PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII MTsN PANCUNG SOAL KABUPATEN PESISIR SELATAN Idola 1, Gustina Indriati 2, Liza Yulia Sari 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat Idolafarma@gmail.com ABSTRACT This research is motivated by some problems that students are still less active in the learning process. So that impact on the results of biology students learning class VIII MTsN Pancung Problem Pesisir Selatan Regency. This study aims to determine the implementation of active learning strategy of The Power Of Two type along with the image media on the results of biology students learning grade VIII MTsN Pancung Problem Pesisir Selatan Regency. This research uses Randomized Control - Postest Only Group. The population of this study were all VII class students enrolled in the academic year 2016/2017. This research uses Purposive Sampling technique. Instrument in the cognitive domain is an objective matter, for the affective domain is self-assessment, the psychomotor domain of the student report. The data analysis of the final test result of the sample class is done by t-test. Based on the result of the research, the result of final test of experimental class is 57.99 and control class is 57.71. T-test results obtained t count <t tabel, namely t count = 0.14 and t table = 1.67, so the hypothesis in both classes of samples rejected. In the affective domain of the experimental class obtained the overall mode value of 2.74 and the control class 2.57 with the predicate equals C. While the experimental class psychomotor domain obtained the optimum achievement of 3.13 and control 3.00 with the predicate equally B. From the results research can be concluded that the implementation of the strategy of The Power Of Two together with the image media can not improve students' biology learning result in MTsN Pancung about Pesisir Selatan Regency. Keywords: The Power Of Two, Image Media and Learning Outcomes PENDAHULUAN Hasil Observasi yang telah dilakukan di MTsN Pancung Soal pada bulan September 2016 dan wawancara dengan seorang guru biologi terlihat bahwa proses pembelajaran masih berpusat pada guru, kemudian dalam proses pembelajaran guru sudah menggunakan metode ceramah dan diskusi. Namun, siswa masih terlihat kurang aktif dalam berdiskusi kelompok, tanpa berpartisipasi dalam diskusi kelompok dan tidak ada menanggapi hasil dari diskusi kelompok lain. Sehingga berdampak terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VII MTsN Pancung Soal Kabupaten Pesisir selatan pada materi ekosistem. Materi ini menuntut siswa untuk menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem, karena materi ekosistem ini banyak menggunakan gambar, Ada beberapa macam media
2 pembelajaran, yaitu 1) Media grafis, seperti gambar, diagram, bagan, poster, dan grafik. (2) Media proyeksi, seperti slide, OHT, OP, Microfis, dan video. (3) Media audio, dan (4) Media komputer (Sanjaya, 2012:204-207). Salah satu media yang dipakai adalah media gambar karena pada materi ekosistem ini siswa dapat melihat dengan mudah menggunakan media gambar. Hal lain yang penulis temukan adalah rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai ulangan harian materi ekosistem yaitu di kelas VII semester II tahun pelajaran 2015/2016 yang masih di bawah kriteria ketuntasan minimum (KKM Materi) yaitu 80. VII 1 (74,13),VII 2 (74,76),VII 3 (73,76),VII 4 (73,89),VII 5 (74,55). Jika hal seperti ini dibiarkan maka akan berdampak buruk bagi hasil belajar siswa berikutnya. Oleh sebab itu untuk menghindari rendahnya hasil belajar siswa, salah satu solusinya yaitu dengan menerapkan strategi pembelajaran. Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah di atas adalah dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe The Power Of Two yaitu pembelajaran kekuatan dua kepala yang digunakan untuk meningkatkan pembelajaran kooperatif dan untuk menegaskan pentingnya serta manfaat sinergi, karena dua kepala jauh lebih baik dari satu kepala. Menurut Silberman, (1996:101) Strategi pembelajaran aktif tipe The Power Of Two dengan cara meminta siswa bekerja secara induividu, dengan hal tersebut akan membuat siswa lebih aktif karena siswa diberikan kebebasan untuk mengeluarkan pengetahuan yang ada pada dirinya. Kemudian, siswa berdiskusi dua orang mereka diminta saling berbagi pengetahuan dan bertukar pendapat satu sama lain. Aktifitas pembelajaran aktif tipe The Power Of Two dapat digunakan untuk meningkatkan pembelajaran secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi pelajaran, menumbuhkan kerjasama secara maksimal melalui kegiatan pembelajaran oleh teman sendiri dengan anggota dua orang di dalamnya untuk mencapai kompetensi dasar. Pada materi ekosistem siswa dituntut untuk mampu mengindentifikasi ekosistem dan komponen-komponen ekosistem. Hal ini membutuhkan pengamatan langsunng dengan gambar agar siswa mampu membadakan hubungan antara komponen-komponen ekosistem itu sendiri. Usman (2002:47) mengemukakan melalui media gambar suatu informasi yang disampaikan dapat dimengerti dengan mudah karena hasil yang diragakan lebih mendekati kenyataan melalui foto
3 yang diperlihatkan kepada anak-anak, dan hasil yang diterima oleh anak-anak akan sama. Oleh karena itu, media gambar merupakan alternatif untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Media gambar yang dipakai berupa foto yang berkaitan dengan materi ekosistem. Pada penerapan strategi The Power Of Two disertai media gambar nantinya akan digunakan pada saat guru memberikan pertanyaan kepada siswa, pertanyaan tersebut dibuat berdasarkan pengamatan siswa terhadap gambar yang diberikan. Dalam strategi ini siswa disuruh mengerjakan latihan perorangan saling melengkapi jawaban dan guru menunjuk beberapa pasangan untuk mempresentasikan jawabannya. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Randomized Control Group Post Test Only Design terhadap subjek. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII MTsN Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan yang terdaftar pada tahun ajaran 2016/2017. Penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling. Kelas sampel diambil secara acak. Instrumen yang digunakan pada ranah kognitif berupa saol objektif yang telah divalidasi atau yang telah diuji cobakan dan untuk ranah afektif dan psikomotor menggunakan lembar observasi yang dibantu oleh observer. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di MTsN Pancung Soal yang terdiri dari kelas VII 5 sebagai kelas eksperimen dan VII 2 sebagai kelas kontrol. Maka diperoleh data tentang hasil belajar siswa yang meliputi tiga ranah yaituranah afektif, ranah kognitif, dan ranah psikomotor dalam pembelajaran biologi pada materi ekosistem. 1. Ranah Afektif Deskripsi data penilaian ini ditunjukkan dengan nilai modus dalam kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk memperoleh kriteria siswa untuk setiap indikator yang dinilai. Indikator yang dinilai yaitu bertanggung jawab, bekerja sama dan santun dalam berkomunikasi pada saat proses pembelajaran. Pada kelas eksperimen didapatkan nilai modus secara keseluruhan yaitu 2,74 dan nilai modus pada kelas kontrol adalah 2,57 dengan kedua kelas sampel sama-sama predikat C dapat dilihat pada Gambar 3.
Nilai Modus Nilai Rata-Rata Hasil Belajar 4 3 2 1 0 2,63 2,31 2,71 Bertanggung Bekerja Bekerja Santun dalam jawab sama sama komunikasi Gambar 1. Rata Rata Penilaian Ranah Afektif Siswa Pada Kelas Sampel 2..Ranah Kognitif Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada kedua kelas sampel diperoleh data hasil belajar siswa pada ranah kognitif. Data tersebut diperoleh dari tes akhir yang dilakukan pada kegiatan penelitian. Pada tes akhir digunakan soal berupa objektif berjumlah 44 butir soal, yang diambil dari soal uji coba yang telah dilakukan pada kelas VII 4 dengan jumlah soal sebanyak 62 soal objektif. Tes akhir diikuti oleh seluruh siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen tes akhir diikuti oleh 33 siswa begitu juga dengan kelas kontrol juga diikuti oleh 33 orang siswa. Hasil pengukuran tes hasil belajar kedua kelas tersebut diklasifikasikan berdasarkan data perhitungan tes hasil belajar dapat dilihat pada nilai rata-rata hasil belajar siswa yang terlihat pada Gambar 2. 2,54 2,77 2,63 Eksperimen Kontrol 70 60 50 40 30 20 10 0 57,99 57,71 Kelas VII 5 Kelas VII 2 Eksperimen Kontrol Gambar 2. Rata-Rata Penilaian Ranah Kognitif Pada Kedua Kelas Sampel Hasil belajar Biologi pada ranah kognitif pada kelas eksperimen dengan strategi pembelajaran aktif The Power Of Two Disertai Media Gambar tidak jauh berbeda dibandingkan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah dan diskusi. Hal ini tergambar dari nilai ratarata hasil belajar kelas eksperimen adalah 57,99dengan persentase ketuntasan yaitu21% dan kelas kontrol adalah 57,71dengan persentase ketuntasan18%. Pada ranah kognitif ini, diperoleh hasil analisis uji normalitas pada kelas eksperimen L 0 0,0780< L tabel 0,15 dan uji normalitas pada kelas kontrol adalah L 0 0,0364< L tabel 0,15, maka dapat disimpulkan bahwa kedua data sampel berdistribusi normal. Hasil analisis uji homogenitas pada kelas sampel adalah F hitung 0,89 < F tabel 1,84 maka varians data dari kedua kelas sampel homogen. Karena kedua data berdistribusi normal dan bervarians homogen, maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji-t. Sehingga pada ranah kognitif didapatkan t- hitung
Nilai Modus 5 0,14< t- tabel 1,67, jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian ditolak. 3. Ranah Psikomotor Penilaian psikomotor dilakukan spada kedua kelas sampel yaitu pada kelas eksperimen dinilai dari hasil laporan siswa berpasangan setelah melakukan diskusi dan presentasi sedangkan pada kelas kontrol yang dinilai adalah laporan diskusi kelompok siswa setiap pertemuan pada saat proses pembelajaran. Data hasil penilaian psikomotor pada kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Gambar 3. 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 2,69 Kalimat yang jelas 2,56 2,82 2,56 2,53 2,23 Kelengkapan hasil diskusi Eksperimen Kontrol Penulisan hasil diskusi Gambar 3. Rata-Rata Penilaian Ranah Psikomotor Pada Kelas Sampel Dimana nilai rata-rata kelas eksperimen pada indikator kalimat dan bahasa yang jelas 2,69 dengan predikat B-, pada indikator kelengkapan isi hasil diskusi 2,82 dengan predikat B-, pada indikator penulisan hasil diskusi 2,53 dengan predikat C+, sedangkan nilai ratarata pada kelas kontrol untuk indikator menggunakan kalimat dan bahasa yang jelas adalah 2,56 dengan predikat B-, pada indikatorkelengkapan isi laporan 2,56 dengan predikat B-, dan penulisan laporan 2,23 dengan predikat C-. Untuk lebih rincinya dapat dilihat pada Lampiran. B. Pembahasan 1. Ranah Afektif Dalam penelitian pada ranah afektif peneliti menggunakan instrumen dalam bentuk penilaian diri untuk menilai siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan diadakan observasi untuk penilaian antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Dari hasil analisis observasi tersebut dapat diketahui bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki rata-rata modus yang tidak jauh berbeda dengan kelas kontrol. Kelas eksperimen memiliki rata-rata modus 2,74 dan kelas kontrol 2,57, untuk kedua kelas sampel tersebut sama-sama memiliki kriteria predikat C. Untuk lebih rincinya pada kelas eksperimen dan kelas kontrol ratarata nilai modus hasil analisis penilaian afektif siswa tiap indikator dapat dilihat pada Lampiran 19 dan 20. Pada proses pembelajaran di kelas eksperimen siswa memiliki rasa tanggung jawab sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini disebabkan karena pada kelas eksperimen siswa yang awalnya menjawab pertanyaan perorangan, mereka berusaha dan bertanggung jawab
6 menyelesaikan pertanyaan yang diberikan guru. Pada saat berpasangan sebagian siswa juga menunjukkan rasa tanggung jawabnya terhadap tugas yang diberikan guru, mereka saling berbagi pendapat dengan pasangannya tetapi tidak semua siswa yang ikut saling berbagi pendapat dengan pasangan. Karena siswa masih canggung dengan strategi The Power Of Two yang disertai media gambar. Menurut Sunarti (2014: 76) selama proses pembelajaran siswa memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya. Pada kelas kontrol indikator bertanggung jawab sedikit lebih rendah dibandingkan kelas eksperimen, terlihat pada kelas kontrol ini siswa cukup memiliki rasa tanggung jawabnya terhadap tugas yang diberikan, dan cukup mempedulikan tugas yang diberikan guru. Hal ini karena hasil diskusi mereka tidak dinilai, jadi mereka tidak terlalu serius dalam membuat laporan kelompok, sehingga dalam membuat laporan kelompok hanya yang aktif saja yang bekerja sebagian nya hanya dudukduduk didalam kelompok. Pada indikator bekerja sama kelas eksperimen terlihat sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol, hal ini terlihat pada saat mengerjakan laporan berpasangan siswa pada kelas eksperimen saling bekerja sama, mereka membuat laporan berpasangan dengan pasangan kelompok, dan saling bekerja sama, sehingga terlihat kekompakan dalam membuat laporan diskusi pasangan, sedangkan pada kelas kontrol indikator bekerja sama sedikit lebih rendah dibandingkan kelas eksperimen disebabkan kebanyakan siswa hanya diam, dan tidak terlalu mempedulikan temannya dalam membuat laporan hanya sebagian yang berpartisipasi dalam belajar. Sesuai yang dikatakan Majid (2014 : 71) aktivitas belajar untuk mencapai tujuan belajar tidak akan terjadi apabila peserta didik tidak termotivasi untuk belajar. Pada indikator santun dalam berkomunikasi juga sedikit lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, hal tersebut dapat dilihat dari cara siswa bicara dengan guru maupun dengan temannya disaat proses pembelajaran, siswa sudah memperlihatkan komunikasi yang baik disaat belajar, bertanya kepada guru maupun sesama teman, disaat mempresentasikan laporan siswa berbicara dengan baik, sehinga disaat pembelajaran terlihat santun dalam berbicara dan juga sudah memperlihatkan sikap yang baik, meskipun masih ada sebagian siswa yang masih kurang santun dalam berkomunikasi. Pada kelas kontrol indikator santun berkomunikasi lebih rendah dari kelas eksperimen, hal tersebut dapat dilihat dari cara siswa bicara dengan guru maupun dengan temannya, saat
7 berpasangan dengan temannya mengerjakan tugas yang diberikan guru, banyak siswa memperlihatkan komunikasi yang kurang baik, kurang santun dalam penilaian sikap akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, karena dengan komunikasi yang baik akan terjalin suasana belajar yang baik pula, hal ini sesiai dengan pendapat Kunandar (2013:100) sikap menentukan keberhasilan belajar seseorang. 2. Ranah Kognitif Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa hasil belajar biologi siswa kelas eksperimen dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe The Power Of Two disertai media gambar tidak terjadi peningkatan terhadap hasil belajar biologi siswa. Hal ini terlihat pada Lampiran 12 yaitu rata-rata hasil belajar biologi siswa pada kedua kelas sampel tidak menunjukkan perbedaan yang berarti sehingga hipotesis ditolak. Menurut Suryabrata (2013: 42) jika hipotesis ditolak ada beberapa kemungkinan penyebabnya, salah satunya adanya variabel-variabel luaran. Variabel luaran yang menyebabkan hipotesis ditolak yaitu kemungkinan disebabkan oleh siswa yang tidak belajar terlebih dahulu, malas dalam belajar, dalam melakukan diskusi banyak siswa tidak serius mengerjakannya, meribut dalam saat berdiskusi, oleh sebab itu terjadilah proses pembelajaran yang kurang baik. Penelitian ini belum membuat nilai rata-rata tes akhir siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal tersebut bukan berarti penerapan model pembelajaran menggunakan strategi aktif tipe The Power Of Two di sertai media gambar tidak baik digunakan dalam proses pembelajaran, karena siswa belum begitu tertarik dengan strategi The Power Of Two di sertai media gambar ini baru pertama kali diterapkan. Dalam pelaksanaan model ini dimana membutuhkan waktu yang lama, siswa ribut saat proses pembelajaran dan diskusi berlangsung, disaat mengerjakan tugas berpasangan, ada sebagian kelompok yang hanya pasangannya saja yang mengerjakan laporannya, kurang berpartisipasinya siswa dalam mengerjakan laporan yang ditugaskan guru, disaat pembelajaran siswa juga diberi media gambar, karena penggunaan media gambar sangat penting dapat mempermudah siswa dalam mengerjakan tugas atau permasalahan yang diberikan guru, Sesuai yang dikatakan Sadiman (2007 : 29) media gambar dapat digunakan untuk melatih keterampilan berpikir serta dapat mengembangkan kemampuan imajinasi siswa. Sebagian siswa sudah aktif dalam belajar, namun masih terlihat
8 ada yang kurang mempedulikan tugas yang diberikan guru dan terlihat kurangnya minat siswa dalam mengerjakan laporan disaat berpasangan. Menurut Slameto (2003: 57) minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Pada kelas kontrol nilai rata-rata siswa sedikit lebih rendah disebabkan karena disaat diskusi kelompok siswa lebih banyak meribut, tidak mempedulikan temannya dan tidak memperhatikan temannya disaat diskusi, mereka sibuk dengan kegiatan yang lain, kurangnya motivasi siswa dalam belajar terlihat dari minat belajar yang kurang, disaat membuat laporan kelompok hanya sebagian saja yang aktif, disaat guru menjelaskan materi, siswa sibuk dengan kegiatannya masingmasing, Ketuntasan untuk masing-masing siswa masih kurang baik yaitu pada kedua kelas sampel tidak ada siswa yang mencapai KKM, keberhasilan kurang maksimal untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Pada ranah kognitif terlihat dari skor rata-rata hasil belajar biologi siswa pada kelas eksperimen dengan model mengajar menggunakan strategi aktif The Power Of Two disertai Media gambar yaitu 57,99. Jika dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu menggunakan motode diskusi dan tanya jawab yaitu 57,71 dengan kriteria C. Ketuntasan untuk masing-masing siswa masih kurang baik yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol yang tuntas hanya 7 orang siswa dengan presentase ketuntasan kelas eksperimen 21% dan kelas kontrol yang tuntas 6 dengan ketuntasan 18%. Sehingga dari kedua kelas sampel hanya 13 orang yang mencapai KKM, keberhasilan yang didapat kurang maksimal untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Djamarah dan Zain (2010: 107) menyatakan bahwa apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa maka tingkatan keberhasilan tergolong kurang baik. Kendala yang penulis temukan selama penelitian dengan menerapkan strategi aktif The Power Of two disertai media gambar yaitu masalah waktu, peneliti merasa kesulitan dalam mengatur waktu dalam proses pembelajaran seperti pada saat siswa berdiskusi. Dengan kurangnya waktu tersebut membuat proses pembelajaran kurang efektif dan efisien. Penerapan strategi aktif The Power Of Two disertai media gambar ini baru diterapkan sehingga siswa canggung dalam belajar. Kemudian masih kurangnya pengelolaan kelas, sehingga suasana kelas menjadi ribut saat proses belajar mengajar
9 berlangsung. Penulis berusaha mengontrol keadaan kelas agar tercipta suasana yang kondusif. Suasana yang kondusif maksudnya tidak ada keributan walaupun penulis sudah berusaha untuk mengontrol suasana kelas dengan memberikan teguran kepada siswa. Menurut Djamarah dan Zain (2010:194) gagalnya seorang guru mencapai tujuan pengajaran sejalan dengan ketidakmampuan guru dalam mengelola kelas. Indikator dari kegagalan itu adalah prestasi belajar siswa rendah, tidak sesuai dengan standar atau batas ukuran yang ditentukan. Karena itu, pengelolaan kelas merupakan kompetensi guru sangat penting dikuasai oleh guru dalam kerangka keberhasilan proses belajar mengajar. 3. Ranah Psikomotor Penilaian ranah psikomotor untuk kedua kelas sampel diperoleh dari nilai hasil diskusi selama proses pembelajaran, yaitu tiga kali pertemuan. Penilaian hasil diskusi menggunakan tiga indikatoryang terdiri atas menggunakan kalimat dan bahasa yang jelas, kelengkapan isi hasil diskusi, dan penulisan isi hasil diskusi. Keterampilan untuk penilaian siswa pada kelas eksperimen dalam menginvestigasi materi yang dipilih dari tiga indikator yaitu menggunakan kalimat dan gaya bahasa yang jelas, kelengkapan isi hasil diskusi, dan penulisan isi hasil diskusi. Nilai capaian optimum pada kelas eksperimen adalah 3,13 dengan predikat B dan pada kelas kontrol 3,00 dengan predikat B. Tingginya capaian optimumyang diperoleh siswa ini disebabkan karena pada umumnya kesusuaian menginvestigasi, membuat jawaban laporan sudah baik, tiap kelompok sudah membuat jawaban dengan lengkap dan dalam menulis jawaban laporan sudah menggunakan kalimat gan bahasa yang jelas, dan mudah dipahami, namun pada penulisan hasil diskusi ada sebagian yang masih kurang bersih dan rapi. Pada kelas eksperimen memiliki motivasi dan tanggung jawab yang besar atas tugas yang diberikan oleh guru. Sehingga mereka berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru yaitu menjawab pertanyaan yang ada dan membuat jawaban semaksimal mungkin. Pada kelas kontrol memiliki nilai capaian optimum yang diperoleh yaitu 3,00 dengan predikat B. Siswa sudah membuat laporan dengan menggunakan kalimat dan bahasa yang jelas, menulis laporan dengan rapi namun sebagian masih ada yang kurang lengkap. Hal ini sesuai menurut pendapat Kunandar (2013 : 251) penilaian kompetensi keterampilan adalah penilaian yang dilakukan guru untuk
10 mengukur tingkat pencapaian kompetensi keterampilan dari peserta didik yang meliputi aspek imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi dan naturalisasi. KESIMPULAN Sanjaya, W.2011. Stategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta: Kencana. Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajaran aktif tipe The Power Of Two disertai media gambar tidak dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas VII MTsN Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan. DAFTAR PUSTAKA Djamarah dan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Kunandar. 2013. Penilaian Autentik. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Lufri. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi. Padang :UNP Prees. Majid, Abdul. 2014. Strategi Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya. Mela Monika (2015), pengaruh penerapan strategi pembelajaran aktif tipe The Power Of Two disertai Mind map terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VIII MTsN Langsat Kadap Rao Kabupaten Pasaman. Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers.