BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian komparatif. Menurut Sudjud

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Penelitian ini menggunakan tiga variabel yang terdiri dari satu variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel kriterium: Penyesuaian diri terhadap lawan jenis. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 2. Perilaku prososial. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. dua nilai atau lebih. Motivasi, IQ, dan semua atribut dari manusia bisa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan

HUBUNGAN ANTARA RASA BERSYUKUR DAN SUBJECTIVE WELL BEING PADA PENDUDUK MISKIN DI DAERAH JAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh signifikansi antar variabel yang diteliti (Azwar, 1998).

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 2.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yaitu data yang diperoleh langsung dari responden. Responden dari. data ini dianalisa. Data tersebut antara lain :

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. pegawai BPBD Semarang yang berjumlah 56 orang. Untuk mendapatkan

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DAN SUBJECTIVE WELL- BEING PADA GURU SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel tergantung : Perilaku Seksual Pranikah. 2. Variabel bebas : a.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. penelitian antara dua kelompok penelitian.adapun yang dibandingkan adalah

BAB III METODE PENELITIAN. inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan. kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. analisis (Hadi, 2000). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Seluruh Karyawan pada PT. Aditama Graha Lestari. hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. jawaban responden yang pada dasarnya merupakan data kualitatif, maka untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. b. Kepribadian Narsisme. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini menjelaskan tahapan yang dilakukan dalam penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. korelasioanal berganda ( Multiple Corelation) yang menunjukkan arah dan

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antar variable yang digunakan dalam penelitian ini. Variable-variable

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. pengukuran kualitas website Untag. Secara singkat dapat dilihat pada Gambar 3.1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Penelitian ini terdiri atas tiga variabel, yaitu dua variabel bebas dan satu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini dijelaskan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dependen adalah minat beli konsumen.

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. metode korelasional, yaitu dengan melihat hubungan antara dua variabel,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari : 1. Variabel dependen, yaitu loyalitas konsumen

BAB III METODE PENELITIAN. obyek penelitian adalah para pengguna software akuntansi pada perusahaanperusahaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. 1) Variabel Terikat (Dependent): Konflik Kerja (Y)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Kecamatan Bangkinang Seberang Jalan Lintas Bangkinang-Petapahan Sei Jernih.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional

BAB III. METODE PENELITIAN. meneliti hubungan dua variabel atau lebih. Penelitian ini menguji pengaruh sikap,

BAB III METODE PENELITIAN. pembahasan penulisan ini, maka penulis mengambil lokasi penetian PT. BPR

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan hubungan kausal yakni hubungan yang bersifat sebab akibat. Dalam

BAB 3. Metode Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif atau

36 Kompensasi. Variabel kompensasi ini terdiri dari Gaji, Reward dan Insentif. 1. Gaji Menurut Hasibuan (2007) gaji adalah balas jasa yang dibayar sec

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pendekatan dan jenis penelitian. penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel penelitian ini terdiri dari tiga variabel yang diamati, yaitu: b. Kecerdasan Adversitas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian kuantitatif yaitu metode

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Untuk menguji apakah alat ukur (instrument) yang digunakan memenuhi

BAB III METODE PENELITIAN. Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. menemukan ukuran variabel-variabel OCB dan bertujuan untuk menguji

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN Dalam melakukan suatu penelitian, khususnya penelitian kuantitatif, perlu secara jelas diketahui variabel-variabel apa saja yang akan diukur dan instrumen seperti apa yang akan digunakan. Oleh karena itu, dalam bab ini, peneliti akan menguraikan skala yang digunakan dalam mengukur subjective well-being, school connectedness dan dukungan teman sebaya. Bersamaan dengan itu, akan diuraikan pula populasi dan sampel, serta teknik analisa data yang akan digunakan. 1.1. VARIABEL PENELITIAN 1.1.1. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini, yaitu : 1) Variabel tergantung : Subjective well-being siswa ) Variabel bebas : School connectedness dan, Dukungan sosial teman sebaya 1.1.. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1) Subjective Well-Being adalah evaluasi subjektif individu akan pengalaman emosi yang menyenangkan (perasaan positif), level rendah dari suasanan hati yang negatif (perasaan negatif), dan tingginya kepuasan hidup. Meliputi komponen kognitif, berkaitan dengan aspek kepuasan hidup individu dan komponen emosi yang terdiri dari perasaan positif dan perasaan negatif (Diener, 008). a. Kepuasan hidup, digambarkan sebagai penilaian kognitif individu mengenai hidupnya dalam domain keluarga, teman, sekolah, lingkungan tempat tinggal, dan pada diri sendiri.

b. Komponen emosi meliputi perasaan positif (tertarik, waspada, penuh perhatian, bergairah, antusias, terinspirasi, bangga, teguh pendirian, kuat, dan aktif), perasaan negatif (tertekan, bingung, perasaan bersalah, malu, bermusuhan, lekas marah, gugup, gelisah, takut, dan khawatir) (Watson, Clark dan Tellegen dalam Ayyash-Abdo & Alammudin, 007). Untuk mengetahui subjective well-being remaja, digunakan dua alat ukur. Pertama untuk mengukur kepuasan hidup dan yang kedua untuk mengukur affective well-being. Kepuasan hidup dinilai dengan menggunakan skala kepuasan hidup yang diadaptasi dari Huebner (001) yang telah mengalami modifikasi oleh peneliti sesuai dengan tujuan penelitian, yang disusun berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Diener (008). Kepuasan hidup dikalkulasikan dengan menghitung penilaian siswa atas 35 pernyataan yang ada. 10 pernyataan yang ada dijumlahkan secara berkebalikan (reverse scored) dari 5 pernyataan yang lain. Jumlah respon aitem yang dihasilkan, menunjukkan total skor secara keseluruhan. Affective well-being diukur dengan menggunakan 0 kata sifat mengenai suasana hati (mood) dari positive and negative affect schedule (PANAS; Watson Clark & Tellegen dalam Ayyash-Abdo & Alammudin, 007). Pernyataan PANAS menggambarkan emosi dan perasaan yang berbeda-beda dan bisa dikelompokkan menjadi skala positive affect dan skala negative affect. Kalkulasi secara keseluruhan skor PANAS dilakukan melalui penjumlahan total nilai dari 10 kata sifat yang menggambarkan emosi positif (PA): penuh perhatian,

tertarik, waspada, bergairah, antusias, terinspirasi, bangga, teguh pendirian, kuat, dan aktif, dan 10 kata sifat yang menggambarkan emosi negatif (NA): tertekan, bingung, memiliki perasaan bermusuhan, lekas marah, takut, khawatir, malu, bersalah, gugup, dan gelisah. ) School Connectedness School connectedness merupakan persepsi siswa mengenai penerimaan dirinya di sekolah oleh guru di sekolah dan pengidentifikasian serta keterlibatan aktif dirinya sebagai bagian dari sekolah. Aspek-aspek dari school connectedness, antara lain: a. Social support, khususnya dukungan guru, didasarkan pada sejauh mana siswa merasa dekat dan bernilai oleh guru di sekolah. Biasanya diukur melalui laporan siswa mengenai apakah gurunya menyukai dirinya atau tidak, kepedulian mereka terhadap guru, kenyamanan ketika berbicara dengan guru, seberapa sering guru memuji mereka (Resnick dkk., 1997) b. Belonging, didefinisikan sebagai rasa yang dimiliki oleh siswa mengenai dirinya sebagai bagian dari sekolah. Mengukur belongingness ini sering meliputi tingkat di mana siswa merasa dihormati di sekolahnya, menjadi bagian dari sekolahnya, merasa orang-orang yang ada di sekolah peduli dengannya, dan memiliki teman di sekolah (Voelkl, 1996). c. Engagement, merefleksikan resiprokasi siswa atas rasa memiliki (belonging) dan dukungan yang didapat melalui kepedulian yang aktif dan keterlibatan di dalam bagiannya (Karcher 003).

Skala school connectedness diadaptasi dan dimodifikasi dari Resnick, dkk. (Resnick, dkk. dalam Libbey, 004) dan Simmons- Morton dan Crump (003). 3) Dukungan Sosial Teman Sebaya Dukungan sosial teman sebaya merupakan persepsi remaja terhadap tingkat dukungan yang diberikan oleh temannya, meliputi dimensi dukungan emosional, instrumental, penilaian, dan informasi. a. Dukungan emosional, keberadaan seseorang atau lebih yang bisa mendengarkan secara simpati ketika seorang individu mengalami masalah dan bisa menyediakan indikasi kepedulian dan penerimaan. b. Dukungan penilaian, meliputi ketersediaan informasi yang berguna dalam rangka evaluasi diri dengan kata lain, memberikan umpan balik dan penguatan atau penegasan. c. Dukungan informasi, meliputi ketersediaan pengetahuan yang berguna dalam menyelesaikan masalah, seperti menyediakan informasi mengenai sumber-sumber dan layanan komunitas atau menyediakan nasehat dan tuntunan mengenai suatu aksi atau hal-hal tertentu untuk menyelesaikan masalah. d. Dukungan instrumental, melibatkan bantuan nyata atau praktis yang secara langsung dapat membantu seseorang yang membutuhkan. Untuk menilai persepsi dukungan emosi, penilaian, informasi dan instrumental yang diterima dari teman sebaya, skala diadaptasi dari Malecki & Demaray (00), yang telah mengalami modifikasi oleh penulis sesuai dengan tujuan penelitian, yang disusun berdasarkan

empat aspek tersebut. Semakin tinggi skor menunjukkan semakin tinggi dukungan sosial yang diterima. 1.. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas X, XI dan XII SMU Negeri 1 Ambon yang berjumlah 738 siswa. Sampel penelitian diambil dari populasi dengan teknik random sampling, dan yang dirandom adalah kelas/kelompoknya. Langkah-langkah dalam menentukan sampel: 1. Menghitung jumlah kelas dan jumlah siswa dari tiap tingkatan. Menyusun sampling frame berdasarkan kelas, dalam hal ini ada 1 kelas 3. Menentukan jumlah kelas (5 kelas) yang akan dirandom. 4. Kelas yang terpilih dari hasil random yakni, kelas X-1, X-5, XI IPA-3, XI IPS-, dan XII IPA-3 yang berjumlah 176 siswa, dengan perincian sebagai berikut: Kelas X-1 : 34 siswa Kelas X-5 : 34 siswa Kelas XI-IPA3 : 38 siswa Kelas XI-IPS : 34 siswa Kelas XII-IPA3 : 36 siswa 1.3. INSTRUMEN PENELITIAN Data tentang variabel-variabel dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan instrumen berupa skala yang harus diisi oleh siswa. Ada empat jenis skala yang digunakan, yaitu: 1). Untuk menguji komponen evaluasi terhadap kepuasan hidup, digunakan skala kepuasan hidup siswa yang diadaptasi dari Huebner (001), sedangkan untuk komponen menguji

komponen evaluasi terhadap afek, digunakan Positive and Negative Affect Schedule (Clark & Tellegan dalam Ayyash- Abdo & Alammudin, 007) yang telah dimodifikasi oleh peneliti sesuai dengan tujuan penelitian. Tabel distribusi aitem bisa dilihat pada halaman berikutnya. Tabel 3.1 Distribusi aitem SWB sebelum uji coba Komponen Indikator No. Pernyataan Jumlah F UF

1. Evaluasi 1. Kepuasan 6,7,15,16,18 7 terhadap pada,4,6 kepuasan keluarga hidup. Kepuasan 10,5,34 3,19,0 6 pada teman 3. Kepuasan pada 5,17,1,,8,11 7 sekolah 4. Kepuasan pada 13,7,3,33 3,8,30, 8 lingkungan 35 tempat tinggal 5. Kepuasan 1,4,9,1, 7 pada diri 14,9,31 sendiri. Evaluasi 1. Perasaan 1, 1, 17, 3, 10 terhadap positif 9, 14, 10, afek (Positive 16, 5, 19 affect). Perasaan negatif (Negative affect), 4, 6, 13, 18, 11, 15, 18, 7, 0 10 Jumlah 35 0 55 Data skala komponen kognitif (evaluasi terhadap kepuasan hidup siswa) menggunakan empat tingkat penilaian (skala Likert) yaitu nilai 1 sampai 4, yang pernyataannya disusun dalam bentuk favourable dan unfaourable. Respon-respon subyek untuk pernyataan favourable diberikan bobot masing-masing nilai 4 untuk

jawaban sangat sesuai, nilai 3 untuk jawaban sesuai, nilai untuk jawaban tidak sesuai, nilai 1 untuk jawaban sangat tidak sesuai. Sebaliknya pernyataan unfavourable diberi bobot 1 untuk jawaban sangat sesuai, nilai untuk jawaban sesuai, nilai 3 untuk jawaban tidak sesuai, nilai 4 untuk jawaban sangat tidak sesuai. Jumlah total skor yang dihasilkan menunjukkan kepuasan hidup secara keseluruhan. Skala untuk komponen emosi terdiri dari 0 kata yang melambangkan perasaan, yang juga menggunakan empat tingkat penilaian yaitu nilai 1 sampai 4, yang perasaannya terdiri dari perasaan-perasaan positif dan perasaan-perasaan negatif. Responrespon subyek untuk setiap kata yang mewakili perasaan positif diberikan bobot masing-masing nilai 4 untuk jawaban sangat sering, nilai 3 untuk jawaban sering, nilai untuk jawaban tidak sering, dan nilai 1 untuk jawaban sangat tidak sering atau sangat jarang. Sebaliknya untuk perasaan negatif diberikan nilai 1 untuk jawaban sangat sering, nilai untuk jawaban sering, nilai 3 untuk jawaban tidak sering, dan nilai 4 untuk jawaban sangat tidak sering atau jarang sekali. Total skor afektif diperoleh dengan menjumlahkan skor PA (Positive Affect) dan skor NA (Negative Affect). ). Skala School connectedness diadaptasi dari Resnick, dkk. (Resnick dkk. dalam Libbey, 004) dan Simmons-Morton dan Crump (003), kemudian dimodifikasi oleh peneliti sesuai tujuan penelitian. Tabel 3.. Distribusi aitem school connectedness scale sebelum uji coba. No. Jumlah Aspek Indikator Pernyataan F

1. Social support 1. Relasi dengan guru. Sikap guru terhadap siswa 4, 10 6, 1. Belonging 1. Perasaan positif siswa terhadap sekolah. Rasa menjadi bagian dari sekolah 3, 14, 5, 15 1,., 13 4 3 3. Engagement 1. Sikap positif di sekolah. Komitmen terhadap 7, 8 9, 11 sekolah Jumlah 15 15 Skala school connectedness menggunakan empat tingkat penilaian (skala Likert) yaitu nilai 1 sampai 4, yang pernyataannya disusun dalam bentuk pernyataan favourable. Respon-respon subyek untuk setiap pernyataan diberikan bobot masing-masing nilai 4 untuk jawaban sangat sesuai, nilai 3 untuk jawaban sesuai, nilai untuk jawaban tidak sesuai, dan nilai 1 untuk jawaban sangat tidak sesuai. Total skor didapatkan dengan menjumlahkan nilai-nilai dari semua pernyataan. Makin tinggi total skor yang diperoleh menunjukkan tingginya level school connectedness ataupun sebaliknya. 3). Skala dukungan sosial teman sebaya diadaptasi dan dimodifikasi oleh peneliti dari Malecki & Demaray (00). Tabel 3.3. Distribusi aitem skala dukungan sosial teman sebaya sebelum uji coba. No. Aspek Indikator Pernyataan Jumlah

F 1. Dukungan 1. Penerimaan 1, 6, 7 3 emosi. Perhatian/kepedulian 1, 0, 11 3. Dukungan 1. Pemberian umpan 8, penilaian balik. Pemberian penguatan 9, 10 3. Dukungan 1. Memberikan 5, 19 informasi penjelasan mengenai suatu hal tertentu. Memberikan 18,16 nasehat/tuntunan 4. Dukungan instrumental 1. Menghabiskan waktu bersama. Memberikan bantuan 13, 3, 15 4, 17, 14 3 3 Jumlah 0 0 Skala dukungan sosial teman sebaya menggunakan empat tingkat penilaian (skala Likert) yaitu nilai 1 sampai 4, yang pernyataannya disusun dalam bentuk favourable. Respon-respon subyek untuk pernyataan diberikan bobot masing-masing 4 untuk jawaban sangat sesuai, nilai 3 untuk jawaban sesuai, nilai untuk jawaban tidak sesuai, dan nilai 1 untuk jawaban sangat tidak sesuai. Skor total didapatkan dengan menjumlahkan nilai-nilai dari semua pernyataan. Semakin tinggi skor total yang diperoleh, menunjukkan tingkat dukungan yang makin tinggi, dan makin rendah skor total yang diperoleh menunjukkan tingkat dukungan yang rendah. 3.4. TEKNIK ANALISIS DATA 3.4.1. Analisis uji instrumen

Untuk mengetahui validitas dan relialitas instrumen penelitian, dilakukan uji coba. Dalam penelitian ini akan digunakan validitas isi, seleksi aitem dan reliabilitas. Validitas isi dilakukan melalui pendapat dosen pembimbing dalam proses telaah soal dengan menggunakan spesifikasi alat ukur yang telah ada, kemudian skala juga disebarkan pada 10 siswa dari SMU Negeri 3 Salatiga untuk melihat kejelasan struktur bahasa yang digunakan dalam skala tersebut. Pengujian seleksi aitem dilakukan melalui diskriminasi daya beda aitem (corrected item-total correlation) dan berdasarkan hasil korelasi itu ditentukan butir-butir yang valid dan gugur. Dalam uji coba, penulis menggunakan angka korelasi 0.30 sebagai batas validitas butir (Azwar, 008). Dengan demikian apabila korelasi antar skor aitem pernyataan dengan skor total aitem berada di bawah 0.30 maka aitem dinyatakan gugur. Sesudah proses validitas, dilakukan analisa reliabilitas terhadap butirbutir yang valid dengan teknik alpha Cronbach. Selanjutnya perhitungan daya beda aitem dan reliabilitas akan menggunakan program SPSS versi 18 (PASW Statistic 18). Kategori tingkatan reliabilitas dengan koefisien alpha yang dikutip dari Sugiyono (005) dan akan menjadi pedoman penelitian ini sebagai berikut : Tabel 3.4 Pedoman penilaian reliabilitas skala Alpha Kriteria 0,00 0, 199 Sangat rendah 0,0 0,399 Rendah 0,40 0,599 Sedang 0,60 0,799 Kuat

0,80 1,000 Sangat kuat Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan skala psikologi diperoleh hasil penelitian seperti tertera pada halaman berikut: a. Skala SWB (Kepuasan hidup dan PANAS) Tabel 3.5 Hasil uji coba skala SWB Komponen Indikator No. Pernyataan Jumlah F UF

1. Evaluasi terhadap 1 Kepuasan pada keluarga 6,7,15,16,18, 4,6 7 kepuasan hidup Kepuasan pada teman 10,5*,34* 3,19*,0* 6 3 Kepuasan pada sekolah 5*,17*,1,,8*,11 7 4 Kepuasan pada lingkungan 13,7,3, 33 3*,8,30*, 35 8 tempat tinggal 5 Kepuasan pada diri sendiri 1*,4*,9*,1, 14*,9*,31* 7. Evaluasi terhdadap afek 1. Perasaan positif. Perasaan negatif 1, 1, 17, 3, 9, 14*, 10, 16, 5*, 19, 4, 6, 13, 8, 11, 15, 18, 7, 0 10 10 Jumlah 35 0 55 *aitem gugur Hasil uji validitas pada skala kepuasan hidup menunjukkan bahwa ada beberapa aitem yang gugur yakni aitem nomor 1, 4, 5, 8, 9, 14, 17, 19, 0, 3, 5, 9, 30, 31, 34. Dari proses pembuangan ini, tersisa 0 aitem yang valid. Adapun nilai r (corrected item-total correlation) bergerak dari 0.300 0.600 dengan koefisien alpha cronbach 0.848 yang termasuk dalam kategori SANGAT KUAT. Hasil uji validitas positive and negative affect scale menunjukkan bahwa ada aitem yang gugur yakni aitem nomor 5 dan

14, sehingga tersisa 18 aitem yang valid. Adapun nilai r (corrected item total-correlation) bergerak dari 0.310 0.707 dengan koefisien alpha cronbach 0.865 yang termasuk dalam kategori SANGAT KUAT. b. Skala school connectedness Tabel 3.6 Hasil uji coba skala school connectedness Aspek Indikator No. Pernyataan F 1. Social 1 Relasi dengan guru 4, 10 support Sikap guru terhadap siswa 6, 1 Jumlah Belonging 1. Perasaan positif siswa terhadap sekolah. Rasa menjadi bagian dari sekolah 3, 14, 5, 15 1,, 13* 4 3 3. Engagement 1. Sikap positif di sekolah. Komitmen terhadap 7, 8 9, 11 sekolah Jumlah 15 15 *aitem gugur Hasil uji validitas pada skala school connectedness menunjukkan bahwa terdapat 1 aitem yang gugur yakni aitem nomor 13, sehingga tersisa 14 aitem yang valid. Nilai r (corrected item-total correlation) bergerak dari 0.350 0.615 dengan koefisien alpha cronbach 0.80 termasuk dalam kategori SANGAT KUAT. c. Skala dukungan sosial teman sebaya

Tabel 3.7 Hasil uji coba skala dukungan sosial teman sebaya Aspek Indikator No. Jumlah Pernyataan F 1. Dukungan 1 Penerimaan 1, 6, 7 3 emosi Perhatian/ kepedulian 1, 0, 11 3. Dukungan penilaian 1. Pemberian umpan balik. Pemberian penguatan 8, 9, 10 3. Dukungan informasi 1 Memberikan penjelasan mengenai suatu hal tertentu 5, 19 Memberikan 18*,16 nasehat/tuntunan 3 Dukungan instrumental 1 Menghabiskan waktu bersama 13, 3, 15 3 Memberikan bantuan 4, 17, 14* 3 Jumlah 0 0 *aitem gugur Hasil uji validitas pada skala dukungan sosial teman sebaya menunjukkan bahwa terdapat aitem yang gugur yaitu aitem nomor 14 dan 18. Nilai r (corrected item-total correlation) bergerak dari 0.300 0.586 dengan koefisien alpha cronbach 0.851 termasuk dalam kategori SANGAT KUAT. Penelitian ini menggunakan data uji coba terpakai yang artinya hasil uji coba (try out) tersebut juga sekaligus digunakan sebagai data

penelitian di mana aitem skala yang dinyatakan gugur tidak digunakan dalam penelitian. 3.4.. Uji Asumsi Klasik 1). Uji normalitas Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dalam penelitian ini pengujian normalitas dilakukan dengan melihat gambar grafik normal P-P Plot. Normalitas di deteksi dengan melihat titiktitik yang mengikuti garis linear yang bergerak dari kiri bawah ke kanan atas. Bila titik-titik tersebut mengikuti garis diagonal atau berada searah sekitar garis diagonal, berarti data terdistribusi secara normal dan analisis dapat dilanjutkan. Normalitas juga dilihat melalui uji model regresi dan Kolmogrov-Smirnov untuk melihat apakah residual terdistribusi normal atau tidak. Residual berdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih dari 0.05. (Santoso, 010). ). Uji linearitas Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui linearitas hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dan untuk mengetahui signifikansi penyimpangan dari linearitas hubungan tersebut. Jika penyimpangan tersebut tidak signifikan ( > 0.05), dan signifikansi linearitas signifikan ( < 0.05), maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat adalah linear (Hadi, 000).

3). Uji multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent variable). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas, karena jika hal tersebut terjadi maka variabel-variabel tersebut tidak ortogonal atau terjadi kemiripan. Untuk mendeteksi apakah terjadi problem multikolinearitas dapat diketahui dengan Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas menurut Santoso (010) adalah sebagai berikut: a.) Mempunyai nilai VIF disekitar angka 1 b.) Mempunyai angka tolerance mendekati 1 4). Uji heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui goodness of fit (kesesuaian model). Uji ini dilakukan untuk melihat hasil grafik scatterplot, hasil perhitungan menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y serta tidak membentuk pola yang jelas atau tertentu, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Santoso, 000). 3.4.3. Uji Hipotesa Teknik analisa data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Analisis ini bermaksud untuk meramalkan bagaimana keadaan variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (Sugiyono, 005). Analisis regresi berganda dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua.