BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. hasil analisis yang telah dilakukan, simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. inovasi. Perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam lingkungan bisnis harus

KUESIONER HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI KARYAWAN BEKERJA DI RSIA BUNDA SEJAHTERA

DATA JUMLAH PERSEPSI ESELON III YANG NILAINYA KURANG DAN LEBIH DARI 3

BAB 1 PENDAHULUAN. berorientasi pada tujuan jangka panjang yaitu berkembangnya organisasi yang

Kepemimpinan PRESENTED BY: M ANANG FIRMANSYAH

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pekerjaannya. Manusia sebagai tenaga kerja haruslah

KUESIONER PERSEPSI TENTANG PERILAKU KEPEMIMPINAN ATASAN

Instrumen Kepemimpinan Transformasional. (Multifactor Leadership Questionnaire-MLQ)

BAB I PENDAHULUAN. untuk memusatkan perhatian pada pengembangan SDM. soft skill yang di dalamnya terdapat unsur behavior dan attitude.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan seefektif mungkin. suatu tujuan perusahaan. Pengertian kepemimpinan adalah kemampuan yang

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. karena melibatkan berbagai elemen dalam sebuah organisasi; yaitu

BAB I. Pendahuluan. penggerak yang mendorong perubahan organisasi. dikaji dan diteleti, karena paling sering diamati namun merupakan fenomena

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, kenyataannya, banyak rintangan yang dilalui. menjawab dalam menghadapi perubahan-perubahan ini.

DAFTAR PERTANYAAN (KUESIONER) PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI TERHADAP KEPUASAN KERJA PADA PEGAWAI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA MEDAN

BAB V PEMBAHASAN. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja karyawan.

PROFESSIONAL IMAGE. Budaya Kerja Humas yang Efektif. Syerli Haryati, S.S. M.Ikom. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB II LANDASAN TEORI & HIPOTESIS. Stoner mendefinisikan kepemimpinan manajerial sebagai suatu proses

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN PROPOSISI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan atau instansi pemerintah. Disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan

KATA PENGANTAR. data yang saya perlukan sehubungan dengan masalah yang diteliti.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai macam

MANAJEMEN OPERASIONAL

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Di saat keadaan ekonomi tidak menentu khususnya di Indonesia

KUESIONER PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. organisasi, agar individu dapat memuaskan kebutuhannya sendiri walaupun

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. kepada keputusan-keputusan, peraturan-peraturan dan nilai-nilai tinggi dari

SKALA: Kinerja Kepala Sekolah (diisi oleh Guru) Nama SMP : (Bapak/ Ibu tidak perlu mencantumkan identitasnya)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dengan melihat hasil analisis dan pembahasan di bab sebelumnya mengenai

Kuesioner. Dalam rangka penelitian ilmiah, saya memerlukan informasi untuk mendukung penelitian yang saya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan/organisasi menjadi lebih kompleks. Perusahaan/organisasi harus

BAB III METODE PENELITIAN. Arikunto (2002: 75), berpendapat bahwa, Pada dasarnya metode

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahannya berbentuk Republik dengan kehadiran berbagai lembaga

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. wadah tersebut adalah organisasi. Dengan adanya organisasi, perangkat yang

SELAMAT MENGERJAKAN TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

KUESIONER PENELITIAN

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. menuntut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar

BAB I PENDAHULUAN. seluruh komunitas sekolah, baik secara bersama-sama maupun masingmasing.

DAFTAR ISI. Abstrak... i. Kata Pengantar... ii. Daftar Isi... iv. Daftar Lampiran... iv

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam buku Etika Profesi Pendidikan). Pendidikan di Sekolah Dasar merupakan jenjang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. transformasional dan iklim psikologis pada kinerja karyawan, maka berdasarkan pada

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

sikap individu maupun kelompok yang mendukung seluruh aspek kerja termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Guru berperan penting dalam proses pendidikan anak di sekolah, bagaimana

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pulau Umang Resort & Spa berada pada kategori kuat, artinya bahwa budaya

BAB II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Path-goal theory menjelaskan dampak gaya kepemimpinan pada motivasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur kerja karyawan dalam sebuah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kepempinan Transaksional (X1), Kepemimpinan Transformasional (X2) dan

BAB II LANDASAN TEORI. Kepemimpinan merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari

BAB X KEPEMIMPINAN TRANFORMASIONAL DAN TRANSAKSIONAL

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Masih dari hasil penelitian Al-Ababneh (2010), tidak ada gaya kepemimpinan

BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. organisasi, lingkungan kerja, serta kinerja yang dapat mendukung penelitian ini.

LAMPIRAN: STRUKTUR ORGANISASI SUMBER BAHAGIA PRINTING. Pemilik

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketika seorang individu bekerja pada suatu organisasi, instansi ataupun

III. METODELOGI PENELITIAN. sumbernya. Dalam hal ini diperoleh dari responden yang menjawab pertanyaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Ping & Yue (2010) mendefinisikan leader-member exchange atau

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Kesuksesan suatu organisasi sangat ditentukan oleh seorang pemimpin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pemberi manfaat bagi sumber daya lainnya, memberi kontribusi besar dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan sangat diharapkan dalam menciptakan rasa keadilan bagi

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan, visi dan misi dari perusahaan. karyawan serta banyaknya karyawan yang mangkir dari pekerjaannya.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

IKLIM ORGANISASI. Rangkaian Kolom Kluster I, 2012

KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP) Oleh: IBNU SISWANTO, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. dengan sangat dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang

BAB I PENDAHULUAN. Mahkamah Agung sebagai salah satu lembaga tinggi negara yang membawahi

2.1.2 Tipe-Tipe Kepemimpinan Menurut Hasibuan (2009: ) ada tiga tipe kepemimpinan masing-masing dengan ciri-cirinya, yaitu:

: PETUNJUK PENGISIAN SKALA

LAMPIRAN 1 Skala Organizational Citizenship Behaviour (OCB) dan Iklim Organisasi Try Out

a. Daftar pertanyaan wawancara terhadap Kepala Sekolah

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN

Kuesioner berdasarkan kepemimpinan periode yang lalu. No. Pernyataan Setuju Tidak Setuju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perwujudan manusia yang berkualitas tersebut menjadi tanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui apakah peran pimpinan secara keseluruhan dapat dilaksanakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut perusahaan untuk dapat mengambil keputusan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Sutarto dalam buku Usman (2009:146) dalam buku Manajemen : Teori,

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan oleh pejabat-pejabat pemerintahan. Itu merupakan satu jenis

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok manusia sangat diperlukan untuk dapat bersosialisasi dan bekerja

Management Style Diagnostic Test (MSDT)

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, hal ini dikarenakan kepemimpinan merupakan sentral dari sebuah

Perubahan Untuk Diri sendiri dan mereka yang dipimpin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997)

BAB V PENUTUP. a. Bahwa Kepemimpinan Transformasional yang berlangsung pada. Kepala Madrasah menjadi pemimpin yang kharismatik.

Transkripsi:

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Setelah dilakukan pengolahan data dan penganalisisan hasil pengolahan data maka dapat diambil beberapa kesimpulan. Dimana kesimpulan ini dibuat berdasarkan masing-masing tingkat manajemen. 6.1.1 Manajemen Tingkat Menengah (Eselon II) 1. Kecenderungan kepemimpinan yang diharapkan adalah kepemimpinan transformasional walaupun demikian diharapkan juga sedikit peningkatan terhadap kepemimpinan transaksional. 2. Gaya kepemimpinan yang diharapkan adalah sebagai berikut : Tabel 6.1 yang Diharapkan Pada Manajemen Tingkat Menengah Contingent Reward (CR) Meyakinkan bawahan bahwa mereka akan mendapatkan imbalan atas usaha yang 1 mereka lakukan. 2 Memberikan pujian bila bawahan bekerja dengan baik. Memberitahu bawahan mengenai hal-hal yang harus dilakukan jika bawahan ingin 3 memperoleh imbalan. Mendorong bawahan untuk menghitung jumlah imbalan yang akan diperoleh atas 4 pekerjaannya. 5 Berusaha mencari tahu apa yang dibutuhkan oleh bawahannya. Meyakinkan bawahan bahwa imbalan atas setiap hasil pekerjaan yang mereka 6 lakukan akan diperoleh tepat waktu. Management by Exception (ME) Menerima bawahan dengan baik selama bawahan melakukan pekerjaan dengan baik. 7 Memberitahu kepada bawahan mengenai apa saja yang harus diketahui untuk melakukan 8 pekerjaan. Mengalihkan tugas bawahan kepada bawahan lain bila hasil pekerjaan bawahan tidak 9 mencapai standar kerja. Initiation of Structure (IS) 10 Mengkomunikasikan jadwal pekerjaan bagi bawahannya. 11 Memutuskan tugas apa yang harus bawahan lakukan. Memastikan bawahan mengerti keterikatan antara tugas yang satu dengan tugas yang 12 lainnya. Mengambil alih pekerjaan jika bawahan dianggap tidak mampu menyelesaikan pekerjaan 13 itu dengan baik. 6-1

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6-2 Tabel 6.1 yang Diharapkan Pada Manajemen Tingkat Menengah (Lanjutan) Group Consideration (GC) 14 Memberikan perhatian yang tulus terhadap kesulitan yang dialami para anggota 15 Terbuka terhadap gagasan yang diajukan oleh para anggota kelompok dan mempertimbangkannya dalam keputusan. 16 Menghargai peran yang dilakukan oleh para anggota Visionary Competence (VC) 17 Mengajak bawahan untuk mengarahkan upaya untuk mewujudkan kehidupan yang baik bagi perusahaan. 18 Mengajak seluruh bawahan belajar meningkatkan kemampuan secara terpadu untuk menghadapi tantangan masa depan. 19 Menyesuaikan arah tindakan perusahaan dengan perkembangan lingkungan eksternal. 20 Mendorong bawahan untuk berpikir kreatif (mencetuskan ide-ide baru untuk menyelesaikan pekerjaan). 21 Meningkatkan rasa optimis bawahan dalam menghadapi masa depan. Downward Accountability (DA) 22 Memperhatikan kesejahteraan bawahan. 23 Menjaga kekompakan bawahan dengan tetap menghargai perbedaan. 24 Mengutamakan kepentingan kelompok di atas kepentingan pribadi. 3. Kepemimpinan yang ada sekarang ini adalah sebagai berikut : Tabel 6.2 yang Ada Pada Manajemen Tingkat Menengah 1 Contingent Reward (CR) Meyakinkan bawahan bahwa mereka akan mendapatkan imbalan atas usaha yang mereka lakukan. 2 Berbicara banyak mengenai penghargaan dan promosi, untuk hasil pekerjaan yang baik. 3 4 5 6 7 Memberitahu bawahan mengenai hal-hal yang harus dilakukan jika bawahan ingin memperoleh imbalan. Mendorong bawahan untuk menghitung jumlah imbalan yang akan diperoleh atas pekerjaannya. Meyakinkan bawahan bahwa imbalan atas setiap hasil pekerjaan yang mereka lakukan akan diperoleh tepat waktu. Melakukan negosiasi dengan bawahan untuk menentukan apa yang akan diperoleh, pada awal masuk bekerja. Mengingatkan konsekuensi yang akan bawahan peroleh jika bawahan tidak memenuhi ketentuan kerja.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6-3 Tabel 6.2 yang Ada Pada Manajemen Tingkat Menengah (Lanjutan) Management by Exception (ME) 8 Menentukan standar hasil kerja bagi bawahan yang dapat untuk dicapai. 9 Tidak bertanya lebih banyak dari yang perlu ditanyakan agar pekerjaan terlaksana. 10 Melakukan koreksi jika terjadi penyimpangan hasil kerja. 11 Merasa puas dengan hasil kerja bawahan, selama bawahan melakukan pekerjaan dengan cara lama. 12 Mengalihkan tugas bawahan kepada bawahan lain bila hasil pekerjaan bawahan tidak mencapai standar kerja. Initiation of Structure (IS) 13 Memastikan bawahan mengerti keterikatan antara tugas yang satu dengan tugas yang lainnya. 14 Memberikan informasi yang jelas mengenai perkembangan perusahaan yang dapat berdampak para bawahannya. 15 Mengambil alih pekerjaan jika bawahan dianggap tidak mampu menyelesaikan pekerjaan itu dengan baik. Group Consideration (GC) 16 Memberikan perhatian yang tulus terhadap kesulitan yang dialami para anggota 17 Bertindak secara efektif memenuhi kebutuhan (sumber daya) untuk pekerjaan para anggota kelompoknya. 18 Terbuka terhadap gagasan yang diajukan oleh para anggota kelompok dan mempertimbangkannya dalam keputusan. 19 Menyediakan waktu bagi para anggota kelompok untuk berbincang dan berdiskusi. 20 Menghargai peran yang dilakukan oleh para anggota 21 Berperilaku dengan cara yang dapat menumbuhkan rasa hormat dari para anggota 22 Menunjukkan rasa keakraban dan kebersamaan. Visionary Competence (VC) 23 Mengajak bawahan untuk memandang ke masa depan. 24 Mengajak seluruh bawahan belajar meningkatkan kemampuan secara terpadu untuk menghadapi tantangan masa depan. 25 Menyesuaikan arah tindakan perusahaan dengan perkembangan lingkungan eksternal. Downward Accountability (DA) 26 Memperhatikan kesejahteraan bawahan. 27 Merasa bertanggungjawab atas kesalahan yang dilakukan oleh bawahan. 28 Membangkitkan hasrat bawahan untuk berhasil. 29 Menjaga kekompakan bawahan dengan tetap menghargai perbedaan. 4. Gap (kesenjangan) yang terjadi antara kepemimpinan yang ada sekarang dengan yang diharapkan.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6-4 Tabel 6.3 Gaya Kepemimpinan yang Perlu Ditingkatkan Oleh Manajemen Tingkat Menengah Contingent Reward (CR) Meyakinkan bawahan bahwa mereka akan mendapatkan imbalan atas usaha yang mereka 1 lakukan. 2 Memberikan pujian bila bawahan bekerja dengan baik. Mendorong bawahan untuk menghitung jumlah imbalan yang akan diperoleh atas 3 pekerjaannya. 4 Berusaha mencari tahu apa yang dibutuhkan oleh bawahannya. Meyakinkan bawahan bahwa imbalan atas setiap hasil pekerjaan yang mereka lakukan 5 akan diperoleh tepat waktu. Management by Exception (ME) 6 Menerima bawahan dengan baik selama bawahan melakukan pekerjaan dengan baik. Memberitahu kepada bawahan mengenai apa saja yang harus diketahui untuk melakukan 7 pekerjaan. Mengalihkan tugas bawahan kepada bawahan lain bila hasil pekerjaan bawahan tidak 8 mencapai standar kerja. Initiation of Structure (IS) 9 Mengkomunikasikan jadwal pekerjaan bagi bawahannya. 10 Memutuskan tugas apa yang harus bawahan lakukan. Visionary Competence (VC) Mengajak bawahan untuk mengarahkan upaya untuk mewujudkan kehidupan yang baik 11 bagi perusahaan. Mendorong bawahan untuk berpikir kreatif (mencetuskan ide-ide baru untuk 12 menyelesaikan pekerjaan). 13 Meningkatkan rasa optimis bawahan dalam menghadapi masa depan. Downward Accountability (DA) 14 Memperhatikan kesejahteraan bawahan. 15 Menjaga kekompakan bawahan dengan tetap menghargai perbedaan. 16 Mengutamakan kepentingan kelompok di atas kepentingan pribadi. 5. Upaya untuk mengurangi gap antara kepemimpinan yang ada sekarang dengan yang diharapkan. Kepemimpinan transformasional Pengurangan gap diwujudkan melalui : menyadarkan bawahan untuk berubah untuk dapat menghadapi tantangan perubahan lingkungan; memusatkan perhatian bawahan kepada visi baru yang bersifat menarik dan positif; melembagakan perubahan tersebut sehingga dapat bertahan terus. Dimana untuk mengurangi gap pada gaya kepemimpinan jenis ini adalah sebagai berikut : - Pimpinan perlu merancang jadwal kerja yang baik bagi bawahannya (maksud baik disini adalah dengan merespon segala perubahan yang

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6-5 terjadi dan mempertimbangkan kemampuan dari para bawahannya). Lalu pimpinan mengkomunikasikan jadwal tersebut kepada bawahan, baik secara tidak langsung melalui e-mail maupun secara langsung seperti membicarakannya di dalam rapat atau berbicara secara face to face kepada bawahan yang bersangkutan. - Pimpinan perlu lebih tegas dalam membagikan tugas, jangan pilih-pilih orang (untuk bawahan yang dekat dengan diberikan tugas yang relatif enak sedangkan bawahan yang renggang diberikan tugas-tugas yang relatif berat). Caranya dengan mendata seluruh pekerjaan yang ada dan membagikannya kepada bawahannya sesuai dengan kemampuan dari masing-masing bawahan. - Pimpinan perlu lebih meningkatkan pengarahan dan mengobarkan semangat agar bawahan berupaya untuk mewujudkan kehidupan perusahaan yang lebih baik. Dengan cara berbicara kepada bawahan mengenai hal-hal yang buruk dan baik mengenai perkembangan perusahaan. Hal-hal yang baik dan buruk ini dapat dipergunakan sebagai bahan penyemangat bagi karyawan. - Pimpinan perlu memberikan suatu penghargaan (baik berupa materi ataupun non materi) sebagai timbal balik dari ide kreatif yang dipikirkan oleh bawahan. Dimana bawahan dapat mengkomunikasikannya kepada pimpinan baik itu secara langsung (face to face) maupun secara tidak langsung (melalui proposal), jika bawahan memiliki suatu ide kreatif yang dapat dipergunakan oleh bawahan. - Pimpinan memberikan semangat kepada bawahannya untuk menjalankan kehidupannya dengan baik, agar tercipta masa depan yang baik. Hal ini dapat dilakukan dengan cara sering melakukan sharing (berbagi cerita) dengan bawahannya, mengenai hal-hal yang dapat mewujudkan kehidupan yang baik. Atau bisa juga dengan berdiskusi mengenai orang-orang sukses yang dapat mewujudkan kehidupan yang baik bagi dirinya sendiri. - Pimpinan perlu lebih berdiskusi kepada bawahan mengenai bagaimana kehidupan mereka baik di dalam maupun di luar lingkungan kerja. Dan

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6-6 pimpinan berusaha untuk membantu pimpinan, jika terdapat keluh kesah dari bawahan mengenai kehidupan mereka. Dan mencoba untuk memberikan solusi yang bisa diterapkan oleh bawahan. - Pimpinan perlu meningkatkan kekompakan bawahannya dengan tidak mengabaikan hak-hak pribadi. Maksudnya agar pemimpin mewujudkan kekompakan bawahannya sebagai sebuah tim dan tetap menghargai perbedaan pendapat, sehingga tim dapat memperoleh hasil yang sinergik (lebih besar dari penjumlahan hasil individu-individu kelompok). Contoh yang dimaksud dengan tidak mengabaikan hak-hak pribadi adalah tidak melarang-larang bawahan untuk bertelepon dengan keluarganya jika memang hal tersebut darurat. - Pimpinan perlu memberikan contoh bahwa ia lebih mementingkan kelompok dari pada pribadi. Misalnya pada rapat direksi pimpinan lebih membela kepentingan kelompoknya, daripada kepentingan dirinya sendiri walaupun hal itu dapat membuat pimpinan naik jabatan. Maksudnya agar pemimpin lebih memberikan contoh bahwa kepentingan perusahaan adalah nomor satu, bila kepentingan perusahaan terpenuhi maka kepentingan pribadi akan mengikuti. Kepemimpinan transaksional Pengurangan gap diwujudkan melalui : berusaha mengetahui apa yang diinginkan oleh karyawan dari pekerjaannya; memberikan penghargaan atas usaha yang dilakukan karyawan; responsif terhadap kepentingan pribadi bawahan selama kepentingan itu sesuai dengan nilai pekerjaan yang telah dikerjakan bawahan. Dimana untuk mengurangi kesenjangan pada gaya kepemimpinan jenis ini adalah sebagai berikut : - Pimpinan perlu mengetahui bagaimana pekerjaan yang telah dilakukan oleh bawahan. Caranya dengan membuat daftar absensi mengenai pekerjaan apa yang sudah dilakukan oleh bawahan pada setiap harinya. Lalu setiap akhir bulan pimpinan mencocokkan hasil pekerjaan bawahan itu (dari daftar absensi) dengan jumlah imbalan yang akan diterima oleh bawahan. Jika sudah cocok, pimpinan harus mengkomunikasikan dan

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6-7 meyakinkan bawahan bahwa bawahan akan memperoleh imbalan yang setimpal dengan kinerja yang dihasilkan oleh bawahan, dimana hal ini dapat dilakukan ketika mengadakan rapat ataupun berbicara secara langsung (face to face) kepada bawahannya. - Pimpinan harus mengkategorikan sejauh mana bawahan dikatakan telah bekerja dengan baik. Caranya dengan membuat list mengenai kategori dari pekerjaan yang dikategorikan baik itu seperti apa. Lalu list itu diperbanyak dan dibagikan kepada masing-masing bawahannya. Jika bawahan telah bekerja dengan baik sesuai dengan kategori dari pimpinan, maka pimpinan harus memberikan pujian kepada bawahan tersebut, baik itu dengan berbicara langsung (face to face) ataupun berbicara di depan banyak orang (misalnya pada saat rapat). - Pimpinan perlu mengemukakan mengenai formula perhitungan jumlah imbalan kepada bawahannya, caranya dengan memperbanyak dan membagikan mengenai perhitungan formula tersebut kepada bawahannya. Lalu pimpinan perlu mendorong (memaksa) bawahan untuk menggunakan formula perhitungan imbalan tersebut, terhadap jumlah imbalan yang akan diterima oleh masing-masing bawahan. Caranya dengan meminta bawahan untuk menyerahkan perhitungan jumlah imbalan mereka pada setiap akhir bulan, dan memberikan sanksi bagi bawahan yang tidak menyerahkan hasil perhitungan jumlah imbalannya (sanksi dapat berupa teguran sampai kepada pemotongan imbalan). - Pimpinan harus mencari tahu apa yang dibutuhkan oleh bawahan, apakah itu kebutuhan secara fisik maupun mental. Caranya dengan berbicara secara langsung (face to face) kepada bawahannya. Dan pimpinan harus berusaha untuk memenuhi kebutuhan dari bawahan tersebut jika hal tersebut memungkinkan. Misalnya : bawahan merasa bahwa ia membutuhkan uang untuk biaya pengobatan keluarganya (secara fisik), jika memungkinkan pimpinan membicarakan mengenai hal ini dengan divisi terkait yang ada di perusahaan.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6-8 - Pimpinan masih perlu meyakinkan, memperjuangkan, dan membuktikan kepada bawahan agar imbalan itu dapat diterima tepat waktu. Dengan cara, pimpinan mencari tahu kapan waktunya bawahan menerima imbalan. Lalu pimpinan mengkomunikasikan mengenai waktu pembayaran imbalan tersebut kepada bawahan. Jika terdapat keluhan dari bawahan mengenai keterlambatan pembayaran imbalan, pimpinan harus mengadukan mengenai keterlambatan tersebut ke divisi yang terkait. - Pimpinan perlu mengkategorikan pekerjaan bagaimana yang dikatakan baik. Caranya dengan membuat list mengenai kategori dari pekerjaan yang dikategorikan baik itu seperti apa. Lalu list itu diperbanyak dan dibagikan kepada masing-masing bawahannya. Lalu pimpinan tidak melakukan double standard terhadap hasil pekerjaan yang dikatakan baik tersebut, dan pimpinan harus bertindak tegas kepada bawahan terhadap hasil pekerjaan yang dikatakan baik tersebut. - Pimpinan perlu memberikan penjelasan kepada bawahan mengenai hal-hal yang perlu dilakukan untuk melakukan pekerjaan. Dimana penjelasan tersebut diberikan, tidak perlu banyak berbasa-basi, tetapi agar memberikan penjelasan mengenai pekerjaan tegas, lugas dan tidak berteletele (to the point). Caranya dengan membuat list mengenai pekerjaan yang harus dilakukan, lalu memperbanyak dan membagikannya kepada bawahan. Setelah itu pimpinan perlu menjelaskannya secara langsung kepada seluruh bawahannya. - Pimpinan masih berada dalam lingkungan budaya timur yang penuh dengan emosi kemanusiaan dan rasa sungkan untuk menegur atau mengalihkan tugas kepada bawahan lain. Sehingga pimpinan harus membuat standar kerja yang jelas untuk bawahan. Dan jika ada bawahan yang tidak memenuhi standar kerja itu, ada baiknya jika pimpinan mengenyampingkan budaya timurnya, dan mengalihkan tugas bawahan yang tidak memenuhi standar kerja tersebut kepada bawahan yang lainnya.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6-9 6.1.2 Manajemen Tingkat Atas (Eselon I) 1. Kecenderungan kepemimpinan yang diharapkan adalah kepemimpinan transformasional walaupun demikian diharapkan juga sedikit peningkatan terhadap kepemimpinan transaksional. 2. Gaya kepemimpinan yang diharapkan adalah sebagai berikut : Tabel 6.4 yang Diharapkan Manajemen Tingkat Atas Contingent Reward (CR) 1 Berbicara banyak mengenai penghargaan dan promosi, untuk hasil pekerjaan yang baik. 2 3 Memberitahu bawahan mengenai hal-hal yang harus dilakukan jika bawahan ingin memperoleh imbalan. Meyakinkan bawahan bahwa imbalan atas setiap hasil pekerjaan yang mereka lakukan akan diperoleh tepat waktu. Management by Exception (ME) 4 Tidak mencoba melakukan perubahan, selama segalanya berjalan dengan baik. Merasa puas dengan hasil kerja bawahan, selama bawahan melakukan pekerjaan dengan 5 cara lama. Mengalihkan tugas bawahan kepada bawahan lain bila hasil pekerjaan bawahan tidak 6 mencapai standar kerja. Initiation of Structure (IS) 7 Mengkomunikasikan jadwal pekerjaan bagi bawahannya. 8 Memutuskan tugas apa yang harus bawahan lakukan. Memastikan bawahan mengerti keterikatan antara tugas yang satu dengan tugas yang 9 lainnya. Group Consideration (GC) Memberikan perhatian yang tulus terhadap kesulitan yang dialami para anggota 10 Berperilaku dengan cara yang dapat menumbuhkan rasa hormat dari para anggota 11 12 Menunjukkan rasa keakraban dan kebersamaan. Visionary Competence (VC) 13 Membangun pemahaman dan dukungan bagi visi perusahaan. Mendorong bawahan untuk berpikir kreatif (mencetuskan ide-ide baru untuk 14 menyelesaikan pekerjaan). Downward Accountability (DA) 15 Memperhatikan kesejahteraan bawahan. 16 Membangkitkan hasrat bawahan untuk berhasil.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6-10 3. Kepemimpinan yang ada sekarang ini adalah sebagai berikut : Tabel 6.5 yang Ada Pada Manajemen Tingkat Atas Contingent Reward (CR) 1 Memberikan pujian bila bawahan bekerja dengan baik. Memberitahu bawahan mengenai hal-hal yang harus dilakukan jika bawahan ingin 2 memperoleh imbalan. Mendorong bawahan untuk menghitung jumlah imbalan yang akan diperoleh atas 3 pekerjaannya. 4 Berusaha mencari tahu apa yang dibutuhkan oleh bawahannya. 5 Mengumumkan karyawan terbaik. Meyakinkan bawahan bahwa imbalan atas setiap hasil pekerjaan yang mereka lakukan 6 akan diperoleh tepat waktu. Melakukan negosiasi dengan bawahan untuk menentukan apa yang akan diperoleh, pada 7 awal masuk bekerja. Mengingatkan konsekuensi yang akan bawahan peroleh jika bawahan tidak memenuhi 8 ketentuan kerja. Management by Exception (ME) 9 Tidak mencoba melakukan perubahan, selama segalanya berjalan dengan baik. 10 Menerima bawahan dengan baik selama bawahan melakukan pekerjaan dengan baik. 11 Menentukan standar hasil kerja bagi bawahan yang dapat untuk dicapai. 12 Memberitahu kepada bawahan mengenai apa saja yang harus diketahui untuk melakukan pekerjaan. 13 Melakukan koreksi jika terjadi penyimpangan hasil kerja. 14 Tidak menganjurkan bawahan untuk melakukan inisiatif. 15 Mengalihkan tugas bawahan kepada bawahan lain bila hasil pekerjaan bawahan tidak mencapai standar kerja. Initiation of Structure (IS) 16 Mengkomunikasikan jadwal pekerjaan bagi bawahannya. 17 Menguraikan tugas yang diserahkan kepada bawahan. 18 Memutuskan tugas apa yang harus bawahan lakukan. 19 Memastikan bawahan mengerti keterikatan antara tugas yang satu dengan tugas yang lainnya. 20 Memberitahukan kesalahan bawahan dan memberikan masukan bagaimana cara memperbaikinya. 21 Memberikan informasi yang jelas mengenai perkembangan perusahaan yang dapat berdampak para bawahannya. 22 Mengambil alih pekerjaan jika bawahan dianggap tidak mampu menyelesaikan pekerjaan itu dengan baik. Group Consideration (GC) 23 Memberikan perhatian yang tulus terhadap kesulitan yang dialami para anggota 24 Bertindak secara efektif memenuhi kebutuhan (sumber daya) untuk pekerjaan para anggota kelompoknya. 25 Terbuka terhadap gagasan yang diajukan oleh para anggota kelompok dan mempertimbangkannya dalam keputusan.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6-11 Tabel 6.5 yang Ada Pada Manajemen Tingkat Atas (Lanjutan) Group Consideration (GC) 26 Menyediakan waktu bagi para anggota kelompok untuk berbincang dan berdiskusi. 27 Menghargai peran yang dilakukan oleh para anggota 28 Berperilaku dengan cara yang dapat menumbuhkan rasa hormat dari para anggota 29 Menunjukkan rasa keakraban dan kebersamaan. Visionary Competence (VC) 30 Mengajak bawahan untuk memandang ke masa depan. 31 Membangun pemahaman dan dukungan bagi visi perusahaan. 32 Mengajak seluruh bawahan belajar meningkatkan kemampuan secara terpadu untuk menghadapi tantangan masa depan. 33 Menyesuaikan arah tindakan perusahaan dengan perkembangan lingkungan eksternal. 34 Mendorong bawahan untuk berpikir kreatif (mencetuskan ide-ide baru untuk menyelesaikan pekerjaan). Downward Accountability (DA) 35 Memperhatikan keluhan dan memberikan bantuan kepada bawahan jika mereka memerlukannya. 36 Memperhatikan kesejahteraan bawahan. 37 Merasa bertanggungjawab atas kesalahan yang dilakukan oleh bawahan. 38 Membangkitkan hasrat bawahan untuk berhasil. 39 Mengutamakan kepentingan kelompok di atas kepentingan pribadi. 4. Gap (kesenjangan) yang terjadi antara kepemimpinan yang ada sekarang dengan yang diharapkan. Tabel 6.6 Gaya Kepemimpinan yang Perlu Ditingkatkan Oleh Manajemen Tingkat Atas 1 Contingent Reward (CR) Berbicara banyak mengenai penghargaan dan promosi, untuk hasil pekerjaan yang baik. Management by Exception (ME) Merasa puas dengan hasil kerja bawahan, selama bawahan melakukan pekerjaan dengan 2 cara lama. Mengalihkan tugas bawahan kepada bawahan lain bila hasil pekerjaan bawahan tidak 3 mencapai standar kerja. Initiation of Structure (IS) 4 Mengkomunikasikan jadwal pekerjaan bagi bawahannya. Downward Accountability (DA) 5 Memperhatikan kesejahteraan bawahan.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6-12 5. Upaya untuk mengurangi gap antara kepemimpinan yang ada sekarang dengan yang diharapkan. Kepemimpinan transformasional Pengurangan gap diwujudkan melalui : menyadarkan bawahan untuk berubah untuk dapat menghadapi tantangan perubahan lingkungan; memusatkan perhatian bawahan kepada visi baru yang bersifat menarik dan positif; melembagakan perubahan tersebut sehingga dapat bertahan terus. Dimana untuk mengurangi gap pada gaya kepemimpinan jenis ini adalah sebagai berikut : - Pimpinan perlu lebih meningkatkan rencana pekerjaan dan jadwal kerja bagi bawahannya (dengan cara merespon segala perubahan yang terjadi dengan mempertimbangkan kemampuan dari para bawahannya), sebelum membagi tugas-tugas kepada karyawan. Mengkomunikasikan dengan baik agar jadwal yang direncanakan dapat dipenuhi, termasuk kemungkinankemungkinan adanya perubahan, sehingga karyawan lebih siap menghadapinya bila kemungkinan perubahan jadwal terjadi. - Pimpinan perlu lebih memperhatikan kesejahteraan karyawan dengan cara menyediakan waktu untuk mendengarkan keluh-kesah bawahan baik dalam menjalankan tugas maupun dalam kehidupan keluarganya. Dan pimpinan berusaha untuk membantu atau memberikan solusi yang bisa diterapkan oleh bawahan untuk memperbaiki kesejahteraan hidupnya. Kepemimpinan transaksional Pengurangan gap diwujudkan melalui : berusaha mengetahui apa yang diinginkan oleh karyawan dari pekerjaannya; memberikan penghargaan atas usaha yang dilakukan karyawan; responsif terhadap kepentingan pribadi bawahan selama kepentingan itu sesuai dengan nilai pekerjaan yang telah dikerjakan bawahan. Dimana untuk mengurangi kesenjangan pada gaya kepemimpinan jenis ini adalah sebagai berikut : - Pimpinan perlu menjelaskan banyak mengenai sistem penghargaan dan promosi yang berlaku, dalam hubungan dengan prestasi kerja. Caranya dengan mengemukakan mengenai sistem penghargaan yang berlaku di

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6-13 dalam sebuah rapat atau pertemuan, sehingga sistem ini menjadi transparan dan jelas bagi bawahan. Karena sistem penghargaan yang tidak transaparan akan menimbulkan rasa diperlakukan kurang adil (rasa curiga, rasa iri) di antara para bawahan, karena bawahan tidak mengetahui apa yang menyebabkan rekannya diberi penghargaan. Bilamana penghargaan diberikan atas dasar kriteria atau aturan yang jelas, maka pemberian penghargaan dapat lebih memacu bawahan untuk berprestasi. - Pimpinan perlu menuangkan semua cara kerja ke dalam cara kerja yang lama maksudnya cara kerja dimana prosedur-prosedur atau langkah standar operasi telah dibakukan. Dengan demikian pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan dengan mengikuti cara kerja yang baku tersebut dapat memuaskan pimpinannya, sebaliknya pimpinan akan merasa puas dengan bawahannya jika bawahan mengerjakan pekerjaannya dengan cara baku (lama). - Pimpinan lebih tegas dalam menegur atau mengalihkan pekerjaan dari karyawan yang tidak mencapai standar kepada karyawan yang lebih mampu. Pemimpin harus dapat melepaskan rasa sungkan yang ada lingkungan budaya timur yang penuh dengan emosi kemanusiaan. Tentu peneguran atau pengalihan tugas kepada karyawan lain dilakukan dengan cara-cara yang manusiawi, agar tidak menimbulkan ekses. Untuk mana perlu adanya standar kerja yang jelas, sehingga pemimpin mengalihkan pekerjaan dengan dasar yang jelas. 6.2 Saran Untuk penelitian lebih lanjut, sebaiknya penelitian dikembangkan pada : 1. Kepemimpinan yang sesuai dengan visi dan misi perusahaan, yang dihubungkan dengan kepuasan kerja karyawan. Dimana hasil akhirnya dapat dikaitkan dengan data karakteristik karyawan. 2. Kepemimpinan yang berdasarkan pada hubungan antara persepsi karyawan terhadap atasannya dengan perilaku atasan terhadap bawahannya.