BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2015

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2016

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2015

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2016

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN OKTOBER 2015

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH PERIODE MEI 2017

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH PERIODE APRIL 2017

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH PERIODE AGUSTUS 2017

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2013

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NTP Provinsi Aceh, September 2017 sebesar 94,18. Inflasi Pedesaan, September 2017 sebesar 0,46 persen.

Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Sumatera Utara per Subsektor Maret-April 2012 (2007=100)

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2012 SEBESAR 117,59

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2014 SEBESAR 102,18

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2014 SEBESAR 103,40

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2014 SEBESAR 102,63

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2014 SEBESAR 99,65

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH DAN BERAS

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2015 SEBESAR 99,48

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2015 SEBESAR 100,79

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2014 SEBESAR 102,05

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2015 SEBESAR 100,36

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN JUNI 2013 SEBESAR 117,68

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Timur* Menurut Sub Sektor Bulan Oktober 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2015 SEBESAR 98,71

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2014 SEBESAR 102,10

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2016 SEBESAR 103,90

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2015 SEBESAR 102,82

2. Indeks Harga Dibayar Petani (Ib)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN NOVEMBER 2016 TURUN -0,90 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2015 SEBESAR 99,24

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2016 SEBESAR 103,94

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2015 SEBESAR 103,01

BPS PROVINSI LAMPUNG A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI LAMPUNG NAIK 0,61 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2014 SEBESAR 102,54

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI BENGKULU AGUSTUS 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI BENGKULU MARET 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN MARET 2017 TURUN -0,03 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN FEBRUARI 2017 NAIK 0,60 PERSEN

BPS PROVINSI LAMPUNG A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA MARET 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN DESEMBER 2016 TURUN -0,11 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

Perkembangan Nilai Tukar Petani Dan Harga Produsen Gabah Jawa Tengah

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2017 SEBESAR 102,22

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA APRIL 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN MARET 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Timur* Menurut Sub Sektor Bulan September 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN JANUARI 2016 NAIK 0,61 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN APRIL 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN MEI 2017 TURUN -0,26 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN AGUSTUS 2017 TURUN -0,28 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN NOVEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

Transkripsi:

BPS PROVINSI ACEH No.2/1/Th.XVII, 2 Januari 2014 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2013 Untuk pertama kalinya pada bulan Desember 2013, data NTP yang disajikan menggunakan tahun dasar 2012 (2012=100). Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di beberapa daerah di Provinsi Aceh pada bulan Desember 2013, NTP Provinsi Aceh mengalami peningkatan sebesar 0,63 persen dibanding bulan November 2013, yaitu dari 97,42 menjadi 98,04. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami peningkatan sebesar 0,86 persen lebih besar dibandingkan dengan peningkatan indeks harga yang dibayar petani yang meningkat sebesar 0,22 persen. Bila dirinci menurut subsektor, terdapat 2 subsektor mengalami peningkatan nilai indeks yaitu subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,85 persen dan subsektor Tanaman Pangan naik sebesar 0,84 persen, sedangkan 3 yang mengalami penurunan adalah subsektor Peternakan turun sebesar 0,55 persen, subsektor Hortikultura turun sebesar 0,47 persen, dan subsektor Perikanan turun sebesar 0,05 persen. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada Desember 2013 naik sebesar 0,86 persen dibandingkan It bulan sebelumnya. Peningkatan It juga terjadi pada 3 (tiga) subsektor yaitu subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 2,08 persen, subsektor Tanaman Pangan Naik sebesar 1,20 persen, dan subsektor Perikanan naik sebesar 0,35 persen, sedangkan 2 subsektor yang mengalami penurunan It terjadi pada subsektor Hortikultura sebesar 0,16 persen dan subsektor Peternakan sebesar 0,67 persen. Dari 32 Provinsi yang dilaporkan, perubahan NTP Desember 2013 terhadap bulan sebelumya, terdapat 23 Provinsi yang mengalami peningkatan dan 9 Provinsi mengalami penurunan. Provinsi yang mengalami peningkatan tertinggi berturut-turut adalah Jambi sebesar 1,85 persen, diikuti Riau sebesar 1,71 persen, dan Bangka Belitung sebesar 1,66 persen. Sedangkan penurunan NTP tertinggi pada terjadi di Kepulauan Riau sebesar 0,74 persen, diikuti Jawa Timur sebesar 0,57 persen, dan Nusa Tenggara Timur sebesar 0,44 persen. Provinsi Aceh berada pada urutan 11 peningkatan NTP tertinggi yaitu sebesar 0,63 persen. Di Provinsi Aceh pada bulan Desember 2013 terjadi inflasi di pedesaan sebesar 0,34 persen yaitu terjadi perubahan indeks konsumsi rumahtangga dari 107,95 pada bulan November 2013 menjadi 108,32 pada bulan Desember 2013. Inflasi di Pedesaan yang terjadi di wilayah Provinsi Aceh pada bulan Desember 2013 disebabkan oleh naiknya harga-harga barang pada subkelompok Bahan Makanan sebesar 0,58 persen, Perumahan sebesar 0,27 persen, Makanan Jadi sebesar 0,24 persen, Transportasi & Komunikasi sebesar 0,10 persen, Kesehatan sebesar 0,05 persen, Pendidikan, Rekreasi & Olah raga sebesar 0,01 persen. Sedangkan kelompok Sandang mengalami penurunan sebesar 0,03 persen Dari 10 Provinsi di Sumatera yang dilaporkan pada bulan Desember 2013, terdapat 7 Provinsi yang mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Sumatera Utara sebesar 0,78 persen. Sedangkan 3 Provinsi mengalami deflasi, tertinggi terjadi di Bengkulu sebesar 0,17 persen. Selama Desember 2013, Di tingkat petani, terjadi peningkatan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 6,96 persen, dan kualitas GKR sebesar 2,81 persen. Di tingkat penggilingan, juga terjadi peningkatan ratarata harga gabah kualitas GKP sebesar 6,76 persen, kualitas GKR sebesar 1,84 persen. Dibandingkan bulan lalu, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani selama Desember 2013 naik sebesar Rp 286,04 per kg menjadi Rp 4.397,58 per kg. Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani, merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Berita Resmi Statistik No.2/1/Th.XVII, 2 Januari 2014 1

Untuk pertama kalinya pada bulan Desember 2013, data NTP yang disajikan menggunakan tahun dasar 2012 (2012=100). Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di beberapa daerah di Provinsi Aceh pada bulan Desember 2013, NTP Provinsi Aceh mengalami peningkatan sebesar 0,63 persen dibanding bulan November 2013, yaitu dari 97,42 menjadi 98,04. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami peningkatan sebesar 0,86 persen lebih besar dibandingkan dengan peningkatan indeks harga yang dibayar petani yang meningkat sebesar 0,22 persen. Tabel 1. Nilai Tukar Petani Provinsi Aceh menurut Subsektor, Desember 2013 (2012=100) Subsektor/Rincian Bulan Perubahan November 2013 Desember 2013 (%) [1] [2] [3] [4] 1. Tanaman Pangan a. Indeks yang Diterima Petani (It) 104,98 106,25 1,20 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 107,75 108,14 0,36 c. Nilai Tukar Petani (NTPP) 97,43 98,26 0,84 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPP) 101,18 102,15 0,95 2. Hortikultura a. Indeks yang Diterima Petani (It) 105,29 105,13-0,16 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 107,26 107,60 0,32 c. Nilai Tukar Petani (NTPH) 98,16 97,70-0,47 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPH) 100,61 100,16-0,45 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks yang Diterima Petani (It) 102,16 104,29 2,08 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 107,09 107,34 0,23 c. Nilai Tukar Petani (NTPR) 95,39 97,16 1,85 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPR) 97,39 99,50 2,17 4. Peternakan a. Indeks yang Diterima Petani (It) 104,95 104,25-0,67 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 105,69 105,56-0,12 c. Nilai Tukar Petani (NTPT) 99,30 98,76-0,55 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPT) 101,98 102,02 0,04 5. Perikanan a. Indeks yang Diterima Petani (It) 107,02 107,40 0,35 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 106,23 106,66 0,40 c. Nilai Tukar Petani (NTPN) 100,75 100,69-0,05 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPN) 102,81 103,16 0,34 Gabungan a. Indeks yang Diterima Petani (It) 104,26 105,16 0,86 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 107,03 107,26 0,22 c. Nilai Tukar Petani (NTP) 97,42 98,04 0,63 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 100,18 101,08 0,90 Gabungan Tanpa Perikanan a. Indeks yang Diterima Petani (It) 104,15 105,07 0,88 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 107,06 107,29 0,22 c. Nilai Tukar Petani (NTP) 97,29 97,93 0,66 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 100,07 100,99 0,92 Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat perbandingan NTP Desember 2013 dengan bulan sebelumnya, diketahui bahwa hanya terdapat 2 subsektor mengalami peningkatan nilai indeks yaitu 2 Berita Resmi Statistik No.2/1/Th.XVII, 2 Januari 2014

subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,85 persen dan subsektor Tanaman Pangan naik sebesar 0,84 persen, sedangkan 3 subsektor yang mengalami penurunan adalah subsektor Peternakan turun sebesar 0,55 persen, subsektor Hortikultura turun sebesar 0,47 persen, dan subsektor Perikanan turun sebesar 0,05 persen. Gambar 1. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Aceh, Desember 2013 (2012=100) 98,20 98,04 98,00 97,80 97,93 97,60 97,42 97,40 97,20 97,00 96,80 97,29 Nov'13 NTP Gabungan Des'13 NTP Gabungan Tanpa Subsektor Perikanan Selain itu, pada tahun dasar yang baru (2012=100) yang digunakan sebagai dasar penghitungan NTP, juga disajikan NTP Perikanan yang terdiri atas NTP Perikanan Penangkapan dan NTP Perikanan Budaya. Secara gabungan, NTP Perikanan pada bulan Desember 2013 mengalami penurunan sebesar 0,05 persen. Bila dirinci berdasarkan jenis usaha perikanan, maka Kelompok NTP Perikanan Budidaya mengalami penurunan sebesar 0,60 persen, sedangkan kelompok NTP Perikanan Penangkapan mengalami peningkatan sebesar 0,51 persen. Tabel 2. Nilai Tukar Petani Provinsi Aceh Subsektor Perikanan, Desember 2013 (2012=100) Subsektor Bulan Perubahan November 2013 Desember 2013 (%) [1] [2] [3] [4] 1. Penangkapan a. Indeks yang Diterima Petani (It) 106,85 107,82 0,91 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 106,46 106,88 0,39 c. Nilai Tukar Petani 100,36 100,88 0,51 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 101,89 102,81 0,90 2. Budidaya a. Indeks yang Diterima Petani (It) 107,20 106,98-0,20 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 106,01 106,44 0,41 c. Nilai Tukar Petani 101,12 100,51-0,60 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 103,72 103,50-0,21 Gabungan Subsektor Perikanan a. Indeks yang Diterima Petani (It) 107,02 107,40 0,35 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 106,23 106,66 0,40 c. Nilai Tukar Petani 100,75 100,69-0,05 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 102,81 103,16 0,34 Berita Resmi Statistik No.2/1/Th.XVII, 2 Januari 2014 3

1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada Desember 2013 naik sebesar 0,86 persen dibandingkan It bulan sebelumnya. Peningkatan It juga terjadi pada 3 (tiga) subsektor yaitu subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 2,08 persen, subsektor Tanaman Pangan Naik sebesar 1,20 persen, dan subsektor Perikanan naik sebesar 0,35 persen, sedangkan 2 subsektor yang mengalami penurunan It terjadi pada subsektor Hortikultura sebesar 0,16 persen dan subsektor Peternakan sebesar 0,67 persen. 2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada bulan Desember 2013 di Provinsi Aceh, Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) naik sebesar 0,22 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu dari 107,03 menjadi 107,26. Peningkatan Ib terjadi pada semua subsektor, kecuali subsektor Peternakan yang mengalami penurunan sebesar 0,12 persen. Gambar 3 Nilai Tukar Petani Provinsi Aceh menurut Subsektor, Desember 2013 (2012=100) 102,00 101,00 100,00 99,00 98,00 97,00 96,00 95,00 94,00 November Desember Tanaman Pangan 97,43 98,26 Hortikultura 98,16 97,70 Tanaman Perkebunan Rakyat 95,39 97,16 Peternakan 99,30 98,76 Perikanan 100,75 100,69 3. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) Pada bulan Desember 2013, NTPP sebesar 98,26 mengalami peningkatan indeks sebesar 0,84 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 1,20 persen atau lebih besar dari peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 0,36 persen. Peningkatan pada It disebabkan karena naiknya indeks kelompok padi sebesar 1,54 persen, sedangkan kelompok palawija menurun sebesar 0,32 persen. Ib mengalami peningkatan dengan rincian sebagai berikut; indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga 4 Berita Resmi Statistik No.2/1/Th.XVII, 2 Januari 2014

(IKRT) naik sebesar 0,38 persen, dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,24 persen. b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada bulan Desember 2013, Nilai Tukar Petani untuk Subsektor Hortikultura (NTPH) sebesar 97,70 mengalami penurunan sebesar 0,47 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 0,16 persen sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) mengalami peningkatan sebesar 0,32 persen. Penurunan It pada subsektor ini disebabkan oleh turunnya indeks pada kelompok Sayursayuran sebesar 1,26 persen, sedangkan kelompok Buah-buahan naik sebesar 0,73 persen, dan Tanaman Obat naik sebesar 1,73 persen. Pada indeks yang Dibayar Petani (Ib) terjadi peningkatan disebabkan oleh naiknya indeks Konsumsi Rumahtangga (KRT) sebesar 0,32 persen, serta indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) mengalami peningkatan sebesar 0,30 persen. c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada bulan Desember 2013, NTPR sebesar 97,16 mengalami peningkatan sebesar 1,85 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) naik sebesar 2,08 persen lebih besar dibandingkan kenaikan indeks yang dibayar petani (Ib) naik sebesar 0,23 persen. Peningkatan It pada subsektor ini disebabkan oleh naiknya beberapa komoditas diantaranya Kelapa Sawit sebesar 10,62 persen, Karet sebesar 5,88 persen, Kakao sebesar 4,79 persen. Disisi lain, Indeks yang dibayar petani (Ib) mengalami peningkatan dikarenakan naiknya indeks Konsumsi Rumahtangga (KRT) sebesar 0,29 persen, sedangkan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) turun sebesar 0,08 persen. d. Subsektor Peternakan (NTPT) Pada bulan Desember 2013, NTPT sebesar 98,76 mengalami penurunan sebesar 0,55 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 0,67 persen, dan indeks yang dibayar petani (Ib) juga turun sebesar 0,12 persen. Penurunan It dikarenakan turunnya indeks semua kelompok ternak, yaitu Hasil Ternak turun sebesar 1,24 persen, Ternak Kecil sebesar 1,00 persen, Ternak Besar sebesar 0,62 persen, dan Unggas sebesar 0,39 persen. Sementara itu, Ib menurun karena turunnya indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) turun sebesar 0,71 persen, sedangkan indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (KRT) naik sebesar 0,33 persen. e. Subsektor Perikanan ( NTPN) Pada bulan Desember 2013, NTPN sebesar 100,69 terjadi penurunan indeks sebesar 0,05 persen dibandingkan bulan sebelumnya, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) meningkat sebesar 0,35 persen, dalam hal ini peningkatan It lebih kecil dibandingkan peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang mengalami peningkatan sebesar 0,50 persen. Peningkatan It disebabkan naiknya indeks kelompok Penangkapan sebesar 0,91 persen sedangkan kelompok Budidaya turun sebesar 0,20 persen. Sementara itu, Ib mengalami peningkatan karena indeks Konsumsi Rumah Tangga (KRT) naik sebesar 0,60 persen dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,01 persen. Berita Resmi Statistik No.2/1/Th.XVII, 2 Januari 2014 5

Gambar 4 Nilai Tukar Petani Perikanan Provinsi Aceh menurut Jenis Usaha, Desember 2013 (2012=100) 101,2 101 100,8 100,6 100,4 100,2 100 99,8 November Desember Perikanan (Gabungan) 100,75 100,69 Penangkapan 100,36 100,88 Budidaya 101,12 100,51 e.1. Subsektor Perikanan (NTPN) Penangkapan Pada bulan Desember 2013, NTPN Penangkapan sebesar 100,88 terjadi peningkatan indeks sebesar 0,51 persen dibandingkan bulan sebelumnya, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) meningkat sebesar 0,91 persen lebih besasr bila dibandingkan peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang mengalami peningkatan sebesar 0,39 persen. e.2. Subsektor Perikanan (NTPN) Budidaya Pada bulan Desember 2013, NTPN Budidaya sebesar 100,51 terjadi penurunan indeks sebesar 0,60 persen dibandingkan bulan sebelumnya, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) turun sebesar 0,20 persen sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) yang mengalami peningkatan sebesar 0,41 persen. Penurunan It disebabkan turunnya indeks kelompok Budidaya Air Payau sebesar 0,37 persen sedangkan kelompok Budidaya Laut naik sebesar 0,06 persen. 6 Berita Resmi Statistik No.2/1/Th.XVII, 2 Januari 2014

Tabel 2. Perubahan Indeks yang di terima Petani (It) dan Indeks yang di bayar Petani (Ib) Menurut Subsektor di Provinsi Aceh Desember 2013 (2012=100) Subsektor Bulan Perubahan November 2013 Desember 2013 (%) [1] [2] [3] [4] 1. Tanaman Pangan a. Indeks yang Diterima Petani (It) 104,98 106,25 1,20 - Padi 104,45 106,08 1,54 - Palawija 107,35 107,01-0,32 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 107,75 108,14 0,36 - Indeks KRT 108,47 108,88 0,38 - Indeks BPPBM 103,76 104,01 0,24 2. Hortikultura a. Indeks yang Diterima Petani (It) 105,29 105,13-0,16 - Sayur-sayuran 103,80 102,49-1,26 - Buah-Buahan 106,52 107,30 0,73 - Tanaman Obat 107,54 109,40 1,73 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 107,26 107,60 0,32 - Indeks KRT 107,80 108,14 0,32 - Indeks BPPBM 104,65 104,96 0,30 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks yang Diterima Petani (It) 102,16 104,29 2,08 - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 102,16 104,29 2,08 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 107,09 107,34 0,23 - Indeks KRT 107,53 107,84 0,29 - Indeks BPPBM 104,89 104,81-0,08 4. Peternakan a. Indeks yang Diterima Petani (It) 104,95 104,25-0,67 - Ternak Besar 104,67 104,03-0,62 - Ternak Kecil 102,04 101,02-1,00 - Unggas 107,35 106,92-0,39 - Hasil Ternak 111,65 110,26-1,24 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 105,69 105,56-0,12 - Indeks KRT 107,95 108,31 0,33 - Indeks BPPBM 102,91 102,18-0,71 5. Perikanan a. Indeks yang Diterima Petani (It) 107,02 107,40 0,35 - Penangkapan 106,85 107,82 0,91 - Budidaya 107,20 106,98-0,20 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 106,23 106,66 0,40 - Indeks KRT 107,37 108,01 0,60 - Indeks BPPBM 104,10 104,11 0,01 5a. Perikanan (Penangkapan) a. Indeks yang Diterima Petani (It) 106,85 107,82 0,91 - Penangkapan Laut 106,85 107,82 0,91 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 106,46 106,88 0,39 - Indeks KRT 107,36 108,01 0,61 - Indeks BPPBM 104,86 104,87 0,01 5b. Perikanan (Budidaya) a. Indeks yang Diterima Petani (It) 107,20 106,98-0,20 - Budidaya Air Tawar 100,00 100,00 0,00 - Budidaya Laut 96,37 96,43 0,06 - Budidaya Air Payau 114,94 114,51-0,37 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 106,01 106,44 0,41 - Indeks KRT 107,37 108,01 0,60 - Indeks BPPBM 103,35 103,36 0,01 Keterngan : KRT = Konsumsi Rumahtangga BPPBM = Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berita Resmi Statistik No.2/1/Th.XVII, 2 Januari 2014 7

4. Perbandingan antar Provinsi Tabel 3. Indeks yang Diterima Petani (It), Indeks yang Dibayar Petani (Ib), dan Nilai Tukar Petani (NTP) Menurut Provinsi di Indonesia, Desember 2013 (2012=100) Provinsi It Ib NTP Indeks % Perubahan Indeks % Perubahan Rasio % Perubahan [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] SUMATERA ACEH 105,16 0,86 107,26 0,22 98,04 0,63 Sumatera Utara 109,35 1,61 109,78 0,60 99,61 1,00 Sumatera Barat 108,69 0,58 108,51 0,03 100,17 0,55 Riau 106,10 1,97 109,23 0,25 97,14 1,71 Jambi 107,26 1,97 110,33 0,12 97,21 1,85 Sumatera Selatan 108,91 0,92 107,98-0,06 100,86 0,98 Bengkulu 107,40 1,26 109,50-0,09 98,08 1,35 Lampung 110,64 1,01 108,51 0,08 101,97 0,93 Bangka Belitung 109,14 1,82 108,07 0,16 100,99 1,66 Kepulauan Riau 107,18-0,44 105,58 0,30 101,52-0,74 JAWA Jawa Barat 109,46 0,34 108,58 0,50 100,81-0,16 Jawa Tengah 113,23 0,03 108,84 0,27 104,04-0,23 Yogyakarta 110,29 0,23 108,48 0,24 101,66-0,01 Jawa Timur 112,20-0,06 108,78 0,52 103,15-0,57 Banten 113,91 0,20 108,63 0,50 104,85-0,31 BALI & NUSA TENGGARA Bali 113,24-0,17 108,01 0,27 104,84-0,43 Nusa Tenggara Barat 111,48 0,40 107,84 0,28 103,37 0,13 Nusa Tenggara Timur 107,93 0,09 107,73 0,52 100,18-0,44 KALIMANTAN Kalimantan Barat 106,52 0,34 108,78 0,52 97,92-0,18 Kaimantan Tengah 103,99 0,42 108,02 0,30 96,26 0,11 Kalimantan Selatan 110,42 1,41 107,83 0,40 102,41 1,00 Kalimantan Timur 106,19 1,11 105,72 0,36 100,44 0,75 SULAWESI Sulawesi Utara 107,03 0,50 108,62 0,20 98,54 0,29 Sulawesi Tengah 107,24 0,73 109,20 0,51 98,21 0,22 Sulawesi Selatan 110,26 0,60 107,80 0,39 102,29 0,20 Sulawesi Tenggara 112,62 0,56 107,31 0,16 104,95 0,40 Gorontalo 109,10 0,79 107,08 0,12 101,89 0,67 Sulawesi Barat 110,44 0,81 109,27 0,24 101,07 0,56 MALUKU Maluku 109,43 0,73 106,81 0,25 102,45 0,48 Maluku Utara 110,58 1,01 109,95 0,61 100,57 0,39 PAPUA Papua Barat 108,21 1,30 107,58 0,68 100,59 0,61 Papua 108,79 0,49 109,52 0,26 99,33 0,23 NASIONAL 110,55 0,47 108,43 0,33 101,96 0,15 8 Berita Resmi Statistik No.2/1/Th.XVII, 2 Januari 2014

Dari 32 Provinsi yang dilaporkan, perubahan NTP Desember 2013 terhadap bulan sebelumnya, terdapat 23 Provinsi yang mengalami peningkatan dan 9 Provinsi mengalami penurunan. Provinsi yang mengalami peningkatan tertinggi berturut-turut adalah Jambi sebesar 1,85 persen, diikuti Riau sebesar 1,71 persen, dan Bangka Belitung sebesar 1,66 persen. Sedangkan penurunan NTP tertinggi pada terjadi di Kepulauan Riau sebesar 0,74 persen, diikuti Jawa Timur sebesar 0,57 persen, dan Nusa Tenggara Timur sebesar 0,44 persen. Provinsi Aceh berada pada urutan 11 peningkatan NTP tertinggi yaitu sebesar 0,63 persen. 5. Indeks Harga Konsumen Pedesaan (Inflasi/Deflasi di Pedesaan) Perubahan Indeks Konsumsi Rumahtangga (KRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan. Berdasarkan pemantauan harga-harga kebutuhan rumahtangga di daerah pedesaan, berbagai daerah di Provinsi Aceh pada bulan Desember 2013 terjadi inflasi di pedesaan sebesar 0,34 persen yaitu terjadi perubahan indeks konsumsi rumahtangga dari 107,95 pada bulan November 2013 menjadi 108,32 pada bulan Desember 2013. Tabel 4. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Di Provinsi Aceh Desember 2013 (2012=100) IHK Pedesaan Kelompok/Sub Kelompok November 2013 Desember 2013 Perubahan (%) [1] [2] [3] [4] Konsumsi Rumah Tangga 107,95 108,32 0,34 Bahan Makanan 110,81 111,45 0,58 Makanan jadi 104,38 104,63 0,24 Perumahan 102,80 103,08 0,27 Sandang 104,14 104,11-0,03 Kesehatan 102,94 102,99 0,05 Pendidikan, Rekreasi, & Olah raga 102,11 102,12 0,01 Transportasi & Komunikasi 116,31 116,42 0,10 Inflasi di Pedesaan yang terjadi di wilayah Provinsi Aceh pada bulan Desember 2013 disebabkan oleh naiknya harga-harga barang pada subkelompok Bahan Makanan sebesar 0,58 persen, Perumahan sebesar 0,27 persen, Makanan Jadi sebesar 0,24 persen, Transportasi & Komunikasi sebesar 0,10 persen, Kesehatan sebesar 0,05 persen, Pendidikan, Rekreasi & Olah raga sebesar 0,01 persen. Sedangkan kelompok Sandang mengalami penurunan sebesar 0,03 persen Berita Resmi Statistik No.2/1/Th.XVII, 2 Januari 2014 9

6. Indeks Harga Konsumen Pedesaan di Sumatera Dari 10 Provinsi di Sumatera yang dilaporkan pada bulan Desember 2013, terdapat 7 Provinsi yang mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Sumatera Utara sebesar 0,78 persen. Sedangkan 3 Provinsi mengalami deflasi, tertinggi terjadi di Bengkulu sebesar 0,17 persen. Tabel 5. Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Provinsi-Provinsi di Wilayah Sumatera Desember 2013 (2012=100) Provinsi IHK Pedesaan November 2013 Desember 2013 Perubahan (%) [1] [2] [3] [4] 1. Aceh 107,95 108,32 0,34 2. Sumatera Utara 110,37 111,23 0,78 3. Sumatera Barat 110,44 110,39-0,05 4. Riau 110,16 110,48 0,29 5. Jambi 111,24 111,40 0,15 6. Sumatera Selatan 109,83 109,75-0,07 7. Bengkulu 111,10 110,91-0,17 8. Lampung 110,05 110,10 0,05 9. Bangka Belitung 108,70 108,88 0,16 10. Kepulauan Riau 106,14 106,55 0,39 Perkembangan Harga Produsen Gabah Pemantauan perkembangan harga gabah Provinsi Aceh dilakukan di Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh Timur, Pidie, Bireuen, Aceh Utara, Nagan Raya, dan Pidie Jaya. Dari total observasi yang dilakukan pemantauan harga pada bulan Desember 2013, sebagian besar adalah GKP (Gabah Kering Panen) yaitu sebesar 83,78 persen, selanjutnya sebesar 16,22 persen adalah kualitas GKR (Gabah Kualitas Rendah), sedangkan untuk kualitas GKG (Gabah Kering Giling) tidak terdapat observasi yang menjadi sampel. Salah satu penyebab tidak adanya kualitas GKG adalah faktor hujan yang tinggi selama bulan Desember 2013 turut mengurangi kualitas gabah karena kadar air menjadi lebih tinggi. 10 Berita Resmi Statistik No.2/1/Th.XVII, 2 Januari 2014

Tabel 6. Jumlah Observasi, Harga Gabah, di Tingkat Petani, dan Penggilingan, dan HPP menurut Kelompok Kualitas, Desember 2013 Kelompok Kualitas Jumlah Observasi Harga di Petani (Rp/Kg) Rata-Rata Harga (Rp/Kg) HPP(Rp/Kg) Terendah Tertinggi Petani Penggilingan Petani Penggilingan [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] GKP 31 4.100 4.500 4.397,58 4.471,77 3.300 3.350 (83,78%) (Pidie Jaya) (Bireuen) GKG - - - - - - 4.150 (0,00%) GKR 6 4.180 4.380 4.330,00 4.471,77 - - (16,22%) (Aceh Tenggara) (Aceh Tenggara) Total 37 (100,00%) Keterangan: GKG : KA 14,00% dan KH 3,00% GKP : KA (14,01%-25,00%) dan KH (3,01%-10,00%) Di Luar Kualitas : KA > 25,00% atau KH > 10,00% Harga Pembelian Pemerintah (HPP) berdasarkan Inpres No. 3 Tahun 2012 tgl. 27 Februari 2012 Rata-Rata Harga menurut Kelompok Kualitas Selama Desember 2013, Di tingkat petani, terjadi peningkatan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 6,96 persen, dan kualitas GKR sebesar 2,81 persen. Di tingkat penggilingan, juga terjadi peningkatan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 6,76 persen, kualitas GKR sebesar 1,84 persen. Dibandingkan bulan lalu, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani selama Desember 2013 naik sebesar Rp 286,04 per kg menjadi Rp 4.397,58 per kg. Gambar 4 Rata-Rata Harga Gabah menurut Kelompok Kualitas di Tingkat Petani (Rp/Kg), Desember 2013 4.600,00 4.400,00 4.200,00 4.000,00 3.800,00 3.600,00 3.400,00 3.200,00 GKP GKG GKR Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli Agt Sept Okt Nov Des 2012 2013 Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nov Des Perubahan (%) 4.264 4.570 4.624 4.398 4.123 4.100 4.150 4.271 4.125 4.123 4.087 4.111 4.397 6,96 4.529 4.469 4.586 4.361 4.044 4.150 4.212 4.320 4.313 4.110 4.128 4.283 - - 4.172 4.177 4.455 4.252 4.167 4.010 4.052 4.014 4.039 4.143 4.040 4.211 4.271 2,81 Berita Resmi Statistik No.2/1/Th.XVII, 2 Januari 2014 11

Dibandingkan bulan lalu, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat penggilingan selama Desember 2013 naik sebesar Rp 283,31 per kg menjadi Rp 4.471,77 per kg. Gambar 5 Rata-Rata Harga Gabah menurut Kelompok Kualitas di Tingkat Penggilingan (Rp/Kg), Desember 2012 Desember 2013 4.800,00 4.600,00 4.400,00 4.200,00 4.000,00 3.800,00 3.600,00 3.400,00 3.200,00 GKP GKG GKR Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nov 2012 2013 Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nov Des Perubahan (%) 4.359 4.712 4.485 4.398 4.181 4.163 4.221 4.345 4.196 4.194 4.151 4.188 4.471 6,76 4.629 4.541 4.675 4.444 4.127 4.200 4.262 4.393 4.381 4.160 4.178 4.333 - - 4.289 4.297 4.568 4.362 4.287 4.130 4.149 4.233 4.149 4.219 4.150 4.327 4.450 1,84 12 Berita Resmi Statistik No.2/1/Th.XVII, 2 Januari 2014