BAB I PENDAHULUAN. sosial, sehingga dapat menurunkan kualitas hidup individu. Salah satu jenis
|
|
- Benny Hadiman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menjalani kehidupan profesional di dunia modern yang serba cepat seperti saat ini merupakan sebuah tantangan hidup. Selain tuntutan untuk mampu bertahan dalam lingkungan kerja yang kompetitif, seorang individu seringkali juga dihadapkan pada berbagai kesulitan. Kesulitan dapat dirasakan dimana-mana, baik di lingkungan pekerjaan itu sendiri, kehidupan pribadi maupun pergaulan sosial, sehingga dapat menurunkan kualitas hidup individu. Salah satu jenis pekerjaan yang cenderung beresiko menimbulkan stress yang dapat berkembang menjadi gangguan psikologis terkait pekerjaan adalah perawat (Mealer dkk, 2009). Perawat oleh Royal College of Nursing (2014) didefinisikan sebagai individu yang telah menyelesaikan program pendidikan keperawatan dan berwenang di negara bersangkutan untuk memberikan pelayanan dan bertanggung jawab dalam peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit serta pelayanan terhadap pasien. Permasalahan yang terjadi pada perawat di dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Mealer dkk (2009) menemukan bahwa gejala psikologis biasa terjadi pada perawat termasuk Burn Out syndrome, PTSD (Post Traumatic Stress Disorder), kecemasan dan depresi. Rumah sakit merupakan tempat yang menegangkan bagi karyawannya karena peningkatan kompleksitas, dan tuntutan jabatan, perubahan yang tidak dapat diprediksi dalam kehidupan sehari-hari, 1
2 rutinitas pekerjaan, ekspektasi pasien dan keluarga pasien yang tidak realistis, masalah etik dan isu kematian, Mealer dkk (2009). Permasalahan lain yang terjadi pada perawat dimungkinkan sejalan dengan terjadinya perubahan pola industri pelayanan kesehatan, semakin berkembangnya teknologi, peningkatan usia harapan hidup, bertumbuhnya banyak rumah sakit baru, dan semakin kritisnya pandangan masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan, membuat tuntutan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik merupakan beban yang berat bagi rumah sakit dan pegawainya. Hart dkk (2014) mengatakan bahwa perawat menghadapi masalah modern seperti kekurangan jumlah perawat, aktivitas pasien yang tinggi, penyebaran teknologi baru, pengaturan kewajiban, kebutuhan fisik dan psikologis serta masalah etik. Perawat dengan kondisi yang ada dituntut untuk dapat beradaptasi dengan segala permasalahan yang dialami. Dalam ilmu psikologi terdapat suatu konsep yang bisa membantu para perawat untuk menjalankan tugasnya dengan baik, yaitu resiliensi. Resiliensi adalah kemampuan individu untuk beradaptasi dalam menghadapi masalah. Resiliensi menurut Reivich dan Shatte (2002) adalah kemampuan untuk mengatasi dan beradaptasi terhadap kejadian yang berat atau masalah yang terjadi dalam kehidupan. Bertahan dalam keadaan penuh tekanan, dan bahkan mengalami kesengsaraan (adversity) atau trauma yang dialami dalam kehidupannya. Dapat dikatakan, resiliensi adalah kemampuan individu untuk bangkit lagi dari keterpurukan, menyesuaikan diri ketika menghadapi masalah, menemukan cara penyelesaiannya serta belajar dari pengalaman. 2
3 Studi yang dilakukan oleh Othman dan Nasurdin (2011) pada 422 perawat di tiga rumah sakit di Malaysia, menunjukkan bahwa faktor harapan dan resiliensi sangat erat hubungannya dengan kinerja perawat. Sementara itu Rushton dkk (2015) menjelaskan bahwa tingginya derajat resiliensi seorang perawat akan mampu mencegah terjadinya kelelahan emosional dan membantu pencapaian pribadi. Juga diperoleh data bahwa semakin tinggi derajat resiliensi dapat meningkatkan faktor harapan dan mengurangi stress. Menurut Reivich dan Shatte (2002), terdapat tujuh faktor yang membentuk resiliensi individu, yaitu(1) Emotion Regulation, (2) Impulse Control, (3) Optimism, (4) Causal Analysis, (5) Empathy, (6) Self-efficacy, (7) Reaching out. Penelitian yang dilakukan oleh Mealer dkk (2014) menunjukkan bahwa resiliensi pada perawat bisa dilatih menggunakan metode latihan yang bersifat multimodal. Dalam penelitian prospektif yang dilakukan selama 12 minggu terhadap para perawat ICU (Intensive Care Unit), Mealer dkk (2014) menunjukkan adanya penurunan skor gejala PTSD setelah diberikan serangkaian perlakuan berupa antara lain ceramah edukasi dan workshop, sesi menuliskan pengalaman di lingkungan kerja, sesi konseling permasalahan, latihan mindfulness-based stress reduction, dan latihan fisik berupa olahraga yang bersifat aerobik. Pelatihan fisik dalam rekomendasi Physical Activity Guidelines Advisory Committee (2008) yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan dan Pelayanan Masyarakat Amerika Serikat, menyatakan bahwa dalam penanganan gejala gangguan kesehatan mental terdapat beberapa upaya yang melibatkan antara lain promosi kesehatan mental, pencegahan, terapi, dan pemeliharaan kesehatan. 3
4 Menurut laporan tersebut salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk pencegahan gangguan psikologi dan mental adalah dengan melakukan aktivitas latihan fisik. Bahkan dinyatakan bahwa kegiatan latihan fisik mampu melawan perasaan distress, meningkatkan rasa nyaman secara psikologis, mencegah kemunculan serta perkembangan gangguan kecemasan, mencegah timbul dan berkembangnya gejala depresi, serta memperlambat terjadinya gejala demensia dan penurunan fungsi kognitif sejalan bertambahnya usia. Penelitian yang dilakukan Chang dkk (2011) merupakan penelitian pertama yang meneliti pengaruh latihan aerobik terhadap fungsi perencanaan dan pemecahan masalah menunjukkan bahwa latihan aerobik, memberikan keuntungan pada aspek efisiensi dan akurasi dari fungsi perencanaan dan pemecahan masalah. Latihan fisik aerobik dapat dilakukan dengan metode HIIT (High-Intensity Interval Training). HIIT menurut Schoenfeld dan Dawes (2009) adalah strategi latihan untuk meningkatkan kebugaran kardiovaskuler (cardiorespiratory fitness) dan kesehatan serta mengurangi lemak tubuh. Menurut penelitian yang dilakukan Jung dkk, (2014) terbukti bahwa metode latihan ini dapat memberikan tingkat kebugaran fisik lebih maksimal dalam waktu yang lebih singkat, selain itu metode latihan ini juga merupakan latihan yang langsung bisa dirasakan hasilnya meskipun hanya menggunakan waktu latihan yang minimal, sehingga dapat memperkuat komitmen rutinitasnya karena tidak dipersepsikan sebagai beban. Hal yang menarik dari HIIT adalah kemampuannya dalam membangun adaptasi psikologis dimana individu merencanakan program latihan dan memaksa diri untuk 4
5 menyelesaikan program latihan tersebut dalam waktu tertentu yang sudah ditetapkan. Hal itu mengakibatkan individu akan merasa tertantang untuk mencapai target yang sudah ditetapkan tersebut walaupun harus melalui sesi latihan yang cukup berat. Program latihan HIIT menurut Hardcastle dkk (2014) terbilang rumit yang memerlukan kedisiplinan dan regulasi diri yang tinggi selain itu bentuk latihan HIIT yang berintensitas tinggi menyebabkan respon stress sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan. Tidak sedikit individu yang menjalani latihan HIIT akan lelah dan berhenti sebelum program latihan selesai karena beratnya latihan. Namun terdapat juga individu yang mampu menyelesaikan latihan dan meningkatkan beban latihan di latihan selanjutnya. Jung dkk (2014), menyatakan bahwa sifat alami latihan berselang dan mengandung interval pada HIIT memungkinkan individu merasakan pengalaman pencapaian sukses yang positif yang tidak didapat dengan melakukan metode latihan aerobik lainnya. Lebih spesifik lagi, secara alami pola latihan HIIT, yang merupakan rangkaian gerakan latihan - istirahat - latihan - istirahat, yang dilakukan dan menjadi target dalam jangka waktu relatif pendek akan membuat individu mampu mendorong diri mereka lebih kuat. Studi yang dilakukan oleh Ormsbee dkk (2013) membuktikan adanya pengaruh latihan HIIT terhadap reaksi produksi hormon kortisol tubuh terhadap rangsangan stress psikologi dan kondisi suasana hati (mood state). Sebagaimana dijelaskan Guyton (2000), peran kortisol dalam membantu tubuh mengatasi stress. Meskipun hasil penelitian ini belum menunjukkan hasil yang berbeda dengan 5
6 pengaruh latihan aerobik biasa, namun penulis menyarankan penelitian lebih lanjut tentang efek latihan HIIT terhadap kondisi mental. Adapun penelitian lain yang berupa sebuah studi klinis oleh Flemmen dkk (2014) menunjukkan efek latihan HIIT terhadap penurunan gejala insomnia, kecemasan, dan depresi pada para penderita SUD (Substance Use Disorder). Sementara itu dalam sebuah penelitian yang melibatkan pasien-pasien Schizoprenia kronis, Wu dkk (2015) telah menunjukkan pengaruh latihan HIIT dalam memperbaiki kondisi fisik dan mental. Selain perubahan dalam berat badan, indeks massa tubuh, dan denyut nadi istirahat, penelitian tersebut secara nyata melaporkan adanya perbaikan dalam gejala-gejala negatif, depresi dan kecemasan pada subyek setelah mengikuti program latihan HIIT selama 8 minggu. Penelitian ini merupakan penelitian pertama yang mencari pengaruh latihan HIIT terhadap kesehatan mental penderita Skizoprenia, yang ternyata menunjukkan hasil yang bermanfaat. Perawat sebagai pelaksana dan pengelola kesehatan memiliki tanggung jawab besar dan bukan hal yang sepele. Besarnya tanggung jawab dan tingginya beban kerja perawat sangat berpotensi untuk munculnya stress hingga burn out pada perawat. Chessak dkk (2015) menjelaskan bahwa terdapat berbagai macam hal yang bisa meningkatkan peluang terjadinya stress, seperti misalnya kompleksitas jenis dan kondisi pasien, hubungan interpersonal dengan dokter dan sesama rekan perawat, kurangnya dukungan dari atasan, masalah birokrasi kepegawaian, tugas yang tidak jelas, bahkan penggunaan alat-alat medis yang modern, dan kompetisi antar rumah sakit. Kelelahan secara emosional, depersonalisasi, penurunan daya juang individu menurut Greenglass dkk (2001) 6
7 adalah ciri burnout yang pada akhirnya dapat menimbulkan gangguan terhadap kesehatan fisik, peningkatan angka turn-over perawat, dan yang paling penting yaitu penurunan tingkat kepuasan pasien. Ketidakpedulian perawat terhadap tekanan ini akan mengarahkan pada gangguan yang akan berdampak pada kinerja perawat itu sendiri. Pada saat perawat mengetahui dirinya sudah mulai mengalami tekanan dari rutinitasnya, maka ia harus menyadari dan mencari tahu bagaimana jalan keluar dari semua beban yang ia hadapi sebagai perawat. Permasalahan yang muncul dari dinamika pekerjaannya memang tidak dapat dihindari, namun bukan berarti tidak dapat diatasi. Kemampuan diri untuk mau bangkit dari permasalahan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari adalah bentuk dari resiliensi. Selain itu kemampuan untuk mengendalikan perasaan dan dorongan dalam diri juga dimiliki oleh individu yang memiliki resiliensi.. Mereka mampu menyadari perasaan mereka dan mengekspresikannya dalam kata-kata dan perilaku yang tidak mengancam perasaan dan hak individu lain. Dengan demikian, mereka akan mampu mengendalikan emosi dalam situasi penuh tekanan dan keluar dari permasalahan yang dapat memicu mereka ke gangguan lebih lanjut. Tidak semua individu paham dan memiliki resiliensi. Namun bukan berarti resiliensi tidak dapat ditingkatkan dalam diri individu. Seperti penjelasan definisi, bahwa resiliensi adalah kemampuan individu dalam menyesuaikan diri terhadap kesulitan yang dihadapinya (Jackson dkk, 2007). Dalam hal ini ada pola adaptasi yang positif atau menunjukkan perkembangan dalam situasi sulit (Masten dan Gewirtz (2006). Pola adaptasi dalam situasi sulit ini mirip dengan individu 7
8 yang melakukan olah raga dengan metode HIIT, dimana dalam kurun waktu tertentu dihadapkan dengan sejumlah gerakan yang harus diselesaikan dengan pola interval dan berintensitas tinggi. Dalam latihan HIIT, pada fase intensitas tinggi individu dihadapkan dengan sejumlah gerakan yang tentunya menantang dan harus diselesaikan sebelum masuk ke fase intensitas rendah yang juga disebut fase instirahat. Gerakan yang menantang pada intensitas tinggi ini bagi kebanyakan individu membutuhkan adaptasi dari rasa lelah atau frustasi karena sulit atau berat namun pasti dapat diselesaikan. Pola adaptasi ini mirip dengan konsep resiliensi yang itu kemampuan individu untuk beradaptasi dalam situasi yang sulit dan penuh permasalahan namun dapat mencari jalan keluar dan bangkit dari tekanan permasalahan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian HIIT di atas, dan melihat fenomena yang terjadi pada perawat, mengingat perawat merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit, dan untuk pekerjaannya sendiri berpotensi menimbulkan job burn out, maka sangat perlu diteliti peluang memanfaatkan latihan HIIT sebagai alat bantu bagi perawat agar mereka dapat menjadi pribadi yang resilien atau dapat beradaptasi terhadap masalah dan tetap dapat menjalani tugasnya dengan baik bahkan bisa memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal kepada pasien. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini lebih lanjut, dengan judul Peran HIIT di dalam Meningkatkan Resiliensi Perawat di RSAU dr. Mohammad Soetomo Pontianak Kalimantan Barat. 8
9 1.2. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang ingin diteliti oleh peneliti sesuai dengan latar belakang yang dipaparkan di atas adalah: Adakah perbedaan tingkat resiliensi pada kelompok perawat di RSAU dr. Mohammad Soetomo Pontianak Kalimantan Barat yang diberikan pelatihan HIIT dengan kelompok perawat di RSAU dr. Mohammad Soetomo Pontianak Kalimantan Barat yang tidak diberikan pelatihan HIIT? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat resiliensi pada kelompok perawat di RSAU dr. Mohammad Soetomo Pontianak Kalimantan Barat yang diberikan pelatihan HIIT dengan kelompok perawat di RSAU dr. Mohammad Soetomo Pontianak Kalimantan Barat yang tidak diberikan pelatihan HIIT Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dan mampu memberikan masukanmasukan yang bermanfaat kepada semua pihak yakni : 9
10 a. Bagi penulis, untuk mengembangkan kemampuan berpikir dari ide-ide atau gagasan-gagasan yang dituangkan untuk diaplikasikan bagi bangsa dan negara serta kemampuan menulis melalui karya ilmiah. b. Bagi akademisi, penelitian ini dapat memperkaya khasanah pengetahuan mengenai resiliensi sehingga dapat menjadi bahan penelitian selanjutnya, Manfaat Praktis Memberikan informasi mengenai konsep resiliensi dan membangun ketangguhan mental melalui olah raga sehingga dapat menjadi dasar informasi untuk pengembangan resiliensi dengan menggunakan metode latihan fisik (metode HIIT) Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika penelitian. BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini berisikan sejumlah teori yang berhubungan dengan penelitian, kerangka berpikir dan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisikan berbagai hal yang berhubungan dengan metode penelitian, meliputi pendekatan penelitian, desain penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, manipulasi, populasi dan 10
11 sampel penelitian, subyek penelitian, persiapan dan tahapan penelitian, prosedur eksperimen, rancangan eksperimen, instrumen penelitian dan terakhir teknik analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisikan tentang hasil penelitian, analisis serta pembahasan. BAB V PENUTUP Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran. 11
BAB I PENDAHULUAN. Individu yang hidup pada era modern sekarang ini semakin. membutuhkan kemampuan resiliensi untuk menghadapi kondisi-kondisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Individu yang hidup pada era modern sekarang ini semakin membutuhkan kemampuan resiliensi untuk menghadapi kondisi-kondisi kehidupan abad 21 yang penuh dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia pasti memiliki masalah dalam hidup. Kita juga pernah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia pasti memiliki masalah dalam hidup. Kita juga pernah merasakan kesedihan, kekecewaan, kegagalan serta kondisi sulit lainnya. Hal ini sesuai dengan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang dianggap sebagai fase kemunduran. Hal ini dikarenakan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia adalah salah satu periode dalam rentang kehidupan manusia yang dianggap sebagai fase kemunduran. Hal ini dikarenakan pada fase ini seorang individu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Karyawan perusahaan sebagai makhluk hidup merupakan sumber daya
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karyawan perusahaan sebagai makhluk hidup merupakan sumber daya dinamis yang mempunyai pemikiran, perasaan dan tingkah laku yang beraneka ragam. Jika terjadi pengelolaan
Lebih terperinciPERAN HIIT DI DALAM MENINGKATKAN RESILIENSI PERAWAT DI RSAU DR. MOHAMMAD SOETOMO PONTIANAK KALIMANTAN BARAT
PERAN HIIT DI DALAM MENINGKATKAN RESILIENSI PERAWAT DI RSAU DR. MOHAMMAD SOETOMO PONTIANAK KALIMANTAN BARAT SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pada Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan Nasional pada tahun 2010 meluncurkan program bantuan biaya pendidikan Bidikmisi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tipe penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah pendekatan dalam penelitian atau biasa disebut
Lebih terperinciPengaruh Dukungan Sosial terhadap Resiliensi pada Ibu yang Memiliki Anak Autis Penulisan Ilmiah
Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Resiliensi pada Ibu yang Memiliki Anak Autis Penulisan Ilmiah Nama : Gemi Arthati NPM : 13513674 Pembimbing : Mimi Wahyuni. Jurusan Psikologi 2016 Latar Belakang Masalah
Lebih terperinciPSIKOLOGI UMUM 2. Stress & Coping Stress
PSIKOLOGI UMUM 2 Stress & Coping Stress Pengertian Stress, Stressor & Coping Stress Istilah stress diperkenalkan oleh Selye pada tahun 1930 dalam bidang psikologi dan kedokteran. Ia mendefinisikan stress
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan pesat, terutama di kota-kota besar. Banyaknya jumlah rumah sakit tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan rumah sakit dalam 20 tahun belakangan ini meningkat dengan pesat, terutama di kota-kota besar. Banyaknya jumlah rumah sakit tersebut tentunya akan menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) (WHO), Setiap tahun jumlah penderita kanker payudara bertambah sekitar tujuh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) Salah satu jenis kanker yang paling ditakuti oleh para wanita adalah kanker payudara (Rahmah, 2009). Menurut data organisasi kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Fungsi utama Rumah Sakit yakni melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin majunya teknologi kedokteran,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara untuk memecahkan masalah, dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan perjanjian (Hasibuan, 2007). Sedangkan menurut kamus besar bahasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karyawan adalah setiap orang yang bekerja dengan menjual tenaganya (fisik dan pikiran) kepada suatu perusahaan dan memperoleh balas jasa yang sesuai dengan perjanjian
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. kurang dari 40% dari tingkat tinggi mengalami kelelahan. Didunia kerja,
BAB II KAJIAN TEORI A. Burnout 1. Pengertian Burnout Burnout adalah istilah psikologis untuk pengalaman kelelahan dan kejenuhan jangka panjang. Penelitian menunjukkan dokter umum memiliki proporsi kasus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. identitas dan eksistensi diri mulai dilalui. Proses ini membutuhkan kontrol yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Remaja adalah generasi penerus bangsa, oleh karena itu para remaja harus memiliki bekal yang baik dalam masa perkembangannya. Proses pencarian identitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang selalu mengharapkan kehidupan yang bahagia. Salah satu bentuk kebahagiaan itu adalah memiliki anak yang sehat dan normal, baik secara fisik maupun mental.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan kategori penyakit tidak menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara global, regional, nasional maupun lokal.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menerima bahwa anaknya didiagnosa mengalami autisme.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah anugerah yang diberikan oleh Allah SWT kepada setiap keluarga yang amat mendambakannya. Berbagai harapan hadir ketika anak mulai ada di dalam perut Ibu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi pada waktu dan tempat yang kadang sulit untuk diprediksikan. situasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya setiap individu pasti mengalami kesulitan karena individu tidak akan terlepas dari berbagai kesulitan dalam kehidupannya. Kesulitan dapat terjadi pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selesaikan oleh individu untuk kemudian di lanjutkan ketahapan berikutnya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam perkembangan hidup manusia selalu di mulai dari berbagai tahapan, yang di mulai dari masa kanak-kanak, remaja dan dewasa. Dalam setiap tahapan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. paling penting dalam pembangunan nasional, yaitu sebagai upaya meningkatkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pendidikan merupakan kebutuhan primer dalam kehidupan manusia, aspek paling penting dalam pembangunan nasional, yaitu sebagai upaya meningkatkan kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga menimbulkan beberapa macam penyakit dari mulai penyakit dengan kategori ringan sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai tenaga kerja merupakan salah satu aset yang menentukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai tenaga kerja merupakan salah satu aset yang menentukan hidup matinya indutri tersebut. Berbagai jenis perusahaan mulai dari perusahaan yang besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. coba-coba (bereksperimen) untuk mendapatkan rasa senang. Hal ini terjadi karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prevalensi penyalahguna narkoba saat ini sudah mencapai 3.256.000 jiwa dengan estimasi 1,5 % penduduk Indonesia adalah penyalahguna narkoba. Data yang diperoleh
Lebih terperinci2016 PROSES PEMBENTUKAN RESILIENSI PADA IBU YANG MEMILIKI ANAK PENYANDANG DOWN SYNDROME
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap orang tua pasti berharap memiliki anak yang dapat bertumbuh kembang normal sebagaimana anak-anak lainnya, baik dari segi fisik, kognitif, maupun emosional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai 15% dari seluruh kanker pada wanita. Di beberapa negara menjadi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker serviks menempati terbanyak kedua di seluruh dunia yang mencapai 15% dari seluruh kanker pada wanita. Di beberapa negara menjadi penyebab kanker terbanyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. aspek fisik maupun emosional. Keluhan tersebut akan menimbulkan upaya untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketidakmampuan karyawan untuk memenuhi harapan dan tuntutan di tempat kerja akan mengakibatkan stres. Reaksi stres biasanya berisikan keluhan, baik dari aspek
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. tekanan internal maupun eksternal (Vesdiawati dalam Cindy Carissa,
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Resiliensi 1. Pengertian Resiliensi Istilah resiliensi diformulasikan pertama kali oleh Block dengan nama ego resilience, yang diartikan sebagai kemampuan umum yang melibatkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengalami trauma sekunder tidak mengalami langsung kejadian. korban trauma. (Figley, McCann & Pearlman, dalam Motta 2008).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Secondary Traumatic Stress Istilah secondary traumatic stress mengacu pada pengalaman kondisi psikologis negatif yang biasanya dihasilkan dari hubungan yang intens dan dekat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini sumber daya manusia adalah kunci sukses suatu organisasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini sumber daya manusia adalah kunci sukses suatu organisasi modern. Mengelola sumber daya manusia secara efektif menjadi tanggung jawab setiap orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung pula oleh sumber daya manusia yang berkualitas, baik dari segi mental, spritual maupun
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Skizofrenia merupakan sindroma klinis yang berubah-ubah dan sangat
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Skizofrenia Skizofrenia merupakan sindroma klinis yang berubah-ubah dan sangat mengganggu. Psikopatologinya melibatkan kognisi, emosi, persepsi dan aspek lain dari perilaku.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. syndrome, hyperactive, cacat fisik dan lain-lain. Anak dengan kondisi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap anak yang lahir di dunia dilengkapi dengan kondisi yang berbedabeda. Ada anak yang lahir dengan kondisi yang normal, namun ada juga anak yang lahir dengan membawa
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. adalah memiliki keturunan. Namun tidak semua pasangan suami istri dengan mudah
Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah Dalam pernikahan ada beberapa hal yang menjadi sebuah harapan ketika pasangan suami dan istri menjalani rumah tangga, harapan yang menjadi salah satu kebahagiaannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terakhir ini diketahui bahwa terdapatnya kecendrungan masyarakat Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan semakin pedulinya masyarakat terhadap kesehatannya, semakin tinggi pula tuntutan masyarakat atas mutu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pihak Rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Interaksi karyawan dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya menghasilkan barang atau jasa. Berdasarkan unjuk kerjanya, karyawan mendapatkan imbalan yang berdampak pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia dalam kehidupannya bisa menghadapi masalah berupa tantangan, tuntutan dan tekanan dari lingkungan sekitar. Setiap tahap perkembangan dalam rentang kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lebih dari 35 tahun yang lalu burnout menjadi isu yang. menarik ketika para peneliti Maslach dan Freudenberger mulai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lebih dari 35 tahun yang lalu burnout menjadi isu yang menarik ketika para peneliti Maslach dan Freudenberger mulai menulis tentang fenomena yang terus-menerus tidak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri merupakan fenomena yang universal dan kebebasan dari nyeri
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Nyeri merupakan fenomena yang universal dan kebebasan dari nyeri merupakan hak dasar setiap orang (Breivik, 2005). Menurut Kozier dan Erb (1983, dalam Tamsuri, 2004),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia adalah gangguan mental yang sangat berat. Gangguan ini ditandai dengan gejala-gejala positif seperti pembicaraan yang kacau, delusi, halusinasi, gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk hidup senantiasa barada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan berakhir ketika individu memasuki masa dewasa awal, tetapi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas metode yang digunakan dalam menjawab permasalahan serta menguji hipotesis penelitian. Pada bagian pertama akan dijelaskan mengenai pendekatan penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Manusia adalah mahkluk biologis, psikologis, sosial,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia adalah mahkluk biologis, psikologis, sosial, kultural, dan spiritual yang utuh dan unik, artinya yang merupakan satu kesatuan yang utuh dari aspek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kinerja merupakan pemenuhan akan tugas atau keterampilan terkait pekerjaan seorang karyawan. Kinerja pekerjaan didefinisikan sebagai tindakan yang berkontribusi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mengenang kembali peristiwa erupsi Gunung Merapi hampir dua tahun lalu
9 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengenang kembali peristiwa erupsi Gunung Merapi hampir dua tahun lalu masih menyisakan pilu bagi banyak pihak, terutama bagi orang yang terkena dampak langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Sumber: diakses pada 25/04/2014 pukul WIB)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rumah sakit sebagai suatu institusi pelayanan kesehatan masyarakat mempunyai sumber daya manusia yang kualitasnya sangat berperan dalam menunjang pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak merupakan salah satu bagian dari tujuan mencerdaskan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan anak merupakan salah satu bagian dari tujuan mencerdaskan bangsa. Dengan adanya pendidikan, anak-anak diasah melalui seperangkat pengetahuan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir hingga lansia. Ketika memasuki usia dewasa awal tugas perkembangan individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi yang luas sehingga harus memiliki sumberdaya, baik modal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu institusi atau organisasi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang luas dan menyeluruh, padat pakar dan padat modal. Rumah sakit melaksanakan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengukuran, analisis uji hipotesis dan pembahasan variabel penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh positif yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. itu secara fisik maupun secara psikologis, itu biasanya tidak hanya berasal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini beragam sekali masalah yang dihadapi manusia, baik itu secara fisik maupun secara psikologis, itu biasanya tidak hanya berasal dari dalam dirinya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang mahasiswa yang belajar di perguruan tinggi akan mendapatkan bekal berupa teori yang telah diterima selama perkuliahan, yang nantinya setelah lulus dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang baik maka tidak tersedia modal untuk melangkah ke depan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah komponen dalam hidup yang sangat penting, tanpa kesehatan yang baik maka tidak tersedia modal untuk melangkah ke depan ataupun untuk melakukan
Lebih terperincimelihat pekerja sosial sebagai seorang yang menduduki jabatan sebagai pekerja sosial yang bekerja untuk pemerintah, sehingga mendapat status sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) telah tumbuh dengan pesat di Indonesia saat ini. Juru Bicara Kemendagri Raydonnyzar Moenek mengatakan jumlah LSM di Indonesia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan dinamika kerja saat ini menimbulkan tantangan baru bagi mental pekerja, salah satunya adalah ancaman stres. Diuraikan dalam Harvey et al. (2012), dari beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Semakin banyaknya orang yang ingin menjaga kondisi tubuhnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan teknologi sudah semakin maju. Melalui perkembangan teknologi ini maka semakin banyak bidang lain yang berpengaruh dalam kehidupan kita,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan
BAB 2 LANDASAN TEORI Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan prestasi belajar. 2.1 Self-Efficacy 2.1.1 Definisi self-efficacy Bandura (1997) mendefinisikan self-efficacy
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam berbagai bidang, seperti dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan pariwisata.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kota-kota besar di Indonesia, mengalami kemajuan yang cukup pesat dalam berbagai bidang, seperti dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan pariwisata.
Lebih terperincioleh: Agus Supriyanto M.Si
RUANG LINGKUP PSIKOLOGI KEPELATIHAN oleh: Agus Supriyanto M.Si Email: Agus_Supriyanto@uny.ac.id Ruang Lingkup Kajian Psikologi Kepelatihan Cabang Psikologi dengan Olahraga, a.l: 1. Perkembangan 2. Kepribadian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bidang pelayanan kesehatan tempat yang mendukung rujukan dari pelayanan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan salah satu bentuk organisasi yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan tempat yang mendukung rujukan dari pelayanan tingkat dasar. Sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswa yang memasuki lingkungan sekolah baru, memiliki harapan dan tuntutan untuk mencapai kesuksesan akademik serta dapat mengatasi hambatan yang ada. Kemampuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kepuasan kerja merupakan salah satu masalah yang penting dan paling
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kepuasan kerja merupakan salah satu masalah yang penting dan paling banyak diteliti dalam bidang perilaku organisasi. Hal ini dikarenakan kepuasan kerja
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. timbulnya berbagai penyakit. Salah satu penyakit yang dapat terjadi yaitu diabetes
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pola hidup yang tidak sehat dapat mempengaruhi kesehatan individu. Kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji dan kurangnya olahraga telah menjadi pola hidup masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan memasuki tahap epidemis dengan beberapa sub-populasi beresiko
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah HIV di Indonesia telah berkembang dari sejumlah kasus kecil HIV dan memasuki tahap epidemis dengan beberapa sub-populasi beresiko tinggi yang memiliki angka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa
BAB I PENDAHULUAN I. A. Latar Belakang Masalah Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa dewasa. Menurut Hurlock (1999), masa dewasa awal dimulai pada umur 18 40 tahun, saat perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penyakit kronis merupakan penyakit yang berkembang secara perlahan selama bertahuntahun,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit kronis merupakan penyakit yang berkembang secara perlahan selama bertahuntahun, namun biasanya tidak dapat disembuhkan melainkan hanya diberikan penanganan
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI
BAB II KERANGKA TEORI A. Kajian Pustaka 1. Tinjauan Resiliensi a. Pengertian Resiliensi Secara etimologis resiliensi diadaptasi dari kata dalam Bahasa Inggris resilience yang berarti daya lenting atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi setiap manusia.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi setiap manusia. Manusia dapat menjalankan berbagai macam aktivitas hidup dengan baik bila memiliki kondisi kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia mengadakan bermacam-macam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, manusia mengadakan bermacam-macam aktivitas. Salah satu aktivitas itu diwujudkan dalam gerakan-gerakan yang dinamakan kerja. Bekerja mengandung
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi atas dua macam yaitu: penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai dari usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semua orang, hal ini disebabkan oleh tingginya angka kematian yang disebabkan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit kanker adalah penyakit yang sangat berbahaya bahkan dapat mengakibatkan kematian. Sampai saat ini kanker masih menjadi momok bagi semua orang, hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merawat dan memelihara anak-anak yatim atau yatim piatu. Pengertian yatim
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Panti Asuhan merupakan lembaga yang bergerak di bidang sosial untuk membantu anak-anak yang sudah tidak memiliki orang tua. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terampil maka dalam proses perencanaan tujuan tersebut akan mengalami banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia dalam suatu organisasi memegang peranan penting dalam mewujudkan tujuan-tujuan organisasi tersebut bahkan sumber tenaga manusia sudah dianggap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia akan mengalami perkembangan sepanjang hidupnya, mulai dari masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, dewasa menengah,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari uraian yang telah disampaikan dari Bab I sampai Bab IV, maka dapat
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Dari uraian yang telah disampaikan dari Bab I sampai Bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Begitu banyak anak-anak di Nanggroe Aceh Darussalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sehat, serta mampu menangani tantangan hidup. Secara medis, kesehatan jiwa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan jiwa adalah bagian dari kesehatan secara menyeluruh, bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, tetapi pemenuhan kebutuhan perasaan bahagia, sehat, serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai sektor kehidupan semakin pesat, sebagai dampak dari faktor kemajuan di bidang teknologi
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menjadi
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menjadi perhatian utama secara global dalam kesehatan. Setiap tahun terjadi peningkatan kasus dengan
Lebih terperinciPEKERJA KEMANUSIAAN: SITUASI SULIT & TANTANGANNYA
PEKERJA KEMANUSIAAN: SITUASI SULIT & TANTANGANNYA Pelatihan Koordinasi & Kaji Cepat Bencana (K2B) Badan Nasional Penanggulangan Bencana Cisarua, 5 November 2009 Nathanael E.J. Sumampouw, M.Psi, Psi. Pusat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan baru semakin memperburuk suasana. Dalam sebuah survei yang dilakukan Princeton Survey Research
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Karyawan didalam suatu perusahaan merupakan asset perusahaan karena dianggap sebagai salah satu faktor penggerak bagi setiap kegiatan didalam perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari. kesehatan dan Keadaan Sejahtera Badan, Jiwa dan Sosial yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) kesehatan adalah keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat, juga dapat diukur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses peningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah tujuan setiap bangsa untuk menghadapi tantangan dalam kemajuan zaman sekarang ini. Peningkatan mutu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah makhluk sosial, yang mana saling membutuhkan satu sama lain. Manusia terlahir ke dunia ini dituntut agar dapat hidup berorganisasi. Dalam kehidupannya,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Hidup. individu mengenai posisi individu dalam hidup, konteks budaya dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kualitas Hidup 1. Pengertian Menurut WHOQOL Group (1997) kualitas hidup adalah persepsi individu mengenai posisi individu dalam hidup, konteks budaya dan sistem nilai dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekerja yaitu perawat. Perencanaan tenaga keperawatan merupakan fungsi organik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Rumah Sakit merupakan suatu layanan masyarakat yang penting dan dibutuhkan dalam upaya pemenuhan tuntutan kesehatan. Sumber daya manusia adalah salah satu unsur pendukung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis seorang perempuan yang pernah mengalaminya. Sebagian besar kaum perempuan menganggap kehamilan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dunia pekerjaan adalah dunia yang penuh dengan tuntutan dan tugas-tugas, namun pekerjaan merupakan sesuatu yang dicari oleh banyak orang sebagai tujuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker adalah pertumbuhan abnormal dari sel-sel yang disebabkan oleh beberapa perubahan dalam ekspresi gen yang menyebabkan ketidakseimbangan regulasi proliferasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara variabel Hubungan Resiliensi dengan Stres Kerja Anggota. Gambar 3.1. Hubungan antar Variabel
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian korelasilasional bentuk bivariate, yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui signifikansi hubungan antara variabel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Disamping itu pula, pekerjaan semakin sulit untuk didapatkan.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pekerjaan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat penting bagi masyarakat. Bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, baik dalam rangka memperoleh imbalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawat merupakan suatu bagian dari seluruh proses pelayanan yang mempunyai peran sangat besar dalam rumah sakit. Tugas perawat secara umum adalah memberikan pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap keluarga memiliki cara tersendiri untuk menghadapi berbagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap keluarga memiliki cara tersendiri untuk menghadapi berbagai situasi selama rentang kehidupannya, begitu pula pada keluarga yang memiliki anak dengan hidrosefalus.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya pelayanan kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. remaja yang masuk ke Komnas Remaja tahun itu, sebanyak kasus atau
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini Indonesia diramaikan dengan kasus kekerasan seksual terhadap remaja. Ibarat fenomena bola es yang semakin lama semakin membesar. Kasus kekerasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia sekolah mempunyai berbagai resiko yang lebih mengarah pada kecerdasan, moral, kawasan sosial dan emosional, fungsi kebahasaan dan adaptasi sosial.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus merupakan sindrom metabolik yang ditandai dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan sindrom metabolik yang ditandai dengan kadar glukosa darah di atas normal (hiperglikemia) akibat kelainan pada sekresi insulin, kerja
Lebih terperinci