DIIA IPRODUKlJ P GEMBANGA. _~ -"-l~ ~/ Herla sama \ 1Pf _.: Unlvershas Neuerl Malanu denuan Bank Indonesia ~~.1

dokumen-dokumen yang mirip
PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM KABUPATE PASURUAN LAPORAN HASIL PENELITIAN KERJASAMA. 4lD BANK IND NESIA DAN

PENEllIIAN PENBEMBA A. KOMOOI IS ODUK/lENI UNGGUlAN UMKM KO 20. Kerj ama. c ~~' UnIVersitas Negerl Malang dengan Bank Indonesia ~

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM KOTA PROBOLINGGO LAPORAN HASIL PENELITIAN KERJASAMA DAN

PENEllTIAI PEIIEMBAIGAN

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara BOX 1

KATA PENGANTAR Bagian I :

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

KATA PENGANTAR. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa membimbing dan memberkahi kita sekalian dalam melaksanakan tugas.

BOKS 2. A. Latar Belakang

PERAN SERTA BANK INDONESIA DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) *) Oleh : Andang Setyobudi, SE **)

Kerangka Berfikir MENCARI KOMODITI UNGGULAN. Penciptaan Lapangan Kerja. Manajeman Usaha. Sosial Budaya. Teknologi. Ketersediaan

Boks Penelitian Pengembangan Komoditas/Produk/Jenis Usaha Unggulan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kalimantan Tengah 1.

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 merupakan momen yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

5Kebijakan Terpadu. Perkembangan perekonomian Indonesia secara sektoral menunjukkan. Pengembangan Agribisnis. Pengertian Agribisnis

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN JEPARA. M. Zainuri

Penelitian Dasar Potensi Ekonomi Kota Tidore. Muhammad Jibril Tajibu. Abstrak

RINGKASAN EKSEKUTIF HENNY NURLIANI SETIADI DJOHAR IDQAN FAHMI

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

maupun sumberdaya alam akan menghasilkan kekayaan daerah dan penciptaan peluang kerja (job creation) serta multiplier effect lainnya.

PENGEMBANGAN KOMODITAS UNGGULAN UMKM DI KABUPATEN NABIRE, PAPUA 1

BAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat dalam

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i. DAFTAR TABEL... ii A. PENDAHULUAN... 1 B. METODE PENELITIAN... 2 C. PROFIL PROVINSI LAMPUNG... 5

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang baru, jumlah unit usaha bordir yang tercatat selama tahun 2015 adalah

BAB 6 PENUTUP. 122 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. lagi. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Hasan dalam Republika

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Master Plan

KABUPATEN PIDIE JAYA dan KOTA SUBULUSSALAM

VI. REKOMENDASI KEBIJAKAN

Pembangunan Pariwisata di PPK yang didalamnya berisi beberapa strategi, meliputi:

I. PENDAHULUAN. Amartya Sen, peraih Nobel Ekonomi tahun 1998, menyatakan bahwa. bersama akan maksimal, dengan demikian kemakmuran sebuah bangsa dapat

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) telah mendapat perhatian yang relative cukup besar dari pemerintah,

LUARAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Boks 4. SURVEI KREDIT PERBANKAN JAMBI: TANTANGAN DI TAHUN 2009

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sektor agribisnis. Hal ini terlihat dari peran sektor agribisnis

BAB I PENDAHULUAN. sektor pertanian merupakan sektor yang mendasari kehidupan setiap

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pasar belum tentu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang kemampuan

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Jumlah (Unit) Perkembangan Skala Usaha. Tahun 2009*) 5 Usaha Besar (UB) ,43

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Kebijakan di dalam pengembangan UKM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

96% responden telah beroperasi antara 4 tahun hingga lebih dari 10 tahun, hanya 4% yang baru beroperasi selama 1-3 tahun.

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima, Keenam, Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima,

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

PENDAHULUAN (Renstra Kementrian Koperasi dan UMKM ) diketahui jumlah

E-UMKM: APLIKASI PEMASARAN PRODUK UMKM BERBASIS ANDROID SEBAGAI STRATEGI MENINGKATKAN PEREKONOMIAN INDONESIA

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. Rekomendasi Penetapan KPJU Unggulan dan Potensial

I. PENDAHULUAN. Skala Usaha UK UM UB Jumlah (Unit/%) /99, /0, /0,01 Kesempatan kerja (%) 88,92 10,54 0,54 Nilai tambah

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lamandau bekerjasama dengan Lembaga Penelitian Universitas Palangka Raya

8.1. Keuangan Daerah APBD

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat

Matriks Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun MISI 4 : Mengembangkan Interkoneksitas Wilayah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian daerah. Dinas Koperasi dan UKM DIY mencatat hingga

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam. secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap Pembangunan Provinsi Maluku Utara. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara Maba, 26 Maret 2018

3 KERANGKA PEMIKIRAN

I.PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BOGOR Perkembangan Industri Kecil dan Menengah

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Ketahanan ekonomi merupakan syarat mutlak bagi kemakmuran sebuah

I. PENDAHULUAN. tinggi secara langsung dalam pemasaran barang dan jasa, baik di pasar domestik

PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU

REKOMENDASI SEMINAR STRATEGI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI JANGKA MENENGAH PROVINSI JAMBI 22 DESEMBER 2005

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pendapatan masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi. stabilitas ekonomi pada khususnya (Ardiana dkk, 2010).

Perkembangan Penanaman Modal dan Sektor-sektor I Nyoman Karyawan 63

Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh :

10 REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN KUPANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Analisis Isu-Isu Strategis

I. PENDAHULUAN Industri Pengolahan

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

Boks 2. PERINGKAT DAYA SAING INVESTASI DAERAH PROVINSI JAMBI

Transkripsi:

P DIIA IPRODUKlJ IS P GEMBANGA A GGo A OTA AING 012 _~ -"-l~ ~/ Herla sama \ 1Pf _.: Unlvershas Neuerl Malanu denuan Bank Indonesia ~~.1 ~

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM KOTA MALANG LAPORAN HASIL PENELITIAN KERJASAMA 4JD BANK INDONESIA DAN TIM PENELITI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MALANG MALANG 2012

RINGKASAN PENELITIAN PENGEMBANGAN KPJU UMKM KOTA MALANG 2012 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian nasional memiliki peran penting dan strategis, tercermin dari berbagai data yang mendukung eksistensi UMKM dalam perekonomian Indonesia cukup dominan menghadapi krisis. Data Kementrian Negara Koperasi & UKM tahun 2011 menyebutkan bahwa jumlah industri UMKM terdapat dalam setiap sektor ekonomi dan tercatat sebanyak 51,3 juta unit atau setara 99,91 % dari total usaha. UMKM berpotensi besar menyerap tenaga kerja sebesar 97,04 % dari total angkatan kerja yang bekerja. Kontribusi UMKM dalam pembentukan PDB sebesar 55,56 % dari total PDB. Bank Indonesia dalam rangka mendukung pengembangan dan pemberdayaan UMKM melakukan penelitian tentang UMKM yang dapat dipergunakan sebagai informasi untuk mendorong pertumbuhan UMKM dan memperoleh KPJU Unggulan maupun potensial untuk kepentingan stakeholders, baik pemerintah daerah, perbankan, kalangan swasta, maupun masyarakat luas dalam upaya pemberdayaan UMKM. Penelitian KPJU dimaksudkan untuk mengenal dan memahami profil daerah, profil UMKM, kebijakan Pemerintah dan peranan Perbankan dalam pengembangan UMKM, memberikan informasi tentang KPJU unggulan, memberikan informasi permasalahan yang timbul dari masing-masing KPJU unggulan, KPJU potensial, memberikan rekomendasi kebijakan bagi pemerintah dan pihak perbankan dalam rangka pengembangan KPJU unggulan. Penelitian KPJU dilaksanakan di 5 kecamatan di Kota Malang. Berdasarkan hasil penelitian KPJU ditemukan lima KPJU Unggulan, lima KPJU potensial dan permasalahan yang dihadapi oleh KPJU Unggulan sebagai berikut: KOMODITAS UNGGULAN KOTA MALANG Keripik Tempe Ruman Kost Keramik Gerabah Hotel dan Losmen

KOMODITAS POTENSIAl KOTA MALANG Sanitair Pabrik Rokok Sayur Orqanik Singkonq Lele PERMASALAHAN KPJU UNGGULAN KOTA MALANG PRODUK KERIPIK TEMPE RUMAH KERAMIK GERABAH HOTEL DAN KOST losmen MASALAH Keterbatasan Administrasi ~ Banyak Kurang Persaingan usaha YANG Modal Perijinan pengrajin alih Modal DIHADAPI Harga bahan Pajak profesi Persediaan baku mahal Kurang lahan bahan baku parkir terbatas Kurang Ie Persaingan modal sangat ~ Kurang ketat promosi REKOMENDASI KEBIJAKAN KOTAMALANG Pelatihan standar produk, pemasaran dan pengemasan Mengusahan kerjasama Asosiasi Pengusaha Keripik Tempe dengan PHRI Pembentukan kelompoklkoperasi dalam pengadaan bahan baku Pameran produk dalam/luar negeri Pembentukan kampung wisata Perbaikan sarana parkir PERAN PERBANKAN DaJam mendorong pertumbuhan UMKM, bank menyalurkan kredit UMKM antara lain Kredit Ketahanan Pangan dan Energi, Kredit Usaha Pembibitan Sapi, Kredit Usaha Rakyat, Kredit Usaha rvlikro, Kredit Modal Kerja Perbankan diharapkan dapat meningkatkan kerjasama yang lebih baik dengan pemerintah melalui sosialisasi produk perbankan baq; UMKM dan komunikasi PERAN PEMERINTAH Kebijakan pemerintah seharusnya lebih banyak dikoordinasikan antar sektor agar dapat terjalin hubungan baik antar sektor Melakukan koordinasi guna mencari solusi permasalahan dalam upaya meningkatkan potensi dan prospek UMKM sehingga keseiahteraan masyarakat meninqkat ii

DAFTAR lsi Halaman RINGKASAN EXECUTIVE SUMMARy KATA PENGANTAR DAFTAR lsi DAFTAR GArvlBAR DAFTAR TABEl i iii v vi vii viii BAB I PENDAHUlUAN 1 1.1 latar Belakang 1 1.2 Tujuan Penelitian 3 1.3 Ruang Lingkup Penelitian 4 1.4 Hasil yang Diharapkan 5 BAB II METODOlOGI 6 2.1 Daerah Penelitian 6 2.2 Jenis dan Sumber Data 6 2.3 Teknik Pengumpulan Data 6 2.4 Analisis Data : 7 2.5 Penentuan KPJU Tingkat Kecamatan 8 2.6 Penentuan KPJU Tingkat Kabupaten/Kota 8 BAB III T1NJAUAN WllAYAH 10 BAB IV HASll PENELITIAN 11 4.1 Penetapan KPJU Unggulan Kecamatan 11 4.2 Penetapan KPJU Unggulan Kota 11 4.3 Penetapan KPJU Unggulan dan Potensial Kota 12 BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS HASll PENELITIAN 14 5.1 KPJU Unggulan di Kota Malang 14 5.2 Peranan Perbankan Dalam Pengembangan UrvlKM 17 5.3. Analisis SWOT Tiap Sektor Di Masing-masing Kota 17 5.4. Potensi dan Prospek KPJU Potensial Serta Kebijakan Untuk Mendukung KPJU Potensial 21 BAB VI KESIMPUlAN DAN REKOMENDASI KEBUAKAN 25 6.1 Kesimpulan 25 6.2 Rekomendasi Kebijakan 26 DAFTAR PUSTAKA 27 VI T

.: BABI PENDAHUlUAN.i2 au 1.1. latar Belakang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian nasional memiliki peran penting dan strategis, tercermin dari berbagai data yang mendukung eksistensi UMKM dalam menghadapi krisis ekonomi Indonesia. Data dari Kementrian Negara Koperasi & UKM tahun 2011 menyebutkan bahwa jumlah industri UMKM terdapat dalam setiap sektor ekonomi dan tercatat sebanyak 51,3 juta unit atau setara 99,91 % dari total usaha. UMKM berpotensi besar dalam menyerap tenaga kerja sebesar 97,04 % dari total angkatan kerja yang bekerja. Kontribusi UMKM dalam pembentukan POB sebesar 55,56 % dari total POB. Dalam rangka mendukung pengembangan dan pemberdayaan UMKM, Bank Indonesia memiliki kebijakan dari sisi permintaan (Demand Side) dan penawaran (Supply Side). Kebijakan Demand Side merupakan kebijakan yang diarahkan untuk mendorong UMKM agar mampu meningkatkan eligibilitas dan kapabilitasnya sehingga bankable yang meliputi penelitian, pelatihan, penyediaan informasi dan kerjasama dengan lembaga internasional dan Pemerintah. Kebijakan Supply Side merupakan kebijakan yang difokuskan pada berbagai kebijakan dan program untuk membantu bank dalam menyalurkan kredit kepada UMKM yang meliputi pengaturan kepada perbankan, penguatan kelembagaan dan penyediaan dana secara tidak langsung melalui penerbitan SUP No.005 dan dana relending. Kebijakan dari sisi permintaan berupa penelitian dimaksudkan dalam rangka pemberian informasi yang dapat digunakan dalam mendorong pertumbuhan UMKM, informasi kepada stakeholders, baik kepada pemerintah daerah, perbankan, kalangan swasta,dan masyarakat luas. Bank Indonesia sejak lama mengembangkan penelitian Baseline Economic Survey (BLS) yang bertujuan mengidentifikasi berbagai peluang investasi di daerah yang bermuara pada pemberian informasi potensi ekonomi suatu daerah. Oalam perkembangannya, sejak tahun 2006, Penelitlan KPJUUnggulan UMKMTahun 2012 1

penelitian BLS lebih diarahkan kepada penelitian pengembangan potensi ekonomi daerah yang memberikan informasi kepada stakeholders mengenai Komoditas/ProduklJenis Usaha (KPJU) potensial untuk menjadi unggulan daerah yang dapat dikembangkan terutama terhadap UMKM yang merupakan pelaku ekonomi mayoritas di daerah. Data dan informasi dalam Penelitian Pengembangan KPJU Unggulan UM KM meliputi aspek makro berupa kebijakan Pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah dan potensi ekonomi daerah dalam rangka pengembangan UMKM. Sementara pada aspek mikro, meliputi kondisi dan potensi UMKM. Hasil penelitian tersebut akan didiseminasikan dalam website Sistem Informasi Terpadu Pengembangan UKM (SI-PUK) yang terintegrasi dalam Data dan Informasi Bisnis Indonesia (DIBI), dan dapat diakses melalui internet di alamat www.bi.go.id. Metode Penelitian Pengembangan KPJU UMKM ini menggunakan Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) yang dimodifikasi. Penelitian ini menggunakan Metode Bayes dan Metode Borda dalam menetapkan KPJU unggulan kecamatan dan kabupatenlkota. Dari hasil penelitian tersebut, diharapkan tiap kabupaten/kota di suatu provinsi memiliki KPJU unggulan dari berbagai sektor ekonomi untuk dikembangkan yang dapat dilihat dari beberapa perspektif: a. Perspektif Product Life Cycle (PLC) KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan KPJU, dalam tahap mature karena saat ini unggul dibanding KPJU yang lain (meskipun kemungkinan besar akan mengalami decline setelah melewati fase mature), atau saat ini tidak terlalu unggul namun berpotensi besar unggul di masa depan (fase growth) yang dapat menimbulkan konsekuensi pada perspektif strategi pengembangan. b. Perspektif Tujuan Dalam perspektif tujuan, penentuan KPJU unggulan dengan mempertimbangkan tindak lanjut atau tujuan atau target yang ingin dicapai, dengan meyakinkan investor agar berinvestasi pada bisnis KPJU unggulan yang terpilih dengan jaminan return yang cepat, atau

dengan memberikan stimulus bagi usaha lemah namun berpotensi unggul di masa datang. c. Perspektif Keberpihakan Pemilihan KPJU unggulan dengan melibatkan unsur keberpihakan, pada pengusaha lokal. d. Perspektif Skenario Kebijakan KPJU disebut unggulan dengan melihat dari kondisi saat ini (existing) KPJU unggul dibanding dengan yang lain tanpa melihat ada kontradiksi dengan skenario kebijakan pemerintah normatif. Berdasarkan keempat perspektif di atas, penelitian KPJU akan lebih fokus. sehingga Pemerintah Daerah dapat memprioritaskan kebijakan ekonomi melalui pengembangan KPJU unggulan di suatu kabupaten/kota sebagai upaya untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam rangka mengurangi angkaltingkat kemiskinan di daerah yang pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal. 1.2. Tujuan Penelitian a. Mengenal dan memahami mengenai: 1) Profil daerah, meliputi: kondisi geografis, demografi, perekonomian dan potensi sumberdaya. 2) Profil UMKM di wilayah penelitian termasuk faktor pendorong dan penghambat dalam pengembangan UMKM. 3) Kebijakan Pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah (Daerah Tingkat I dan II) yang terkait dengan pengembangan UMKM. 4) Peranan Perbankan dalam pengembangan UMKM. b. Memberikan informasi tentang KPJU unggulan yang perlu mendapat prioritas untuk dikembangkan di suatu kabupaten/ kota dan kecamatan dalam rangka: 1) Mendukung pembangunan ekonomi daerah; 2) Menciptakan lapangan kerja dan penyerapan tenaga kerja t

3) Meningkatkan daya saing produk. c. Memberikan informasi dan permasalahan yang timbul dari masingmasing KPJU unggulan lintas sektoral di masing-masing kabupaten/kota, misalnya mengenai bahan baku, tenaga kerja, teknologi yang digunakan, produksi, kondisi permintaan, harga dan lokasi (kecamatan). d. Memberikan informasi tentang KPJU potensial, yaitu KPJU yang saat ini belum menjadi unggulan namun memiliki potensi untuk menjadi unggul di masa datang apabila mendapatkan perlakuan atau kebijakan tertentu. e. Memberikan rekomendasi berupa: 1) KPJU unggulan yang perlu/dapat dikembangkan di masing-masing kabupatenlkota 2) Peranan Perbankan dalam pengembangan KPJU unggulan 3) Kebijakan kepada Pemerintah Daerah (Kabupaten/Kota), yang dikaitkan dengan kebijakan Pemerintah Pusat, dalam rangka pengembangan KPJU unggulan UMKM. 1.3. Ruang Lingkup Penelitian a. UMKM dengan kategori sebagai unggulan daerah pada tingkat kabupatenlkota. b. UMKM sebagaimana disebutkan dalam UU NO.20 Tahun 2008 1) Usaha Mikro 2) Usaha Kedl 3) Usaha Menengah c. KomoditilProduklJenis Usaha (KPJU) unggulan yang mendukung perekonomian daerah antara lain: 1) mampu menciptakan dan menyerap tenaga kerja 2) mempunyai prospek yang baik 3) berdaya saing tinggi. 4) Komoditi/Produk/Jenis Usaha (KPJU) Potensial lintas sektoral yang tidak masuk lima besar di tingkat kabupatenlkota yang dapat menjadi KPJU

unggulan apabila ada perlakuan atau kebijakan tertentu dengan penjelasan kelemahannya agar dapat diformulasikan perlakuan tertentu atau kebijakan yang perlu diambil agar KPJU potensial tersebut dapat berkembang menjadi KPJU unggulan. 5) KPJU pada setiap sektorlsubsektor ekonomi, yang meliputi pertanian (tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan), pertambangan dan penggalian, perindustrian, perdagangan dan jasajasa 6) KPJU sampai dengan nama KPJU akhir (misalnya: padi sawah, kacang hijau, angkutan perkotaan). 1.4. Hasil yang Diharapkan a. Laporan hasil penelitian KPJU unggulan di Kota Malang b. Terjalinnya kerjasama multipihak dalam mendorong peningkatan usaha yang termasuk dalam KPJU unggulan di Kota Malang. c. Menjadikan laporan KPJU unggulan Kota sebagai salah satu input dalam proses penyusunan rencana dan pengambilan kebijakan serta program pembangunan di Kota Malang. P"enelitian KPJlTDngguliJn (HviKMTahun201 i..."...