JURNAL WAHANA PENDIDIKAN

dokumen-dokumen yang mirip
L. Marwan Kepala SMP Negeri 8 Mataram -

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Wakijo Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian diuraikan dalam tahapan yang berupa siklus-siklus

Oleh : Rina Purwati SDN Giriharjo 1 Ngrambe Ngawi

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

ISSN No Media Bina Ilmiah 69

JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN April 2017

JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN April 2017

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam

JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN April 2017

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Indonesia dikelas III SDN 1 Tolinggula Ulu Kabupaten Gorontalo Utara. Sebelum

ISSN No Media Bina Ilmiah 1

HO-3D-02 SUPERVISI AKADEMIK. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pembelajaran Menceritakan Gambar Berseri 1. Pengertian Pembelajaran 2. Pengertian Gambar Berseri

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE PADA KONSEP DAUR HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. kerja ilmuwan sosial, aspek metode maupun aspek nilai yang dikembangkan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB II KAJIAN PUSTAKA

penggunaan pembelajaran kooperatif model picture and picture sesuai dengan analisis masalah. d. Merancang tes formatif perbaikan.

Supervisi-Pendidikan Page 1

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman atau keberhasilan belajar siswa adalah sebagai berikut : 1. Faktor internal (dari dalam diri siswa)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. diketahui serta memaksimalkan potensi yang dimiliki seseorang. Belajar adalah

e-issn: p-issn: Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru Kelas dalam Proses Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik di SDN 9 Cakranegara

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ada di sekitar individu. Menurut Sudjana dalam Rusman. (2011: 1) Belajar

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD

JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN April Hj. Hadijah, S.Pd, Kepala SD Negeri 2 Cakranegara.

Oleh: Gunawan Guru SMP Negeri 1 Raha Kabupaten Muna

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

NICO SATYA YUNANDA A54F100019

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI NILAI NILAI PANCASILA MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE DI KELAS II SDN I TLAGA KABUPATEN GORONTALO

Oleh: Siti Aminah SDN 2 Kerjo, Karangan, Trenggalek

Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 3, No. 1, September 2016, Hal ISSN : Copyright 2016 by LPPM UPI YPTK Padang

Ijer.web.id Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PICTURE AND PICTURE

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 3 Batudaa Kabupaten

DI SDN 2 WONOANTI KECAMATAN GANDUSARI TRENGGALEK

Oleh: Umi Salamah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENGARUH PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SWASTA BANDUNG TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI SMP N 2 SEDAYU YOGYAKARTA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI GAYA DAN GERAK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR MERAKIT PERSONAL KOMPUTER MENGGUNAKAN STRUCTURED DYADIC METHODS (SDM)

JASSI_anakku Volume 18 Nomor 1, Juni 2017

Peningkatan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Matematika Dengan Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VIII B di MTs Muhammadiyah 1 Ponorogo

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VA SD NEGERI 058 BALAI MAKAM DURI

Sumono 38. Kata kunci : Metode STAD, Hasil Belajar, IPA. 38 Guru Kelas VI SDN Darungan 02 Tanggul Kabupaten Jember

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA KELAS IV DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA MATA PELAJARAN PKn

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Beganjing Kecamatan Japah Kabupaten Blora.

Akhlakul Karimah dan Irni Cahyani STKIP PGRI Banjarmasin

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran berakar pada pihak pendidik. Anshari (1979:15) mengemukakan bahwa :

ISSN No Media Bina Ilmiah 83

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING

Dwi Ambarwati 1. PENDAHULUAN

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 4(1)

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. 2.1 Hakikat Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sumber Daya Alam

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Energi Panas di Kelas IV SD Inpres Siuna

Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 8 No. 1 Juni 2006 ISSN:

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS 6 SEKOLAH DASAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. meningkat. Dalam penelitian tindakan kelas ini memerlukan sebuah pendekatan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu siswa kelas V SD Negeri 01 Suka Agung Barat sebanyak 23 siswa

IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKn SISWA DI SEKOLAH DASAR. Oleh. Arif Firmansyah*

Nurmi Butar-Butar Guru SMP Negeri 19 Medan Surel :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIIID SMPN 2 BURAU

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick on the Draw dalam Perkuliahan Kalkulus Integral

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING SISWA KELAS VIII SMP AL ISHLAH TAHUN AJARAN 2011 / Nugroho Adi Prayitno

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN PARAGRAF PADA KELAS III SDN KEBOANSIKEP

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas I Pada Pembelajaran IPA di SDN 2 Terpencil Eeya Dengan Menggunakan Metode Tanya Jawab Berbantu Media Gambar

Anna Revi Nurutami Universitas PGRI Yogyakarta

Ewisahrani Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta,

Siti Aisyah 1 ; H. Muhammad Zaini 2. Abstrak

Transkripsi:

PENGGUNAAN MODEL PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGELOMPOKAN MACAM-MACAM TULANG PADA RANGKA MANUSIA (PTK di Kelas VIII-K SMP Negeri 1 Rajapolah) Oleh: Harid Haryaman 1) 1) Guru SMP Negeri 1 Rajapolah ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan model Picture and Picture dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengelompokkan macam-macam tulang pada rangka manusia. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan melakukan 2 (dua) siklus tindakan, yang pada setiap siklus dilakukan melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan tes hasil belajar.hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan model Picture and Picture terbukti dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengelompokkan macam-macam tulang pada rangka manusia. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan jumlah siswa yang melampaui KKM dibandingkan dengan pra tindakan.proses pembelajaran pada siklus I pertemuan ke-2 meningkat sebesar 22% menjadi 68% pada siklus II pertemuan ke-1. Demikian pula pada siklus II pertemuan ke-1 meningkat sebesar 14% menjadi 82% pada akhir siklus II pertemuan ke-2. Hasil belajar dan kemampuan siswa dalam mengelompokkan macam-macam tulang pada rangka manusia pada siklus I pertemuan ke-2 sebesar 51% meningkat sebesar 25% menjadi 76% pada siklus II pertemuan ke-1. Demikian pula hasil belajar dan kemampuan siswa pada siklus pada siklus II pertemuan ke-1 meningkat sebesar 6% menjadi 82% pada akhir siklus II pertemuan ke-2. Persentase ketuntasan klasikal pada siklus I pertemuan ke-2 sebesar 5% meningkat sebesar 58% menjadi 63% pada siklus II pertemuan ke-1. Demikian pula perentase ketuntasan klasikal pada siklus pada siklus II pertemuan ke-1 meningkat sebesar 10% menjadi 75% pada akhir siklus II pertemuan ke-2.pada umumnya siswa merespon dengan baik penggunaan model Picture and Picture. Hal ini dibuktikan dari hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam kegiatan proses pembelajaran pada pertemuan dan siklus ke siklus menunjukkan kemajuan dan peningkatan. Aktivitas siswa pada siklus I pertemuan ke-2 sebesar 50% meningkat sebesar 15% menjadi 65% pada siklus II pertemuan ke-1. Demikian pula aktivitas siswa pada siklus pada siklus II pertemuan ke-1 meningkat sebesar 6% menjadi 82% pada akhir siklus II pertemuan ke-2. Kata kunci: kemampuan mengelompokkan, rangka manusia, model Picture and Picture Volume 4,2, Agustus 2017 1

PENDAHULUAN Salah satu standar kompetensi mata pelajaran IPA di tingkat SMP/MTs kelas VIII adalah SK no.1 yaitu memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Dengan salah satu kompetensi dasarnya adalah KD no.1.3 yaitu: mendeskripsikan sistem gerak pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Materi pembelajaran yang berhubungan dengan KD tersebut diantaranya mengenai macam-macam tulang pada rangka manusia. Sebagaimana tuntutan KD tersebut maka peserta didik haruslah mampu untuk mengelompokkan macam-macam tulang berdasar ciri tertentu. Indikator keberhasilan peserta didik dalam mengelompokkan macam-macam tulang ditentukan dengan kriteria ketuntasan minimal sebesar 75 sesuai yang telah ditetapkan. Namun kenyataanya dari pengalaman penulis dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas, diperoleh fakta bahwa kemampuan siswa dalam mengelompokkan macam-macam tulang masih kurang. Dari analisis hasil ulangan nampak bahwa banyak peserta didik yang masih kesulitan membedakan mana yang tergolong tulang pipa, tulang pipih maupun tulang pendek. Demikian juga masih ada peserta didik yang sulit menyebutkan contoh-contoh tulang yang menyusun bagian rangka tertentu misalkan tengkorak, rangka badan dan anggota gerak. Fakta lain adalah sebagian besar peserta didik kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga suasana kelas kurang kondusif ini menghambat bagi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Pada tahun pelajaran 2014/2015 ini, setelah dilakukan tes awal pada kelas VIII-K mengenai sistem gerak manusia secara khusus mengenai macammacam tulang, nampak bahwa kemampuan siswa dalam mengelompokkan tulang-tulang pada rangka manusia belum memuaskan. Dari 34 siswa kelas VIII-K hanya 25 siswa% atau sekitar 8 siswa yang berhasil mencapai atau melampaui KKM yang telah ditentukan. Sisanya sejumlah 25 siswa atau sekitar 75% tidak mencapai KKM. Rendahnya kemampuan siswa dalam mengelompokkan jenis jenis tulang tentu akan berdampak sebagai berikut: 1. Mempengaruhi nilai ulangan harian mengenai sistem pada manusia, nilai ujian tengah semester, nilai ujian akhir semester bahkan nilai raport kelas VIII semester ganjil. 2. Peserta didik kurang percaya diri dalam melaksanakan proses pembelajaran materi Selanjutnya. 3. Apabila keadaan ini terus menerus dibiarkan, maka hal ini akan berdampak terhadap kualitas pembelajaran yang pada akhirnya hasil belajar yang dicapai siswa menjadi rendah. Memperhatikan masalah tersebut dipandang perlu adanya upaya guru untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengelompokkan jenis jenis tulang. Salah satu upaya guru dalam meningkatkan kemampuan siwa untuk mengelompokkan jenis jenis tulang dengan menggunakan model pembelajaran Picture and Picture. Pembelajaran ini memiliki ciri aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Model apapun yang digunakan selalu menekankan aktifnya Volume 4,2, Agustus 2017 2

peserta didik dalam setiap proses pembelajaran. Inovatif: setiap pembelajaran harus memberikan sesuatu yang baru, berbeda dan selalu menarik minat peserta didik. Kreatif: setiap pembelajarnya harus menimbulkan minat kepada peserta didik untuk menghasilkan sesuatu atau dapat menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan metoda, teknik atau cara yang dikuasai oleh siswa itu sendiri yang diperoleh dari proses pembelajaran. Model Picture and Picture Model pembelajaran kooperatif didasarkan atas falsafah homo homini socius, falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah mahluk sosial (Lie, 2003). Sedangkan menurut Ibrahim (2000) model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang membantu siswa mempelajari isi akademik dan hubungan sosial. Ciri khusus pembelajaran kooperatif mencakup lima unsur yang harus diterapkan, yang meliputi; saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota dan evaluasi proses kelompok (Lie, 2003). Penggunaan model pembelajaran Picture and Picture dipandang lebih efisien karena di sekolah peserta didik melakukan proses pembelajaran tidak memiliki torso sebagai alat peraga. Pembelajaran ini memiliki ciri aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Model apapun yang digunakan selalu menekankan aktifnya peserta didik dalam setiap proses pembelajaran. Inovatif setiap pembelajaran harus memberikan sesuatu yang baru, berbeda dan selalu menarik minat peserta didik. Kreatif, setiap pembelajarnya harus menimbulkan minat kepada peserta didik untuk menghasilkan sesuatu atau dapat menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan metoda, teknik atau cara yang dikuasai oleh siswa itu sendiri yang diperoleh dari proses pembelajaran. Model Pembelajaran ini engandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta dalam ukuran besar, atau bisa menggunakan power point atau software yang lain. Menurut Johnson & Johnson, prinsip dasar dalam model pembelajaran kooperatif picture and picture adalah sebagai berikut: 1. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya; 2. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama; 3. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya; 4. Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi; 5. Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya; dan 6. Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Volume 4,2, Agustus 2017 3

Sesuai dengan namanya, tipe ini menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran yaitu dengan cara memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Melalui cara seperti ini diharapkan siswa mampu berpikir dengan logis sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Menurut Istarani (2011), langkah-langkah dalam model pembelajaran picture and picture adalah sebagai berikut: 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. Pada langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apakah yang menjadi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus dikuasainya. Disamping itu guru juga harus menyampaikan indikator-indikator ketercapaian KD, sehingga sampai dimana KKM yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik. 2. Menyajikan materi sebagai pengantar. Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting, dari sini guru memberikan momentum permulaan pembelajaran. Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari sini. Karena guru dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap. Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam pemberian materi akan menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi yang dipelajari. 3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi. Dalam proses penyajian materi, guru mengajak siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukan oleh guru atau oleh temannya. Dengan gambar kita akan menghemat energi kita dan siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Dalam perkembangan selanjutnya sebagai guru dapat memodifikasikan gambar atau mengganti gambar dengan video atau demontrasi yang kegiatan tertentu. 1. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/ mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Pada langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi, karena penunjukan secara langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa terhukum. Salah satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa merasa memang harus menjalankan tugas yang harus diberikan. Gambar-gambar yang sudah ada diminta oleh siswa untuk diurutan, dibuat, atau dimodifikasi. 2. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut. Setelah itu ajaklah siswa menemukan rumus, tinggi, jalan cerita, atau tuntutan KD dengan indicator yang akan dicapai. Ajaklah sebanyakbanyaknya peran siswa dan teman yang lain untuk membantu sehingga proses diskusi dalam PBM semakin menarik. 6. Guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Dalam proses diskusi dan pembacaan gambar ini guru harus memberikan penekanan- penekanan pada hal ini dicapai dengan meminta siswa lain untuk mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan indikator yang telah ditetapkan. Pastikan bahwa siswa telah menguasai Volume 4,2, Agustus 2017 4

indikator yang telah ditetapkan. 7.Kesimpulan / rangkuman Pada akhir pembelajaran, guru bersama siswa mengambil kesimpulan sebagai penguatan materi pelajaran. Kelebihan model pembelajaran picture and picture: 1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa; 2. Melatih berpikir logis dan sistematis; 3. Membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir; 4. Mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik; dan 5. Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas Kekurangannya model pembelajaran picture and picture adalah: 1. Memakan banyak waktu; 2. Banyak siswa yang pasif; 3. Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan dikelas; 4. Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain; 5. Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas dua siklus. Objek penelitian adalah siswa Kelas VIII-K SMP Negeri 1 Rajapolah yag terdiri atas 34 siswa. Subjek penelitian adalah kemampuan siswa dalam mengelompokkan tulang pada rangka manusia. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Peningkatan proses pembelajaran disajikan pada Tabel 1 dan Gambar 1 bawah ini: Tabel 1. Peningkatan Proses Pembelajaran pada Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2 Skor No. Kegiatan Guru Pra Siklus Siklus 1 siklus 2 1 Pra pembelajaran 2 3 4 2 Penguasaan materi 3 4 5 3 Penguasaan kelas 2 3 4 4 Pendekatan / strategi Pembelajaran 2 4 4 5 Penggunaan media secara efektif dan efisien 2 4 5 6 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media 3 3 4 7 Menumbuhkan pasrtisipasi aktif siswa 2 3 4 8 Penilaian proses dan hasil belajar 2 3 4 Volume 4,2, Agustus 2017 5

9 Kemampuan bertanya 2 4 4 10 Menutup pembelajaran 3 3 4 Jumlah 23 34 42 Persentase 46% 68% 82% 100 80 60 40 20 0 Persentase Proses Pembelajaran Pra siklus ke siklus 1 naik 22% Siklus 1 ke siklus 2 naik 14% Gambar 1. Grafik Peningkatan Proses Pembelajaran Berdasarkan data pada Tabel 1, membuktikan bahwa terdapat peningkatan proses pembelajaran dengan menggunakan model picture and picture. Hal ini terlihat adanya peningkatan persentase pada siklus 1 menjadi 68% atau meningkat 22% dari pra siklus dan makin meningkat lagi pada siklus 2 menjadi 82% atau terjadi peningkatan 14% dari siklus1. Kemampuan Siswa Dalam Mengelompokkan Tulang-tulang Pada Rangka Manusia Kemampuan siswa dalam mengelompokkan tulang-tulang pada rangka manusia dijelaskan pada Tabel 2. dan Gambar 2. berikut. Tabel 2. Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Mengelompokkan Tulang pada Rangka Manusia No. Nama Siswa Nilai Pra siklus Siklus1 Siklus 2 1 AJI RAHMAN 30 65 75 2 ANIS KHOERUNNISA 45 60 65 3 ARYA NATA PRAYOGA 40 70 75 4 CINDI AGUSTINA S 40 75 75 5 DEWI CAHYATI 35 70 75 Volume 4,2, Agustus 2017 6

6 DEWI DAHLIANTI 55 65 75 7 DIAN HANDIYANI 70 85 90 8 DIAN RAMDANI 75 85 90 9 IQBAL NURSYAMSI 50 70 75 10 IRFAN FAISAL YUSUF 60 75 75 11 LIDIA SEPTIANI 55 75 80 12 LUCIANA EVELINE 70 85 85 13 MUHAMMAD RIKI J 60 75 80 14 NENDEN NOVIA L 50 70 80 15 NURUL IZZA 60 80 80 16 PERIANA CANDRA 40 70 75 17 PUTRI SITI ANGGRA Y 65 85 85 18 RAMDAN FAUZI 55 70 70 19 RATIH PURNAMA DEWI 50 70 70 20 REZA ADITYA KURNIA 45 65 65 21 RIVA SUMARLINA 60 80 80 22 RIVAL MUZAQI S 55 75 80 23 ROBI DARMADI 55 70 70 24 SAIMA ILSA 60 80 80 25 SARIF WILDAN N 70 90 90 26 SELA SUSANA 65 85 85 27 SILFIA NUR M 70 85 85 28 SITI SULISTIAWATI 65 85 85 29 SOFWAN KAMAL F 55 75 75 30 SRI AYUNI DWI L 50 65 70 31 TIKA SARTIKA 75 90 90 32 WILDAN FIRDAUS 70 85 85 33 YUDAN DANDIRI 65 80 80 34 YULIA AGUSTINA 60 75 75 Rata-rata 51 76 82 Persentase Rata-rata nilai 51% 76% 82% Persentase Ketuntasan 5% 63% 85% klasikal Berdasarkan data pada Tabel 2./Gambar 2., membuktikan bahwa terdapat peningkatan kemampuan siswa dalam mengelompokkan tulang-tulang pada rangka manusia. Hal ini terlihat adanya peningkatan persentase nilai rata-rata pada siklus 1 menjadi 63% atau meningkat 25% dari pra siklus dan makin meningkat lagi pada siklus 2 menjadi 85% atau terjadi peningkatan 6% dari siklus1. Demikian juga terlihat adanya peningkatan persentase klasikal pada siklus 1 menjadi 63% atau meningkat 58% dari pra siklus dan makin meningkat lagi pada siklus 2 menjadi 85% atau meningkat 22% dari siklus1. Volume 4,2, Agustus 2017 7

90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Pra siklus Siklus 1 Siklus 2 Persentase Nilai Rata-rata Persentase Ketuntasan Klasikal Gambar 2. Grafik Peningkatan Kemampuan Siswa Dalam Mengelompokkan Tulang-tulang Pada Rangka Manusia Peningkatan Keaktifan Siswa Peningkatan keaktifan siswa disajikan pada Tabel 3 / Gambar 3 berikut. Tabel 3. Peningkatan Keaktifan Siswa Skor No Kegiatan Siswa Pra Siklus Siklus siklus 1 2 1 Kehadiran siswa di kelas 5 5 5 2 Diskusi sesama teman dalam 2 kelompoknya 3 4 3. Kerja sama tim dalam kelompok 2 4 4 4. Memperhatikan penjelasan guru 3 3 4 5. Memunculkan ide 2 3 3 6. Memperesentasikan hasil kerja 2 kelompok 3 3 7. Memberi tanggapan 2 2 3 8. Membuat kesimpulan 2 3 4 Jumlah skor 20 26 30 Persentase 50% 65% 75% Berdasarkan data pada Tabel 3./ Gambar 3., membuktikan bahwa terdapat peningkatan keaktifan siswa. Hal ini terlihat adanya peningkatan persentase pada siklus 1 menjadi 65% atau meningkat 15% dari pra siklus dan makin meningkat lagi pada siklus 2 menjadi 75% atau terjadi peningkatan 10% dari siklus1. Volume 4,2, Agustus 2017 8

80 70 60 50 40 30 20 Persentase Keaktifan Siswa Dari pra siklus ke siklus 1 naik 15% Dari siklus 1 ke siklus 2 naik 10% 10 0 Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Gambar 3.Grafik Peningkatan Keaktifan Siswa Peningkatan proses pembelajaran, peningkatan kemampuan siswa mengelompokkan tulang tulang pada rangka manusia dan peningkatan keaktifan siswa dirangkum pada Gambar 4 berikut. 90 80 70 60 50 40 30 Proses Pembelajaran Kemampuan Siswa Keaktifan Siswa 20 10 0 Pra siklus Siklus 1 Siklus 2 Gambar 4. Grafik Peningkatan Proses Pembelajaran, Kemampuan Siswa dan Keaktifan Siswa Volume 4,2, Agustus 2017 9

SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai penggunaan model Picture and Picture untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengelompokkan macam-macam tulang pada rangka manusia, penulis menyimpulkan sebagai berikut: 1. Proses pembelajaran IPA materi macam-macam tulang pada rangka manusia dengan model Picture and Picture terbukti efektif.hal ini dibuktikan dengan peningkatan proses pembelajaran pada siklus 1 menjadi 68% atau meningkat 22% dari prasiklus dan makin meningkat lagi pada siklus 2 menjadi 82% atau terjadi peningkatan 14% dari siklus 1.Demikian pula dengan aktivitas siswa meningkat menjadi 65% pada siklus 1 atau mengalami peningkatan 15% dari pra siklus dan makin meningkat lagi pada siklus 2 menjadi 75% atau mengalami peningkatan 10% dari siklus1 2. Penggunaan model Picture and Picture terbukti dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengelompokkan macam-macam tulang pada rangka manusia.hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan persentase nilai rata-rata pada siklus 1 menjadi 63% atau meningkat 25% dari pra siklus dan makin meningkat lagi pada siklus 2 menjadi 85% atau terjadi peningkatan 6% dari siklus1. Demikian juga terlihat adanya peningkatan persentase klasikal pada siklus 1 menjadi 63% atau meningkat 58% dari pra siklus dan makin meningkat lagi pada siklus 2 menjadi 85% atau meningkat 22% dari siklus1. 3. Penggunaan model Picture and Picture terbukti dapat meningkatkan keaktifan siswa.hal ini terbukti dengan adanya peningkatan persentase pada siklus 1 menjadi 65% atau meningkat 15% dari pra siklus dan makin meningkat lagi pada siklus 2 menjadi 75% atau terjadi peningkatan 10% dari siklus1. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Arikunto, S. (2008). Penelitian Tindakan Kelas.PT. Bumi Aksara. Jakarta Depdiknas, (2006). Supervisi Akademik dalam peningkatan profesionalisme guru.kompetensi Supervisi Kepala Sekolah Pendidikan Dasar, Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan Ditjen PMPTK. Anita Lie. (2004). Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo. Yudhistira, D. (2012). Menyusun Karya Tulis Ilmiah Penelitian Kelas Yang Memenuhi Kriteria Apik. Ciamis: CV. Mulya Abadi. Huda, M. (2011). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Wiraatmadja, R. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas.Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Kementrian Pendidikan Nasional RI., (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Volume 4,2, Agustus 2017 10

Kementrian Pendidikan Nasional RI., (2010). Supervisi Akademik, Materi Pelatihan Penguatan Kompetensi Kepala Sekolah, Direktorat Tenaga Kependidikan, Ditjen PMPTK, Jakarta. Kementrian Pendidikan Nasional RI., (2011). Supervisi Akademik, Modul Penguatan Kompetensi Kepala Sekolah, Jakarta: Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan, Badan PSDM dan PMP. Pidarta, I Made, (1997). Landasan Kependidikan, Bandung: Penerbit Rineka Cipta. Robbins, S.P. (2008). The Truth about Managing People. Second Edition. Upper Sadle River, New Jersey: Pearson Education, Inc. Sekreariat Negara, (2005). Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Sergiovanni, T.J. (1982). Supervision of Teaching. Alexandria: Association for Supervision and Curriculum Development. Singarimbun, Masri. (2002). Metode Penelitian Survei, Cet. 5, Jakarta: LP3ES. Sullivan, S. & Glanz, J. (2005). Supervision that Improving Teaching Strategies and Techniques. Thousand Oaks, California: Corwin Press. Verma, V.K. 1996. The Human Aspects of Project Management Human Resources Skills for the Project Manager. Volume Two. Harper Darby,PA: Project Management Institute. Wiles, J. dan J. Bondi. (1986). Supervision: A Guide to Practice. Second Edition. Columbus: Charles E. Merrill Publishing Company Volume 4,2, Agustus 2017 11