ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN HUTAN TERHADAP IKLIM DI PULAU KALIMANTAN MENGGUNAKAN MODEL IKLIM REGIONAL (REMO) SOFYAN AGUS SALIM G

dokumen-dokumen yang mirip
Perangkat Lunak Tahun Fungsi Linux Suse 9.0 Windows XP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III DATA DAN METODOLOGI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SIMULASI PENGARUH DEFORESTASI DAN REFORESTASI TERHADAP PERUBAHAN PARAMETER IKLIM MENGGUNAKAN REGIONAL MODEL (REMO) (Studi Kasus: Pulau Kalimantan)

Luas Luas. Luas (Ha) (Ha) Luas. (Ha) (Ha) Kalimantan Barat

SENSITIVITAS CURAH HUJAN DI JAWA BARAT TERHADAP SUHU PERMUKAAN LAUT DI SEKITARNYA MENGGUNAKAN MODEL IKLIM REGIONAL REMO YANUAR MURIANTO

VARIASI SPASIAL DAN TEMPORAL HUJAN KONVEKTIF DI PULAU JAWA BERDASARKAN CITRA SATELIT GMS-6 (MTSAT-1R) YETTI KUSUMAYANTI

I. PENDAHULUAN. bagi kehidupan manusia. Disamping itu hutan juga memiliki fungsi hidrologi sebagai

VI. DISKUSI UMUM DAN PEMBAHASAN

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Perubahan Iklim

POTENSI PEMANFAATAN INFORMASI PRAKIRAAN IKLIM UNTUK MENDUKUNG SISTEM USAHA TAMBAK UDANG DAN GARAM DI KABUPATEN INDRAMAYU KIKI KARTIKASARI

ESTIMASI EVAPOTRANSPIRASI SPASIAL MENGGUNAKAN SUHU PERMUKAAN DARAT (LST) DARI DATA MODIS TERRA/AQUA DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEKERINGAN WAHYU ARIYADI

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MAID1 HIDAYAT. Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Pada Departemen Geofisika dan Meteorologi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Emisi Gas Rumah Kaca di Indonesia

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

ESTIMASI NILAI TPW (TOTAL PRECIPITABLE WATER) DI ATAS DAERAH PADANG DAN BIAK BERDASARKAN HASIL ANALISIS DATA RADIOSONDE IRE PRATIWI

ESTIMASI EVAPOTRANSPIRASI SPASIAL MENGGUNAKAN SUHU PERMUKAAN DARAT (LST) DARI DATA MODIS TERRA/AQUA DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEKERINGAN WAHYU ARIYADI

V. SIMULASI LUAS HUTAN TERHADAP HASIL AIR

PENERAPAN MODEL FINITE LENGTH LINE SOURCE UNTUK MENDUGA KONSENTRASI POLUTAN DARI SUMBER GARIS (STUDI KASUS: JL. M.H. THAMRIN, DKI JAKARTA)

PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Penelitian METODE Waktu dan Tempat Penelitian

METODE NERACA ENERGI UNTUK PERHITUNGAN LEAF AREA INDEX (LAI) DI LAHAN BERVEGETASI MENGGUNAKAN DATA CITRA SATELIT RUDI SETIAWAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SURAT PERNYATAAN STRUKTUR EKONOMI DAN KESEMPATAN KERJA SEKTOR PERTANIAN DAN NON PERTANIAN SERTA KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIA DI INDONESIA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr.wb.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. dan hutan tropis yang menghilang dengan kecepatan yang dramatis. Pada tahun

PENGARUH PENGGUNAAN LAHAN TERHADAP IMBUHAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) (Studi Kasus DAS Cicatih-Cimandiri, Kabupaten Sukabumi)

INDIKASI LOKASI REHABILITASI HUTAN & LAHAN BAB I PENDAHULUAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

2.4. Association Rule BAB III METODELOGI PENELITIAN Studi Literatur Pengumpulan Data Retrieve Data...

Indeks Vegetasi Bentuk komputasi nilai-nilai indeks vegetasi matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN. kerja dan mendorong pengembangan wilayah dan petumbuhan ekonomi.

I. PENDAHULUAN. Sudah lebih dari dua dekade terakhir banyak publikasi penelitian yang

DISTRIBUSI HUTAN ALAM DAN LAJU PERUBAHANNYA MENURUT KABUPATEN DI INDONESIA LUKMANUL HAKIM E

ANALISIS POLA SEBARAN HUJAN BULANAN DAN KAITANNYA DENGAN POLA TANAM PALAWIJA

ANALISIS POLA SEBARAN HUJAN BULANAN DAN KAITANNYA DENGAN POLA TANAM PALAWIJA

I. PENDAHULUAN. Gambar 1. Kecenderungan Total Volume Ekspor Hasil hutan Kayu

MENUJU KETERSEDIAAN AIR YANG BERKELANJUTAN DI DAS CIKAPUNDUNG HULU : SUATU PENDEKATAN SYSTEM DYNAMICS

UJI KECENDERUNGAN UNSUR-UNSUR IKLIM DI CEKUNGAN BANDUNG DENGAN METODE MANN-KENDALL

ANALISA DAERAH POTENSI BANJIR DI PULAU SUMATERA, JAWA DAN KALIMANTAN MENGGUNAKAN CITRA AVHRR/NOAA-16

VI. PENGEMBANGAN DECISION NETWORK YANG DIOPTIMASI DENGAN FUZZY INFERENCE SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN KALENDER TANAM DINAMIK

APLIKASI HEC-HMS UNTUK PERKIRAAN HIDROGRAF ALIRAN DI DAS CILIWUNG BAGIAN HULU RISYANTO

B U K U: REKALKULASI PENUTUPAN LAHAN INDONESIA TAHUN 2005

IDENTIFIKASI PERUBAHAN KAPASITAS PANAS KAWASAN PERKOTAAN DENGAN MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT TM/ETM+ (STUDI KASUS : KODYA BOGOR) NANIK HANDAYANI

1. PENDAHULUAN. [8 Januari 2006] 1 ( )

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Evapotranspirasi Potensial Standard (ETo)

3. METODOLOGI PENELITIAN

MODEL HIDROGRAF SATUAN SINTETIK MENGGUNAKAN PARAMETER MORFOMETRI (STUDI KASUS DI DAS CILIWUNG HULU) BEJO SLAMET

Makalah Utama pada Ekspose Hasil-hasil Penelitian : Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Hutan. Padang, 20 September )

Modul 1. Hutan Tropis dan Faktor Lingkungannya Modul 2. Biodiversitas Hutan Tropis

PENGARUH TANAMAN KELAPA SAWIT TERHADAP KESEIMBANGAN AIR HUTAN (STUDI KASUS SUB DAS LANDAK, DAS KAPUAS)

Gambar 1.1 Siklus Hidrologi (Kurkura, 2011)

BUKU INDIKASI KAWASAN HUTAN & LAHAN YANG PERLU DILAKUKAN REHABILITASI TAHUN 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

M.Ikhlas Khasana ( ) Mengetahui berbagai dampak kebijakan persawitan nasional saat ini. Pendahuluan. ekspor. produksi.

Analisis Hujan Ekstrim Berdasarkan Parameter Angin dan Uap Air di Kototabang Sumatera Barat Tia Nuraya a, Andi Ihwan a*,apriansyah b

Pranatasari Dyah Susanti Adnan Ardhana

Hasil dan Pembahasan

SKRIPSI. Oleh : MUHAMMAD TAUFIQ

KEKERINGAN TAHUN 2014: NORMAL ATAUKAH EKSTRIM?

BAB I PENDAHULUAN hektare terbakar yang letaknya di Sumatera Utara,

HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyusunan fungsi produksi menurut umur

III. DATA DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 2.11 Kapasitas Lapang dan Titik Layu Permanen

Dampak Perubahan Iklim

BAB I PENGANTAR. keempat di dunia setelah Amerika Serikat (AS), Kanada dan Rusia dengan total

BAB I PENDAHULUAN. menutupi banyak lahan yang terletak pada 10 LU dan 10 LS dan memiliki curah

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

2015 ZONASI TINGKAT BAHAYA EROSI DI KECAMATAN PANUMBANGAN, KABUPATEN CIAMIS

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika 2012

STASIUN METEOROLOGI KLAS III NABIRE

KAJIAN TEMPORAL KEKERINGAN MENGGUNAKAN PERHITUNGAN KEETCH BYRAM DRYNESS INDEX (KBDI) DI WILAYAH BANJARBARU, BANJARMASIN DAN KOTABARU PERIODE

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis letak Indonesia berada di daerah tropis atau berada di sekitar

AKTIFITAS ILLEGAL DI DALAM KAWASAN HUTAN. Penebangan Liar Pencurian Kayu Perambahan Hutan Perladangan Liar Pengembalaan Liar

BAB VI. POLA KECENDERUNGAN DAN WATAK DEBIT SUNGAI

Dampak Pemanasan Global Terhadap Perubahan Iklim di Indonesia Oleh : Ahkam Zubair

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2013 di

(Studi kasus : Taman Nasional Lore-Lindu, Sulawesi Tengah) MOCHAMMAD TAUFIQURROCHMAN ABDUL AZIZ ZEIN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN HUTAN TERHADAP IKLIM DI PULAU KALIMANTAN MENGGUNAKAN MODEL IKLIM REGIONAL (REMO) SOFYAN AGUS SALIM G

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV SIMULASI MODEL TUMPAHAN MINYAK (MoTuM) RISK ANALYSIS FLOWCHART Bagan Alir Analisis Resiko

I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

KAJIAN DAERAH RAWAN BENCANA TSUNAMI BERDASARKAN CITRA SATELIT ALOS DI CILACAP, JAWA TENGAH

ANALISIS KESESUAIAN HAMA WERENG BATANG COKELAT

ANALISIS PERIODISITAS SUHU DAN TEKANAN PARAS MUKA LAUT DI INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN AKTIVITAS MATAHARI R. HIKMAT KURNIAWAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai dengan Januari 2014 di

4. PERUBAHAN PENUTUP LAHAN

Transkripsi:

ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN HUTAN TERHADAP IKLIM DI PULAU KALIMANTAN MENGGUNAKAN MODEL IKLIM REGIONAL (REMO) SOFYAN AGUS SALIM G02400013 DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN HUTAN TERHADAP IKLIM DI PULAU KALIMANTAN MENGGUNAKAN MODEL IKLIM REGIONAL (REMO) SOFYAN AGUS SALIM G02400013 Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Pada Program Studi Meteorologi DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Judul : Analisis Dampak Perubahan Tutupan Lahan Hutan Terhadap Iklim Di Pulau Kalimantan Menggunakan Model Iklim Regional (REMO) Nama : Sofyan Agus Salim NRP : G02400013 Menyetujui, Pembimbing I Pembimbing II Prof.Dr.Ir. Hidayat Pawitan NIP : 130 516 292 Dr. Edvin Aldrian NIP: 680 002 393 Mengetahui, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor Dr.Drh. Hasim, DEA NIP : 131 578 806 Tanggal Lulus :

ABSTRAK SOFYAN AGUS SALIM. Analisis Dampak Perubahan Tutupan Lahan Hutan Terhadap Iklim di Pulau Kalimantan Dengan Menggunakan Model Iklim Regional REMO. Dibimbing oleh HIDAYAT PAWITAN dan EDVIN ALDRIAN. Dengan menggunakan model iklim regional REMO dibuat tiga skenario untuk menganalisis pengaruh penurunan luas tutupan lahan hutan terhadap iklim di pulau Kalimantan. Skenario yang digunakan adalah Kontrol (rasio hutan Kalimantan tahun 1996), R-25% (rasio hutan Kalimantan tahun 1996 diturunkan 25%), R-50% (rasio hutan Kalimantan diturunkan 50%). Hasil dari simulasi model REMO menunjukkan bahwa penurunan luas hutan menyebabkan kenaikan suhu udara rata-rata dari 25,3 C pada Kontrol menjadi 25,4 C pada R-25% dan 25,5 C pada R-50%. Selain itu mengakibatkan terjadinya kenaikan evaporasi sebesar 1,03% pada skenario R-25% dan 1,99% pada skenario R-25%. Peningkatan evaporasi menyebabkan curah hujan konvektif naik sebesar 5,21% pada skenario R-25% dan 6,20 % pada skenario R-50%. Kenaikan curah hujan ini mengakibatkan naiknya limpasan permukaan sebesar 6,15% pada skenario R-25% dan 10,51% pada skenario R-50%. Kata kunci : model iklim, deforestasi, perubahan iklim

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR... iii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR LAMPIRAN... v I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.1.1. Penurunan Luas Tutupan Lahan Hutan... 1 1.2.2. Model Iklim Sebagai Alat bantu Dalam Proses Analisis Dampak Perubahan Tutupan Lahan Hutan... 1 1.2. Tujuan... 1 1.3. Hipotesis... 1 II. TINJAUAN PUSTAKA... 2 2.1. Hutan Hujan Tropis... 2 2.2. Pengaruh Perubahan Tutupan Lahan Hutan Terhadap Komponen Neraca Energi... 4 2.3. Suhu Udara... 4 2.4. Evaporasi... 5 2.5. Hujan... 5 2.6. Model REMO... 5 2.6.1. Model REMO... 5 2.6.2. Penggunaan model REMO di Indonesia... 6 III. METODOLOGI... 7 3.1. Tempat Penelitian... 7 3.2. Bahan dan Alat... 7 3.3. Metode... 7 3.3.1. Tahap Compiler Installation... 7 3.3.2. Tahap Persiapan (Pre-processing)... 7 3.3.3. Menjalankan Model Remo... 10 3.3.4. Tahap Analisis (Post-processing)... 10 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 12 4.1. Parameter Model... 12 4.2. Rasio Hutan Kalimantan... 12 4.3. Analisis Keluaran Model... 12

4.3.1. Suhu Udara... 12 4.3.2. Evaporasi... 14 4.3.3. Curah Hujan... 14 4.3.4. Limpasan Permukaan... 16 4.4. Pembahasan Umum... 16 V. KESIMPULAN DAN SARAN... 18 4.1. Kesimpulan... 18 4.2. Saran... 18 Daftar Pustaka... 18

DAFTAR GAMBAR 1. Sebaran hutan hujan tropis... 2 2. Tutupan hutan di pulau Kalimantan... 3 3. Proporsi neraca energi... 4 4. Lima pulau besar dan tiga laut yang digunakan dalam validasi model REMO... 6 5. Diagram alir penelitian... 7 6. Diagram alir sub-model penurunan rasio hutan... 8 7. Rasio hutan pada tiga skenario... 9 8. LAI pada tiga skenario.... 9 9. Albedo permukaan pada tiga skenario... 10 10. Sebagian data rasio hutan pulau Kalimantan... 10 11. Proses Masking... 11 12. Pixel dari pulau Kalimantan... 12 13. Grafik suhu udara harian pada tiga skenario... 13 14. Grafik rataan suhu udara per 6 jam pada tiga skenario... 13 15. Grafik evaporasi pada tiga skenario... 14 16. Grafik curah hujan musiman pada tiga skenario... 15 17. Grafik curah hujan konvektif pada tiga skenario... 15 18. Grafik limpasan permukaan pada tiga skenario... 16 19. Diagram alir proses yang terjadi jika rasio hutan turun... 17

DAFTAR TABEL 1. Luas hutan di pulau Kalimantan... 2 2. Korelasi curah hujan keluaran model REMO dengan data stasiun... 6 3. Daftar perangkat lunak yang digunakan... 7 4. Data yang digunakan pada tiap skenario... 8 5. Luas pulau kalimantan... 12 6. Luas dan rataan rasio hutan pulau Kalimantan pada tiga skenario... 12 7. Rataan suhu udara pada tiga skenario... 12 8. Rataan suhu udara per 6 jam pada tiga skenario... 13 9. Sensible heat flux per 6 jam pada tiga skenario... 13

DAFTAR LAMPIRAN 1. Albedo dari beberapa jenis permukaan... 20 2. Parameter input dan output dalam model REMO... 22 3. Merubah format data dari BIG endian menjadi LITTLE endian... 24 4. Script merubah rasio hutan... 25 5. Script untuk menjalankan model REMO... 28 6. Script untuk mengekstrak model REMO... 31 7. Uji statistik dari unsur iklim... 34 8. Data curah hujan di beberapa stasiun di pulau Kalimantan pada tahun 1996... 37

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1. Penurunan luas tutupan lahan hutan Kondisi hutan mengalami perubahan yang cepat dan dinamis, sesuai perkembangan pembangunan dan perjalanan waktu. Banyak faktor yang mengakibatkan perubahan tersebut antara lain pertambahan penduduk, dan pembangunan diluar sektor kehutanan yang sangat pesat memberikan pengaruh besar terhadap meningkatnya kebutuhan akan lahan dan produk-produk dari hutan. Selain itu adanya perambahan hutan dan terjadinya kebakaran hutan yang mengakibatkan semakin luasnya kerusakan hutan di Indonesia. Menurut data selama 12 tahun (1985-1997) angka degradasi dan deforestasi untuk pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi adalah 1,6 juta ha/tahun sebagai akibat penebangan liar, pencurian kayu, perambahan hutan, kebakaran hutan, lahan dan kebun serta sistem pengelolaan hutan yang kurang tepat. Deforestasi dan degradasi hutan diperparah dengan terjadinya kebakaran hutan pada tahun 1997 di Pulau Sumatera dan Kalimantan, dengan kebakaran terbesar terjadi di Kalimantan Timur hingga mencapai 3,2 juta ha (Badan Planologi Kehutanan dan Perkebunan, 1998). Dari hasil perhitungan untuk pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi, diperkirakan laju deforestasi menjelang tahun 2000 telah melebihi angka 2,5 juta ha/tahun. Penurunan luas hutan dapat mengubah karakteristik tutupan lahan, salah satu perubahannya adalah meningkatnya albedo permukaan. Peningkatan albedo permukaan berdampak terhadap neraca energi yang kemudian berpengaruh terhadap unsur iklim seperti suhu udara dan evaporasi. Selain itu penurunan luas hutan dapat menurunkan kemampuan tanah untuk menyerap dan mempertahankan air. dipakai dan seringkali alat tersebut jarang dikalibrasi. Untuk menutupi kekurangan itu maka digunakanlah model iklim. Hal lain yang perlu disadari mengapa model iklim diperlukan adalah eksperimen yang ekstrim tidak bisa dilakukan secara langsung di alam. Untuk mengetahui berbagai fenomena alam yang bersifat ekstrim seperti perubahan luas tutupan lahan hutan dapat disimulasikan dalam sebuah model tanpa merusak alam. Kemajuan teknologi di bidang komputer turut membantu perkembangan di bidang pemodelan iklim. Saat ini model iklim dapat diproses oleh personal computer. Teknologi ini dapat membantu dalam proses analisis dampak perubahan tutupan lahan hutan. 1.2 Tujuan Mengkaji dampak penurunan luas tutupan lahan hutan terhadap iklim di pulau Kalimantan menggunakan model iklim regional REMO Menduga tingkat perubahan iklim akibat penurunan luas tutupan lahan hutan. 1.3 Hipotesis Penurunan luas tutupan lahan hutan menyebabkan: Peningkatan suhu udara. Peningkatan evaporasi Peningkatan curah hujan konvektif Peningkatan limpasan 1.1.2. Model iklim sebagai alat bantu dalam proses analisis dampak penurunan luas tutupan lahan hutan. Dalam dunia ilmu pengetahuan terdapat tiga sumber acuan informasi yaitu dari data hasil pengamatan, hasil kajian teoritis dan data hasil model. Yang paling bernilai dari ketiga jenis tersebut adalah hasil observasi instrumentasi pengamatan karena semua analisis ilmiah akan dikembalikan kepada acuan tersebut. Akan tetapi pengamatan dengan instrumentasi memiliki keterbatasan dari resolusi fisis alat, temporal dan tutupan spasial. Selain itu keusangan alat akibat terlalu lama