BAB III TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERHITUNGAN PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN 3.1 PERHITUNGAN JUMLAH HIDRAN, SPRINKLER DAN PEMADAM

BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMADAM KEBAKARAN

PT. MERAK ENERGI INDONESIA

KONDISI GEDUNG WET PAINT PRODUCTION

Selain sistem springkler, BSN juga membuat peraturan untuk penanggulangan kebakaran gedung (building fire fighting system), diantaranya :

SISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN 2 (alat pemadam kebakaran aktif)

5/9/2014 Created by PNK3 NAKERTRANS 1

BAB III PERENCANAAN HYDRANT

Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui

BAB IV PEMBAHASAN & ANALISA

TUGAS AKHIR EVALUASI EMERGENCY RESPONSE PLAN DAN ALAT PEMADAM API RINGAN PADA PT. PHILIPS INDONESIA ADHITYA NUGROHO

BAB II LANDASAN TEORI

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 16 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN DAN PEMERIKSAAN SARANA DAN PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN

TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERENCANAAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA GEDUNG KANTOR 5 LANTAI PT. RAKA UTAMA. Disusun oleh : PRILIAN YUSPITA

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Prosedur Perencanaan Sistem Proteksi Kebakaran

MAINTENANCE SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN AKTIF PROYEK PEMBANGUNAN TANGRAM HOTEL DAN SADIRA PLAZA KOTA PEKANBARU

kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

128 Universitas Indonesia

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PERENCANAAN SISTEM PLAMBING DAN FIRE HYDRANT DI TOWER B APARTEMEN BERSUBSIDI PUNCAK PERMAI SURABAYA

TUGAS AKHIR PERANCANGAN DELUGE SYSTEM SPRINKLER MENGGUNAKAN SMOKE DETECTOR PADA GEDUNG DIREKTORAT PPNS-ITS. Ricki Paulus Umbora ( )

ANALISA SISTEM PENJERNIHAN AIR MENGGUNAKAN SAND FILTER DAN KARBON FILTER SERTA PENDISTRIBUSIAN AIR DI APARTEMEN THE PAKUBUWONO VIEW

SPRINKLER DI GUDANG PERSONAL WASH PT. UNILEVER INDONESIA TBK. Wisda Mulyasari ( )

BAB I PENDAHULUAN. monoksida, atau produk dan efek lainnya (Badan Standar Nasional, 2000).

TUGAS AKHIR ANALISA SISTEM KERJA PEMADAM KEBAKARAN PADA GEDUNG. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Ujian Sarjana Program Strata 1 (S1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB IV: PENGAMATAN PROYEK

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG PT. X JAKARTA

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Obyek Penelitian

PERANCANGAN SISTEM PEMADAM KEBAKARAN PADA PERKANTORAN DAN PABRIK LABEL MAKANAN PT XYZ DENGAN LUAS BANGUNAN 1125 M 2

WALIKOTA PALU PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERANCANGAN SISTEM DETEKTOR, ALARM DAN SISTEM SPRINKLER PADA GEDUNG PLAZA DAN GEDUNG DIREKTORAT PPNS-ITS ADHITYA CHANDRA SETYAWAN ( )

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

BAB III. Analisa Dan Perhitungan

BAB V PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan di PT. Asahimas Chemical mengenai

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 08 TAHUN 2004 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

PERANCANGAN SISTEM PEMADAM TERINTEGRASI DAN ANALISA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LISTRIK PADA ELECTRICITY BUILDING PLANT DAN SERVER ROOM (PT

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 15 TAHUN : 2003 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG

BAB II. Landasan Teori

ANALISA PERHITUNGAN DAYA POMPA PADA SPRINKLER SISTEM PEMADAM KEBAKARAN PADA GEDUNG TOWER LANTAI 7 UNIVERSITAS MERCU BUANA SKRIPSI

Perancangan dan Pembuatan Simulasi Fire Integrated System untuk kebakaran minyak (Kelas B) berbasis Mikrokontroller

BAB VIII PENUTUP. bahan bakar berasal dari gas berupa: LPG. generator, boiler dan peralatan masak di dapur.

LAMPIRAN 1 PEDOMAN TEKNIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

MOTOR BERKUALITAS, BANDEL DAN ANTI BAKAR

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. perawatan kesehatan, termasuk bagian dari bangunan gedung tersebut.

ESSER PENJELASAN TEHNIS TEHNOLOGY FIRE ALARM SYSTEM PERIODE MARET 2013 BANDARA JUANDA SURABAYA. Fire Alarm System

BAB III DATA DAN PERANCANGAN

EVALUASI SISTEM PENGAMANAN GEDUNG TERHADAP BAHAYA KEBAKARAN PADA PROYEK RUMAH SAKIT ST.BORROMEUS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III PROSES PENGERJAAN SISTEM INSTALASI FIRE HYDRANT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya, hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur. Sedangkan secara

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang sehat melalui pelayanan kesehatan yang bermutu dan

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA R.I No.KEP.186/MEN/1999 TENTANG UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN DITEMPAT KERJA MENTERI TENAGA KERJA R.

MATERI PENUNJANG KULIAH MK UTILITAS: SISTEM PENCEGAH BAHAYA KEBAKARAN JAFT UNDIP. MK UTL BGN : Gagoek.H

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

BAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG

STUDI EVALUASI PROTEKSI KEBAKARAN UNTUK MENCEGAHAN BAHAYA KEBAKARAN PADA BANGUNAN INDUSTRI GARMENT

BAB IV INSTALASI SISTEM DETEKSI KEBAKARAN

BAB II LANDASAN DAN TEORI

DAFTAR ISI. SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR...i. SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR...ii. ABSTRAK...iii. PRAKATA...iv. DAFTAR ISI...

Branch Exchange) dengan Hunting System.

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PENGELOLAAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN. (Kepala keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit)

BAB VI HASIL PENELITIAN

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG

BAB 1 : PENDAHULUAN. sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.

Ari Wibisono

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis.

SISTEM DETEKSI DAN PEMADAMAN KEBAKARAN

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN

BAB III PERENCANAAN SISTEM HYDRANT

PERENCANAAN SISTEM PLAMBING DAN SISTEM FIRE HYDRANT DI TOWER SAPHIRE DAN AMETHYS APARTEMEN EASTCOAST RESIDENCE SURABAYA

PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO,

EVALUASI SISTEM PENCEGAHAN KEBAKARAN DAN EVAKUASI PADA BANGUNAN ADMINISTRASI TINJAUAN TERHADAP BEBAN API

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT

SISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN I

Sistem Proteksi Kebakaran pada Gedung UKM Universitas Brawijaya Malang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban

PerMen Ttg Syarat2 APAR

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. No : PER.04/MEN/1980 TENTANG SYARAT-SYARAT PEMASANGAN DAN PEMELIHARAN ALAT PEMADAM API RINGAN.

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DALAM WILAYAH KOTA KUPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KAJIAN TERHADAP SISTEM PENGAMANAN BAHAYA KEBAKARAN AKTIF PADA RUSUNAWA DI JAKARTA. STUDI KASUS : RUSUNAWA PASAR JUMAT JAKARTA SELATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tips Mencegah LPG Meledak

Tata cara perencanaan dan pemasangan sistem springkler otomatik untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.

Perencanaan Sistem Plambing Dan Sistem Fire Hydrant Di Gedung Tower. A Apartemen Bersubsidi Puncak Permai Surabaya

Pasal 9 ayat (3),mengatur kewajiban pengurus menyelenggarakan latihan penanggulangan kebakaran

BAB I PENDAHULUAN. tekanan balik dari sumur yang biasa disebut kick. Kick merupakan tekanan balik

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

Lampiran 1 Hasil Penilaian

PERANCANGAN HIDRAN DAN GROUNDING TANGKI DI STASIUN PENGUMPUL 3 DISTRIK 2 PT.PERTAMINA EP REGION JAWA FIELD CEPU. Aditya Ayuningtyas

Penyediaan komponen listrik instalasi listrik/penerangan bangunan kantor

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN

BAB II LANDASAN TEORI

Material : Stainless Steel AISI 304; Besi karbon yang dicat (penutup depan & belakang)

Transkripsi:

16 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Sistem pemadam kebakaran atau sistem fire fighting disediakan digedung sebagai preventif (pencegahan) terjadinya kebakaran. Sistem ini terdiri dari sistem sprinkler, sistim hydrant dan fire extinguiser. Dan pada tempat-tempat tertentu digunakan juga sistem fire gas. Tetapi pada umumnya sistem yang sering digunakan terdiri dari : a. Sistem Fire Sprinkler b. Sistem Fire Hydrant c. Sistem Fire Extinguisher Perancangan suatu instalasi sistem pemadam kebakaran untuk bangunan gedung harus diperhatikan mengingat gedung yang rawan dengan kebakaran. Perancangan dan penyelengaraan bangunan yang dilakukan dalam pendekatan moderen dimaksudkan untuk menghasilkan tingkat efisiensi, kenyamanan dan kenikmatan bagi pengguna atau penghuni bangunan (Latar, 2013). Gambar 3.1 Sistem fire sprinkler, fire hydrant dan fire extinguisher

17 3.2 SISTEM FIRE SPRINKLER Prinsip kerja fire sprinkler sangatlah komplek jika diperhatikan dan dilihat lebih seksama. Fire sprinkler memiliki banyak komponen untuk menjalankan fire sprinkler sistem ini, fire sprinkler tidak terlepas dari tandon air yang menyediakan pasokan air ketika terjadi bencana kebakaran. Sehingga dibutuhkan analisa yang matang untuk pembuatan fire sprinkler ini. Sistem fire sprinkler di Indonesia diatur dalam Standard Nasional Indonesia (SNI) 03-3989- 2000 tentang tata cara perencanaan dan pemasangan sistem sprinkler otomatis untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung. Prinsip kerja fire sprinkler sangat komplek terdiri dari pipa pada sprinkler, kepala sprinkler, dan sistem penyediakan air. Perencanaan dalam pemasangan fire sprinkler ini harus di persiapkan dengan matang dan sedetail mungkin, karena sangat penting untuk memaksimalkan kinerja dari prinsip kerja fire sprinkler ini. Setiap komponen fire sprinkler mempunya peran masing-masing untuk berjalannnya sistem fire sprinkler ini. Sistem ini menggunakan instalasi pipa sprinkler bertekanan dan head sprikler sebagai alat utama untuk memadamkan kebakaran. Gambar 3.2 Sistem Fire Sprinkler disemua lantai

18 Beberapa prinsip kerja fire sprinkler saat terjadi kebakaran pada sebuah gedung : Fire Sprinkler akan bekerja ketika mendapatkan suhu dari panas api sekitar 68 yang akan terbuka dan air akan keluar pada kepala sprinkler. Clapper pada alarm valve akan terbuka dan menyebabkan seat pada alarm check valve terbuka, kemudian air akan mengalir ke pipa alarm trim dan mengaktivasi alarm. Aliran air akan berhenti mengalir ke pressure switch, alarm gong dan juga ke fire sprinkler. Tiga Klasifikasi Dari Prinsip Kerja Fire Sprinkler Sistem : Prinsip kerja fire sprinkler system terdiri dari tiga (3) klasifikasi sesuai dengan klasifikasi hunian bahaya kebakaran,yaitu: a. Sistem bahaya kebakaran ringan. Kepadatan pancaran yang direncanakan 2.25 mm/menit, dengan daerah kerja maksimum yang diperkirakan : 84 m2, adapun jenis hunian kebakaran ringan antara lain seperti bangunan perkantoran, perumahan, pendidikan, perhotelan, rumah sakit dan lain-lain. b. Sistem bahaya kebakaran sedang. Kepadatan pancaran yang direncanakan 5 mm/menit, dengan daerah kerja maksimum yang diperkirakan : 72 360 m2, sedangkan yang termasuk jenis hunian kebakaran ini adalah : industri ringan seperti : pabrik susu, elektronika, pengalengan, tekstil, rokok, keremik, pengolahan logam, bengkel mobil dan lainlain. c. Sistem bahaya kebakaran sedangberat. Untuk proses industri kepadatan pancaran yang direncanakan 7.5 12.5 mm/menit, dengan daerah kerja maksimum yang diperkirakan adalah 260 m2, sedangkan bahaya pada gudang penimbunan tinggi kepadatan yang direncanakan 7.5 30 mm/menit. Daerah kerja maksimum yang diperkirakan 260 300 m2 dengan kepadatan pancaran yang direncanakan untuk bahaya pada gedung penimbunan tinggi tergantung pada sifat bahaya barang yang disimpan, adapun yang termasuk jenis hunian kebakaran ini adalah industri berat seperti : pabrik kimia, korek api, bahan peledak, karet busa, kilang minyak, dan lain-lain.

19 Untuk menangani bahaya kebarakan yang mengancam disarankan semua ruang dalam bangunan tersebut harus dilindungi dengan fire sprinkler sistem, kecuali ruang tertentu yang telah mendapat izin dari pihak yang berwenang seperti: ruang tahan api, ruang panel listrik, ruangan tangga dan ruangan lain yang dibuat khusus tahan api. Gambar 3.3 Drawing sistem fire sprinkler perlantai 3.2.1 Komponen Utama Fire Sprinkler Dalam suatu proses Fire Sprinkler pada suatu bangunan gedung diperlukan komponen dan peralatan yang menunjang berjalannya sistem fire sprinkler yang mendeteksi adanya panas didalam suatu ruangan untuk mencegah tidak terjadi kebakaran. 1. Pompa (Electric Pump, Diesel Pump & Jockey Pump). a. Apabila tekanan didalam pipa menurun, maka secara otomatis Jockey pump akan bekerja untuk menstabilkan tekanan air didalam pipa.

20 b. Jika tekanan terus menurun (misal glass bulb pada kepala sprinkler pecah) maka pompa kebakaran utama akan bekerja dan otomatis pompa jockey berhenti. c. Apabila pompa kebakaran utama gagal bekerja setelah 10 detik, kemudian pompa cadangan diesel secara otomatis akan bekerja. d. Jika kedua pompa tersebut gagal bekerja, alarm akan segera berbunyi dengan nada yang berbeda dengan bunyi alarm sistim, untuk memberi tahukan kepada operator akan adanya gangguan. e. Pada saat pompa kebakaran utama bekerja, katub alaramakan terbuka dan segera membunyikan gong alaram. Aliran didalam pipa cabang akan memberi indikasi pada flow switch yang terpasang pada setiap cabang & dikirim ke panel fire alarm untuk membunyikan alaram pada lantai bersangkutan. Gambar 3.4 Pompa Fire Sprinkler 2. Pressure Switch Alat kontrak yang bekerja akibat perubahan tekanan. 3. Manometer Alat untuk membaca tekanan. 4. Time Delay Relay Alat relay yang bekerja berdasarkan seting waktu yang sudah ditentukan.

21 5. Safety Valve Alat pelepas tekanan lebih 6. Pressure Reducing Valve Alat pembatas tekanan 7. Kepala Sprinkler (Head Sprinkler) Alat pemancar air yang bekerja setelah pecahnya bulb akibat panas yang ditimbulkan oleh kebakaran. Ukuran kepala sprinker 15 mm, kepadatan pancaran 5 mm/mnt, area kerja maksmal 144 m2, laju aliran 725 lt/mnt dan setiap katup kendali jumlah maksimal adalah 1.000buahkepalasprinkler. Sistem sprinkler otomatis adalah kombinasi dari deteksi panas dan pemadaman, ia bekerja secara otomatis penuh tanpa bantuan orang atau sistem lain. Sehingga sistem ini merupakan sistem penanggulangan/pemadaman kebakaran yang paling efektif dibandingkan dengan sistem hydrant dan lainnya (Marryat, 1988). 3.2.2 Pemasangan Sprinkler Head Didalam Kios Pemasangan sprinkler head yang dimaksudkan adalah tergantung berapa kios yang ada. kalau 1 kios sprinkler head yang dipasang 1 titik. Dan kalau 2 kios, sprinkler head yang dipasang 2 titik. Dan kalau 3 kios, sprinkler head yang dipasang 3 titik. seperti gambar dibawah ini 2 titik sprinkler head di 2 kios. Gambar 3.5 Titik Sprinkler Head didalam kios

22 3.2.3 Pemasangan Sprinkler Head Diarea Korridor Pemasangan sprinkler head yang dimaksudkan adalah tergantung luasnya suatu korridor. Dan pada pembahasan ini, sistem pemasangan sprinkler head diarea korridor berjarak 2 meter dan jigjak antara sprinkler head yang satu ke yang lainnya. Gambar 3.6 Titik sprinkler di area korridor 3.3 SISTEM FIRE HYDRANT Sistem ini menggunakan instalasi hydran sebagai alat utama pemadam kebakaran, yang terdiri dari box hydrant dan accesories, pilar hydrant dan siemese. box hydrant dan accesories instalasinya (selang (hose), nozzle) (atau disebut juga dengan Fire House cabinet (FHC)) biasanya ditempatkan dalam gedung, sebagai antisipasi jika sistem sprinkler dan sistem fire extinguisher kewalahan mengatasi kebakaran di dalam gedung. Sedang Pilar hydrant (yang dilengkapi juga dengan box hydrant disampingnya, untuk menyimpan selang (hose) dan nozzle) biasanya ditempatkan diarea luar (jalan) disekitar gedung, digunakan jika sistem kebakaran didalam gedung tidak memadai lagi. Dan Siemese berfungsi untuk mengisi air ground tank (sumber air hydrant) tidak memadai lagi atau habis. Siemese ditempatkan di dekat di dekat jalan utama. Hal ini untuk memudahkan dalam pengisian air.

23 Gambar 3.7 Drawing sistem fire hydrant disemua lantai Sistem Hydrant ini juga terdiri dari 2 sistem, yaitu: a. Wet Riser sistem Seluruh instalasi pipa hydrant berisikan air bertekanan dengan tekanan yang selalu dijaga pada tekanan yang relatif tetap. b. Dry Riser Sistem Seluruh instalasi pipa hydrant tidak berisikan air bertekanan, peralatan penyedia air akan secara otomatis jika katup selang kebakaran di buka. Dan jika instalasi hydrant dibuka maka secara otomatis pompa elektrik akan bekerja, dan jockey pump secara otomatis akan berhenti. Dan jika pompa elektrik gagal bekerja secara otomatis, maka pompa diesel akan bekerja.

24 Gambar 3.8 Drawing sistem fire hydrant perlantai 3.3.1 Komponen Utama Fire Hydrant Dalam suatu proses Fire Hydrant pada suatu bangunan gedung diperlukan komponen dan peralatan yang menunjang berjalannya sistem fire hydran. 1. Pompa Pompa dalam jaringan instalasi fire hydrant merupakan komponen utama yang mengalirkan air dari reservoir kejaringan pipa sampai keujung pengeluaran air bertekanan seperti nozzle maupun sprinkler. Untuk itu, instalasi pompa hydrant harus dilakukan dengan baik, sesuai prosedur dan standar-standar yang ada seperti SNI (Standar Nasional Indonesia) atau NFPA (National Fire Protection Association) agar pompa dapat digunakan sebagaimana mestinya sebagai perangkat yang mengalirkan air untuk jaringan instalasi sistem hydrant.

25 Gambar 3.9 Pompa fire hydrant 2. Hydrant Box Hydrant box merupakan hydrant box yang dirancang khusus untuk menjaga atau menyimpan fire hydrant equipment khusus untuk out door (luar ruangan). Dengan adanya hydrant box ini para tim pemadam kebakaran untuk memadamkan bencana kebakaran lebih efektif karena peralatan pemadam kebakaran sudah tinggal di ambil di hydrant box. Pewarnaan bright red (merah cerah) pada hydrant box berfungsi untuk mempermudah para tim pemadam kebarakan (fire brigade) menemukan lokasinya. Dengan warna merah cerah yang menyolok sebagai identifikasi tempat penyimpanan fire hydrant equipment yang sudah di tetapkan oleh NFPA (National Fire Protection Association). Material yang digunakan untuk pembuatan hydrant box dengan menggunakan material mild steel atau carbon steel yang merupakan sejenis baja. Material yang di gunakan hydrant box ini sangat kokoh dan tidak mudah rapuh karena bahan ini juga digunakan dalam pembuatan fire hose coupling (sambungan selang pemadam kebakaran) yang terbuat dari bahan kuningan / alumunium, sehingga lebih kuat dan tahan lama.

26 Gambar 3.10 Letak pemasangan hydrant box 3.4 SISTEM FIRE EXTINGUISHER (APAR) Fire extinguisher atau lebih dikenal dengan nama APAR (Alat Pemadam Api Ringan) merupakan alat pemadam api yang pemakaiannya dilakukan secara manual dan langsung diarahka pada posisi dimana api berada. Apar biasanya ditempatkan di tempat-tempat strategis yang dissuaikan dengan peraturan Dinas Pemadam Kebakaran. Terdapat beberapa jenis apar yang digunakan, yaitu: a. Apar Type A: Murtipupuse Dry Chemical Powder 3,5 Kg b. Apar Type B: Gas Co2 6,8 kg c. Apar type C : Gas Co2 10 kg d. Apar type D : Multipupuse Dry Chemical Powder 25 kg (dilengkapi dengan Trolley)

27 Gambar 3.10.a Tipe fire extinguisher (Apar) Gambar 3.10.b Drawing fire extinguisher perlantai