BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di suatu wilayah kesehatan. Sebagai unit pelaksana teknis. Kesehatan Kabupaten/Kota dan merupakan unit pelaksana tingkat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 128/Menkes/Sk/II/2004 tentang. Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat Menteri Kesehatan RI,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat. Di dalam puskesmas terdapat suatu unit

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Permenkes No. 128 tahun 2004 pengertian Puskesmas. adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. beragam macamnya, salah satunya ialah puskesmas. Puskesmas adalah unit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk. memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWANG NOMOR : TENTANG PENGELOLAAN REKAM MEDIS KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 128/MENKES/SK/II/2004 sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan kepada masyarakat dituntut untuk melayani dengan cepat dan

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif (Depkes RI,

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing. Kewajiban lainnya adalah melakukan administrasi. medis yang tertib yaitu dengan sistem dan prosedur yang efisien dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENINGKATAN MUTU PUSKESMAS AN PEDOMAN PENINGKATAN MUTU PUSKESMAS PINKER

BAB I PENDAHULUAN. dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 Pasal 1 ayat 3 adalah

BAB I PENDAHULUAN. Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat

BAB I PENDAHULUAN. tentang Kebijakan Dasar Puskesmas, puskesmas adalah unit pelaksana. teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung-jawab

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Dokumen adalah berkas yang berisikan data-data identitas, data. dalam suatu pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran dan kedokteran gigi. Salah satu fasilitas pelayanan

PENINGKATAN MUTU PUSKESMAS AN PEDOMAN PENINGKATAN MUTU PUSKESMAS SEMATANG BORANG

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010, Rumah sakit adalah institusi pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan yang ada di Indonesia mulai banyak. mengalami perkembangan dari segi macamnya.

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi atau instansi memiliki tujuan apa yang akan mereka capai

BAB 1 PENDAHULUAN. No.269/MENKES/PER/III/2008 pasal 1 ayat 3 adalah tempat. untuk praktik kedokteraan atau kedokteran gigi.

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI. No.269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya

SURAT PERINTAH NOMOR Sprin / / IX /2016 Tentang PEMUSNAHAN BERKAS REKAM MEDIS

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk meningkatkan mutu. pelayanan kesehatan demi kepuasan masyarakat yang menggunakan

PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA REKAM MEDIS DENGAN METODE WORKLOAD INDICATORS OF STAFFING NEED (WISN) DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan. kesehatan di satu atau sebagian wilayah kecamatan.

BAB I PENDAHULUAN. penting yang tidak dapat dipisahkan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. pihak luar dengan laporan-laporan yang diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT KURUN KECAMATAN KURUN Jl. TAMANGGUNG PANJI No. 18 (0537) 31026, KUALA KURUN 74511

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Puskesmas merupakan salah satu ujung tombak dalam hal. kesehatan yang dapat membantu mewujudkan derajat kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat. RSUD kota Bandung beralamat di Jl. Rumah Sakit No. 22 Ujung

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pusat pembangunan kesejahteraan, pusat pembinaan peran serta

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009). Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG KERANGKA KERJA MUTU PELAYANAN KESEHATAN WALIKOTA YOGYAKARTA,

5. HAKEKAT PERMENKES 269/MENKES/PER/III/2008 TENTANG RM dan PERTAURAN TERKAIT LAINNYA LILY WIDJAYA,SKM.,MM D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan di berbagai instansi kesehatan dengan dukungan dari

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor : 240/MENKES/PER/III/2010 merupakan intitusi. rawat jalan pasien lama dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan, pemerintah telah menetapkan pola dasar pembangunan yaitu. pembangunan mutu sumberdayamanusia(sdm) di berbagai

PELAYANAN DI RUANG REKAM MEDIK

PANDUAN PENGENDALIAN DOKUMEN KEBIJAKAN DAN SOP

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hatta (2011), pelayanan rekam medis adalah kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pusat latihan tenaga kesehatan, serta untuk penelitian biososial.

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sehingga di rumah sakit diharapkan mampu untuk. puas dan nyaman, sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada seperti

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan upaya. penyelenggaraan kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah Sakit merupakan suatu sistem atau bagian yang integral

BAB I PENDAHULUAN. dalam memperbaiki kualitas suatu organisasi atau instansi. Penggunaannya tidak

KESEHATAN DINAS KESEHATAN Halaman 7

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi profesional baik di bidang teknik medis maupun. dilaksanakan surat persetujuan tindakan kedokteran.

PERATURAN YANG TERKAIT DENGAN RM

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai pusat rujukan dan merupakan pusat alih pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN YANG TERKAIT DENGAN RM

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu tujuan primer rekam kesehatan/rekam medis. berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA REKAM MEDIS DENGAN METODE WORKLOAD INDICATORS OF STAFFING NEED (WISN) DIPUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis pasal 1 ayat 3 adalah

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih. kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Rumah Sakit menjadi

SOP PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAMAN No. Dokument : No. Revisi : SOP Tanggal Terbit : Halaman :

dapat berakibat pada keterlambatan penanganan medis terhadap pasien yang sedang membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat. Rekam medis kertas yang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan. pelayanan kesehatan secara merata, dengan mengutamakan upaya

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan unit organisasi fungsional Dinas Kesehatan Kabupaten/Kotamadya

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (health service). Sarana Pelayanan Kesehatan merupakan tempat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kesehatan. Sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (UPTD), puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia (Depkes RI, 2004). Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama Puskesmas perlu membuat Rekam Medis. Menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis, rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Rekam medis pada sarana pelayanan kesehatan non rumah sakit wajib disimpan sekurang-kurangnya untuk jangka waktu dua tahun terhitung dari tanggal terakhir pasien berobat. Setelah batas waktu sebagaimana dimaksud telat dilampaui, rekam medis akan 1

mengalami penyusutan. Menurut Depkes RI (1997), penyusutan rekam medis adalah suatu kegiatan pengurangan arsip dari rak penyimpanan. Setelah dilakukan penyusutan maka berkas rekam medis akan dimusnahkan. Untuk menjalankan kegiatan penyusutan dan pemusnahan maka diperlukan sebuah pedoman pelaksanaan atau disebut dengan Prosedur Kerja atau SOP. Menurut Suardi (2004), dalam ISO 9000:2000 manajemen harus mendefinisikan dokumentasi termasuk rekaman yang relevan, penetapan, penerapan, dan pemeliharaan sistem manajemen mutu yang dibutuhkan dan juga kebutuhan dalam mendukung keefektifan dan efisiensi proses operasi organisasi. Sehingga setiap kegiatan hendaknya mempunyai sebuah manual mutu atau prosedur. Prosedur adalah suatu rangkaian metode yang telah menjadi pola tetap dalam melakukan suatu pekerjaan yang merupakan suatu kebetulan. Rangkaian prosedur menjadi suatu sistem. Prosedur kerja itu merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan berurutan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu (Syamsi, 2004). Berdasarkan studi pendahuluan yang sudah dilakukan tanggal 18 Agustus 2014, Unit Rekam Medis di Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta sudah mempunyai prosedur kerja. Prosedur tersebut tertuang dalam bentuk Prosedur Kerja dan Instruksi Kerja. Puskesmas Mantrijeron sudah 2

bersertifikasi ISO 9001:2000, sehingga setiap kegiatan harus mempunyai standar operasional atau prosedur kerja. Namun Unit Pendaftaran dan Rekam Medik Puskesmas Mantrijeron belum mempunyai Prosedur Kerja dan Instruksi Kerja khusus untuk penyusutan dan pemusnahan berkas rekam medis, prosedur kerja untuk kegiatan penyusutan dan pemusnahan berkas rekam medis masih menggunakan prosedur umum yaitu Prosedur Kerja Sistem Kearsipan. Arsip yang dimaksud dalam Prosedur Kerja Sistem Kearsipan adalah berupa surat masuk atau keluar, formulir yang sudah terisi, dokumen yang sudah dilaksanakan dan tidak berlaku lagi, prosedur kerja/instruksi kerja yang telah kadaluarsa dan lain-lain. Penyusutan berkas rekam medis dilakukan jika rak penyimpanan sudah penuh. Sedangkan untuk pemusnahan berkas rekam medis di Puskesmas Mantrijeron belum pernah dilakukan. Puskesmas ingin melaksanakan kegiatan pemusnahan, sehingga Puskesmas Mantrijeron memerlukan sebuah Prosedur Kerja dan Instruksi Kerja Pemusnahan Berkas Rekam Medis. Maka peneliti ingin membuat Prosedur Kerja dan Instruksi Kerja untuk kegiatan penyusutan dan pemusnahan berkas rekam medis di Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta. 3

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah Bagaimana rancangan Prosedur Kerja Dan Instruksi Kerja penyusutan dan pemusnahan berkas rekam medis di Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta?. C. Batasan Penelitian Melakukan penelitian tentang kebutuhan Prosedur Kerja dan Instruksi Kerja Penyusutan dan Pemusnahan Rekam Medis di Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta. Selanjutnya peneliti akan membuat rancangan Prosedur Kerja Penyusutan Berkas Rekam Medis dan Instruksi Kerja Pemusnahan Rekam Medis dan diajukan ke pihak puskesmas. D. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui kebutuhan Prosedur Kerja dan Instruksi Kerja Penyusutan dan Pemusnahan berkas rekam medis di Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta. 2. Merancang Prosedur Kerja dan Instruksi Kerja penyusutan dan pemusnahan berkas rekam medis di Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta. 4

E. Manfaat penelitian 1. Manfaat Praktis a. Bagi Puskesmas Dapat dijadikan sebagai acuan atau petunjuk penyusutan dan pemusnahan berkas rekam medis yang ada di Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta. Dapat juga digunakan sebagai bahan evaluasi petugas di unit rekam medis. b. Bagi Peneliti Dapat mengembangkan ilmu yang sudah diperoleh dari institusi pendidikan sehingga di lapangan. Dapat menambah wawasan seberapa pentingnya Prosedur Kerja dan Instruksi kerja di Puskesmas. 2. Manfaat Teoritis a. Bagi Institusi Pendidikan Dapat dijadikan sebagai tambahan referensi atau bahan masukan dalam perkuliahan rekam medis. b. Bagi Peneliti Lain Dapat digunakan sebagai acuan dalam pendalaman materi yang bersangkutan untuk kelanjutan penelitian yang relevan. 5

F. Keaslian penelitian 1. Agung (2012), dengan judul Pengembangan dan Evaluasi Pelaksanaan Prosedur Tetap Pendaftaran dan Penyimpanan Berkas Rekam Medis di Klinik Sehat Gratis Lentera Hati Minomartani Sleman. Hasilnya adalah rancangan prosedur tetap pendaftaran dan penyimpanan berkas rekam medis dari peneliti telah mendapat persetujuan dengan mendapatkan pengesahan dan tanda tangan dari penanggungjawab Klinik Sehat Gratis Lentera Hati, dan hasil evaluasi peneliti tentang pelaksanaan prosedur tetap pendaftaran dan penyimpanan berkas rekam medis dari petugas (subjek penelitian) dapat disimpulkan bahwa seluruh langkah pada prosedur tetap dilaksanakan dengan baik dalam penyelesaikan pelayanan pendaftaran dan kegiatan penyimpanan berkas rekam medis di Klinik Sehat Gratis Lentera Hati. Perbedaan terletak pada penelitian Agung adalah membuat rancangan prosedur tetap kegiatan pendaftaran dan penyimpanan dan penelitian yang dilakukan sampai tahap evaluasi. Sedangkan peneliti akan meneliti Prosedur Kerja dan Instruksi Kerja untuk kegiatan penyusutan dan pemusnahan berkas rekam medis. Penelitian yang dilakukan sampai tahap pengajuan ke pihak puskesmas. 6

Persamaannya adalah sama-sama menggunakan metode penelitian R&D (pengembangan). 2. Astuti (2014), dengan judul Perancangan Prosedur Kerja dan Instruksi Kerja di Unit Rekam Medis di Puskesmas Gondokusuman II Yogyakarta. Hasil rancangan yang sudah dibuat antara lain Prosedur Kerja Pengodean Penyakit, Prosedur Kerja Penyusutan berkas rekam medis, Prosedur Kerja pembuatan SKM, Prosedur Kerja SP2TP, Instruksi Kerja Entry data pemeriksaan ke simpus, instruksi kerja penulisan kode diagnosa ke berkas rekam medis, instruksi kerja pembuatan surat keterangan sakit, instruksi kerja pembuatan surat keterangan sehat, instruksi kerja pembuatan surat keterangan kematian, instruksi kerja pembuatan surat bebas NAPZA, instruksi kerja pembuatan daftar pertelaan, dan lain sebagainya. Perbedaan terletak pada penelitian Astuti adalah membahas tentang perancangan prosedur kerja hampir keseluruhan di unit rekam medis. Sedangkan peneliti ingin membuat perancangan prosedur kerja dan instruksi kerja untuk penyusutan dan pemusnahan berkas rekam medis. 3. Nisa (2014), dengan judul Perancangan Draf Prosedur Kerja dan Instruksi Kerja Pemusnahan Berkas Rekam Medis Terkait Dengan Pelaksanaan SMM ISO 9001:2008 di Puskesmas Danurejan II 7

Yogyakarta. Hasil perancangan ini adalah rancangan prosedur kerja dan instruksi kerja yaitu prosedur kerja pemusnahan berkas rekam medis dan instruksi kerja yang terdiri dari Instruksi kerja pembentukan tim panitia penyusutan, Instruksi kerja penyusutan berkas rekam medis, Instruksi kerja pembentukan tim pemusnahan, Instruksi kerja pemilahan berkas rekam medis, Instruksi kerja daftar pertelaan berkas rekam medis, Instruksi kerja pemusnahan berkas rekam medis, Instruksi kerja pembuatan berita acara pemusnahan. Perbedaan terletak pada perancangan Nisa adalah pada hasilnya, kalau perancangan Nisa menghasilkan rancangan Prosedur Kerja dan Instruksi Kerja untuk Pemusnahan berkas rekam medis terkait dengan SMM ISO 9001:2008. Perancang akan membuat rancangan untuk Prosedur Kerja dan Instruksi Kerja Penyusutan dan Pemusnahan berkas rekam medis karena disana belum ada prosedurnya dan juga belum pernah dilakukan kegiatan pemusnahan berkas rekam medis. 8

G. Gambaran Umum Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta 1. Identitas Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta beralamat di Jalan D.I. Panjaitan No.82 Yogyakarta, Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Provinsi DIY. Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta berdiri dengan izin Peraturan Walikota Yogyakarta No. 46 tahun 2012 tentang Pembentukan Susunan, Kedudukan, Fungsi dan Rincian Tugas, Pelaksana Teknis, Penyelenggara Jaminan Kesehatan Daerah dan Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. 2. Geografi Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta merupakan puskesmas dengan wilayah kerja satu wilayah Kecamatan Mantrijeron. Luas wilayahnya 2.61 km 2, terbagi dalam tiga kelurahan yaitu Kelurahan Mantrijeron, Kelurahan Suryodiningratan, dan Kelurahan Gedongkiwo. Batas-batas wilayah Kecamatan Mantrijeron, yaitu sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Kraton, sebalah timur berbatasan dengan Kecamatan Mergangsan, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Sewon, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Wirobrajan. 3. Visi, Misi, Motto, dan Slogan Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta a. Visi 9

Menjadi puskesmas yang mampu memberikan pelayanan kesehatan dasar bermutu, merata, terjangkau. b. Misi 1) Memberikan pelayanan kesehatan dssar yang bermutu sesuai standar; 2) Memberikan pelayanan yang mengutamakan kepentingan pelanggan; 3) Mendorong dan meningkatkan kesehatan individu, kelompok, dan lingkungan. c. Motto Menjadi puskesmas pilihan masyarakat. d. Slogan Kesehatan Anda adalah Dambaan Kami. 4. Janji Layanan Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta a. Kami siap memberikan pelayanan kepada masyarakat secara professional, tulus, ramah, dan sepenuh hati. b. Kami siap membantu masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau menuju masyarakat sehat dan mandiri. 10

5. Budaya Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta Berorientasi kepada kepuasan pelanggan. a. Professional dan wewenang dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan seccara dinamis. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan standar b. Tanggung jawab Menjalankan pekerjaan secara konsekuen dengan sepenuh hati c. Sadar mutu Melaksanakan tindakan sesuai komitmen prosedur yang telah ditetapkan d. Sadar waktu Melaksanakan setiap tindakan sesuai komitmen waktu yang telah ditetapkan. e. Inisiatif Senantiasa melakukan tindakan pencegahan, pengendalian, dan perbaikan secara terus-menerus tanpa menunggu perintah. f. Bersih Memperhatikan dan memelihara kerapihan diri dan lingkungan kerja. g. Empati Memberikan layanan dengan tulus, ramah, dan sepenuh hati. 11

6. Pelayanan Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta Layanan yang terdapat di Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta, sebagai berikut : a. Klinik umum b. Klinik lansia c. Klinik anak d. Klinik gigi e. Klinik KIA dan KB 1) Klinik konsultasi kesehatan dan obat 2) Klinik konsultasi hygine dan sanitasi f. Klinik konsultasi berhenti merokok g. Layanan psikolog h. Layanan VCT, PITC, IMS i. Penunjang medis 1) Farmasi; 2) Laboratorium; 3) Gizi. j. Penunjang non medis Ambulance, musholla, toilet, parkir yang luas. 12