2. Persentase Bahan yang Tidak Terparut

dokumen-dokumen yang mirip
Mulai. Merancang bentuk alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan. Merangkai alat. Pengelasan. Pengecatan

Lampiran 1. Data pencetakan kompos dengan variasi bentuk cetakan. Tabel 2. Data penelitian. Waktu pencetakan (detik) I Bintang

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan

Ulangan I II III. Daftar analisa sidik ragam SK db JK KT Fhitung F0.05 F0.01 Perlakua K

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang

Mulai. Merancang bentuk alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan. Merangkai alat. Pengelasan. Pengecatan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

Lampiran 1. Data Pengamatan Kapasitas Material (kg/jam) Ulangan I II III

Mulai. Dirancang bentuk alat. Digambar dan ditentukan ukuran alat. Dipilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan. dirangkai alat.

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan

LAMPIRAN. Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan - Menghitung kecepatan putaran alat Menggambar alat

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan. menentukan dimensi. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

Kentang yang seragam dikupas dan dicuci. Ditimbang kentang sebanyak 1 kg. Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan

Lampiran 2. Flowchart perencanaan penelitian. Mulai iii. Menimbang Biji Kedelai. Menyiapkan 2 jenis Mata Pisau yang Akan.

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Memotong bahan yang digunakan sesuai dengan dimensi pada gambar

efektif alat (kg/jam)

Mulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan. Menggambar alat. Memilih bahan yang akan digunakan

LAMPIRAN Lampiran 1. Flow chart pelaksanaan penelitian

Mulai. Perancangan bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Pengukuran bahan yang akan digunakan

Lampiran 1. Data Pengamatan Hasil Penelitian. Tabel 1. Data pengamatan hasil penelitian. Persentase singkong yang tidak terriris sempurna (%)

Mulai. Merancang bentuk Alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Persiapan bahan dan alat. Mengukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang Ulang / Modifikasi bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan yang akan digunakan

Pengujian alat. Pengukuran parameter. Analisis data. selesai

Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian. Mulai. Menyiapkan alat dan bahan. Mengambil data anthropometri 10 orang operator

Selesai. Merangkai alat

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang

BAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan

Lampiran 1. Data pengamatan hasil penelitian Jumlah mata pisau (pasang) Kapasitas efektif alat (buah/jam) 300,30 525,12 744,51

Mulai. Pembersihan kulit durian. Pencacahan kulit durian. Penimbangan kulit durian. Pemasakan kulit durian. Penambahan NaOH 5 %

LAMPIRAN 1. GAMBAR TEKNIK ALAT PENGGILING KEDELAI

SEMINAR KOMPREHENSIF ANALISIS TEKNIK, UJI KINERJA, DAN ANALISIS EKONOMI MESIN PELECET KACANG KEDELAI EDAMAME. Angga Fajar S ( )

RANCANG BANGUN ALAT PEMARUT SINGKONG MEKANIS

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

DAFTAR ISI. BAB III LANDASAN TEORI Pengertian Investasi Evaluasi Proyek... 9

RANCANG BANGUN ALAT PENGIRIS BAWANG MEKANIS

RANCANG BANGUN ALAT PEMBUAT BUBUR KERTAS

Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.4 No. 4 Th. 2016

M T. 1 liter air, Kebutuhan bahan bakar. 3 liter air, Kebutuhan bahan bakar

UJI RPM PADA ALAT PARUTAN KELAPA KERING (DESICCATED COCONUT)

BAHAN DAN METODE. Penelitian inidilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2016

LAMPIRAN. Mulai. Dipasang pulley dan V-belt yang sesuai. Ditimbang kertas bekas sebanyak 3 kg3 Kg. Dihidupkan mesin untuk mengoprasikan alat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013

RANCANG BANGUN ALAT PENCETAK KERIPIK BIJI-BIJIAN

RANCANG BANGUN ALAT PENGUPAS PINANG TUA

RANCANG BANGUN ALAT PENGGILING BIJI KOPI TIPE FLAT BURR MILL

RANCANG BANGUN ALAT PENGIRIS KENTANG SCREW MEKANIS

RANCANG BANGUN ALAT PENCETAK TERASI

METODE PERBANDINGAN EKONOMI. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

RANCANG BANGUN ALAT MESIN HAMMER MILL UNTUK PENGOLAHAN JAGUNG PAKAN

RANCANG BANGUN ALAT PENGERING KELAPA PARUT (DESICCATED COCONUT)

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: PENGARUH PUTARAN PISAU TERHADAP KAPASITAS DAN HASIL PERAJANGAN PADA ALAT PERAJANG SINGKONG

BAB V ANALISIS BIAYA PENGERINGAN GABAH MENGUNAKAN PENGERING RESIRKULASI

EVALUASI EKONOMI. Evalusi ekonomi dalam perancangan pabrik meliputi : Modal yang ditanam Biaya produksi Analisis ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

RANCANG BANGUN ALAT PENGADUK SABUN CAIR BAHAN BAKU MINYAK JELANTAH

METODOLOGI. Jakarta Serang. Km 68 Kaw. Modern Industry Kav. 8 Cikande, Serang Indonesia.

TINJAUAN KELAYAKAN PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN NET PRESENT VALUE METHOD DAN INTERNAL RATE OF RETURN METHOD

Lampiran 1. Gambar proses pembuatan tahu

RANCANG BANGUN ALAT PEMOTONG ASAM GELUGUR (Garcinia atroviridis Griff.)

TINJAUAN PUSTAKA. Kakao merupakan salah satu komoditi ekspor nonmigas yang memiliki

PERANCANGAN MESIN PEMERAS SANTAN DENGAN SISTEM ROTARI KAPASITAS 281,448 LITER/JAM

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

DAFTAR ISI Asumsi-asumsi... 11

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

BAB II LANDASAN TEORI

Jumlah Pegawai (orang) Cihideung , Cihideung 5 (UF System) Waktu Kerja per hari (jam)

Lampiran 1. Contoh Perhitungan Biaya Investasi. Biaya Peralatan Medis = Rp Biaya Desain dan Pra-Operasi = Rp

ANALISA BIAYA Dan MANFAAT

RANCANG BANGUN ALAT PEMASAK LEMANG TIPE VERTIKAL

EVALUASI INVESTASI ANGKUTAN KOTA TRAYEK ST HALL - SARIJADI

UJI ALAT PENYANGRAI MEKANIS TIPE ROTARI DENGAN KOMODITAS KACANG KEDELAI

ABSTRAK. Berdasarkan data-data yang telah diolah oleh penulis, maka diperolehlah suatu hasil perhitungan yang diestimasi sebagai berikut: ESTIMASI

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut

RANCANG BANGUN MESIN PENGIRIS BAWANG ( TRANSMISI )

RANCANG BANGUN MESIN PEMARUT KELAPA SKALA RUMAH TANGGA BERUKURAN 1 KG PER WAKTU PARUT 9 MENIT DENGAN MENGGUNAKAN MOTOR LISTRIK 100 WATT

MODIFIKASI ALAT PENYANGRAI KOPI MEKANIS TIPE ROTARI

IV. ANALISA FAKTOR KELAYAKAN FINANSIAL

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

RANCANG BANGUN MESIN PEMERAS SANTAN SISTEM SCREW PRESS

RANCANG BANGUN ALAT PEMBUAT PAKAN IKAN MAS DAN IKAN LELE BENTUK PELET

RANCANG BANGUN ALAT PENGUPAS KULIT KOPI MEKANIS

III. METODE PENELITIAN

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI KELAYAKAN USAHA BENGKEL LAS SINAR AGUNG REJEKI DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PENGANGGARAN MODAL

III. METODOLOGI. Penelitian ini dimulai pada bulan Juni-Agustus 2014 dengan lokasi penelitian

Transkripsi:

Lampiran 1. Data Pemarutan Singkong Tabel 1. Data penelitian Ulangan Berat Bahan Waktu Bahan Terparut Bahan Tidak Terparut (Kg) (menit) (Kg) (Kg) I 10 16,46 8,6 0,7 II 10 16,02 9,2 0,4 III 10 16,52 9,1 0,5 Rata-rata 10 16,33 8,9 0,53 1. Kapasitas Efektif Alat BA KA = xkg / T jam (9) KA = KA = 36,74 kg/jam 2. Persentase Bahan yang Tidak Terparut % BahanTidakTerparut = BTTP BA x 100 %...(10) % Bahan Tidak Terparut = 0,53 10 x 100 % = 5,33%

Lampiran 2. Analisis ekonomi I. Unsur Produksi 1. Biaya Pembuatan Alat 1. Bahan = Rp. 2.865.000 2. Biaya perakitan = Rp. 1.500.000 3. Motor Listrik = Rp. 600.000 Total P = Rp. 4.965.000 3. Umur ekonomi (n) = 5 tahun 4. Nilai akhir alat (S) = 10 % dari P 5 Jam kerja = 5 jam/hari 6. Produksi/hari = 183,7 kg 7. Biaya operator = Rp. 25.000 / hari (1 jam = Rp.5000) 8. Biaya perbaikan = Rp. 22,41 / jam 9. Bunga modal dan asuransi = Rp. 536.220 / tahun 10. Biaya sewa gedung = Rp. 49.650 / tahun 11. Pajak = Rp. 99.300 / tahun 12. jam kerja alat per tahun = 1495 jam / tahun ( asumsi 299 hari efektif berdasarkan tahun 2010) II. Perhitungan Biaya Produksi 1. Biaya Tetap (BT) 1. Biaya penyusutan D = (P-S)/n (3) = (4.965.000 496.500)/5 = Rp. 893.700

2. Bunga modal dan asuransi Bunga modal pada bulan Mei 16% Asuransi 2 % Bunga modal dan asuransi I = i( P)( n + 1) 2n...(4) = 18% (4.965.000)(5 + 1) 2 x5 = Rp. 536.220 / tahun 3. Biaya sewa gedung Sewa gedung = 1 %. P = 1% x 4.965.000 = Rp. 49.650 / tahun 4. Pajak Pajak = 2 %. P = 2% x 4.965.000 = Rp. 99.300 / tahun Total Biaya Tetap (BT) = Rp. 1.578.870 / tahun 2. Biaya Tidak Tetap (BTT) 1. Biaya perbaikan alat (reparasi) Biaya reparasi = 1,2%( P S) 1495 jam (5) = 1,2%(4.965.000 496.500) 1495 jam = Rp. 35,87 / jam 3. Biaya listrik Motor listrik 0,5 HP; 0,5 HP = 0,373 kw Biaya listrik = 0,373 kw x Rp. 275,00/kWH = Rp. 102,575/jam 4. Biaya operator Biaya operator = Rp. 5.000 / jam

Total Biaya Tidak Tetap (BTT) = Rp. 5.138, 45/jam Biaya pemarutan singkong Biaya Pokok = BT x + BTT C (2) Rp1.578.870 = + Rp.5.138,99 jam 0,027 jam / kg 1495 jam = Rp.167,25 /kg.

Lampiran 3. Break Event Point Berdasarkan persamaan (3) alat ini akan mencapai break event point jika memenuhi persamaan :....(6) Biaya tetap (F) = Rp. 1.578.870tahun Biaya tidak tetap (V) = Rp. 5.138,45 / jam (1 jam = 36,74 Kg) = Rp. 139,86Kg Penerimaan dari tiap kg produksi = (20% x (BT+BTT)) + (BT+BTT) = Rp.200,70/Kg Penerimaan dari tiap kg pemarutan singkong adalah sebesar Rp. 200,70. Alat akan mencapai Break event point jika alat telah memarut singkong sebanyak : N = N = F ( R V ) Rp1.578.870 ( Rp200,70 Rp139,86) N = 25.949,66 kg/tahun

Lampiran 4. Net Present Value (NPV) Berdasarkan persamaan (2) nilai NPV alat ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: CIF COF 0 (7) Investasi : Rp. 4.965.000 Pendapatan : Rp. 11.023.708,75/tahun Nilai akhir : Rp. 496.500 Pembiayaan : Rp. 7.681.982,75/tahun Keuntungan yang diharapkan : Rp.16% Umur alat : 5 tahun Cash in flow 16% 1. Penerimaan : pendapatan x (P/A, 16%, 5) : Rp. 11.023.708,75 x 3,274 : Rp. 36.091.621,33 2. Nilai akhir : nilai akhir x (P/F, 16%, 5) : Rp. 496.500 x 0,4761 : Rp. 236.383,65 Jumlah CIF : Rp. 36.328.004,98 Cash out flow 16% 1. Investasi : Rp.4.965.000 2. Pembiayaan : pembiayaan x (P/A, 16%, 5) : Rp. 7.681.982,75 x 3,274 : Rp.25.150.812,52 Jumlah COF : Rp. 30.115.811,52

NPV 16 % : CIF COF : Rp. 36.091.621,33 Rp.30.115.811,52 : Rp. 6.212.193,461 Cash inflow 20% 1. Penerimaan : pendapatan x (P/A, 20%, 5) : Rp.11.023.708,75 x 2,9906 : Rp. 32.967.502,37 2. Nilai akhir : nilai akhir x (P/F, 20%, 5) : Rp.496.500 x 0,4019 : Rp.199.543,35 Jumlah CIF: Rp. 33.167.045,72 Cash outflow 20% 1. Investasi : Rp.4.965.000 2. Pembiayaan : pembiayaan x (P/A, 20%, 5) : Rp.7.681.982,72 x 2,9906 : Rp.22.973.737,61 Jumlah COF : Rp.41.626.693,86 NPV 20% : CIF COF : Rp. 33.167.045,72 Rp.27.938.731,61 : Rp. 5.228.308,11 Jadi besarnya NPV 16% adalah Rp. 6.212.193,461 dan nilai NPV 20% adalah Rp. 5.228.308,11. Jadi, nilai NPV dari alat ini 0 maka usaha ini layak untuk dijalankan.

Lampiran 5. Internal Rate of Return (IRR) IRR = i1 - IRR =16% - Rp6.212.193,461 Rp5.228.308,11 Rp6.212.193,461 (20%-16%) IRR = 41,26 %

Lampiran 6. Flow Chart Pelaksanaan Penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Pengukuran bahan Pemotongan bahan sesuai dengan dimensi pada gambar Merangkai alat Merangkai alat Pengelasan Digerinda permukaan yang kasar b a

b a Pengecatan Pengujian alat Tidak Layak? ya Pengukuran parameter Data Analisa data Selesai

Lampiran 7. Spesifikasi alat pemarut singkong mekanis Dimensi Panjang : 48 cm Lebar : 40 cm Tinggi : 102 cm Silinder pemarut Panjang : 20 cm Diameter : 10 cm Mata parut : 9 mata parut/cm 2 Sarang silinder pemarut Panjang : 22 cm Lebar : 23,5 cm Tinggi : 18 cm Kapasitas efektif : 36,74 kg/jam Kerusakan hasil : 5,33%

Lampiran 8. Pemeliharaan dan keselamatan kerja Tujuan Pemeliharaan Pemeliharaan alat diartikan sebagai suatu kegiatan untuk merawat serta menjaga setiap fasilitas atau peralatan dari bagian-bagian alat pemarut singkong mekanis agar dalam keadaan siap pakai dengan kondisi yang baik dan tahan lama. Jadi, dengan adanya kegiatan pemeliharaan atau perawatan pada alat pemarut singkong mekanis maka alat dapat dipergunakan untuk produksi sesuai dengan rencana atau tidak terganggu sebelum jangka waktu tertentu yang direncanakan tercapai. Adapun tujuan pemeliharaan adalah sebagai berikut : - Menjaga kondisi peralatan agar dalam keadaan siap pakai - Menghindari kerusakan yang lebih berat - Alat dapat tahan lama dan dapat beroperasi dengan baik - Hasil yang diharapkan dapat tercapai. Pemeliharaan bagian-bagian alat Agar pemeliharaan alat pemarut singkong mekanis dapat dilakukan dengan baik dan benar maka harus terlebih dahulu diketahui prinsip kerja dari alat tersebut. Diharapkan dengan menguasai prinsip kerja maka kemungkinan kerusakan yang terjadi dapat ditanggulangi sedini mungkin. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan adalah perawatan preventif.

Tabel 2. Pemeliharaan bagian-bagian alat pemarut singkong mekanis No Bagian alat Bentuk pemeliharaan 1. 2. 3. Sabuk V Pulley Silinder pemarut - Menyetel tegangan sabuk agar tidak kendur - Menjauhkan bahan-bahan atau cairan kimia yang dapat erusak sabuk Membersihkan dari minyak dan kotoran uang menyebabkan terganggunya pentransmisian daya dari pulley motor listrik pada pulley silinder pemarut - Hindari memasukkan bahan yang terbuat dari logam. - Dibersihkan setiap selesai digunakan 4. Sarang silinder Dibersihkan dari kotoran dan cairan yang pemarut dan dapat menyebabkan korosi hopper 5. Gear Pemberian minyak gemuk (greace) 6. Poros - Membersihkan kotoran yang menempel yang dapat menyebabkan korosi - Member minyak gemuk pada kondisi tertentu

Keselamatan kerja Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan untuk mengindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan selama proses kerja. Keselamatan kerja pada alat pemarut singkong mekanis dibagi menjadi dua bagian, yaitu: 1. Keselamatan alat - Hindari memasukan bahan yang keras karena dapat menyebabkan silinder pemarut baling dan merusak mata parut 2. Keselamatan operator Pada saat mengoperasikan alat, jangan meletakkan atau memasukkan tangan terlalu dalam dekat silinder pemarut untuk mengindari kemungkinan tangan terparut. Operator juga jangan terlalu dekat dengan roda gigi (gear) pada saat alat beroperasi untuk menghindari kemungkinan tangan terjepit.

Lampiran 9. Tabel suku bunga Tabel 3. Tingkat suku bunga dengan hubungan P/F Tahun Tingkat suku bunga 15% 16% 17% 20% 1 0,8696 0,8621 0,8547 0,8333 2 0,7561 0,7432 0,7305 0,6944 3 0,6575 0,6407 0,6244 0,5787 4 0,5718 0,55,23 0,5337 0,4823 5 0,4972 0,4761 0,4561 0,4019 6 0,4323 0,4103 0,3898 0,3349 7 Tabel 4. Tingkat suku bung dengan hubungan P/A Tahun Tingkat suku bunga P/A 15% 16% 17% 20% 1 0,8696 0,8621 0,8547 0,8333 2 1,6257 1,5852 1,5852 1,5278 3 2,2832 2,2459 2,2096 2,1065 4 2,855 2,7982 2,7432 2,5887 5 3,3552 3,2743 3,1993 2,9906 6 3,7845 3,6847 3,5892 3,3255 7

Lampiran 10. Gambar Teknik Alat

Lampiran 11. Foto Alat Gambar 4. Tampak depan Gambar 5. Tampak samping kanan

Gambar 6. Tampak samping kiri Gambar 7. Tampak atas

Gambar 8. Singkong yang sudah dikupas Gambar 9. Singkong yang sudah dipotong dan dibelah

Gambar 10. Singkong dalam hopper Gambar 11. Pemarutan singkong

Gambar 12. Singkong yang sudah diparut Gambar 13. Singkong yang tidak terparut sempurna