PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI IP 300 DI LAHAN SAWAH IRIGASI SEMI INTENSIF KALIMANTAN SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR PADI TAHAN TUNGRO DI KABUPATEN BANJAR

Varietas Unggul Mendukung Usahatani Padi di Lahan Lebak. Morphological Characterization and Content of Sugar Some Sweet Potato Germplasm Local Lampung

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN

Abstrak

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT DI PROVINSI BENGKULU ABSTRAK

PENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH ABSTRAK

Inovasi Pertanian Sumatera Selatan Mendukung Swasembada Beras Nasional

UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

Efisiensi Penggunaan Pupuk dan Lahan dalam Upaya Meningkatkan Produktivitas Padi Sawah

TEKNOLOGI PRODUKSI PADI MENDUKUNG SWASEMBADA BERKELANJUTAN DI SULAWESI SELATAN

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MELALUI INDEK PERTANAMAN (IP-400) DALAM RANGKA KEMANDIRAN PANGAN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KK : 2.4% Ket: ** ( sangat nyata) tn (tidak nyata) Universitas Sumatera Utara

KELAYAKAN BUDIDAYA JAGUNG DAN TERNAK SAPI SECARA TERINTEGRASI DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

PENGARUH UMUR BIBIT TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI VARIETAS INPARI 17

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI PENANGKARAN SEBAGAI BENIH SUMBER DI LAMPUNG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK

TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI PTT PADI DAN PENDAMPINGAN SL-PTT DI KALIMANTAN TENGAH

TEKNIK PEMUPUKAN N DENGAN MENGGUNAKAN BWD PADA BEBERAPA VARIETAS PADI DAN JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL

LITKAJIBANGRAP. R.Y. Galingging, A. Firmansyah,A. Bhermana, Suparman, dan S. Agustini

III. METODE PENELITIAN

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI GOGO DAN PENDAPATAN PETANI LAHAN KERING MELALUI PERUBAHAN PENERAPAN SISTEM TANAM TANAM DI KABUPATEN BANJARNEGARA

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH MELALUI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU (PTT) DI PROVINSI JAMBI

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

KAJIAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL PADI BERLABEL DI KECAMATAN CURUP SELATAN KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi

POTENSI PENGEMBANGAN PADI SAWAH VARIETAS UNGGUL BARU DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PENAMPILAN DELAPAN GALUR PADI DI LAHAN LEBAK TENGAHAN PADA MUSIM KEMARAU ABSTRAK

TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MELALUI PENINGKATAN POPULASI TANAMAN. F. Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia

KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN KOMPONEN HASIL EMPAT VARIETAS UNGGUL BARU PADI INPARA DI BENGKULU ABSTRAK

PENAMPILAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI VARIETAS UNGGUL BARU PADI RAWA PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MERAUKE PAPUA

APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia

ADOPSI PETANI PADI SAWAH TERHADAP VARIETAS UNGGUL PADI DI KECAMATAN ARGAMAKMUR, KABUPATEN BENGKULU UTARA, PROVINSI BENGKULU

PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA

Lampiran 1. Deskripsi padi varietas Ciherang (Supriatno et al., 2007)

DINAMIKA PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PERDESAAN: Tantangan dan Peluang bagi Peningkatan Kesejahteraan Petani

UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI VARIETAS UNGGUL BARU MENUNJANG PENDAPATAN PETANI DI KABUPATEN BANJAR KALIMANTAN SELATAN

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa

Press Release Katam Terpadu MT I 2013/2014 untuk Pencapaian Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai Jakarta, 26 September 2013

SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO

Keywords: assistance, SL-PTT, rice Inpari, increased production

PENGATURAN POPULASI TANAMAN JAGUNG UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI SIDRAP

KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT

Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota Bengkulu HP:

KACANG TANAH DILAHAN LEBAK KALIMANTAN SELATAN UNTUK PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DI PEDESAAN ABSTRAK

Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. Hasil Analisis Tanah

PENINGKATAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH MELALUI PENERAPAN KOMPONEN TEKNOLOGI PTT DI SULAWESI TENGGARA

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang

KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG

BAB III METODE PENELITIAN

PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SELUMA Studi Kasus: Lahan Sawah Kelurahan Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan ABSTRAK PENDAHULUAN

Peningkatan Pendapatan Usahatani dengan Penangkaran Benih Padi Varietas Unggulan

SOSIALISASI KALENDER TANAM MT II TIM GUGUS KATAM BPTP Kep. Bangka Belitung

KAJIAN PERBAIKAN USAHA TANI LAHAN LEBAK DANGKAL DI SP1 DESA BUNTUT BALI KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH ABSTRAK

Keragaan Varietas Inpari Pada Lahan Lebak Tengahan di Desa Epil Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan

Kata kunci : Rhizobium, Uji VUB kedelai, lahan kering

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. menggunakan pengalaman, wawasan, dan keterampilan yang dikuasainya.

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

SEBARAN DAN POTENSI PRODUSEN BENIH PADI UNGGUL MENDUKUNG PENYEDIAAN BENIH BERMUTU DI KALIMANTAN SELATAN

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - IRIGASI Individu petani

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

Jurnal online Pertanian Tropik Pasca Sarjana FP USU Vol.1, No.1. Juni 2013

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian,Perlakuan dan Analisis Data

Meinarti Norma Setiapermas, Widarto, Intan Gilang Cempaka dan Muryanto

PENGGUNAAN BAHAN ORGANIK UNTUK MENINGKATAN PRODUKSI JAGUNG (Zea Mays L.) DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - TADAH HUJAN Individu petani

III. BAHAN DAN METODE

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - RAWA PASANG SURUT Individu petani

PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL

1 LAYANAN KONSULTASI PADI IRIGASI Kelompok tani sehamparan

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

Kata kunci: jagung komposit, produktivitas, lahan kering, pangan

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

SOSIALISASI REKOMENDASI TEKNOLOGI PTT BERDASARKAN KALENDER TANAM TERPADU MT II TAHUN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT DI TINGKAT PETANI LAHAN KERING KABUPATEN BLORA

Abstrak. Kata kunci : inovasi, padi sawah, peningkatan, produktivitas. Pendahuluan

UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH DI SUBAK DANGIN UMAH GIANYAR BALI

Pengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri

PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO DI LAHAN RAWA LEBAK KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA KALIMANTAN SELATAN

EFEKTIFITAS PUPUK HAYATI ECOFERT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG. Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

Lampiran 1 Hasil analisis tanah sawah Babakan Dramaga (SBD), University Farm Institut Pertanian Bogor

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...

REKOMENDASI VARIETAS KEDELAI DI PROVINSI BENGKULU SERTA DUKUNGAN BPTP TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2013.

PT. TUNAS HARMONI ABADI

Transkripsi:

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI IP 300 DI LAHAN SAWAH IRIGASI SEMI INTENSIF KALIMANTAN SELATAN Sumanto dan Rosita Galib Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Selatan Jl P. Batur Barat no 4 Banjarbaru, Kalimantan Selatan e-mail : sumantoma@gmail.com ABSTRAK Kegiatan dilaksanakan di lahan sawah irigasi semi intensif Kecamatan Telaga Langsat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Kegiatan melibatkan 6 orang petani dan masing-masing tiga kali tanam padi selama satu tahun. Ukuran petak 1.000 m2, sehingga luasan menjadi 0,6 hektar per musim atau 1,8 hektar per tahun. Pola tanam disusun sebagai berikut : (1). Pola petani : Padi (VU) bera Padi (VU); (2). Pola introduksi I : Padi umur super genjah padi umur super genjah padi umur super genjah. (alterntif varietas : Inpari 12 Inpari Sidenuk Inpari 20 ); (3). Pola introduksi II : padi umur ultra genjah padi umur super genjah - padi umur super genjah. (alternatif varietas : Silugonggo inpari 11 Inpari 19). Pengolahan tanah dilaksanakan secara sempurna dan pengelolaan tanaman dengan menggunakan pendekatan PTT padi lahan sawah irigasi. Hasil pengkajian produksi padi meningkat sebesar 30% - 60 % perhektar pertahun. Varietas padi umur ultra genjah dan super genjah yang adaptif dan produkvitas tinggi pada lahan sawah irigasi pada musim hujan varietas Inpari-12 dapat digunakan sebagai alternatif pilihan, sedang pada musim kemarau varietas Inpari-19 dan Inpari-20 sesuai untuk menunjang IP 300 di lahan sawah irigasi. Produktivitas padi Inpari-12 yang ditanam pada musim hujan mencapai 6,69 t/ha GKG, lebih tinggi dari Silugonggo yang hanya 6,08 t/ha GKG. Sementara pada musim kemarau Inpari-19 produktivitasnya mencapai 7,56 t/ha GKG dan Inpari-20 8,87 t/ha GKG. Dampak dari kegiatan ini adalah terlaksananya tanam dan panen padi tiga kali dalam setahun dengan peningkatan produksi antara 6,77 (54,68%) t/ha/tahun GKG - 8,98 (72,54%) t/ha/tahun GKG. Peningkatan pendapatan yang diperoleh petani antara pola introduksi I Rp. 15.480.400,- Rp. 24.412.400,- (39,99% 81,99%) dan pola introduksi II Rp. 7.126.600 Rp. 16.058.600,- (18,41% 53,94%) per ha per tahun. Kata Kunci : produksi, padi, umur genjah, sawah semi intensif Pendahuluan Komoditi beras masih merupakan bahan makanan pokok masyarakat di Indonesia dan Kalimantan Selatan khususnya, sehingga merupakan komoditi yang memiliki peran penting. Padi merupakan salah satu komoditas unggulan di Kalimantan Selatan selain jagung dan jeruk. Padi diusahakan di lahan rawa, di lahan kering, lahan sawah tadah hujan dan di lahan sawah irigasi. Lahan sawah irigasi berdasarkan data dari dinas tanaman pangan propinsi Kalimantan Selatan (Distan Provinsi Kalsel, 2008) tersebar di beberapa kabupaten yang Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi, Banjarbaru 6-7 Agustus 2014 213

potensinya cukup luas yaitu di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Banjar, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Tabalong dan lain-lain dengan luasan mencapai ± 15.000 ha. Pola tanam dua kali dalam setahun dengan pola padi padi - bera, dengan produksi 11 t/ha/tahun, sudah diterapkan sebagian petani di lahan sawah irigasi Kalimantan Selatan (Sabran, et al, 2007). Varietas padi unggul seperti Ciherang dan IR-42 yang umurnya masih di atas 110 hari sudah biasa digunakan petani. Introduksi Varietas Ultra Genjah/Super Genjah dengan umur kurang dari 110 hari dan dengan meningkatkan Intensitas Pertanaman (IP) menjadi 300 dengan pola padi - padi padi, diharapkan dapat meningkatkan produksi tanaman menjadi 20 t/ha. Luas tanam padi di Kalimantan Selatan adalah 519.286 Ha dengan produktivitas 3,86 t/ha, (Distan Provinsi Kalsel, 2008). Kegiatan pengkajian adaptasi varietas padi umur ultra genjah/super genjah dengan hasil 20 ton/tahun di lahan sawah irigasi Kalimantan Selatan selain bertujuan untuk menginformasikan, menyebarluaskan, tersedianya pilihan varietas dan teradopsinya varietas-varietas padi unggul umur ultra genjah/super genjah produksi Badan Litbang Pertanian dalam rangka mendukung berlanjutnya Swasembada padi, juga untuk mengetahui, (1) varietas unggul baru padi umur ultra genjah dan super genjah yang adaptif di lahan sawah irigasi Kalimantan Selatan, (2) untuk mendapatkan 2-3 varietas padi umur ultra genjah dan super genjah, produktivitas tinggi dan diterima di llahan sawah irigasi di Kalimantan Selatan. Pendekatan Metodologi Kegiatan pengkajian ini difokuskan pada upaya peningkatan produksi/ produktivitas padi di lahan sawah irigasi Kalimantan Selatan. Kegiatan dilaksanakan dengan cara bekerja sama dengan petani kooperator yang inovatif. Kegiatan dimulai pada MH 2011. Kegiatan ini, dirancang dalam 3 kegiatan yaitu : 1) MT I (Mh 2011/2012) Tanam padi umur ultra genjah; 2). MT 2 (MK I) tanam padi umur super genjah; 3). MT 3 (MK II 2012) Tanam padi umur super genjah; 3. Analisa finansial dan Preferensi petani terhadap varietas padi super/ultra genjah dan IP 300 di sawah Lahan Irigasi Kalimantan Selatan. Sebagai pembanding digunakan varietas Ciherang. Ruang Lingkup Kegiatan 1. Pengkajian/Penelitian langsung (on-farm) Petani koperator dipilih sebanyak 6 orang, dengan Ukuran petak 1.000 m2, sehingga luasan menjadi 0,6 hektar per musim atau 1,8 hektar per tahun. Pola tanam disusun sebagai berikut : a. Pola petani : Padi (VU) bera Padi (VU). b. Pola introduksi I : Padi umur super genjah padi umur super genjah padi umur super genjah. (alterntif varietas : Inpari 12 Inpari Sidenuk Inpari 20) c. Pola introduksi II : padi umur ultra genjah padi umur super genjah padi umur super genjah. (alternatif varietas : Silugonggo inpari 11 Inpari 19) d. Analisa finansial (input-output) dan preferensi petani terhadap IP-300 dan adaptasi varietas padi unggul super/ultra genjah di lahan sawah irigasi Kalimantan Selatan. Sumanto dan Rosita Galib : Peningkatan produksi dan produktivitas petani padi 214

2. Pola Tanam 2012 2013 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 MH 2011/12 MK I MK II MH 2012/13 Silugonggo Inpari-11 Inpari-19 Inpari-12 Inpari-Sidenuk Inpari-20 Gambar 1. Pola curah hujan di Kab. Hulu Sungai Selatan (Sumber: M. Noor, dkk 1997) Kegiatan 1 adalah kegiatan yang biasa dilaksanakan petani, digunakan sebagai pembanding, kegiatan 2 dan 3 merupakan pola introduksi. Pengolahan tanah dilaksanakan secara sempurna (luku dua kali, kemudian digelebeg). Pengelolaan tanaman dengan menggunakan pendekatan PTT padi lahan sawah irigasi dengan komponen teknologi sebagai berikut; - Penggunaan benih unggul baru, sehat, bermutu dan umur super genjah. - Penggunaan bibit muda 1-3 batang per rumpun (bila memungkinkan) - Penggunaan pupuk organik 2 t/ha - Pupuk N berdasarkan BWD, P dan K berdasarkan analisa tanah (rekomendasi BBSDLP) - Jarak tanam 20 x 20 cm/legowo pop min 250.000 rumpun - Pengendalian OPT berdasarkan konsep PHT. - Panen dengan sabit bergerigi dan pasca panen menggunakan alat perontok. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi, Banjarbaru 6-7 Agustus 2014 215

Bahan dan Metoda Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan pengkajian ini dilaksanakan di lokasi lahan sawah irigasi Kecamatan Telaga Langsat Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada dua musim yang berbeda yaitu Musim Kemarau 2011 dan musim penghujan 2011/2012. Pengkajian dilaksanakan di lahan petani, menggunakan 2-4 varietas unggul baru dan varietas pembanding (Ciherang). Pengolahan tanah dilaksanakan secara sempurna (luku 2 kali, garu dan ratakan). Benih padi sebelum disemai direndam selama 24 jam, selanjutnya benih ditiriskan kemudian diperam selama 24 jam. Calon bibit yang telah diperam selama 24 jam tersebut sebelum ditebar ketempat persemaian direndam didalam larutan Regent 2 ml/l air (0,5 liter Regent/20 kg bahan) selama 0,5 jam. Benih disebar merata ditempat persemaian yang telah disiapkan. Keperluan lahan untuk persemaian 4% dari luas lahan. Lahan persemaian diolah secara sempurna, diberi pupuk organik sebanyak 2 kg/m2. Persemaian diberi pupuk Urea, SP-36, dan KCl masing-masing 15 g/m2. Bibit umur muda (< 20 hari) ditanam sistim legowo 4:1 dengan jarak tanam 20 x 20 cm dan 1-2 bibit per lubang. Tanaman dipupuk dengan N berdasarkan BWD, pupuk P dan K berdasarkan hasil analisa tanah (rekomendasi BBSDLP), serta diberi pupuk organik sebesar 2 t/ha. Pupuk organik diberikan pada saat menjelang pengolahan tanah kedua, sebagian N dan seluruh P dan K diberikan pada saat tanam. Pengendalian OPT berdasarkan konsep PHT. Panen dilaksanakan jika 95 % bulir padi pada malai telah berwarna kuning. Panen dilaksanakan menggunakan sabit bergerigi atau paddy mower. Gabah segera dirontok menggunakan power thresher dan dijemur pada panas matahari hingga kadar air mencapai 14 %, masukkan dalam karung dan simpan di tempat yang teduh, bersih dan kering. Persepsi Petani Dilakukan wawancara terhadap petani di sekitar kegiatan baik individu maupun kelompok untuk melihat penerimaan petani terhadap varietas padi unggul baru maupun terhadap pola tanam padi dengan IP. 300 yang ditawarkan. Untuk membandingkan hasil dan pendapatan pola petani dengan pola introduksi dilakukan analisa finansial, dimana datadata dikumpulkan melalui wawancara maupun penggalian langsung di lapangan. Pengamatan/pengolahan dan Analisis Data Data yang dikumpulkan meliputi data agronomi dan usahatani melalui pengamatan dan wawancara. Data yang diperoleh dianalisa secara statistik. Hasil dan Pembahasan Hasil analisis tanah sebelum tanam diketahui, bahwa kondisi tanah cukup baik untuk tanaman padi jika dilihat dari kandungan unsur hara dan tekstur tanah. Kandungan unsur C tinggi, N dan C/N rasio sedang, kondisi yang ideal untuk tanaman padi. Kandungan P2O5 tersedia sangat rendah, namun P2O5 total yang tersedia di dalam tanah sangat tinggi. Kandungan K2O di dalam tanah rendah dan kandungan KTK di dalam tanah sangat tinggi (Tabel 1). Sumanto dan Rosita Galib : Peningkatan produksi dan produktivitas petani padi 216

Tabel 1. Data hasil analisa tanah sebelum tanam (MH 2011/2012) dan setelah tanam (MK 2012) di Desa Telaga Langsat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan No. Sifat fisik dan kimia Sebelum tanam 1) Setelah tanam 2) Nilai Kriteria Nilai Kriteria 1 C (%) 3,45 Tinggi 1,83 Rendah 2 N tot (%) 0,252 Sedang 0,18 Rendah 3 C/N rasio 13,69 Sedang 10,24 Sedang 4 P2O5 (Bray) (ppm) 4,402 Sangat rendah 1,15 Sangat rendah 5 P2O5 (HCl 25%) (mg/100 g) 73,52 Sangat tinggi 14,61 Sedang 6 K2O (HCl 25%) (mg/100 g) 15,08 Rendah 27,08 Sedang 7 KTK (me/100 g) 52,50 Sangat tinggi 30,19 Tinggi 8 Al-dd (me/100 g) 0,00 0,00 H-dd 0,40 0,27 Kejenuhan Al (%) 0,00 0,00 Kejenuhan Basa (%) 36,318 sedang 64,19 Tinggi Basa-basa tukar 9 K (me/100 g) 0,573 Tinggi 0,17 Rendah 10 Na (me/100 g) 0,203 Rendah 0,12 Rendah 11 Mg (me/100 g) 1,855 Sangat tinggi 1,76 Sangat tinggi 12 Ca (me/100 g) 16,696 Sangat tinggi 17,32 Sangat tinggi 13 ph (H2O) 4,70 Masam 5,89 Agak masam Tekstur 14 Pasir (%) 3,54 1,10 15 Debu (%) 27,65 Liat 41,18 16 Liat (%) 68,81 57,73 Sumber : 1) Laboratorium Balittra Banjarbaru. Th. 2011 2) Laboratorium fisika dan kimia tanah UNLAM Banjarbaru. TH. 2012 Kandungan basa-basa tukar seperti K, Mg dan Ca sangat tinggi, sementara Na rendah. Tanah memiliki ph (H2O) rendah dan kondisi demikian sebenarnya kurang ideal untuk pertumbuhan tanaman padi, sehingga ph perlu dinaikkan dengan cara penambahan kapur. Tekstur tanah didominasi oleh fraksi liat, baru diikuti fraksi debu dan pasir berturutturut adalah 68,81%, 27,65% dan 3,54%. Berdasarkan segitiga USDA klasifikasi tanah termasuk jenis tanah liat. Setelah panen padi ke tiga dilaksanakan analisis tanah kembali di laboratorium. Hasilnya menunjukkan bahwa kandungan C, N, C/N rasio, P2O5 tersedia, P2O5 total, KTK, K, Na dan Mg menurun. Kondisi demikian mungkin dikarenakan unsur-unsur tersebut sebagian telah tercuci di musim hujan atau karena tanaman padi ketiga hasilnya sangat tinggi, sehingga unsur-unsur hara yang ada di dalam tanah banyak terangkut untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi. Sementara itu, kandungan K2O, kejenuhan basa, Ca dan ph meningkat. Keadaan ini mungkin karena adanya pemberian KCl dan kapur Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi, Banjarbaru 6-7 Agustus 2014 217

setiap kali akan tanam dan adanya pengembalian sebagian sisa tanaman yang dibakar (Tabel 1). Tabel 2. Data rata-rata komponen hasil tanaman padi saat panen MH 2011/2012 dan MK 2012, di Desa Telaga Langsat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan Komponen Tinggi tanaman (cm) Jumlah anakan produktif (batang) Umur dari tanam panen (hari) Panjang malai (cm) Jumlah gabah (bulir) Jumlah gabah hampa (bulir) Jumlah gabah isi (bulir) Hasil ubinan 2 x 3 m (kg) Ciherang Tanam I (MH 2011/12) Tanam II (MK I 2012) 26 Des 11 - Mar 12 Apr 12 24 Jul 12 Inpari-12 Silugonggo Inpari- Sidenuk Tanam III (MK II 2012) 25 Agt 12 14 Nop 12 Inpari-11 Inpari-20 Inpari-19 103,88 82,03 89,87 122,40 100,80 90,50 104,00 10,03 15,47 17,53 12,90 13,20 23,30 16,10 113 84 84 87 87 81 81 25,24 22,50 24,05 27,60 25,36 25,50 28,50 176,63 129,40 138,20 226,00 151,50 168,90 262,10 10,30 6,20 7,10 43,40 13,60 20,60 64,50 166,33 123,20 131,10 182,60 137,90 148,30 197,60 4,48 4,40*) 4,00*) 3,88 3,56 5,96*) 5,08*) Kadar air (%) 22,0 18,00 18,00 20,00 20,00 20,0 20,00 Berat 1000 biji g) 25,00 24,90 28,20 25,90 25,90 25,40 *) luas ubinan 2,5 x 2,5 m. Tabel 3. Data hasil padi yang telah dicapai sampai MK II 2012, di Desa Telaga Langsat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan Pola tanam Des 11 - Mar12 Hasil t/ha GKG Apr 12 - Jul 12 Waktu tanam Agt 12 - Nop 12 Jumlah Ciherang MH MK (petani) 7,26 5,12 12,38 Inpari-12 Inpari-Sidenuk Inpari 20 6,69 5,80 8,87 21,36 Silugonggo Inpari-11 Inpari 19 6,08 5,51 7,56 19,15 Keterangan : 26 Des 2011 tanam I; 28 Apr 2012 tanam II; 25 Agt 2012 tanam III 20 Mar 2012 panen I; 24 Jul 2012 panen II; 14 Nop 2012 panen III Sumanto dan Rosita Galib : Peningkatan produksi dan produktivitas petani padi 218

Hasil pengkajian menunjukkan bahwa, ternyata di lahan sawah irigasi semi intensif yang kondisi airnya masih terbatas, menggunakan varietas padi umur super/ultra genjah dan pengaturan waktu tepat, dapat ditanami dan panen padi tiga kali dalam satu tahun. Tanam kedua dilaksanakan dengan memanfaatkan saat lahan petani bera, yaitu bulan April. Pola tanam yang dikaji adalah sebagai berikut; (1) Pola introduksi I : Padi umur super genjah padi umur super genjah padi umur super genjah. (alterntif varietas : Inpari 12 Inpari Sidenuk Inpari 20 ). Total hasil gabah yang diperoleh selama satu tahun dengan tiga kali panen sebesar 21,36 t/ha GKG, lebih tinggi dari gabah yang dihasilkan petani dengan dua kali panen sebesar 12,38 t/ha GKG. (2) Pola introduksi II : padi umur ultra genjah padi umur super genjah padi umur super genjah. (alternatif varietas : Silugonggo inpari 11 Inpari 19). Total hasil gabah yang diperoleh selama satu tahun dengan tiga kali panen sebesar 19,15 t/ha GKG, lebih rendah bila dibandingkan dengan pola introduksi I, namun masih jauh lebih tinggi dari gabah yang dihasilkan petani dengan dua kali panen sebesar 12,38 t/ha GKG (Tabel 3). Tabel 4. Waktu yang telah Digunakan untuk panen tiga kali dalam satu tahun di Desa Telaga Langsat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan Keterangan Waktu tanam Waktu panen Jumlah hari Tanam I 26 Des 2012 20 mar 2012 84 Tanam II 28 Apr 2012 24 Juli 2012 87 Tanam III 25 Agt 2012 14 Nop 2012 81 Total hari 252 Keterangan : umur semai 17 20 hari Total waktu yang telah dipakai untuk tiga kali tanam dan panen adalah 252 hari, dengan perincian, waktu pertanaman pertama menghabiskan waktu 84 hari, waktu pertanaman kedua 87 hari dan waktu pertanaman ke tiga menghabiskan waktu 81 hari. Sebenarnya total waktu tanam sampai panen dapat dipersingkat lagi, jika petani tidak memperlambat saat panen padinya, sebab dari hasil pemantauan di lapangan beberapa hari sebelum tanggal panen yang disepakati, secara fisiologi tanaman padi telah masak (Tabel 4). Hasil analisis finansial usahatani padi seluas 1 Ha, MH 2011/2012 (tanam ke I), di Desa Telaga Langsat diketahui bahwa; (1) Varietas padi Ciherang, total input mencapai Rp. 4.917.200-9.383.20,- dengan output mencapai Rp. 28.314.000,- sehingga diperoleh pendapatan sebesar Rp. 23.396.800 18.930.800,- dan R/C ratio sebesar 5,76-3,02; (2) MK 2012 (tanam ke II) Varietas padi Ciherang, total input mencapai Rp. 4.660.400 9.126.400,- dengan output mencapai Rp. 19.968.000,- sehingga diperoleh pendapatan sebesar Rp. 15.307.600 10.841.600,- dan R/C ratio sebesar 4,28-2,19. (Tabel 5 dan 6). Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi, Banjarbaru 6-7 Agustus 2014 219

Tabel 5. Total biaya dan pendapatan usahatani padi pola introduksi dengan tiga kali tanam selama satu tahun di Desa Telaga Langsat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tanam ke Pola tanam introduksi Inpari 12-Inpari Sidenok - Inpari 20 Silugonggo-Inpari 11- Inpari 19 Biaya (Rp) Pendapatan (Rp) R/C Biaya (Rp) Pendapatan (Rp) I 9.654.800 16.436.200 2,70 9.581.600 14.130.400 2,47 II 9.548.000 13.072.000 2,37 9.513.200 11.975.800 2,26 III 9.916.400 24.676.600 3,49 9.759.200 19.724.800 3,02 R/C Total 29.119.200 54.184.800 28.854.000 45.831.000 Tabel 6. Total biaya dan pendapatan usahatani padi pola petani dua kali tanam selama satu tahun di Desa Telaga Langsat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan Pola petani Tanam ke Ciherang-Ciherang Biaya (Rp) Pendapatan (Rp) R/C I 4.917.200 9.383.200 23.396.800 18.930.800 5,76-3,02 II 4.660.400 9.126.400 15.307.600 10.841.600 4,28 2,19 III - - - Total 9.577.600 18.509.600 38.704.400 29.772.400 Pada Tabel 5 dapat dikemukakan bahwa, total biaya usahatani padi pola introduksi I (Inpari 12-Inpari Sidenok - Inpari 20) dengan tiga Kali tanam selama satu tahun di Desa Telaga Langsat mencapai Rp. 29.119.200,- dengan total pendapatan mencapai Rp.54.184.800,-. Besarnya total biaya yang dikeluarkan tersebut meliputi, biaya usahatani padi tanaman pertama sebesar Rp. 9.654.800,- ditambah biaya usahatani padi tanaman kedua sebesar Rp. 9.548.000,- dan ditambah biaya usahatani padi tanaman ketiga sebesar Rp. 9.916.400,-. Sementara besarnya pendapatan yang diperoleh berasal dari pendapatan panen padi pertama sebesar Rp. 16.436.200,- ditambah pendapatan panen padi kedua sebesar RP. 13.072.000,- dan ditambah pendapatan panen padi ketiga sebesar Rp. 24.676.600,-. Total biaya usahatani padi pola petani dengan dua kali tanam selama satu tahun (Ciherang-Ciherang) di Desa Telaga Langsat mencapai Rp. 9.577.600,- - Rp. 18.509.600,- dengan total pendapatan mencapai Rp. 38.704.400 29.772.400,- (Tabel 6). Sumanto dan Rosita Galib : Peningkatan produksi dan produktivitas petani padi 220

Tabel 7. Peningkatan produksi dan pendapatan petani padi di Desa Telaga Langsat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2012 Pola introduksi Total produksi (ton) Peningkatan (ton) Pendapatan (Rp) Peningkatan (Rp) Pola petani 12,38 Pola introduksi I (Inpari 12-Inpari Sidenok - Inpari 20) Pola introduksi II (Silugonggo-Inpari 11- Inpari 19) 38.704.400 29.772.400 21,36 8,98 (72,54%) 54.184.800 19,15 6,77 (54,68%) 45.831.000 15.480.400 24.412.400 (39,99% 81,99%) 7.126.600 16.058.600 (18,41% 53,94%) Petani yang biasa tanam padi dua kali dalam satu tahun dengan menggunakan varietas Ciherang memperoleh hasil padi sebesar 12,38 t/ha/tahun, dengan pendapatan berkisar antara Rp. 38.704.400,- Rp. 29.772.400,-. Menanam padi tiga kali dalam satu tahun (pola introduksi I menggunakan varietas Inpari 12 - Inpari Sidenok dan Inpari 20), petani memperoleh hasil padi sebesar 21,36 t/ha/tahun, produksi meningkat 8,98 t/ha/tahun GKG (72,54%). Pendapatan yang diperoleh petani sebesar Rp. 54.184.800,- atau meningkat sebesar 15.480.400 24.412.400 (39,99% 81,99%). Sementara dengan pola introduksi II (Silugonggo-Inpari 11- Inpari 19), petani memperoleh hasil sebesar 19,15 t/ha/tahun GKG, produksi meningkat 6,77 t/ha/tahun GKG (54,68%). Pendapatan yang diperoleh petani sebesar Rp. 45.831.000,- atau meningkat sebesar Rp. 7.126.600,- Rp. 16.058.600,- (18,41% 53,94%) dibanding petani (Tabel 7). Persepsi Petani Untuk mengetahui persepsi terhadap varietas padi yang ditanam, maka responden diajak melihat secara langsung kondisi fisik tanaman di lapangan. Selanjutnya diedarkan blanko yang berisi catatan tentang parameter tinggi tanaman, jumlah anakan produktif, penampilan batang, daun bendera, panjang malai, jumlah gabah per malai, bentuk gabah, warna gabah dan lain-lain. Responden diminta menilai parameter tersebut dengan nilai skor 1. (tidak suka), 2. (kurang suka), 3. (sedang), 4. (suka) dan 5. (sangat suka). Tabel 7 diketahui bahwa, dari 10 responden yang diminta untuk menilai tanaman padi ternyata padi varietas Inpari-12 memiliki nilai 320, lebih tinggi dari varietas Silugonggo yang hanya meraih nilai sebesar 278. Nilai tersebut menunjukkan bahwa varietas Inpari-12 lebih disukai responden dari pada Silugonggo. Sebagai bahan pertimbangan di lokasi kegiatan pernah ditanam padi varietas Silugonggo, sehingga petani telah mengetahui kekurangan varietas Silugonggo, seperti tektur nasi kurang disukai responden karena sangat keras. Saat panen tanaman kedua juga dilakukan uji preferensi, metode dan parameter yang dinilai juga hampir sama dengan tanaman pertama. Hasilnya menunjukkan bahwa responden lebih menyukai varietas padi Inpari Sidenok dari pada Inpari-11. Dari 10 responden yang diminta untuk menilai, Varietas padi Inpari Sidenok memperoleh nilai total sebesar 291, sementara varietas padi Inpari-11 hanya meraih nilai 255 (Tabel 8). Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi, Banjarbaru 6-7 Agustus 2014 221

Tabel 8. Rekapitulasi preferensi petani terhadap varietas padi Inpari-12 dengan Silugonggo (panen I); Inpari Sidenok dengan Inpari-11 (panen II) Inpari-19 dengan Inpari-20 (panen III) di Desa Telaga Langsat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan Jumlah nilai varietas No Responden Tanam I Tanam II Tanam III Inpari Inpari-12 Silugonggo Inpari-11 Inpari-19 Inpari-20 Sidenok 1 Anwari 34 35 2 Zuraida 36 36 3 W. Abdi 37 37 4 M. juhdi 38 37 5 Muhyar 35 37 6 A. Suhaimi 30 27 29 25 35 36 7 Saberan 35 36 8 A. Johansyah 33 26 27 25 34 36 9 Saifullah 36 36 10 Misbah 36 36 11 Darmansyah 34 36 12 Endang 36 37 13 Jarkasi 36 37 14 Kaspul 35 38 15 Prida H. 34 36 16 Muslih 33 28 28 25 17 Muhyani 31 27 18 Rukiyah 29 24 19 Syahrani 31 26 20 H. Mursid 33 28 28 25 21 Rusli A 33 26 30 27 22 Alma 30 26 23 Anan Efendi 31 26 28 25 24 Miftha U 33 31 25 Fadillah 32 31 26 Yayan 28 25 27 Jalmini 34 30 Total 320 278 291 255 531 546 Saat kegiatan Temu Lapang, disamping dilakukan panen ubinan juga dilakukan penilaian fisik terhadap varietas padi yang ditanam. Metode dan parameter yang dinilai juga hampir sama dengan penilaian yang dilakukan saat tanam pertama maupun tanam kedua, namun saat temu lapang responden yang digunakan lebih banyak dan komposisinya lebih Sumanto dan Rosita Galib : Peningkatan produksi dan produktivitas petani padi 222

variatif (ada petugas, kepala Desa, ketua Gapoktan, ketua Poktan dan petani). Dari 15 responden, ternyata penampilan varietas padi Inpari-20 lebih disukai responden dari pada varietas padi Inpari-19, namun demikian penampilan fisik di lapangan kedua varietas tersebut sama-sama disukai petani, terbukti memiliki nilai yang sangat tinggi dan kecil sekali selisihnya. Kesimpulan Varietas padi umur ultra genjah dan super genjah yang adaptif dan produkvitas tinggi pada lahan sawah irigasi pada musim hujan varietas Inpari-12 dapat digunakan sebagai alternatif pilihan, sedangkan pada musim kemarau varietas Inpari-19 dan Inpari-20 sesuai untuk menunjang IP 300 di lahan sawah irigasi. Produktivitas padi Inpari-12 yang ditanam pada musim hujan mencapai 6,69 t/ha GKG, lebih tinggi dari Silugonggo yang hanya 6,08 t/ha GKG, sementara pada musim kemarau Inpari-19, dan 20 produktivitasnya masing-masing mencapai 7,56 t/ha GKG dan 8,87 t/ha GKG. Dampak dari kegiatan ini adalah terlaksananya tanam dan panen padi tiga kali dalam setahun, dengan peningkatan produksi antara 6,77 (54,68%) t/ha/tahun GKG - 8,98 (72,54%) t/ha/tahun GKG. Peningkatan pendapatan yang diperoleh petani antara pola introduksi I Rp. 15.480.400,- Rp. 24.412.400,- (39,99% 81,99%) dan pola introduksi II Rp. 7.126.600 Rp. 16.058.600,- (18,41% 53,94%) per ha per tahun. Daftar Pustaka Amali, N., Sumanto dan Aidi, N., 2007. Deskripsi Varietas Unggul Padi. Badan Litbang Pertanian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan selatan. Banjarbaru. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. IP Padi 400 untuk Penuhi Kebutuhan Pangan. http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/698/. 29 Apr 2009 Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Workshop IP Padi 400. http://bbpadi.litbang.deptan.go.id. 18-12-2010 Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2008. Inovasi Teknologi Padi Mengantisipasi Perubahan Iklim Global Dalam Rangka Mendukung Ketahanan Pangan. Buku Panduan PPN III 2008. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi). Sukamandi. Pedoman Umum IP Padi 400http://www.litbang.deptan.go.id/download/one/32/ Peningkatan Produksi Padi Melalui Pelaksanaan IP-400. http://jambi.litbang.deptan.go.id. 06 Januari 2010 Dinas Pertanian, 2004. Laporan Tahunan Dinas Pertanian. Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. Dinas Pertanian. Banjarbaru. Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan, 2007. Laporan Tahunan Dinas Pertanian Tahun 2006. Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan. Banjarbaru. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi, Banjarbaru 6-7 Agustus 2014 223

Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan, 2005. Pemetaan Daerah Serangan Organisme Pengganggu pada Tanaman Pangan Provinsi Kalimantan Selatan. Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan. Banjarbaru. Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan, 2008. Laporan Tahunan Dinas Pertanian Tahun 2007. Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan. Banjarbaru. Suprihatno, B., Aan A.Daradjat, Satoto, Baehaki, S.E., N.Widiarta, A.Setyono, S.D. Indrasari, Ooy S.lesmana, dan H.Sembiring, 2009. Diskripsi Varietas Padi. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi Riva i, A., 2008. Hulu Sungai Selatan Dalam Angka 2007/2008. Badan Pusat Statistik Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Kandangan. Sumanto, N. Amali, ES. Rohaeni, R. Qomariah, T. Wibik dan L. Pramudiyani, 2007. Laporan Akhir Kegiatan Prima Tani Lahan Sawah Semi Intensif di Desa Mandala, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan selatan. Banjarbaru, 54 hal Sumanto, ES. Rohaeni, N. Amali, R. Qomariah, T. Wybik, SN. Awaliyah dan K. Anwar, 2007. Laporan Baseline Survey Desa Mandala, Kecamatan Telaga Langsat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Pemerintah Daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan- Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Selatan. Banjarbaru, 27 hal. Sumanto dan Rosita Galib : Peningkatan produksi dan produktivitas petani padi 224