EVALUASI PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI PERIKANAN Program peningkatan produksi perikanan adalah program intensifikasi budidaya perikanan melalui pemeliharaan komoditas perikanan di wilayah Tebo dengan teknik spesifikasi wilayah. Terdapat 121 ha luas lahan rawa, 48 ha mempunyai potensi untuk dibuat kolam sedangkan yang termanfaatkan baru 7,5 ha (Dinas Peternakan dan Perikanan Tebo 2007). Program peningkatan produksi perikanan ini juga mendapat dukungan dari Pemerintahan Desa Tegal Arum, karena Desa Tegal Arum direncanakan pada Tahun 2015 nanti menjadi sentra produksi ikan, baik pembesaran maupun pembenihan. Untuk Desa Tegal Arum, bentuk kegiatannya adalah bantuan penguatan modal usaha berupa sarana dan prasarana produksi, bantuan uang tunai dan bantuan untuk mesin pembuat pakan ikan. Bantuan progaram dari pemerintah dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Bantuan Program Peningkatan Produksi Perikanan N o Pemberi Bantuan Tahun Bentuk Pemberian 1 Dinas Kelautan dan Perikanan 2003 Bantuan dana bergulir bagi UPR Propinsi Tahun 2003 yang diterima dalam bentuk saprokan (Sarana Produksi Perikanan) senilai Rp. 7.000.000,- 2 Dinas Peternakan dan Perikanan 2005 Bantuan gudang untuk tempat penyimpanan saprokan senilai Rp. 3 Balai Budidaya Air Tawar Jambi (BBAT) kerjasama dengan Japan International Co. Agc (JICA) 4 Dinas Peternakan dan Perikanan 5 Dinas Peternakan dan Perikanan 6 Dinas Peternakan dan Perikanan 7 Bantuan dari Gubernur Jambi dalam bentuk KUPEM 75.000.000,- 2005 Pendampingan dan pelatihan tentang budidaya ikan air tawar selama 1 tahun 2005 Bantuan pemeliharaan kolam berupa uang senilai Rp. 120.000,- 2006 Bantuan 1 mesin dissel, oven, mesin giling tepung, mesin cetak pelet. 2006 Bantuan uang tunai senilai Rp. 30.000.000,- 2006 Bantuan dana bergulir pada Tahun 2006 perpaketnya sebesar Rp. 1.170.650, - yang diterima dalam bentuk saprokan (Sarana Produksi Perikanan) Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Tebo Penerima Bantuan Sutiman (ketua); Joko Susanto Anggota Anggota
46 Bantuan Dana Bergulir Bantuan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Jambi yang diberikan kepada Sutiman (Ketua ) dan Joko Susanto selaku UPR (Usaha Pembenihan Rakyat ) dalam bentuk Sarana dan Prasana Produksi senilai Rp. 7.000.000,- dengan tujuan untuk membantu petani pemula yang bergerak di bidang pembenihan ikan. Pendekatan yang dilakukan dalam memberikan bantuan kepada UPR ini melalui koordinasi dengan Dinas Peternakan dan Perikanan dalam pemberian bantuan. Batas waktu dari pengembali dari dana ini adalah selama lima tahun. Pemberian bantuan dana bergulir ini dalam pelaksanaanya sangat membantu UPR dalam mengembangkan usahanya. Pengembalian dana yang dipinjamkan seharusnya selama lima tahun tetapi dalam pelaksanaanya berlangsung selama enam tahun. Hal ini dikarenakan pada tahun 2005 terjadi bencana banjir sehingga benih yang sudah siap panen menjadi gagal. Kegagalan panen karena banjir ini seharus dapat dihindari akan tetapi karena adanya kepentingan dari Pemerintah Tebo terkait kedatangan Gubernur Jambi ke Desa Tegal Arum dalam rangka panen perdana, maka ikan yang harusnya dipanen ditunda menunggu kedatangan Gubernur Jambi tersebut. Belum lagi Gubenur Jambi datang untuk melakukan panen perdana, banjir sudah lebih dulu datang menghanyutkan benih yang siap untuk dipanen tersebut. Hal ini sesuai dengan yang dikemukan oleh Sutiman. Beliau mengungkapkan : sebenarnya benih itu sudah mau saya panen akan tetapi Ibu Ani (Kepala Bidang Perikanan) datang menemui saya dan mengatakan agar panennya ditunda dulu karena dua minggu lagi Bapak Gubernur akan datang berkunjung untuk melakukan panen perdana. Ternyata belum lagi Pak Gubernur datang, bajir sudah datang lebih dulu. Kerugian yang saya alami sekitar 20 juta lebih, sementara itu saya harus mengembalikan hutang saya Kelemahan dari program bantuan ini adalah pemasaran, ternyata belum menerapkan prinsip pembentukan jaringan. Dinas Peternakan dan Perikanan belum memikirkan jejaring dalam pemasaran benih ini. Pada awalnya benih yang dihasilkan oleh petani dibeli oleh pemerintah, akan tetapi pembelian
47 yang dilakukan oleh pemerintah ini hanya beberapa kali saja. Selanjutnya benih yang dihasilkan oleh Sutiman dan Joko Riyanto dijual kepada anggota dan masyarakat sekitar. Selain masalah pemasaran, kuntitas dan kualitas benih yang dihasilkan juga masih belum memenuhi kebutuhan pasar, hal ini disebabkan belum adanya pendampingan teknis dalam hal pembenihan ikan yang diberikan, baik oleh dinas propinsi maupun dinas kabupaten. Bantuan Gudang Bantuan gudang senilai Rp. 75.000.000,- diberikan kepada dengan tujuan untuk tempat penyimpanan saprokan. Pendekatan yang dilakukan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan dalam memberikan bantuan ini tanpa melibatkan, sehingga pencapaian hasil dari bantuan gudang yang diberikan tidak memberikan manfaat yang besar kepada. Hal ini terlihat dari tidak berfungsinya gudang tersebut. Hal ini sesuai dengan yang dikemukan oleh Sutiman. Beliau mengungkapkan : kami sudah sampaikan kepada Pak Eka agar dana senilai Rp. 75.000.000,- agar dapat dialihkan untuk pengerukan dan pelebaran sungai serta pembangunan irigasi. Kami juga siap untuk swadaya apa bila dana Rp. 75.000.000,- tersebut ternyata kurang untuk pengerukan dan pelebaran sungai serta pembangunan irigasi, akan tetapi Pak Eka menjawab dana yang diberikan tidak dapat dialihkan untuk kegiatan yang lain. Disisi lain lebih membutuhkan pengerukan dan pelebaran sungai serta pembangunan irigasi untuk mengatur pengairan ke kolam yang jauh dari sungai dan juga untuk mengatur debit air agar bencana banjir tidak terulang lagi, akan tetapi keinginan dari untuk pengerukan dan pelebaran sungai serta pembangunan irigasi ini tidak didukung oleh program. Pendampingan dan Pelatihan Pendampingan dan pelatihan tentang budidaya ikan air tawar yang diberikan oleh Balai Budidaya Air Tawar Jambi (BBAT) kerjasama dengan Japan International Co. Agc (JICA) bertujuan untuk meningkatkan keterampilan petani
48 ikan dalam budidaya ikan air tawar. Sasaran yang dituju dari pendampingan dan pelatihan ini adalah seluruh anggota. Pedekatan dari bantuan ini adalah dengan melihat kapasitas teknis dari petani ikan di dalam budidaya ikan air tawar. Capaian hasil dari bantuan pendampingan dan pelatihan ini adalah petani ikan memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam budidaya ikan air tawar. Kelemahan dari bantuan ini adalah tidak melibatkan seluruh anggota, yang ikut dalam bantuan ini. Beberapa pengurus saja yang terlibat sehingga tidak seluruh anggota memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sama dalam budidaya ikan air tawar. Bantuan Pemeliharaan Kolam Bantuan pemeliharaan kolam berupa uang senilai Rp. 120.000,- yang diberikan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan ini bertujuan untuk membantu petani dalam biaya perawatan kolam, seperti perbaikan tanggul kolam, perbaikan irigasi, dll. Bantuan ini diberikan dengan kepada seluruh anggota Mina Sari. Capaian hasil dari bantuan ini adalah beberapa dari anggota memang memanfaatkan dana bantuan ini untuk pemeliharaan kolam, akan tetapi ada juga beberapa anggota menggunakan bantuan ini untuk memenuhi kebutuhan konsumsi. Bantuan Mesin Pembuat Pakan Ikan Bantuan mesin pembuat pakan ikan ini terdiri dari 1 mesin dissel, oven, mesin giling tepung, mesin cetak pelet. tujuan dari pemberian mesin pembuat pakan ini adalah untuk membantu petani dalam mengatasi mahalnya harga pakan ikan, sehingga dapat membantu petani dalam meningkatkan pertumbuhan ikan agar dapat mencapai ukuran konsumsi yaitu 4:2 (4 ekor dalam 1 kg). Sasaran dari bantuan ini adalah seluruh anggota. Pemberian bantuan ini dikarenakan adanya permintaan dari kepada pemerintah untuk dapat membantu dalam mengatasi pengadakan pakan ikan.
49 Capaian hasil dari bantuan mesin pembuat pakan ini tidak maksimal hal ini disebabkan kapasitas mesin giling tepung tidak sesuai dengan kapasitas mesin pelet, setelah dilakukan penghitungan ternyata mesin giling tepung yang diberikan hanya dapat menghasilkan 20 kg/hari sedangkan kapasitas mesin pelet dapat menghasilkan 500 kg/jam. Bantuan uang tunai Bantuan uang tunai senilai Rp. 30.000.000,- diberikan dengan tujuan agar dapat membantu petani ikan dalam peningkatan usaha budidaya ikan air tawar secara berkelompok. Pendekatan yang dilakukan adalah dengan melibatkan seluruh anggota dan pengurus dalam pengelola bantuan yang diberikan. Bantuan tunai yang diberikan oleh pemerintah ini digunakan untuk keperluan pembelian mesin giling tepung seharga Rp. 13.000.000,- dan mesin disel seharga Rp. 5.600.000,- sisanya untuk menambah modal dalam pembelian bahan-bahan pembuatan pakan ikan. Penggantian mesin giling tepung yang baru ini hanya berjalan 8 bulan, hal ini disebabkan kapasitas mesin giling tepung yang baru ternyata juga belum dapat mengimbangi kapasitas mesin pelet, akibatnya produksi pakan buatan kembali terhenti. Kelemahan dari bantuan ini adalah tidaknya pengarahan yang jelas dari pemerintah dalam penggunaan dana yang diberikan sehingga dana yang diberikan tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh. Bantuan Dana Bergulir Bantuan dana bergulir perpaketnya sebesar Rp. 1.170.650, - yang diterima dalam bentuk saprokan (Sarana Produksi Perikanan) diberikan dengan tujuan adalah untuk meningkatkan usaha petani ikan dalam budidaya ikan. Sasarannya adalah seluruh anggota. Pemberian bantuan dana bergulir ini dikenakan bunga 6%. Pelaksanaannya dana yang digulirkan tersebut tidak semuanya kembali kepada pemerintah. Hal ini disebabkan rendahnya kesadaran dari anggota untuk mengembalikan dana pinjaman tersebut. Rendahnya kesadaran dari anggota
50 menunjukan tidak adanya pengaturan yang jelas dalam penggunaan dana bergulir. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Legiman. Beliau mengungkapkan : Walaupun sudah diberitahu bahwa dana yang diberikan kepada kami adalah merupakan pinjaman tapi pada pelaksanaanya saya melihat tidak ada teman-teman yang mengembalikan pinjaman tersebut, kata mereka bantuan pemerintah tersebut tidak perlu secepatnya dikembalikan dan bahkan bisa kena pemutihan. Akhirnya saya juga tidak tidak mau mengembalikan pinjaman tersebut dan memang sampai sekarang tidak pernah ada lagi penagihan dari pengurus. Ikhtisar Berdasarkan hasil evaluasi program peningkatan produksi perikanan yang sudah dilaksanakan, baik melalui pengamatan langsung maupun hasil wawancara di lapangan terlihat bahwa program program peningkatan produksi perikanan melalui berupa bantuan dana bergulir, bantuan gudang, pendampingan dan pelatihan, bantuan pemeliharaan kolam, bantuan mesin pembuat pakan ikan, dan bantuan uang tunai, lebih berorientasi pada peningkatan usaha melalui bantuan fisik sementara untuk peningkatan keterampilan lebih diakses oleh lapisan atas (pengurus). Pemerintah dalam pemberian program belum melakukan pendekatan pelaksanaan program yang partisipatif atau belum memberdayakan petani ikan. Beberapa program yang diberikan, capaian hasilnya masih belum maksimal hal ini terjadi karena dalam memberikan bantuan masih belum melihat kebutuhan praktis dan kebutuhan strategis baik secara individu maupun kelembagaan, selain itu kelembagaan yang ada belum dimanfaatkan untuk memberdayakan petani ikan.