PENGARUH KOMPENSASI DAN PENEMPATAN PEGAWAI TERHADAP MOTIVASI KERJA SERTA IMPLIKASINYA PADA KEPUASAN KERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi Pada PT. Inti Luhur Fuja Abadi (ILUFA), Pasuruan)

HUBUNGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP INTENSI KELUAR KARYAWAN PADA PT. PURNA GRAHA ABADI TASIKMALAYA. Oleh: Reza Rizky Aditya

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN

BABS SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian, analisis, dan pembahasan yang telah. dilakukan, maka simpulan yang dapat dikemukakan adalah:

Pengaruh Kompensasi Dan Motivasi Terhadap Kepuasan Dan Kinerja Karyawan Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Lumajang

ABSTRAK PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN MEMPERHATIKAN KEPUASAN KERJA. Oleh RETNO LARAS PALUPI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu badan usaha tidak lepas dari faktor sumber daya manusia yang juga

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA TUKANG PADA BEBERAPA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. efektifitas pengelolaan sumber daya manusia. Organisasi yang berkembang

Julia Astriviani Bintoro Hamidah Nayati Utami Mochammad Soe oed Hakam Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya ABSTRAK

BAB 3 METODE PENELITIAN

Pengaruh Sistem Kompensasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Melalui Kepuasan Kerja Pada Karyawan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Jember

PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA RESTORAN A&W MALL TRANS STUDIO MAKASSAR. A s m a w i y a h 1

PENGARUH PENEMPATAN DAN BEBAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN DAMPAKNYA PADA PRESTASI KERJA PEGAWAI DINAS TENAGA KERJA DAN MOBILITAS PENDUDUK ACEH

ANALISIS PEMBERIAN KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. ASURANSI JASA INDONESIA DI MAKASSAR

MAKSI Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi yang semakin maju ini, terdapat persaingan antara

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA KARYAWAN PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA PELAYANAN DAN JARINGAN MALANG)

PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. SURACO JAYA ABADI MOTOR DI MASAMBA KABUPATEN LUWU UTARA

PENGARUH INSENTIF TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi perusahaan dituntut untuk

PENGARUH INSENTIF DAN PROMOSI TERHADAP PRESTASI KERJA

Liamatul Azizah Djamhur Hamid Heru Susilo Fakultas Ilmu Administrasi Universitas BrawijayaMalang

BAB 3 METODE PENELITIAN

Volume I No.02, Februari 2016 ISSN :

SKRIPSI ANALISIS KOMPENSASI DAN KEPUASAN KERJA DAMPAKNYA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PADA PT. KIMIA FARMA (PERSERO) TBK

PENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN PRESTASI KERJA (Studi pada Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Wilayah Malang)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KOMPENSASI KARYAWAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Survei pada Karyawan UD. Dinikoe Keramik Malang)

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB I PENDAHULUAN. ketat di segala bidang, Hal ini merupakan suatu tantangan bagi pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan

ANALISA JALUR PENGARUH FAKTOR HERZBERG MOTIVATOR DAN MINNESOTA SATISFACTION QUESTIONNAIRE

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PERAN KEPUASAN KERJA DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI

Gilang Nugraha Endang Siti Astuti Moehammad Soe oed Hakam Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Universitas Diponegoro,

Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia

PENGARUH UNSUR-UNSUR PELATIHAN TERHADAP KINERJA PARA TEKNISI PT TELKOM AKSES AREA LEMBONG, BANDUNG

BAB V. Kesimpulan Dan Saran Budaya Organisasi di Rumah Sakit BP Batam. Budaya Organisasi yang kuat di RS BP adalah :

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam khasanah totalitas mekanisme kerja keorganisasian, dari sekian

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan dengan tenaga sumber daya manusia yang dominan, kepuasan

PENGARUH PERILAKU MAHASISWA DAN CITRA LEMBAGA TERHADAP KEPUTUSAN MENJADI MAHASISWA DI UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG. Ajat Sudrajat ABSTRAK

ESENSI, Vol. 19 No. 2 / 2016 PENINGKATAN PRODUKTIFITAS KERJA MELALUI PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMENUHAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN DIV. PEMASARAN PT.

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BANDUNG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT. DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE DI KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. baik swasta maupun publik untuk meningkatkan kualitas produk atau jasa yang

ABSTRACT. Keyword: financial compensation, no financial compensation, job satisfaction, achievement employee work ABSTRAK

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN SEMANGAT KERJATERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI KANTOR CAMAT MELAK KABUPATEN KUTAI BARAT. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang sedang giatgiatnya

PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL DAN NON FINANSIAL TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PG. Kebon Agung Malang)

BAB I PENDAHULUAN. pemberdayaan dan peran serta masyarakat. organisasi, di antaranya sumberdaya manusia pegawai. Pentingnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap orang yang bekerja mengharapkan untuk memperoleh kepuasan

DAFTAR PUSTAKA. Fathoni, Abdurahmat ManajemenSumber Daya Manusia. Jakarta: PT Rineka Cipta.

PENGARUH KOMPENSASI KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KARYAWAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP SEMANGAT KERJA PADA GURU DAN KARYAWAN SMK PANCASILA 1 KUTOARJO

PENGARUH DISIPLIN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA DOSEN TETAP PADA SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PGRI SUKABUMI

Linda 1. Abstrak. Kata Kunci: kualitas sumber daya manusia, tunjangan kinerja, pelayanan masyarakat.

Intoduction: Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah muncul sebagai fenomena baru yang telah dilahirkan oleh

ANALISIS PENGARUH PENEMPATAN KARYAWAN TERHADAP KEPUASAN KERJA PADA CV. MITRA DENSO BANDAR LAMPUNG. Oleh Fahrizi Dosen Tetap Fakultas Ekonomi USBRJ

BAB I PENDAHULUAN. 2001), bahkan dijaman sekarang ini bukan lagi perusahaan besar mengalahkan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu

ANALISIS PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF FINANSIAL TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN KUD RINGIN PUTIH KARANGDOWO II NASKAH PUBLIKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Mal Lippo Cikarang yang terletak di jalan utama Lippo Cikarang adalah

PENDIDIKAN, PELATIHAN DAN KINERJA

PENGARUH INSENTIF TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA (Studi pada Karyawan Hotel Grand Pujon View Kabupaten Malang)

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

MAKSI Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi

PENGARUH PROMOSI DAN MUTASI JABATAN TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA JAMBI SKIRPSI

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. MARIHAT TAMBUSAI. Rina Boru Manalu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia sekarang ini dapat dilihat bahwa semua negara di dunia sedang sibuk dalam

Kathryn Sunarko Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia. Abstrak

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN

ANALISIS PENGARUH PENEMPATAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PT. AQUA GOLDEN MISSISSIPI, JAKARTA

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI Siti Aminah, 2013

PENGARUH PENEMPATAN TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi pada Karyawan PT. Astra International, Tbk-Daihatsu Malang)

Astika Faliani M. Djudi Mukzam Ika Ruhana Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya, Malang

Pengaruh Pemberian Insentif dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan di PT Hyundai Mobil Indonesia Cabang Bandung

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 FAKTOR-FAKTOR KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PD RAJAWALI SAKTI PONTIANAK

ANALISIS DISIPLIN KERJA DAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN DI BAGIAN PRODUKSI PADA PT. SEI BELAYAN RIMBA JAYA TIMBER INDUSTRIES DI GRESIK

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. bagian, jenis kelamin, usia, pendidikan dan lama bekerja. responden atas kuesioner yang dibagikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PEMBERIAN KOMPENSASI TERHADAP PENINGKATAN SEMANGAT KERJA PEGAWAI KANTOR PENGGADAIAN CABANG POSO. Rahimudin Lubaid*) ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA PT. SUN MOTOR JEBRES SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan memberikan gambaran tentang detail-detail sebuah situasi, lingkungan

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KOMPENSASI DAN SEMANGAT KERJA PADA KARYAWAN OPERASIONAL PT KAI (PERSERO) PURWOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. raga yang tidak dapat dipisahkan, dalam hal ini kemampuan tanpa motivasi belum

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Latar Belakang Penelitian

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA (Studi pada Karyawan Perum Perhutani Ngawi)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. gerakan dakwah amar ma ruf nahi munkar yang didirikan oleh Kiai Haji Ahmad

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. Tetapi dari hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ariani (2004)

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa

II. TINJAUAN PUSTAKA. agara diperoleh tenaga kerja yang puas akan pekerjaannya. Fungsi MSDM. dikelompokkan atas tiga fungsi, yaitu (Husein, 2002) :

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. adalah 1397 orang yang terdiri dari petugas Aviation Security (Avsec), petugas

Transkripsi:

PENGARUH KOMPENSASI DAN PENEMPATAN PEGAWAI TERHADAP MOTIVASI KERJA SERTA IMPLIKASINYA PADA KEPUASAN KERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG Aditya Yudanegara Program Studi Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Membangun Jl. Sukarno Hatta No.448 Bandung Email : aditya.yudanegara.87@gmail.com ABSTRAK Dalam sebuah organisasi seperti Dinas Pendidikan, karyawan sebagai aparatur Negara tentunya memiliki peranan yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Untuk menjaga agar kinerja karyawan tetap baik dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, maka salah satu yang mempengaruhinya adalah kepuasan kerja karyawan tersebut, yang biasanya terbentuk setelah karyawan memiliki motivasi kerja yang baik. Dan motivasi tersebut pun dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain kompensasi yang diterima, serta penempatan kerja yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompensasi dan penempatan karyawan dalam membentuk motivasi kerja, serta pengaruh motivasi terhadap kepuasan kerja karyawan. Metode penelitian ini adalah verifikatif dan deskriptif, sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah analisis jalur. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan Dinas Pendidikan Kota Bandung sebanyak 133 orang, sedangkan teknik pengambilan sampel dengan sampel jenuh yang mengambil seluruh populasi sebagai sampel penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel kompensasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi kerja, begitu juga penempatan karyawan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi kerja. Secara simultan, kompensasi baik finansial maupun non finansial memiliki pengaruh terhadap motivasi kerja. Kemudian motivasi kerja karyawan juga memiliki pengaruh yang signifikan dalam membentuk kepuasan kerja Kata Kunci: Kompensasi, Penempatan, Motivasi, Kepuasan Page 1

Pendahuluan Latar Belakang Penelitian Dinas Pendidikan Kota Bandung dalam memaksimalkan pelayannya kepada publik, harus terus meningkatkan kinerja dinasnya melalui peningkatan kinerja pegawai secara terus menerus. Upaya peningkatan kinerja pegawai secara terus menerus membutuhkan motivasi kerja pegawai yang tinggi serta kepuasan pegawai yang memadai yang dipengaruhi salah satunya oleh pemberian kompensasi maupun penempatan pegawai yang baik atau sesuai dengan keahliannya. Salah satu divisi atau bagian yang paling penting dari sebuah Dinas menurut Kepala Dinas Pendidikan adalah pegawai pelaksana kebijakan. Disebut paling penting karena divisi inilah yang paling aktif dan paling banyak memiliki jumlah pegawai, maka dari itu jumlah total pegawai Dinas yang berstatus sebagai pegawai adalah sebanyak 133 orang yang terbagi menjadi tujuh bagian yaitu pegawai bagian umum dan kepegawaian, pegawai keuangan, pegawai perencanaan dan program, pegawai PTKSD, pegawai PSMP, pegawai PSMAK, dan pegawai PNFI. Kepala Dinas Pendidikan pun mengakui ada beberapa permasalahan yang dialami Dinas Pendidikan, antara lain kinerja maupun performa pegawai-pegawainya yang tidak stabil atau turun naik. Hal ini seperti yang diketahui berdasarkan hasil wawancara dengan para pegawai Dinas Pendidikan, diketahui bahwa permasalahan yang timbul antara lain perasaan jenuh atau tidak bersemangat ketika bekerja yang diakibatkan pegawai-pegawai tersebut kurang merasa puas ketika bekerja, sehingga tidak ada motivasi yang dirasakan oleh para pegawai ini, yang salah satunya dikarenakan tidak adanya kompensasi lembur dari Pemerintah untuk pegawai-pegawai yang bekerja overtime atau lembur melebihi jam kerja seharusnya. Sedangkan dari segi kompensasi non-finansialnya, para pegawai merasa tidak mendapatkan penghargaan atas pekerjaannya dari atasan-atasannya, kemudian kurang merasa nyaman dengan lingkungan kerja, dan kesulitan mendapatkan promosi kecuali jika pegawai tersebut melanjutkan tingkat pendidikannya ke yang lebih tinggi. Berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya kepuasan kerja, penulis kemudian menyampaikan beberapa pertanyaan dalam bentuk kuesioner kepada 20 orang pegawai dari setiap bagian untuk melihat persentase pegawai yang merasa puas dan yang tidak merasa puas. Hasilnya dimuat dalam tabel berikut: Page 2

Tabel 1 Tabel Kepuasan/Ketidakpuasan Pegawai Kepuasan Pekerjaan Upah Promosi Rekan Kerja Pengawasan Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi % Puas 2 10 3 15 6 30 9 45 8 40 Tidak puas 18 90 17 85 14 70 11 55 12 60 Sumber : Data pra - survey, 2014 Berdasarkan hasil pra - survey pada tabel 1 diatas, terlihat bahwa dari pegawai bagian umum, pegawai keuangan, pegawai PTKSD maupun pegawai PSMP mayoritas pegawai sebanyak 85%) menyatakan tidak puas terhadap upah (dalam hal ini adalah kompensasi yang diterimanya), dan sekitar 90% pegawai menyatakan tidak puas terhadap pekerjaan mereka yang berkaitan dengan penempatan. Yang dimaksud dengan kompensasi disini bukan hanya dari segi finansial, mengingat seorang PNS tentunya sudah memiliki standar dan peraturan mengenai pengaturan kompensasi finansial tersendiri, namun lebih kepada kompensasi non-finansial seperti yang penulis sudah sebutkan diatas. Pada tabel 1 pun terlihat bahwa sebagian besar pegawai menyatakan kurang puas dan tidak puas terhadap posisi atau penempatannya saat ini, hal tersebut menurut beberapa pegawai yang diwawancarai penulis disebabkan karena penempatannya tidak sesuai dengan yang dilamarnya, kemudian tidak sesuai dengan pendidikannya, sehingga pada akhirnya mereka bekerja karena merasa wajib saja bukan karena menyukai pekerjaannya. Kemudian berkaitan dengan motivasi, penulis mencoba untuk mengetahui apakah ada permasalahan dengan memberikan beberapa pertanyaan dalam kuesioner mengenai apa saja faktor-faktor yang sekiranya bisa mempengaruhi motivasi kerja para pegawai. Hasilnya sebagai berikut: Tabel 2 Faktor yang mempengaruhi motivasi kerja Pegawai Faktor fisik keselamatan sosial penghargaan aktualisasi Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi % Memotivasi 3 15 9 45 9 45 4 20 8 40 Tidak memotivasi 17 85 11 55 11 55 16 80 12 60 Sumber : Data pra - survey, 2014 Page 3

Berdasarkan tabel 2 diatas terlihat bahwa faktor yang paling mempengaruhi motivasi kerja seorang pegawai adalah kebutuhan keselamatan dan kebutuhan sosial dengan rata-rata 45%, sedangkan yang tidak memotivasi pegawai adalah kebutuhan fisik serta kebutuhan penghargaan dengan rata-rata diatas 80%. Sehingga berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bila pegawai merasa tidak puas terhadap kebutuhan fisik yang bisa didapatkannya melalui penempatan maupun kompensasi, serta kebutuhan penghargaan, maka secara otomatis motivasi kerjanya pun akan menurun. Rendahnya motivasi kerja pegawai tersebut antara lain juga dapat terlihat dari masih adanya beberapa pelanggaran seperti tingkat keterlambatan tiba di kantor, absensi yang tinggi (diatas 20% per bulan), serta pegawai yang mengundurkan diri atau turnover. Penulis kemudian melakukan pra-survey empiris mengenai dampak dari rendahnya motivasi kerja yang dirasakan pegawai beberapa bagian di Dinas Pendidikan dan direkapitulasi sebagai berikut: Jenis pelanggaran kerja Tabel 3 Jenis Pelanggaran Kerja Pegawai Dinas Pendidikan Pegawaif Pegawaif Pegawaif Bagian umum keuangan PTKSD Pegawaif PSMP Keterlambatan 5 2 3 7 Absensi tinggi 4 6 7 2 Turnover 1 2-1 Sumber: Data Absensi Dinas Pendidikan Kota Bandung bulan Juli - Agustus 2014 Jika dihubungkan dengan temuan yang penulis ungkapkan sebelumnya, motivasi pegawai antara lain dapat ditinjau dari segi finansial yang diberikan kompensasi Dinas Pendidikan Kota Bandung kepada pegawainya, dimana sebenarnya sudah memenuhi asas dan syarat kompensasi yaitu mulai dari Rp. 1,5 juta sampai dengan maksimal Rp. 5 juta per bulannya sesuai dengan golongannya berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no.22 tahun 2013 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil, sehingga dapat digolongkan sebagai sistem kompensasi finansial yang baik. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis, maka asumsi penulis lebih cenderung kepada penempatan pegawai atau pekerja pada Dinas Pendidikan Kota Bandung ini. Berkaitan dengan sejauh mana kinerja pegawai dapat dicapai, sebagaimana yang dikatakan oleh Schuler & Jackson (1996: 372) dalam makalah yang diterjemahkan oleh Narimawati (2007: Page 4

12), salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai adalah kepuasan kerja. Kepuasan kerja dapat mempengaruhi turnover, absence, grievance (keluhan) dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan masalah sumber daya manusia, sehingga ketidakpuasan pegawai tersebut akan berdampak pada ketidakpuasan konsumennya yang diakibatkan buruknya kinerja yang ditunjukkan pegawai. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaanya. Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak dimana para pegawai memandang pekerjaan mereka (Handoko, 2009). Pegawai yang mendapatkan kepuasaan kerja akan melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik, pegawai yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah mencapai kematangan psikologi yang akan menyebabkan frustasi. Keberhasilan suatu perusahaan dalam meningkatkan motivasi kerja pegawai tergantung dari tepat atau tidaknya perusahaan menerapkan sistem kompensasi kepada pegawainya. Salah satu faktor penting untuk menerapkan kompensasi yang tepat adalah kompensasi finansial dan non finansial. Kompensasi finansial biasanya hanya terbatas ada besarnya gaji dan tunjangan yang sesuai dengan kebutuhan pegawai, sedangkan kompensasi non finansial menjadi penting karena seringkali menjadi faktor utama bagi pegawai untuk tetap bekerja pada suatu perusahaan selain kompensasi finansial. Kompensasi non finansial mempunyai peranan penting dalam menciptakan pekerjaan dan lingkungan pekerjaan yang menyenangkan yang merupakan salah satu cara untuk meningkatkan motivasi kerja pegawai pada sebuah perusahaan. Motivasi kerja tersebut menurut Siagian (2009: 40) juga bisa dipengaruhi oleh penempatan pegawai itu sendiri, karena penempatan yang tepat bagi seorang pegawai bisa menjadi salah satu faktor timbulnya motivasi dalam mencapai kinerja yang baik. Oleh karena itu berdasarkan penjelasan tersebut penulis berpendapat bahwa masalah mengenai motivasi kerja ada hubungannya dengan penempatan pegawai, bila penempatan tidak sesuai dengan kompetensi pegawai tersebut maka motivasinya pun akan menurun. Proses penempatan merupakan suatu proses yang sangat menentukan dalam mendapatkan pegawai yang kompeten yang dibutuhkan perusahaan atau suatu lembaga, karena penempatan yang tepat dalam posisi jabatan yang tepat akan dapat membantu perusahaan atau lembaga dalam mencapai tujuan yang di harapkan. Siagian (2009: 23) menjelaskan bahwa, tingkat Page 5

efektifitas dan efisien organisasi dalam mewujudkan tujuan sangat ditentukan oleh kemampuan orang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang dibebankannya Sehubungan dengan hal diatas, penulis terdorong untuk melakukan penelitian mengenai sejauh mana pengaruh kompensasi dan penempatan pegawai terhadap motivasi kerja serta implikasinya pada kepuasan kerja pegawai Pada Dinas Pendidikan Kota Bandung. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis terdorong untuk menuangkan penelitian tersebut kedalam penelitian yang berjudul Pengaruh Kompensasi dan Penempatan Pegawai Terhadap Motivasi Kerja serta implikasinya pada Kepuasan Kerja Pegawai Pada Dinas Pendidikan Kota Bandung.. Identifikasi Masalah Dari hal tersebut maka dapat diajukan pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimana kondisi kompensasi, penempatan, motivasi dan kepuasan kerja pegawai pada Dinas Pendidikan Kota Bandung. 2. Seberapa besar pengaruh kompensasi dan penempatan pegawai secara parsial terhadap motivasi kerja pegawai pada Dinas Pendidikan Kota Bandung 3. Seberapa besar pengaruh kompensasi dan penempatan pegawai secara simultan terhadap motivasi kerja pegawai pada Dinas Pendidikan Kota Bandung 4. Seberapa besar pengaruh motivasi kerja terhadap kepuasan kerja pegawai pada Dinas Pendidikan Kota Bandung Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh, mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data guna memperoleh gambaran yang jelas mengenai pengaruh kompensasi dan penempatan pegawai terhadap motivasi kerja serta implikasinya pada kepuasan kerja pegawai pada Dinas Pendidikan Kota Bandung. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan penelitian tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis : Page 6

1. Kondisi kompensasi, penempatan, motivasi dan kepuasan kerja pegawai pada Dinas Pendidikan Kota Bandung. 2. Besarnya pengaruh kompensasi dan penempatan pegawai secara parsial terhadap motivasi kerja pegawai pada Dinas Pendidikan Kota Bandung 3. Besarnya pengaruh kompensasi dan penempatan pegawai secara simultan terhadap motivasi kerja pegawai pada Dinas Pendidikan Kota Bandung 4. Besarnya pengaruh motivasi kerja terhadap kepuasan kerja pegawai pada Dinas Pendidikan Kota Bandung. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Kerangka Pemikiran Keadilan dalam pemberian imbalan, yang didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan individu dan standar pengupahan akan menghasilkan motivasi dalam bekerja serta kepuasan mereka sendiri. Kemudian dalam kontrak psikologis antara perusahaan dengan karyawan, kepuasan antara dua pihak tersebut akan tercapai jika masing-masing berperan sesuai yang diharapkan, dan jika perusahaan memenuhi perannya, diantaranya adalah memberikan penghargaan dan kompensasi yang sesuai atas pekerjaan karyawan maka kepuasan kerja karyawan akan tercapai (Luthans, 2006: 103). Kemudian sebagaimana yang dikemukakan olek Luthans (2006 : 112) bahwa kepuasan karyawan akan berdampak pada peningkatan kinerja karyawan, produktivitas kerja, daya tanggap, dan mutu pelayanan karyawan. Hal tersebut diatas akan erat kaitannya dengan pembahasan mengenai penempatan karyawan terhadap kepuasan kerja, karena dengan penempatan yang sesuai dengan bidangnya, maka kinerja perusahaan akan meningkat, sehingga para karyawannya menjadi puas. Penempatan karyawan/ placement berkaitan erat dengan faktor-faktor kepuasan kerja/ satisfiers tersebut diatas, karena menyangkut masalah pekerjaan itu sendiri. Tujuan penempatan karyawan ini adalah untuk menempatkan orang yang tepat dan jabatan yang tepat sesuai dengan minat dan kemampuannya, sehingga sumber daya manusia yang ada menjadi produktif. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Werther & Davis (2002 : 95), penempatan karyawan mengandung arti pemberian tugas tertentu kepada pekerja agar ia mempunyai kedudukan yang paling baik dan paling sesuai, dengan didasarkan pada job requirement, kualifikasi karyawan dan Page 7

kebutuhan pribadi. Penempatan yang tepat merupakan cara untuk mengoptimalkan kepuasan kerja karyawan (satisfiers). Pelaksanaan penempatan karyawan yang tepat akan tercipta manakala kemampuan bekerja dari karyawan sudah sesuai dengan standar yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan yang dipercayakan kepadanya, sehingga sumber daya manusia dapat dimanfaatkan secara optimal. Pengelolaan sumber daya manusia, khususnya dalam hal yang menyangkut penempatan karyawan secara tepat harus dimulai dari pencarian yang tepat berdasarkan persyaratan jabatan, sehingga dapat memenuhi kepentingan karyawan maupun kepentingan perusahaan. Penempatan yang sesuai dengan kecakapan maupun minat akan penting artinya bagi orang yang akan melaksanakan pekerjaan dalam rangka memenuhi kebutuhannya yang pada gilirannya hal tersebut akan menentukan kepuasan kerjanya. Motivasi menurut Hamzah (2008: 72) adalah faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa motivasi pada dasarnya adalah kondisi mental yang mendorong dilakukannya suatu tindakan (action atau activities) dan memberikan kekuatan (energy) yang mengarah kepada pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan ataupun mengurangi ketidakseimbangan. Sedangkan menurut Ndraha (2005) motivasi adalah keinginan, kesediaan, dorongan dan kerelaan seseorang untuk melakukan tindakan-tindakan yang optimal dengan mengeluarkan kemampuan terbaik untuk mencapai tujuan perusahaan serta memenuhi kebutuhan individu. Sehingga ada beberapa kebutuhan manusia yang biasanya mendorong motivasinya dalam bekerja dapat dibedakan sebagai berikut; 1. fisik, yaitu kebutuhan yang langsung dirasakannya. 2. keamanan, yaitu kebutuhan akan terjaminnya masa depan sehingga merasa aman ketika bekerja di sebuah organisasi. 3. sosial atau afiliasi, dimana kebutuhan ini berkaitan dengan peranan seseorang di dalam organisasi atau perusahaan tempatnya bekerja. 4. akan penghargaan, baik dalam bentuk promosi, maupun pengakuan atas hasil kerjanya. 5. akan aktualisasi diri, dalam arti seseorang bisa merasa mengaktualisasikan kemampuan atau potensi dalam dirinya. Page 8

Oleh karena itu, tidak akan ada motivasi, jika tidak dirasakan rangsangan-rangsangan terhadap hal semacam di atas yang akan menumbuhkan motivasi, dan motivasi yang telah tumbuh memang dapat menjadikan motor dan dorongan untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan atau pencapaian keseimbangan. Motivasi merupakan sebuah perilaku yang ditujukan pada sasaran. Motivasi berkaitan dengan tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam mengejar suatu tujuan. Motivasi berkaitan erat dengan kepuasan pekerja dan performa pekerjaan Secara garis besar, kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Kompensasi : Kompensasi finansial Kompensasi nonfinansial Hasibuan (2005) Motivasi kerja karyawan : fisik Kepuasan kerja : Pekerjaan itu sendiri Luthans (2006) Penempatan karyawan: Prestasi akademis Pengalaman keselamatan dan keamanan sosial akan penghargaan Hamzah (2008) Upah Kesempatan promosi Rekan kerja Pengawasan penyelia dan atasan Kesehatan fisik dan mental Luthans (2006) aktualisasi diri Status perkawinan Usia Gambar 1 Paradigma Penelitian Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1 Kompensasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi kerja pegawai Dinas Pendidikan Page 9

2 Penempatan pegawai memiliki pengaruh yang signifkan terhadap motivasi kerja pegawai Dinas Pendidikan 3 Kompensasi dan penempatan pegawai secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi kerja pegawai Dinas Pendidikan 4 Motivasi kerja pegawai memiliki pengaruh yang signifkan terhadap kepuasan kerja pegawai Dinas Pendidikan Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kantor Dinas Pendidikan Kota Bandung di Jl. Ahmad Yani no. 239, Bandung Metode Penelitian Metode yang Digunakan Metode yang digunakan penulis dalam menyusun laporan ini adalah metode deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis merupakan suatu metode penelitian dengan cara mengumpulkan data yang dibutuhkan yang berhubungan dengan bahasan penelitian, setelah itu penulis menganalisisnya, dan kemudian menjelaskan secara deskriptif untuk menggambarkan fakta-fakta yang terjadi sehingga dapat ditarik kesimpulan dari hasil penelitian. Rancangan Analisis Data Uji pengaruh variabel X pada variabel Y dan pada variabel Z pada penelitian ini menggunakan Analisis Jalur, dikarenakan terdapat lebih dari satu variabel independen yang terdiri dari kompensasi dan penempatan pegawai, terhadap motivasi kerja serta implikasinya terhadap kepuasan kerja. Menurut Riduwan & Engkos (2012: 116) tahapan dalam menguji path analysis adalah sebagai berikut: 1. Merumuskan hipotesis dan persamaan struktural 2. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi a. Gambarkan diagram jalur lengkap, tentukan sub-sub strukturnya dan rumuskan persamaan strukturalnya yang sesuai dengan hipotesis yang diajukan b. Menghitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan. 3. Menghitung koefisien jalur secara simultan (keseluruhan) Page 10

Kaidah pengujian signifikansi: Jika nilai probabilitas 0,05 nilai probabilitas Sig maka Ho diterima dan H1 ditolak, artinya tidak signifikan Jika nilai probabilitas 0,05 nilai probabilitas Sig maka Ho ditolak dan H1 diterima, artinya signifikan 4. Menghitung koefisien jalur secara individu (parsial) Untuk mengetahui signifikansi analisis jalur bandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig, dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut: Jika nilai probabilitas 0,05 nilai probabilitas Sig maka Ho diterima dan H1 ditolak, artinya tidak signifikan Jika nilai probabilitas 0,05 nilai probabilitas Sig maka Ho ditolak dan H1 diterima, artinya signifikan Dalam penelitian ini bentuk persamaan yang biasa disebut persamaan struktural yaitu sebagai berikut : Y = ρyx 1 X1 + ρyx 2 X2 + Ɛ 1 ; dan Z = ρzyy + Ɛ z Adapun diagram jalur atau model penelitian yang akan diuji adalah sebagai berikut : Gambar 2 Diagram Jalur Keterangan : X1 : Kompensasi X2 : Penempatan pegawai Y : Motivasi Kerja Z : Kepuasan Kerja Pegawai ρyx 1 : Pengaruh variabel X1 terhadap Variabel Y secara langsung ρyx 2 : Pengaruh variabel X2 terhadap Variabel Y secara langsung ρzy : Pengaruh variabel Y terhadap Variabel Z secara langsung Page 11

Dari diagram tersebut, penulis menguraikan kembali menjadi dua persamaan sebagai substruktur dalam pelaksanaan penelitian ini sebagai berikut: 1. Sub-struktur 1 X 1 ρyx 1 Ɛ 1 rx 1 x 2 Y X 2 ρyx 2 Adapun persamaannya yaitu: Y = ρ yx1. X 1 + ρ yx2. X 2 + Ɛ 1 Gambar 3. Analisis Jalur Sub-struktur1 Dimana: X 1 X 2 Y Ɛ 1 : Kompensasi : Penempatan : Motivasi : variabel Epsilon (yang tidak diteliti) Dari persamaan tersebut, selanjutnya penulis menghitung koefisien korelasi dan koefisien jalur sebagai berikut: a. Menghitung dan mulai menyusun matrik koefisien korelasi (r) untuk dapat mengetahui hubungan korelasi antar variabel. b. Menghitung seberapa besar nilai koefisien jalur (ρ) c. Menghitung seberapa besar nilai koefisien determinasi (R 2 ) d. Kemudian juga menghitung koefisien jalur epsilon (Ɛ 1 ) dan terakhir e. Penulis melakukan uji signifikansi pada koefisien jalur secara parsial melalui uji-t dan tentunya secara simultan melalui uji F. Page 12

2. Sub-struktur 2 Ɛ 2 Y ρ ZY Z Adapun persamaannya yaitu: Gambar 4. Analisis Jalur Sub-struktur-2 Z = ρ ZY Y + Ɛ 2 Dimana: Y Z Ɛ 2 : Motivasi : Kepuasan Kerja Karyawan : variabel epsilon (yang tidak diteliti) Dari persamaan tersebut, selanjutnya penulis menghitung koefisien korelasi dan koefisien jalur sebagai berikut: a. Menghitung seberapa besar nilai koefisien jalur (ρ) b. Menghitung seberapa besar nilai koefisien determinasi (R 2 ) c. Kemudian juga menghitung koefisien jalur epsilon (Ɛ s ) Terakhir penulis melakukan uji signifikansi koefisien jalur secara parsial melalui tahap uji-t Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian diperoleh total pengaruh variabel kompensasi (X1) dan variabel penempatan kerja (X2) terhadap motivasi kerja adalah sebesar 0.337 atau 33.7%. Sedangkan sisanya sebesar 66.3% merupakan pengaruh faktor-faktor lain diluar kedua variabel independen tersebut. Pengujian secara parsial dilakukan untuk membuktikan apakah secara parsial kompensasi dan penempatan berpengaruh terhadap motivasi kerja. Untuk menguji koefisien jalur masingmasing variabel bebas digunakan statistik uji t dimana nilai t hitung dibandingkan dengan nilai t tabel pada tingkat kekeliruan α = 5% dan derajat bebas (db = n-k-1) = 131 pada pengujian dua arah yaitu sebesar 1,656 (ttabel = 1,656). Hasil pengolahan data menunjukkan nilai t hitung variabel kompensasi sebesar 6.185 dan t tabel sebesar 1.656 dimana nilai t hitung > t tabel. Selain itu nilai p-value sebesar 0.000 (lebih kecil dari 5%) Page 13

yang menunjukkan bahwa memiliki probabilitas tinggi, maka dengan α = 5% maka diputuskan untuk menolak Ho sehingga H1 diterima. Jadi berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa kompensasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi kerja. Kemudian nilai t hitung untuk variabel penempatan kerja sebesar 2.898 dan t tabel sebesar 1.656 dimana nilai t hitung > t tabel. Selain itu nilai p-value sebesar 0.004 (lebih kecil dari 5%) yang menunjukkan bahwa memiliki probabilitas tinggi, maka dengan α = 5% maka diputuskan untuk menolak Ho sehingga H1 diterima. Jadi berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa penempatan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi kerja. Sedangkan untuk pengaruh variabel motivasi kerja (Y) terhadap kepuasan kerja (Z) adalah sebesar 0.304 atau 30.4%. Sedangkan sisanya sebesar 69.6% merupakan pengaruh faktor-faktor lain diluar motivasi kerja. Selain itu nilai t hitung variabel kompensasi sebesar 7.565 dan t tabel sebesar 1.656 dimana nilai t hitung > t tabel. Selain itu nilai p-value sebesar 0.000 (lebih kecil dari 5%) yang menunjukkan bahwa memiliki probabilitas tinggi, maka dengan α = 5% maka diputuskan untuk menolak Ho sehingga H1 diterima. Jadi berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Kompensasi yang diterima karyawan memiliki pengaruh yang signifikan sebesar 46.9% dalam membentuk motivasi kerja karyawan. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin besar atau baik kompensasi yang diterima oleh karyawan, maka akan semakin tinggi pula motivasi kerja karyawan di Dinas Pendidikan Kota Bandung. 2. Penempatan karyawan memiliki pengaruh yang signifikan sebesar 22% dalam membentuk motivasi kerja karyawan. Maka dapat diartikan bahwa semakin tepat penempatan karyawan, akan semakin tinggi pula motivasi kerja yang dirasakan karyawan Dinas Pendidikan Kota Bandung. 3. Secara simultan, kompensasi dan penempatan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan dalam membentuk motivasi kerja karyawan Dinas Pendidikan Kota Bandung. Page 14

Oleh karena itu semakin baik kompensasi serta semakin sesuai penempatan karyawan, maka karyawan pun akan termotivasi dalam bekerja 4. Motivasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja yang dirasakan karyawan sebesar 30.4%. Oleh karena itu semakin besar motivasi kerja karyawan Dinas Pendidikan, semakin besar pula kepuasan yang dirasakan oleh karyawan Dinas Pendidikan Saran Dari hasil pengujian yang telah diperoleh, penulis mempunyai beberapa saran yaitu : 1. Bagi Dinas Pendidikan Kota Bandung, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan untuk mengevaluasi kebijakan-kebijakan tentang pemberian gaji baik dari jumlah, jam kerja, juga dari cara perhitungannya sehingga dapat memenuhi asas kelayakan dan keadilan. Selain itu Dinas Pendidikan sebaiknya memberikan lebih banyak fasilitas kerja yang memadai untuk karyawannya, misalnya seperti komputer atau ATK baru, kemudian meja kerja dan lainnya, hal tersebut diharapkan dapat membuat karyawan merasa termotivasi dan bersemangat ketika bekerja. Beberapa responden bahkan mengusulkan untuk mengganti setiap fasilitas kantor yang dianggap sudah tidak lagi memadai untuk mereka bekerja, salah satu yang paling penting adalah komputer, yang sebaiknya digantikan dengan kmputer baru yang lebih membuat karyawan merasa nyaman pada saat bekerja 2. Dinas Pendidikan sebaiknya lebih cermat dalam menempatkan karyawan-karyawannya sesuai dengan minat dan bakatnya, karena bila karyawan ditempatkan di posisi yang tidak diketahui atau pernah dipelajarinya maka kinerjanya pun akan menjadi tidak maksimal. Menurut penulis ada baiknya jika Dinas pendidikan memperhatikan tingkat pendidikan karyawan ketika akan menempatkannya disuatu posisi, jangan sampai karyawan tersebut merasa terpaksa ketika bekerja dan mempengaruhi kinerjanya secara keseluruhan. 3. Selain itu menurut beberapa responden, sebaiknya Pemerintah mulai memperhatikan masa kerja seorang PNS dengan kesempatan promosi yang dimilikinya, sehingga bagi karyawan yang merasa tidak bisa melanjutkan tingkat pendidikannya, masih akan tetap termotivasi dalam bekerja mengingat ia juga memiliki kesempatan promosi yang sama Page 15

DAFTAR PUSTAKA Engkos Achmad Kuncoro dan Riduwan. 2012. Cara Menggunakan Dan Memaknai. Analisis Jalur (Path Analysis). Penerbit : ALFABETA Hamzah, Uno B. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta: Bumi Aksara Handoko, Tani H. 2009. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia. BPFE, Yogyakarta Hasibuan, Malayu. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan IV. CV Haji Masagung, Jakarta Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi, (Alih Bahasa V.A Yuwono, dkk), Edisi Bahasa Indonesia, Yogyakarta: ANDI Narimawati, Umi. 2007. Riset Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Agung Media Ndraha, Taliziduhu. 2005 Teori Budaya Organisasi, Jakarta: BKU Ilmu Pemerintahan Schuler, Randal S. dan Jackson, Susan E, 1996, Manajemen Sumber Daya Manusia Menghadapi Abad ke 21, Jilid 2, Edisi Keenam, Penerbit Erlangga, Jakarta Siagian, Sondang. 2009. Manajemen Abad 21. Jakarta: Bumi Aksara Werther, W. B & Keith Davis. 2004. Human Resources and Personnel Management. Singapore: McGraw Hill Riwayat Hidup: Aditya yudanegara. S.Ikom., MM. lahir di Bandung, 17 Januari 1987 Pendidikan Terakhir S2 (2014), Sekarang menjadi Dosen di YIM STIE INABA. Page 16