ANALISIS PENERAPAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PONDOK BAKSO KATAM Nama NPM Jurusan : Siswanti : 2A214321 : Akuntansi Dosen Pembimbing : Budi Prijanto, SE., MMSi
PENDAHULUAN Latar belakang Saat ini perkembangan bisnis semakin ketat, sehingga perusahaan harus mampu meningkatkan kualitas produk. Setiap perusahaan umumnya mempunyai tujuan yaitu memperoleh laba yang optimal, maka perusahaan harus mengetahui besarnya biaya produksi dan harga pokok produksi. Masih banyak perusahaan yang menggunakan metode Konvensional, dengan metode ini hanya dapat menelusuri biaya bahan baku (BBB), biaya tenaga kerja langsung (BTKL) dan biaya overhead pabrik (BOP), Sedangkan aktivitas lainnya menjadi terabaikan. Sehingga metode Konvensional kurang akurat dalam pembuatan keputusan. Manajemen perusahaan dapat dibantu dengan menggunakan metode Activity Based Costing (ABC). Metode ini bertujuan untuk mengalokasikan biaya ke dalam transaksi dari aktivitas produksi yang dilakukan dan kemudian mengalokasikan biaya tersebut secara tepat ke produk sesuai dengan pemakaian aktivitas setiap jenis produk. Sehingga metode ABC ini dapat memberikan informasi harga pokok produksi yang lebih akurat.
PENDAHULUAN Tujuan 1. Untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi dengan metode Konvensional dan Activity Based Costing (ABC) pada Pondok Bakso katam. 2. Untuk mengetahui perbedaan harga pokok produksi dengan metode Konvensional dan Activity Based Costing (ABC) pada Pondok Bakso Katam. Batasan Masalah Dalam masalah ini, penulis membatasi masalah pada perhitungan harga pokok produksi bakso dengan menggunakan metode Konvensional dan Activity Based Costing (ABC) dengan menggunakan laporan usaha Pondok Bakso Katam bulan Oktober 2016.
METODE PENELITIAN Objek Penelitian Pada penulisan ilmiah ini yang menjadi objek penelitian adalah Pondok Bakso Katam yang memproduksi berbagai jenis bakso yaitu bakso biasa, bakso telur dan bakso urat yang beralamat di Jl. Majapahit III No. 242, Depok. Data yang digunakan 1. Analisis Deskriptif 2. Analisis Kualitatif Menentukan tarif BOP Tarif BOP = Harga Pokok Produksi =
BOP yang dibebankan = Kuantitas pembebanan tarif BOP Overhead yang dibebankan = Tarif kelompok Unit cost driver yang digunakan oleh produk
PEMBAHASAN Biaya Bahan Baku Bakso Biasa (12.000 butir) Pemakaian (a) Oktober 2016 Satuan Harga Satuan (b) Total Harga (a b) Tepung Sagu 12 Kilogram 7.000 84.000 Daging Sapi 48 Kilogram 100.000 4.800.000 Bawang Putih 7 Kilogram 37.000 259.000 Garam 1 Kilogram 6.000 6.000 Merica 7 Bungkus 1.000 7.000 Telur 80 Butir 1.500 120.000 Total Biaya 5.276.000 Biaya Bahan Baku Bakso telur 9.600 butir) Oktober 2016 Pemakaian (a) Satuan Harga Satuan (b) Total Harga (a b) Tepung Sagu 12 Kilogram 7.000 84.000 Daging sapi 48 Kilogram 100.000 4.800.000 Bawang Putih 7 Kilogram 37.000 259.000 Garam 1 Kilogram 6.000 6.000 Merica 7 Bungkus 1.000 7.000 Telur 128 Butir 1.500 192.000 Total Biaya 5.348.000
Biaya Bahan Baku Bakso Urat (12.000 butir) Oktober 2016 Pemakaian (a) Satuan Harga Satuan (b) Total Harga (a b) Tepung Sagu 12 Kilogram 7.000 84.000 Daging Sapi 48 Kilogram 100.000 4.800.000 Urat Sapi 20 Kilogram 40.000 800.000 Bawang Putih 7 Kilogram 37.000 259.000 Garam 1 Kilogram 6.000 6.000 Merica 7 Bungkus 1.000 7.000 Telur 80 Butir 1.500 120.000 Total Biaya 6.076.000 Biaya Tenaga Kerja Langsung Jumlah Produksi (bks) Jumlah Karyawan Biaya Tenaga Kerja Langsung Bakso 1.400 2 3.840.000
Biaya Overhead Pabrik (BOP) Jenis BOP Biaya Biaya Bahan Penolong 33.750 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung 720.000 Biaya Listrik 1.300.000 Biaya Bahan Bakar Mesin Produksi 60.000 Biaya Depresiasi Mesin Penggiling 0 Biaya Depresiasi Gedung 41.666,6 Biaya Pembungkus 700.000 Biaya Bahan Bakar Kendaraan 240.000 Total BOP 3.094.416,6 Harga Pokok Produksi (Metode Konvensional) Bakso Biasa Bakso Telur Bakso Urat Biaya bahan baku 5.276.000 5.348.000 6.076.000 Biaya tenaga kerja Langsung 3.840.000 3.840.000 3.840.000 Biaya overhead pabrik 1.105.500 (2.211,0 500) 884.400 (2.211,0 400) 1.105.500 (2.211,0 500) Total Biaya Produksi 10.221.500 10.072.400 11.021.500 Volume Produksi 500 bks 400 bks 500 bks HPP/butir 20.443 25.181 22.043
Prosedur tahap pertama 1. Identifikasi dan klasifiaksi aktivitas Biaya Overhead Biaya Bahan Penolong Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Biaya Listrik dan Telepon Biaya Bahan Bakar Mesin Produksi Biaya Depresiasi Mesin Penggiling Biaya Depresiasi Gedung Biaya Pembungkus Biaya Bahan Bakar Kendaraan Kategori Aktivitas UNIT LEVEL UNIT LEVEL UNIT LEVEL UNIT LEVEL FACILITY LEVEL FACILITY LEVEL BATCH LEVEL UNIT LEVEL 2. Penentuan peggerak biaya (cost driver) Jenis Biaya Level Aktivitas Cost Driver Biaya Bahan Penolong Unit Bks Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Unit JTKTL Biaya Listrik dan Air Unit JM Biaya Bahan Bakar Mesin Produksi Unit JM Biaya Depresiasi Mesin Penggiling Facility JM Biaya Depresiasi Gedung Facility M2 Biaya Pembungkus Batch Butir Biaya Bahan Bakar kendaraan Unit JM
Daftar Alokasi BOP per Cost Pool Cost Pool Cost Driver Bakso Biasa Bakso Telur Bakso Urat Total 1 Unit Produksi (1) Butir 500 400 500 1.400 2 Jam TKTL (2) JTKTL 48 48 48 144 3 Jam Mesin (3) JM 80 80 80 240 4 Luas Gedung (4) M2 8 8 8 24 : volume produksi = Jumlah produk yang dihasilkan selama 1 bulan Bakso Biasa 500 bks, Bakso Telur 400 bks, dan Bakso Urat 500 bks Jam TKTL 3 jam 16 hari = 48 jam Jam mesin 5 jam 16 hari = 80 jam Luas gedung 4m 2m = 8m2
3. Perhitungan Pool rate Biaya Overhead Pool 1 Pool 2 Pool 3 Pool 4 Biaya Bahan Penolong 33.750 33.750 Biaya TKTL 720.000 720.000 Biaya Listrik 1.300.000 1.300.000 Biaya Bahan Bakar Mesin Produksi 60.000 60.000 Biaya Depresiasi Mesin Penggiling 0 0 Biaya Depresiasi Gedung 41,666,6 41.666,6 Biaya Pembungkus 700.000 700.000 Biaya Bahan Bakar Kendaraan 240.000 240.000 Total Kelompok Biaya 3.095.416,6 2.033.750 720.000 300.000 125.000 Cost Driver yang Mewakili Unit Produksi JTKTL JM M2 Nilai dasar Alokasi 1.400 144 240 24 Tarif kelompok 1.452,6 5.000 1.250 1.736,1
Prosedur tahap kedua Penentuan tarif kelompok ke masing-masing produk Bakso Biasa Bakso Telur Bakso Urat Pool 1 Rp 1.452,6 500 726.300 Rp 1.452,6 400 581.040 Rp 1.452,6 5000 726.300 Pool 2 Rp 5.000 48 240.000 Rp 5.000 48 240.000 Rp 5.000 48 240.000 Pool 3 100.000 Rp 1.250 80 100.000 10.000 Rp 1.250 80 Rp 1.250 80 Pool 4 5.888,8 5.888,8 5.888,8 Rp 1.736,1 8 Total Tarif Kelompok 1.072.188,8 926.928,8 1.072.188,8
Harga pokok produksi (metode Activity Based Costing) Bakso Biasa Bakso Telur Bakso Urat BBB 5.276.000 5.348.000 6.076.000 BTKL 3.840.000 3.840.000 3.840.000 BOP 1.072.188,8 926.928,8 1.072.188,8 Total Biaya Produksi 10.188.188,8 10.114.928,8 10.988.188,8 Volume Produksi 500 400 500 HPP/butir 20.376,3 25.287,3 21.976,3 Perhitungan BOP per Produksi dengan metode Activity Based Costing (ABC) Bakso Biasa Bakso Telur Bakso Urat Total BOP 1.072.188,8 926.928,8 1.072.188,8 Kuantitas Produksi 500 400 500 BOP/Butir 2.144,3 2.317,3 2.144,3
Perbandingan harga pokok produksi metode Konvensional dengan metode Activity based costing (ABC) Pondok Bakso Katam Volume Produksi HPP Metode Konvensional HPP Metode ABC Selisih Harga Jual/bks Bakso Biasa 500 20.443 20.376,3-66,7 24.000 Bakso Telur 400 25.181 25.287,3 (106,3) 36.000 Bakso Urat 500 22.043 21.976,3-66,7 36.000
KESIMPULAN Harga pokok produksi Pondok Bakso Katam dengan menggunakan metode Konvensional untuk Bakso biasa sebesar Rp 20.443/bks, Bakso telur Rp 25.181/bks, dan Bakso Urat Rp 22.043/bks. Sedangkan dengan metode Activity Based Costing (ABC) harga pokok produksi Bakso biasa sebesar Rp 20.376,3/bks, Bakso telur Rp 25.287,3/bks, dan Bakso urat Rp 21.976,3/bks. Dari harga pokok produksi yang didapat dari metode Konvensional dan Metode Activity Based Costing (ABC) terjadi overrcost pada produk Bakso biasa sebesar Rp 66,7, sedangkan untuk Bakso telur dan Bakso urat terjadi undercost masing-masing Rp 106,3 dan Rp 66,7.