DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Gambar... v Daftar Tabel... vii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 3 1.3. Tujuan... 3 1.4. Metode Penelitian... 3 1.4.1. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data... 3 1.4.2. Teknik Pembahasan... 4 BAB II PEMAHAMAN PUSAT REHABILITASI NARKOBA DENGAN METODE THERAPEUTIC COMMUNITY... 5 2.1. Pemahaman Teori Pusat Rehabilitasi Ketergantungan Narkoba Dengan Metode Therapeutic Community... 5 2.1.1. Pengertian Pusat Rehabilitasi... 5 2.1.2. Pengertian Rehabilitasi Narkoba... 5 2.1.3. Narkoba... 7 2.1.4. Pengertian Metode Therapeutic Community (TC)... 16 2.2. Standar Pelayanan Pusat Rehabilitasi Narkoba... 20 2.2.1. Pemenuhan Kebutuhan Klien / Residen... 21 2.2.2. Pelayanan dan Rehabilitasi Sodial... 21 2.2.3. Standar Paviliun... 23 2.3. Pemahaman Terhadap Fasilitas Sejenis... 23 2.3.1. Yakita Bali... 23 2.3.2. Yakeba Bali... 29 2.3.3. Pusat Unit Terapi dan Rehabilitasi Lido... 33 2.4. Spesifikasi Umum Pusat Rehabilitasi Narkoba... 37 2.4.1. Pengertian... 37 2.4.2. Syarat Umum Pemilihan Site... 38 ii
2.4.3. Aktifitas di Pusat Rehabilitasi Ketergantungan Narkoba... 39 2.4.4. Civitas pada Pusat Rehabilitasi Ketergantungan Narkoba... 39 2.4.5. Fasilitas Pusat Rehabilitasi Ketergantungan Narkoba... 39 BAB III STUDI PERANCANGAN PUSAT REHABILITASI NARKOBA DENGAN METODE THERAPEUTIC COMMUNITY DI DENPASAR... 40 3.1. Tinjauan Umum... 40 3.1.1 Aspek Fisik Kota Denpasar... 40 3.1.2 Aspek Non Fisik Kota Denpasar... 42 3.2. Analisis SWOT Tentang Studi Pengadaan Pusat Rehabilitasi Narkoba Dengan Metode Therapetic Community di Denpasar... 45 3.2.1 Strenght ( Potensi )... 45 3.2.2 Weakness ( Hambatan )... 46 3.2.3 Opportunities ( Peluang )... 46 3.2.4 Threatening ( tantangan )... 47 3.3. Spesifikasi Khusus Pusat Rehabilitasi Narkoba Dengan Metode Therapetic Community di Denpasar... 49 3.3.1 Fungsi Pusat Rehabilitasi Dengan Metode Therapeutic Community di Denpasar... 49 3.3.2 Tujuan dan Sasaran... 49 3.3.3 Ruang Lingkup Pelayanan Pusat Rehabilitasi Narkoba Dengan Metode Therapeutic Community di Denpasar... 50 3.3.4 Jenis Pelayanan Pusat Rehabilitasi Narkoba Dengan Metode Therapeutic Community Di Denpasar... 50 3.3.5 Kriteria Pasien... 51 3.2.1 Struktur Organisasi Rehabilitasi Narkoba Dengan Metode Therapeutic Community di Denpasar... 52 BAB IV TEMA DAN PEMROGRAMAN... 53 4.1. Tema Rancangan... 53 4.1.1 Pendekatan Tema... 53 4.1.2 Penentuan Tema... 54 4.1.3 Penerapan Tema... 55 4.2. Program Fungsional... 56 iii
4.2.1 Pelaku Kegiatan... 56 4.2.2 Proses Kegiatan... 57 4.2.3 Studi Kapasitas Pelaku Kegiatan... 62 4.2.4 Mekanisme Kegiatan Pusat Rehabilitasi Narkoba... 63 4.2.5 Kebutuhan Pengelompokan Ruang... 67 4.3. Program Performansi... 72 4.4. Program Arsitektural... 79 4.4.1 Besaran Ruang... 79 4.4.2 Hubungan Ruang... 85 4.4.3 Sirkulasi civitas... 91 4.5. Program Site... 92 4.5.1 Kebutuhan Luasan Site... 92 4.5.2 Analisa Pemilihan Lokasi Tapak (Makro)... 92 4.5.3 Penentuan Lokasi... 94 4.5.4 Pemilihan Site (Mikro)... 94 4.5.5 Data Eksistung dan Analisa Tapak Terpilih... 97 BAB V KONSEP PERANCANGAN PUSAT REHABILITASI NARKOBA DENGAN METODE THERAPEUTIC COMMUNITY DI DENPASAR... 102 5.1. Konsep Perancangan Tapak... 102 5.1.1 Konsep Entrance Tapak... 102 5.1.2 Konsep Zoning Tapak... 104 5.1.3 Konsep Bentuk Masa... 105 5.1.4 Konsep Pola dan Orientasi massa... 107 5.1.5 Konsep Pola Sirkulasi pada Tapak... 108 5.1.6 Konsep Parkir... 109 5.1.7 Konsep Ruang Luar... 111 5.1.8 Konsep Utilitas Pada Tapak... 112 5.2. Konsep Perancangan Bangunan... 113 5.2.1 Konsep Entrance Pada Bangunan... 114 5.2.2 Konsep Pola Sirkulasi Pada Bangunan... 115 5.2.4 Konsep Tampilan Bangunan... 116 5.2.5 Konsep Ruang Dalam... 117 5.2.6 Konsep Struktur Bangunan... 118 iv
ABSTRAK Pusat Rehabilitasi Narkoba merupakan tempat rehabilitasi bagi pecandu narkoba untuk memulihkan atau mengembangkan kemampuan fisik, mental dan sosial pecandu narkoba. Selain untuk memulihkan, rehabilitasi juga sebagai pengobatan atau perawatan bagi para pecandu narkoba, agar pecandu dapat sembuh dari kecanduannya terhadap narkoba. Perancangan Pusat Rehabilitasi Narkoba di Denpasar merupakan upaya dalam penyembuhan dan pembinaan bagi pecandu narkoba yang berada di daerah Denpasar. Jumlah kasus narkoba di Denpasar merupakan jumlah kasus yang paling banyak dibandingkan dengan daerah lainnya di daerah Bali. Metode yang dipakai di Pusat Rehabilitasi Narkoba ini adalah metode Therapeutic Community. Metode tersebut digunakan karena lebih berhasil dari pada metode-metode yang lain dalam menyembuhkan korban penyalahgunaan narkoba. Konsep yang dipakai pada metode Therapeutic Community adalah konsep home jadi pecandu dibuat berasa seperti di rumah sendiri. Tiga hal yang mendukung metode Therapeutic Community pada Pusat rehabilitasi narkoba yaitu sikap, organisasi ruang dan fasilitas. Pada perancangan Pusat Rehabilitasi Narkoba Dengan Metode Therapeutic Community ini, proses rehabilitasi berlangsung selama 6 bulan terhitung dari hari pendaftaran sampai tahap pengembalian pasien. Perancangan Pusat Rehabilitasi ini mengaplikasi- kan konsep arsitektur tradisional Bali, sehingga dapat menyesuaikan dengan adat dan budaya dikalangan masyarakat setempat. Penerapan tata letak bangunan pusat rehabilitasi ini berpedoman pada konsep Tri Mandala, yang bertujuan untuk mengatur zonasi dari setiap fasilitas bangunan yang ada. Sedangkan pada ruang luar, menerapkan konsep natah sebagai pusat orientasi bangunan, untuk memberikan kemudahan serta dapat mewadahi civitas dan aktifitas didalamnya. Kata Kunci: Pusat Rehabilitasi Narkoba, Metode Therapeutic Community v
BAB I PENDAHULUAN Sebelumnya pada Bab 1 Pendahuluan ini akan diterangkan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan metode penelitian. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika merupakan permasalahan global yang sudah menjadi ancaman serius dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, selain itu bahaya narkoba sangat berdampak pada aspek kehidupan baik dari segi kesehatan, sosial, ekonomi, budaya maupun keamanan. Masalah penyalahgunaan dan peredaran gelap nakotika tidak hanya merambah kota kota besar di Indonesia bahkan sudah merambah di daerah daerah terpencil. Dari tahun ke tahun pengungkapan peredaran gelap narkoba yang dilakukan kepolisian maupun Badan Narkotika Nasional (BNN) cenderung mengalami peningkatan. Berdasarkan data yang dihimpun oleh BNN, sejak tahun 2007 sampai dengan 2011, tercatat 139.199 kasus yang ditangani oleh pihak kepolisian melalui Direktorat Tindak Pidana Narkoba. Data ini belum termasuk kasus yang diungkap BNN pada tahun 2009 2011 berhasil mengungkap 152 kasus narkoba. Berdasarkan hasil survey BNN bekerja sama dengan Universitas vi
Indonesia (UI) dan Universitas lain, terjadi peningkatan persentase prevalensi penggunaan narkoba di Indonesia. Tingkat prevalensi narkoba ( perbandingan pengguna/ pengedar dengan jumlah penduduk ) di Indonesia pada tahun 2008 sebesar 1,99 persen, kemudian meningkat menjadi 2,32 persen pada tahun 2011, meningkat pada tahun 2013 menjadi 2,56 persen, pada tahun 2015 menjadi 2,80 persen atau sekitar 5,1 juta jiwa.( Badan Narkotika Nasional: 2015) Jika BNN pusat mencatat angka 3,8 juta penduduk untuk penyalahgunaan narkoba di Indonesia, Badan Narkotika Provinsi Bali menunjukan bahwa tingkat prevalensi penyalahgunaan narkotika di Bali mencapai 1,8 persen dari jumlah penduduk atau mencapai 48.713 orang pada tahun 2011, meningkat pada tahun 2014 sebanyak 66.878 orang.( BNNP, Badan Narkotika Nasional Provinsi Bali : 2014) Kurangnya perhatian pemerintah terhadap tempat rehabilitasi pecandu narkoba di Bali membuat banyaknya korban narkoba seperti remaja yang terjebak di dalam penjara. Akibat penggunaan narkoba akan menyebabkan atau menimbulkan ketergantungan fisik maupun mental, yang pada akhirnya menimbulkan ketidak mampuan untuk hidup dan melaksanakan fungsi sosial secara wajar. Oleh sebab itu korban dari penyalahgunaan narkoba perlu mendapatkan pertolongan pengobatan dan rehabilitasi, yaitu dengan metode pendekatan therapeutic. Dalam melaksanakan metode ini, maka diperlukan suatu tempat yang khusus dipergunakan bagi orang orang percandu narkoba. 1.2 Rumusan Masalah Dalam proses pengadaan pusat rehabilitasi ketergantungan narkoba dengan pendekatan therapeutic di Denpasar, dapat dilakukan identifikasi masalah melalui beberapa aspek, antara lain. 1. jenis kegiatan aktivitas apa saja yang terdapat pada pusat rehabilitasi ketergantungan narkoba dengan metode therapeutic community di Denpasar? 2. Jenis ruang atau fasilitas apa saja yang dibutuhkan pada pusat rehabilitasi ketergantungan narkoba dengan metode therapeutic community di Denpasar? vii
3. Bagaimana mewujudkan rancangan pusat rehabilitasi ketergantungan narkoba dengan metode therapeutic community di Denpasar yang mampu membuat penghuninya merasakan rasa aman untuk pemulihan para pecandu narkoba? 1.3 Tujuan Adapun berikut ini tujuan dari penulisan pusat rehabilitasi narkoba dengan metode therapeutic community 1. untuk mengetahui jenis kegiatan aktivitas apa saja yang terdapat pada pusat rehabilitasi ketergantungan narkoba dengan metode therapeutic community di Denpasar. 2. Untuk mengetahui jenis ruang dan fasilitas apa saja yang dibutuhkan pada pusat rehabilitasi ketergantungan narkoba dengan metode therapeutic community di Denpasar. 3. Untuk mengetahui bagaimana tema dan konsep perancangan pusat rehabilitasi narkoba dengan metode theraeutic community yang tepat agar penghuninya merasa nyaman. 1.4 Metode Penelitian 1.4.1 Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena fenomena yang diselidiki. Teknik dilakukan dengan observasi langsung. Adapun data data primer tersebut diperoleh melalui tinjauan pada Badan Narkotika Nasional dan juga terhadap proyek sejenis yaitu Yakita Bali di jalan MOH. Yamin IX no 9A, Renon, Denpasar 2. Diskusi Wawancara merupakan teknik pengumpulan data melalui narasumber ahli yang berkompeten mengenai bidang yang diteliti oleh penulis. Narasumber yang telah diwanwancarai yaitu : a. Dudi Rohadi selaku manajer Yakita. b. Adi Mantara selaku direktur Yakeba. viii
3. Studi literatur Mempelajari literatur yang terkait sebagai bahan pembanding dan pedoman dengan cara pengumpulan data secara visual, buku, brosur maupun multimedia lain terkait pusat rehabilitasi ketergantungan narkoba. 1.4.2 Teknik Pembahasan 1. Kompilasi data Mengumpulkan data-data yang sudah ada, selanjutnya dipilih dan disusun sesuai dengan kegunaanya sebagai bagian proses analisa. 2. Klasifikasi data Mengelompokan dan menyeleksi data-data sesuai dengan spesifikasi dalam kegiatan analisa. 3. Analisa data Dengan memilah masalah menjadi komponen pembentukanya dengan mempertimbangkan faktor pengaruh untuk dicari solusi pemecahannya. Dasar analisa adalah data lapangan, studi literatur, dan wawancara. 4. sintesa menggabungkan beberapa permasalahan yang ada dan saling terkait satu sama lainnya sehingga dapat menghasilkan keputusan dalam memecahkan masalah yang ada. 5. Komparatif Membandingkan antara sarana dan fasilitas sejenis yang ada di Denpasar, agar dapat memberikan gambaran pemecahan masalah yang lebih baik. ix