 2008), dan MLTR (Multilocus Mating System Programme) software (Ritland 1996). Cara skoring pita DNA disajikan pada Gambar 7. Gambar 7 Cara skoring pita DNA. Untuk mengetahui tingkat keakuratan pendugaan lokasi amplifikasi DNA pada gel akrilamid maka digunakan persamaan kuadratik. Persamaan kuadratik ini diperoleh melalui pengukuran manual pita DNA yang terbentuk pada gel akrilamid. Pengukuran dilakukan dengan mistar. Hasil pengukuran kemudian diolah dengan Minitab 14 untuk mendapatkan nilai persamaannya. Persamaan kuadratik yang digunakan sebagai acuan skoring yaitu : 16

f (x) = 23.17x 2 + 30.48x 100.2 Keterangan : f (x) = Panjang basepair; x = Panjang pita dalam pengamatan Hasil pengukuran dan pendugaan panjang fragmen DNA hasil amplifikasi disajikan pada Tabel 6. Tabel 6 Hasil pengukuran dan pendugaan panjang fragmen DNA hasil amplifikasi Allele Foto (cm) Basepair (Boontong et al, 2008 dan Lemes et al. 2002) Basepair (persamaan) Ai-5 1 2,35 130 182 162 Ai-5 2 2,24 130 182 154 Ai-5 3 2,06 130 182 142 Ai-34 1 1,67 146-168 120 Ai-34 2 1,58 146 168 116 Ai-34 3 1,37 146 168 108 SM45 1 1,63 140 178 118 SM45 2 1,57 140 178 116 Gambar 8 Grafik panjang fragmen hasil amplifikasi mikrosatelit.