SIKAP PETANI BUAH NAGA MERAH (Hylocereus Polyrhizus) TERHADAP TEKNIK PENYULUHAN DI DESA TORIYO KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO

dokumen-dokumen yang mirip
PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI DALAM PROGRAM PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN (P2KP) DI KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO

AGRISTA : Vol. 4 No. 3 September 2016 : Hal ISSN

Sikap Petani Padi Organik Terhadap Program OVOP (One Village One Product) Berbasis Koperasi Produk Beras Organik Di Kabupaten Karanganyar

AGRISTA : Vol. 4 No. 3 September 2016 : Hal ISSN

PERSEPSI PETANI TERHADAP PROGRAM GERAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN BERBASIS KORPORASI (GP3K) DI DESA JATI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENGARUH FAKTOR INTERNAL PETANI DALAM MENGADOPSI TEKNOLOGI

ANALISIS SIKAP PETANI TEMBAKAU TERHADAP PROGRAM KEMITRAAN PT. MERABU DI KABUPATEN MAGELANG

AGRISTA : Vol. 4 No. 3 September 2016 : Hal ISSN SIKAP PETANI TERHADAP KEBIJAKAN SUBSIDI PUPUK DI KECAMATAN CAWAS KABUPATEN KLATEN

Luas areal tanaman Luas areal serangan OPT (ha)

Hubungan Karateristik Sosial Ekonomi Padi Sawah dengan...(welson Marthen Wangke)

ABSTRACT. Keywords: Perceptions, Agricultural Extension Field, Farmers, The Importance of Role Extension

SIKAP PENGRAJIN GULA KELAPA TERHADAP SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) (KASUS DI DESA KRENDETAN KECAMATAN BAGELEN KABUPATEN PURWOREJO) SKRIPSI

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. variabel X yang akan diukur untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan

By : Tedi Hartoyo. Key Word : The Role, Participation, Rank-Spearman Correliation

Hubungan Antara Faktor Internal dengan Faktor Eksternal... Fitriana Suciani

KORELASI SIKAP PETANI PLASMA KELAPA SAWIT TERHADAP PELAYANAN KOPERASI UNIT DESA DI KABUPATEN LAMANDAU. Trisna Anggreini 1)

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk

PERSEPSI PETANI TERHADAP KEMITRAAN SAYURAN DENGAN ASOSIASI ASPAKUSA MAKMUR KABUPATEN BOYOLALI

LANDASAN TEORI METODE PENELITIAN

RESPON PETANI TERHADAP PEPAYA VARIETAS CALLINA (California) DI KABUPATEN MAMUJU, PROVINSI SULAWESI BARAT

Oleh : Choirotunnisa*, Ir. Sutarto**, Ir. Supanggyo, MP** ABSTRACT. This research aims to study the farmers social-economic

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU

PERSEPSI PETANI TERHADAP PENGEMBANGAN SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION (SRI) DI KECAMATAN MOGA KABUPATEN PEMALANG

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

Evaluasi petani terhadap program siaran pedesaan Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai sumber informasi pertanian di kota Surakarta

Respon Peternak Sapi Perah... Dwi Sulistia Anggarani RESPON PETERNAK SAPI PERAH TERHADAP PENYULUHAN MENGENAI PENCEGAHAN PENYAKIT MASTITIS

Perilaku Petani Terhadap Program Pemberdayaan dan Pengembangan Usaha Agribisnis Peternakan

Peranan Fasilitator Kecamatan dalam Mendinamiskan Kelompok Masyarakat pada Program GSMK Kabupaten Tulang Bawang

PERSEPSI PETANI PADI TERHADAP PEMANFAATAN RICE TRANSPLANTER DI KECAMATAN POHJENTREK KABUPATEN PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR

PERANAN PENYULUH PERTANIAN HUBUNGANNYA DENGAN ADOPSI TEKNOLOGI PADI POLA PTT

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENYULUHAN DAN POS KESEHATAN HEWAN WILAYAH CISARUA KABUPATEN BOGOR

MINAT PETANI TERHADAP PROGRAM PENGEMBANGAN JAGUNG HIBRIDA PUTIH DI KABUPATEN GROBOGAN

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p 1-7 Online at :

SIKAP PETANI TERHADAP SISTEM TANAM BENIH LANGSUNG (TABELA) DI KECAMATAN TAMAN KABUPATEN PEMALANG

PERAN PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN DENGAN TINGKAT PERKEMBANGAN KELOMPOK TANI DI KABUPATEN SUKOHARJO

PERSEPSI PETANI TERHADAP PROGRAM KARTU TANI DI KECAMATAN KALIJAMBE KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI. Oleh : Koko Widyat Moko H

Herman Subagio dan Conny N. Manoppo Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

HUBUNGAN ANTARA KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian lapangan dilaksanakan Kecamatan Sayegan, Kabupaten Sleman,

HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH

III. METODE PENELITIAN

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

TINGKAT ADOPSI PETANI TERHADAP TEKNOLOGI PERTANIAN TERPADU USAHATANI PADI ORGANIK

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai metode yang mempelajari

SIKAP PETANI MELON TERHADAP PEDAGANG PERANTARA DI KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO

ANALISIS KEEFEKTIFAN KELOMPOK TANI DALAM PEMBERDAYAAN PETANI HORTIKULTURA DI KABUPATEN SEMARANG

PERSEPSI PETANI KOPI ARABIKA TERHADAP PROGRAM SERTIFIKASI ORGANIK DI KECAMATAN ATU LINTANG KABUPATEN ACEH TENGAH. Lintang of Central Aceh Regency)

M. Zulkarnain Yuliarso 1. Abstract

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science

HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PETANI DALAM PROGRAM SEKOLAH LAPANGAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SLPHT) PADI

Analisis Kompetensi Petani Pepaya California (Studi Kasus Kelompok Tani Merta Giri Kusuma Desa Abang, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem)

Hasil rata-rata (Rp/PT) , , ,04

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat gelar Sarjana pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

KAJIAN SOSIAL EKONOMI BUDAYA DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM PADA TAMAN NASIONAL MERU BETIRI KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI

Fishermen's Perceptions About Business Fishing in The Kepenghuluan Parit Aman Bangko Subdistrict Rokan Hilir District Riau province ABSTRACT

Syahirul Alim, Lilis Nurlina Fakultas Peternakan

BAB III METODE PENELITIAN. antara variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional, artinya

METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Data dan Instrumentasi

JIIA, VOLUME 2 No. 3, JUNI 2014

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.1 Tahun 2016

PERSEPSI PETANI TENTANG KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH DALAM UPAYA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYURAN

TINGKAT ADOPSI INOVASI SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO DI KELOMPOK TANI SEDYO MUKTI DESA PENDOWOHARJO KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL

III. METODE PENELITIAN A.

Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science

PARTISIPASI PETANI DALAM PROGRAM SERIBU HEKTAR SISTEM TANAM PADI JAJAR LEGOWO DI KECAMATAN KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (Zea mays) DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus di Kecamatan Geyer)

PERANAN PENYULUH TERHADAP PENDAPATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA BERBASIS UBI KAYU (Manihot utillisima Pohl)

DAMPAK PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH

MOTIVASI PETANI DALAM MENGGUNAKAN BENIH PADI HIBRIDA PADA KECAMATAN NATAR DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN. Oleh: Indah Listiana *) Abstrak

AGRISTA : Vol. 3 No. 3 September 2015 : Hal ISSN ANALISIS PEMASARAN SEMANGKA DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

MOTIVASI PETANI UNTUK BERGABUNG DALAM KELOMPOK TANI DI DESA PAGARAN TAPAH KECAMATAN PAGARANTAPAH DARUSSALAM KABUPATEN ROKAN HULU

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI BAWANG MERAH DI KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG

HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN PETERNAK SAPI POTONG

PEMANFAATAN MEDIA INTERNET SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PEMBERDAYAAN PETANI DI DESA PONCOKUSUMO KECAMATAN PONCOKUSUMO

Hubungan antara Karakteristik Petani dan Dinamika Kelompok Tani dengan Keberhasilan Program PUAP

SIKAP NELAYAN TERHADAP PROGRAM UNGGULAN DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN DELI SERDANG

HUBUNGAN EFEKTIVITAS KEMITRAAN PABRIK GULA TASIKMADU DENGAN KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU DI KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INOVASI DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PETERNAK PADA PENYULUHAN PEMBUATAN SILASE UNTUK TERNAK DOMBA

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI

PENDAHULUAN. kehidupan para petani di pedesaan tingkat kesejahteraannya masih rendah.

Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE)

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN KOMUNIKASI GURU-SISWA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS PREFERENSI PETANI TERHADAP BENIH KEDELAI VARIETAS GROBOGAN DI KECAMATAN WERU KABUPATEN SUKOHARJO

III. METODE PENELITIAN. Metode deskriptif dilakukan untuk melihat hubungan status sosial ekonomi petani

HUBUNGAN SEJUMLAH KARAKTERISTIK PETANI METE DENGAN PENGETAHUAN MEREKA DALAM USAHATANI METE DI KABUPATEN BOMBANA, SULAWESI TENGGARA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SAYURAN DI PASAR TRADISIONAL

ANALISIS CITRA BEBERAPA BUAH APEL LOKAL DI KALANGAN KONSUMEN PADA BERBAGAI PASAR DI KOTA SURAKARTA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMUKA PENDAPAT KELOMPOK TANI DALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI USAHATANI PADI

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit 2013 to user

III METODE PENELITIAN. yang digunakan dalam penelitian ini. Faktor-faktor yang diteliti dalam

ABSTRAK. Diarsi Eka Yani Pepi Rospina Pertiwi Argadatta Sigit Program Studi Agribisnis, Jurusan Biologi FMIPA-UT ABSTRACT

Transkripsi:

1 SIKAP PETANI BUAH NAGA MERAH (Hylocereus Polyrhizus) TERHADAP TEKNIK PENYULUHAN DI DESA TORIYO KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO Eliek Prasetiawan, Suwarto, Bekti Wahyu Utami Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Ir. Sutami 36 A Surakarta 7126, Telp/Fax:(271) 63747 Email: eliek_pras@ymail.com, 8 742 3 731 Abstract: Basic method of this research is descriptive. Location deliberately purposive study determined that in the farmer groups Tani Mulyo. Sampling was conducted with participants sampling technique intact system (census), with a sample size of 33 respondents. To find out the attitude of dragon fruit growers on extention techniques census techniques. Sources of data used in this research is primary data and secondary data. To determine the relationship between the attitude of dragon fruit growers to use extention techniques Likert Scale. With the measurement category used formula class interval width. To determine the relationship between the attitudes of respondents (farmers experience, others are considered important, the role of the mass media, formal education and non-formal education) and attitudes toward a variety of extention techniques can be determined by Spearman Rank correlation coefficient formula. dragon fruit farmer attitudes toward extention technique is good. The relationship between the factors related to the attitudes of farmers with dragon fruit farmers attitudes towards engineering education has a significant relationship to the level of 9% to the value of rs 3 Key Word: the attitudes of farmer, dragon fruit, techniques extention. Abstrak: Metode dasar penelitian ini adalah deskriptif. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja purposive yaitu di kelompok tani Tani Mulyo. Pengambilan sampel peserta dilakukan dengan teknik sampling intact system (sensus), dengan sampel sebanyak 33 responden. Untuk mengetahui sikap petani buah naga terhadap teknik penyuluhan teknik sensus. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Untuk mengetahui hubungan antara sikap petani buah naga terhadap teknik penyuluhan digunakan Skala Likert. Dengan kategori pengukurannya digunakan rumus lebar interval kelas. Untuk mengetahui hubungan antara sikap responden (pengalaman petani, orang lain yang dianggap penting, peran media massa, pendidikan formal, serta pendidikan non formal) dengan sikapnya terhadap ragam teknik penyuluhan dapat diketahui dengan rumus koefisien korelasi Rank Spearman. sikap petani buah naga terhadap teknik penyuluhan tergolong baik. Hubungan antara faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap petani dengan sikap petani buah naga terhadap teknik penyuluhan memiliki hubungan yang signifikan pada taraf kepercayaan 9% dengan nilai rs 2,3 Kata Kunci: sikap petani, buah naga, teknik penyuluhan.

2 PENDAHULUAN Pengembangan budidaya tanaman hortikultura khususnya buah-buahan saat ini terus digalakkan oleh pemerintah. Tidak dapat dipungkiri kebutuhan akan buah-buahan pada masyarakat luas semakin meningkat. Buah-buahan merupakan makanan yang dibutuhkan oleh tubuh, tidak heran banyak orang mencari buah-buahan untuk dikonsumsi. Salah satu buah yang semakin banyak dicari dan dikonsumsi masyarakat yaitu buah naga (Hylocereus Sp) Buah naga merupakan jenis kaktus hutan yang sering juga disebut kaktus manis, daerah asal katus hutan yang buahnya berwarna merah dan bersisik ini adalah Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Utara. Di daerah asalnya buah naga atau dragon fruit ini di namai pi tahaya atau pi toya raja (Kristanto, 23). Bertitik tolak pada realita pentingnya buah naga yang banyak bermanfaat dan perlu untuk dibudidayakan, dan untuk itu penyuluhan pertanian serta peran penyuluh di perlukan serta memegang peranan yang cukup urgent dalam membantu pembudidayaan tanaman buah naga. Mardikanto (29) menjelaskan salah satu tugas yang menjadi tanggungjawab setiap penyuluh adalah mengkomunikasikan inovasi, dalam rangka mengubah perilaku masyarakat penerima manfaat agar tahu, mau dan mampu menerapkan inovasi demi tercapainya perubahan hidupnya. Penyelenggaraan penyuluhan pertanian dengan berbagai teknik penyuluhan pertanian ditujukan untuk memberdayakan petani dan kelompok tani agar mampu memecahkan sendiri masalah usahatani yang dihadapi. Dalam mengkomunikasikan adopsi dan inovasi penyuluh di hadapkan dengan sikap sasaran. Sikap adalah kecondongan evaluatif terhadap suatu objek atau subjek yang mempunyai konsekuensi yakni bagaimana seseorang berhadap-hadapan dengan objek sikap (Van den Ban dan Hawkins, 1999). Salah satu kawasan yang saat ini telah membudidayakan serta mengembangkan tanaman buah naga yang dikelola secara kelompok tani yaitu di Desa Toriyo Kecamatan Bedosari Kabupaten Sukoharjo. Pengembangan buah naga di Desa Toriyo Kecamatan Bedosari Kabupaten Sukoharjo yang di pelopori oleh Pemuda Tani sukoharjo (PTS) dengan cara memberdayakan para petani untuk mulai membudidayakan buah naga yang memiliki harga tinggi jika dilihat dari segi ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan faktor-faktor pembentuk sikap petani buah naga terhadap teknik penyuluhan di Desa Toriyo Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo, (2) Menganalisis sikap petani buah naga terhadap teknik penyuluhan di Desa Toriyo Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo, (3) Menganalisis hubungan antara faktor-faktor pembentuk sikap petani buah naga dengan sikap petani terhadap teknik penyuluhan di Desa Toriyo Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo. METODE PENELITIAN Metode Dasar Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif diawali dengan

3 merumuskan masalah penelitian. Masalah penelitian dirumuskan secara operasional, dimana konsep-konsep yang dipilih dapat diukur secara kuantitatif. Masalah penelitian dijawab secara teoritik dengan cara mengacu pada teoriteori yang telah ada (Slamet, 26) Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu suatu penelitian yang memusatkan perhatian pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang dan bertitik tolak dari data yang dikumpulkan, dianalisa dan disimpulkan dalam konteks teori-teori hasil. Populasi dan Sampel Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciricirinya akan diduga (Singarimbun dan Effendi, 199) Populasi dalam penelitian ini adalah semua petani buah naga di Desa Toriyo Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan sensus yaitu pengambilan responden dengan menetapkan seluruh jumlah responden yang akan diteliti. Jenis Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data Jenis dan Sumber Data yaitu Data primer dan data skunder. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan pencatatan. Metode Analisis Data Analisis data menggunakan skala likert. Kategori pengukurannya dengan menggunakan rumus lebar interval kelas.. Identitas Responden HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1 Distribusi Karekteristik Pribadi Responden No. Nama Kelompok Tani Kategori Umur Skor Tani Mulya Non Produktif Produktif Non Produktif Sumber: Data Primer Responden dalam penelitian dikategorikan menjadi dua kelompok yaitu, kelompok umur produktif (umur antara 1 tahun sampai dengan 64 tahun) dan kelompok umur non produktif (umur sampai dengan 14 tahun dan umur lebih dari 64 tahun). Diketahui Jumlah Responden (Orang) Prosentase (%) -14 1-64 >64-3 3, 9,9 9,1 Jumlah 33 1, sebanyak 3 responden (9,9 %) dalam usia produktif dimana pada usia responden mampu bekerja untuk memenuhi kebutuhan perekonomian keluarga dan mencukupi kebutuhan hidup.

4 Faktor-Faktor Pembentuk Sikap Tabel 2 Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Pengalaman Responden dan Penghasilan Berusahatani Buah Naga Sangat rendah Rendah Tinggi Sangat tinggi 2, 3,6 3,7,2,3 6,8 6,9 8,4 8, 1 13 1 39,3 1,2 1,2 3,3, Jumlah 33 1, Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa pengalaman responden dalam menjalankan usahatani termasuk dalam kategori sangat rendah yaitu sebanyak 13 orang responden (39,3%), hal ini disebabkan karena masih minimnya pengalaman berusahatani para petani buah naga yang rata-rata baru 3 tahun. Tabel 3 Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Frekuensi Responden Memperoleh Informasi Dari Orang Lain Yang Dianggap Penting Sangat rendah Rendah Tinggi Sangat tinggi 2, 3,6 3,7,2,3 6,8 6,9 8,4 8, 1 11 17, 1,2 33,3 1,, Jumlah 33 1, Azwar (1998) menyatakan bahwa pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut. Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa orang lain yang dianggap penting (Penyuluh Pertanian Lapang (PPL), pemerintah desa, sesepuh desa petani lain, suami/istri, anak dan orang tua) dalam berusahatani buah naga di Desa Toriyo Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo termasuk dalam kategori tinggi yaitu ada 17 orang responden (1,%). Pengaruh orang lain yang dianggap penting dibutuhkan oleh petani karena mereka masih banyak membutuhkan informasi khususnya yang berkaitan dengan usahatani buah naga agar dapat lebih baik.

Tabel 4 Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Frekuensi Responden Mengakses dan Memperoleh Informasi Dari Media Massa Sangat rendah Rendah Tinggi Sangat tinggi 2, 3,6 3,7,2,3 6,8 6,9 8,4 8, 1 16 1 2 1,2 48,4 3,3 6,1, Jumlah 33 1, Dari Tabel 4 dapat diketahui bahwa responden mempunyai distribusi terpaan media massa dalam kategori rendah yaitu dengan presentase 16 orang responden (48,4%). Media massa yang dimanfaatkan kurang maksimal karena responden cenderung menunggu informasi baik itu lewat penyuluh maupun ketua kelompok. Tabel Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan Formal Yang Pernah Ditempuh Atau Ditamatkan Sangat rendah Rendah Tinggi Sangat tinggi 1 2 3 4 26 2,, 1,2 1, 6,1 Jumlah 33 1, Berdasarkan Tabel dapat diketahui bahwa sebanyak 26 orang responden (78,8%) termasuk dalam kategori tinggi hal tersebut dapat menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini sudah sadar akan pendidikan. Hal ini karena kesadaran penduduk akan pentingnya arti pendidikan sudah tinggi. Ini dibuktikan dengan semakin sadarnya masyarakat dalam hal ini petani menggunakan biaya dari hasil panen buah naga maupun pemasukan lain dari keluarga untuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

6 Tabel 6 Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan Non Formal Yang Pernah Ditempuh Sangat rendah Rendah Tinggi Sangat tinggi 2, 3,6 3,7,2,3 6,8 6,9 8,4 8, 1 2 28 3,, 6,1 84,8 9,1 Jumlah 33 1, Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa sebanyak 28 orang responden (84,8%) mengikuti kegiatan penyuluhan pertanian dan pelatihan sebanyak 12 kali dalam satu musim tanam dengan aktif dan termasuk dalam kategori tinggi karena kegiatan diselenggarakan mendapat perhatian yang positif dari petani dengan materi yang berbeda sesuai dengan kebutuhan petani seperti penanaman buah naga, perawatan, pemupukan, pengendalian hama, panen hingga pengolahan hasil pasca panen. Kegiatan penyuluhan maupun pelatihan sangat penting, karena melalui pertemuan tersebut petani dapat bertukar pikiran dalam memecahkan masalah yang dihadapi secara bersamasama serta memperoleh informasi yang berguna bagi usahatani. Sikap Petani Terhadap Metode Penyuluhan Tabel 7 Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Sikap Petani Terhadap Metode Penyuluhan Dengan Cara Ceramah Sangat buruk Buruk Baik Sangat baik 1 18 19 26 27 34 3 42 43 6 24 3,, 18,2 72,7 9,1 Jumlah 33 1, Dari Tabel 7 dapat diketahui bahwa distribusi sikap petani terhadap teknik penyuluhan dengan cara ceramah termasuk dalam kategori baik dengan jumlah responden 24 orang (72,7%). Dapat dilihat bahwa sikap petani terhadap teknik penyuluhan dengan cara ceramah tergolong baik yaitu didapat data bahwa responden yang dapat menerima dengan baik teknik penyuluhan dengan cara ceramah karena petani merasa ingin mengetahui dan memahami tentang berusahatani tanaman buah naga yaitu dengan mengetahui penanaman buah naga, perawatan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, panen dan pasca panen. Selain itu suasana kegiatan penyuluhan yang dilakukan dengan

7 ceramah berlangsung secara kondusif dan menyenangkan. Tabel 8 Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Sikap Petani Terhadap Metode Penyuluhan Dengan Cara Kunjungan Sangat buruk Buruk Baik Sangat baik 1 18 19 26 27 34 3 42 43 26 2,, 1,2 78,7 6,1 Jumlah 33 1, Dari Tabel 8 dapat diketahui bahwa distribusi sikap petani terhadap teknik penyuluhan dengan cara kunjungan termasuk dalam kategori baik dengan jumlah responden 26 orang (78,7%). Dapat dilihat bahwa sikap petani terhadap teknik penyuluhan dengan cara kunjungan tergolong baik. Petani mau menerima dan mengikuti teknik penyuluhan dengan cara kunjungan karena banyak manfaat yang dapat diambil dari teknik penyuluhan yang dilakukan dengan cara kunjungan serta petani sadar dengan mengikuti penyuluhan dengan cara kunjungan akan menambah informasi serta pengalaman berusahatani buah naga. Tabel 9 Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Sikap Petani Terhadap Metode Penyuluhan Dengan Cara Diskusi Sangat buruk Buruk Baik Sangat baik 1 18 19 26 27 34 3 42 43 6 26 1,, 18,2 78,8 3, Jumlah 33 1, Dari Tabel 9 dapat diketahui bahwa distribusi sikap petani terhadap teknik penyuluhan dengan cara diskusi termasuk dalam kategori baik dengan jumlah responden 26 orang (78,8%). Dapat dilihat bahwa sikap petani terhadap teknik penyuluhan dengan cara diskusi tergolong baik. Petani mempunyai sikap menerima dengan baik terhadap teknik penyuluhan dengan cara diskusi yang telah dibuat oleh penyuluh selaku perwakilan dari dinas pemerintah karena materi yang diangkat untuk bahan diskusi tentang masalah-masalah terbaru yang sedang dialami petani dalam berusahatani buah naga. Teknik penyuluhan dengan cara diskusi selalu berjalan efektif karena terjadi umpan balik pertanyaan antara penyuluh selaku fasilitator dengan petani, dan disetiap

8 akhir kegiatan ditawarkan solusi untuk setiap permasalahannya. Tabel 1 Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Sikap Petani Terhadap Metode Penyuluhan Dengan Cara Demonstrasi Cara Sangat buruk Buruk Baik Sangat baik 1 18 19 26 27 34 3 42 43 4 26 3,, 12,1 72,8 9,1 Jumlah 33 1, Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa distribusi sikap petani terhadap teknik penyuluhan dengan cara demonstrasi cara termasuk dalam kategori baik dengan jumlah responden 26 orang (78,8%). Sikap petani terhadap teknik penyuluhan dengan cara demonstrasi cara tergolong baik. Petani mempunyai sikap menerima terhadap teknik penyuluhan dengan cara demonstrasi cara karena bahan-bahan yang digunakan untuk kegiatan demonstrasi cara sangat mudah didapatkan, bahkan sisa-sisa dari hasil pertanian pun dengan sedikit keterampilan dapat dijadikan produk baru sebagai sumber pendapatan petani. Pelaksanaan penyuluhan dengan demonstrasi cara juga sangat diperlukan untuk mengetahui masalah-masalah teknis dalam berusahatani buah naga yang tidak ditemui di pemberian materi maupun teori yang sudah ada serta mendapatkan pengalaman baru dengan melakukan simulasi dan praktek sederhana yang nantinya akan berguna dalam melakukan berusahatani buah naga. Hubungan Antara Variabel Pembentuk Sikap Dengan Sikap Petani Buah Naga Terhadap Metode Penyuluhan Tabel 11 Analisis Hubungan Antara Variabel Pembentuk Sikap Dengan Sikap Petani Terhadap Teknik Penyuluhan Sikap Petani Buah Naga Terhadap Teknik Penyuluhan Di Desa Toriyo Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo Y1 Y2 Y3 Y4 YTotal (rs) t hit (rs) t hit (rs) t hit (rs) t hit (rs) t hit X1 -,222-1,268 -,26-1,499,11,64 -,91 -,9 -,19-1,17 X2,177 1,1 -,27 -,1,73,48,44,24,164,926 X3 -,183-1,36 -,99 -,4 -,26-1,172 -,323-1,9 -,281-1,63 X4 -,7 -,318,24 1,642,27 1,178,423 * 2,99,44 * 2,49 X,448 ** 2,79,182 1,31,37 * 2,218,344 * 2,4,447 ** 2,782 Sumber : Analisis Data Primer Tahun 212

9 Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa hasil analisis menunjukkan hubungan yang signifikan dan tidak signifikan antar variabel. Untuk mengetahui makna angka-angka hasil analisis di atas dapat diuraikan sebagai berikut: Hubungan Antara Pengalaman Responden Dengan Sikap Petani Buah Naga Terhadap Teknik Penyuluhan Berdasarkan Tabel 11 dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan antara pengalaman responden berusahatani buah naga dengan sikap petani terhadap teknik penyuluhan. Dapat diketahui nilai rs sebesar,19 dan nilai t hitung 1,17 lebih kecil dari nilai t tabel 2,31 pada taraf kepercayaan 9%. Ketidaksignifikanan Ini dibuktikan bahwa meski pengalaman petani dalam berusahatani buah naga masih tergolong minim, tetapi untuk sikap petani dalam menerima informasi baru yang dalam hal ini metode penyuluhan tentang usahatani buah naga dapat diterima dengan baik. Karena disadari oleh petani dengan beralih menjadi petani buah naga akan meningkatkan penghasilannya. Dapat disimpulkan bahwa pengalaman pribadi tidak mempengaruhi sikap petani terhadap teknik penyuluhan. Karena dengan tingkat pengalaman pribadi petani yang masih tergolong rendah dalam berusahatani buah naga tidak mengurangi minat untuk menerima teknik penyuluhan yang diberikan dari dinas pertanian maupun pengelola kelompok serta mau untuk melakukannya usahatani buah naga. Hubungan Antara Pengaruh Orang Lain Yang Dianggap Penting Dengan Sikap Petani Buah Naga Terhadap Teknik Penyuluhan Berdasarkan Tabel 11 dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan antara pengaruh orang lain yang dianggap penting dengan sikap petani terhadap teknik penyuluhan. Dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi (rs) antara pengaruh orang lain yang dianggap penting dengan tingkat sikap petani terhadap metode penyuluhan adalah,164 dan nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel yaitu,926 2,3 Karena bagi petani buah naga memutuskan untuk beralih menjadi petani buah naga seperti sekarang ini adalah karena pengaruh dari petani lain yang lebih dulu berusahatani buah naga. Mereka membandingkan hasil yang didapat dari berusahatani tanaman pangan dengan petani lain yang lebih dulu berusahatani buah naga.dapat disimpulkan bahwa pengaruh orang lain yang dianggap penting (Penyuluh Pertanian Lapang (PPL), pemerintah desa, sesepuh desa petani lain, suami/istri, anak dan orang tua) tidak begitu menentukan diterima atau tidaknya teknik penyuluhan terhadap berusahatani buah naga di Desa Toriyo Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo. Karena meski dengan orang lain yang dianggap penting ikut berperan aktif atau tidak dalam pembudidayaanan buah naga, metode penyuluhan akan dirasa perlu walaupun bukan PPL langsung yang menyampaikan itu, karena petani buah naga hanya ingin mengetahui informasi cara-cara yang benar dalam berusahatani buah naga yang digunakan untuk menunjang kemajuan berusahatani buah naga di Desa Toriyo Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo. Hubungan Antara Terpaan Media Massa Dengan Sikap Petani Buah Naga Terhadap Teknik Penyuluhan Berdasarkan Tabel 11 dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan antara terpaan media massa dengan sikap petani terhadap teknik penyuluhan. Dapat diketahui

1 bahwa nilai koefisien korelasi (rs) antara terpaan media massa dengan sikap petani terhadap teknik penyuluhan adalah,281 dan nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel yaitu 1,63 < 2,3 Sehingga dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa terpaan media massa tidak berhubungan dengan sikap petani terhadap teknik penyuluhan. Hubungan yang tidak signifikan ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya karena belum banyaknya minat dari petani buah naga untuk mengakses media massa secara mandiri, sehingga mereka hanya menunggu bahan bacaan yaitu brosur dari penyuluh pertanian. Hubungan Antara Pendidikan Formal Dengan Sikap Petani Buah Naga Terhadap Teknik Penyuluhan Berdasarkan Tabel 11 dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi (rs) antara pendidikan formal dengan sikap petani terhadap teknik penyuluhan yaitu,44 dengan t hitung 2,49 Jumlah t hitung lebih besar dari t tabel 2,3 Sehingga dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan formal dengan sikap petani terhadap teknik penyuluhan. Pendidikan petani buah naga yang rata-rata dalam kategori tinggi menjadi faktor penentu untuk dapat membuat petani untuk mampu berusahatani buah naga yang baik. Dengan tingkat pendidikan yang tergolong tinggi petani buah naga di Desa Toriyo Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo telah memiliki modal dasar yaitu dapat cepat memahami dasar-dasar yang harus dimiliki untuk berusahatani buah naga serta harus mempelajari lagi tentang semua yang berhubungan dengan usahatani buah naga di luar yang pernah di pelajari pada pendidikan formal. Hubungan Antara Pendidikan Non Formal Dengan Sikap Petani Buah Naga Terhadap Teknik Penyuluhan Berdasarkan pada Tabel 11 dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara pendidikan non formal dengan sikap petani terhadap teknik penyuluhan dengan nilai rs sebesar,447 dan nilai t hitung 2,782 lebih besar dari nilai t tabel yaitu 2,3 Nilai ini menunjukkan bahwa pendidikan non formal berhubungan secara signifikan dengan sikap petani terhadap teknik penyuluhan. Hal ini menunjukkan semakin tinggi pendidikan non formal yang dimiliki petani maka akan semakin baik sikapnya terhadap teknik penyuluhan. Pendidikan non formal diukur dengan frekuensi petani mengikuti kegiatan penyuluhan dan pelatihan selama satu musim tanam. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang mengkaji Sikap Petani Buah Naga Terhadap Teknik Penyuluhan di Desa Toriyo Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Faktor- faktor yang berhubungan dengan sikap petani buah naga terhadap teknik penyuluhan di Desa Toriyo Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo meliputi : pengalaman pribadi menurut petani tergolong masih sangat rendah, pengaruh orang lain yang dianggap penting menurut petani tergolong tinggi, pengaruh media massa menurut petani tergolong rendah, pengaruh pendidikan formal menurut petani tergolong tinggi, pengaruh pendidikan non formal menurut petani tergolong sangat tinggi. Sikap petani buah naga terhadap teknik penyuluhan di Desa Toriyo Kecamatan Bendosari Kabupaten

11 Sukoharjo meliputi : sikap petani buah naga terhadap teknik penyuluhan dengan cara ceramah tergolong baik. Sikap petani buah naga terhadap teknik penyuluhan dengan cara kunjungan tergolong baik. Sikap petani buah naga terhadap teknik penyuluhan dengan cara diskusi tergolong baik. Sikap petani buah naga terhadap teknik penyuluhan dengan cara demonstrasi cara tergolong baik. Hubungan antara faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap petani dengan sikap petani buah naga terhadap teknik penyuluhan, pada taraf kepercayaan 9% sebagai berikut : terdapat hubungan yang tidak signifikan antara pengalaman pribadi petani buah naga dengan sikap petani buah naga terhadap teknik penyuluhan di Desa Toriyo Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo. Terdapat hubungan yang tidak signifikan antara pengaruh orang lain yang dianggap penting oleh petani buah naga dengan sikap petani buah naga terhadap teknik penyuluhan di Desa Toriyo Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo. Terdapat hubungan yang tidak signifikan antara pengaruh media massa yang diterima petani buah naga dengan sikap petani buah naga terhadap teknik penyuluhan di Desa Toriyo Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo. Terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan formal petani buah naga dengan sikap petani buah naga terhadap teknik penyuluhan di Desa Toriyo Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo. Terdapat hubungan yang sangat signifikan antara pendidikan non formal petani buah naga dengan sikap petani buah naga terhadap teknik penyuluhan di Desa Toriyo Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo. Saran Bagi pemerintah, hendaknya memberikan lebih menambahan program pendidikan non formal kepada petani buah naga yang berupa pelatihan yang dapat mengasah kemampuan dan menambah wawasan petani dalam budidaya buah naga. Bagi kelompok yang berkaitan dengan budidaya buah naga (KUB PTS (Kelompok Usaha Bersama Pemuda Tani Sukoharjo) dan Kelompok Tani Tani Mulya ) agar dapat memberikan informasi pertanian terutama terkait tentang budidaya buah naga yang tepat sasaran dan tepat guna sesuai dengan kebutuhan petani buah naga sendiri. Bagi petani buah naga, perlu penyegaran dalam pencarian informasi secara mandiri. DAFTAR PUSTAKA Azwar, S. 1998. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Penerbit Liberty. Yogyakarta. Kristanto, D. 2 Buah Naga Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. Penebar Swadaya. Jakarta. Mardikanto, T. 29. Sistem Penyuluhan Pertanian. Sebelas Maret University Press. Surakarta. Singarimbun, M dan Sofyan E. 199 Metode Penelitian Survey. LP3ES. Jakarta. Slamet. 26. Metode Penelitian Sosial. Sebelas Maret University Press. Surakarta Van den Ban.AW dan Hawkins, HS. 1999. Penyuluhan Pertanian. Kanisius.Yogyakarta.

12