Kerangka Berfikir MENCARI KOMODITI UNGGULAN. Penciptaan Lapangan Kerja. Manajeman Usaha. Sosial Budaya. Teknologi. Ketersediaan
|
|
- Surya Darmadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SUPLEMEN 3 RESUME PENELITIAN DASAR POTENSI EKONOMI DAERAH DALAM RANGKA PENGEMBANGAN KOMODITAS UNGGULAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) PROPINSI SUMATERA SELATAN Bank Indonesia Palembang bekerja sama dengan Universitas Bina Darma pada November 2007 lalu telah menyelesaikan penelitian dasar mengenai potensi ekonomi daerah atau kerap disebut sebagai Baseline Economic Survey (BLS) dalam rangka membantu pengembangan komoditas unggulan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Propinsi Sumatera Selatan. Fokus BLS adalah mencari dan memetakan komoditas-komoditas unggulan (atau disebut KPJU komoditas/produk/jenis usaha) per kabupaten, sehingga setiap kabupaten lebih fokus dalam mengembangkannya. Pelaksanaan BLS mempunyai beberapa tujuan masing-masing: (i) peningkatan pertumbuhan ekonomi, (ii) penciptaan lapangan kerja, dan (iii) peningkatan daya saing produk. Sehingga dengan demikian, komoditas-komoditas unggulan daerah yang ditemukan sejalan dengan tiga tujuan dimaksud. Kandidat KPJU berasal dari kunjungan lapangan yang didukung oleh data sekunder di masing-masing kecamatan di tiap kabupaten. Dalam menyeleksi masing-masing kandidat komoditas unggulan digunakan sebelas kriteria yakni: (i) skill tenaga kerja, (ii) bahan baku, (iii) modal, (iv) sarana produksi/usaha, (v) teknologi), (vi) sosial budaya, (vii) manajemen usaha, (viii) ketersediaan pasar, (ix) harga, (x) penyerapan tenaga kerja, (xi) sumbangan terhadap perekonomian. Dengan menggunakan sebelas kriteria itu, kemudian dilakukan focus group discussion (FGD) untuk menseleksi kandidat KPJU. Proses pembobotan berdasarkan 11 kriteria tersebut menggunakan teknis analisa Analytical Hierarchy Process (AHP). Lihat bagan pola pikir. FGD dilakukan disetiap kabupaten yang disurvei. Setelah ditemukan daftar komoditas unggulan, FGD kemudian memformulasi kebijakan dan langkah pengembangan masingmasing KPJU. BLS tahun 2007 dilakukan di 11 kabupaten/kota (Banyuasin, Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Ogan Komering Ulu, Ogan Komering Ulu Timur, Ogan Komering Ulu Selatan, Muara Enim, Lahat, Pagar Alam, Musi Rawas, dan Lubuklinggau. Sebelumnya pada tahun 2006 telah dilakukan BLS yang meliputi Palembang, Musi Banyuasin, dan Prabumulih. 1
2 Kerangka Berfikir LEVEL 1 FOKUS MENCARI KOMODITI UNGGULAN LEVEL 2 TUJUAN Pertumbuhan Ekonomi Penciptaan Lapangan Kerja Peningkatan Daya Saing Produk LEVEL 3 KRITERIA Skilled Tenaga Kerja Sarana Bahan Baku Modal Produksi/ Usaha Teknologi Sosial Budaya Manajeman Usaha Ketersediaan Pasar Harga Penyerapan Tenaga Kerja Sumbangan terhadap Perekonomian Tingkat Pendidikan Pelatiha n Pengalaman kerja Jumlah lembaga pelatihan Ketersediaan bahan baku Harga perolehan bahan baku Retensi/ parishability bahan baku Kesinambungan bahan baku Mutu Kemudahan Kebutuhan investasi awal Kebutuhan modal kerja Aksesibilitas thd sumber pembiayaan Ketersediaan Sarana Produks i Harga Kemudahan Ketersediaan Kemudahan (memperoleh teknologi) Ciri khas lokal Religion/Budaya Turun temurun Kemudahan untuk - me manage Kemudahan Menjual Kemudahan Mendistribusikan (lokasi) Stabilitas Harga Penyerapan Tenaga Kerja Backward & Forward Linkages Jumlah jenis usaha yg terpengaruh krn keberadaan usaha ini LEVEL 4 ALT. KOMODITI Tan. pangan Perke bunan Peternakan Perikanan Industri Perdagangan Pariwisata Angkutan Jasa - Jasa LEVEL 5 ALT. KEBIJAKAN ALTERNATIF KEBIJAKAN 2
3 Dari hasil pengolahan data yang bersumber dari FGD di masing-masing kabupaten/kota diperoleh KPJU unggulan. Masing-masing kabupaten/kota mempunyai lima KPJU unggulan sebagaimana pada matrik di bawah. No Kab/Kota 1 Banyuasin 2 Ogan Ilir 3 OKI 4 Muaraenim 5 Lahat 6 OKU Induk 7 OKUT 8 OKUS 9 Musi Rawas 10 Pagaralam 11 Lubuk Linggau Tabel.1. Matrik KPJU Unggulan Lintas Sektoral Kabupaten/Kota Se-Sumatera Selatan KPJU (Rangking/Skor) Kelapa (0.0511) (0.0503) (0.0439) Sayuran Makanan Dataran Olahan (0.0653) Rendah (0.0566) (0.0448) (0.0602) (0.0693) (0.0576) (0.0990) (0.0745) (0.0893) (0.0959), Cabe Besar (0.0976) (0.0785) (0.0530) (0.0799) Jagung (0.0497) (0.0795) (0.0843) Kopi (0.0649) (0.0504) Agrowisata (0.0527) Ayam Pedaging (0.0543) (0.0478) (0.0735) (0.0490) Perdagangan Umum (0.0752) Duku (0.0824) Coklat (0.0540) (0.0490) Kopi (0.0509) (0.0433) Keterangan: 1. Angka dalam kurung merupakan rangking/skor berdasarkan perhitungan AHP 2. OKI = Ogan Komering Ilir OKU = Ogan Komering Ulu OKUT = Ogan Komering Timur OKUS = Ogan Komering Ulu Selatan Ikan Patin (0.0372) Ayam Pedaging (0.0570) (0.0747) (0.0627) Pisang (0.0391) Kambing (0.0435) (0.0422) Perikanan Laut Pengolahan Logam (0.0425) Makanan Olahan (0.0371) Jagung (0.0510) (0.0393) Pengolahan Batu Mulia (0.0680) Ikan Patin (0.0603) (0.0384) (0.0393) (0.0399) Pariwisata (0.0405) Selain daftar KPJU unggulan, disamping mengangkat permasalahan pengembangan di masing-masing komoditas, BLS juga menghasilkan alternatif solusi dalam pengembangannya. Beberapa besaran permasalahan yang dihadapi dan alternatif solusi dalam pengembangan KPJU di masing-masing sektor ekonomi terangkum dalam tabel 2 di bawah: 3
4 Tabel 2 DAFTAR KPJU UNGGULAN DI SUMATERA SELATAN BESERTA PERMASALAHAN DAN ALTERNATIF SOLUSI No. KPJU Besaran Permasalahan Alternatif Solusi 1 Sektor & Kelapa : 1. Penyediaan bibit unggul yang Perkebunan 1. Masih rendahnya bersertifikat. (,, produktivitas kebun 2. Peningkatan transparansi hubungan Kelapa, Kakao, 2. Masih rendahnya harga antara inti dan plasma. dan Kopi) ditingkat petani 3. Penyediaan tempat pelelangan hasil karet dan pembinaan untuk membiayai pelelangannya. 4. Peningkatan penyuluhan dan 4. Kondisi infrastruktur yang pendampingan. kurang mendukung. 5. Perbaikan teknologi pengolahan Kelapa: 1. Penggunaan bibit yang kurang unggul 2. Budidaya yang masih tradisional kakao untuk peningkatan mutu. 6. Sosialisasi produk perbankan 7. Pemberian insentif kredit berbunga murah. 8. Perbaikan infrasruktur 3. Harga panen yang rendah 9. Peningkatan keamanan guna karena dikuasai tengkulak mencegah tindak kriminal Kakao: 1. Jatuhnya harga pada saat panen raya. 2. Penanganan pasca panen yang masih sederhana 3. Usia tanaman sudah tua Kopi: 1. Masih rendahnya mutu bibit untuk membiayai 3. Masih tingginya tindak pencurian pencurian. 2. Sektor Tanaman Pangan : 1. Produktivitas yang belum optimal. 2. Rendahnya harga pada saat panen raya. untuk membiayai 4. Mutu pengelolaan pasca panen yang masih rendah. Jagung: 1. Masih rendahnya kualitas benih. 2. Penanganan pasca panen yang masih sederhana. 1. Peningkatan fungsi Bulog dalam menja kestabilan harga beras pada saat panen raya. 2. Pengendalian dan pengawasan mekanisme pasar dalam menjaga kestabilan harga komoditas tanaman pangan lainnya pada saat panen raya 3. Perbaikan teknologi pengolahan pasca panen dan penyimpanan (untuk beras), grading dan pengemasan (untuk duku) 4
5 3. Usia tanaman sudah tua. Duku: 1. Jatuhnya harga pada saat panen 2. Penanganan pasca panen yang masih sederhana. 3. Usia tanaman sudah tua. Sayuran Dataran Rendah & Cabe Besar: 1. Produktivitas yang belum optimal 2. Rendahnya harga pada saat panen raya 4. Kurangnya mutu pengendalian pasca panen 5. Tindak kriminal pencurian Pisang: 1. Budi daya yang masih tradisional 3. Kurangnya minat investor dalam penanganan pasca panen. 4. Pengembangan industri hilir cabe 5. Promosi investasi pengembangan produk dan industri pengolahan pisang 6. Sosialisasi produk perbankan 7. Peningkatan keamanan untuk mencegah tindak kriminal pencurian 3. Sektor Perikanan : 1. Harga pakan yang mahal 2. Jangkauan pasar yang terbatas Ikan Patin: 1. Masih rendahnya kualitas benih 3. Harga yang rendah pada saat panen raya Perikanan laut: 1. Fluktuasi harga yang tajam pada musim ombak 2. Belum berkembangnya industri pengolahan ikan 1. Bantuan benih berkualitas kepada petani 2. Peningkatan mutu pakan ikan buatan sendiri 3. Pembukaan akses pasar produkproduk perikanan 4. Penaataan kawasan perikanan untuk pengembangan industri perikanan 5. Sosialisasi skim kredit 6. Pendirian pabrik pakan ikan 4. Sektor peternakan : 1. Terbatasnya tenaga inseminator buatan 2. Kurang akses 4. Pengembangan kemitraan peternak besar dan kecil 5. Revitalisasi rumah potong hewan 6. Menggalakkan teknologi amoniasasi 5
6 5. Sektor Perindustrian 3. Seringnya terjadi penjagalan liar 4. Pasokan Hijauan Makanan Ternak (HMT) pada saat kemarau panjang. Ayam pedaging: 1. Masih rendahnya kualitas budi daya 3. Pola kemitraan yang kurang fleksibel dimana sistem penggiliran produksi yang kurang adil Kambing: 1. Produktivitas reproduksi yang belum optimal 2. Kurang akses 3. Sistem budidaya yang masih tradisional. Makanan Olahan, pengolahan logam, dan pengolahan batu mulia: 1. Kurangnya akses 2. Kurangnya informasi pasar 3. Rendahnya kemampuan manajerial 4. Kualitas produk yang belum optimal 5. Kurangnya promosi atau alternatif lain untuk menjaga pasokan pasokan HMT di musim kemarau 7. Peningkatan penyuluhan 8. Sosialisasi skim kredit perbankan 9. Pemberian insentif kredit berbunga murah atau pengembalian yang ringan. 1. Sosialisasi skim kredit 2. Peningkatan promosi 3. Penguatan kelompok usaha 4. Pelatihan mengenai mutu dan disain untuk para pengrajin 5. Pencarian pasar baru 6. Sektor Perdagangan Perdagangan umum: Kondisi pasar tradisional yang semrawut dan didominasi oleh Pedagang Kaki Lima 7. Sektor Pariwisata Agrowisata dan Pariwisata: 1. Kurangnya upaya promosi 2. Pengelolaan akomodasi yang masih tradisional 3. Terbatasnya jangkauan pasar Pembangunan sarana pasar yang memadai 1. Peningkatan promosi pariwisata 2. Peningkatan manajemen dan sarana akomodasi 3. Perluasan pangsa pasar Hasil BLS 2007 telah didiseminasikan atau disosialisasikan oleh Bank Indonesia Palembang pada tanggal 4 Desember 2007 kepada Pemerintah Daerah (Propinsi dan Kabupaten) Sumatera Selatan, perbankan, asosiasi, akademisi, dan pihak terkait lainnya. Hasil-hasil BLS tersebut nantinya juga akan didiseminasikan di masing-masing kabupaten 6
7 pada tahun Dalam acara diseminasi BLS juga ditandatangani Memorandum of Understanding antara Pemerintah Daerah Sumatera Selatan dan Bank Indonesia tentang Upaya Percepatan Pertumbuhan Sektor Riil dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) melalui Peningkatan Produktivitas Komoditi Unggulan Daerah. MoU tersebut memfokuskan pengembangan UMKM untuk: penggemukan sapi, karet, dan budi daya ikan. 7
BOKS 2. A. Latar Belakang
BOKS 2 PENELITIAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA (KPJU) UNGGULAN DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2011 A. Latar Belakang Mengingat besarnya kontribusi UMKM terhadap perekonomian baik nasional maupun daerah di
Lebih terperinciPerkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara BOX 1
BOX 1 LAPORAN HASIL PENELITIAN DASAR POTENSI EKONOMI DAERAH DALAM RANGKA PENGEMBANGAN KOMODITI UNGGULAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI PROVINSI MALUKU UTARA TAHUN 2007 (BASELINE ECONOMIC SURVEY
Lebih terperinciBoks Penelitian Pengembangan Komoditas/Produk/Jenis Usaha Unggulan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kalimantan Tengah 1.
Boks Penelitian Pengembangan Komoditas/Produk/Jenis Usaha Unggulan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kalimantan Tengah 1. Latar Belakang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian
Lebih terperinciPERKEMBANGAN IPM 6.1 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA. Berdasarkan perhitungan dari keempat variabel yaitu:
PERKEMBANGAN IPM Angka IPM Kabupaten OKU Selatan dari tahun ke tahun terus meningkat. Akan tetapi karena nilai percepatan capaian (reduksi shortfall) setiap tahunnya kecil maka pada tahun 2011 peringkat
Lebih terperinciPENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN
BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN A. Program/Kegiatan APBN Tugas Pembantuan Provinsi Sumatera Selatan pada Tahun Anggaran 2013 mendapat alokasi dana APBN Tugas Pembantuan sebesar Rp.196.348.451.000,-
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Pada Tahun Kelompok
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu komoditas pertanian yang berpotensi untuk dikembangkan. Pengembangan hortikuktura diharapkan mampu menambah pangsa pasar serta berdaya
Lebih terperinciSENSITIVITAS PERTUMBUHAN EKONOMI SUMSEL TERHADAP HARGA KOMODITAS PRIMER; PENDEKATAN PANEL DATA
SUPLEMEN I SENSITIVITAS PERTUMBUHAN EKONOMI SUMSEL TERHADAP HARGA KOMODITAS PRIMER; PENDEKATAN PANEL DATA Perekonomian Sumatera Selatan (Sumsel) berbasis pada sektor-sektor primer. Sektor primer inilah
Lebih terperinciDIIA IPRODUKlJ P GEMBANGA. _~ -"-l~ ~/ Herla sama \ 1Pf _.: Unlvershas Neuerl Malanu denuan Bank Indonesia ~~.1
P DIIA IPRODUKlJ IS P GEMBANGA A GGo A OTA AING 012 _~ -"-l~ ~/ Herla sama \ 1Pf _.: Unlvershas Neuerl Malanu denuan Bank Indonesia ~~.1 ~ PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN
Lebih terperinciPENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM KABUPATE PASURUAN LAPORAN HASIL PENELITIAN KERJASAMA. 4lD BANK IND NESIA DAN
PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM KABUPATE PASURUAN LAPORAN HASIL PENELITIAN KERJASAMA 4lD BANK IND NESIA DAN TIM PENELITI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MALANG PASURUAN
Lebih terperinciPENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM KOTA PROBOLINGGO LAPORAN HASIL PENELITIAN KERJASAMA DAN
PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM KOTA PROBOLINGGO LAPORAN HASIL PENELITIAN KERJASAMA ~ BANK INDONESIA DAN TIM PENELITI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MALANG MALANG
Lebih terperinciBUKU SAKU KINERJA PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN
BUKU SAKU KINERJA PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN Daftar Isi A. Fiskal... B. Program Prioritas Tahun 2017 dan 2018... C. Proyek Strategis Nasional Sumatera Selaan... D. Capaian Kinerja Tahun 2016,
Lebih terperinciBAB 4 PERMASALAHAN DALAM PENGELOLAAN AIR. 4.1 Identifikasi Permasalahan yang Ditemui Saat Ini
Studi Pengeloaan Air Secara Menyeluruh Laporan Utama BAB 4 PERMASALAHAN DALAM PENGELOLAAN AIR 4.1 Identifikasi Permasalahan yang Ditemui Saat Ini Permasalahan dan kebutuhan yang teridentifikasi dalam studi
Lebih terperinciPENEllIIAN PENBEMBA A. KOMOOI IS ODUK/lENI UNGGUlAN UMKM KO 20. Kerj ama. c ~~' UnIVersitas Negerl Malang dengan Bank Indonesia ~
PENEllIIAN PENBEMBA A KOMOOI IS ODUK/lENI UNGGUlAN UMKM KO 20 Kerj ama c ~~' UnIVersitas Negerl Malang dengan Bank Indonesia ~ PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUKlJENIS USAHA UNGGULAN UMKM KOTA BATU
Lebih terperinciBAB V PERBANDINGAN REGIONAL
BAB V PERBANDINGAN REGIONAL 47 Analisis perbandingan PDRB Kabupaten Empat Lawang dengan kabupaten/ kota lain yang ada di wilayah Sumatera Selatan ini difokuskan dengan menggunakan teknik analisis Tipologi
Lebih terperinciPRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014
BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 46/8/16/Th. XVII, 3 Agustus 215 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 214 PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 14,8 RIBU TON, CABAI RAWIT SEBESAR 3,87 RIBU
Lebih terperinciBelanja Barang dan Jasa. Barang. Pengadaan Pakaian Korpri Pengadaan Pakaian Korpri Belanja Barang dan Jasa Barang
RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH NOMOR : 027/ 258 IV/Bun TANGGAL : 20 24 KUASA PENGGUNA ANGGARAN DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN JALAN JENDERAL SUDIRMAN KM.3,5 NO. 563 PALEMBANG
Lebih terperinciINFLASI BAHAN MAKANAN FENOMENA NASIONAL; PERLU LANGKAH DAERAH UNTUK MENANGGULANGI INFLASI
SUPLEMEN 2 INFLASI BAHAN MAKANAN FENOMENA NASIONAL; PERLU LANGKAH DAERAH UNTUK MENANGGULANGI INFLASI Angka inflasi pada tahun 2007 secara persisten menunjukkan tren peningkatan. Tren peningkatan inflasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan
Lebih terperinciTipologi Wilayah Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014 Sumatera Selatan
BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No.15/02/16/Th. XVII, 16 Februari 2015 Tipologi Wilayah Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014 Sumatera Selatan Pendataan Potensi Desa (Podes) dilaksanakan 3 kali dalam
Lebih terperinciBoks 2. PENELUSURAN SUMBER PEMBENTUKAN INFLASI DI KOTA JAMBI: SUATU ANALISIS SISI TATA NIAGA DAN KOMODITAS
Boks 2. PENELUSURAN SUMBER PEMBENTUKAN INFLASI DI KOTA JAMBI: SUATU ANALISIS SISI TATA NIAGA DAN KOMODITAS Inflasi adalah kecenderungan (trend) atau gerakan naiknya tingkat harga umum yang berlangsung
Lebih terperinciINFLASI BAHAN MAKANAN FENOMENA NASIONAL; PERLU LANGKAH DAERAH UNTUK MENANGGULANGI INFLASI
SUPLEMEN II INFLASI BAHAN MAKANAN FENOMENA NASIONAL; PERLU LANGKAH DAERAH UNTUK MENANGGULANGI INFLASI Angka inflasi pada tahun 2007 secara persisten menunjukkan tren peningkatan. Tren peningkatan inflasi
Lebih terperinciREVITALISASI PERTANIAN
REVITALISASI PERTANIAN Pendahuluan 1. Revitalisasi pertanian dan pedesaan, merupakan salah satu strategi yang dipilih oleh Kabinet Indonesia Bersatu dalam upayanya mewujudkan pembangunan masyarakat Indonesia,
Lebih terperinciLUARAN PENELITIAN HIBAH BERSAING
LUARAN PENELITIAN HIBAH BERSAING DESKRIPSI PRODUK-PRODUK UNGGULAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL DIPROVINSI LAMPUNG Tahun ke 2 dari Rencana 2 Tahun Nedi Hendri, S.E., M.Si., Akt. (Ketua Tim Pengusul) NIDN. 0020048101
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN Seuntai Kata Sensus Pertanian 213 (ST213) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 1 (sepuluh) tahun sekali
Lebih terperinciProspek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS SAPI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005
Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS SAPI Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN Atas perkenan dan ridho
Lebih terperinciAGRIBISNIS KAMBING - DOMBA
PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KAMBING - DOMBA Edisi Kedua Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2007 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN
Lebih terperinciPEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PEMANFAATAN DANA KUMK SUP-005 UNTUK MEMBIAYAI SEKTOR PERTANIAN
PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PEMANFAATAN DANA KUMK SUP-005 UNTUK MEMBIAYAI SEKTOR PERTANIAN Pusat Pembiayaan Pertanian Sekretariat Jenderal Departemen Pertanian Tahun 2006 I. PENDAHULUAN Salah satu faktor
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KOMODITAS UNGGULAN UMKM DI KABUPATEN NABIRE, PAPUA 1
PENGEMBANGAN KOMODITAS UNGGULAN UMKM DI KABUPATEN NABIRE, PAPUA 1 Etty Puji Lestari 2 Abstrak Peranan UMKM dalam perekonomian nasional sangat penting dan strategis. Hal ini didukung oleh beberapa data
Lebih terperinciBAB V RENCANA PEMBANGUNAN BERDIMENSI KEWILAYAHAN
BAB V RENCANA PEMBANGUNAN BERDIMENSI KEWILAYAHAN Isu utama pembangunan wilayah saat ini adalah masih besarnya kesenjangan antar wilayah. Sehubungan dengan hal tersebut penyusunan perencanaan pembangunan
Lebih terperinciSumatera Selatan. Jembatan Ampera
Laporan Provinsi 169 Sumatera Selatan Jembatan Ampera Jembatan Ampera adalah sebuah jembatan di Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Jembatan Ampera, yang telah menjadi semacam lambang kota,
Lebih terperincimemberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan agribisnis nasional diarahkan untuk meningkatkan kemandirian perekonomian dan pemantapan struktur industri nasional terutama untuk mendukung berkembangnya
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI SUMATERA SELATAN
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 94/M-IND/PER/8/2010 TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2015
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2015 disampaikan oleh : Kepala Bappeda Provinsi Sumatera Selatan pada acara : KONSULTASI PUBLIK DALAM RANGKA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
Lebih terperinciKeadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Provinsi Sumatera Selatan
Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Provinsi Sumatera Selatan No. 63/11/16Th. XIX, 6 November 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Provinsi Sumatera
Lebih terperinciPenelitian Dasar Potensi Ekonomi Kota Tidore. Muhammad Jibril Tajibu. Abstrak
Penelitian Dasar Potensi Ekonomi Kota Tidore Oleh Muhammad Jibril Tajibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Abstrak Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian nasional memiliki
Lebih terperinciRAPAT KOORDINASI NASIONAL BIDANG KUMKM TAHUN 2018 DINAS KOPERASI DAN UKM PROVINSI SUMATERA SELATAN
RAPAT KOORDINASI NASIONAL BIDANG KUMKM TAHUN 2018 DINAS KOPERASI DAN UKM PROVINSI SUMATERA SELATAN 1 DINAS KOPERASI DAN UKM PROVINSI SUMATERA SELATAN SEKILAS SUMATERA SELATAN Provinsi Sumatera Selatan
Lebih terperinciProspek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KAMBING-DOMBA. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005
Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KAMBING-DOMBA Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN Atas perkenan
Lebih terperinciPelaksanaan Revitalisasi Pertanian
Analisis Kebijakan 33 Pelaksanaan Revitalisasi Pertanian Pendahuluan Revitalisasi pertanian dan pedesaan, merupakan salah satu strategi yang dipilih oleh Kabinet Indonesia Bersatu dalam upaya mewujudkan
Lebih terperinciKEGIATAN STRATEGIS BIDANG DALDUK
KEGIATAN STRATEGIS BIDANG DALDUK Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain: 1. Fasilitasi Integrasi Kebijakan Pembangunan Berwawasan Kependudukan Tingkat Provinsi dan Kabupaten/kota. 2. Pengembangan
Lebih terperinciANALISIS PERUMUSAN ARAHAN PENGEMBANGAN
ANALISIS PERUMUSAN ARAHAN PENGEMBANGAN Variabel bahan baku Variabel lsdm/tenaga kerja Variabel ketersediaan Infrastruktur Pendukung Variabel kelembagaan Analisis Triangulasi ARAHAN PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI
Lebih terperinci2 seluruh pemangku kepentingan, secara sendiri-sendiri maupun bersama dan bersinergi dengan cara memberikan berbagai kemudahan agar Peternak dapat men
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI LINGKUNGAN HIDUP. Peternak. Pemberdayaan. Hewan. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 6) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris memiliki kekayaan alam hayati yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki kekayaan alam hayati yang sangat beragam yang menjadi andalan perekonomian nasional. Kondisi agroklimat di Indonesia sangat
Lebih terperinciREKOMENDASI SEMINAR STRATEGI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI JANGKA MENENGAH PROVINSI JAMBI 22 DESEMBER 2005
BOKS REKOMENDASI SEMINAR STRATEGI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI JANGKA MENENGAH PROVINSI JAMBI 22 DESEMBER 2005 I. PENDAHULUAN Dinamika daerah yang semakin kompleks tercermin dari adanya perubahan
Lebih terperinciPeranan Pertanian di Dalam Pembangunan Ekonomi. Perekonomian Indonesia
Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan Ekonomi Perekonomian Indonesia Peran Pertanian pada pembangunan: Kontribusi Sektor Pertanian: Sektor Pertanian dalam Pembangunan Ekonomi Pemasok bahan pangan Fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (pendapatan) yang tinggi. Petani perlu memperhitungkan dengan analisis
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tanaman karet merupakan salah satu komoditi yang menduduki posisi cukup penting sebagai devisa non-migas dan menunjang pembangunan ekonomi Indonesia, sehingga memiliki
Lebih terperinciKABUPATEN PIDIE JAYA dan KOTA SUBULUSSALAM
PENELITIAN DASAR POTENSI EKONOMI DAERAH (Baseline Economic Survey) PROVINSI ACEH 2010 di KABUPATEN PIDIE JAYA dan KOTA SUBULUSSALAM Kerjas ama antara : KANTOR BANK INDONESIA BANDA ACEH Dengan PERISCOPE
Lebih terperinciPOLA PEMBIAYAAN PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA PROPINSI SUMATERA SELATAN
POLA PEMBIAYAAN PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA PROPINSI SUMATERA SELATAN Oleh : Misnaniarti, SKM, MKM UNIVERSITAS SRIWIJAYA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Halaman: 1
Lebih terperinci-1- BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN AGROPOLITAN
-1- BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN AGROPOLITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : Mengingat : BUPATI MUSI RAWAS, a. bahwa
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 206 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA SELATAN No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target. Tersedianya teknologi pertanian spesifik 2. Dihasilkannya rumusan rekomendasi
Lebih terperinciDr. EDWARD Saleh FORUM DAS SUMATERA SELATAN 2013
Disampaikan pada Seminar Nasional dan Kongres VIII MKTI Di Palembang 5-7 November 2013 Dr. EDWARD Saleh FORUM DAS SUMATERA SELATAN 2013 Permasalahan Pengelolaan SDA Sampah Pencemaran Banjir Kependudukan
Lebih terperinci<!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->pemeliharaan kakao. <!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->integrasi padi sawah dan ternak
Hasil-hasil penelitian/pengkajian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian khususnya BPTP Sulawesi Tengah merupakan paket teknologi spesifik lokasi yang selanjutnya perlu disebarkan kepada pada ekosistem
Lebih terperinciIndustrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian Perindustrian 2015
Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional Kementerian Perindustrian 2015 I. LATAR BELAKANG 2 INDUSTRI AGRO Industri Agro dikelompokkan dalam 4 kelompok, yaitu
Lebih terperinciPotensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON
Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON No. Potensi Data Tahun 2009 Data Tahun 2010*) 1. Luas lahan pertanian (Ha) 327 327
Lebih terperinciPENENTUAN KOMODITI/PRODUK/JENIS USAHA MENURUT SEKTOR/SUBSEKTOR USAHA
PENENTUAN KOMODITI/PRODUK/JENIS USAHA MENURUT SEKTOR/SUBSEKTOR USAHA PENENTUAN BOBOT TUJUAN DAN KRITERIA PEMILIHAN KOMODITI/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN (TINGKAT PROVINSI). 1. Pengantar Penentuan Komoditi/Produk/Jenis
Lebih terperinciBAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130
RENSTRA 2016-2021 BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA 2016-2021 VI - 130 BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Manusia merupakan kekayaan bangsa dan sekaligus sebagai modal dasar
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan kekayaan bangsa dan sekaligus sebagai modal dasar pembangunan. Tujuan dari pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi rakyat untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Meningkatnya jumlah penduduk dan adanya perubahan pola konsumsi serta selera masyarakat telah menyebabkan konsumsi daging ayam ras (broiler) secara nasional cenderung
Lebih terperinciPOLA PENGEMBANGAN KOMODITI JAGUNG HIBRIDA. di KAB. SUMBA TIMUR
POLA PENGEMBANGAN KOMODITI JAGUNG HIBRIDA di KAB. SUMBA TIMUR Perekonomian Provinsi NTT secara sektoral, masih didominasi oleh aktivitas sektor pertanian. Apabila dilihat secara lebih khusus lagi, penggerak
Lebih terperinciCAPAIAN PROGRAM KEPENDUDUKAN, KB DAN PEMBANGUNAN KELUARGA sd. BULAN MEI 2016
CAPAIAN PROGRAM KEPENDUDUKAN, KB DAN PEMBANGUNAN KELUARGA sd. BULAN MEI 2016 PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROVINSI SUMATERA SELATAN SISTEMATIKA 1 2 PREVIEW PPM SD. MEI
Lebih terperinciL E G E N D A TELUK BANGKA J A M B I SUMATRA SELATAN B E N G K U L U S A M U D E R A H I N D I A L A M P U N G. Ibukota Propinsi.
JAPAN INTERNATIONAL COOPERATION AGENCY (JICA) D i r e k t o r a t J e n d e r a l S u m b e r D a y a A i r D e p a r t e m e n P e m u k i m a n d a n P r a s a r a n a W i l a y a h R e p u b l i k I
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penerbitan publikasi prakiraan musim hujan ini.
KATA PENGANTAR Penyajian Prakiraan Musim Hujan 2016/2017 di Provinsi Sumatera Selatan ditujukan untuk memberi informasi kepada masyarakat, disamping publikasi buletin agrometeorologi, analisis dan prakiraan
Lebih terperinciKESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN
VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 8.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil kajian mengenai strategi pengembangan ekonomi lokal di Kabupaten Pacitan, maka prioritas strategi yang direkomendasikan untuk mendukung
Lebih terperinciJumlah rumah tangga usaha pertanian di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga
Katalog BPS : 5106002.16 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 sebanyak 957.704 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Provinsi Sumatera Selatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi pertanian dari kondisi yang kurang menguntungkan menjadi kondisi yang lebih menguntungkan (long
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat yang masih memiliki nilai-nilai dan kultur tradisional. Sejak jaman dahulu, mereka tidak hanya
Lebih terperinciPERAN TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN (TKPK) DALAM PENDATAAN PROGRAM PERLINDUNGAN SOSIAL (PPLS) TAHUN 2011 BAPPEDA PROVINSI SUMATERA SELATAN
PERAN TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN (TKPK) DALAM PENDATAAN PROGRAM PERLINDUNGAN SOSIAL (PPLS) TAHUN 2011 BAPPEDA PROVINSI SUMATERA SELATAN Rapat Koordinasi Tim Penanggulangan Kemiskinan (TKPK)
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU
IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang melibatkan pembentukan institusi baru, pembangunan industri alternatif, perbaikan
Lebih terperinciSDM. Staf Administrasi/Tata Usaha. Jumlah 170. Jumlah Pegawai berdasarkan Pendidikan No Pendidikan Jumlah 1 S S1/D IV 90 3 D III 49 4 SMA 21
2 SDM Jumlah Pegawai berdasarkan Pendidikan No Pendidikan Jumlah 1 S2 10 2 S1/D IV 90 3 D III 49 4 SMA 21 Jumlah 170 Jumlah Pegawai berdasarkan Jabatan No Jabatan Jumlah 1 Struktural 10 2 Jabatan Fungsional
Lebih terperinciDalam acara MUSI RAWAS, 24 MEI 2017
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERKEBNAN Dalam acara PENGEMBANGAN USAHA KEMITRAAN PEKEBUNAN Ir.H.Rudi Arpian,M.Si MUSI RAWAS, 24 MEI 2017 Kementerian Pertanian 1 www.pertanian.go.id SEBARAN KOMODITAS KARET TAHUN
Lebih terperinciBAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130
RENSTRA 2016-2021 BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA 2016-2021 VI - 130 BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Jumlah petani di Indonesia menurut data BPS mencapai 45% dari total angkatan kerja di Indonesia, atau sekitar 42,47 juta jiwa. Sebagai negara dengan sebagian besar penduduk
Lebih terperinciPROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI
PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG Edisi Kedua Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2007 AGRO INOVASI MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN
Lebih terperinciSISTEM INTEGRASI SAPI DI PERKEBUNAN SAWIT PELUANG DAN TANTANGANNYA
Suplemen 5 SISTEM INTEGRASI SAPI DI PERKEBUNAN SAWIT PELUANG DAN TANTANGANNYA Latar Belakang Sejak tahun 2008, Pemerintah Propinsi Sumatera Selatan telah menginisiasi program pengembangan ternak sapi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor utama yang menopang kehidupan masyarakat, karena sektor pertanian menjadi mata pencaharian sebagian besar penduduk Indonesia. Sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Sumatera Selatan memiliki lahan yang cukup luas dengan sungai yang banyak dan besar. Hal ini memberikan potensi yang besar bagi pengembangan lahan pertanian
Lebih terperinciKAJIAN KEBIJAKAN AGRIBISNIS KOMODITAS UNGGULAN DAERAH DI PROVINSI GORONTALO
X.290 KAJIAN KEBIJAKAN AGRIBISNIS KOMODITAS UNGGULAN DAERAH DI PROVINSI GORONTALO Zulkifli Mantau, SPi, MSi BPTP Gorontalo 2012 LATAR BELAKANG Sektor pertanian hingga beberapa dekade mendatang masih tetap
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. 1. Sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang (backward linkage) tertinggi
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, sehingga dapat disimpulkan. 1. Sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang hal-hal yang mendasari penelitian diantaranya yaitu latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN PETERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN PETERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2001 KEPUTUSAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR: 7 TAHUN 2001 TENTANG
LEMBARAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2001 No. Urut: 9 Seri: D KEPUTUSAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR: 7 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PROGRAM BIMAS INTENSIFIKASI PADI, JAGUNG, KEDELAI, HORTIKULTURA,
Lebih terperinciBAB III. AKUNTABILITAS KINERJA. Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur :
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI 3.1.1. Capaian Kinerja Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur : Tujuan 1 Sasaran : Meningkatkan
Lebih terperinciASRAMA MAHASISWA BIDIKMISI UNIVERSITAS SRIWIJAYA
ASRAMA MAHASISWA BIDIKMISI UNIVERSITAS SRIWIJAYA Asrama Mahasiswa merupakan salah satu fasilitas yang ada di Universitas Sriwijaya Kampus Indralaya. Sama halnya dengan Rusunawa, Asrama Mahasiswa diperuntukan
Lebih terperinciPERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROVINSI SUMATERA SELATAN
PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROVINSI SUMATERA SELATAN SISTEMATIKA 1 2 PREVIEW KKP SD. DES 2015 HASIL PENCAPAIAN PROGRAM KKBPK CAKUPAN LAPORAN 3 4 REALISASI ANGGARAN PENGELOLAAN
Lebih terperinci2013, No.6 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini, yang dimaksud dengan: 1. Pemberdayaan Peternak adalah segala upaya yang dila
No.6, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LINGKUNGAN HIDUP. Peternak. Pemberdayaan. Hewan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5391) PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciLAPORAN PERJALANAN DINAS RESES PERSORANGAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG
LAPORAN PERJALANAN DINAS RESES PERSORANGAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG 2014 2015 PERIODE 8 s/d 16 Mei 2015 HANNA GAYATRI SH NO ANGGOTA A 466 Dapil
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi
69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.
Lebih terperinciStrategi dan Arah Kebijakan Penguatan Ekonomi Masyarakat Kabupaten Kukar Bidang Industri Berbasis Pertanian
Strategi dan Arah Kebijakan Penguatan Ekonomi Masyarakat Kabupaten Kukar Bidang Industri Berbasis Pertanian TEMA RKPD KUTAI KARTANEGARA 2018 Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara TAHAPAN RPJPD KUKAR 2016-2020
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016
BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 29/05/16/Th.XIX, 5 Mei 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 IPM Sumatera Selatan Tahun 2016 Pembangunan manusia di Sumatera Selatan pada tahun 2016 terus mengalami
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pelestarian keseimbangan lingkungan. Namun pada masa yang akan datang,
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sub sektor pertanian tanaman pangan, merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian dan telah terbukti memberikan peranan penting bagi pembangunan nasional,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan peranan sangat besar dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani dan berbagai keperluan industri. Protein
Lebih terperinciBOX UMKM : PERKEMBANGAN PEMBIAYAAN KOMODITAS 'GERBANG EMAS' OLEH PERBANKAN SULAWESI SELATAN
BOX UMKM : PERKEMBANGAN PEMBIAYAAN KOMODITAS 'GERBANG EMAS' OLEH PERBANKAN SULAWESI SELATAN PENDAHULUAN Dalam mendorong ekonomi kerakyatan, Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan mengembangkan Gerakan Pembangunan
Lebih terperinciVIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN
VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN 8.1. Rekomendasi Kebijakan Umum Rekomendasi kebijakan dalam rangka memperkuat pembangunan perdesaan di Kabupaten Bogor adalah: 1. Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat, adalah
Lebih terperincimaupun sumberdaya alam akan menghasilkan kekayaan daerah dan penciptaan peluang kerja (job creation) serta multiplier effect lainnya.
BOKS D PERAN SEKTOR KEUANGAN DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA DI BALII Pariwisata di Indonesia dalam dua dekade terakhir ini berkembang cukup pesat setelah melewati masa-masa berat pada tahun 1970-an. Pada
Lebih terperinciGuna mendukung pembangunan perikanan di Kabupaten OKU Timur dan secara umum pembangunan kelautan dan perikanan di Provinsi
2016/09/08 09:03 WIB - Kategori : Warta Penyuluhan PENYULUH PERIKANAN BANTU (PPB) KABUPATEN OKU TIMUR TURUT DAMPINGI TIM MONEV TERPADU KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2016 www.pusluh.kkp.go.id
Lebih terperinciPerkembangan Ekonomi Makro
Boks 1.2. Pemetaan Sektor Pertanian di Jawa Barat* Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (harga berlaku) tahun 2006 sebesar sekitar 11,5%, sementara pada tahun 2000 sebesar 14,7% atau dalam kurun waktu
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang desentralisasi membuka peluang bagi daerah untuk dapat secara lebih baik dan bijaksana memanfaatkan potensi yang ada bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia
1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang dan masalah Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia menjadi sebuah negara industri yang tangguh dalam jangka panjang. Hal ini mendukung Peraturan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan pertanian di Indonesia adalah
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan pembangunan pertanian di Indonesia adalah pengembangan hortikultura untuk meningkatkan pendapatan petani kecil. Petani kecil yang dimaksud dalam pengembangan
Lebih terperinciSelayang Pandang Kabupaten Musi Rawas Utara 1
MAKMUR AMAN CERDAS DAN BERMARTABAT 1 Sambutan BUPATI Musi Rawas Utara Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Berkat Rahmat dan Karunia-Nya jualah, buku dapat diselesaikan. Buku ini
Lebih terperinci