BAB III PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

PENGENALAN GENDER MEMANFAATKAN WAJAH MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE KLASIFIKASI NEAREST NEIGHBOR

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

TEKNIK PENGENALAN WAJAH DENGAN ALGORITMA PCA BERBASIS SELEKSI EIGENVECTOR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK

Pengembangan Perangkat Lunak untuk Pengenalan Wajah dengan Filter Gabor Menggunakan Algoritma Linear Discriminant Analysis (LDA)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: b. Memori : 8192 MB. c. Sistem Model : Lenovo G40-45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

Pengenalan Wajah dengan Metode Subspace LDA (Linear Discriminant Analysis)

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

Identifikasi Huruf Kapital Tulisan Tangan Menggunakan Linear Discriminant Analysis dan Euclidean Distance

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE LINEAR DISCRIMINANT ANALYSIS DAN K NEAREST NEIGHBOR

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan tugas akhir ini akan membangun suatu model sistem yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini mengacu pada tahapan proses yang ada pada sistem

BAB III METODE PENELITIAN. dan bahan, agar mendapatkan hasil yang baik dan terstruktur. Processor Intel Core i3-350m.

PERBANDINGAN METODE KDDA MENGGUNAKAN KERNEL RBF, KERNEL POLINOMIAL DAN METODE PCA UNTUK PENGENALAN WAJAH AKIBAT VARIASI PENCAHAYAAN ABSTRAK

SISTEM PENGENAL ARAH PANDANG MATA PADA PENGENDARA MOBIL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM. tangan huruf vokal seperti terlihat pada gambar 3.1.

ANALISA PENGUKURAN SIMILARITAS BERDASARKAN JARAK MINIMUM PADA PENGENALAN WAJAH 2D MENGGUNAKAN DIAGONAL PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. implementasi dan evaluasi yang dilakukan terhadap perangkat keras dan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN Latar Belakang... 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penerapan Metode Phase Congruency Image (PCI) dalam Pengenalan Citra Wajah secara Otomatis

Jurnal String Vol.1 No.2 Tahun 2016 ISSN : PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS UNTUK SISTEM PENGENALAN WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE

Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

PENGGUNAAN TRANSFORMASI WAVELET DALAM SISTEM PENGENALAN ISYARAT TANGAN DENGAN BEBERAPA KOMBINASI PRA PROSES

Principal Component Analysis

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI. seseorang. Hal inilah yang mendorong adanya perkembangan teknologi

SISTEM PENDETEKSI SENYUM BERDASARKAN METODE EDGE DETECTION, HISTOGRAM EQUALIZATION, DAN NEAREST NEIGHBOR

UJI KINERJA FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN EIGENFACES

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

Pengolahan Citra untuk Bidang Pertanian(Menentukan Kematangan Buah) Oleh Nama:Wahyu Abid A. NRP : Kelas :2D4 IT(B)

BAB 2 LANDASAN TEORI

Implementasi Principal Component Analysis (PCA) Untuk Pengenalan Wajah Manusia

IDENTIFIKASI WAJAH SESEORANG BERDASARKAN CITRA BIBIR MENGGUNAKAN METODE EIGEN FUZZY SET ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PENGUJIAN. Perancangan perangkat lunak terdiri dari beberapa bagian, yaitu perangkat

Pengenalan Wajah Menggunakan Metode Linear Discriminant Analysis dan k Nearest Neighbor

PENGOLAHAN CITRA RADIOGRAF PERIAPIKAL PADA DETEKSI PULPITIS MENGGUNAKAN METODE WATERSHED

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. ada beberapa cara yang telah dilakukan, antara lain : akan digunakan untuk melakukan pengolahan citra.

PENGEMBANGAN SISTEM ABSENSI BERBASIS FACE RECOGNITION DENGAN METODE LDA

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

PROTOTYPE PENGENALAN WAJAH MELALUI WEBCAM DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PRICIPAL COMPONENT ALAYSIS (PCA) DAN LINIER DISCRIMINANT ANALYSIS (LDA)

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. telinga, wajah, infrared, gaya berjalan, geometri tangan, telapak tangan, retina,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

PENGENALAN POLA BENTUK BUNGA MENGGUNAKAN PRINCIPLE COMPONENT ANALYSIS DAN K-NN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Pengenalan Citra Tanda Tangan Menggunakan Metode 2D-LDA dan Euclidean Distance

APLIKASI PENGENALAN WAJAH UNTUK VALIDASI PESERTA UJIAN ONLINE MENGGUNAKAN METODE HAAR CASCADE DAN EIGEN FACE VECTOR

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Ilustrasi pencarian titik pusat dan jari-jari pupil. Segmentasi

JURNAL SISTEM IDENTIFIKASI CITRA TANDA TANGA MENGGUNAKAN METODE 2D-PCA (TWO DIMENSIONAL PRINCIPAL COMPONENT ANALISYS)

BAB II LANDASAN TEORI. Kamera web (singkatan dari web dan camera) merupakan sebuah media

Pengenalan Bentuk Wajah Manusia Pada Citra Menggunakan Metode Fisherface

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN


APLIKASI PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE DENGAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Dalam pengerjaan tugas akhir ini memiliki tujuan untuk mengektraksi

KLASIFIKASI BUNGA EUPHORBIA BERDASARKAN KELOPAK DENGAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA)

BAB I PERSYARATAN PRODUK

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENGOLAHAN CITRA RADIOGRAF PERIAPIKAL PADA DETEKSI PENYAKIT PULPITIS MENGGUNAKAN METODE ADAPTIVE REGION GROWING APPROACH

SISTEM KONTROL AKSES BERBASIS REAL TIME FACE RECOGNITION DAN GENDER INFORMATION

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Prosesor : Intel Core i5-6198du (4 CPUs), ~2.

BAB 2 LANDASAN TEORI

YOGI WARDANA NRP

PENGAMAN RUMAH DENGAN SISTEM FACE RECOGNITION SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

BAB 2 Landasan Teori

BAB IV IMPLEMENTASI DAN UJI COBA

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

@UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN METODE TWO- DIMENSIONAL PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS (2DPCA) ABSTRAK

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

Transkripsi:

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK 3.1. Sistem Pengenalan Gender Sistem pengenalan gender dalam skripsi ini dibuat dengan membandingkan 3 buah metode, yaitu 1 metode tanpa ekstraksi fitur yaitu subtraction dan 2 metode dengan ekstraksi fitur yaitu principal component analysis (PCA) dan linear discriminant analysis (LDA). Sistem pengenalan gender ini bertujuan untuk mengklasifikasikan citra masukan menjadi salah satu jenis kelamin yaitu pria atau wanita. Pada sistem pengenalan gender ini, proses cropping citra dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak editor gambar Microsoft Office Picture Manager, sedangkan untuk bagian lain pada sistem pengenalan gender ini, yaitu perancangan perangkat lunak, dibuat dengan menggunakan Matlab 7.1. Source code pemrograman dengan Matlab yang telah dibuat untuk sistem pengenalan gender ini mencakup source code pre-processing, ketiga metode pengenalan gender yang akan dibandingkan, yaitu subtraction, PCA, dan LDA, metode klasifikasi dengan nearest neighbor, serta k-fold cross validation. 3.2. Pemrosesan Data Dalam skripsi ini, pada bagian pemrosesan data akan dilakukan proses cropping citra, serta proses pre-processing. Untuk proses cropping citra digunakan editor gambar Microsoft Office Picture Manager, sedangkan untuk proses pre-processing dibuat menggunakan perangkat lunak Matlab 7.1. Proses-proses pre-processing yang digunakan dalam skripsi ini terbentuk dari kombinasi yang terdiri dari konversi citra RGB ke grayscale, histogram equalization, dan resizing citra. 3.2.1. Cropping Citra Proses cropping citra ini dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Office Picture Manager. Keseluruhan citra dalam dataset mendapatkan perlakuan ini. Diagram alir untuk bagian cropping citra terlihat pada Gambar 3.1. 14

Mulai Citra Wajah Cropping Citra 1 Gambar 3.1. Diagram Alir Cropping Citra. Gambar 3.2. Contoh Citra Wajah Pria. Gambar 3.3. Contoh Citra Wajah Wanita. 15

Gambar 3.4. Contoh Citra Wajah Pria Setelah Dilakukan Cropping. Gambar 3.5. Contoh Citra Wajah Wanita Setelah Dilakukan Cropping. 3.2.2. Pre-Processing Pada bagian pre-processing ini dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Matlab 7.1. Proses pre-processing ini mencakup konversi citra RGB ke grayscale, histogram equalization, dan resizing citra. Diagram alir untuk bagian pre-processing terlihat pada Gambar 3.2. 1 Konversi Citra RGB to Grayscale Histogram Equalization Resize Citra 2 Gambar 3.6. Diagram Alir Pre-Processing. 16

Gambar 3.7. Contoh Citra Wajah Pria Setelah Diubah ke Grayscale. Gambar 3.8. Contoh Citra Wajah Wanita Setelah Diubah ke Grayscale. Gambar 3.9. Contoh Citra Wajah Pria Setelah Dilakukan Histogram Equalization. Gambar 3.10. Contoh Citra Wajah Wanita Setelah Dilakukan Histogram Equalization. 3.3. Subtraction Method Pada metode ini dataset citra yang telah dilakukan proses pre-processing dan telah diubah ke vektor kolom langsung dilakukan proses pengklasifikasian dengan menggunakan klasifikasi nearest neighbor yang dibahas pada Subbab 3.6. Hal ini dikarenakan metode subtraction menggunakan prinsip pengurangan antara citra satu dengan citra yang lain. Diagram alir untuk bagian mengubah data menjadi vektor kolom terlihat pada Gambar 3.11. Source code yang telah dibuat untuk metode subtraction ini dapat dilihat pada Lampiran A.1. 17

Mulai Masukan dir = direktori citra wajah yang telah dicrop f=2 n=250 a1=1 a2=1 x1=1 x2=1 a1=a1+1 a1<=f a2=1 a2<=n aa1=num2str(a1) a2=a2+1 aa2=num2str(a2) namafile=strcat(dir,'\',aa1,'\',aa2,'.jpg') a=imread(namafile) b=rgb2gray(a) c=histeq(b) [x,y]=size(c) x1=x1+1 x1<=x x2=1 x2<=y x2=x2+1 klm((y*(x1-1))+x2,1)=c(x1,x2) gab(:,n*(a1-1)+a2)=klm gab A Gambar 3.11. Diagram Alir Mengubah Data Menjadi Vektor Kolom. 18

3.4. Principal Component Analysis Pada metode principal component analysis (PCA) ini data yang diolah merupakan dataset citra yang telah dilakukan proses pre-processing dan diubah menjadi vektor kolom. Data tersebut diolah dengan berbagai langkah yang dibutuhkan seperti yang telah dijelaskan pada Subbab 2.4.2, sehingga didapatkan principal component-nya. Setelah didapatkan principal component-nya, dilakukan proyeksi data testing dengan principal component yang telah didapatkan. Hasil proyeksi tersebutlah yang menjadi masukan dalam klasifikasi nearest neighbor. Perancangan perangkat lunak untuk metode ini dijelaskan dengan diagram alir pada Gambar 3.12. Source code yang telah dibuat untuk metode PCA ini dapat dilihat pada Lampiran A.2. 2 tr data = tr i=1 n=250 [p,q]=size(data) mn=mean(data,2) i <= n i = i+1 mn2(:,i)=double(data(:,i) - mn(i,1)) Y=mn2'/sqrt(q-1) [u,s,pc]=svd(y) PCA1=PC(:,1:nop) signal=pca1'*mn2 nop = jumlah principle component A=signal' tes datats = tes [p,q]=size(datats) i=1 i <= n i = i+1 mnts2(:,i)=double(datats(:,i) - mn(i,1)) PCtes1=PCA1'*mnts2; B=PCtes1'; c1 Gambar 3.12. Diagram Alir Principal Component Analysis. 19

3.5. Linear Discriminant Analysis Pada metode linear discriminant analysis (LDA) perancangan perangkat lunaknya dijelaskan dengan diagram alir pada Gambar 3.13. Dataset citra yang telah dilakukan proses pre-processing dan diubah menjadi vektor kolom diolah dengan berbagai langkah yang dibutuhkan seperti yang telah dijelaskan pada Subbab 2.4.3, sehingga didapatkan scatter between class (S B ) dan scatter within class (S W ). Setelah didapatkan S B dan S W nya, makan dicarilah fitur dari data tersebut. Fitur dari data tersebut, kemudian diproyeksikan dengan data testing. Hasil proyeksi yang telah didapatkan menjadi masukan dalam klasifikasi nearest neighbor. Untuk LDA ini karena nilai determinan Ray sangat kecil, maka ditambahkan matriks bernilai m m piksel yang diberi nama datam yang tiap diagonalnya memiliki nilai 0.00001. Source code yang telah dibuat untuk metode LDA ini dapat dilihat pada Lampiran A.3. tr1 datam 2 tr1=tr1'; i=1 n=250 n2=125 n3=50 tr1a=tr1(:,1:n2); tr1b=tr1(:,n2+1:n); [p1,q1]=size(tr1a); mna=mean(tr1a,2) i1<= n2 i1= i1+1 mna2(:,i1)=double(tr1a(:,i1) - mna(i1,1)) [p2,q2]=size(tr1b); mnb=mean(tr1b,2) 3 [U,S,V]=svd(Ray); eval=diag(s); evec=v; flda = 150; LDA1 = evec(:,1:flda); signalda1a = LDA1' * tr1a; signalda1b = LDA1' * tr1b; signalda1 = [signalda1a signalda1b]; FA1= signalda1'; tes1=tes1'; i2<= n2 i2 = i2+1 mnb2(:,i)=double(tr1b(:,i2) - mn(i2,1)) S1= mna2 * mna2' ; S2= mnb2 * mnb2' ; sw= S1+S2 ; SW = sw + datam ; SB=(mna-mnb) * (mna-mnb) ; inssw = inv(sw) ; tes1 [p, q]=size(tes1); i<= n I = i+1 mnts2(:,i)=double(tes1(:,i) - mna(i,1)) LDAtes1 = LDA1' * tes1; FB1= LDAtes1'; c1 Ray = invsw * SB; mnr2 = (mna+mnb)/2; 3 Gambar 3.13. Diagram Alir Linear Discriminant Analysis. 20

3.6. Nearest Neighbor Nearest neighbor ini digunakan untuk mengklasifikasikan citra pengujian terhadap gender pria atau wanita. Klasifikasi nearest neighbor ini dilakukan dengan menghitung jarak Euclidean dari citra dalam dataset. Diagram alir untuk nearest neighbor ini terlihat pada Gambar 3.14. Source code yang telah dibuat mengenai metode klasifikasi dengan nearest neighbor ini dapat dilihat pada Lampiran A.4. A=data_training B=data_testing class=knnclassify(b, A, group,1,'euclidean'); jarak<=ntr jarak=jarak+1 urutan(jarak,1)=datates(class(jarak),1) folder=floor(((urutan-1)/125)+1) Gambar 3.14. Diagram Alir Nearest Neighbor. 3.7. k-fold Cross Validation Metode k-fold cross validation ini diawali dengan mengacak dataset dan membagi dataset ke dalam sejumlah fold yang diinginkan. Untuk 2-fold cross validation sendiri, 100% dataset dibagi menjadi 50% untuk data pelatihan dan 50% untuk data pengujian. Kemudian setelah sistem ini dijalankan, data pelatihan dan data pengujian ditukar, sehingga untuk 1 run cross validation masing-masing data mengalami proses sebagai data pelatihan dan data pengujian. Diagram alir untuk k-fold cross validation ini terlihat pada gambar 3.14. Source code yang telah dibuat untuk k-fold cross validation ini dapat dilihat pada Lampiran A.4, Lampiran A.5, dan Lampiran A.6. 21

c1 1.2 A=data_training B=data_testing jarak=1 n=250 class1=knnclassify(b, A, group,1,'euclidean'); A=data_training B=data_testing jarak2=1 n=250 class2=knnclassify(b, A, group,1,'euclidean'); jarak<=n jarak=jarak+1 jarak2<=n jarak2=jarak2+1 urutan(jarak,1)=datates(class1(jarak),1) urutan2(jarak2,1)=datates(class2(jarak2),1) folder=floor(((urutan-1)/250)+1) z=0 folder2=floor(((urutan2-1)/250)+1) z2=0 akr=akr+1 akr<=n akr2=akr2+1 akr2=n+1 z=z+1 folder(akr) == foldertes(akr) z2=z2+1 folder2(akr2) == foldertes(akr2) akr1=(z/n)*100; 1.2 akr22=(z2/n)*100; rata=(akr1+akr22/2); Gambar 3.15. Diagram Alir 2-fold Cross Validation. 3.8. Pembuatan Dataset Citra Wajah Dataset yang digunakan pada skripsi ini berupa citra wajah yang berukuran 640 480 piksel yang diperoleh dari sebuah web camera yang dihubungkan pada port USB computer. Data ini kemudian dilakukan cropping pada bagian wajahnya saja. Gambar 3.16 merupakan gambar dari web camera yang digunakan dan Gambar 3.17 merupakan gambar dari proses pengambilan data. 22

Gambar 3.16. Web Camera yang Digunakan. Gambar 3.17. Proses Pengambilan Data. Dataset ini diperoleh dari 500 responden yang terdiri dari 250 pria dan 250 wanita, untuk tiap-tiap responden diambil gambarnya satu kali dengan ekspresi netral. Pembuatan dataset ini dilakukan dengan pencahayaan yang cukup. Sehingga total citra dataset ini adalah 500 buah citra yang telah dilakukan resizing dan 500 buah citra yang telah dilakukan cropping. Untuk citra yang dilakukan cropping pada bagian wajahnya, masing- 23

masing citra berukuran 96 128 piksel, yang kemudian pada proses pre-processing diubah ukurannya menjadi 24 32 piksel. Hal tersebut juga terjadi pada dataset citra wajah yang tidak dilakukan cropping, citra dalam dataset tersebut pada proses pre-processing diubah ukurannya menjadi 32 24 piksel. Gambar 3.2 dan Gambar 3.3 merupakan contoh citra wajah pria dan wanita, sedangkan Gambar 3.4 dan Gambar 3.5 merupakan contoh citra wajah pria dan wanita yang telah dilakukan cropping pada bagian wajahnya saja. Untuk citra lain dalam dataset tertera pada lampiran B pada skripsi ini. 3.9. Pembuatan Data Pelatihan dan Data Pengujian Dataset citra yang telah didapatkan dapat digunakan dalam proses pengenalan gender, baik untuk data pelatihan maupun data pengujian dengan cara mengubah matriks citra yang berukuran 24 32 piksel menjadi vektor kolom dengan dimensi 768. Setelah dilakukan pembentukan matriks kolom pada masing-masing citra dataset, kemudian dibentuklah sebuah matriks besar yang anggotanya merupakan semua vektor kolom dari citra dataset. Source code yang telah dibuat untuk menjelaskan subbab ini dapat dilihat pada Lampiran A.1. Gambar 3.18. Proses Pembentukan Matriks Citra Menjadi Vektor Kolom. Gambar 3.19. Pembentukan Vektor Kolom Menjadi Matriks Dataset. 24

3.10. Graphical User Interfaces (GUI) Pada skripsi ini juga dibuat fasilitas graphical user interfaces (GUI) pada Matlab untuk mendemokan sistem pengenalan gender. Fasilitas GUI dibuat agar pengguna lebih mudah untuk mengoperasikan program yang telah dibuat pada skripsi ini. Selain itu, fasilitas GUI ini dibuat untuk melakukan pengujian pada sebuah citra. Fasilitas GUI pada sistem ini meliputi tombol browse yang digunakan untuk memilih citra yang akan dilakukan pengujian dan sebuah axes yang digunakan untuk menampilkan citra yang dilakukan pengujian. Selain itu, 1 buah menu untuk memilih jenis citra yang akan diuji, yaitu cropping atau tidak cropping dan 4 buah menu yang digunakan untuk memilih metode yang akan digunakan untuk pengujian, sesuai dengan jenis dataset yang diinginkan. Sebuah kolom yang digunakan untuk menampilkan hasil pengujian, serta sebuah kolom yang digunakan untuk menampilkan waktu komputasi yang dibutuhkan untuk menjalankan metode tersebut. Gambar 3.23 merupakan GUI yang telah saya buat. Gambar 3.24 merupakan GUI yang telah saya buat saat menampilkan hasil pengujian baik gender yang terdeteksi maupun waktu komputasi yang dibutuhkan. 25

Gambar 3.20 Fasilitas GUI Sistem Pengenalan Gender. 26

Gambar 3.21. Fasilitas GUI Sistem Pengenalan Gender Saat Melakukan Pengujian. 27