BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN Keberadaan Residu Antibiotik

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGUJIAN RESIDU ANTIBIOTIKA DALAM SUSU SEGAR DARI BEBERAPA PETERNAKAN SAPI PERAH DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN METODE BIOASSAY

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN.

TINJAUAN PUSTAKA Susu Pasteurisasi

KAJIAN HASIL MONITORING DAN SURVEILANS CEMARAN MIKROBA DAN RESIDU OBAT HEWAN PADA PRODUK PANGAN ASAL HEWAN DI INDONESIA

METODE PENELITIAN. Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2011 sampai dengan bulan April Bahan dan Alat.

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. sumber protein fungsional maupun pertumbuhan, terutama pada anak-anak usia

PENGARUH SUHU PEMANASAN TERHADAP KANDUNGAN RESIDU ANTIBIOTIK DALAM AIR SUSU SAPI

BAB I PENDAHULUAN. Protein hewani menjadi sangat penting karena mengandung asam-asam amino

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (bakteri, jamur) yang mempunyai efek menghambat atau menghentikan suatu

PENDAHULUAN. Latar Belakang. perkembangan yang sangat pesat. Penggunaan obat hewan pada masa

FAKULTAS HEWAN BOGOR 20111

Susu segar-bagian 1: Sapi

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANTIBIOTIK AMINOGLIKOSIDA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. tidak saja dapat tumbuh baik di air tawar, namun juga air payau dan laut. Sebagai

Analisa Mikroorganisme

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Makanan jajanan (street food)

I. PENDAHULUAN. diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau

IV. MACAM DAN SUMBER PANGAN ASAL TERNAK

TINJAUAN PUSTAKA mg mg

Pengkajian Residu Tetrasiklin Dalam Daging Ayam Pedaging, Ayam Kampung Dan Ayam Petelur Afkir Yang Dijual Di Kota Kupang

membunuh menghambat pertumbuhan

JURNAL ILMU TERNAK, JUNI 2016, VOL.16. NO.1

IX. PERMASALAHAN KEAMANAN PANGAN ASAL TERNAK DI INDONESIA

RESIDU ANTIBIOTIKA PADA PANGAN ASAL HEWAN, DAMPAK DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA

I. PENDAHULUAN. mengandung sejumlah mikroba yang bermanfaat, serta memiliki rasa dan bau

TINJAUAN PUSTAKA. Daging. Tabel 1 Komposisi kimiawi otot skelet mamalia (persen berat daging segar)

HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR LAMPIRAN...v DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii PENDAHULUAN...

Analisis Hayati KEPEKAAN TERHADAP ANTIBIOTIKA. Oleh : Dr. Harmita

KEBERADAAN RESIDU ANTIBIOTIKA DALAM PRODUK PETERNAKAN (SUSU DAN DAGING)

Obat yang termasuk golongan ini ialah : a. Sulfonamid, b. Trimetoprin, c. Asam p-aminosalisilat (PAS), dan

HASIL DAN PEMBAHASAN

DETEKSI RESIDU ANTIBIOTIK PADA HATI ITIK BERASAL DARI PETERNAKAN DI KABUPATEN BOGOR SUSAN FASELLA

BAB I PENDAHULUAN. 2012). Sapi berasal dari famili Bovida, seperti halnya bison, banteng, kerbau

BAB I PENDAHULUAN. Kambing peranakan etawa (PE) merupakan salah satu ternak di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Direktorat Jenderal Peternakan (2011), dalam survey yang

BAB I PENDAHULUAN. Data-data cemaran mikrobia pada produk susu mentah sudah ada dari

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia serta negara-negara Asia lainnya berasal dari tumbuh-tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. daging bagi masyarakat (BSN, 2008). Daging sapi sebagai protein hewani adalah

EVALUASI JUMLAH BAKTERI KELOMPOK KOLIFORM PADA SUSU SAPI PERAH DI TPS CIMANGGUNG TANDANGSARI

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGUJIAN RESIDU ANTIBIOTIKA DENGAN METODE BIO-ASSAY (SKRINING) BY : RISKA DESITANIA, S.Si

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dari protein, karbohidrat, lemak, dan mineral sehingga merupakan salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) Daun Belimbing Wuluh mengandung flavonoid, saponin dan tanin yang

TINJAUAN PUSTAKA Keamanan Pangan

BAB I PENDAHULUAN. baik sekali untuk diminum. Hasil olahan susu bisa juga berbentuk mentega, keju,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Analisis Kadar Seng (Zn) dan Penentuan Angka Lempeng Total (Alt) Mikroba pada Susu Segar di Peternakan Kawasan Arjasari Kab. Bandung.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Metode uji tapis (screening test) residu antibiotika pada daging, telur dan susu secara bioassay

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. peningkatan yang diiringi dengan kesadaran masyarakat akan pemenuhan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Alat dan Bahan

KAJIAN RESIDU BETA LAKTAM DALAM SUSU PASTEURISASI IMPOR DARI AUSTRALIA MELALUI PELABUHAN UDARA SOEKARNO-HATTA TRIFERA MELANINGRUM

BAB I PENDAHULUAN. media pertumbuhan mikroorganisme. Daging (segar) juga mengandung enzim-enzim

PEMAKAIAN ULANG FASA GERAK TETRASIKIAN DALAM ANALISIS ANTIBIOTIKA PADA ALAT KHROMATOGRAFI CAIRAN KINERJA TINGGI RINGKASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dari saluran napas bagian atas manusia sekitar 5-40% (Abdat,2010).

ANALISIS RESIDU BEBERAPA GOLONGAN ANTIBIOTIKA PADA TELUR AYAM DI 13 PROVINSI DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yang mana tidak hanya terkait dengan persoalan estetika, tetapi juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup

X. STRATEGI MENGHASILKAN PANGAN ASAL TERNAK YANG AMAN

I. PENDAHULUAN. Secara alami hewan ternak, khususnya itik memiliki kekebalan alami. yang berfungsi menjaga kesehatan tubuhnya. Kekebalan alami ini

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. untuk memenuhi hampir semua keperluan zat-zat gizi manusia. Kandungan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROFIL LABORATORIUM KESMAVET KOTA METRO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LABORATORIUM KESMAVET DALAM MENUNJANG KEAMANAN PANGAN ASAL HEWAN

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Friesian Holstein (FH)

Monitoring dan Surveilans Residu dan Cemaran Mikroba Pada Produk Hewan di Wilayah Balai Veteriner Bukittinggi Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. kecil. Pengelolaan sapi perah rakyat pada kenyataannya masih bersifat tradisional.

BAB I PENDAHULUAN. Salmonella sp merupakan salah satu bakteri patogen yang dapat menimbulkan

Tanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI

Penambahan jumlah sel pada bakteri dilakukan secara biner (membelah diri) yaitu dari 1 sel membelah menjadi 2 sel yang identik dengan sel induk

HASIL DAN PEMBAHASAN. Perhitungan Kadar Kadar residu antibiotik golongan tetrasiklin dihitung dengan rumus:

STUDI RESIDU ANTIBIOTIK DAGING BROILER YANG BEREDAR DI PASAR TRADISIONAL KOTA KENDARI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. anak ayam yang baru menetas yang disebabkan oleh berbagai jenis bakteri.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh seorang Kepala yang disebut Direktur Utama. Peningkatan Kesehatan lainnya serta Melaksanakan Upaya Rujukan.

LAPORAN KINERJA BALAI PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI PRODUK HEWAN

Pengaruh pemberian antibiotika saat budidaya terhadap keberadaan residu pada daging dan hati ayam pedaging dari peternakan rakyat

HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Susu

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN KINERJA BALAI PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI PRODUK HEWAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengkaji hubungan higiene dan sanitasi berbagai lingkungan peternakan dan

-2- yang optimal dengan tetap menjamin kelestarian Sumber Daya Ikan dan lingkungannya. Adapun pokok materi muatan yang diatur dalam Peraturan Pemerint

BAB I PENDAHULUAN. dan mineral yang tinggi dan sangat penting bagi manusia, baik dalam bentuk segar

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan minuman sumber protein yang diperoleh dari hasil

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan analisis obat semakin dikenal secara luas dan bahkan mulai

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Susu merupakan salah satu bahan pangan yang penting bagi pemenuhan

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Masyarakat yang sehat dan produktif dapat terwujud melalui perlindungan dan jaminan keamanan produk hewan yang aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH). Salah satu upaya yang harus dilakukan untuk menjamin keamanan pangan dapat dilakukan melalui pengawasan higiene dan sanitasi serta pengendalian residu antibiotika dalam susu segar. Implementasi Good Farming Practices (GFM) dan pengawasan keamanan susu segar melalui pengujian residu antibiotika diharapkan dapat menurunkan kejadian residu antibiotika dalam susu. Antibiotika yang digunakan pada peternakan sapi perah beresiko menjadi penyebab terjadinya residu antibiotika (Pikkemaat et al. 2009). Diperlukan perhatian khusus pada pengobatan dengan antibiotika selama sapi laktasi untuk meminimalkan resiko antibiotika memasuki rantai makanan. Salah satu cara untuk memonitoring adanya antibiotika dalam produk pangan termasuk susu segar adalah dengan melakukan uji residu antibiotika pada susu segar secara rutin. Saat ini terdapat banyak jenis uji yang akurat untuk mendeteksi residu antibiotika dalam susu. Menurut Eenennaam et al. (1993), peternak sapi perah sebaiknya membuat program pencegahan residu antibiotika dengan melakukan uji tapis terhadap keberadaan residu antibiotika dalam susu. Harapannya, dengan program ini mampu menurunkan kejadian residu antibiotika dalam pangan asal hewan. Dalam menjalankan program monitoring yang efektif diperlukan metode analisis spesifik, sensitif, dan dapat diandalkan yang dapat mendeteksi residu antibiotika. Pada penelitian ini, pengujian residu antibiotika pada sampel susu segar dilakukan dengan menggunakan metode bioassay berdasarkan golongan antibiotika yaitu beta laktam (penisilin), aminoglikosida, tetrasiklin, dan makrolida. 4.1 Residu Penisilin dalam Susu kabupaten di wilayah Jawa Barat diuji untuk mengetahui keberadaan residu penisilin. Hasil pengujian residu penisilin dari 25 sampel susu segar disajikan pada Tabel 4.

19 Tabel 4 Hasil uji residu penisilin Hasil pengujian residu penisilin Berdasarkan hasil pengujian, tidak ditemukan residu penisilin dari 25 sampel susu yang diambil dari daerah Bandung, Sumedang, Bogor, Cianjur, dan Tasikmalaya. Hal ini dibuktikan dengan tidak terbentuknya zona hambatan pada media agar pada uji bioassay. Menurut Eenennaam et al. (1993), spesifisitas dari metode bioassay dapat ditunjukkan dari tipe golongan antibiotika yang dapat dideteksi dengan melihat hambatan pertumbuhan bakteri (Bacillus stearothermophilus untuk golongan beta laktam) pada media agar. Limit deteksi bioassay terhadap golongan beta laktam adalah 0.00125 ppm. Limit deteksi ini masih di bawah batas maksimum residu yang telah ditetapkan oleh SNI nomor 01-6366-2000 tentang batas cemaran dan residu antibiotika (0.1 ppm). Hal ini menunjukkan bahwa metode bioassay dapat diandalkan untuk mendeteksi residu antibiotika dari golongan beta laktam, khususnya grup penisilin. Menurut Admin (2007), dalam keadaan normal penisilin didistribusikan dengan cepat dari plasma ke dalam jaringan tubuh. Persentase volume disribusi (apparent volume distribution, AVD) sebesar 50% memperlihatkan cepat dan mudahnya didistribusi penisilin ke dalam jaringan, begitu pula dengan proses ekskresinya. Melalui ginjal, penisilin diekskresikan dengan cepat yaitu mencapai 60-80% dari obat yang dimasukkan, sedangkan ekskresi lewat kelenjar susu hanya mencapai 16% dari yang ada di dalam plasma. Hal ini menunjukkan bahwa penisilin lebih banyak dieliminasi dari tubuh melalui ginjal daripada melalui susu. Withdrawal time (waktu henti obat) penisilin dari susu adalah 96 jam (Bishop 2005). Waktu henti obat penisilin ini menjadi acuan bagi peternak untuk

20 memerah susu. Dengan memperhatikan masa henti obat penisilin dapat menghindari residu penisilin dalam susu segar. 4.2 Residu Aminoglikosida dalam Susu kabupaten di wilayah Jawa Barat diuji terhadap residu aminoglikosida. Hasil pengujian residu aminoglikosida dari 25 sampel susu segar disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 Hasil uji residu aminoglikosida Hasil pengujian residu aminoglikosida Tidak ditemukan adanya residu aminoglikosida dari 25 sampel susu segar di wilayah Jawa Barat (Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten Tasikmalaya) yang diuji dengan menggunakan bioassay. Hal ini ditunjukkan dengan tidak terbentuknya hambatan pertumbuhan bakteri Bacillus subtilis pada media agar yang digunakan pada metode ini untuk golongan aminoglikosida. Limit deteksi bioassay terhadap golongan aminoglikosida adalah 0.1 ppm sedangkan batas maksimum residu aminoglikosida adalah 0.1 ppm. Limit deteksi ini masih setara dengan batas maksimum residu aminoglikosida yang diperbolehkan di Indonesia. Hal ini menunjukkan metode bioassay dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan residu antibiotika golongan aminoglikosida pada susu segar. Aminoglikosida merupakan golongan antibiotika yang efektif melawan bakteri gram negatif. Antibiotika yang termasuk dalam golongan ini antara lain streptomisin, neomisin, kelompok kanamisin-gentamisin, dan spektinomisin. Streptomisin merupakan obat pilihan pertama untuk menangani kasus

21 tuberculosis. Namun, aminoglikosida memiliki potensi toksik dan residu pada pangan asal hewan (Riviere 2009). 4.3 Residu Tetrasiklin dalam Susu kabupaten di wilayah Jawa Barat diuji terhadap residu tetrasiklin. Hasil pengujian residu tetrasiklin terhadap 25 sampel susu segar disajikan pada Tabel 6. Tabel 6 Hasil uji residu tetrasiklin Hasil pengujian residu tetrasiklin Hasil pengujian sampel pada penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ditemukan residu tetrasiklin dari 25 sampel susu yang diambil dari Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten Tasikmalaya. Hal ini ditunjukkan dengan tidak terbentuknya zona hambatan pertumbuhan bakteri Bacillus cereus pada media agar. Limit deteksi bioassay terhadap golongan tetrasiklin adalah 0.03 ppm. Limit deteksi ini masih di bawah batas maksimum residu yang telah ditetapkan oleh SNI nomor 01-6366-2000 tentang batas cemaran dan residu antibiotika (0.05 ppm). Hal ini menunjukkan bahwa metode bioassay dapat digunakan untuk mendeteksi residu antibiotika dari golongan tetrasiklin pada susu segar. 4.4 Residu Makrolida dalam Susu kabupaten di wilayah Jawa Barat diuji terhadap residu makrolida. Hasil pengujian residu makrolida dari 25 sampel susu segar disajikan pada Tabel 7.

22 Tabel 7 Hasil uji residu makrolida Hasil pengujian residu makrolida Tidak ditemukan adanya residu aminoglikosida dari 25 sampel susu segar di wilayah Jawa Barat (Bandung, Sumedang, Bogor, Cianjur, dan Tasikmalaya) pada penelitian dengan menggunakan uji bioassay. Hal ini ditunjukkan dengan tidak terbentuknya hambatan pertumbuhan bakteri Kocuria rizophila pada media agar yang digunakan pada metode ini untuk golongan makrolida. Limit deteksi bioassay terhadap golongan makrolida adalah 0.1 ppm sedangkan batas maksimum residu makrolida adalah 0.1 ppm. Limit deteksi ini masih setara dengan batas maksimum residu makrolida yang diperbolehkan di Indonesia. Hal ini menunjukkan metode bioassay dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan residu antibiotika golongan makrolida pada susu segar. Makrolida merupakan golongan antibiotika yang efektif melawan hampir semua bakteri gram positif. Jenis antibiotika yang termasuk dalam golongan ini adalah eritromisin, tilmikosin, tylosin, dan spiramisin. Eritromisin merupakan obat pilihan untuk pneumonia akibat mikoplasma (Mutschler 1991). Menurut Mamani (2009), metode uji tapis (screening test) ini hanya dapat mengetahui ada atau tidaknya kandungan residu antibiotika berdasarkan golongan antibiotikanya. Meskipun demikian, bioassay merupakan metode yang sangat berguna untuk screening awal sejumlah besar sampel. Batas bawah limit deteksi bioassay masih di bawah atau setara dengan batas maksimum residu yang ditetapkan SNI nomor 01-6366-2000 untuk golongan penisilin, tetrasiklin, aminoglikosida, dan makrolida. Hasil penelitian ini mengindikasikan tidak ada kejadian residu antibiotika dalam 25 sampel susu yang diambil dari Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten Tasikmalaya.

23 Tidak ditemukannya residu antibiotika dari golongan penisilin, aminoglikosida, tetrasiklin, dan makrolida pada seluruh sampel yang diuji kemungkinan disebabkan oleh penggunaan obat-obat ini secara tepat dengan memperhatikan waktu henti obat. Susu yang diperah sebelum masa henti obat terakhir tidak dicampur dan dijual bersama dengan susu dari sapi yang tidak dalam pengobatan dengan antibiotika tersebut. Menurut Martaleni (2007), waktu henti obat harus menjadi acuan bagi peternak untuk memerah susu. Dengan memperhatikan waktu henti obat, keberadaan residu antibiotika dalam susu segar dapat dihindari. Kemungkinan lainnya adalah konsentrasi residu antibiotika pada sampel berada di bawah limit deteksi uji, yaitu kurang dari 0.00125 ppm untuk penisilin, 0.03 ppm untuk tetrasiklin, dan 0.1 ppm untuk aminoglikosida dan makrolida, sehingga tidak ditemukan residu antibiotika pada sampel dalam penelitian ini. Meskipun demikian, terkait dengan SNI 01-6366-2000 tentang batas maksimum cemaran mikroba dan batas maksimum residu dalam bahan makanan asal hewan. Pemerintah menetapkan batas maksimum residu antibiotika dalam pangan asal hewan khususnya susu dengan batas maksimum residu untuk penisilin, aminoglikosida, tetrasiklin, dan makrolida berturut-turut yaitu 0.1 ppm, 0.1 ppm, 0.05 ppm, dan 0.1 ppm. Pada pengujian ini, limit deteksi masih dibawah atau setara dengan batas maksimum residu (BMR) yang ditetapkan pemerintah. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil yang dilaporkan oleh balai pengujian mutu produk peternakan (BPMPP) tahun 2010. Lembaga ini melaporkan bahwa prevalensi antibiotika di wilayah Jawa Barat cukup tinggi, terutama di Bogor yaitu 3.06% untuk penisilin, 28.57% untuk makrolida, 2.55% untuk aminoglikosida, dan 47.45% untuk tetrasiklin. Oleh sebab itu, monitoring terhadap penggunaan obat hewan di peternakan dan penggunaan tes atau kombinasi tes dengan sensitivitas tinggi maupun spesifisitas tinggi sangat diperlukan. Perbedaan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dengan hasil surveilan yang dilakukan oleh BPMPP dapat disebabkan oleh banyak faktor diantaranya karena tujuan penelitian yang dilakukan berbeda sehingga metode penarikan contohnya (sampling method) juga berbeda. Pada penelitian ini hanya melihat gambaran keberadaan residu antibiotika dalam susu segar di Provinsi Jawa Barat. Sedangkan tujuan penelitian yang dilakukan oleh BPMPP tahun 2010 adalah melakukan surveilan residu antibiotika di Provinsi Jawa Barat.