BAB I PENDAHULUAN. Periode lima tahun pertama kehidupan anak (masa balita) merupakan masa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diulang lagi, maka masa balita disebut sebagai masa keemasan (golden period),

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan anak juga mendapat perhatian khusus dari pemerintah. perkembangan anak secara keseluruhan karena orang tua dapat segera

BAB I PENDAHULUAN. Usia toddler merupakan usia anak dimana dalam perjalanannya terjadi

BAB I PENDAHULUAN. dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, deteksi, intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang (Depkes

BAB I PENDAHULUAN. (Wong, 2009). Usia pra sekolah disebut juga masa emas (golden age) karena pada

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat, yaitu pertumbuhan fisik, perkembangan mental,

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu mencapai tugas perkembangannya. Menerangkan gambar dan tulisan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya pembangunan manusia yang berkualitas, faktor tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

HUBUNGAN PEKERJAAN ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK PRASEKOLAH DI TAMAN KANAK-KANAK SURYA BARU PLOSOWAHYU LAMONGAN. Lilis Maghfuroh.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal sesuai usianya, baik sehat secara fisik, mental,

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sumber daya yang berkualitas tidak hanya dilihat secara fisik namun

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. Motorik halus adalah pergerakan yang melibatkan otot-otot halus pada tangan

GAMBARAN PERKEMBANGAN BALITA GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KABUPATEN JOMBANG

KERANGKA ACUAN KERJA STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG ( SDIDTK)

BAB 1 PENDAHULUAN. (Narendra, 2004). Pembelajaran pada masa golden age merupakan wahana

BAB I PENDAHULUAN. dari 400 gr di waktu lahir menjadi 3 kali lipatnya seteleh akhir tahun ketiga

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada pertengahan tahun 2008 karena penurunan ekonomi global.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk fisik maupun kemampuan mental psikologis. Perubahanperubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. organisme menuju tingkat kedewasaan atau kematangan (maturation) yang

BAB I PENDAHULUAN. usia dini, 50% akan mencapai kemampuan kemudian, 75% anak akan mencapai

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

BAB II TINJAUAN TEORI. suatu rumah tangga. Keluarga inti terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya. deteksi dan intervensi dini (Soetjiningsih, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial serta memiliki inteligensi

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari tiga ciri utama yaitu derajat kesehatan, pendidikan dan. bertumbuh dan berkembang (Narendra, 2005).

PINTAR BANANA SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI KUALITAS BALITA DI RW 04 DAN RW 05 DESA ROWOSARI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, yang mencakup beberapa sub bidang, salah satu lingkup

BAB I PENDAHULUAN. pada anak yang meliputi seluruh perubahan, baik perubahan fisik, perkembangan kognitif, emosi, maupun perkembangan psikososial yang

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh rendahnya status gizi dan kesehatan penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tahun pertama dalam kehidupannya yang merupakan. lingkungan bagi anak untuk memperoleh stimulasi psikososial.

BAB I PENDAHULUAN. Para ahli mengatakan bahwa periode anak usia bawah tiga tahun (Batita)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan pada masa pra sekolah merupakan tahap

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI VERBAL DENGAN PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK PGRI 116 BANGETAYU WETAN

Tahun Ajaran Baru Membuat Orang Tua Sibuk

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia seutuhnya yang dapat dilakukan melalui berbagai. dimasa yang akan datang, maka anak perlu dipersiapkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kelangsungan hidup sebuah bangsa ditentukan oleh generasi penerusnya.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diarahkan pada meningkatnya mutu SDM yang berkualitas. Salah

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tahapan perkembangan merupakan tingkatan tumbuh dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Anak usia prasekolah adalah

J-PENGMAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume 1, No. 1, Mei 2017: Page ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. (Ariwibowo, 2012) atau sekitar 13% dari seluruh penduduk Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. organ-organ dan sistemnya yang terorganisasi (IDAI, 2002). personal social (kepribadian dan tingkah laku),

BAB I PENDAHULUAN. badan kurang dari 2500 gram saat lahir 1, sedangkan Berat Badan Lahir

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi proses pertumbuhan fisik dan perkembangan yang sangat pesat.

penting dalam menentukan arah serta mutu pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Kemampuan orangtua dalam memenuhi kebutuhan anak akan asuh, asih,

BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan toddler. Anak usia toddler yang banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa balita adalah masa emas (golden age) dalam rentang. perkembangan seorang individu, pada masa ini anak mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan anak dibawah lima tahun (Balita) merupakan bagian yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode penting dalam masa tumbuh kembang seorang anak adalah masa

BAB 1 PENDAHULUAN. Down, gangguan mental dan lain-lain. Oleh karena itu penyimpangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lima tahun pertama kehidupan anak adalah masa yang sangat penting karena

Pertumbuhan dan perkembang anak dalam keluarga dari segi. kesehatan

Serambi Saintia, Vol. IV, No. 2, Oktober 2016 ISSN :

BAB V PEMBAHASAN. Pengolahan data berdasarkan kumpulan data yang diperoleh diupayakan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

BAB I PENDAHULUAN. keemasan, yang memiliki masa tumbuh kembangnya berbagai organ tubuh. Bila

KERANGKA ACUAN STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) ANAK

BAB II TINJAUAN TEORI

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BALITA DI KELURAHAN BRONTOKUSUMAN KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Departemen Kesehatan, 2009). Di Indonesia tahun 2012 tercatat jumlah bayi

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan dan

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-3 TAHUN

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN LINGKUNGAN BIOLOGIS DAN PSIKOSOSIAL DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI TIGA TAHUN

PERBEDAAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BAHASA BERDASARKAN LENGKAP TIDAKNYA STATUS ORANG TUANYA DI KECAMATAN KARTASURA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dengan segala hasil yang ingin dicapai, di setiap negara

BAB I PENDAHULUAN. 2011). Perkembangan merupakan bertambahnya kemampuan skill dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP & PA) menyebutkan bahwa setiap anak merupakan aset

STIMULASI DINI PADA POLA ASUH BERDAMPAK POSITIF TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK BAWAH DUA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. maupun psikososial. Namun, sebagian orang tua belum. pertumbuhan dan perkembangannya (Nursalam, 2005: 31-

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

52 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN. Latar Belakang

Oleh : Suyanti ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

A-PDF OFFICE TO PDF DEMO: Purchase from to remove the watermark BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa usia prasekolah merupakan masa emas, dimana anak mulai merasa peka

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. kecerdasan anak dan menyebabkan rendahnya perkembangan kognitif. Jika

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak merupakan karunia Tuhan yang harus disyukuri, dimana setiap keluarga

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI MELALUI STIMULASI IBU DI KELURAHAN KEMAYORAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional di bidang kesehatan adalah upaya yang. dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (early childhood education) merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang berusia antara satu sampai lima tahun. Masa periode di usia ini, balita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Dikatakan masa kritis karena pada masa bayi sangat peka terhadap

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Periode lima tahun pertama kehidupan anak (masa balita) merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat pada otak manusia, periode ini merupakan masa yang sangat peka tapi juga kritis bagi otak anak dalam menerima berbagai masukan/pembelajaran/pengaruh dari lingkungan di sekitarnya, dan asupan gizi. Pada periode ini otak balita bersifat lebih plastis dibandingkan dengan otak orang dewasa, artinya anak balita sangat terbuka dalam menerima berbagai macam pembelajaran dan pengkayaan baik yang bersifat positif maupun negatif. Otak balita pada masa ini lebih peka terhadap asupan yang kurang mendukung pertumbuhan otaknya seperti asupan gizi yang tidak adekuat, kurang stimulasi dan kurang mendapatkan pelayanan kesehatan (Soedjatmiko, 2009). Orang tua, pengasuh dan pendidik seharusnya memenuhi kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang yang optimal dan melakukan pembinaan yang bekualitas dan komprehensif serta meletakkan dasar-dasar kesehatan fisik dan mental, kemampuan penalaran, pengembangkan kepribadian dan nilai-nilai, kemandirian serta kemampuan beradaptasi dengan lingkungan sosial budaya. Prioritas pertama pembinaan anak adalah memenuhi kebutuhan dasar anak (asuh, asih dan asah/stimulasi dini untuk memacu tumbuh kembang tubuh dan otaknya sejak dini), mendeteksi dan mengintervensi sejak dini untuk 1

2 mengoreksi adanya penyimpangan tumbuh kembang anak (Soetjiningsih, 2013). Pola asuh anak digolongkan menjadi tiga, yaitu: pola asuh otoriter, pola asuh permisif dan pola asuh demokratis. Pada pola asuh otoriter, orang tua sangat menanamkan disiplin pada anaknya dan menuntut prestasi tinggi. Namun, dipihak lain orang tua tidak memberikan kesempatan pada anaknya untuk menyampaikan pendapat. Sedangkan pola asuh permisif, orang tua menunjukkan sikap demokratis dan kasih sayang tinggi, tetapi dengan kendali dan tuntutan prestasi yang rendah. Demikian juga dengan pola asuh demokratis, orang tua memberikan kontrol dengan mengendalikan anak untuk mencapai target tertentu. Akan tetapi, orang tua juga memberi anak kesempatan untuk menyampaikan keluhan dan pendapatnya. Pola asuh yang tepat sangat bervariasi tergantung pada masalah anak dan keadaan anak itu sendiri (Wong et al, 2008). Setiap anak akan melewati proses tumbuh kembang sesuai dengan tahapan usianya, akan tetetapi banyak faktor yang mempengaruhi di antaranya fator genetik dan lingkungan sejak prenatal, perinatal dan postnatal. Faktor lain yang mempengaruhi tumbuh kembang anak yaitu faktor usia anak, pendidikan ibu, penghasilan keluarga, jumlah anak, beban kerja ibu, pola asuh psikososial, kepribadian orang tua, adat istiadat, agama, urbanisasi, kehidupan berpolitik, dan stimulasi yang diberikan oleh orang tua (Asiyah et al (2010) dan Ariani et al (2012)).

3 United Nations Emergency Children s Fund (UNICEF) (1998) mengatakan bahwa stimulasi yang diberikan oleh orang tua dan pengasuh sangat mendukung terhadap perkembangan anak yang optimal. Sementara Monks et al (1992) mengatakan bahwa stimulasi verbal sangat penting bagi perkembangan bahasa dalam periode tahun pertama. Bayi-bayi yang sering diajak bicara oleh ibu-ibu mereka memiliki tingkat perkembangan yang lebih tinggi daripada bayi yang tidak mengalami perlakuan tersebut. Pemantauan perkembangan perlu dilakukan sejak dini agar dapat segera mengenali gangguan perkembangan anak sehingga perkembangan kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian pada anak berlangsung optimal sesuai umur anak (Susanto, 2011). Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak yaitu faktor internal dan faktor eksternal, faktor internal meliputi genetik dan pengaruh hormon sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan (Nursalam, 2005). Orang tua termasuk dalam faktor lingkungan, yaitu lingkungan keluarga karena orang tua melakukan interaksi pertama kali dengan anak untuk mengembangkan kemampuan anak sesuai dengan usia perkembangannya. Pemberian stimulasi akan efektif apabila memperhatikan kebutuhan anak sesuai tahapan perkembangannya terutama apabila dilakukan pada periode kritis (golden period) yakni dua tahun pertama kehidupan anak (Soetjiningsih, 2013). Salah satu perkembangan anak yang penting untuk dipantau pada periode ini adalah perkembangan motorik karena banyak kinerja kognitif yang berakar pada keberhasilan perkembangan motorik. Gabungan antara interaksi

4 ibu dan anak yang positif, latihan fisik dan stimulasi dini akan meningkatkan perkembangan motorik anak (Christi et al. 2013). Perkembangan anak terdapat masa kritis, dimana diperlukan rangsangan/stimulasi yang berguna agar potensi berkembang, sehingga perlu mendapat perhatian. Perkembangan psiko-sosial sangat dipengaruhi lingkungan dan interaksi antar anak dengan orang tua/orang dewasa lainnya. Perkembangan anak akan optimal bila interaksi sosial diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangannya, bahkan sejak bayi masih didalam kandungan. Sedangkan lingkungan yang tidak mendukung akan menghambat perkembangan anak (Soetjiningsih, 2013) Perkembangan biologis anak ditandai juga dengan berkembangnya kemampuan atau ketrampilan motorik, baik yang kasar maupun yang halus. Pada lima tahun pertama kehidupan anak, motorik kasar inilah yang lebih dominan berkembang (Yusuf, 2002). Perkembangan motorik yang lambat dapat disebabkan oleh beberapa hal. Salah satu penyebab gangguan perkembangan motorik adalah kelainan tonus otot atau penyakit neuromuskular. Faktor lingkungan serta kepribadian anak juga dapat mempengaruhi keterlambatan dalam perkembangan motorik. Anak yang tidak mempunyai kesempatan untuk belajar seperti sering digendong atau diletakkan di babby walker dapat mengalami keterlambatan dalam mencapai kemampuan motorik (Chamidah, 2009). Salah satu aspek perkembangan yang memerlukan perhatian adalah perkembangan bahasa dan bicara. Gangguan bicara dan bahasa merupakan

5 salah satu masalah yang sering terjadi pada anak-anak. Menurut NCHS (National Center for Health Statistic) berdasarkan laporan orang tua, angka kejadiannya adalah 0,9% pada anak dibawah umur 5 tahun, dan 1,94% pada anak yang berumur 5-14 tahun. Hasil evaluasi langsung terhadap anak usia sekolah angka kejadiannya 3,8 kali lebih tinggi. Hal ini diperkirakan gangguan bicara dan bahasa pada anak adalah sekitar 4-5%. Perkembangan bicara dan bahasa merupakan indikator seluruh perkembangan anak, karena perkembangan berbahasa sensitif terhadap keterlambatan atau kerusakan pada sistem lainnya sebab melibatkan perkembangan kognitif, sensori motorik, psikologis, emosi dan lingkungan di sekitar anak (Soetjiningsih, 2013). Menurut Dsts Oral Motor Disorde and Speech Clinic khusus gangguan oral motor dan bicara pada anak pada tahun 2012 keterlambatan bicara paling sering terjadi pada usia 0-3 tahun. Prevalensi keterlambatan perkembangan bahasa dan bicara pada anak usia 2-4,5 tahun adalah 5-8%, keterlambatan bahasa 2,3-19% (Miswar, 2012). Seorang anak dapat mengalami keterlambatan perkembangan di hanya satu perkembangan saja, atau dapat pula di lebih dari satu tingkat perkembangan. Keterlambatan perkembangan umum atau global developmental delay merupakan keadaan keterlambatan perkembangan yang bermakna pada dua atau lebih tingkat perkembangan. Secara garis besar, tingkat perkembangan anak terdiri atas motorik kasar, motorik halus, bahasa / bicara, dan personal sosial / kemandirian. Sekitar 5 hingga 10% anak diperkirakan mengalami keterlambatan perkembangan. Data angka kejadian

6 keterlambatan perkembangan umum belum diketahui dengan pasti, namun diperkirakan sekitar 1-3% anak di bawah usia 5 tahun mengalami keterlambatan perkembangan umum (IDAI, 2013). Menurut Wahyudi dan Damayanti (2005), di Indonesia diperkirakan bahwa 48% anak Indonesia mengalami keterlambatan dalam perkembangan, dan 23% diantaranya terjadi karena keterlambatan atau kesalahan dalam memberikan stimulasi. Hasil Deteksi Dini Tumbuh Kembang yang dilakukan Departemen Kesehatan RI (2009) keterlambatan perkembangan anak secara nasional pada tahun 2009 sebanyak 29%. Tahun 2014 di Indonesia cakupun kunjungan balita sebesar 80,8% sehingga target Renstra sebesar 85% tidak tercapai (Kemenkes RI, 2015). Persentase pelayanan anak balita di Jawa Tengah tahun 2015 sebesar 86,2 %, sedikit menurun dibandingkan pelayanan anak balita tahun 2014 yaitu 86,9%. Pelayanan anak balita salah satunya adalah pemantauan perkembangan meliputi penilaian perkembangan motorik kasar, motorik halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian, pemeriksaan daya dengar, daya lihat (Dinkesjateng, 2015). Di Kabupaten Grobogan pada tahun 2015 terdapat balita sejumlah 90.534 sedangkan yang melakukan kunjungan balita 80,07%, hal ini masih di bawah target nasional yaitu 90%. Kunjungan balita di dalamnya ada kegiatan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) yang merupakan pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas melalui stimulasi, deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang

7 pada masa 5 tahun pertama. Di Kecamatan Toroh pelaksanaan SDIDTK masih kurang 50% dari jumlah sasaran balita yaitu 4089 anak pada tahun 2015. Dengan latar belakang tersebut, peneliti ingin mengetahui tentang hubungan antara pola asuh dan stimulasi perkembangan dengan kemampuan motorik kasar dan bahasa pada balita di Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan.