19 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah explanatory study atau disebut juga dengan penelitian deskriptif, menggunakan kuesioner yang diisi oleh Odapus dan pemeriksaan klinis untuk melihat tampilan intraoral kesehatan gigi-mulut Odapus. 4.2 Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan kepada Odapus yang bergabung dan berkunjung di YLI. 4.2.1. Kriteria Inklusi Odapus yang bergabung dan berkunjung di YLI yang berusia 17 tahun atau lebih Odapus yang menyetujui untuk menjadi subjek penelitian Odapus yang kondisi fisiknya cukup kuat untuk dilakukan pengambilan data 4.2.2. Kriteria Ekslusi Odapus tidak bersedia menjadi subjek yang berhubungan dengan SLE Odapus yang kondisi fisiknya tidak cukup kuat untuk dilakukan pengambilan data. 4.3 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan dengan mendatangi responden langsung. Tempat : Yayasan Lupus Indonesia d/a : Rumah Sakit Kramat 128 Jln. Kramat Raya No. 128 Jakarta Pusat 10430
20 Waktu : Hari Senin dan Kamis Mulai pukul: 16.00 WIB- selesai 13 November 4 Desember 2008 4.4 Pengambilan Data Pelaksanaan penelitian dilakukan di setiap hari senin dan kamis sesuai dengan waktu kerja YLI. Sebelum melakukan pemeriksaan pada penderita yang bergabung pada klinis tersebut akan diberikan inform consent untuk meminta izin kepada Odapus dengan memberikan penjelasan lengkap sebelumnya. Setelah mendapat izin dari Odapus, maka dilakukan pengisian kuesioner dan dilanjutkan dengan pemeriksaan gigi-mulut yang dilakukan dibawah penyinaran lampu dengan bantuan kaca mulut dan sonde untuk mendapatkan data mengenai derajat kebersihan mulut, keadaan karies, derajat kesehatan periodontal yang ada pada Odapus. A. Pemeriksaan kebersihan mulut dilakukan dengan kaca mulut dan sonde. B. Pemeriksaan kesehatan periodontal dilakukan dengan kaca mulut dan probe, kemudian dilakukan perhitungan ada atau tidaknya penyakit periodontal pada setiap subyek dengan menggunakan Community Periodontal index of Treatment Needs (CPITN). C. Pemeriksaan kesehatan gigi dilakukan dengan pembersihan gigi terlebih dahulu dengan kapas basah, kemudian pemeriksaan dilakukan dengan sonde dan dilakukan pencacatan karies. Lalu dilanjutkan dengan perhitungan Decayed, missing, filled, teeth (DMF-T).
21 4.5 Alat dan bahan a. Kaca mulut b. Senter (penerang) c. Sonde half moon d. Pocket Probe e. Alkohol 70% f. Betadine g. Tissue h. Kapas i. Masker j. Sarung tangan sekali pakai k. Lembaran kuesioner l. Kartu status m. Alat tulis n. Kantung Sampah 4.6 Definisi Operasional dan Variabel Penelitian a. Odapus adalah subyek penderita penyakit SLE yang bergabung dan berkunjung di YLI b. Kebersihan mulut adalah tingkat kebersihan rongga mulut yang diukur dengan melakukan pemerikasaan kesehatan gigi. Pada saat pemeriksaan dilakukan pembersihan gigi terlebih dahulu dengan kapas basah, kemudian pemeriksaan dilakukan dengan sonde menggunakan Simplified Oral hygine index menurut perhitungan Green dan Vermilion. Jumlah Gigi yang diperiksa yaitu enam gigi. Permukaan bukal molar dua rahang atas kiri dan kanan, permukaan lingual molar dua rahang bawah kiri dan kanan, dan permukaan labial insisif sentral rahang kanan atas, permukaan insisif sentral kiri rahang bawah. Apabila gigi tidak dapat diperiksa, maka dilakukan pada gigi sebelahnya. OHI-S memiliki dua kompenen perhitungan, Simplified Debris Index (DI-S) dan Simplified Calculus Index (CI-S).
22 Debris Index (DI-S) Debris adalah material lunak yang terdapat pada permukaan gigi yang terdiri dari biofilm, material alba, dan sisa makanan. Kriteria perhitungan ini sebagai berikut : Nilai 0, jika tidak ada debris pada sonde setelah digoreskan ke permukaan sepertiga servikal. Nilai 1, jika terdapat debris pada sepertiga permukaan gigi Nilai 2, jika terdapat debris lebih dari sepertiga tetapi tidak lebih dari dua pertiga permukaan gigi Nilai 3, jika terdapat debris di lebih dari dua pertiga permukaan gigi Calculus Index (CI-S) Kalkulus adalah material keras dari garam inorganik yang terdiri dari kalsium karbonat dan posfat yang bercampur dengan debris, mikroorganisme, dan sel epitel yang telah terdeskuamasi. Kriteria perhitungan ini sebagai berikut : Nilai 0, jika tidak terdapat kalkulus Nilai 1, jika terdapat kalkulus supragingiva pada sepertiga permukaan gigi Nilai 2, jika terdapat kalkulus supragingiva lebih dari sepertiga tetapi tidak lebih dari dua pertiga permukaan gigi atau terdapat titik kalkulus subgingiva pada servikal gigi. Nilai 3, jika terdapat kalkulus supragingiva lebih dari dua pertiga permukaan gigi atau terdapat kalkulus subgingiva disepanjang servikal gigi. Derajat kerbersihan mulut secara klinis yang dihubungkan dengan DI-S dan CI-S dengan interval OHI-S : Sangat Baik : 0 ; Baik = 0,1-1,2 ; sedang = 1,- 3,0 ; buruk =3,1-6,0
23 c. Kesehatan periodontal adalah ada tidaknya tanda-tanda perdarahan gingiva dan terdapatnya poket pada sulkus gingiva yang telah mengenai jaringan periodontal dan diukur menggunakan CPITN. Indeks Periodontal menurut perhitungan CPITN, yaitu pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor kebutuhan perawatan periodontal Odapus dengan menggunakan poket probe dan dilakukan pada tiap sekstan. Kriteria dari hasil perhitungan sebagai berikut: Nilai 0, jika jaringan periodontal sehat, tidak ada perdarahan setelah probing dengan hati-hati Nilai 1, jika terjadi perdarahan kecil setelah probing dengan hati-hati. Nilai 2, jika terdapat kalkulus supragingival atau subgingival Nilai 3, jika terdapat poket dengan kedalaman 4-5 mm Nilai 4, jika terdapat poket dengan kedalaman > 6 mm Kode 2,3, dan 4 mengindikasikan kebutuhan untuk pemeriksaan periodontal lebih lanjut. d. DMF-T ( Decayed, Missing, Filled Teeth) DMFT adalah index yang digunakan untuk menunjukan banyaknya subjek yang terkena karis, banyaknya gigi yang membutuhkan perawatan, dan jumlah gigi yang telah dirawat. D : Apabila jaringan email gigi tetap mengalami dekalsifikasi, terlihat keputihputihan atau kecoklatan dengan ujung ekskafator yang terasa menyangkut pada kavitas. Keadaan lain yang termasuk ke dalam kategori ini yaitu, keadaan karies dengan kavitas besar yang melibatkan dentin, karies mencapai jaringan pulpa baik dengan kondisi vital atau non-vital, karies terhenti, dan karies pada gigi tetap walaupun gigi tersebut terdapat restorasi. M : Apabila gigi tetap telah dilakukan pencabutan atau tanggal, jika karies gigi tetap yang diindikasikan untuk pencabutan, seperti jika mahkota gigi tidak ada atau hanya ada sisa radiks.
24 F: Apabila gigi tetap tersebut telah ditumpat atau direstorasi secara tetap maupun sementara. Apabila gigi yang ditumpat terdapat karies, tidak termasuk kategori ini. 4.7 Alur Penelitian Komisi Etik Mencari subyek SLE yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi Inform consent Data Kesehatan Subyektif Data Pemeriksaan Klinis Oral Data Kasar Pengolahan data Hasil Penelitian Laporan penelitian Seminar Hasil
25 4.8. Rancangan Analisis Data Data akan diolah secara deskriptif yang menggambarkan tentang status kesehatan gigi-mulut pada Odapus. Hasil pengolahan data akan ditampilkan dalam bentuk tabel dan diagram.