RAKITAN TEKNOLOGI SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN Bogor, 2005
5PENYELENGGARAAN DISEMINASI BPTP JAWA TIMUR N Pangarsa, A Muhariyanto, E Widayati dan Winarno Pendahuluan Keberhasilan kegiatan pengkajian BPTP ditentukan oleh tingkat pemanfaatan dan penerapan inovasi oleh masyarakat pertanian di wilayah kerjanya. Kegiatan diseminasi merupakan muara dari kegiatan penelitian dan pengkajian, sehingga kegiatan tersebut memegang peranan yang cukup penting (Zaini dkk, 2005). Pada era otonomi dan teknologi informasi seperti saat ini, diseminasi harus dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Informasi inovasi pertanian yang didiseminasikan tidak hanya yang dihasilkan oleh BPTP, tetapi juga dari berbagai sumber teknologi lainnya, sehingga BPTP selain dituntut untuk membuat suatu strategi diseminasi yang tepat, juga harus dapat mengelola data dan informasi dari sumber lain sedemikian rupa sehingga dapat dimanfaatkan fihak pengguna. Penyelenggaraan diseminasi pada prinsipnya harus selalu ditinjau ulang atau dimonitor untuk disesuaikan dengan kondisi khalayak sasaran, institusi dan sistem penyuluhan yang berlaku di Jawa Timur serta sumberdaya di BPTP. Strategi diseminasi yang efektif akan dapat : (1) Mempercepat penyampaian informasi inovasi hasil litkaji, (2) Mempecepat penerapan atau adopsi inovasi hasil litkaji, (3) Menjaring umpan balik secara efektif untuk bahan perencanaan pengkajian dan (4) Mendukung program pengkajian yang sedang berjalan. Pada akhirnya kegiatan diseminasi dapat menentukan tingkat manfaat institusi BPTP di wilayah kerjanya (Zaini dkk, 2005 dan Sulaiman 2005). Penyelenggaraan kegiatan diseminasi saat ini harus terkait dengan program atau kegiatan institusi eksternal seperti Balai Penelitian, Perguruan Tinggi, Institusi Swasta/LSM dan Dinas baik melalui pertemuan langsung maupun jaringan internet. Di lingkup BPTP sendiri kegiatan diseminasi merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dengan pengkajian serta merupakan kegiatan terpadu dengan program SIM, kepustakaan, pertemuan ilmiah dan kegiatan pengelolaan data dan informasi (bank data) sebagai pendukung diseminasi. Diseminasi harus dapat dilakukan selain efektif dan efisien tetapi juga harus profesional. Gambaran Umum Penyelenggaraan Diseminasi Sejak BPTP berdiri lebih dari 10 tahun yang lalu, maka telah banyak teknologi inovasi yang didiseminasikan melalui berbagai macam media, yaitu media elektronika, cetak, kegiatan pertemuan tatap muka, ekspose dan promosi, layanan informasi baik kelompok maupun perorangan serta kegiatan pengkajian di lapangan yang menggunakan pendekatan kelompok. Media penyuluhan yang telah diproduksi tersebut pada dasarnya mempunyai beberapa kelemahan dan kelebihan (tergantung jenis medianya), sehingga untuk mengurangi kelemahan masing-masing media, BPTP sering menggunakan kombinasi dari berbagai media (Tabel 1). Tabel 1. Jenis, Sasaran dan Jangkauan Media Yang Telah Diproduksi (TA.1995/1996 TA. 2004/2005) Kelompok Media dan Topik/ Jenis Media Frekuensi Sasaran Media Jangkauan Riel Elektronik 1. Siaran TV (topik) Masyarakat Umum di Pemirsa TVRI saja 19 Jatim 2. Produksi VCD (topik) Petugas dan Penyuluh Petugas dan Penyuluh 19 terbatas sentra produksi 3. Siaran radio siaran keliling (topik) Masyarakat Umum di Hanya 5 kabupaten di Jatim 168 Jatim (15 kali keliling)
4. Kaset Rekaman (topik) 5. Web Site/Jaringan Internet (tahun) 28 3 Petugas, penyuluh, masyarakat umum Pengusaha, mahasiswa, peneliti, penyuluh, KTN Petugas, penyuluh terbatas, tergantung RKPD Pengusaha, mahasiswa, peneliti, penyuluh, KTN, masyarakat umum Cetak 1. Poster (judul) 12 Petani Sampai Dinas/BIPP 2. Folder/liptan (judul) 160 Petani Sampai Dinas/BIPP 3. Brosur (judul) 17 Petugas, Penyuluh Sampai Dinas/BIPP 4. Prosiding (seri) Pertemuan 1.Temu Infotek (kali) 2.Aptek (kali) 3.Seminar (kali) 10 8 23 10 Institusi Propinsi, Pusat dan kabupaten Penyuluh, Petani, Penentu Kebijakan, pengusaha Penyuluh, Petani, Pengusaha, Penentu Kebijakan Peneliti, Penyuluh, Penentu Kebijakan, Pengusaha Institusi Propinsi, Pusat dan Kabupaten sub sektor Terbatas pada beberapa petani dan kabupaten (ex karesidenan) Terbatas pada beberapa petani dan kabupaten (ex karesidenan) Terbatas jumlah yang diundang 4.Temu Lapang/gelar teknologi (kali) 38 Petani, penyuluh Terbatas di lokasi kajian 5. Road Show (kali) Penentu kebijakan dan Terbatas frekuensinya pengusaha Ekspose/Promosi 1.Pameran/ visitor display (kali) 20 Masyarakat umum Terbatas pengunjung 2.Visitor Plot (topik) 5 Masyarakat umum Hanya di BPTP Pengkajian Teknologi Spesifik Lokasi dengan pendekatan penyuluhan (topik)* * SUTPA, Agribis Pamelo, INBIS, padi IP 300 5 Petani, penyuluh, penentu kebijakan, pengusaha Frekuensi terbatas dan tidak sepanjang tahun
Berdasarkan pengalaman selama 10 tahun tersebut, ada beberapa permasalahan yang harus dipecahkan, karena media yang telah diproduksi, maupun metode diseminasi yang selama ini dilakukan mempunyai keterbatasan. Permasalahan Alih Teknologi Dari banyak kajian penyuluhan, maka telah diketahui bahwa penerapan teknologi (adopsi) akan semakin dipercepat dan diperluas jika memenuhi beberapa persyaratan, yaitu ( 1) Adanya kelembagaan petani (kelompok). Kelompok tani merupakan media belajar, unit ekonomi, unit produksi dan kerjasama; (2) Adanya kegiatan penerapan teknologi inovasi langsung di lapangan oleh kelompok, (3) Adanya pendampingan (pengawalan inovasi teknologi), (4) Adanya unsur penguatan informasi (media informasi) dan (5) Dukungan kelembagaan terkait yang berhubungan dengan inovasi teknologi. Di luar persyaratan tersebut, materi inovasi harus yang dibutuhkan pasar, jika adopsi ingin dipercepat. Dengan melihat persyaratan tersebut, maka BPTP mempunyai beberapa kendala dalam transfer teknologi inovasi tersebut. Kendala tersebut antara lain disebabkan fungsi BPTP yang ada pada posisi sebagai pendukung penyuluhan (informasi, komunikasi dan diseminasi), sedangkan kewenangan kegiatan penyuluhan langsung merupakan mandat pemerintah daerah. Kendala dalam transfer teknologi tersebut dapat dirinci sebagai berikut : (1) Tugas menumbuhkan kelompok dan memperkuat kelembagaan petani bukan tugas utama BPTP, (2) Tidak adanya tenaga pendamping khusus di lapangan (penyuluh). Tenaga BPTP adalah peneliti, penyuluh dan tenaga detasir yang tidak dapat mengawal/mendampingi kelompok sepanjang tahun di semua kabupaten, (3) Media yang telah didistribusikan mempunyai banyak keterbatasan dalam hal volume, frekuensi dan jangkauan, (4) Kegiatan pengkajian di lapangan yang dilakukan BPTP tidak dapat secara penuh dilakukan seperti pendekatan penyuluhan, karena dana pengkajian terbatas dan tupoksi BPTP. Program Informasi, Komunikasi dan Diseminasi Untuk mengurangi kelemahan tersebut, maka BPTP telah membuat program Informasi, Komunikasi dan Diseminasi (diagram 1) dan strategi diseminasi sedemikian rupa, sehingga informasi yang ditransfer sampai pada pengguna. Strategi tersebut telah dibuat dengan melakukan kegiatan :
1. Selalu melakukan kerjasama dengan pemerintah daerah dalam melakukan pengkajian, penyuluhan dan diseminasi inovasi 2. Mengidentifikasi dan menjaring umpan balik (akar masalah dan kebutuhan teknologi) baik formal dengan pemerintah daerah maupun informal dengan petani dan pengguna lainnya, sehingga materi kajian sesuai kebutuhan pasar. 3. Untuk topik pengkajian tertentu dilakukan juga pendekatan penyuluhan untuk memperkuat kelembagaan petani, penyuluhan dan dukungan kelembagaan lainnya (Prima Tani) 4. Menyebarkan media informasi melalui pos atau simpul penyuluhan di kabupaten serta pada kontaktani di sentra produksi dan pemasaran komoditas 5. Melakukan kerjasama dengan fihak swasta dalam pengembangan teknologi, pemasaran dan promosi produk unggulan petani 6. Mengadakan koordinasi perencanaan pengkajian dan rekomendasi teknologi dengan institusi yang ada di pemerintah provinsi 7. Mengkombinasikan berbagai metode diseminasi untuk mempercepat adopsi inovasi dan mendukung institusi penyuluhan di suatu wilayah. 8. Melakukan pelayanan dan konsultasi secara personal baik melalui klinik agribisnis, jaringan intenet dan visitor plot. PENUTUP Penyelenggaraan diseminasi BPTP pada dasarnya telah diupayakan sedemikian rupa sehingga paket inovasi teknologi dapat segera diadopsi oleh pengguna, akan tetapi sampai sejauh untuk mempercepat adopsi tersebut masih dijumpai adanya kendala. Kendala tersebut dapat berasal dari kondisi internal BPTP, yaitu Tupoksi, keterbatasan dana dan tenaga dan kondisi lingkungan eksternal BPTP, yaitu masalah sistem, pola dan kelembagaan penyuluhan dan dinamika kelompktani yang masih mencari bentuk. DAFTAR PUSTAKA BPTP Karangploso, 1997. Rencana Strategis Balai Pengkajian Teknologi PertanianKarangploso, 1997-2007. BPTP Karangploso. Budianto, J., 1999. Panduan Umum Pelaksanaan Penelitian, Pengkajian dan Diseminasi Teknologi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertania Badan Litbang Pertanian, Jakarta Bahcrein, S. dan F. Sulaiman, 2005. Penyusunan RDHP Terpadu. MakalahDisampaikan pada Pertemuan Koordinasi Regional BPTP se Indonesia Timur di Batu, Tgl 29-31 Mei 2005 Jahi, A., 1997. Media Komunikasi Massa : Pembangunan Pedesaan Negara Berkembang. PT Gramedia, Jakarta Sulaiman F, 2005. Operasionalisasi Program Informasi dan Komunikasi serta Diseminasi ke Dalam RDHP dari BPTP. Makalah Disampaikan pada Pertemuan Koordinasi Regional BPTP se Indonesia Timur Di Batu, Tgl 29-31 Mei 2005. Zulkifli, Z., D. Djaenudin, W. Sudana, H.P. Saliem, D.K. Sadra, W. Rusastra, F. Sulaiman, A. Dhalimi, R. Hendayana, M. Togatorop dan E. Kuswara. 2005.Panduan Umum Pelaksanaan Pengkajian Serta Program Informasi, Komunikasi Dan Diseminasi BPTP. Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian, Jakarta.
Zachri, Z., 2000. Penyuluhan Pertanian Era Otonomi Daerah. Prosiding Lokakarya Nasional. Penyebaran Inovasi Pertanian Era Otonomi Daerah. Bogor, 15-16 Nopember 2000