BAB I PENDAHULUAN. Pemberlakuan ASEAN Free Trade Area (AFTA) pada tahun 2015

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Politeknik Negeri Sriwijaya Latar Belakang

SCHEDULE HSE PUBLIC TRAINING PT SINERGI SOLUSI INDONESIA-INDONESIA SAFETY CENTER 2016

K3 MIGAS (Workshop) EA SOLUTION MANFAAT TRAINING MATERI TRAINING. TRAINER HES Consultant Chevron Pasific Indonesia

BAB 1 OVERVIEW PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan disebabkan oleh perbuatan yang tidak selamat (unsafe act), dan hanya

BAB I PENDAHULUAN. sangat kompetitif dan dinamis. Hal ini memaksa Bank untuk memaksimalkan

JADWAL TRAINING ISC SAFETY SCHOOL 2018

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia yang berkualitas merupakan modal dasar bagi pembangunan

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. Fungsi Technical Services Marketing Operation Region (MOR) V

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini mengalami perubahan yang sangat cepat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (SDM) merupakan sumber daya paling

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Presentasi PTFI New Graduates Programs. Quality Management Services Department

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laba atau menambah nilainya sendiri. Kualitas dari SDM akan sangat

BAB I. Pendahuluan. Pada masa sekarang ini perekonomian bangsa Indonesia telah memasuki era

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Negara-negara ASEAN telah setuju mewujudkan kawasan perdagangan bebas.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JADWAL PUBLIC TRAINING

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuannya, sumber daya manusia sering juga disebut sebagai

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara yang saat ini

JADWAL SERTIFIKASI. 08 Agust sd 03 Sept. 21 nov sd 17 Des

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 31 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan tuntutan masyarakat disektor usaha dan pemerintahan semakin

BAB I PENDAHULUAN. sektor pemerintahan, turut bertanggung jawab atas keberhasilan dalam

BAB I PENDAHULUAN. (dump truck), berfungsi untuk mengolah lahan (dozer dan grader), berfungsi

CONTRACTOR HSE MANAGEMENT SYSTEM HEALTH, SAFETY AND ENVIRONMENTAL MANAGEMENT PLAN REQUIREMENT AND STANDARD

BAB I PENDAHULUAN. kerja karyawan. Di samping itu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seiring perkembangan zaman, pelanggan yang selalu bertambah dan teknologi,

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODEL KOMPETENSI

BAB I. HRD (Human Resource Development) atau dalam bahasa Indonesia. disebut sebagai bidang sumber daya manusia, yaitu bagian atau divisi dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Industri hulu migas khususnya di KUH saat ini yang mempengaruhi kondisi bisnis

BAB 6. PELATIHAN, ORIENTASI & PENGEMBANGAN

I. PENDAHULUAN. Menghadapi persaingan bisnis yang semakin kompleks dan laju perkembangan teknologi

Pelatihan dan Pengembangan SDM (Training) MSDM-TIP FTP UB

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini masyarakat ekonomi dunia sedang menghadapi proses peralihan besar -besaran

Penyediaan SDM yang Handal Sebagai Fondasi Perkembangan Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan layanan kepada stakeholder utama, yaitu mahasiswa, dosen, dan. bisnis Labkom (Sutomo dan Ayuningtyas, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. bumi, tidak hanya keamanan terhadap personil (human), tetapi juga terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dapat menentukan berkembang atau mundurnya perusahaan. Salah satu carayang

BAB I PENDAHULUAN. karyawan dalam jumlah (kuantitas) dan tipe (kualitas) yang tepat.

BUKU PINTAR KARIR OIL & GAS. Author : Heru Prasadja, ST. oilgascareer-guide. Supported by.

BAB I PENDAHULUAN. ingin dicapai. Setiap organisasi, baik yang mencari laba maupun tidak, berusaha

BAB I. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan. yang tujuan utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN. Ruang lingkup audit operasional atas fungsi Sumber Daya Manusia pada PT.

BAB 1 PENDAHULUAN. signifikan. Indonesia, sebagai salah satu negara dengan sumber bahan bakar fosil yang

BAB I PENDAHULUAN. informasi semakin cepat berkembang. Hal ini mempengaruhi pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Dinamika pertumbuhan perekonomian di Indonesia sangatlah pesat. Manajemen

TANTANGAN SDM DALAM USAHA PERJALANAN WISATA MENYONGSONG MASA DEPAN. (rudiana)

2 memungkinkan perusahaan dapat merencanakan serta mendisain pelayanan yang paling mendekati keinginan pelanggan. Konsep kompetensi dapat dibagi menja

2015 PENGARUH IMPLEMENTASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP PEMBELAJARAN PRAKTIK PRODUKTIF DI BENGKEL OTOMOTIF SMK

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan sumber daya manusia (SDM) dalam suatu organisasi saat ini

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAGAIMANA BERKARIR DI OIL & GAS?

Standarisasi Training untuk setiap Job Title di PT Ecogreen Oleochemicals Batam

BAB I PENDAHULUAN. Di era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bertahan. Setiap organisasi dituntut untuk siap menghadapi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Data Kecelakaan Kerja Tahun Cacat Total

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Melihat perkembangan dunia modern saat ini, kegiatan industri telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan yang berkaitan dengan Sumber Daya Manusia atau SDM pada suatu

BAB I PENDAHULUAN. Toshiko Kinosita (Kompas, 24 Mei 2002) mengemukakan bahwa sumber

BAB V PEMBAHASAN. Dengan mendefinisikan target-target BBS, berarti perusahaan telah

BAB I PENDAHULUAN. bertahan. Setiap organisasi dituntut untuk siap menghadapi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Unsur sumber daya manusia memegang peranan sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB III DEFINISI MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perusahaan salah satu bentuk kegiatan pada ruang lingkup

BAB I PENDAHULUAN. yang mendesain dan memproduksi circuit breaker untuk perlindungan peralatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Chevron merupakan salah satu perusahaan energi terintegrasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan timbulnya persaingan yang ketat di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kumpulan resources yang tidak berguna. Selain itu, sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Masalah Sumber Daya Manusia saat ini sangat kompleks karena

PERLU TIDAKNYA SERTIFIKASI PROFESI KEINFORMATIKAAN DI INDONESIA

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang sedang berlangsung. Terbukti perusahaan yang bertahan adalah

BAB I PENDAHULUAN. mengumpulkan dana untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Sebagai Negara yang berkembang, sebenarnya Indonesia memiliki

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan yang siap berkompetisi harus memiliki manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN. Memasuki tahun 2004 akan dimulainya era perdagangan bebas diwilayah kawasan Asia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : PK.12/BPSDMP 2016 TENTANG

SEJARAH DAN PENGERTIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemberlakuan ASEAN Free Trade Area (AFTA) pada tahun 2015 memberikan tantangan tersendiri terhadap perkembangan bisnis dan persaingan pasar yang bergerak dengan cepat dan dinamis. Ini berarti Indonesia harus meningkatkan daya saing baik mutu hasil produksi maupun jasa. Peningkatan daya saing ini dimulai dari penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas yang merupakan faktor keunggulan menghadapi persaingan. Kondisi ini menutut setiap perusahaan untuk bersikap lebih tanggap dan proaktif dalam melakukan perekrutan untuk mencari kandidat karyawan untuk memenuhi kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) organisasi atau perusahaan untuk bisa bersaing dengan tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia. Hutapea dan Nurianna (2008:86) mengemukakan bahwa peran sumber daya manusia perlu dikelola secara profesional. Peran sumber daya manusia yang semula hanya sebagai penunjang perlu diubah menjadi strategik, dimana pengelolaan sumber daya manusia ditujukan agar organisasi dapat beroperasi dengan efisien sehingga dapat mencapai sasaran kerjanya. Perkembangan dan pertumbuhan perusahaan mempersyaratkan ketersediaan sumber daya manusia yang handal. Upaya menyediakan sumber daya tersebut dapat diperoleh melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kompetensi 1

2 yang baik menurut kebutuhan perusahaan dapat diperoleh melalui program pelatihan. Perusahaan perlu mengidentifikasi kebutuhan organisasi sehingga perusahaan dapat menerapkan jenis program pelatihan yang akan diberikan kepada individu dalam organisasi. Kesesuaian kebutuhan organisasi dan tugas dengan program pelatihan karyawan akan mendukung peningkatan kompetensi karyawan. Program pelatihan karyawan dapat meningkatkan ketrampilan, pengetahuan dan pengalaman karyawan terhadap pekerjaannya. Karyawan yang memiliki kompetensi terhadap pekerjaannya akan mendapatkan kesempatan untuk mengikuti tahapan jenjang karir dan akan mencapai jenjang karir yang lebih baik. Kegiatan dalam pelatihan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian dan kompetensi. Kegiatan pelatihan dilakukan melalui kegiatan pengajaran, pendidikan dan pelatihan yang meliputi materi ilmu pengetahuan, ketrampilan dan keahlian. Namun investasi yang besar untuk program pelatihan terkadang tidak diikuti dengan efektivitas dari evaluasi pelatihannya itu sendiri. Adanya evaluasi pelatihan dapat memberikan informasi bahwa apakah suatu investasi yang ditanamkan telah memberikan hasil yang diinginkan dan tidak menjadi sia-sia ataukah tidak memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Melakukan evaluasi program pelatihan merupakan langkah penting untuk memperoleh umpan balik bagi program pelatihan serupa atau pelatihan lanjutan, karena dengan melakukan evaluasi program pelatihan suatu perusahaan dapat melihat seberapa baik tujuan pelatihan telah terpenuhi dan

3 apakah metode pelatihan tersebut adalah metode terbaik untuk mencapai tujuan tersebut. Suatu pelatihan dikatakan efektif jika hasil dari evaluasi pelatihan tersebut dapat mencapai tujuan organisasi, meningkatkan kemampuan sumber daya atau dapat meningkatkan proses-proses internal. Dengan demikian program evaluasi pelatihan menjadi penting jika hasil dari suatu pelatihan dipandang penting. PT DEF Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi yang berasal dari Italia dan berlokasi di Jakarta Selatan. Sektor pertambangan berbeda dengan sektor industri lainnya sebab sektor ini membutuhkan modal dan resiko yang sangat besar, proses eksplorasi yang cukup panjang, teknologi yang tinggi serta sumber daya manusia yang kompeten. Oleh karena itu, Manajemen PT DEF Indonesia memahami pentingnya ketersediaan sumber daya manusia dalam merekrut tenaga kerja nasional dalam bidang teknikal berbasis Production and Maintenance yang kompeten dalam mengoperasikan proyek lapangan gas yang akan mulai berproduksi pada tahun 2017. Dalam memberikan kesempatan dan mengembangkan generasi muda Indonesia, Manajemen PT DEF Indonesia telah merekrut 30 operation trainee dengan latar belakang pendidikan teknikal dan rata-rata fresh graduate dari berbagai institusi pendidikan khususnya Politeknik di luar wilayah Jakarta. Manajemen perusahaan telah membuat program pelatihan terstruktur untuk membentuk pemimpin masa depan yang dinamis, berdedikasi tinggi, dan

4 professional di bidang pengetahuan operasional minyak dan gas bumi. Hal ini tentunya diperlukan dana yang cukup besar, sehingga perlu adanya upaya lanjutan berupa evaluasi agar mengetahui hasil yang diharapkan perusahaan terhadap program pelatihan yang diselenggarakan. Mengenai informasi program pelatihan yang sudah berlangsung beserta jumlah biaya setiap program pelatihan dapat dilihat pada Table 1.1 sebagai berikut: TABEL 1.1 DAFTAR PROGRAM PELATIHAN OPERATION TRAINEE PT DEF INDONESIA Induction Training Internal 4 Hari X Sumber: Data Diolah Peneliti dari PT DEF Indonesia (2016) Rp. 50 Juta Rp. 50 Juta Intensive English Course Eksternal 10 Hari X Basic Operation and Maintenance / Technical Development Eksternal 7 Minggu X On The Job Training with Partner Company at Operations Area Eksternal 3 Bulan X Process Training : Piping and Instrumentation Diagram Training Internal 15 Hari X Process Unit Training Internal 10 Hari X HSE Mandatory Training: Process Safety Management (PSM) & Safety Case Internal 3 Hari X Control of Works and Certificates Internal 2 Hari X Safe Work Practice (SWP) Internal 3 Hari X HSE Certification : Tropical Basic Offshore Safety Induction and Emergency Training (T-BOSIET) Eksternal 3 Hari X Advance Fire Fighting Eksternal 3 Hari X Confined Space Entrant / Attendant (CSEA) Eksternal 2 Hari X Confined Space Entrant / Rescue (CSER) Eksternal 2 Hari X SOP Training : Daftar Program Pelatihan Penyelenggara Durasi Standard of Procedure (SOP) - Operation Internal 7 Hari X Standard of Procedure (SOP) - Health Safety and Environment (HSE) Internal 4 Hari X Standard of Procedure (SOP) - Maintenance Internal 5 Hari X Standard of Procedure (SOP) - Marine Internal 5 Hari X Biaya Pelatihan Berdasarkan uraian di atas dan dalam upaya mengukur efektifitas program pelatihan, maka penulis tertarik untuk mengkaji obyek penelitian

5 tentang EVALUASI PROGRAM PELATIHAN PADA OPERATION TRAINEE DI PT DEF INDONESIA. B. Perumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka pokok masalah yang dihadapi dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah hasil evaluasi pada level reaksi terhadap program pelatihan pada operation trainee di PT DEF Indonesia? 2. Bagaimanakah hasil evaluasi pada level pembelajaran terhadap program pelatihan pada operation trainee di PT DEF Indonesia? C. Pembatasan Masalah Penelitian Penulis dalam hal ini membatasi masalah yang didasarkan pada teori Kirkpattrick mengenai evaluasi program pelatihan hanya pada level reaksi (reaction) dan pembelajaran (learning) pada operation trainee di PT DEF Indonesia. Karena program pelatihan pada operation trainee masih berlangusng hingga awal tahun 2017. D. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Dalam hal ini tujuan penelitian diantaranya sebagai berikut: a. Untuk mengetahui hasil evaluasi pada level reaksi terhadap program pelatihan pada operation trainee di PT DEF Indonesia.

6 b. Untuk mengetahui hasil evaluasi pada level pembelajaran terhadap program pelatihan pada operation trainee di PT DEF Indonesia. 2. Kontribusi Penelitian Kontribusi yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagi Perusahaan Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi perusahaan dalam menentukan maupun menyusun program pelatihan dan penyelenggara pelatihan. b. Bagi Penulis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan dan menambah pengalaman, wawasan yang berkaitan dengan evaluasi pelatihan. c. Bagi Kalangan Akademis Dapat digunakan dalam menambah pengetahuan maupun informasi serta referensi bacaan bagi semua pihak yang membutuhkannya.