GAMBARAN KETANGGUHAN DIRI (RESILIENSI) PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. paling penting dalam pembangunan nasional, yaitu sebagai upaya meningkatkan

PENDAHULUAN Latar Belakang

TINGKAT STRES PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2013

Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Resiliensi pada Ibu yang Memiliki Anak Autis Penulisan Ilmiah

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan penilaian pada aspek pengetahuan (Khalidatunnur dkk, 2008).

Sukirno, S. Kep 1 Giat Wantoro, S. Kep 2 Nofrans Eka Saputra, S. Psi, MA 3 ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang dianggap sebagai fase kemunduran. Hal ini dikarenakan pada

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara variabel Hubungan Resiliensi dengan Stres Kerja Anggota. Gambar 3.1. Hubungan antar Variabel

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU ANGKATAN 2011

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU ANGKATAN 2011

RESILIENSI PADA PENYINTAS PASCA ERUPSI MERAPI. Naskah Publikasi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1

Hubungan Antara Religiusitas Dengan Resiliensi Pada Mahasiswa Perantau

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. (Kata kunci : College adjustment ) Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia diharapkan memiliki kemampuan untuk beradaptasi

ABSTRACT. Keywords :personality, learning achievement PENDAHULUAN

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka pengambilan contoh penelitian. Purposive. Proporsional random sampling. Mahasiswa TPB-IPB 2011/2012 (N=3494)

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada waktu dan tempat yang kadang sulit untuk diprediksikan. situasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sehingga dapat menurunkan kualitas hidup individu. Salah satu jenis

LAMPIRAN I KATA PENGANTAR

BAB III METODE PENELITIAN. korelasioanal berganda ( Multiple Corelation) yang menunjukkan arah dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. maupun swasta namun, peningkatan jumlah perguruan tinggi tersebut tidak dibarengi

BAB I PENDAHULUAN. coba-coba (bereksperimen) untuk mendapatkan rasa senang. Hal ini terjadi karena

METODE PENELITIAN. Contoh dan Cara Pengambilan Contoh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ini adalah stres kerja. peneliti menggunakan kuesioner yang berisikan

RESILIENSI PADA PENDERITA KANKER SERVIKS STADIUM LANJUT NASKAH PUBLIKASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN RESILIENSI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR JURUSAN X FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan menuntut ilmu. Berbagai macam lembaga

KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN REGULASI EMOSI PADA MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. identitas dan eksistensi diri mulai dilalui. Proses ini membutuhkan kontrol yang

BAB I PENDAHULUAN. positif dan dampak negatif dalam kehidupan kita. Berbagai macam orang dari

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain dan

METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Cara Pemilihan Contoh

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Panti asuhan merupakan lembaga yang bergerak dibidang sosial untuk

RESILIENSI PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI YANG TERLAMBAT MENYELESAIKAN SKRIPSI DI UNIVERSITAS X

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga yang bahagia dan harmonis merupakan dambaan dari setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Kekerasan dalam Rumah Tangga

RESILIENSI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA PROGRAM KELAS KARYAWAN DITINJAU DARI KONSEP DIRI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menjalani peran sebagai penuntut ilmu, mahasiswa pada umumnya selalu

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI, (ENGLISH) SELF EFFICACY DAN JENIS KELAMIN DENGAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA KELAS XII MAN SALATIGA TESIS

PENGARUH OPTIMISME DAN EMPATI TERHADAP EFIKASI DIRI SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) BATURETNO BANGUNTAPAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan pria dan wanita. Menurut data statistik yang didapat dari BKKBN,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jiwa, kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula seorang

GAMBARAN STRES DAN STRATEGI KOPING IBU BEKERJA YANG MEMILIKI ANAK DIASUH ASISTEN RUMAH TANGGA. Abstrak.

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai suatu populasi, kelompok subjek penelitian harus memiliki ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari serta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak merupakan salah satu bagian dari tujuan mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN DAN DEPRESI PADA MAHASISWA SISTEM PERKULIAHAN TRADISIONAL DENGAN SISTEM PERKULIAHAN TERINTEGRASI

RESILIENSI NARAPIDANA DEWASA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS IIA SRAGEN NASKAH PUBLIKASI. Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan

Jurnal Counseling Care Volume 1, Nomor 1, Bulan April, 2017 PROFIL DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA SISWA DI SMP NEGERI KECAMATAN BATANG KAPAS PESISIR SELATAN

PENGARUH KONSEP DIRI TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU TAHUN PERTAMA

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN STRATEGI COPING PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RSUD BANJARNEGARA

Differences in Stress Level Between First-Year and Second-Year Medical Students in Medical Faculty of Lampung University

HUBUNGAN RESILIENSI DIRI TERHADAP TINGKAT STRES PADA DOKTER MUDA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU

PENGARUH OPTIMISME DAN EMPATI TERHADAP EFIKASI DIRI SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) BATURETNO BANGUNTAPAN YOGYAKARTA

PROFIL HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI SMK NEGERI 1 SIJUNJUNG

Hubungan antara Resiliensi dan Stres dalam Menyusun Skripsi pada Mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA RANTAU DARI INDONESIA BAGIAN TIMUR DI SEMARANG

Lampiran 1. Surat Pernyataan. 1. Tujuan dari kuesioner ini adalah pengambilan data untuk skripsi.

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan kaum akademisi yang menempati strata paling

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA SEMESTER ENAM ANGKATAN

ABSTRAK. Kata kunci : self-esteem, power, significance, competence, virtue, make up. v Universitas Kristen Maranatha

Sartika Tolingguhu NIM :

REGULASI EMOSI DAN RESILIENSI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA. Abstract. Keywords: college student, emotion regulation, resilienc.

HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN ASERTIVITAS DENGAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA ISTRI YANG TINGGAL DENGAN MERTUA. Skripsi

BAB V PEMBAHASAN. Bandura 1997 mengungkapkan bahwa self efficacy membuat individu untuk

Prevalensi Ansietas Menjelang Ujian Tulis pada Mahasiswa Kedokteran Fk Unand Tahap Akademik

BAB I PENDAHULUAN. kalanya masalah tersebut berbuntut pada stress. Dalam kamus psikologi (Chaplin,

Kata kunci : wellness, emotional-mental wellness,intellectual wellness, physical wellness, social wellness, spiritual wellness.

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA RESILIENSI DENGAN STRES PADA MAHASISWA SEKOLAH TINGGI KEDINASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tekanan internal maupun eksternal (Vesdiawati dalam Cindy Carissa,

BAB I PENDAHULUAN. Individu yang hidup pada era modern sekarang ini semakin. membutuhkan kemampuan resiliensi untuk menghadapi kondisi-kondisi

Studi Komparatif Mengenai Resiliensi Remaja Korban Sodomi di Desa X dan di Desa Y Kabupaten Bandung

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. selesaikan oleh individu untuk kemudian di lanjutkan ketahapan berikutnya.

KARYA TULIS ILMIAH. Gambaran Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU. Semester I VII Tentang Pola Nutrisi Seimbang Tahun 2013

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada populasi atau sampel yang diambil adalah

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan ekonomi,yang menuju dewasa. Selain mejunjukan adanya perubahan

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha

2016 PROSES PEMBENTUKAN RESILIENSI PADA IBU YANG MEMILIKI ANAK PENYANDANG DOWN SYNDROME

LAMPIRAN 1 KUESIONER FAKTOR-FAKTOR PROKRASTINASI AKADEMIK SEBELUM UJI COBA. No. Pernyataan SS S N TS STS

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 2004, bencana demi bencana menimpa bangsa Indonesia. Mulai

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian descriptive correlation dengan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat dikatakan stres ketika seseorang tersebut mengalami suatu

PROFIL THE PHYSICAL SELF OF WELLNESS MAHASISWA S1 FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA (Studi Deskriptif Pada Angkatan )

Transkripsi:

GAMBARAN KETANGGUHAN DIRI (RESILIENSI) PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU Sherty Amelia Enikarmila Asni Daviq Chairilsyah shertyamelia@yahoo.co.id ABSTRACT : Resilience is an individual ability to face a difficult situations. First year students have to deal with new environment which sometimes difficult. The purpose of this study was to find out the resilience level of first year students in Medical Faculty of Riau University. This study used descriptive cross-sectional method. The population are students in the Faculty of Riau University batch 2013. Samples of this research were 119 students. This research used a questionnaire based on the Reivich & Shatte's Resilience Theory. From the result, it was found that the majority (89,07%) students are in intermediate level of resilience. The aspects of resilience in order from highest to lowest level are empathy, emotion regulation, achievement, self-efficacy, optimism, analyzes the causes of the problem, and control of impulse. PENDAHULUAN Permasalahan dan tantangan serta kesulitan merupakan fenomena hidup yang tidak bisa dihindari. Reaksi setiap individu terhadap berbagai tantangan atau permasalahan dalam hidup ternyata berbeda-beda. Perbedaan reaksi ini ternyata disebabkan oleh cara pandang yang berbeda terhadap permasalahan yang ada. Salah satu faktor yang mempengaruhi perbedaan itu adalah resiliensi. Resiliensi didefinisikan terhadap situasi-situasi berat dalam hidupnya. 1 Transisi seseorang dari sekolah menengah atas kemudian masuk ke kampus atau menjadi seorang mahasiswa dapat menimbulkan stres bagi individu. Kenyamanan dalam hidup tinggal bersama dengan keluarga, budaya yang dianut sejak kecil, bahasa sehari-hari, dan dengan komunitasnya, harus pindah ke lingkungan yang baru, jauh dari keluarga, bergabung dengan budaya baru yang belum diketahui dan bergabung dengan komunitas pembelajaran yang baru, yang menuntut skill akademik dan dasar pengetahuan yang berbeda dengan apa yang dijalani di sekolah menengah atas. 2 Memasuki kuliah mendatangkan perubahan hidup individu. Biasanya perubahan dialami paling sering di tahun pertama kuliah ketika memasuki perguruan tinggi. Hal ini terkait dengan penyesuaian yang merupakan masalah yang harus 1

dihadapi individu ketika memasuki dunia kuliah. 2 Greenberg secara khusus merangkum stressor yang ada pada mahasiswa (yang memasuki perkuliahan setelah lulus sekolah menengah astas), yaitu: perubahan gaya hidup, nilai, jumlah mata kuliah yang diambil, masalah pertemanan, cinta, rasa malu, dan kecemburuan. Murphy dan Archer menambahkan bahwa persaingan antar mahasiswa yang tinggi merupakan salah satu pemicu stres bagi mahasiswa. Stres yang dialami oleh mahasiswa memberikan dampak yang negatif pada kondisi fisik dan psikis. Dampak tersebut dapat berupa gejala fisiologis, emosional, kognitif, hubungan interpersonal, dan organisasional. Untuk mengatasi hal tersebut maka setiap mahasiswa harus bisa menjadi resilien, yaitu dapat bangkit, berdiri di atas penderitaan, dan memperbaiki kekecewaan yang dihadapinya. 2,3 Stres pada mahasiswa kedokteran bisa bersumber dari akademiknya maupun non akademik. Stres yang bersumber dari akademiknya seperti jadwal kuliah dan praktikum yang padat, tugas yang menumpuk, bahan ujian yang banyak, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) rendah dan masalah akademik lainnya. Sedangkan stres yang berasal dari non akademik adalah masalah keuangan, masalah keluarga, interpersonal maupun intrapersonal Wawancara yang dilakukan terhadap 10 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Riau angkatan 2013 pada tanggal 4 September 2013 menyatakan bahwa terdapat beberapa kesulitan yang dihadapi oleh beberapa mahasiswa dalam beradaptasi dengan lingkungan kuliah sehingga memerlukan penyesuaian untuk menghadapi kesulitan yang dialami. Adapun kesulitan yang diungkapkan oleh beberapa mahasiswa yakni sulit mengikuti jadwal kuliah yang padat, mudah kecewa ketika yang direncanakan berbeda dengan yang diharapkan. Beberapa mahasiswa juga mengungkapkan sulitnya menjalin komunikasi dengan orang yang baru dikenal dan tidak mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan kampus dan tempat tinggal. Dari latar belakang yang dijabarkan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Gambaran Ketangguhan Diri (Resiliensi) pada Mahasiswa Tahun Pertama Fakultas Kedokteran Universitas Riau. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu jenis penelitian yang pengukuran variabel-variabelnya dilakukan hanya satu kali pada suatu saat. 4 Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Riau November 2013 April 2014. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa tahun pertama Fakultas Kedokteran Universitas Riau yaitu angkatan 2013. Sampel pada penelitian diambil dari keseluruhan populasi (total sampling) dengan kriteria drop out yaitu mahasiswa tahun pertama Fakultas Kedokteran Universitas Riau, yaitu angkatan 2013 yang tidak hadir saat penelitian 2

berlangsung dan tidak mengisi kuesioner dengan lengkap. Dalam penelitian ini instumen yang digunakan untuk mengukur Ketangguhan Diri (Resiliensi) adalah kuesioner yang dimodifikasi dari penelitian Rahayu (2011) 2 yang mengacu pada teori ketangguhan diri menurut Reivich dan Shatte. 5 Kuesioner ini terdiri dari 87 Item favorable dan 18 Item unfavorable dengan total 105 item. Setelah dilakukan uji coba instrumen didapat 63 item yang valid dari total 105 item. Reliabilitas pada instrumen penelitian ini adalah baik dengan nilai cronbach s alpha sebesar 0,873. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian pada tanggal 20 Januari 2014. Sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa tahun pertama Fakultas Kedokteran Universitas Riau yang berjumlah 119 orang yang terdiri dari 22 mahasiswa laki-laki dan 97 mahasiswa perempuan. Gambaran Ketangguhan Diri (Resiliensi) pada mahasiswa tahun pertama paling banyak berada pada Ketangguhan Diri (Resiliensi) kategori sedang sebanyak 106 orang (89,07%) dan paling sedikit pada kategori rendah sebanyak 4 orang (3,36%) seperti pada Tabel 1.1 sebagai berikut: Tabel 1.1 Gambaran ketangguhan diri (resiliensi) mahasiswa tahun pertama Fakultas Kedokteran Universitas Riau Kriteria Frekuensi Persentase (%) 63-126 4 3,36 (Rendah) 127-189 (Sedang) Selain gambaran ketangguhan diri (resiliensi) pada penelitian ini juga meneliti tentang gambaran ketangguhan diri (resiliensi) berdasarkan jenis kelamin, asal sekolah dan tempat tinggal. Hasil gambaran ketangguhan diri (resiliensi) berdasarkan jenis kelamin, asal sekolah dan tempat tinggal disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut : Tabel 1.2 Gambaran ketangguhan diri (resiliensi) berdasarkan jenis kelamin mahasiswa tahun pertama Fakultas Kedokteran Universitas Riau. Jenis Kelamin 106 Rendah (63-126) 89,07 190-252 (Tinggi) 9 7,57 Total 119 100 Sedang (127-189) Tinggi (190-252) Laki-laki 1(4,5%) 18 (81,8%) 3(13,64%) perempuan 3(3,0%) 88 (90,7%) 6 (6,19%) 3

Asal Sekolah di dalam Pekanbaru di luar Pekanbaru Tempat tinggal Bersama orang tua/ keluarga Sendirian/ kos Tabel 1.3 Gambaran ketangguhan diri (resiliensi) berdasarkan asal sekolah mahasiswa tahun pertama Fakultas Kedokteran Universitas Riau. Rendah (63-126) 1(3,5%) 3(3,29%) Sedang (127-189) 25 (89,28%) 81 (89,01%) Tinggi (190-252) 2 (7,15%) 7 (7,7%) Tabel 1.4 Gambaran ketangguhan diri (resiliensi) berdasarkan tempat tinggal mahasiswa tahun pertama Fakultas Kedokteran Universitas Riau. Rendah (63-126) 1 (2%) 3(4,35%) Sedang (127-189) 45 (90%) 61 (88,40%) Tinggi (190-252) 4 (8%) 5 (7,25%) Tabel 1.5 Gambaran ketangguhan diri (resiliensi) berdasarkan aspek-aspek resiliensi mahasiswa tahun pertama Fakultas Kedokteran Universitas Riau no 1 2 Aspek-aspek resiliensi Pengaturan emosi Kontrol terhadap Impuls 3 Optimisme Jumlah skor likert 1 2 3 4 49 243 470 190 153 248 232 82 127 185 207 197 4 Analisis penyebab masalah 5 Empati 6 Efikasi diri 7 Pencapaian 213 475 685 299 36 76 507 452 119 349 451 271 63 296 658 174 Berdasarkan tabel 1.1 ketangguhan diri (resiliensi) responden yang tertinggi pada kategori sedang. Hal ini ketangguhan diri (resiliensi) pada responden cukup baik, karena berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, ada beberapa responden yang menyatakan bahwa yang paling sulit ketika menghadapi dunia kampus yaitu komunikasi dengan teman yang baru, kakak tingkat dan lingkungan tempat responden tinggal serta akademik dikampus. Responden yang memiliki ketangguhan diri (resiliensi) tinggi menyatakan bahwa responden ketika masih menduduki SMA, responden sudah hidup mandiri dan responden memiliki hubungan sosial yang baik. Responden juga menyatakan sebelum memasuki dunia perkuliahan, responden banyak bertanya bagaimana cara menghadapi dunia perkuliahan sehingga ketika responden masuk kuliah tidak canggung dan mudah menghadapi persoalan kampus. Responden yang memiliki ketangguhan diri (resiliensi) yang rendah menyatakan bahwa dukungan keluarga sudah tinggi namun ketika jauh dari orang tua dan tinggal sendirian masih belum mandiri. Ketergantungan kepada orang tua masih tinggi sehingga sulit beradaptasi dengan teman atau tetangga yang jauh 4

beda karakternya dengan orang tua. Responden juga menyatakan bahwa ketika mendapatkan tekanan yang berat atau stress ketika menghadapi persoalan di kampus, responden hanya diam dan tidak pernah bercerita kepada teman terdekat sehingga responden lebih senang sendiri daripada bergaul dengan teman. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi ketangguhan diri (resiliensi) pada responden, salah satunya yaitu stress dengan persoalan di kampus dan adaptasi di lingkungan baru. Hal ini sama yang dikemukan oleh Utami (2012) 6 bahwa individu mengalami stres akibat dari faktor akademik. Dari penelitian utami tersebut diketahui bahwa responden mampu mengatasi stres, dan responden sebagian besar memiliki resiliensi yang sedang atau bisa dikatakan cukup baik. Oleh sebab itu meskipun mengalami tekanan stres akibat faktor akademik tetapi mampu bertahan karena responden berada pada tingkat resiliensi sedang atau cukup baik.6 Pada penelitian ini juga sama dengan penelitian Uyun (2012) 7 bahwa ciri utama pribadi dengan resiliensi yang tinggi merupakan kemampuan memecahkan masalah yang baik, berkembangnya harga diri, konsep diri dan kepercayaan diri secara optimal. Adapun individu yang tidak resilien, akan mudah terpuruk dan putus asa apabila ditimpa permasalahan. Demikian pula bila individu tidak cerdas dalam mengendalikan emosinya, maka yang muncul adalah sifat-sifat negatif. Dapat dikatakan bahwa orang yang tidak resilien akan menghambat proses pembangunan/pembentukan kebermaknaan hidup yang lebih baik kualitasnya. 7 Pada penelitian ini responden cukup bisa mengendalikan emosi sehingga mempengaruhi tindakan yang dilakukan dan mempunyai ketangguhan diri (resiliensi) yang cukup baik. Pada tabel 1.2 ketangguhan diri (resiliensi) berdasarkan jenis kelamin bisa dilihat ketangguhan diri (resiliensi) pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. Penelitian ini sama apa yang diungkapkan oleh Rinaldi (2010) 8 bahwa ketangguhan diri (resliensi) pada laki-laki masyarakat kota padang lebih tinggi dibandingkan perempuan. hal ini disebakan oleh berbedanya untuk merespon bencana. Diketahui padang merupakan daerah jalur patahan lempeng bumi sehingga sering terjadi bencana atau gempa bumi. Jadi perempuan lebih sedikit untuk menanggung risiko dibandingkan lakilaki, karena jika risiko itu lebih serius maka akan berdampak negatif pada keluarganya. Penelitian ini berbeda karena sampelnya adalah mahasiswa, jadi untuk tekanan yang dialami hanya untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru dan semua mahasiswa belum mempunyai tanggub jawab untuk keluarganya sehingga ketangguhan diri (resiliensi) laki-laki lebih tinggi daripada perempuan. 8 Pada penelitian ini sama yang diungkapkan didalam penelitian Bonano, Rennicke dan Dekel (2007) 9. Bonano menemukan bahwa faktor yang mempengaruhi ketangguhan diri (resiliensi) adalah jenis kelamin, usia, ras, pendidikan, tingkat trauma, 5

dukungan sosial, tekanan kehidupan masa lalu dan sekarang. 9 tabel 1.3 diperoleh resiliensi mahasiswa yang asal sekolah didalam kota Pekanbaru lebih tinggi dari mahasiswa yang asal sekolah berasal dari luar Pekanbaru. Pada penelitian ini mahasiswa yang berasal dari sekolah sekolah yang keberadaannya cukup jauh dari kota Pekanbaru bisa menghadapi lingkungan baru dengan corak budaya yang berbeda, seperti bahasa sehari-hari, budaya masyarakat yang berbeda sehingga mempunyai ketangguhan diri (resiliensi) yang lebih tinggi. Hasil wawancara yang dilakukan diperoleh mahasiswa yang sekolah berasal dari luar kota Pekanbaru mengungkapkan masih sulitnya beradaptasi di lingkungan baru, seperti responden yang berasal dari sumatera utara, responden mengungkapkan sulitnya beradaptasi karena budaya yang jauh berbeda dengan kampung halamannya. Namun berbeda apa yang diungkapkan oleh mahasiswa yang sekolahnya berasal dalam kota Pekanbaru. Responden mengungkapkan bahwa responden dengan mudah adaptasi dengan lingkungan kampus karena responden sudah terbiasa hidup dengan lingkungan Pekanbaru semenjak SMA dan ketika masuk dunia perkuliahan responden masih banyak bertemu dengan teman-teman yang berasal dari sekolah yang sama sehingga responden tidak mengalami kesulitan dalam menghadapi dunia perkuliahan. Penelitian ini di dukung oleh pernyataan holaday (2005) 10 resiliensi dipengaruhi secara kuat oleh kebudayaan, baik sikap-sikap yang diyakini dalam suatu budaya maupun nilai kebaikan dalam suatu masyarakat. 10 keterikatan dengan budaya meliputi keterlibatanindividu dalam aktivitas-aktivitas terkait dengan budaya setempat dan ketaatan terhadap nilai nilai yang diyakini dalam kebudayaan tersebut. Berdasarkan tabel 1.4 diperoleh mahasiswa tahun pertama yang berstatus tempat tinggal bersama orang tua/keluarga mempunyai ketangguhan diri (resiliensi) lebih tinggi dibandingkan yang sendiri atau kos. Hasil wawancara yang telah dilakukan responden yang tinggal sendiri/kos mengatakan sulitnya beradaptasi terhadap pergaulan yang baru, aturan yang baru dalam lingkungan baru, dan adaptasi terhadap cara bicara dan gaya berpikir teman-teman baru. Responden juga mengatakan bahwa responden wajib mandiri, mengatur keuangan yang terbatas, mengatur waktu dan meningkatkan disiplin. Ada juga perasaan lain yang muncul seperti kerinduan pada keluarga karena jauh dari orang tua. Responden yang tinggal bersama orang tua/keluarga mengungkapkan tidak ada lagi kecemasan ketika menghadapi kuliah. Karena keluarga yang selalu dekat dan mengawasinya, dan bisa beradaptasi dengan mudah di lingkungan tempat tinggal. Jadinya, mahasiswa yang tinggal bersama orang tua/keluarga lebih tinggi resiliensinya daripada yang tinggal sendirian/kos. Hasil penelitian ini sama yang dikatakan oleh Astuty (2006) 1 bahwa rendahnya resiliensi pada mahasiswa perantau tahun pertama dipengaruhi oleh akan kerinduan keluarga yang jauh, 6

kesulitan memahami materi perkuliahan, masalah keuangan dan disiplin diri. Namun pada penelitian astuty, responden merupakan tinggal di asrama. Tapi hasilnya tetap sama yaitu resiliensi yang tinggal sendirian/kos lebih rendah yang tinggal bersama orang tua lebih. 1 Penelitian ini didukung oleh teori Wollin bahwa karakteristik individu yang memiliki resiliensi yaitu individu yang mempunyai kemandirian, yakni kemampuan untuk mengambil jarak secara emosional maupun dari sumber masalah dalam hidup seseorang. Kemandirian melibatkan kemampuan untuk menjaga keseimbangan antara jujur pada diri sendiri dengan peduli pada orang lain. Orang yang mandiri tidak bersikap ambigu dan memilliki optimistik pada masa depan. 11 tabel 1.5 didapatkan aspek yang lebih tinggi mempengaruhi ketangguhan diri (resiliensi) mahasiwa tahun pertama Fakultas Kedokteran Universitas Riau yaitu aspek empati. Hal ini empati merupakan seberapa baik responden mampu untuk membaca tanda-tanda terhadap keadaan psikologis dan emosional yang dirasakan oleh orang lain. yang berarti responden mampu membaca tanda-tanda nonverbal dari orang lain atau orang disekitarnya dan dapat memahami apa yang orang lain rasakan. Hal ini didukung oleh Reivich & Shatte menyatakan bahwa individu yang resilien adalah kemampuan empati dari individu dapat memahami orang lain sehingga mampu mengatasi permasalahan yang dihadapinya. 5 Aspek yang berperan lebih rendah dalam pembentukan ketangguhan diri (resiliensi) pada mahasiswa tahun pertama Fakultas Kedokteran Universitas Riau yaitu aspek kontrol terhadap impuls. Reivich dan Shatte menyebutkan bahwa individu dengan kontrol terhadap impuls yang rendah sering mengalami perubahan emosi dengan cepat yang cenderung mengendalikan perilaku dan pikiran. 5 Hal ini mengakibatkan individu seperti ini seringkali mudah kehilangan kesabaran, mudah marah, impulsif dan berlaku agresif pada situasi-situasi kecil yang tidak terlalu penting, sehingga lingkungan sosial di sekitarnya merasa kurang nyaman yang berakibat pada munculnya permasalahan dalam hubungan sosial. Hasil wawancara yang dilakukan, responden mengungkapkan sering tidak sabar ketika menghadapi kesulitan sehingga langsung melakukan tindakan tanpa memikirkan terlebih dahulu pemecahan kesulitan yang dialami. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian mengenai gambaran ketangguhan diri (resiliensi) pada mahasiswa tahun pertama Fakultas Kedokteran Universitas Riau dapat disimpulkan sebagai berikut: (resiliensi) pada mahasiswa tahun pertama Fakultas Kedokteran Universitas Riau paling banyak pada kategori sedang dan paling sedikit pada kategori rendah. (resiliensi) berdasarkan jenis kelamin mahasiswa tahun pertama Fakultas Kedokteran Universitas 7

Riau paling tinggi ketangguhan diri (resiliensi) yaitu pada laki-laki. (resiliensi) berdasarkan asal sekolah mahasiswa tahun pertama Fakultas Kedokteran Universitas Riau paling tinggi ketangguhan diri (resiliensi) yaitu berasal dari sekolah didalam kota Pekanbaru. (resiliensi) berdasarkan status tempat tinggal mahasiswa tahun pertama Fakultas Kedokteran Universitas Riau paling tinggi ketangguhan diri (resiliensi) yaitu tinggal bersama orang tua/keluarga. (resiliensi) berdasarkan aspekaspek yang berpengaruh terhadap ketangguhan diri (resiliensi) paling tinggi pada aspek empati. (resiliensi) berdasarkan aspekaspek yang berpengaruh terhadap ketangguhan diri (resiliensi) paling rendah pada aspek kontrol terhadap impuls. Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut: Kepada mahasiswa tahun pertama Fakultas Kedokteran Universitas Riau yaitu angkatan 2013 diharapkan dapat meningkatkan ketangguhan diri (resiliensi) untuk lebih bisa beradaptasi dengan lingkungan baru. Diharapkan kepada Fakultas Kedokteran Universitas Riau untuk memberikan dorongan dan pelatihan ketangguhan diri (resiliensi) kepada mahasiswa yang ketangguhan diri (resiliensi) masih rendah sehingga tingkat ketangguhan diri (resiliensi) mahasiswa menjadi lebih baik. Dapat dilakukan penelitian lanjutan mengenai gambaran ketangguhan diri (resiliensi) pada mahasiswa tingkat akhir dan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ketangguhan diri (resiliensi). UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada responden yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini dan pihak Fakultas Kedokteran Universitas Riau khususnya dosen pembimbing atas segala bantuan dan kemudahan yang diberikan kepada penulis selama melaksanakan penelitian ini. 8

DAFTAR PUSTAKA 1. Astuty E. Gambaran resiliensi pada mahasiswa perantau tahun pertama pertama perguruan tinggi di asrama universitas indonesia [Tesis]. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia; 2006 2. Rahayu S. Faktor-faktor yang mempengaruhi aspek resiliensi pada mahasiswa dengan kurikulum berbasis kompetensi (sistem blok) angkatan 2010 jurusan keperawatan universitas jenderal soedirman. [skripsi]. Purwokerto: Faklutas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan jurusan Ilmu Keperawatan; 2013 3. Setyowati A, Hartati S, Sawitri RD. Hubungan antara kecerdasan emosional dengan resiliensi pada siswa penghuni rumah damai. Jurnal Psikologi Undip. 2010; 7(1): 67-77 4. Dahlan S. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. 3th ed. Jakarta: Arkans; 2004 Kedokteran dan Ilmu Kesehatan jurusan Ilmu Keperawatan; 2012 7. Uyun Z. Resiliensi dalam pendidikan karakter. Jurnal psikologi universitas muhammadiyah Surakarta. 2012; 1(I): 200-208 8. Rinaldi. Resiliensi pada masyarakat kota Padang ditinjau dari jenis kelamin. Jurnal psikologi. 2010; 3(2): 99-105 9. Bonano GA, Galea S, Bucchiarelli A, Vlahov D. what psychological resilience after disaster? The role of demographics, resource and life stress. Journal of counsulting and clinical psychology. 2007;75(2):671-682 10. Holaday, M. resilience and severe burns. Journal of Counseling and Development 2005;75(1):346-357 11. Wolin SJ, Wolin S. The resilient self. Ist ed. New York: united states by Villard books. 1993 5. Reivich K, Shatte A. The resilience factor; 7 essential skill for overcoming life s inevitable obstacle. 1st ed. New York: Broadway Books; 2002 6. Utami W. Analisis Faktor-faktor penyebab stress pada mahasiswa dengan kurikulum berbasis kompetensi (system blok) angkatan 2010 jurusan keperawatan universitas jenderal soedirman [skripsi]. Purwokerto: Faklutas 9