BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. KESIMPULAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MODEL PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL BERBASIS ARSIP KORAN UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR HISTORIS (HISTORICAL THINKING)

JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan pengembangan (Research and Development) merupakan

BAB. III METODOLOGI PENELITIAN. program pembelajaran berbasis masalah disertai pelaksanaan praktikum yang juga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Godean. berwawasan global, cinta bangsa dan negara.

III. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Media internet sebagai sumber belajar efektif dalam meningkatkan

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan B. Rekomendasi xiii DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan sistem yang dikembangkan oleh Dick dan Carrey (2003), yang berlangsung

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based

III. METODE PENELITIAN. bulan November 2010 di SMP Negeri 19 Bandar Lampung.

V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan paparan hasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah Research and Development (R&D)

BAB III METODE PENELITIAN. reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh selama melaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Mayya Muwallidah 1, Retna Ngesti Sedyati 1, Hety Mustika Ani 1 1 Program Studi Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII SMP N 7 Bandarlampung pada bulan

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

BAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MEDIA AJAR VIDEO DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS VIII MATERI FUNGSI DAN PERAN SUMBER DAYA ALAM DALAM KEHIDUPAN MANUSIA NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan

III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development).

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS SITUS SEJARAH LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN SEJARAH. FKIP, Universitas PGRI Madiun

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma penelitian merupakan pola pikir yang menunjukkan hubungan. antar variabel yang akan diteliti (Gambar 3.1).

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Agustus di SMP Pembangunan

Agus Muliadi Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP Mataram

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan, menyusun, menganalisis serta menginterpretasi data menjadi

Modul ke: Psikometri. Analisis Item 2. Fakultas PSIKOLOGI. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

2015 PEMBELAJARAN IPA TERPADU TIPE WEBBED TEMA TEKANAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP

III. METODE PENGEMBANGAN. prosedur pengembangan yang terdiri atas (a) studi pendahuluan, (b) desain dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MA Ma arif 06 Pasir Sakti pada semester

DAFTAR ISI. ABSTRAK... KATA PENGANTAR. DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMP Negeri 14 Yogyakarta

DAFTAR ISI. Pemanfaatan Model Blended Learning Berbasis Online Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH NOVEL GRAFIS DIGITAL KERAJAAN PONTIANAK UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN BUDAYA SISWA DI SMK NEGERI PONTIANAK

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran

DAFTAR ISI Andoko Ageng Setyawan, 2013

PENGARUH TEKNIK CERITA PEMULA DISKUSI (DISCCUSION STARTER STORY ) DALAM MENULIS LAPORAN PENGAMATAN MAHASISWA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Persiapan Pelaksanaan Penelitian Deskripsi data dalam penelitian ini

A. Deskripsi Proses Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab IV ini penulis akan membahas hasil penelitian tentang

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa model

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB I PENDAHULUAN. kajian yang tidak pernah berhenti, dan upaya ke arah pendidikan yang lebih baik

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi

METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen yang mengungkap perbedaan

Naniek Sulistya Wardani S1-Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Kristen Satya Wacana Hp ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. A. SIMPULAN Berdasarkan temuan dan hasil analisis data yang diperoleh dari kegiatan studi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan

HELDA WAHYUNI NIM:

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL PADA MATAKULIAH PENDAHULUAN FISIKA INTI

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATA PELAJARAN PKN

PENERAPAN METODE DRILLS BERBASIS MULTIMEDIA UNTUKMENINGKATKANHASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VIII SMPN 2 BANDA ACEH

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Rejosari

III. METODE PENELITIAN. data dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Metode yang akan

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH METODE PRAKTIKUM DENGAN PENDEKATAN LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI PEMISAHAN CAMPURAN DI SMP

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 di

BAB III METODE PENELITIAN. berbentuk pretest-posttest control group design menggunakan satu jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Selain itu, keterampilan riset yang telah dimiliki oleh mahasiswa calon guru ini akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SUPLEMEN PEMBELAJARAN SUB SUB MATERI TIPE TIPE GUNUNG BERAPI UNTUK SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ABSTRAK

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS Inquiry dan Local material MATERI POKOK SISTEM KOORDINASI KELAS XI IPA 2 MA NEGERI PRAMBON NGANJUK

BAB III METODE PENELITIAN. semu (quasy experiment). Desain dari penelitian ini adalah One-Group Pretest

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI MELALUI ACTION LEARNING PADA SISWA KELAS X.6 SMAN 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

DAFTAR ISI.... Halaman

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini berusaha

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang sudah dilaksanakan, dapat disimpulkan hal-hal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini ditujukan pada pengembangan model pembelajaran kimia

BAB 1 PENDAHULUAN. Hayanah, 2015

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil studi pendahuluan dan pembahasan, diperolehlah jawaban rumusan permasalahan yang merupakan kesimpulan penelitian dan pengembangan model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran untuk meningkatkan berpikir historis (historical thinking). Kesimpulan dibagi menjadi tiga bagian guna menjawab rumusan permasalahan, antara lain; 1) pelaksanaan model pembelajaran sejarah lokal yang dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Lambung Mangkurat (UNLAM); 2) desain pengembangan model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran untuk meningkatkan berpikir historis (historical thinking); 3) efektivitas penggunaan model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran untuk meningkatkan berpikir historis (historical thinking). 1. Model Pembelajaran Sejarah Lokal yang Dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Lambung Mangkurat (UNLAM) a. Pembelajaran sejarah lokal di Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Lambung Mangkurat Mata kuliah Sejarah Lokal merupakan merupakan mata kuliah semester genap yaitu semester 6 dan sudah dapat diambil pada semester 4. Perkuliahan dilaksanakan dalam 16 kali pertemuan yang terdiri dari 14 kali pertemuan tatap muka dan 2 kali evaluasi. Satu kali pertemuan dilaksanakan dalam waktu 100 menit atau 2 SKS. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) mata kuliah Sejarah Lokal disesuaikan dengan peristiwa lokal yang tidak masuk dalam sejarah nasional dan memperkuat esensi dari sejarah nasional. 178

179 Standar Kompetensi (SK) yang ingin dicapai dalam perkuliahan sejarah lokal ialah memahami sejarah lokal Kalimantan Selatan dari masa prasejarah sampai masa Perang Kemerdekaan atau Revolusi Fisik. Adapun Kompetensi Dasar (KD) perkuliahan sejarah lokal terdiri dari 6 kompetensi, antara lain: (1) memahami dan menganalisis sejarah lokal pada masa Prasejarah; (2) memahami dan menganalisis masa Kuno (Hindu); (3) memahami dan menganalisis masa Klasik/Islam (1500-1900); (4) memahami dan menganalisis masa Perintis Kemerdekaan (1901-1942); (5) memahami dan menganalisis masa Pendudukan Jepang (1942-1945); dan (6) memahami dan menganalisis masa Perang Kemerdekaan atau Revolusi Fisik (19450-1949). Sumber bahan ajar yang digunakan disesuaikan dengan KD dan materi perkuliahan. Adapun sumber bahan ajar mata kuliah Sejarah Lokal meliputi buku, buletin, dan jurnal yang relevan. Proses perkuliahan sejarah lokal meliputi kegiatan awal, inti dan penutup. Kegiatan awal perkuliahan, dosen membacakan tujuan pembelajaran dan memberikan apersepsi sesuai materi yang diajarkan. Pada kegiatan inti perkuliahan, dosen mengajar sesuai dengan materi ajar yang disiapkan. Metode yang digunakan ialah ceramah, diskusi dan tanya jawab. Metode yang sering digunakan adalah ceramah. Pada kegiatan penutup perkuliahan, dosen mengakhiri perkuliahan dengan refleksi berupa sesi tanya jawab dengan mahasiswa. Bentuk evaluasi yang diberikan dosen berupa tugas kelompok dan tugas individu. Tugas tersebut biasanya diberikan setelah mengikuti Praktek Kuliah Lapangan (PKL). Tugas individu biasanya dikumpulkan melalui email, sedangkan tugas kelompok dipresentasi di kelas pada perkuliahan sejarah lokal. Pada mata kuliah Sejarah Lokal, dosen dan mahasiswa mengalami beberapa hambatan. Hambatan tersebut dirasakan pada proses pembelajaran berlangusung, bagi dosen hambatan yang dirasakan antara lain; (1) terbatasnya sumber bahan ajar sejarah lokal; (2) terbatasnya buku sejarah lokal yang berbahasa Indonesia; (3) terbatasnya kemampuan mahasiswa dalam membaca referensi; dan (4) Rendahnya minat baca mahasiswa. Hambatan yang dirasakan

180 mahasiswa antara lain; (1) kurangnya bahan bacaan tentang sejarah lokal Kalimantan Selatan; (2) bahan bacaan mahasiswa biasanya bersumber dari internet dan buku; (3) terbatasnya bahan bacaan yang berbahasa Indonesia; dan (4) beberapa sumber sejarah lokal menggunakan bahasa asing seperti bahasa Belanda dan Inggris. b. Penggunaan model pembelajaran sejarah lokal Model pembelajaran pernah digunakan pada mata kuliah Sejarah Lokal. Model pembelajaran yang digunakan adalah discovery learning berupa diskusi kelompok pada mahasiswa angkatan 2012 (semester 7). Penggunaan model pembelajaran tersebut sebagai pengganti ujian akhir. Pada proses perkuliahan, dosen cenderung menjadi pusat perkuliahan atau teacher center. Dosen sebagai pusat perkuliahan artinya penyampaian materi perkuliahan dan diskusi di kelas hanya berpusat dari dosen. Metode yang digunakan ialah ceramah, diskusi dan tanya jawab. Metode yang sering digunakan ialah ceramah. Dosen sebagai pusat perkuliahan disebabkan materi sejarah lokal yang diajarkan oleh dosen adalah materi yang tidak terdapat pada sejarah nasional. Mahasiswa belum dapat menjadi student center dikarenakan terbatasnya penguasaan materi dan pengetahuan berkaitan dengan sejarah lokal di Kalimantan Selatan. Materi sejarah lokal merupakan materi baru bagi mahasiswa. c. Penggunaan koran sebagai sumber pembelajaran dan sejarah Pada mata kuliah sejarah lokal, dosen belum pernah menggunaan koran baik sebagai sumber pembelajaran maupun sumber sejarah pada proses perkuliahan. Pada mata kuliah lain yaitu Sejarah Nasional VI, mahasiswa pernah diberikan tugas yang bersumber dari koran. Koran yang diminta ialah koran Banjarmasin Post atau BPost pada tahun 1998. Namun, mahasiswa tidak mencari koran yang diminta karena kurangnya informasi tentang tempat yang mengarsipkan koran. Mahasiswa cenderung mencari koran tersebut diinternet.

181 d. Pemahaman tentang berpikir historis mahasiswa Mahasiswa hanya mengetahui berpikir historis sebagai sebuah istilah dan kurang mengetahui berdasarkan pengertiannya. Materi perkuliahan sudah mengajarkan berpikir historis kepada mahasiswa, tetapi tingkat penyerapan dan kemampuan terampil berpikir historis mahasiswa masih kurang. Beberapa mata kuliah lain hanya mengajarkan materi perkuliahan saja kepada mahasiswa, sehingga berpikir historis mahasiswa masih kurang. 2. Desain Pengembangan Model Pembelajaran Sejarah Lokal Berbasis Arsip Koran untuk Meningkatkan Berpikir Historis (Historical Thinking) a. Hasil uji validasi ahli Draf model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran divalidisi oleh tim ahli yang terdiri dari validasi model pembelajaran dan materi. Berdasarkan hasil validasi model pembelajaran, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran, Satuan Acuan Perkuliahan (SAP) dan soal menunjukkan kriteria sangat baik untuk diterapkan. Selain hasil validasi, tim ahli model pembelajaran juga memberikan komentar bahwa secara umum model pembelajaran dapat digunakan pada perkuliahan sejarah lokal, hanya memerlukan perbaikan mikro. Saran untuk pengembangan model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran ialah model pembelajaran masih perlu diperbaikan. Catatan untuk koreksi model pembelajaran yang dikembangkan ialah pada tahapan sintak, sistem sosial antara pendidik dan peserta didik, serta prinsip reaksi. Pada tahapan sintak perlu diperjelas tentang intruksi yang diberikan kepada mahasiswa, serta peran dosen dan mahasiswa. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran untuk meningkatkan berpikir historis (historical thinking) dinyatakan layak digunakan dengan revisi sesuai saran. Berdasarkan hasil validasi materi, materi dan Satuan Acuan Perkuliahan (SAP) menunjukkan kriteria yang sangat baik untuk diterapkan. Selain hasil validasi, ahli materi juga memberikan komentar bahwa secara

182 umum perangkat pembelajaran sudah siap untuk diujicobakan. Saran untuk pengembangan model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran ialah bagaimana menata waktu agar model pembelajaran tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik. Catatan untuk koreksi pada model yang dikembangkan ialah berkaitan dengan penataan waktu dan jika bisa peristiwa berita kemerdekan tersebut dijadikan kontekstual dengan kekinian. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran untuk meningkatkan berpikir historis (historical thinking) dinyatakan layak digunakan tanpa revisi. b. Hasil uji coba model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran untuk meningkatkan berpikir historis Pada penelitian dan pengembangan ini, uji coba model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran untuk meningkatkan berpikir historis terbagi menjadi dua tahapan antara lain uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar. Uji coba kelompok kecil melibatkan 7 orang mahasiswa yang pernah mengambil mata kuliah Sejarah Lokal. Respon mahasiswa terhadap sumber pembelajaran dan lembar kerja berpikir historis dalah baik. Berdasarkan komentar dari responden, diperolehlah kesimpulan bahwa lembar kerja berpikir historis perlu disederhanakan untuk mempermudah peserta didik memahami dan mengerjakannya. Uji coba kelompok besar melibatkan 21 orang mahasiswa semester 7 (angkatan 2012) yang pernah mengambil mata kuliah Sejarah Lokal. Alokasi waktu uji coba kelompok besar ialah 2 x 50 menit. Berdasarkan rekapitulasi hasil tes, diperoleh rata-rata hasil pretes dari uji coba kelompok besar adalah 67,79, sedangkan hasil postes diperoleh rata-rata sebesar 70,81. Selisih nilai rata-rata yang diperoleh dengan membandingkan kedua nilai rata-rata antara pretes dan postes adalah 3,01. Dengan demikian, peningkatan yang diperoleh dari hasil pretes dan hasil postes adalah 4,55%. Berdasarkan hasil uji coba kelompok besar tersebut diperoleh kesimpulan bahwa terdapat peningkatan

183 hasil tes penguasaan konsep dan berpikir historis dengan menggunakan model pembelajaran yang dikembangkan. Pembuktian hipotesis yang didapat dalam ujicoba kelompok besar ini dilakukan dengan bantuan SPSS menggunakan metode paired sample t test. Hipotesis yang dibangun dalam pembuktian ini adalah Ho = tidak terdapat perbedaan hasil tes berpikir historis mahasiswa dan H1 = terdapat perbedaan hasil tes berpikir historis mahasiswa. Berdasarkan hasil perhitungan statistik, diperoleh hasil thitung adalah -4,086. Adapun ttabel dengan df sebanyak 20 adalah 2,086. Adapun nilai sig. yang diperoleh adalah 0,001. Berdasarkan cara pengambilan keputusan di atas, maka diketahui bahwa -thitung < -ttabel, yaitu - 4,086 < -2,086, sedangkan nilai sig. < 0,05, yaitu 0,001 < 0,05. Berdasarkan kedua perbandingan tersebut diambil keputusan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian, diambil keputusan bahwa terdapat perbedaan hasil pretes dan postes berpikir historis mahasiswa. Keputusan tersebut bersifat kuat dan positif dikarenakan korelasi berada pada angka 0,480. 3. Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Sejarah Lokal Berbasis Arsip Koran untuk Meningkatkan Berpikir Historis (Historical Thinking) Uji efektivitas model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran untuk meningkatkan berpikir historis melibatkan mahasiswa semester 5 (angkatan 2013) yang pernah mengambil mata kuliah Sejarah Lokal. Alokasi waktu uji efektivitas model pembelajaran ialah 2 x 50 menit. Berdasarkan rekapitulasi hasil tes, diperoleh rata-rata hasil pretes dari uji efektivitas model pembelajaran adalah 69,97, sedangkan hasil postes diperoleh rata-rata sebesar 82,24. Selisih nilai rata-rata yang diperoleh dengan membandingkan kedua nilai rata-rata antara pretes dan postes adalah 12,26. Peningkatan yang diperoleh dari hasil pretes dan hasil postes adalah 17,57%. Pembuktian hipotesis yang didapat dalam ujicoba kelompok besar ini dilakukan dengan bantuan SPSS menggunakan metode paired sample t test. Hipotesis yang dibangun dalam pembuktian ini adalah Ho = tidak terdapat perbedaan hasil tes berpikir historis mahasiswa dan H1 = terdapat perbedaan

184 hasil tes berpikir historis mahasiswa. Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh informasi bahwa thitung adalah -46,241. Adapun ttabel dengan df sebanyak 29 adalah 2,045. Adapun nilai sig. yang diperoleh dari tabel di atas adalah 0,000. Berdasarkan cara pengambilan keputusan di atas, maka diketahui bahwa -thitung < -ttabel, yaitu -46,086 < -2,045, sedangkan nilai sig. < 0,05, yaitu 0,000 < 0,05. Berdasarkan kedua perbandingan tersebut diambil keputusan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian, diambil keputusan bahwa terdapat perbedaan hasil pretes dan postes berpikir historis mahasiswa. Keputusan tersebut bersifat kuat dan positif dikarenakan korelasi berada pada angka 0,581. B. Implikasi Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran untuk meningkatkan berpikir historis (historical thinking) terdapat beberapa implikasi teoritis dan praktis yang dapat dijabarkans ebagai berikut. 1. Implikasi Teoritis Hasil penelitian tesis Fandri Minandar (2014) yang berjudul Model Pembelajaran Sejarah Berbasis Arsip-Dokumen untuk Meningkatkan Kemampuan Eksplanasi Mahasiswa STKIP-PGRI Pontianak Kalimantan Barat menunjukkan peningkatan pada kemampuan eksplanasi mahasiswa. Hal tersebut dapat dilihat pada hasil uji efektivitas yang menunjukkan hasil perhitungan uji T 2,510 dengan taraf signifikansi 0,016 < 0,02. Dengan demikian penggunaan model pembelajaran sejarah berbasis arsip-dokumen efektif untuk meningkatkan kemampuan eksplanasi mahasiswa. Hasil tersebut senada dengan hasil penelitian Model Pembelajaran Sejarah Lokal Berbasis Arsip Koran untuk Meningkatkan Berpikir Historis yang menunjukkan -thitung < -ttabel, yaitu -46,086 < -2,045. Selain itu terdapat perbedaan hasil pretes dan postes berpikir historis mahasiswa. Perbedaan tersebut bersifat kuat dan positif dikarenakan korelasi berada pada angka 0,581. Berdasarkan hasil

185 tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran yang berbasis arsip menunjukkan efektif meningkatkan kemampuan mahasiswa baik eksplanasi maupun berpikir historis. Hasil penelitian tesis Anyta Khafiyah (2014) tentang penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran Sejarah Melalui Novel Penakluk Badai Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Historis Pada Siswa Kelas XIII IPS MAN 1 Karanggede peningkatakan prestasi dan kemampuan berpikir historis siswa dengan menggunakan metode inkuiri melalui novel. Penelitian menunjukkan hasil post test nilai prestasi belajar siswa mengalami peningkatan pada tiap siklusnya yaitu pada siklus I rata kelas 69,5 siklus II 76,5 dan siklus III 81. Selain itu hasil angket kemampuan berpikir historis juga mengalami peningkatan, siswa mampu mengidentifikasi kondisi sejarah, merekonstruksi peristiwa sejarah, dan memiliki kesadaran tentang adanya perbedaan rentang waktu masa lampau. Selain itu dilihat dari angket yang diberikan juga mengalami peningkatan pada siklus I 70,3% siklus II 77,05% dan siklus III 86,30%. Hal tersebut senada dengan hasil penelitian Model Pembelajaran Sejarah Lokal Berbasis Arsip Koran untuk Meningkatkan Berpikir Historis yang menunjuukkan peningkatan pada uji efektivitas penguasan konsep dan berpikir historis. Berdasarkan rekapitulasi hasil tes, diperoleh rata-rata hasil pretes dari uji efektivitas model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran adalah 69,97, sedangkan hasil postes diperoleh rata-rata sebesar 82,24. Selisih nilai rata-rata yang diperoleh dengan membandingkan kedua nilai rata-rata antara pretes dan postes adalah 12,26. Peningkatan yang diperoleh dari hasil pretes dan hasil postes adalah 17,57%. Berpikir historis yang digunakan pada lembar kerja meliputi Lembar kerja tersebut meliputi signifikansi sejarah (historical significance), bukti sumber utama (primary sources evidence), kontinuitas dan perubahan (continuity and change), penyebab dan konsekuensi (cause and consequence), mengambil perspektif sejarah (historical perspective-taking) serta dimensi etis sejarah (the ethical dimension of history). Dengan demikian dapat disimpulkan penerapan metode maupun model pembelajaran yang berdasarkan inkuiri dapat

186 meningkatkan berpikir historis peserta didik. 2. Implikasi Praktis Penggunaan model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran menunjukkan hasil uji efektivitas yang bersifat positif dan kuat dalam meningkatkan berpikir historis mahasiswa. Pemanfaatan model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran dapat dimaksimalkan untuk melatih berpikir historis peserta didik. Pengembangan materi sejarah lokal di Kalimantan Selatan dapat membatu peserta didik memahami sejarah yang terjadi di daerah mereka berasal. Selain itu, pemanfaatan arsip koran dapat menjadi alternatif sumber pembelajaran sejarah lokal di Kalimantan Selatan. Oleh karena itu, penelitian dan pengembangan ini dapat dijadikan rujukan untuk mengembangkan berbagai hal yang khususnya model pembelajaran, pembelajaran berbasis arsip koran.dan berpikir historis. C. Saran Adapun saran yang diberikan dalam penelitian dan pengembangan model pembelajaran ini diberikan kepada berbagai pihak yang dijabarkan sebagai berikut. 1. Dosen Saran yang diberikan kepada dosen agar dapat memanfaatkan model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kritik dan saran dari dosen diharapkan dapat menyempurnakan pelaksanaan model pembelajaran ini. 2. Mahasiswa Mahasiswa diharapkan agar dapat memanfaatkan model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran dan perangkatnya sebagai rujukan maupun praktek mengajar di kelas. Selain itu, mahasiswa juga diharapkan untuk memberikan masukan yang dapat menyempurnakan model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran.

187 3. Institusi Saran yang diberikan kepada pemegang kebijakan di institusi agar dapat berperan dalam pengambilan kebijakan guna mendukung pengembangan dan pemanfaatan model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran. Dengan adanya dukungan tersebut, diharapkan model pembelajaran ini dapat dimanfaatkan tidak hanya di mata kuliah Sejarah Lokal saja. 4. Peneliti dan Pengembang Lain Keterbatasan pasa sumber pembelajaran yaitu arsip koran, menyebabkan model pembelajaran ini bersifat khusus pada mata kuliah Sejarah Lokal saja. Padahal arsip koran dapat dimanfaatkan pada materi sejarah nasional baik di sekolah maupun di universitas. Selain itu, lembar kerja yang digunakan sebagai tes berpikir historis dapat dikembangkan lebih baik lagi. Diharapkan peneliti dan pengembang lainnya dapat memperluas pengembangan model pembelajaran ini sehingga dapat digunakan semua tenaga pendidik. Selain itu, dihaapkan peneliti dan pengembang lainnya dapat mengembangkan materi sejarah lokal didaerahnya dengan bersumber dari arsip koran. Lembar kerja pada model pembelajaran ini diharapkan dapat menjadi rujukan untuk mengembangkan berpikir historis peserta didik.