Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN PIKIRAN POKOK TEKS BACAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT SD Negeri Proto, Kabupaten Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah ada peningkatan kemampuan menemukan pikiran pokok teks bacaan pada siswa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas melalui tahapan atau siklus, penelitian ini berlangsung dalam dua siklus. Prosedur pelaksanaan tindakan meliputi beberapa tahapan. Tahapan pertama melakukan pendahuluan identifikasi masalah. Tahapan kedua peningkatan model pembelajaran Cooperatif Script yaitu dengan cara guru membagi siswa untuk berpasangan dengan guru dalam pengenalan. Tahapan ketiga pelaksanaan penggunaan model pembelajaran cooperatif script dan dilanjutkan dengan refleksi agar dapat menyusun rencana selanjutnya. Tahap keempat mengadakan tindak lanjut melalui penyusunan laporan. Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan kemampuan menemukan pikiran pokok teks bacaan. Kesimpulan pada penelitian ini bahwa penggunaan model pembelajaran cooperative script cukup efektif untuk diterapkan dalam dalam pelajaran bahasa Indonesia. 2016 Didaktikum Kata Kunci: Cooperative Script; Pikiran Pokok; Teks Bacaan; PENDAHULUAN Salah satu aspek pembelajaran bahasa Indonesia di SD adalah membaca, membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh setiap orang. Keterampilan membaca dibutuhkan hampir di setiap kegiatan kehidupan. Dengan terampil membaca manusia dapat lebih tanggap terhadap informasi-informasi penting dan bertambah wawasannya. Melihat pentingnya keterampilan membaca, maka pembelajaran membaca perlu dilaksanakan seefektif mungkin agar keterampilan tersebut dapat dikuasai oleh peserta didik secara maksimal. Tetapi kenyataan yang terjadi di lapangan, pembelajaran membaca di sekolah dasar belum menunjukkan hasil seperti yang diharapkan. Hal ini terbukti walaupun sudah kelas IV tetapi masih ada siswa yang belum mampu membaca secara lancar apalagi untuk menemukan pikiran pokok dari sebuah teks bacaan sehingga dalam materi ini nilainya rendah. Ketidakberhasilan pembelajaran membaca dalam menemukan pikiran pokok di sekolah dasar sebagian besar disebabkan oleh kegiatan pembelajaran yang kurang efektif dan kurang menarik. Kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia aspek membaca untuk menemukan pikiran pokok dari sebuah teks bacaan pada siswa kelas IV SD Negeri Proto selam 3 tahu yang lalu belum 38 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17. No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus)
menunjukkan hasil yang maksimal. Terbukti bahwa Pada tahun pelajaran 2012/2013. Hasil belajar siswa tidak sesuai dengan harapan yaitu belum mencapai KKM yaitu 70,sebagian besar masih di bawah KKM dari 14 siswa hanya 5 siswa atau 35 % yang tuntas belajarnya dengan nilai rata-rata hanya 55,7. Pada tahun 2013/2014 Hasil belajar siswa tidak sesuai dengan harapan y aitu belum mencapai KKM 70, Dari 15 siswa hanya 4 siswa atau 26 % yang tuntas dalam belajar. Dan Pada tahun pelajaran 2014/2015 Hasil belajar siswa juga tidak sesuai dengan harapan yaitu mencapai nilai minimal 60. Nilai yang diperoleh siswa di kelas ini sebagian besar masih di bawah KKM dari 16 siswa hanya 4 (25 %) siswa yang tuntas belajar. Nilai rata-rata kelas hanya 53.1. Tujuan terciptanya pembelajaran bahasa Indonesia yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan ternyata belum dapat diwujudkan di kelas ini, karena dalam kegiatan pembelajaran masih banyak siswa yang pasif. Hal ini dapat dilihat dari adanya siswa yang tidak memperhatikan pelajaran tetapi justru menyanyi, memukul-mukul meja, bahkan ada juga siswa yang sibuk menggambar ataupun corat-coret sendiri. Ketidak aktifan siswa juga ditunjukkan dengan adanya siswa yang tidak mau menjawab pertanyaan. Apabila guru memberi pertanyaan klasikal mereka diam saja dan apabila diberi pertanyaan individual siswa hanya menjawab tidak tahu. Selain itu jika disuruh maju tidak mau. Keberhasilan suatu pembelajaran ditentukan juga oleh ketertiban. Sikap tidak tertib pada siswa seperti sering keluar kelas ke kelas lain ataupun melihat siswa lain yang olah raga masih sering terjadi. Kebiasaan siswa melihat ke luar kelas memperhatikan orang-orang yang lewat serta berbicara sendiri membahas masalah yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran sangatlah mengganggu proses belajar mengajar. Dari identifikasi masalah yang telah dijelaskan di atas, penulis menganalisis penyebab timbulnya permasalahan. Hal-hal yang menyebabkan timbulnya permasalahan tersebut adalah Metode, media maupun model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi Guru juga kurang memperhatikan perlunya memotivasi siswa dalam proses belajar mengajar. Motivasi siswa bertujuan untuk memfokuskan perhatian siswa selama pembelajaran berlangsung. Bagi siswa yang tidak tertib atau malas guru dapat memberi motivasi berupa hukuman. Terhadap siswa yang berprestasi guru memotivasi dengan memberikan hadiah atau pujian. Berdasarkan pengalaman mengajar selama ini ternyata model pembelajaran Cooperative Script dapat meningkatkan pemahaman menemukan pikiran pokok teks bacaan dan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran, hal ini terlihat pada hasil pembelajaran sebelumnya bahwa sebagian besar siswa dapat dilihat hasilnya sangat rendah. Menurut pendapat Miftahul A la (2011: 97), model pembelajaran cooperative script disebut juga Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajarinya dalam ruangan kelas. Menurut Dansereau (Slavin 1994: 175) Cooperative script merupakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan daya ingat siswa. Brousseau (2002) dalam Hadi (2007:18) menyatakan bahwa model pembelajaran cooperative script adalah secara tidak langsung terdapat kontrak belajar antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa mengenai cara berkolaborasi. Dari beberapa analisis di atas dapat ditarik suatu simpulan bahwa ketidakberhasilan pembelajaran dipengaruhi banyak faktor. Beberapa faktor tersebut antara lain pemilihan metode, media, model, pengelolaan kelas, dan motivasi. Faktor internal siswa besar pula pengaruhnya. Mengingat kompleksitas permasalahan pembelajaran inilah maka guru harus selalu mengadakan evaluasi diri dan mencari solusi apabila menjumpai permasalahan pembelajaran. PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN PIKIRAN POKOK TEKS BACAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT 39
Lambat laun bila guru bersikap demikian maka guru tersebut profesional dalam bidangnya. Usaha lain yang perlu ditempuh guru adalah selalu berupaya menambah ilmu pengetahuan baik untuk pendalaman materi maupun pengayaan diri. Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah yang dikaji adalah: Apakah model pembelajaran cooperative script dapat meningkatkan kemampuan menemukan pikiran pokok pada teks bacaan? METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian Tindakan Kelas. Prosedur Penelitian Tindakan menurut Suharsimi Arikunto (2009) model bagan penelitian tindakan secara garis besar terdapat 4 tahapan yang lazim dilalui yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, dan (4) Refleksi. Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Proto, Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV semester 1 tahun ajaran 2015 / 2016 SD Negeri Proto Kedungwuni. Penelitian dilakukan di semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016. Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi tes untuk mengukur ranah kognitif dan kreativitas hasil belajar siswa, observasi untuk mengukur kreativitas siswa dan dokumentasi untuk mencari data yang berkaitan dengan aktivitas dan hasil belajar siswa dari masing-masing individu sebelum maupun sesudah dilaksanakan tindakan penelitian. Analisis data yang digunakan adalah data-data kuantitatif dengan analisis data kuantitatif, sedangkan data-data kualitatif menggunakan analisis data deskriptif kualitatif dengan menggunakan langkah-langkah : melakukan reduksi data ( mengelompokkan data menurut kategori tertentu) display data atau pemaparan data, penarikan kesimpulan atau verifikasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I 1. Perencanaan 40 Tahap perencanaan yang dilakukan adalah menyusu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative Script yaitu Membagi siswa untuk berpasangan, siswa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siswa kedua sebagai pendengar, menyusun alat evaluasi, menyiapkan lembar observasi dan instrumen penelitian. 2. Pelaksanaan Tindakan yang di lakukan pada penelitian adalah menerapkan model pembelajaran cooperative script pada mata pelajaran bahasa Indonesia pokok bahasan menemukan pikiran pokok teks bacaan. Tindakan yang di lakukan terdiri dari dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Siklus I dilaksanakan 2 pertemuan masing - masing 2 x 35 menit dilaksanakan 2 pertemuan. Demikian juga siklus 2 dilaksanakan 2 pertemuan masing-masing pertemuan 2 x 35 menit. Pada siklus ini siswa mempelajari kompetensi dasar menemukan pikiran pokok teks bacaan. 3. Observasi Observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa yang diamati yaitu pemahaman konsep, kerja sama, disiplin, ide kreatif, percaya diri, dan hasil kerja. Berdasarkan pengamatan aktivitas siswa pada siklus 1 memperoleh ratarata 43,25 4. Refleksi Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17. No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus)
Refleksi merupakan aktivitas yang dilakukan guru untuk melihat berbagai kekurangan yang dilaksanakan guru selama tindakan, yaitu dengan menganalisis hasil tes evaluasi dan lembar observasi sehingga akan diketahui berhasil atau tidaknya tindakan yang sudah dilakukan. Hasil refleksi pada siklus I akan menjadi acuan untuk memperbaiki proses pembelajaran pada siklus selanjutnya yaitu siklus II. Berdasarkan refleksi menunjukkan hasil aktivitas siswa dalam proses pembelajaran meningkat tiap siklusnya. Siklus I menunjukkan peningkatan aktivitas tetapi masih ada beberapa siswa yang belum paham dalam menemukan pikiran pokok suatu teks bacaan. Siklus II 1. Perencanaan Tahap perencanaan yang dilakukan di antaranya menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan model pembelajaran cooperative script, yaitu Membagi siswa untuk berpasangan, siswa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siswa kedua sebagai pendengar, menyusun alat evaluasi, menyiapkan lembar observasi dan instrumen penelitian. 2. Pelaksanaan Tindakan yang di lakukan pada penelitian adalah menerapkan model pembelajaran cooperative script pada mata pelajaran bahasa indonesia pokok bahasan menemukan pikiran pokok teks bacaan. Tindakan yang di lakukan terdiri dari dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Siklus I dilaksanakan 2 pertemuan masing - masing 2 x 35 menit dilaksanakan 2 pertemuan. Demikian juga siklus 2 dilaksanakan 2 pertemuan masing-masing pertemuan 2 x 35 menit. Pada siklus ini siswa mempelajari kompetensi dasar menemukan pikiran pokok teks bacaan. 3. Observasi Observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa yang diamati yaitu pemahaman konsep, kerja sama, disiplin, ide kreatif, percaya diri dan hasil kerja. Berdasarkan pengamatan aktivitas siswa pada siklus II memperoleh ratarata 87,5. 4. Refleksi Refleksi merupakan aktivitas yang dilakukan guru untuk melihat berbagai kekurangan yang dilaksanakan guru selama tindakan, yaitu dengan menganalisis hasil tes evaluasi dan lembar observasi sehingga akan diketahui berhasil atau tidaknya yang sudah dilakukan. Siklus II menunjukkan terjadi peningkatan aktivitas dibanding siklus I karena siswa sudah mampu dalam menemukan pikiran pokok suatu teks bacaan terlihat secara aktif dalam proses pembelajaran. Siswa aktif bekerja sama dalam kegiatan kelompok dengan bergantian peran, mereka bertukar pikiran tentang cara bagaimana dalam menemukan pikiran pokok suatu teks bacaan antara siswa satu dengan yang lainnya. Siswa lebih disiplin dalam mengerjakan tugas kelompok serta berani menyampaikan hasil diskusinya. I. Peningkatan aktivitas belajar siswa pada kegiatan siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN PIKIRAN POKOK TEKS BACAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT 41
Tabel 1. Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa No. Aktivitas yang Diamati Siklus I Siklus II Pendahuluan 1. Motivasi belajar siswa 3,5 3,5 2. Mendengarkan penjelasan guru 4 4 Kegiatan Inti 3. Mengerjakan latihan yang diberikan 3,5 3,5 4. Mengajukan pertanyaan terkait materi yang dipelajari 2,5 3,5 5. Menyampaikan pendapat sesuai dengan materi yang dipelajari 3 3,5 Kegiatan Penutup 6. Menyimpulkan pelajaran 3 3,5 7. Menjawab soal evaluasi 3 4 Rata rata 22 25,5 Peningkatan aktivitas belajar siswa pada siklus I menunjukkan perubahan yang belum berarti karena masih dalam klasifikasi kurang baik yaitu rerata 22, setelah dilakukan refleksi maka pada kegiatan tindakan siklus II terjadi peningkatan rerata menjadi 25,5 dengan klasifikasi baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik I sebagai berikut : rata-rata 26 25 24 23 22 21 20 22 siklus I 25,5 SIKLUS II siklus I SIKLUS II Gambar 1. Grafik Perbandingan Rata-rata Aktivitas Siswa Hasil belajar kemampuan menemukan pikiran pokok terjadi peningkatan dari kegiatan siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel II. Tabel 2. Peningkatan Hasil belajar Siswa pada siklus I dan siklus II Uraian Siswa Tuntas Siswa tuntas belum Persentase tuntas Siswa Persentase belum Tuntas Siklus I 7 9 43,25% 56,75% Siklus II 14 2 87,5% 12,5% siswa 42 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17. No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus)
Berikut ini grafik statistika rata-rata ketuntasan klasikan siklus dari yang pertama sampai dengan siklus kedua 14 14 12 10 9 8 6 4 2 7 2 43,25% 87,50% 56,75% 12,50% Siklus I Siklus II 0 Siswa Tuntas Siswa belum tuntas Prosentase Siswa tuntas Prosentase siswa belum Tuntas Gambar 2. Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Dari tabel 2 dan gambar 2 dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang tuntas pada siklus 1 sebanyak 7 siswa dan pada siklus 2 bertambah menjadi 14 siswa. Persentase ketuntasan pada siklus I sebesar 43, 25% dan pada siklus II meningkat menjadi 87,5%. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah penulis lakukan maka dapat disimpulkan: (1) Model pembelajaran Cooperative Script dapat meningkatkan kemampuan menemukan pikiran pokok pada teks bacaan di kelas IV SD Negeri Proto, (2) Model pembelajaran Cooperative Script dapat meningkatkan keaktifan siswa sehingga siswa merasa senang dan nyaman kemudian tercipta KBM yang menyenangkan. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih, peneliti tujukan kepada Ibu Kepala Sekolah, Teman sejawat, Observer dan siswa kelas IV SD Negeri Proto Kecamatan Kedungwuni atas kerja samanya. DAFTAR PUSTAKA Brousereau. 2002. Theory of Didactical situation in mathematics Dordrechtkhwer Academic Publisherr Dansereau. 1994. Scripted Cooperative Dayds ( SCD ) Miftahul a la. 2011. Quantum Teaching. Jogjakarta: Diva Press Suharsimi Arikunto. 2009. penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN PIKIRAN POKOK TEKS BACAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT 43