BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini akan dijelaskan kesimpulan dari penelitian dan saran penelitian selanjutnya terkait topik ini.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN UKDW. alat pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran(marketing mix). Marketing

RISET PEMASARAN UNTUK MELIHAT POTENSI E-RETAIL PADA USAHA BAKERY

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan banyak orang karena dengan internet kita bisa mengakses dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL. pembelian secara online. Suhartini (2011) yang meneliti faktor yang

BAB II LANDASAN TEORI. maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era yang modern, pertumbuhan ekonomi terus berkembang seiring

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah persaingan bisnis saat ini, para pelaku bisnis harus selalu

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan dasar manusia. Perkembangan teknologi smartphone sangat cepat. yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daya belinya.

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Mengumpulkan Informasi (Riset Pemasaran)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era perkembangan zaman seperti ini telah terjadi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. dalam memilih tempat untuk berbelanja, sedangkan bagi perusahaan retail

RISET DAN SISTEM INFORMASI PEMASARAN. Meet -1. BY.Hariyatno.SE.Mmsi

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. semakin penting dari pemasaran di abad ke-21. Hal ini didukung oleh Levy dan

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan baik usaha dagang dalam penyediaan barang maupun UKDW

BAB I PENDAHULUAN. tersaingi atau bahkan tergeser oleh adanya bisnis eceran modern atau biasa disebut

BAB I PENDAHULUAN. Usaha ritel dapat kita pahami sebagai kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN UKDW. banyak bermunculan perusahaan dagang yang bergerak dibidang

BAB II TINJAUAN TEORI DAN STUDY PUSTAKA. A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang pertama. adalah Agus Fitriadi (2003) dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Peranan sektor jasa semakin lama semakin luas dan canggih dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, terlebih dengan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang canggih untuk mengakses internet, begitu pula dengan

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan komoditas pangan lebih bermanfaat untuk pemenuh kebutuhan gizi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sehari-hari, baik itu kebutuhan yang bersifat primer

METODE PENELITIAN. Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah konsumen yang pernah

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Globalisasi menuntut kebutuhan akan arus informasi dan pengetahuan yang sangat

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemasaran merupakan suatu proses sosial yang melibatkan kegiatan-kegiatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi, dan internet

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun ini bisnis di bidang usaha makanan mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

III. METODE KAJIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metoda Kerja Kerangka Pemikiran Konseptual

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Cafe merupakan suatu tipe restoran yang biasa menyediakan tempat duduk di dalam dan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bertahan dan memenangkan persaingan di dalam bisnis ritel. bisnis yang melakukan penambahan nilai terhadap produk-produk dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas bisnis yang meliputi penjualan produk dan jasa kepada konsumen untuk

PENGARUH VARIABEL RETAIL MIX TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DI RITA PASARAYA KEBUMEN. Oleh: Didik Darmanto Manajemen

MOTIVASI BERBELANJA KONSUMEN PADA PASAR TRADISIONAL DAN PASAR SWALAYAN DI KOTA MADIUN. Rindyah Hanafi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis harus menghadapi tuntutan bisnis yang terus menerus mengalami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. logika itu unit bisnis diharapkan bisa mencapai sasaran sasaran. hubungannya dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia. Menurut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU),

BAB I PENDAHULUAN. sarana jasa pengiriman. Bisnis jasa pengiriman di dalam negeri beberapa tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran (Kotler,2003).

BAB II KERANGKA TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian nasional yang belum stabil sekarang ini membawa dampak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Buchari Alma, 2005:130

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2002). konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat dibandingkan dengan waktu waktu sebelumnya, misalnya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini peneliti menguraikan kesimpulan berdasarkan hasil analisis

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin banyaknya bisnis ritel tradisional yang mulai membenahi diri menjadi bisnis ritel

II. LANDASAN TEORI. Menurut Basu Swasstha DH dan Ibnu Sukotjo (2002:179) pemasaran adalah:

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini berisikan landasan teori yang berhubungan dengan masalah penelitian dan

BAB I PENDAHULUAN Sejarah PT Carrefour di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan perlu melakukan perpaduan dari aktifitas-aktifitas yang saling

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet.

BAB 1 PENDAHULUAN. kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SI SANTRI. (Simpanan Masyarakat Kota Santri)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjadi pasar yang sangat berpotensial bagi perusahaan-perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Zaman modern seperti ini masyarakat mulai membutuhkan internet, internet

I. PENDAHULUAN. tetapi juga menjadi ladang bisnis yang menjanjikan. Dengan adanya

BAB II. LANDASAN TEORI

Judul : Pengaruh Retail Marketing Mix

BAB II LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... xii

2.1 Motif Pembelian Penggunaan internet di masa sekarang semakin hari semakin meningkat di Indonesia, kebutuhan akan internet semakin dirasa penting

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat strategi baru bagi perusahaan untuk mempertahankan pelanggan dan untuk

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dasar bagi penyusunan strategi pemasaran pada perusahaan. dalam keputusan pembelian yang dilakukan.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang semakin cepat dan tepat agar tidak kalah bersaing. Dalam meningkatkan

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Pada bab ini akan dijelaskan tinjauan pustaka dan dasar teori yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini. Penulis membandingkan penelitianpenelitian terdahulu dan mencari sumber-sumber referensi untuk memperkaya pengetahuan dalam menyelesaikan permasalahan. 2.1. Tinjauan Pustaka Perusahaan harus memiliki keunggulan kompetitif. Menurut Levy dan Weits (2007), orang-orang sering menganggap bahwa retailing itu sekedar menjual produk-produk di toko-toko. Padahal retailing tidak sekedar menjual produkproduk di toko-toko tetapi melibatkan juga service atau pelayanan yang disediakan oleh retailer atau toko (Levy dan Weits, 2007). Service atau pelayanan yang disediakan retailer dapat mempengaruhi penjualan produk atau barang. Service atau pelayanan berhubungan dengan customer loyality. Pengembangan dan manajemen customer loyality berpengaruh besar terhadap profit dan pertumbuhan dari perusahaan itu sendiri (Yun dan Good, 2002). Salah satu pelayanan atau service yang gencar digunakan saat ini adalah e- retailing. Menurut KOMINFO (Kementrian Komunikasi dan Informasi), nilai transaksi online akan meningkat 66% diakhir tahun 2015 ini. Hal ini menunjukan bahwa e-retail atau belanja online sedang berkembang dengan pesat. Terdapat banyak hal yang perlu dipersiapkan dalam membangun e-retail. Salah satunya adalah infrastruktur e-retail. Konten Website termasuk dalam infrastruktur e-retail. Data mengenai perilaku konsumen dibutuhkan dalam membangun konten website yang efektif. Data perilaku konsumen ini akan mempengaruhi desain konten website (Gummerus dkk, 2004). Desain konten website harus sesuai dengan perilaku konsumen. Menurut Al-Qeisi dkk (2014), konten termasuk hal yang paling penting bagi konsumen. Konten dapat menarik minat dari konsumen. Kontribusi data perilaku konsumen dalam mendesain website mempengaruhi kesuksesan e-retail (Hung dkk, 2010). Menurut Yun dan Good (2002), e-retail dapat menjadi sarana yang efektif untuk berkomunikasi dengan kostumer, pendistribusian informasi mengenai produk atau jasa, melaksanakan transaksi. E-retail dapat menjadi sarana yang efektif 4

apabila pangsa pasar yang dituju tepat sasaran. Proses mencari informasi mengenai pangsa pasar yang dituju disebut dengan riset pemasaran. Penelitian mengenai riset pemasaran sudah banyak dilakukan. Harrison dan Reilly (2011) meneliti 2166 jurnal riset pemasaran terkemuka. Setiap peneliti menggunakan metode yang berbeda-beda. Pemilihan metode ini disesuaikan dengan tujuan dari riset pemasaran. Penelitian yang dilakukan oleh Malhotra dan Bartels (2012) mengacu pada pendekatan kebudayaan yang ada pada masyarakat. Kebudayaan adalah salah satu faktor yang dapat membiaskan hasil riset pemasaran. Terdapat bias kultural pada penelitian dan terkadang hasil penelitian dipaksakan (Malhotra dan Bartels, 2002). Malhotra dan Bartels (2002) menemukan cara untuk meminimasi bias kultural yang terjadi yaitu analisis koresponden. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Zalega (2012). Penelitian yang dilakukan oleh Zalega (2012) mengacu pada rasionalitas kostumer. Zalega (2012) menganalisis 2 aspek yang menjadi kunci yaitu konstruktif dan rasionalitas. Zalega (2012) juga membahas aspek penting yang dipilih terkait pendekatan tertentu dan metode yang digunakan dalam penelitian tentang rasionalitas perilaku konsumen di pasar. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian Zalega (2012) adalah pendekatan prediksi dan posdiksi. Penelitian yang dilakukan oleh Gummason (2005) mengacu pada kompleksitas, ketidakpastian, perubahan kondisi pasar. Hal-hal tersebut adalah karakteristik ekonomi pasar. Dalam riset pemasarannya, Gummason (2005) menggunakan metode kualitatif untuk mengatasi kompleksitas, ketidakpastian, perubahan kondisi pasar. Penafsiran subjektif diperlukan untuk memperjelas data pemasaran. Tidak semua riset pemasaran dapat menggunakan metode kuantitatif karena faktor-faktor tersebut. Edu dan Negricea (2011) meneliti kebutuhan pemasaran Romanian Marketing Companies. Kebutuhan pemasaran Romania Marketing Companies sangat beragam. Riset pemasaran ini dilakukan dengan menggunakan 7 kategori informasi yaitu publikasi khusus dalam pemasaran, publikasi khusus di bidang ekonomi, informasi yang diberikan oleh lembaga khusus konsultasi dan penelitian pemasaran, informasi yang diberikan oleh spesialis pemasaran, informasi yang diberikan oleh agen periklanan, informasi yang diberikan oleh bagian ekonomi dari surat kabar harian, situs website pekerjaan. 5

Schmidt (2012) meneliti hasil riset pemasaran yang bias karena penggunaan metode wawancara dengan responden. Wawancara dengan responden adalah cara yang mudah dan cepat. Cara ini juga cukup handal dalam riset pemasaran. Namun tidak semua riset pemasaran dapat menggunakan cara ini. Responden dapat merasa tidak nyaman ketika peneliti bertanya mengenai hal-hal yang bersifat sensitif. Schmidt (2012) menemukan cara untuk menghindari hasil yang bias. Schmidt (2012) menggunakan metode Unobstrusive. Metode ini menggunakan alternatif pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian. Penelitian sekarang adalah penelitian yang dilakukan dengan metode wawancara (kuesioner) dengan pendekatan 3 perspektif perilaku konsumen. Rasionalitas dan kebudayaan menjadi bahan pertimbangan dalam penelitian ini. Penelitian ini ingin mengetahui rasionalitas atau cara berpikir konsumen kue atau roti. Selain itu, penelitian ini juga mempertimbangkan faktor kebudayaan yang ada di masyarakat. Dengan mengetahui cara berpikir konsumen, perilaku konsumen pun dapat diketahui. Cara berpikir konsumen adalah bagian dari perilaku konsumen. Berikut adalah perbandingan penelitian terdahulu dengan sekarang. 6

Tabel 2.1. Perbandingan Penelitian Terdahulu dengan Sekarang No Variabel pembanding Malhotra dan Bartels (2002) Zalega (2012) Gummason (2005) Edu dan Nigricea (2011) Schmidt (2012) Penelitian sekarang 1 Objek penelitian Cultural bias. Rasionalitas konsumen. Ketidakpastian, perubahan, kompleksitas pasar. Romanian Marketing Companies. Wawancara dapat membiaskan hasil riset pemasaran. konsumen roti atau kue. 2 Tujuan penelitian Meminimasi Cultural bias yang terjadi dalam riset pemasaran. Menganalisis rasionalitas konsumen. Menganalisis ketidakpastian, perubahan, kompleksitas pasar. Menganalisis kebutuhan pemasaran Romanian Marketing Companies. Menganalisis metode alternatif pengumpulan data. Menganalisis kecocokan perilaku konsumen roti atau kue bila roti atau kue dijual secara online. 3 Metode penelitian Analisis koresponden. Analisis prediksi dan posdiksi. Kualitatif. 7 kategori informasi. Unobstrusive. Wawancara dengan pendekatan 3 perspektif perilaku konsumen. 4 Hasil penelitian Cultural bias dapat diminimasi dengan analisis koresponden. Rasionalitas konsumen dapat diketahui dengan pendekatan prediksi dan posdiksi. Metode kualitatif dapat mengatasi ketidakpastian, perubahan, kompleksitas pasar. Kebutuhan perusahaan dapat dikelompokan menjadi: informasi, tenaga kerja terampil, infrastruktur Alternatif pengumpulan data dapat mengurangi bias hasil riset pemasaran. Roti atau kue memungkinkan dijual secara online karena cocok dengan perilaku konsumen roti atau kue yang ada. 7

2.2. Dasar Teori 2.2.1. Pengertian Riset Pemasaran Definisi atau pengertian pemasaran (Mowen, 2002) yaitu kegiatan manusia yang ditujukan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Definisi atau pengertian riset pemasaran bermacam-macam. Setiap orang memiliki definisi atau pengertian yang berbeda-beda. Namun semuanya memiliki inti yang sama. Menurut (Malhotra, 2005) riset pemasaran adalah identifikasi, pengumpulan, analisis, diseminasi, serta penggunaan informasi secara sistematik dan obyektif. Informasi tersebut digunakan untuk membantu manajemen membuat keputusan yang berhubungan dengan identifikasi dan penyelesaian masalah dalam bidang pemasaran (Malhotra, 2005). Menurut The American Marketing Association (AMA) riset pemasaran adalah fungsi yang menghubungkan konsumen, pelanggan, dan masyarakat untuk pemasar melalui informasi-informasi yang digunakan untuk mengidentifikasi dan menentukan peluang pemasaran dan masalah; menghasilkan, memperbaiki, dan mengevaluasi kinerja pemasaran; dan meningkatkan pemahaman tentang pemasaran sebagai suatu proses. 2.2.2. Definisi Manajemen Retail dan Jenis Retail Menurut (Levy dan Weits, 2007) manajemen retail adalah satu rangkaian aktivitas bisnis yang menghasilkan nilai tambah pada produk dan pelayanan yang dijual kepada konsumen. Berdasarkan teknologi yang digunakan, retail dibagi menjadi 2 jenis yaitu retail modern dan retail tradisional. Retail modern adalah retail yang sudah menggunakan teknologi yang cukup mumpuni. Salah satu teknologi yang sedang berkembang saat ini adalah internet (e-retailing). Retail tradisional adalah retail yang belum atau minim menggunakan teknologi pada aktivitas bisnisnya. 2.2.3. Fungsi Riset Pemasaran Fungsi riset pemasaran berkaitan dengan bagaimana pihak manajemen menggunakannya, yaitu: 1. Planning (Perencanaan) Perencanaan berkaitan dengan menentukan peluang pasar meliputi Segmentation, Demand estimation dan Environmental assessment. 8

2. Problem Solving (Pemecahan Masalah) Riset pasar untuk Problem Solving lebih fokus kepada membuat keputusan jangka pendek dan keputusan jangka panjang, meliputi Product (produk), Price (Harga), Place (Tempat) dan Promotion (promosi). 3. Control (Pengendalian) Control-Oriented Marketing Research membantu pihak manajemen untuk menemukan masalah dan memonitor untuk menemukan titik masalah dan memonitor proses yang sedang berlangsung. 2.2.4. Prosedur Riset Pemasaran Prosedur riset pemasaran pada dasarnya sama dengan prosedur riset pemasaran lainnya. Berikut adalah dasar-dasar prosedur riset pemasaran pada umumnya: 1. Merumuskan persoalan Perumusan masalah adalah langkah pertama dalam prosedur riset pasar. Pada dasarnya perumusan persoalan atau masalah untuk mempersempit dan memperjelas ruang lingkup. Hal ini mempermudah dalam penentuan data yang dibutuhkan dalam riset pasar (Supranto, 1999). 2. Menentukan sumber informasi Setelah permasalahan jelas, langkah selanjutnya adalah menentukan sumbersumber informasi yang dibutuhkan dalam riset. Sumber-sumber informasi ini ditentukan untuk mendapatkan data sekunder maupun primer. 3. Mempersiapkan daftar pertanyaan Tahap ini adalah tahap pembuatan pertanyaan yang akan diajukan pada responden yang dituju. Pertanyaan-pertanyaan ini dibuat untuk mengumpulkan data primer yang dibutuhkan. 4. Menentukan sampling design Menentukan sampling desain berarti menentukan metode sampling yang akan dipergunakan dalam suatu riset (Supranto, 1999). Terdapat 2 jenis sampling yaitu probability sampling dan non probability sampling. Pemilihan jenis sampling akan berpengaruh pada jenis data yang akan diambil. 5. Pengumpulan dan pengolahan data Kuesioner yang telah dibuat akan dibagikan kepada responden yang menjadi target. Kemudian data yang didapat dari pembagian kuesioner akan diolah. 9

6. Menganalisis data yang telah dikumpulkan Setelah data dikumpulkan, data tersebut akan dianalisis agar mendapat gambaran hasil yang dicapai dalam pemecahan permasalahan yang ada. 7. Membuat laporan riset Langkah terakhir adalah pembuatan laporan riset. Laporan disajikan dalam bentuk laporan riset yang disusun secara sistematik berdasarkan kaidah penulisan ilmiah (Supranto, 1999). 2.2.5. Sumber Data Riset Pemasaran 1. Data Primer Data primer adalah data yang ditarik dari lingkungan perusahaan. Data ini bisa berasal dari konsumen potensial, karyawan, pemasok, konsultan serta sumber-sumber lain yang terlibat dengan usaha yang dijalankan. Data primer dapat diperoleh melalui: a. Kartu survei pelanggan. b. Diskusi kelompok (Focus Group). c. Wawancara. 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang tidak didapat secara langsung dari sumber data, seperti: a. Statistik demografis. b. Data studi ilmiah. c. Data survei media. d. Polling publik. e. Alamat & nomor telepon. f. Spesifikasi dan harga. 2.2.6. Macam Data Riset Pemasaran Terdapat 2 macam data riset, yaitu: 1. Data kualitatif yaitu data yang menggambarkan atau mendekripsikan perasaan, tanggapan, persepsi orang. Data non angka seperti jenis kelamin, warna mobil, asal suku. 2. Data kuantitatif yaitu data yang dapat dihitung atau disajikan dalam bentuk angka seperti jumlah mobil, jumlah karyawan, berat badan, jarak Jakarta- Bandung. 10

2.2.7. Teknik Sampling Sudaryono (2012) menyebutkan teknik sampling atau penarikan sampel adalah proses memilih beberapa elemen dari populasi dengan tujuan mempermudah identifikasi elemen populasi tersebut. Dalam teknik sampling terdapat istilah populasi dan sampel. Populasi adalah seluruh obyek yang akan diteliti. Sampel adalah suatu bagian yang diambil dari suatu populasi. Terdapat berbagai macam populasi. Populasi memiliki ukuran dari terbatas hingga tak terhingga (Sudaryono, 2012). Teknik sampling atau penarikan sampel dibagi menjadi 2 yaitu probability dan non probability atau judgment sampling. Probability sampling adalah teknik sampling atau pengambilan sampel yang memberikan peluang sama pada setiap anggota populasi untuk terpilih menjadi sampel. Non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang sama pada setiap anggota populasi untuk terpilih menjadi sampel. Salah satu jenis non probability sampling adalah sampling insidental. Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kecocokan atau kesesuaian responden. Orang yang sesuai atau cocok akan dijadikan sumber data oleh peneliti. 2.2.7. Definisi Perilaku Konsumen Berikut adalah definisi perilaku konsumen dari beberapa ahli. Perilaku konsumen menurut Shiffman dan Kanuk (2004) adalah perilaku yang diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan. Perilaku konsumen menurut Mowen (2002) adalah studi tentang unit pembelian (buying units) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan pembuangan barang, jasa, pengalaman, serta ide-ide. Perilaku konsumen menurut Engel (1994) adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. 11

Perilaku konsumen sangatlah penting untuk diketahui. Perusahaan akan lebih mudah menentukan bisnis mereka ke depannya dengan mengetahui perilaku konsumennya. Studi tentang perilaku konsumen online telah menjadi salah satu agenda penelitian di sistem informasi dan ilmu pemasaran dengan e-bisnis yang berkembang pesat. 2.2.8. 3 Perspektif Riset Perilaku Konsumen Mowen (2002) menyebutkan 3 perspektif riset perilaku konsumen yaitu: a. Perspektif pengambilan keputusan adalah serangkaian langkah-langkah tertentu yang dilakukan oleh konsumen saat melakukan pembelian produk atau jasa. Langkah-langkah tersebut adalah pengenalan masalah, mencari dan mengevaluasi alternatif, memilih dan evaluasi setelah memperoleh produk atau jasa. b. Perspektif pengalaman, menyatakan bahwa konsumen tidak melakukan pembelian sesuai dengan proses pengambilan keputusan yang rasional pada beberapa hal. Konsumen membeli produk atau jasa untuk mendapatkan kesenangan, menciptakan fantasi atau perasaan. c. Perspektif pengaruh tingkah laku, mengasumsikan bahwa kekuatan lingkungan memaksa konsumen melakukan pembelian tanpa harus membangun perasaan atau kepercayaan terhadap produk atau jasa. 12