BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Pasar modal merupakan salah satu bagian dari indikator kemajuan atau simbol refleksi perkonomian suatu negara. Industri pasar modal memiliki peranan penting dalam mendorong pertumbuhan dan sebagai katalis pembangunan. Perlu diketahui juga bahwa pasar modal Indonesia memilik daya tarik yang kuat terhadap investor. Pasar modal Indonesia pada beberapa dekade mengalami fluktuasi di tengah gejolak perkonomian nasional maupun ketidakpastian situasi ekonomi global serta pesatnya perkembangan pasar keuangan internasional. Tentunya kehadiran pasar modal tidak hanya berfungsi sebagai alternatif sumber pendanaan strategis bagi perusahaan, institusi (pemerintah), dan sebagai sarana kegiatan invetasi yang strategis bagi investor. Bagi perusahaan, perolehan akses pendanaan tersebut dapat memberikan peluang untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas suatu perusahaan. Pendanaan yang diperoleh tersebut dapat digunakan untuk pengembangan usahan (ekspansi), penanaman modal, perbaikan struktur modal, dan lain-lain. Secara umum pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk instrument keuangan atau sekuritas dalam jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri serta 1
2 yang diterbitkan oleh pemerintah. Dalam financial market diperdagangakan semua bentuk hutang dan modal sendiri, baik dana jangka pendek maupun jangka panjang. Beberapa langkah telah diambil oleh pelaku-pelaku pasar modal untuk membuat pasar lebih efektif dan efisien, yakni mulai dari pembenahan peraturan hingga penerapan perdaganagn tanpa warkat (scripless tranding). Kantor Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) mencatat pasar modal di indonesia sebanyak 63% dikuasai investor asing, sementara untuk investor lokal hanya mengambil andil sekitar 37% atau kurang dari 1% dari seluruah penduduk Indonesia. Kurangnya minat investor lokal dikarnakan masyarakat Indonesia lebih menyukai investasi dalam bentuk barang seperti emas, tanah, dan juga gedung. Selain itu wawasan tentang investasi dipasar modal yang kurang, menimbulkan rasa takut kerugian yang ditimbulkan jika berinvestasi di pasar bursa saham (Andriyani, 2014). Tahun 2015 Indonesia telah menghadapi pasar bebas terintegrasinya ekonomi dalam kerangka ASEAN Economic Community. Untuk itu, agar pasar modal Indonesia lebih kompetitif, maka sebaiknya bursa Indonesia harus mampu meningktkan kinerjanya yang setidaknya di level negara ASEAN lainya, seperti Singapura, Malaysia dan Thailand yang jumlah emiten Malaysia lebih dari 28 juta jiwa jumlah investor lokal yang dimiliki malaysia mencapai sekitar 10 juta selain itu jumlah emiten Thailand mencapai lebih dari 500 dan Singapura saat ini mencapai lebih dari 1.000 emiten. Sedangkan jumlah emiten Indonesia masih jauh tertinggal yang
3 mencapai 400 emiten yang terdaftar BEI, betapa tertinggalnya pasar modal di Indonesia dibandingkan negara ASEAN lainnya (Okezone, 2014). Berdasarkan salah satu teori dalam ilmu ekonomi dapat dikenal teori permintaan dan penawaran (Sunariyah, 2004:13), ketika terjadi perubahan satuan perdangan dari 1 lot menjadi 500 lembar saham menjadi 100 lembar saham dalam arti penawaran 1 lot dari 500 lembar menjadi 100 lembar saham, maka dapat berpotensi untuk semakin meningkatkan jumlah permintaan transaksi perdagangan saham yang salah satunya berpengaruh terhadap aktivitas volume perdagangan. Kondisi pembentukan harga merupakan kerangka kerja dari analisis teknikal (Sari,2004). Selain analisis teknikal masih sebuah analisis yang lain untuk menjelaskan pembentukan harga, yaitu analisis fundamental. Analisis ini mendasarkan pada keyakinan bahwa harga dipengaruhi oleh kekuatan dari faktor fundamental perusahaan (Sari,2004). Dengan asumsi para pelaku pasar bersikap rasional maka aspek fundamental menjadi dasar penelitian yang utama bagi seorang fundamentalis. Kebijakan dengan mengubah satuan perdagangan, hal ini dituangkan dalam keputusan Direksi PT BEI No.Kep-00071/BEI/11-2013 bahwa telah ditetapkan perubahan peraturan Nomor II-A tentang perdagangan Efek Bersifat Ekuitas (khususnya terkait dengan perubahan satuan perdagangan), dengan ini diumumkan mengenai perubahan atas satuan perdagangan, yaitu ditetapkan dari 1 lot semula 500 lembar diubah menjadi 100 lembar sebelumnya maksimum volume order pasar regular dan pasar tunai yang
4 semula 10.000 menjadi 50.000 lot dipasar regular dan pasar tunai yang efektif berlaku pada tanggal 6 januari 2014. Kebijakan tersebut bertujuan untuk menciptakan perdagangan yang efisien, meningkatkan jumlah investor lokal dan meningkatkan likuiditas perdagangan efek serta mempertimbangkan risiko investasi yang besar bagi investor. Analisis PT First Asia Capital, David Sutyanto (Liputan6.com, 2014) menuturkan bahwa perubahan jumlah satuan lot saham cukup positif. Keuntungan dalam perubahan lot saham akan memampukan para investor yang ingin memiliki keterbatasan dana untuk membeli saham-saham yang besar. Peraturan mengenai perubahan lot saham sendiri dikarnakan minat investor untuk melakukan transaksi atas efek dengan fundamental bagus terkendala dengan tingginya harga efek tersebut maka dari itu banyaknya kepemilikan saham dengan jumlah kurang dari 500 lembar (odd lot), tetapi sulit diperdagangakan di bursa. Saat ini saham dengan jumlah kurang dari 500 lembar (odd lot) hanya dapat ditransaksikan melalui pasar negosiasi. Pengumuman perubahan satuan perdagangan saham baru dianggap sebagai informasi yang berarti bagi investor untuk melakukan keputusan. Sedikit banyak perubahan tersebut akan mempengaruhi investor terutama bagi investor kecil atau ritel yang memiliki modal terbatas. Bagi investor, informasi merupakan kebutuhan yang mendasar dalam pengambilan keputusan. Informasi dapat mengurangi ketidakpastian yang terjadi, sehingga keputusan yang diambil diharapkan akan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
5 Setiap peristiwa berkala nasional apalagi yang terkait langsung dengan permasalahan ekonomi dan bisnis dapat menimbulkan reaksi positif dan negatif dari para pelaku pasar, tergantung pada peristiwa tersebut memberikan stimulus positif atau negatif terhadap iklim investasi dipasar modal. Pada beberapa penelitian terkait kebijakan perubahan satuan perdagangan sedikit banyaknya telah dilakukan didunia. Namun pada umumnya penelitian saat ini yang dilakukan di Indonesia bersifat pada perubahan satuan perdagangan dan penelitian atas kebijakan terbaru penting untuk dilakukan. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, seperti oleh Mahfud Effendi, (2015) yang melakukan penelitian terkait dampak perubahan lot size policy dan tick size policy terhadap fluktuasi reaksi invetor pasar modal di BEI, objek penelitian yang digunakan saham indeks LQ45 dan mengunakan periode 10 hari sebelum dan 10 hari sesudah kebijakan perubahan lot saham. Menunjukan bahwa terdapat perbedaan rata-rata trading volume activity diperoleh hasil yang signifikan sebelum dan setelah perubahan lot size. Penelitian. Panelitian William Chandra, (2015) tentang pengaruh perubahan fraksi harga dan satuan perdagangan terhadap likuiditas bursa efek Indonesia, objek penelitian yang digunakan pada saham indeks LQ45 dan mengunakan periode 1-Mar-2013 sebelum dan l-jan-2014 sesudah kebijakan perubahan satuan perdagangan, mengatakan bahwa adanya
6 perbedaan signifikan dari keempat indikator likuiditas yang digunakan dimana waiting time, volatility, dan ILLIQ Ratio mengalami penurunan dan tournover mengalami kenaikan yang mengindikasikan market yang semakin likuid. Penelitian Unsyiah, (2014) tentang analisis reaksi pasar terhadap perubahan satuan perdagangan saham pada indeks LQ45 di BEI mengatakan data yang digunakan adalah data sekunder berupa harga penutupan harian saham, volume perdagangan saham harian dan jumlah saham beredar 15 hari sebelum dan 15 hari sesudah perubahan satuan perdagangan saham. Ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan abnormal return dan cumulative abnormal return secara signifikan sebelum dan sesudah perubahan satuan perdagangan saham. Sedangkan trading volume activity menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah perubahan satuan perdagangan saham. Penelitian Dewi Andriyani, (2014) Tentang abnormal return dan volume kebijakan perubahan kuota lot saham (studi kasus pada perusahanperusahan yang masuk dalam kelompok Jakarta islami index), mengatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara abnormal return dan trading volume activity sebelum dan sesudah perubahan kuota lot saham. Peneliti Dewi Andriyani (2014) menggunakan periode 7 hari sebelum dan 7 hari sesudah pengumuman kebijakan perubahan kuota lot saham. Dari penelitian terdahulu kebijakan perubahan satuan perdagangan rata-rata melakukan pada objek penelitian seperti Mahfud effendi (2015),
7 William Chandra (2015) dan Unsyiah (2014), melakukan pada saham indeks LQ45, berbeda dengan Dewi Andriyani (2014) yang melakukan penelitian pada kelompok saham Jakarta Islamic Index. Maka dari itu peneliti ingin mengetahui sejauh mana kebijakan perubahan satuan perdagangan dengan melakukan objek pada saham kelompok KOMPAS- 100 di Bursa Efek Indonesia. Selain itu peneliti memilih masing-masing sektor industri, 10 saham termahal dan 10 saham termurah dalam kelompok KOMPAS-100. Dengan demikian diperoleh imformasi dampak perubahan satuan perdagangan terhadap aktivitas volume perdagangan pada saham KOMPAS-100, masing-masing sektor industri, 10 saham termahal dan 10 saham termurah tersebut. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti ingin mengetahui pengaruh akibat perubahan satuan perdagangan dengan judul peneliti: PENGARUH PERUBAHAN SATUAN PERDAGANGAN TERHADAP AKTIVITAS VOLUME PERDAGANGAN PADA SAHAM KELOMPOK KOMPAS-100 DI BURSA EFEK INDONESIA B. Rumusan masalah penelitian Berdasarkan uraian latar belakang ini maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian adalah: 1. Apakah terdapat perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan pada saham kelompok KOMPAS-100 sebelum dan sesudah perubahan satuan perdagangan di Bursa Efek Indonesia?
8 2. Apakah terdapat perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan pada masing-masing sektor industri dalam kelompok KOMPAS-100 sebelum dan sesudah perubahan satuan perdagangan di Bursa Efek Indonesia? 3. Apakah terdapat perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan pada 10 saham termahal dalam kelompok KOMPAS-100 sebelum dan sesudah perubahan satuan perdagangan di Bursa Efek Indonesia? 4. Apakah terdapat perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan pada 10 saham termurah dalam kelompok KOMPAS-100 sebelum dan sesudah perubahan satuan perdagangan di Bursa Efek Indonesia? C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dari peneliti ini: 1. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan pada saham kelompok KOMPAS-100 sebelum dan sesudah perubahan satuan perdagangan di Bursa Efek Indonesia. 2. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan pada masing-masing sektor industri dalam kelompok KOMPAS-100 sebelum dan sesudah perubahan satuan perdagangan di Bursa Efek Indonesia. 3. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan pada 10 saham termahal dalam kelompok KOMPAS-100 sebelum dan sesudah perubahan satuan perdagangan di Bursa Efek Indonesia.
9 4. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan pada 10 saham termurah dalam kelompok KOMPAS-100 sebelum dan sesudah perubahan satuan perdagangan di Bursa Efek Indonesia. 2. Kontribusi Penelitian Secara akademis, dari hasil penelitian ini baik secara langsung maupun tidak langsung diharapkan dapat berguna bagi: a. Peneliti Penelitian ini merupakan sarana untuk belajar dan memperdalam ilmu pengetahuan mengenai pasar modal khususnya dalam menganalisa pengaruh informasi yang berhubungan dengan keuangan perusahaan (emiten) khususnya mengenai perubahan satuan perdagangan terhadap aktivitas volume perdagangan. b. Lembaga pendidikan Penelitian ini dapat menambah referensi di perpustakaan sehingga dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa sebagai data dan informasi untuk kegiatan belajar. Selain itu, sebagai karya akademis, peneliti ini juga menjadi tolok ukur keberhasilan lembaga pendidikan dalam memberikan kepada mahasiswa. c. Perusahaan (emiten) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, informasi dan masukan yang berguna dalam menetapkan kebijakan dan langkah-langkah
10 yang akan diambil oleh perusahaan-perusahaan terkait dengan perngumumman perubahan satuan perdagangan tersebut d. Investor Bagi investor dan calon investor, dapat berguna sebagai bahan dalam menganalisis informasi apa saja yang relevan untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Dan dihapakan investor dan calon investor tetap berfikir rasional dan tidak terburu-buru dalam mengambil suatu tindakan dengan mempertimbangkan ekspektasi pasar untuk menilai perusahaan emiten. e. Bagi Bursa/Pemangku Kebijakan 1) Menjadi sebuah masukan melalui beberapa penelitan yang ada terkait aktivitas dibursa saham 2) Menjadi evaluasi proses kemudian evaluasi hasil terhadap kebijakan yang sudah ditetapkan dan diterapkan, apakah kebijakan tersebut sudah sempurna atau tidak. 3) Mengukur nilai prestasi dibursa saham dan perusahaan-perusahaan dan saham-saham diperjual belikan dibursa saham.