BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perkembangan teknologi informasi seperti saat ini, kebutuhan akan informasi dan sistem yang dapat membantu kebutuhan manusia dalam berbagai aspek sangatlah penting. Seperti contohnya adalah penelitian mengenai pengenalan wajah yang sangat erat hubungannya dengan manusia dalam membatu proses kegiatan sehari-hari. Seperti dalam sistem absensi pada proses belajar mengajar maupun perkantoran, sistem pelacakan pelaku kejahatan yang berhubungan dengan kepolisian maupun militer serta mencari identitas korban kecelakaan yang jasadnya masih baik dan memungkinkan untuk dilakukan pengenalan dengan berdasarkan ciri-ciri karakter wajah korban tersebut. Penggunaannya dapat juga diaplikasikan untuk mencari dan menemukan pelaku kejahatan, sama seperti sebelumnya yaitu korban dan pelaku kejahatan akan berhubungan dengan forensik [1][2]. Sistem pengenalan wajah terinspirasi dari mata manusia yang dapat mengenali karakter-karakter seseorang khususnya maupun karakter benda pada umumnya. Sehingga dikembangkan sebuah sistem yang sebut dengan biometrik [3]. Seiring dengan perkembangannya istilah biometrik sangat terkenal karena sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan manusia. Metode biometrik merupakan metode otomatis untuk mengenali seseorang berdasarkan karakteristik fisik maupun perilaku. Terdapat beberapa jenis teknologi biometrik antara lain pengenalan wajah (face recognition), pengenalan sidik jari, geometri tangan, pengenalan iris mata (iris recognition), pengenalan suara (voice recognition) dan pengenalan tulisan tangan [4]. Salah satu yang menarik adalah tentang pengenalan wajah yang hingga saat ini sudah dikembangkan lebih dari tiga puluh tahun namun masih banyak membutuhkan proses dan teknik yang lebih baik untuk L-1

2 ekstraksi dan pengenalan wajah [5]. Algoritme maupun teknik yang digunakan akan mempengaruhi hasil dari pengenalan wajah, semakin akurat hasilnya maka akan semakin direkomendasikan untuk digunakan sebagai teknik terbaik dalam teknik pengenalan wajah. Walaupun sudah populer dan sukses penelitian untuk pengenalan wajah masih dikembangkan hingga saat ini karena hal ini berkaitan dengan parameter eksternal seperti variasi pose wajah, sudut pengambilan citra, perbedaan dalam pencahayaan, ekspresi wajah, pengenalan jenis kelamin dan pengenalan seseorang yang kembar masih bersifat paradoks. Untuk menghindari masalah ini, pendekatan berbasis perspektif dimulai dan dikembangkan [6]. Pada permasalahan sudut pengambilan citra yang berbeda dengan pendekatan ciri geometris berdasarkan kontur wajah tampak samping, pengenalan dengan menggunakan metode Hidden Markov Model () merupakan metode yang baik untuk mengatasinya. Hal ini dapat dibuktikan dengan memperoleh hasil yang baik untuk 16 variasi ekspresi dan kemiringan pengambilan citra [7]. Pengujian variasi pose wajah yang berbeda pada 400 citra dengan 40 orang yang berbeda dapat mencapai akurasi 80,75% dilakukannya dengan menggunakan Pseudo-2D. Dengan menggunakan proses kiri-kanan penelitian tersebut juga menggunakan kombinasi Viterbi dan Baum-Welch sebagai algoritme citra latih dan citra ujinya. Dalam metode itu sendiri memiliki permasalahan berdasarkan parameter-parameter dari dataset citra yang digunakan namun dapat diselesaikan oleh algoritme forward-backward, Viterbi dan Baum- Welch [8]. Algoritme Baum-Welch dan Viterbi juga berhasil dikombinasikan sebagai algoritme citra latih dan citra uji yang digunakan dalam penelitian pengenalan aksara jawa dengan hasil evaluasi yang baik menggunakan Cross Validation sebesar 85,7% [9]. Ekstraksi fitur SDV (Singular Value Decomposition) dikombinasikan dengan 3 states kemudian diujikan pada citra yang berukuran 56x56 piksel dari 400 citra wajah database ORL sehingga mendapatkan hasil akurasi sebesar 100% [10]. Ekstraksi fitur SVD juga diteliti dengan koefisien yang bernilai 18, 10 dan 7 pada tiga kelompok, yaitu 56x46, 115x82 dan 64x64 piksel yang memperoleh hasil sebesar 96,6% pada ORL dan L-2

3 82,7% pada YALE [11]. Penelitian lain sukses mendapatkan hasil akurasi sebesar 90% dengan menggunakan ekstraksi fitur Gabor Wavelet yang dikombinasikan dengan PCA pada pengujian 200 citra wajah [12]. Dengan menggunakan citra wajah 32x32 piksel dari ORL yang dievaluasi dengan proses standar yaitu jumlah citra dikenali dibagi jumlah seluruh citra dikali 100%, penelitian [6] mendapat akurasi rata-rata sebesar 99%. Penelitian tersebut dilakukan dengan mengombinasikan 2D Gabor Wavelet dan 7 states 2D. Dalam proses pelatihan dan pengujiannya, penelitian tersebut menggunakan algoritme Expectation-Maximization (EM) dan General Forward Backward (GFW). Hal-hal yang menjadi tolak ukur pembeda dari penelitian-penelitian sebelumnya adalah dari segi ekstraksi fitur yang digunakan, penggunaan jumlah citra database, ukuran piksel citra yang digunakan dan kombinasi algoritme pengenalan wajahnya. Dengan banyaknya penelitian yang menggunakan metode yang sama namun dengan ekstraksi fitur yang berbeda, maka pada penelitian ini akan mencoba mengombinasikan dua metode ekstraksi fitur menggunakan Gabor Wavelet dan SVD yang kemudian akan dibandingkan hasilnya dengan ekstraksi fitur tunggal yang hanya menggunakan SVD. Sedangkan pada proses pelatihan dan pengujiannya akan menggunakan metode dengan kombinasi algoritme Baum-Welch sebagai algoritme pelatihan dan algoritme Viterbi sebagai algoritme pengujian atau pengenalan. Pada proses evaluasi, penelitian ini akan menggunakan 5-Fold Cross Validation dengan 100 citra wajah yang digunakan masing-masing dari database AMP, JAFFE, ORL dan YALE yang berukuran 17x20, 18x20 dan 20x20 piksel. Penggunaan 400 citra dari database ORL akan dilakukan untuk membandingkan dengan hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya. 1.2 Perumusan masalah 1. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut ekstraksi fitur dapat menyebabkan penurunan hasil akurasi pengenalan wajah, karena L-3

4 penggunaan ekstraksi fitur yang kurang tepat akan membuat detail ciri dari citra tidak tampak. 1.3 Batasan Masalah Beberapa batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini: 1. Citra yang digunakan merupakan citra 2 dimensi 2. Bersifat non real time 3. Tidak membahas mengenai lokasi pengambilan citra diluar ruangan 1.4 Keaslian Penelitian Penelitian tentang pengenalan wajah telah banyak dilakukan oleh para peneliti-peneliti sebelumnya terutama yang berkaitan dengan kinerja hasil deteksi dan pengenalan wajah dengan berbagai metode yang digunakan. Pada sub-bab ini akan memberikan beberapa kajian dari berbagai metode pengenalan wajah maupun metode yang digunakan yang memiliki kesamaan yaitu menggunakan metode 2D dan beberapa metode penunjangnya antara lain Gabor Wavelet, 5-Fold Cross Validation dan database citra wajah yang digunakan. Kajian ini dilakukan untuk menunjukkan perbedaan dan kebaruan antara penelitianpenelitian sebelumnya dengan penelitian yang saat ini dilakukan. Wastu [9] dalam penelitiannya menggunakan Hidden Markov Model sebagai metode yang digunakan untuk memproses tulisan aksara jawa. Dengan kombinasi antara Baum-Welch dan Viterbi sebagai algoritme pelatihan dan pengenalan, penelitian ini mendapatkan hasil akurasi terbaik sejumlah 85,7% pada bentuk vertikal dengan state terendah yaitu 16. Pada prosesnya penelitian ini menggunakan 5-Fold Cross Validation sebagai metode evaluasi dan proses akurasi di hitung dengan menggunakan confusion matrix. Penelitian yang dilakukan oleh Farhan dkk. [10] dan Dinkova [11] juga melakukan penelitian menggunakan kombinasi algoritme Baum-Welch untuk pelatihan dan Viterbi sebagai algoritme pengujian. Penelitian mengenai pada citra grayscale diteliti sebelumnya oleh Nefian dan Hayes [13] untuk meneliti performa wajah satu dimensi. Mengenai L-4

5 citra wajah yang di teliti adalah citra yang diambil dari depan yang mencakup wilayah rambut, dahi, mata, hidung dan mulut. Penelitian ini menggunakan model kiri kanan untuk menyelesaikan permasalahan pengenalan wajah dengan pseudo. Ekstraksi fitur pada penelitiannya menggunakan 2D-DTC dengan vektor observasi terdiri dari satu set koefisien 2D-DTC yang didapatkan dari ekstraksi setiap blok. Dengan menggunakan 400 citra dari 40 individu yang berbeda, sama dengan penelitian sebelumnya yang di teliti oleh Samaria dan Young [14]. Dengan citra 92x112 piksel dengan hasil akurasi yang sama dengan sebelumnya yaitu 84% yang diperoleh dari variabel DTC LxW(L=10 dan W=92) sedangkan pada penelitian ini di kurangi menjadi 39 yang di bandingkan dengan metode eigenface yaitu 73%. Waktu yang ditempuh oleh penelitian ini yang menggunakan Matlab yaitu 2,5 detik yang terhitung lebih cepat dari penelitian sebelumnya yaitu 24 detik dengan bahasa C. Citra dalam bentuk 2D diproses dengan menggunakan Embedded Hidden Markov Models secara real time pada penelitian yang dilakukan oleh Margono dkk [15]. Algoritme CamShift digunakan untuk melakukan pelacakan wajah dengan faktor warna sebagai dasar pelacaknya. Ekstraksi fitur atau vektor citranya menggunakan 2D DTC yang kemudian akan dilanjutkan dengan proses pengenalan dengan algoritme Embedded yang memodelkan himpunanhimpunan super state pada arah horizontal yang berbeda dengan super state yang memodelkan pada arah vertikal. Dengan merancang sistem yang real time penelitian ini menggunakan citra wajah sebanyak 341 yang terdiri dari 31 individu dengan 11 pose yang berbeda dengan citra penguji sebanyak 29 citra. Citra ini didapatkan dari database YALE yang ditambahkan dengan citra wajah mahasiswa Teknik Informatika Universitas Kristen Petra. Degan menggunakan bahasa pemrograman C++ penelitian ini mencapai tingkat akurasi sebesar 82,76%. Pada akhir penelitian ini peneliti mencoba membandingkan dengan metode Gabor Filter yang memiliki akurasi 79,31% pada pose frotal. Penelitian yang berhubungan dengan metode dilakukan oleh Firdhausya [7] yang bertujuan untuk menganalisa kinerja pengenalan wajah dengan metode Pseudo-2D dan pengaruhnya apabila terdapat variasi pose L-5

6 dari citra wajah. Penelitian yang dilakukan oleh Agung dkk. [16] citra yang digunakan sejumlah 400 citra dari database Olivetti Research Laboratory (ORL) Face Database dari 40 individu yang berbeda dengan 10 variasi pose per individu dan 92x112 piksel yang berbentuk grayscale. Citra latih sejumlah 8 dan 2 sisanya digunakan untuk pengujian. Ekstraksi ciri yang digunakan dengan menggunakan algoritme Principal Component Analysis (PCA) yang memiliki fungsi untuk menangkap variasi total pada wajah-wajah yang dilatih dan menjelaskan variasi tersebut dengan variabel-variabel yang jumlahnya lebih sedikit. Hasil ekstraksi tersebut akan di kelompokkan atau melalui proses clustering dengan menggunakan algoritme K-Means. Deret observasi hasilnya akan dilakukan pelatihan dan pengujian dengan menggunakan Left-Right Discrete Pseudo-2D. Proses pelatihan digunakan algoritme doubly embedded forward-backward dan doubly embedded Baum-Welch, dan proses pengujiannya menggunakan algoritme doubly embedded Viterbi. Hasil yang diperoleh adalah proses pengenalan sebesar 80,75% baik pengujian secara mendatar maupun menurun dengan state terbaik Pengujian secara menurun memiliki tingkat pengenalan yang hampir sama dibanding dengan pengujian secara mendatar, tetapi memiliki waktu pengenalan yang lebih singkat. Penelitian yang berhubungan dengan dan SVD salah satunya dilakukan Farhan dkk. [10], SVD digunakan sebagai ekstraksi fitur dengan jumlah blok sebesar 52 dari 400 citra 56x56 piksel yang diperoleh dari ORL database. Penelitian ini mendapatkan hasil 100% akurasi pengenalan dengan waktu 0,024 detik dengan menggunakan lima citra latih dan lima citra uji dari masing-masing subjek. Penelitian berikutnya dilakukan oleh Dinkova [11] dengan menggunakan citra dari dua database ORL dan YALE. Citra-citra dalam penelitian yang dilakukannya di resize menjadi tiga kelompok, yaitu 56x46, 115x82 dan 64x64 piksel. Selain dengan koefisien SVD yang bernilai 18, 10 dan 7, penelitian ini menggunakan 7 states dengan pembagian dari atas ke bawah yaitu rambut, dahi, alis, mata, hidung, mulut dan dagu. Dalam penelitian Dinkova ini, menggunakan lima citra sebagai citra latih dan lima citra sebagai citra uji dalam setiap subjek dari database. hasil dari penelitian ini memiliki hasil tertinggi pada L-6

7 database ORL sebesar 96,6% dan YALE sebesar 82,7% dengan menggunakan nilai kuantisasi yang sama yaitu 18, 10 dan 7, pada fitur SVD yang sama juga yaitu U(1,1), S(1,1) dan S(2,2) serta blok yang sama yaitu 5. Ekstraksi fitur menggunakan Filter Gabor dilakukan Kurniawan [12] dengan 200 citra yang digunakan diperoleh dari 20 individu yang berbeda dan 10 pose yang berbeda. Dengan menggunakan Filter Gabor sebagai ekstraksi ciri yang berfungsi menghilangkan variabilitas yang disebabkan oleh iluminasi kontras dan sedikit pergeseran serta deformasi citra. Citra grayscale hasil dari preprocessing dilakukan penskalaan orientasi sudut dan frekuensi dengan Filter Gabor menggunakan 8 orientasi serta 5 frekuensi spasial sehingga dapat meminimalkan ciri yang tidak penting dalam kawasan spasial dan frekuensi tersebut yang akan di teruskan dengan proses pelatihan dan pengenalan menggunakan PCA. Hasil akurasi rata-rata yang diperoleh adalah 90%. Sedangkan penelitian berikutnya yang dilakukan oleh Srinivasan dan Ravichandran [6] menggunakan ORL face database dalam penelitiannya, memperoleh hasil akurasi rata-rata yaitu 99% dengan citra yang berukuran 32x32 piksel penelitian ini menggunakan 2D Gabor Wavelet sebagai Ekstraksi fitur sebelum pemrosesan menggunakan 2D. Proses pelatihan dan pengenalan metodenya menggunakan algoritme Expectation- Maximization (EM) dan algoritme Forward-Backward. Penelitian ini mendapatkan hasil persentase kesalahan hanya 1%. Ringkasan keaslian penelitian dari penelitian-penelitian sebelumnya yang menjadi pembeda dengan penelitian ini dapat dirangkum pada Tabel 1.1. Penggunaan ekstraksi fitur yang berbeda dapat mempengaruhi hasil akurasi deteksi dan pengenalan wajah. Oleh karena itu, penelitian ini akan menggabungkan ekstraksi fitur yang sukses dengan hasil optimal pada penelitian sebelumnya antara lain Gabor Wavelet dan SVD guna mendapatkan hasil yang maksimal. Penggunaan Gabor Wavelet yang dipilih guna dapat mengekstrak ciri dari citra lebih baik sehingga proses deteksi citra mendapat hasil yang memuaskan, kemudian ditambahkan ekstraksi fitur SVD yang dipilih dalam upaya mendapatkan hasil ekstraksi dan pelabelan citra wajah yang optimal seperti pada penelitian sebelumnya. Penggunaan citra grayscale yang dapat meningkatkan L-7

8 akurasi pengenalan wajah dengan proses yang diharapkan lebih singkat tanpa harus dilakukan konversi citra pada sistem yang akan membuat proses menjadi lebih lama. Penggunaan kombinasi algoritme Baum-Welch dan Viterbi pada metode pengenalan dalam dipilih guna mendapatkan akurasi pengenalan wajah yang maksimal seperti yang dibuktikan oleh peneliti sebelumnya. Tabel 1.1 Rangkuman Keaslian Penelitian Peneliti, Tahun Wastu [9] Kurniawan [12] Margono dkk. [17] Nefian [18] dkk. Samaria dan Young [14] Agung [16] dkk. Ekstraksi Fitur Ekstraksi Diskret Filter Gabor dan Kernel Base PCA 2D DTC 2D-DTC DTC K-Means Pengenalan Wajah PCA Embedded 2D dan PCA Pseudo Dinkova [11] SVD Keterangan Kombinasi Baum-Welch dan Viterbi untuk memproses pengenalan aksara jawa Penggabungan Filter Gabor dengan Kernelbase PCA untuk ekstraksi fitur dan PCA untuk Pengenalan wajah guna meningkatkan akurasi pada 200 sample citra dari 20 orang yang berbeda dengan pengujian pada citra wajah yang diambil dari SMK Bina Nusantara Ungaran Melakukan penelitian realtime dengan Algoritme CamShift untuk pelacakan wajah dan faktor warna. pengenalan dengan 5 state pada citra database YALE dan Universitas Kristen Petra Cita grayscale digunakan dan proses pengenalan menggunakan dengan 5 state dengan 400 citra wajah dari database ORL Meningkatkan akurasi pengenalan wajah dengan citra grayscale Pengaruh pengenalan wajah apabila terdapat variasi pose dari citra wajah. Citra bertipe grayscale yang digunakan sejumlah 400 citra 92x112 piksel dengan 5 state pada database ORL Meningkatkan akurasi pengenalan wajah dengan 7 state dan kombinasi Baum-Welch dan Viterbi pada citra ORL dan YALE 56x46, 115x82 dan 64x64 piksel dari database ORL dan YALE L-8

9 Tabel 1.1 Rangkuman Keaslian Penelitian (Lanjutan) Peneliti, Tahun Ekstraksi Fitur Pengenalan Wajah Keterangan Srinivasan dan Ravichandran [6] Farhan [10] dkk. 2D- Discrete Gabor Wavelet SVD 2D Meningkatkan akurasi dengan algoritme Expectation-Maximization (EM) dan Forward-Backward pada 7 state pada database ORL Meningkatkan akurasi pengenalan wajah dengan 3 state dan kombinasi Baum-Welch dan Viterbi pada citra ORL dengan dimensi 56x56 piksel 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah mencari metode ekstraksi fitur yang tepat untuk meningkatkan akurasi pengenalan wajah dengan merancang kombinasi metode ekstraksi fitur Gabor Wavelet dan Singular Values Decomposition kemudian membandingkan hasilnya dengan hasil dari ekstraksi fitur tunggal menggunakan Singular Value Decomposition untuk pengenalan wajah dengan metode Hidden Markov Model. 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai referensi dalam mengembangkan penelitian berikutnya yang secara umum berhubungan dengan metode ekstraksi fitur untuk pengenalan wajah dan khususnya yang berkaitan dengan metode Hidden Markov Model. L-9

PENGAMAN RUMAH DENGAN SISTEM FACE RECOGNITION SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

PENGAMAN RUMAH DENGAN SISTEM FACE RECOGNITION SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS PENGAMAN RUMAH DENGAN SISTEM FACE RECOGNITION SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS Sinar Monika 1, Abdul Rakhman 1, Lindawati 1 1 Program Studi Teknik Telekomunikasi, Jurusan

Lebih terperinci

PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE ADJACENT PIXEL INTENSITY DIFFERENCE QUANTIZATION TERMODIFIKASI

PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE ADJACENT PIXEL INTENSITY DIFFERENCE QUANTIZATION TERMODIFIKASI PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE ADJACENT PIXEL INTENSITY DIFFERENCE QUANTIZATION TERMODIFIKASI Nama Mahasiswa : Yuliono NRP : 1206 100 720 Jurusan : Matematika Dosen Pembimbing : Drs. Soetrisno, M.IKomp

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemalsuan identitas sering kali menjadi permasalahan utama dalam keamanan data, karena itulah muncul teknik-teknik pengamanan data seperti penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telinga, wajah, infrared, gaya berjalan, geometri tangan, telapak tangan, retina,

BAB I PENDAHULUAN. telinga, wajah, infrared, gaya berjalan, geometri tangan, telapak tangan, retina, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem biometrika merupakan teknologi pengenalan diri dengan menggunakan bagian tubuh atau perilaku manusia. Sidik jari, tanda tangan, DNA, telinga, wajah, infrared,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah, rumusan masalah, tujuan, pembatasan masalah, dan sistematika penulisan

BAB I PENDAHULUAN. masalah, rumusan masalah, tujuan, pembatasan masalah, dan sistematika penulisan BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan, pembatasan masalah, dan sistematika penulisan dari Tugas Akhir ini. 1.1 Latar

Lebih terperinci

Principal Component Analysis

Principal Component Analysis Perbandingan Ukuran Jarak pada Proses Pengenalan Wajah Berbasis Principal Component Analysis (PCA) Pembimbing: Dr.Ir.Wirawan, DEA (Ir. Hendra Kusuma, M.Eng) Nimas Setya Yaniar 2208.100.616 POSE (posisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, kemajuan di bidang pengembangan aplikasi sedang mendapatkan perhatian penting bagi perkembangan teknologi informasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem biometrik merupakan penerapan teknologi yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. Sistem biometrik merupakan penerapan teknologi yang mempelajari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem biometrik merupakan penerapan teknologi yang mempelajari karakteristik biologi yang menjadi keunikan tersendiri pada manusia. Salah satu bagian sistem biometrik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk dalam bidang Computer Vision. Computer Vision membuat komputer

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk dalam bidang Computer Vision. Computer Vision membuat komputer BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi komputer pada dewasa ini telah mengalami kemajuan, termasuk dalam bidang Computer Vision. Computer Vision membuat komputer dapat melihat dan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Bab ini akan membahas tentang pengujian dan analisis sistem. Pada pengujian akan dijelaskan tentang kriteria pengujian serta analisis dari pengujian 4.1. Kriteria Pengujian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Tujuan Tugas Akhir, Lingkup Tugas Akhir, Metodologi Tugas Akhir dan Sistematika Penulisan Tugas Akhir. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menginterprestasi sebuah citra untuk memperoleh diskripsi tentang citra tersebut melalui beberapa proses antara lain preprocessing, segmentasi citra, analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama ini terbagi menjadi enam bagian yang masing-masing akan

BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama ini terbagi menjadi enam bagian yang masing-masing akan BAB I PENDAHULUAN Bab pertama ini terbagi menjadi enam bagian yang masing-masing akan menjelaskan rmengenai latar belakang, pendefinisian masalah, tujuan dari penelitian, ruang lingkup, metodologi penelitian

Lebih terperinci

Verifikasi Citra Wajah Menggunakan Metode Discrete Cosine Transform Untuk Aplikasi Login

Verifikasi Citra Wajah Menggunakan Metode Discrete Cosine Transform Untuk Aplikasi Login The 13 th Industrial Electronics Seminar 011 (IES 011) Electronic Engineering Polytechnic Institute of Surabaya (EEPIS), Indonesia, October 6, 011 Verifikasi Citra Wajah Menggunakan Metode Discrete Cosine

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. identitas individu baik secara fisiologis, sehingga dapat dijadikan alat atau

BAB I PENDAHULUAN. identitas individu baik secara fisiologis, sehingga dapat dijadikan alat atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi biometrik merupakan teknologi yang memanfaatkan identitas individu baik secara fisiologis, sehingga dapat dijadikan alat atau kunci dalam kontrol akses ke

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan metode penelitian sebagai berikut: 1) Pengumpulan Data Tahap ini dilakukan sebagai langkah awal dari suatu penelitian. Mencari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari- hari seringkali ditemukan uang palsu pada berbagai transaksi ekonomi. Tingginya tingkat uang kertas palsu yang beredar di kalangan masyarakat

Lebih terperinci

dan 3. Jumlah partisi vertikal (m) dari kiri ke kanan beturut-turut adalah 1, 2, 3, 4, dan 5. akurasi =.

dan 3. Jumlah partisi vertikal (m) dari kiri ke kanan beturut-turut adalah 1, 2, 3, 4, dan 5. akurasi =. dan 3. Jumlah partisi vertikal (m) dari kiri ke kanan beturut-turut adalah 1, 2, 3, 4, dan 5. Gambar 5 Macam-macam bentuk partisi citra. Ekstraksi Fitur Pada tahap ini semua partisi dari citra dihitung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengenalan wajah (face recognition) merupakan salah satu teknologi biometric yang sangat dibutuhkan dalam berbagai aplikasi, seperti keamanan, verifikasi (pembuktian)

Lebih terperinci

Sistem Pengenal Wajah Manusia untuk Personalisasi Perintah pada Robot

Sistem Pengenal Wajah Manusia untuk Personalisasi Perintah pada Robot Sistem Pengenal Wajah Manusia untuk Personalisasi Perintah pada Robot Mara Nugraha Teknik Informatika Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100, Depok maranugraha@sta.gunadarma.ac.id Abstrak Pengenalan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan pemrosesan data untuk sistem pengenalan gender pada skripsi ini, meliputi cropping dan resizing ukuran citra, konversi citra

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dengan pemprosesan sinyal suara. Berbeda dengan speech recognition

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dengan pemprosesan sinyal suara. Berbeda dengan speech recognition BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Speaker recognition adalah salah satu bidang pengenalan pola yang berkaitan dengan pemprosesan sinyal suara. Berbeda dengan speech recognition yang mengenali kata atau

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA) DENGAN METODE HIDDEN MARKOV MODEL (HMM) DALAM PENGENALAN IDENTITAS SESEORANG MELALUI WAJAH

PERBANDINGAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA) DENGAN METODE HIDDEN MARKOV MODEL (HMM) DALAM PENGENALAN IDENTITAS SESEORANG MELALUI WAJAH PERBANDINGAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA) DENGAN METODE HIDDEN MARKOV MODEL (HMM) DALAM PENGENALAN IDENTITAS SESEORANG MELALUI WAJAH Abdu Rakhman Syakhala 1, Diyah Puspitaningrum 2, Endina

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan dan algoritma yang akan digunakan pada sistem pengenalan wajah. Bagian yang menjadi titik berat dari tugas akhir

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Penentuan Masalah Penelitian Masalah masalah yang dihadapi oleh penggunaan identifikasi sidik jari berbasis komputer, yaitu sebagai berikut : 1. Salah satu masalah dalam

Lebih terperinci

Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Pengenalan Wajah Menggunakan Metode Adjacent Pixel Intensity Difference Quantization Histogram Generation Oleh : ANDIK MABRUR 1206 100 716 Dosen Pembimbing : Drs. Soetrisno, MI.Komp. Jurusan Matematika

Lebih terperinci

ANALISA PENGUKURAN SIMILARITAS BERDASARKAN JARAK MINIMUM PADA PENGENALAN WAJAH 2D MENGGUNAKAN DIAGONAL PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

ANALISA PENGUKURAN SIMILARITAS BERDASARKAN JARAK MINIMUM PADA PENGENALAN WAJAH 2D MENGGUNAKAN DIAGONAL PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS ANALISA PENGUKURAN SIMILARITAS BERDASARKAN JARAK MINIMUM PADA PENGENALAN WAJAH 2D MENGGUNAKAN DIAGONAL PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS Fetty Tri Anggraeny, Wahyu J.S Saputra Jurusan Teknik Informatika, Universitas

Lebih terperinci

Pengembangan Perangkat Lunak untuk Pengenalan Wajah dengan Filter Gabor Menggunakan Algoritma Linear Discriminant Analysis (LDA)

Pengembangan Perangkat Lunak untuk Pengenalan Wajah dengan Filter Gabor Menggunakan Algoritma Linear Discriminant Analysis (LDA) Pengembangan Perangkat Lunak untuk Pengenalan Wajah dengan Filter Gabor Menggunakan Algoritma Linear Discriminant Analysis (LDA) Erma Rachmawati Jurusan Teknik Elektro- FTI, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Identifikasi manusia dapat dilakukan secara otomatis dengan bantuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Identifikasi manusia dapat dilakukan secara otomatis dengan bantuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Identifikasi manusia dapat dilakukan secara otomatis dengan bantuan perangkat elektronik. Identifikasi tersebut perlu dilakukan untuk menunjang sistem peresensi, keamanan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap instansi, terutama instansi pendidikan tinggi yang memiliki kegiatan secara rutin setiap harinya selalu mengadakan proses pendidikan dengan cara melakukan tatap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Pakar (Expert System), Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Network), Visi

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Pakar (Expert System), Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Network), Visi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era yang semakin maju ini, teknologi telah memegang peranan penting dalam kehidupan manusia sehari-hari, sehingga kemajuannya sangat dinantikan dan dinikmati para

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Biometrik adalah ilmu untuk menetapkan identitas seseorang berdasarkan ciri fisik, kimia, ataupun tingkah laku dari orang tersebut. Dewasa ini, biometrik telah menjadi suatu

Lebih terperinci

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Program Studi Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang Abstrak. Saat ini, banyak sekali alternatif dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah Pengunjung Atlantis Water Adventure. Jumlah Pengunjung

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah Pengunjung Atlantis Water Adventure. Jumlah Pengunjung BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolam renang adalah suatu konstruksi buatan yang dirancang untuk diisi dengan air dan digunakan untuk berenang, menyelam, atau aktivitas air lainnya. Penggunaan kolam

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras 3.1.1 Diagram Blok Sistem Rancangan perangkat keras dari aplikasi pengenalan wajah ini dapat dilihat pada diagram blok Gambar 3.1 sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, antrean (queing) merupakan hal yang sering sekali kita jumpai, misalnya ketika membeli karcis, membayar tol, menaiki kendaraan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Definisi Masalah Dalam beberapa tahun terakhir perkembangan Computer Vision terutama dalam bidang pengenalan wajah berkembang pesat, hal ini tidak terlepas dari pesatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Home security saat ini sudah menjadi kebutuhan setiap pemilik rumah yang menginginkan tingkat keamanan yang baik. Salah satu sistem keamanan konvensional yang masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman yang secara tidak disadari diikuti oleh perkembangan teknologi sangat banyak memberi pengaruh terhadap perkembangan ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi berisi tahapan-tahapan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C-

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C- 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Studi Pendahuluan Sebelumnya telah ada penelitian tentang sistem pengenalan wajah 2D menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C- Means dan jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan, pembatasan masalah, metodologi, dan sistematika

BAB I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan, pembatasan masalah, metodologi, dan sistematika BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, identifikasi masalah, perumusan masalah, tujuan, pembatasan masalah, metodologi, dan sistematika penulisan dari Tugas Akhir ini. 1.1

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI BIOMETRIK FINGER KNUCKLE PRINT MENGGUNAKAN FITUR EKSTRAKSI PCA DAN GLCM

IDENTIFIKASI BIOMETRIK FINGER KNUCKLE PRINT MENGGUNAKAN FITUR EKSTRAKSI PCA DAN GLCM 1 IDENTIFIKASI BIOMETRIK FINGER KNUCKLE PRINT MENGGUNAKAN FITUR EKSTRAKSI DAN Ratna Dwi Jayanti A11.2011.05949 Program Studi Teknik Informatika S1 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro, Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, hal ini membuktikan bahwa pengenalan pola sangatlah penting terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, hal ini membuktikan bahwa pengenalan pola sangatlah penting terutama dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini telah banyak penerapan pengenalan pola di banyak negara maju maupun negara berkembang, hal ini membuktikan bahwa pengenalan pola sangatlah penting terutama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Citra digital sebenarnya bukanlah sebuah data digital yang normal,

BAB II LANDASAN TEORI. Citra digital sebenarnya bukanlah sebuah data digital yang normal, BAB II LANDASAN TEORI II.1 Citra Digital Citra digital sebenarnya bukanlah sebuah data digital yang normal, melainkan sebuah representasi dari citra asal yang bersifat analog [3]. Citra digital ditampilkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. seseorang. Hal inilah yang mendorong adanya perkembangan teknologi

BAB 3 METODOLOGI. seseorang. Hal inilah yang mendorong adanya perkembangan teknologi BAB 3 METODOLOGI 3.1. Kerangka Berpikir Pengenalan ekspresi wajah adalah salah satu bentuk representasi kecerdasan manusia yang dapat digunakan untuk mendeteksi kondisi emosi seseorang. Hal inilah yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenali penggunanya lebih tepat. Beberapa aplikasi biometrik antara lain retinal

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenali penggunanya lebih tepat. Beberapa aplikasi biometrik antara lain retinal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Biometrik adalah autentikasi secara biologis memungkinkan sistem dapat mengenali penggunanya lebih tepat. Beberapa aplikasi biometrik antara lain retinal scan, face

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini pengolahan citra digital telah mengalami perkembangan pesat dengan semakin banyak penelitian tentang pengenalan objek dari sebuah citra. Pengenalan suatu

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang Keamanan data pribadi merupakan salah satu hal terpenting bagi setiap orang yang hidup di era dimana Teknologi Informasi (TI) berkembang dengan sangat pesat. Setiap orang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Hardware a. Prosesor : Intel Core i5-3230m CPU @ 2.60GHz b. Memori : 4.00 GB c.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kamera web (singkatan dari web dan camera) merupakan sebuah media

BAB II LANDASAN TEORI. Kamera web (singkatan dari web dan camera) merupakan sebuah media BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Webcam Kamera web (singkatan dari web dan camera) merupakan sebuah media yang berorientasi pada image dan video dengan resolusi tertentu. Umumnya webcam adalah sebuah perngkat

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Eksperimen Pada penelitian ini, eksperimen dilakukan terhadap metode Independent Component Analysis (ICA) dan Principal Component Analysis (PCA). Fokus utama penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam bidang animasi, motion capture adalah salah satu cara yang dipakai para

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam bidang animasi, motion capture adalah salah satu cara yang dipakai para BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam bidang animasi, motion capture adalah salah satu cara yang dipakai para kreator animasi untuk mengambil gerakan yang dapat diterapkan dalam pembuatan animasi,

Lebih terperinci

ESTIMASI FUNGSI SPASIAL PADA IDENTIFIKASI FITUR WAJAH

ESTIMASI FUNGSI SPASIAL PADA IDENTIFIKASI FITUR WAJAH ESTIMASI FUNGSI SPASIAL PADA IDENTIFIKASI FITUR WAJAH Akhyar 1*, Risanuri Hidayat 1, Bimo Sunarfri Hantono 1 1 Department of Electrical Engineering and Information Technology, Universitas Gadjah Mada *

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Berikut adalah beberapa definisi dari citra, antara lain: rupa; gambar; gambaran (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Sebuah fungsi dua dimensi, f(x, y), di mana x dan y adalah

Lebih terperinci

BAB 2 Landasan Teori

BAB 2 Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori Pengenalan manusia secara otomatis menggunakan mesin merupakan masalah yang menantang dan telah menjadi banyak perhatian selama beberapa tahun terakhir. (Jawad, Syed, dan Farrukh,

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING

SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING Mohamad Aditya Rahman, Ir. Sigit Wasista, M.Kom Jurusan Teknik Elektronika, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Lebih terperinci

UJI KINERJA FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN EIGENFACES

UJI KINERJA FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN EIGENFACES 1 Uji Kinerja Face Recognition Menggunakan Eigenfaces UJI KINERJA FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN EIGENFACES ABDUL AZIS ABDILLAH 1 1STKIP Surya, Tangerang, Banten, abdillah.azul@gmail.com Abstrak. Pada paper

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil tempat di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berlokasi di Jl. Lingkar Selatan, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE GABOR DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA SISTEM PENGENALAN WAJAH

IMPLEMENTASI METODE GABOR DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA SISTEM PENGENALAN WAJAH IMPLEMENTASI METODE GABOR DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA SISTEM PENGENALAN WAJAH IMPLEMENTATION GABOR FILTER METHOD AND NEURAL NETWORK ON FACE RECOGNITION SYSTEM Benny Kurniawan 1, R Rumani M 2, Muhammad

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2004/2005

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2004/2005 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2004/2005 PENGENALAN CITRA WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN TRANS FORMAS I WAVELET DIS KRIT D AN JARINGAN S ARAF

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Sistem pengawasan atau surveillance system

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Sistem pengawasan atau surveillance system BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang, permasalahan, tujuan, dan ruang lingkup dari tugas akhir. Setelah itu dilanjutkan dengan sistematika penulisan laporan. 1.1. Latar Belakang Saat ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Prinsip Kerja Sistem Prinsip kerja sistem diawali dengan pembacaan citra rusak dan citra tidak rusak yang telah terpilih dan dikumpulkan pada folder tertentu.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Penelitian mengenai pengenalan wajah termotivasi oleh banyaknya aplikasi praktis yang diperlukan dalam identifikasi wajah. Pengenalan wajah sebagai salah satu dari teknologi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK BAB III PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK 3.1. Sistem Pengenalan Gender Sistem pengenalan gender dalam skripsi ini dibuat dengan membandingkan 3 buah metode, yaitu 1 metode tanpa ekstraksi fitur yaitu subtraction

Lebih terperinci

BAB IV DATA PENGAMATAN DAN ANALISIS

BAB IV DATA PENGAMATAN DAN ANALISIS BAB IV DATA PENGAMATAN DAN ANALISIS 4.1 Prosedur pengujian Setelah perancangan perangkat lunak dilakukan, maka selanjutnya dilakukan pengujian pengenalan wajah dan identifikasi. Tujuan dari pengujian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wicara atau ucapan adalah cara berkomunikasi yang paling sederhana dan sering digunakan oleh manusia. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, proses komunikasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D Penelitian ini mengembangkan model sistem pengenalan wajah dua dimensi pada citra wajah yang telah disiapkan dalam

Lebih terperinci

Identifikasi Tanda Tangan Menggunakan Transformasi Gabor Wavelet dan Jarak Minskowski

Identifikasi Tanda Tangan Menggunakan Transformasi Gabor Wavelet dan Jarak Minskowski Identifikasi Tanda Tangan Menggunakan Transformasi Gabor Wavelet dan Jarak Minskowski Junia Kurniati Computer Engineering Department Faculty of Computer Science Sriwijaya University South Sumatera Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi biometrika sudah sedemikian pesat dan canggih. Teknologi biometrika telah banyak diterapkan di berbagai bidang, seperti aplikasi pemerintahan,

Lebih terperinci

PENGENALAN GENDER MEMANFAATKAN WAJAH MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE KLASIFIKASI NEAREST NEIGHBOR

PENGENALAN GENDER MEMANFAATKAN WAJAH MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE KLASIFIKASI NEAREST NEIGHBOR PENGENALAN GENDER MEMANFAATKAN WAJAH MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE KLASIFIKASI NEAREST NEIGHBOR Ardilla Ayu Dewanti Ridwan, Ivanna K. Timotius, Iwan Setyawan PENGENALAN GENDER MEMANFAATKAN WAJAH MANUSIA

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Ilustrasi pencarian titik pusat dan jari-jari pupil. Segmentasi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Ilustrasi pencarian titik pusat dan jari-jari pupil. Segmentasi 4 Perangkat keras berupa Notebook: Processor intel Core i3 2.2 GHz. RAM kapasitas 2. GB. Harddisk Kapasitas 5 GB. Monitor pada resolusi 1366 x 768 piksel. Merek Acer Aspire 475. Perangkat lunak berupa:

Lebih terperinci

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE DIAGONAL PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS. Skripsi

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE DIAGONAL PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS. Skripsi PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE DIAGONAL PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS Skripsi Di susun oleh : M. RIDHO MAJIDI (0934010056) PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVESITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Bab pertama ini mencakup latar belakang permasalahan yang mendasari pelaksanaan tugas akhir, tujuan, ruang lingkup tugas akhir dan sistematika penulisan laporan. 1.1. Latar Belakang Pengenalan

Lebih terperinci

YOGI WARDANA NRP

YOGI WARDANA NRP PENGEMBANGAN ALGORITMA SISTEM IDENTIFIKASI MATA MANUSIA BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DENGAN METODE GABOR PADA PERALATAN AOI ( AUTOMATED OPTICAL INSPECTION ) YOGI WARDANA NRP. 2107 100 115 JURUSAN TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS(PCA) DAN IMPROVED BACKPROPAGATION

IMPLEMENTASI PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS(PCA) DAN IMPROVED BACKPROPAGATION J~ICON, Vol. 3 No. 2, Oktober 2015, pp. 89 ~ 95 89 IMPLEMENTASI PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS(PCA) DAN IMPROVED BACKPROPAGATION Rini Miyanti Maubara 1, Adriana Fanggidae

Lebih terperinci

Pengenalan Wajah Manusia dengan Hidden Markov Model (HMM) dan Fast Fourier Transform (FFT)

Pengenalan Wajah Manusia dengan Hidden Markov Model (HMM) dan Fast Fourier Transform (FFT) IJCCS, Vol.x, No.x, Julyxxxx, pp. 1~5 ISSN: 1978-1520 1 Pengenalan Wajah Manusia dengan Hidden Markov Model (HMM) dan Fast Fourier Transform (FFT) Andes Andriady 1, Fandi Sanjaya 2, Derry Alamsyah 3 1,2,3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia diciptakan dengan bentuk fisik dan rupa yang berbeda sehingga manusia tersebut dapat dibedakan satu dengan yang lainnya. Pada teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman dan teknologi, teknik pengenalan individu secara

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman dan teknologi, teknik pengenalan individu secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk mengontrol akses menuju suatu wilayah atau material yang dilindungi, dibutuhkan teknik pengenalan individu yang handal. Seiring dengan perkembangan zaman dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam bidang keamanan, salah satunya adalah pengenalan wajah (face recognition).

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam bidang keamanan, salah satunya adalah pengenalan wajah (face recognition). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini telah banyak penerapan pengenalan pola di banyak negara maju maupun negara yang berkembang, hal ini membuktikan bahwa pengenalan pola sangatlah penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah penggunaan smartphone. Weiser (1999) mengatakan bahwa semakin

BAB I PENDAHULUAN. adalah penggunaan smartphone. Weiser (1999) mengatakan bahwa semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di era modern ini, banyak hal yang tanpa disadari sudah mengalami banyak perubahan dan perkembangan seiring dengan berjalannya waktu. Salah satunya adalah kemajuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 16 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Retrival Citra Saat ini telah terjadi peningkatan pesat dalam penggunaan gambar digital. Setiap hari pihak militer maupun sipil menghasilkan gambar digital dalam ukuran giga-byte.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia digital, terutama dengan berkembangnya internet, menyebabkan informasi dalam berbagai bentuk dan media dapat tersebar dengan cepat tanpa

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI Bab ini berisi analisis pengembangan program aplikasi pengenalan karakter mandarin, meliputi analisis kebutuhan sistem, gambaran umum program aplikasi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. individu lain. Karakteristik ini perlu diidentifikasikan agar dapat digunakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. individu lain. Karakteristik ini perlu diidentifikasikan agar dapat digunakan untuk 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang unik dan berbeda satu satu sama lain. Ia memiliki berbagai karakteristik yang dapat digunakan untuk membedakan dirinya dengan individu

Lebih terperinci

Pengenalan Wajah dengan Metode Subspace LDA (Linear Discriminant Analysis)

Pengenalan Wajah dengan Metode Subspace LDA (Linear Discriminant Analysis) Pengenalan Wajah dengan Metode Subspace LDA (Linear Discriminant Analysis) Ratna Nur Azizah Jurusan Teknik Elektro FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih-Sukolilo, Surabaya-60111

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi terutama pada dunia digital pada saat ini memungkinkan informasi dalam berbagai bentuk dan media dapat tersebar dengan cepat tanpa batas ruang

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN NEURO-WAVELET

SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN NEURO-WAVELET SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN NEURO-WAVELET Benni Agung Nugroho, Irna Wijayanti dan Agus Widayanti Jurusan Teknik Informatika, Politeknik Kediri e-mail : benni.nugroho@gmail.com Abstrak Sistem pengenalan

Lebih terperinci

Tugas Teknik Penulisan Karya Ilmiah. M.FAIZ WAFI Sistem Komputer Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya

Tugas Teknik Penulisan Karya Ilmiah. M.FAIZ WAFI Sistem Komputer Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya Tugas Teknik Penulisan Karya Ilmiah Sistem Identifikasi Biometrik Finger Knuckle Print Menggunakan Histogram Equalization dan Principal Component Analysis (PCA) M.FAIZ WAFI 09121001043 Sistem Komputer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan memanfaatkan ciri wajah yang telah tersimpan pada database atau wajah

BAB I PENDAHULUAN. dengan memanfaatkan ciri wajah yang telah tersimpan pada database atau wajah BAB I 1. asd PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan teknologi di bidang informasi khususnya dengan menggunakan komputer telah berkembang, hal ini menyebabkan banyak aplikasi baru

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK BAB I PERSYARATAN PRODUK Berkembangnya teknologi informasi pasti menimbulkan masalah dalam pengamanan informasi. Salah satu cara untuk mengamankan informasi dapat dilakukan dengan autentikasi terhadap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. mencakup teori speaker recognition dan program Matlab. dari masalah pattern recognition, yang pada umumnya berguna untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. mencakup teori speaker recognition dan program Matlab. dari masalah pattern recognition, yang pada umumnya berguna untuk 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar / Umum Landasan teori dasar / umum yang digunakan dalam penelitian ini mencakup teori speaker recognition dan program Matlab. 2.1.1 Speaker Recognition Pada

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Iris mata merupakan salah satu organ internal yang dapat di lihat dari luar. Selaput ini berbentuk cincin yang mengelilingi pupil dan memberikan pola warna pada mata

Lebih terperinci

APLIKASI PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE DENGAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA

APLIKASI PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE DENGAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA APLIKASI PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE DENGAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA Anita T. Kurniawati dan Afrilyan Ruli Dwi Rama Teknik Informatika-ITATS, Jl. Arief Rahman Hakim 100 Surabaya Email:

Lebih terperinci

Calculati Alfi Jannati Mujiono Pembimbing : Dr. Singgih Jatmiko, SSi., MSc

Calculati Alfi Jannati Mujiono Pembimbing : Dr. Singgih Jatmiko, SSi., MSc ANALISIS PERBANDINGAN METODE EIGENFACE DENGAN FISHERFACE PADA PROSES PENGENALAN WAJAH Calculati Alfi Jannati Mujiono 51410506 Pembimbing : Dr. Singgih Jatmiko, SSi., MSc Latar Belakang Perkembangan Teknologi

Lebih terperinci

Deteksi Lokasi Bibir Otomatis Pada Citra Wajah Berbasis Ciri Bentuk dan Warna

Deteksi Lokasi Bibir Otomatis Pada Citra Wajah Berbasis Ciri Bentuk dan Warna F7 bentuk [5]. Pendekatan berbasis bentuk bibir menggunakan Deteksi Lokasi Bibir Otomatis Pada Citra Wajah Berbasis Ciri Bentuk dan Warna Shinta Puspasari, STMIK lobal Informatika MDP Abstrak Metode yang

Lebih terperinci

Jurnal String Vol.1 No.2 Tahun 2016 ISSN : PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS UNTUK SISTEM PENGENALAN WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE

Jurnal String Vol.1 No.2 Tahun 2016 ISSN : PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS UNTUK SISTEM PENGENALAN WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS UNTUK SISTEM PENGENALAN WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE Nunu Kustian Program Studi Teknik Informatika, Universitas Indraprasta PGRI Email: kustiannunu@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

Identifikasi Wajah Manusia untuk Sistem Monitoring Kehadiran Perkuliahan menggunakan Ekstraksi Fitur Principal Component Analysis (PCA)

Identifikasi Wajah Manusia untuk Sistem Monitoring Kehadiran Perkuliahan menggunakan Ekstraksi Fitur Principal Component Analysis (PCA) Identifikasi Wajah Manusia untuk Sistem Monitoring Kehadiran Perkuliahan menggunakan Ekstraksi Fitur Principal Component Analysis (PCA) Cucu Suhery #1, Ikhwan Ruslianto *2 # Prodi Sistem Komputer Fakultas

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KARAKTER MANUSIA MELALUI TULISAN TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS TEKSTUR DAN MEDIAN FILTER BERBASIS WEB

IDENTIFIKASI KARAKTER MANUSIA MELALUI TULISAN TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS TEKSTUR DAN MEDIAN FILTER BERBASIS WEB IDENTIFIKASI KARAKTER MANUSIA MELALUI TULISAN TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS TEKSTUR DAN MEDIAN FILTER BERBASIS WEB Sulaeman, Prihastuti Harsani, Arie Qur ania. Email : svone17@gmail.com Program

Lebih terperinci

Penerapan Metode Phase Congruency Image (PCI) dalam Pengenalan Citra Wajah secara Otomatis

Penerapan Metode Phase Congruency Image (PCI) dalam Pengenalan Citra Wajah secara Otomatis Penerapan Metode Phase Congruency Image (PCI) dalam Pengenalan Citra Wajah secara Otomatis Puspita Ayu Ningsih Putri. SY, Wirawan, Hendra Kusuma Jurusan Teknik Elektro FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci