BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai Kota yang telah berusia 379 tahun, Tanjungbalai memiliki struktur dan karakter ekonomi yang didominasi oleh pelaku usaha tergolong kategori usaha kecil dan menengah (UKM). Karakter tersebut sama dengan karakter ekonomi Sumatera Utara dimana dari sekitar 1 juta unit usaha 45,45 persen tergolong tidak permanen. Secara lebih jelas terdapat beberapa permasalahan ekonomi Kota Tanjungbalai baik secara kelembagaan ekonomi yang belum efektif karena tidak didukung sektor keuangan yang berpihak pada aktivitas ekonomi rakyat, maupun secara kolektif personal para pelaku ekonomi sektor riil. Permasalahan ekonomi lain yang sangat krusial ialah belum tertatanya sektor ekonomi informal, seperti keberadaan pedagang kaki lima yang dikenal sebagai salah satu usaha kecil dan menengah. Permasalahan tersebut dapat dilihat pada data resmi yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik Pada tahun 2007 terdapat 2083 pedagang di Kota Dari sekitar 1 juta lebih unit usaha non pertanian yang ada di Sumatera Utara, di Tanjungbalai terdapat 16.586 unit (1,58%). Sebagian besar yakni 9.661 (58,2%) dari pelaku ekonomi tersebut berada di sektor perdagangan, hotel dan
restoran. Menyusul kemudian jasa-jasa sebanyak 3.030 (18,27) dan angkutan komunikasi 2.554 unit (15,40%). Berpedoman pada struktur usaha berdasarkan hasil Sensus Ekonomi Tahun 2006, diperkirakan jenis usaha kecil dan menengah (UKM) di Tanjungbalai adalah sebanyak 16586 unit. Sementara berdasarkan hasil Sensus Ekonomi 2006 dapat ditaksir bahwa kategori UKM di Tanjungbalai mencapai sekitar 98,00 persen. Dengan demikian permasalahan utama sektor riil di kota ini adalah UKM, terutama unit usaha yang tergolong tidak permanen atau sektor informal. Walaupun telah banyak program yang dibuat dan dilaksanakan oleh berbagai pihak untuk mendukung usaha mikro dan sejauh ini belum ada program yang efektif dan dapat dijadikan sebagai model yang baku. Usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan salah satu bentuk alternatif strategi untuk mendukung pengembangan perekonomian Indonesia yang salah satunya sektor riil di Kota Peranan UKM terhadap pemerataan dan kesempatan kerja bagi masyarakat akan dapat membantu Pemerintah dalam mensukseskan program pengentasan kemiskinan dan menekan angka pengangguran. Selain menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, usaha kecil dan menengah terbukti tahan menghadapi krisis ekonomi yang pernah melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997. Usaha kecil dan menengah (UKM) sebagai bagian integral dunia usaha merupakan kegiatan ekonomi rakyat mempunyai kedudukan, potensi dan peran yang
strategis untuk mewujudkan struktur perekonomian nasional yang makin berimbang berdasarkan demokrasi ekonomi. UKM sudah menjadi bahan pembicaraan tataran ekonomi nasional guna mengurangi jumlah tingkat kemiskinan negara ini. UKM dinilai sebagai strategi cukup jitu untuk peningkatan sektor riil, terutama untuk mengurangi jumlah pengangguran yang kian tahun terus meningkat. Inpres baru No. 6/2007 tentang Kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah bertujuan untuk menanggulangi jumlah tingkat kemiskinan. Dengan berbagai keterbatasan yang berada dalam skala UKM, di mana salah satunya adalah keterbatasan jumlah pembeli (konsumen), maka strategi pengembangan UKM ini perlu dicermati dengan seksama agar pertumbuhan UKM yang baru tidak melemahkan atau bahkan membinasakan yang telah ada. Rendahnya tingkat pendidikan dan sumber daya yang ada pada UKM juga menjadi keterbatasan dan hal ini perlu mendapat pembinaan yang serius dari pemerintah. Keberadaan UKM yang berada pada semua lapangan usaha dan tersebar di semua lokasi memang menjadi kendala yang sangat menyulitkan dalam melakukan pembinaan. Dengan kondisi jumlah pelaku UKM yang demikian besar di satu sisi, dan peran UKM dalam struktur pendapatan nasional, maka keberadaan UKM di Tanjungbalai membutuhkan upaya yang lebih serius agar dapat berkembang lebih cepat menuju struktur ekonomi yang lebih kuat. Untuk itu dianggap perlu dilakukan
penelitian yang lebih mendalam tentang keberadaan UKM sebagai sektor riil Kota Dalam perkembangan UKM, dukungan untuk aspek non-finansial sebenarnya berperan sangat penting yang salah satunya adalah adanya perhatian dari pemerintah seperti UU No. 20 Tahun 2008. Di masa krisis, UKM dikenal sebagai unit usaha yang tahan terhadap krisis karena produk lokal dalam industri ini sangat tinggi. Sebagian besar UKM memanfaatkan input yang berasal dari lingkungannya sendiri. Kecilnya penciptaan nilai tambah dalam UKM dibandingkan dengan kontribusinya dalam penyerapan tenaga kerja menunjukkan bahwa dua persoalan penting yang dihadapi UKM saat ini adalah kapasitas UKM dan produktivitas UKM. Pemberdayaan UKM ini semestinya dilaksanakan secara simultan dalam kerangka kerja yang komprehensif dengan berbagai upaya lain seperti pendidikan, pemberdayaan masyarakat, pembangunan sosial, penyediaan infrastruktur dan lainnya. Fakta lain juga menunjukkan bahwa selama ini hanya sedikit sekali usaha mikro bisa berkembang menjadi usaha kecil, usaha kecil menjadi usaha menengah dan seterusnya. Kondisi seperti ini diakibatkan berbagai kendala, baik yang berasal dari kondisi intenal UKM maupun kondisi eksternal yang masih kurang kondusif terhadap muncul dan tumbuh kembang UKM (Anonim, 2004). Khusus pengembangan wilayah menjadi perhatian pemerintah karena memiliki arti penting dan strategis terkait dengan otonomi daerah, perdagangan bebas, strategi globalisasi, dan bahkan pada konteks kedaulatan nasional. Pada
konteks inilah, pembangunan sektor riil lokal dengan pengembangan UKM dapat menjadi salah satu alternatif bagi pengembangan wilayah. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui upaya apa yang akan dilakukan untuk dapat mengembangkan UKM yang ada di Kota 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kontribusi UKM dalam pengembangan sektor riil di Kota 2. Bagaimana strategi UKM kedepan dalam rangka membangun sektor riil di Kota 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis bagaimana kontribusi UKM dalam perkembangan sektor riil di Kota 2. Untuk menganalisis bagaimana strategi perkembangan UKM untuk mendorong sektor riil di Kota
1.4. Manfaat Penelitian 1. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan pemecahan masalah sektor riil yang dihadapi UKM di Kota 2. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan sektor riil dan perkembangan wilayah di Kota Tanjungbalai 3. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan strategi dalam perkembangan UKM di