Analisis Hayati KEPEKAAN TERHADAP ANTIBIOTIKA. Oleh : Dr. Harmita

Transkripsi

1 Analisis Hayati KEPEKAAN TERHADAP ANTIBIOTIKA Oleh : Dr. Harmita

2 Pendahuluan Dewasa ini berbagai jenis antimikroba telah tersedia untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme. Zat anti mikroba yang digunakan dalam pengobatan bertujuan untuk mengeleminasi mikroorganisme infektif atau mencegah terjadinya infeksi Antibiotika mewakili kelompok terbesar dari zat anti mikroba. Antibiotika adalah zat biokimia yang diproduksi oleh mikroorganisme yang dalam jumlah kecil dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme lain

3 Seleksi antimikroba yang tepat untuk mengobati suatu penyakit tergantung pada beberapa faktor antara lain : Sensitivitas dari mikroorganisme infektif terhadap zat antimikroba tertentu. Efek samping dari zat antimikroba, tergantung dari toksisitas langsung terhadap sel mamalia dan mikro biodata normal yang terdapat pada jaringan tubuh manusia. Biotransformasi zat antimikroba secara invivo, tergantung apakah zat anti mikroba akan tetap pada bentuk aktifnya pada jangka waktu yang cukup untuk mempunyai efek toksik pada patogen infektif. Bahan kimia pada zat antimikroba yang menetapkan distribusinya dalam tubuh, tergantung pada konsentrasi bahan kimia aktif antimikroba yang bermakna yang dapat mencapai tempat infeksi untuk menghambat atau membunuh mikroorganisme patogen penyebab infeksi.

4 Ada beberapa prosedur berbeda yang digunakan oleh ahli Mikrobiologi klinik untuk menentukan kesensitifan mikroorganisme terhadap antibiotika yaitu: 1). Metode Cakram KIRBY-BAUER dan 2). Metode Konsentrasi Hambatan Minimum (KHM)/ Minimum Inhibitory Concentration (MIC)

5 Metode Cakram KIRBY- BAUER Cara yang mudah untuk menetapkan kerentanan organisme terhadap antibiotika adalah dengan menginokulasi pelat agar dengan biakan dan membiarkan antibiotika berdifusi ke media agar. Cakram yang telah mengandung antibiotika diletakkan di permukaan pelat agar yang mengandung organisme yang diuji. Konsentrasi menurun sebanding dengan luas bidang difusi Bahan yang diperlukan : Biakan : Escherichia coli : Staphylococcus aureus : Pseudomonas aeruginosa Media : Lempengan Mueller-Hinton agar, pelat agar nutrien Cakram filter Larutan antibiotika : Kloromisetin, Eritromisin, Kanamisin, Neomisin, Novobiosin, Penisilin, Streptomisin, dan Tetrasiklin

6 Konsentrasi Hambatan Minimum (KHM) Konsentrasi hambatan minimum adalah konsentrasi antibiotika terendah yang masih dapat menghambat pertumbuhan organisme tertentu. KHM dapat ditentukan dengan prosedur tabung dilusi. Prosedur ini digunakan untuk menentukan konsentrasi antibiotika yang masih efektif untuk mencegah pertumbuhan patogen dan mengindikasikan dosis antibiotika yang efektif dalam mengontrol infeksi pada pasien. KHM dapat juga ditentukan dengan menggunakan konsentrasi tunggal dari suatu antibiotika dengan membandingkan kecepatan pertumbuhan mikroorganisme pada tabung kontrol dan tabung yang diberikan antibiotika.

7 Penyiapan Inokula Setiap kuman uji yang digunakan dalam penentuan potensi antibiotika harus selalu diremajakan dengan menanam ulang secara berkala. Peremajaan kuman uji dilakukan setiap minggu dalam medium no.1 untuk kuman uji sebagai berikut : Bordetella bronchiseptica ATCC 4617 Escherichia coli ATCC Klebsiella pneumoniae ATCC Micrococcus luteus ATCC 9341 Staphylococcus aureus ATCC Staphylococcus epidermidis ATCC Sedangkan untuk Bacillus subtulis ATCC 6633 dan Bacillus brevis ATCC 8185 peremajaan kuman dilakukan dalam biakan no. 32 setiap 3 bulan.

8 Penghitungan Jumlah Kuman Untuk membuat kurva pertumbuhan diperlukan penghitungan jumlah kuman. Penghitungan yang umum digunakan adalah dengan cara : Penghitungan kuman dengan cara pengenceran Penghitungan kuman dengan ruang-penghitung Penghitungan kuman dengan turbidimeter/nefelometer.

9 Penghitungan kuman dengan cara pengenceran. Siapkan beberapa buah tabung yang berisi air suling/buffer fosfat/nacl fisiologis steril sebanyak 9 ml, dan kedalam masing-masing tabung ditambahkan 1 ml sampel yang akan diperiksa secara berturut-turut yaitu : 1 ml sampel ke dalam tabung pertama, sehingga konsentrasi larutan di dalam tabung pertama menjadi Dipipet 1 ml larutan dari tabung pertama dan masukkan ke tabung kedua, hingga konsentrasi larutan dalam tabung kedua menjadi Demikian seterusnya sehingga didapat larutan dengan konsentrasi terendah yang dikehendakinya.

10 Penghitungan kuman dengan ruang-penghitung Penghitungan langsung dengan menggunakan ruang penghitung terlihat pada Gambar 1.3. Hasil pengenceran sampel diteteskan ke dalam ruang penghitung. Pemeriksaan selanjutnya dilakukan di bawah mikroskop terhadap sel mikroorganisme yang terdapat di dalam kolom-kolom penghitung. Misalnya didapatkan jumlah yang terhitung 12 sel, maka perhitungan jumlah sel adalah : 12 x 25 x 50 x 103 = 1,5 x 107 sel/ml dimana : - nilai 12 = jumlah sel yang terhitung - 25 = jumlah kotak pada ruang penghitung yang digunakan - 50 = volume setiap kotak = faktor pengenceran sampel

11 Penghitungan kuman dengan turbidimeter/nefelometer Cara ini merupakan perhitungan kerapatan suatau materi (sel) di dalam larutan yang diberi cahaya. Kualitas bias cahaya yang dilakukan identik dengan kerapatan materi sel yang berada di dalam larutan. Serapan (A) yang diperoleh adalah : A = 2 log %T Dimana : A = serapan T = transmisi

12