BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebagai Kota yang telah berusia 379 tahun, Tanjungbalai memiliki struktur

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Usaha Kecil Menengah (UKM) sangat berperan penting dalam

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dari peran para pengusaha (entrepreneur) baik besar, menengah maupun kecil.

PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah suatu usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. oleh negara-negara sedang berkembang tetapi juga di negara-negara maju.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan usaha yang tergolong besar (Wahyu Tri Nugroho,2009:4).

BAB I PENDAHULUAN. comparative advantage menjadi competitive advantage. Seiring dengan. lingkungan yang terus berubah ataupun semakin berkembang.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam konteks bernegara, pembangunan diartikan sebagai

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi daerah adalah hak dan wewenang daerah untuk mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ketenagakerjaan merupakan masalah yang selalu menjadi perhatian utama

BAB I PENDAHULUAN. sektor perindustrian ini adalah dengan cara mengembangkan industri kecil.

I. PENDAHULUAN. mengimbangi pertambahan angkatan kerja yang masuk ke pasar kerja. memungkinkan berlangsungnya pertumbuhan ekonomi secara terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN. rentan terhadap pasar bebas yang mulai dibuka, serta kurang mendapat dukungan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri di Indonesia diarahkan untuk mampu. pemerataan pendapatan dan pengentasan kemiskinan. Salah satu jalan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pemberlakuan otonomi daerah pada dasarnya menuntut Pemerintah Daerah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan bagian dari rangkaian pelaksanaan. pembangunan dalam melaksanakan ketetapan Garis-Garis Besar Haluan

I. PENDAHULUAN. Ketika krisis melanda Indonesia sejak tahun 1997 usaha kecil berperan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi stabilitas nasional, ekonomi dan politik, yang imbasnya

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah telah menunjukkan bahwa usaha Mikro, Kecil, dan. Menengah (UMKM) di Indonesia tetap eksis dan berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN an dimana terjadi krisis ekonomi. UKM (Usaha Kecil dan Menengah) demikian UKM tidak dapat dipandang sebelah mata.

BAB I PENDAHULUAN. parah bagi perekonomian nasional. Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald

I PENDAHULUAN. Diakses 17 juli Guritno Kusumo Statistik Usaha Kecil dan Menengah.

BAB I PENDAHULUAN. perhatian perencanaan pembangunan, terutama di negara sedang berkembang, dan

Analisis Isu-Isu Strategis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nia Nurlina, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Keberadaan

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kecil merupakan bagian dari dunia usaha nasional yang. mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kontribusi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap. 1. Peran UMKM terhadap Perekonomian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya lokal dan proses produksi sederhana yang produknya dijual secara lokal telah

1. PENDAHULUAN. Tabel 1. Batas Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Masyarakat Miskin ( ) Presentase Penduduk Miskin. Kota& Desa Kota Desa

BAB I PENDAHULUAN. satu usaha untuk meningkatkan pembangunan ekonomi adalah pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. cukup penting didalam pembangunan nasional. Kemampuannya untuk tetap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI MIKRO DAN KECIL DI INDONESIA

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PROPOSAL PENGAJUAN PINJAMAN MODAL KERJA KREDIT USAHA RAKYAT (K.U.R) UNTUK PENGEMBANGAN USAHA (U.M.K.M) 1

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKANKEUANGAN DAERAH

KINERJA DAN PERSPEKTIF KEGIATAN NON-PERTANIAN DALAM EKONOMI PEDESAAN *

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak era reformasi di Indonesia, berbagai pihak termasuk pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pada sebuah pembangunan dapat mendatangkan dampak berupa manfaat yang

BAB I PENDAHULUAN. upaya pemberdayaan ekonomi rakyat adalah koperasi. Hal ini dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi ialah untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan

P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil menempati posisi strategis dalam perekonomian di Indonesia

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan lembaga keuangan yang

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas ekonomi dan tugas

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan lingkungan yang tercermin dalam globalisasi pasar,

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

BAB 1 PENDAHULUAN. populasi dan pendapatan per kapita negara-negara anggota ASEAN. Dimana, Indonesia

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jatuhnya perekonomian nasional. Sehingga banyak usaha-usaha berskala besar

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah yang sedang dihadapi (Sandika, 2014). Salah satu usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri kecil di perdesaan dikenal sebagai tambahan sumber pendapatan

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. andalan untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Sektor ini sebagai penyumbang. pertanian memberi andil sekitar 13,39 %, (BPS, 2006).

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sejalan dengan semakin banyak negara Asia Tenggara menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangannya, keberadaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari atau disebut masyarakat miskin dan

BAB I PENDAHULUAN. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan suatu isu yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan kesehatan. Dari sudut pandang politik, ini terlihat bagaimana. kesehatan yang memadai untuk seluruh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Indonesia. kerakyatan yang tidak hanya ditujukan untuk mengurangi masalah

I. PENDAHULUAN. UNIT USAHA Satuan Tahun 2009 Tahun 2010 A. Usaha Mikro, Kecil dan (Unit)

I. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas

BAB I PENDAHULUAN. Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah mempunyai peranan penting. dalam kemajuan perekonomian Indonesia dimana pertumbuhan terus

BAB I PENDAHULUAN. saat ini sudah mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan. Jumlah penganggur

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. namun sektor industri adalah satu dari beberapa yang bertahan dari krisis

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas seluruh sistem sosial seperti politik, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

I. PENDAHULUAN. Mencermati data laporan Bank Indonesia dari berbagai seri dapat

peran menghabiskan sumber daya ekonomi yang tersedia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara yang kaya dengan Sumber Daya Alam dan

BAB I PENDAHULUAN. provinsi. Dalam provinsi itu dikembangkan kembali dalam kabupaten kota,

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan dari pembangunan, namun pada

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro dan Kecil (UMK), yang merupakan bagian integral. dunia usaha nasional mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai Kota yang telah berusia 379 tahun, Tanjungbalai memiliki struktur dan karakter ekonomi yang didominasi oleh pelaku usaha tergolong kategori usaha kecil dan menengah (UKM). Karakter tersebut sama dengan karakter ekonomi Sumatera Utara dimana dari sekitar 1 juta unit usaha 45,45 persen tergolong tidak permanen. Secara lebih jelas terdapat beberapa permasalahan ekonomi Kota Tanjungbalai baik secara kelembagaan ekonomi yang belum efektif karena tidak didukung sektor keuangan yang berpihak pada aktivitas ekonomi rakyat, maupun secara kolektif personal para pelaku ekonomi sektor riil. Permasalahan ekonomi lain yang sangat krusial ialah belum tertatanya sektor ekonomi informal, seperti keberadaan pedagang kaki lima yang dikenal sebagai salah satu usaha kecil dan menengah. Permasalahan tersebut dapat dilihat pada data resmi yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik Pada tahun 2007 terdapat 2083 pedagang di Kota Dari sekitar 1 juta lebih unit usaha non pertanian yang ada di Sumatera Utara, di Tanjungbalai terdapat 16.586 unit (1,58%). Sebagian besar yakni 9.661 (58,2%) dari pelaku ekonomi tersebut berada di sektor perdagangan, hotel dan

restoran. Menyusul kemudian jasa-jasa sebanyak 3.030 (18,27) dan angkutan komunikasi 2.554 unit (15,40%). Berpedoman pada struktur usaha berdasarkan hasil Sensus Ekonomi Tahun 2006, diperkirakan jenis usaha kecil dan menengah (UKM) di Tanjungbalai adalah sebanyak 16586 unit. Sementara berdasarkan hasil Sensus Ekonomi 2006 dapat ditaksir bahwa kategori UKM di Tanjungbalai mencapai sekitar 98,00 persen. Dengan demikian permasalahan utama sektor riil di kota ini adalah UKM, terutama unit usaha yang tergolong tidak permanen atau sektor informal. Walaupun telah banyak program yang dibuat dan dilaksanakan oleh berbagai pihak untuk mendukung usaha mikro dan sejauh ini belum ada program yang efektif dan dapat dijadikan sebagai model yang baku. Usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan salah satu bentuk alternatif strategi untuk mendukung pengembangan perekonomian Indonesia yang salah satunya sektor riil di Kota Peranan UKM terhadap pemerataan dan kesempatan kerja bagi masyarakat akan dapat membantu Pemerintah dalam mensukseskan program pengentasan kemiskinan dan menekan angka pengangguran. Selain menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, usaha kecil dan menengah terbukti tahan menghadapi krisis ekonomi yang pernah melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997. Usaha kecil dan menengah (UKM) sebagai bagian integral dunia usaha merupakan kegiatan ekonomi rakyat mempunyai kedudukan, potensi dan peran yang

strategis untuk mewujudkan struktur perekonomian nasional yang makin berimbang berdasarkan demokrasi ekonomi. UKM sudah menjadi bahan pembicaraan tataran ekonomi nasional guna mengurangi jumlah tingkat kemiskinan negara ini. UKM dinilai sebagai strategi cukup jitu untuk peningkatan sektor riil, terutama untuk mengurangi jumlah pengangguran yang kian tahun terus meningkat. Inpres baru No. 6/2007 tentang Kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah bertujuan untuk menanggulangi jumlah tingkat kemiskinan. Dengan berbagai keterbatasan yang berada dalam skala UKM, di mana salah satunya adalah keterbatasan jumlah pembeli (konsumen), maka strategi pengembangan UKM ini perlu dicermati dengan seksama agar pertumbuhan UKM yang baru tidak melemahkan atau bahkan membinasakan yang telah ada. Rendahnya tingkat pendidikan dan sumber daya yang ada pada UKM juga menjadi keterbatasan dan hal ini perlu mendapat pembinaan yang serius dari pemerintah. Keberadaan UKM yang berada pada semua lapangan usaha dan tersebar di semua lokasi memang menjadi kendala yang sangat menyulitkan dalam melakukan pembinaan. Dengan kondisi jumlah pelaku UKM yang demikian besar di satu sisi, dan peran UKM dalam struktur pendapatan nasional, maka keberadaan UKM di Tanjungbalai membutuhkan upaya yang lebih serius agar dapat berkembang lebih cepat menuju struktur ekonomi yang lebih kuat. Untuk itu dianggap perlu dilakukan

penelitian yang lebih mendalam tentang keberadaan UKM sebagai sektor riil Kota Dalam perkembangan UKM, dukungan untuk aspek non-finansial sebenarnya berperan sangat penting yang salah satunya adalah adanya perhatian dari pemerintah seperti UU No. 20 Tahun 2008. Di masa krisis, UKM dikenal sebagai unit usaha yang tahan terhadap krisis karena produk lokal dalam industri ini sangat tinggi. Sebagian besar UKM memanfaatkan input yang berasal dari lingkungannya sendiri. Kecilnya penciptaan nilai tambah dalam UKM dibandingkan dengan kontribusinya dalam penyerapan tenaga kerja menunjukkan bahwa dua persoalan penting yang dihadapi UKM saat ini adalah kapasitas UKM dan produktivitas UKM. Pemberdayaan UKM ini semestinya dilaksanakan secara simultan dalam kerangka kerja yang komprehensif dengan berbagai upaya lain seperti pendidikan, pemberdayaan masyarakat, pembangunan sosial, penyediaan infrastruktur dan lainnya. Fakta lain juga menunjukkan bahwa selama ini hanya sedikit sekali usaha mikro bisa berkembang menjadi usaha kecil, usaha kecil menjadi usaha menengah dan seterusnya. Kondisi seperti ini diakibatkan berbagai kendala, baik yang berasal dari kondisi intenal UKM maupun kondisi eksternal yang masih kurang kondusif terhadap muncul dan tumbuh kembang UKM (Anonim, 2004). Khusus pengembangan wilayah menjadi perhatian pemerintah karena memiliki arti penting dan strategis terkait dengan otonomi daerah, perdagangan bebas, strategi globalisasi, dan bahkan pada konteks kedaulatan nasional. Pada

konteks inilah, pembangunan sektor riil lokal dengan pengembangan UKM dapat menjadi salah satu alternatif bagi pengembangan wilayah. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui upaya apa yang akan dilakukan untuk dapat mengembangkan UKM yang ada di Kota 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kontribusi UKM dalam pengembangan sektor riil di Kota 2. Bagaimana strategi UKM kedepan dalam rangka membangun sektor riil di Kota 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis bagaimana kontribusi UKM dalam perkembangan sektor riil di Kota 2. Untuk menganalisis bagaimana strategi perkembangan UKM untuk mendorong sektor riil di Kota

1.4. Manfaat Penelitian 1. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan pemecahan masalah sektor riil yang dihadapi UKM di Kota 2. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan sektor riil dan perkembangan wilayah di Kota Tanjungbalai 3. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan strategi dalam perkembangan UKM di