PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VII-2 SMP N 19 PADANG KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG Elvira 1, Kaksim 2, Juliandry Kurniawan Junaidi 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat Vira2Vira1989@gmail.com ABSTRACT This research in the background by the teachers teach in the delivery of a material only using lecture and question and answer methods so that students are less active and less understanding of the concept of subject matter submitted by teachers. On the basis of the problem, this research is focused on the Effect of Using Problem Based Learning Model on Student IPS Learning Outcomes Class VII-4 SMP N 19 Padang Bungus Kecamatan Teluk Kabung Kota Padang. This type of research is experimental research. The study population is all students of class VII in the Lesson Year 2016/2017 which amounted to 7 Class. Sampling is done by cluster random sampling technique, that is control class and experiment class is determined randomly. The sample is a grade VII-4 student as a problembased class and class VII-7 as a control class. The results of this study indicate that the learning results of IPS experimental class higher than the control class. Result of t test, arithmetic is 8,9 while obtained t table 7,6. this means t count> t table, This means there is Influence Application of Problem-Based Learning Model (PBL) to the learning outcomes IPS Students Class VII-4 SMP N 19 Padang Bungus District Teluk Kabung Padang City. From the analysis of research results and discussion it can be concluded that there is Influence of Using Problem Based Learning Model on Student IPS Learning Results Class VII-7 SMP N 19 Padang Bungus Kecamatan Teluk Kabung Kota Padang. Keywords: Influence, Problem Based Learning, IPS Text PENDAHULUAN Pendidikan dapat dianggap sebagai aspek yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas bangsa. Dengan pendidikan dihasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi, mampu bersaing dengan bangsa lain, dan menjadi sumber motivasi kehidupan dalam segala bidang. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional (dalam Sagala, 2009:3),
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.dunia pendidikan, guru adalah seorang pendidik, pembimbing, pelatih, dan pengembangan kurikulum yang dapat menciptakan kondisi dan suasana pembelajaran yang kondusif, yaitu suasana belajar yang menyenangkan, menarik, memberi rasa aman, memberikan ruang pada siswa untuk berpikir aktif, dan kreatif. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan tersebut telah dan terus dilakukan, mulai dari berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru, penyempurnaan kurikulum secara periodik, perbaikan sarana dan prasarana. Namun indikator ke arah mutu pendidikan belum menunjukan peningkatan yang signifikan. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah masalah lemahnya pelaksanaan proses pembelajaran yang diterapkan pada guru di sekolah. Proses pembelajaran yang terjadi selama ini kurang mengembangkan kemampuan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan siswa. Penyebab utama kelemahan pembelajaran tersebut adalah karena kebanyakan guru tidak melakukan kegiatan pembelajaran dengan memfokuskan pada pengembangan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Pada akhirnya, keadaan semacam ini yang menyebabkan kegiatan pembelajaran hanya terpusat pada penyampaian materi dalam buku teks saja. Peranan pengajaran IPS di SMP sangatlah penting, IPS adalah merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD sampai SMP. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Menurut Depdikbud 2014, pendidikan IPS pada hakikatnya adalah pendidikan interelasi aspek
aspek kehidupan manusia di masyarakat. Hakikatnya materi digali dari kehidupan sehari hari yang nyata dalam kehidupan siswa dan masyarakat. Pendidikan IPS merupakan proses pengajaran yang mengajukan berbagai pengetahuan ilmu social Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan, pada hari Kamis dan Sabtu tanggal 20 dan 22 Januari 2017 dengan guru kelas VII- 4 Ibu Sri di SMP N 19 Padang, Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kota Padang, diperoleh beberapa informasi yaitu jumlah siswa 30 orang, yang terdiri dari 18 orang siswa laki-laki dan 16 orang siswa perempuan. Pada saat pembelajaran berlangsung, guru menyampaikan materi pelajaran dengan metode ceramah di depan kelas, guru tidak mengotrol pembelajaran yang mana siswa di ajak untuk mengamati, menanya, mengumpulkan infomasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan hasil. Peneliti melihat bahwa dalam proses pembelajaran, siswa melakukan pengamatan terhadap gambar yang ada di buku, kemudian guru langsung menyampaikan materi di depan kelas dan selanjutnya siswa diminta untuk menjawab pertanyaan yang ada di buku. Siswa hanya menerima apa yang disampaikan oleh guru dan siswa belum terlibat dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Selain itu, hasil belajar siswa kelas VII di SMP N 19 Padang untuk pembelajaran IPS kurang maksimal. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh aktivitas belajar siswa di kelas, apabila masalah ini dibiarkan berlarut-larut maka hasil belajar siswa tidak dapat ditingkatkan. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai Ujian Tengah Semester (UTS) I siswa kelas VII-4 untuk mata pelajaran IPS tahun ajaran 2016/2017, dimana masih banyak nilai siswa yang berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 75. Mengatasi masalahdi atas, peneliti berusaha untuk memperbaiki proses pembelajaran dengan memilih model pembelajaran yang tepat sehingga masalah tersebut dapat diatasi dan tujuan pembelajaran dapat dicapai. Salah satu strategi
pembelajaran yang mampu mengembangkan keterampilan berpikir peserta didik, kreatif, inovatif, dan sistematis dalam memecahkan masalah adalahproblem Based Learning. Berdasarkan permasalahan di atas, Problem Based Learning dapat digunakan sebagai salah satu model untuk mengimplementasikan pembelajaran IPS karena dapat melatih siswa memecahkan masalah dunia nyata dan melatih siswa berpikir kritis dan bereksperimen sehingga siswa nantinya akan mendapatkan pengalaman langsung yang berkesan, maka peneliti mengadakan Penelitian Kuantitatif Eksperimen dengan judul Pengaruh Penggunaan Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VII-2 SMP N 19 Padang Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kota Padang. Penelitian ini bertujuan untuk mengupayakan peningkatan pemahaman konsep-konsep dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model Problem Based Learning. Kerangka konseptual ini merupakan kerangka berpikir peneliti tentang pelaksanaan penelitian, sehingga memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian ini. Adapun kerangka berpikir peneliti diawali dengan adanya kondisi faktual yakni ditemui permasalahan pada siswa kelas VII-2 SMP Negeri 19 Padang, yaitu rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS. Peneliti berharap hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS dapat meningkat. Oleh karena itu peneliti perlu melakukan suatu tindakan yang berupa pembelajaran yang menggunakan model Problem Based Learning pada pembelajaran IPS. Proses pembelajaran IPS dengan menerapkan langkah-langkah model Problem Based Learning: 1. Guru menjelaskan kompetensi yang akan dicapai. 2. Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah. 3. Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai.
4. Guru membantu peserta didik dalam merencanakan/menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan.guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen, penelitian dilakukan untuk mengetahui untuk mengetahui ada tidaknya sesuatu yang dikenakan pada subjek didik. Caranya adalah dengan membandingkan satu atau lebih kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan satu atau lebih kelompok pembanding yang tidak menerima perlakuan. Pada penelitian ini yang dilakukan pada kelas eksperimen adalah pembelajaran aktif Model Problem Based Learning, sedangkan pada kelas kontrol pembelajaran konvesional Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas VII-4 SMP N 19 Padang dan waktu penelitian pada semester ganjil pada tahun ajaran 2016/2017.Agar mencapai tujuan yang telah dirumuskan dibutuhkan data di analisa. Data dikumpulkan melalui teknik non tes yang terdiri dari A. Sampel Suharsimi (2006:131) mengatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini diperlukan dua kelas sampel yaitu kelas eksperimen menggunakan kelas VII-4 dan kelas kontrol menggunakan kelas VII-7. Kelas VII-4 nantinya memakai Model Problem Based Learning dan kelas VII-4 memakai metode ceramah. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Cluster Sampling. Ada 2 variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1) Variabel bebas (x) adalah variabel yang dimanipulasi dan diperkirakan berpengaruh terhadap variabel lain. 2) Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau di buat kostan sehingga hubungan variabel independen terhadap yang tidak di pengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.variabel kontrol
adalah yang diawasi yang akan mempengaruhi hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 19 Padang Kecamatan Bungus Teluk Kabung. HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk melihat tercapainya pengaruh pembeljaran Sejarah terhadap hasil belajar siswa, peneliti melakukan tes di dua kelompok kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, di mana kelas eksperimen adalah kelas VII-4 dan kelas kontrol VII-7. Jumlah siswa tiap kelas adalah 30 untuk kelas ekperimen adalah kelas VII-4) dan 30 untuk kelas kontrol (VII-7).Selain observasi untuk mendapatkan data mengenai kendala guru dalam penggunaan media pembelajaran sejarah kelas XI IPS di SMAN 1 Basa Ampek Balai Tapan Kabupaten Pesisir Selatan. Penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam penelitian ini dilakukan secara acak (cluster random sampling), maka terpilihlah kelas VII-4 sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-7 sebagai kelas kontrol. Data yang di olah dalam penelitian ini adalah sesuai dengan fokus penelitian yaitu memberikan interpretasi pemahaman fakta dalam sejarah. Setelah dilaksanakan pretest soal fakta hasilnya tidak jauh berbedaan. Dari analisis data di atas dapat disimpulkan bahwa pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa baik untuk digunakan dalam proses pembelajaran, karena dengan penerapan model Problem Based Learning (berbasis masalah) guru dapat menuntun siswa untuk aktif dan belajar mandiri dalam membangun sendiri materi pelajaran yang ia temukan.guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami fakta dari apa yang dipelajarinya, serta memecahkan permasalahan yang muncul secara bersama-sama dengan kelompoknya dan menghubungkannya dengan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa mampu untuk mengiterpretasikan kembali dengan kata-kata mereka sendiri terhadap materi yang dipelajari. Semua ini dapat terlaksnan jika didukung oleh bahan atau materi ajar yang lengkap seperti buku paket
atau buku teks maupun buku penunjang pembelajaran sejarah, sebab dalam proses pembelajaran dengan model Probelem Based Learning (berbasis masalah) ini dibutuhkan banyak bahan atau sumber belajar untuk memahami apa yang dipelajari siswa. Dengan keterlibatan aktif siswa dalam proses pembeljaran dan menemukan sendiri inti dari materi yang dipelajarinya serta bisa menjelaskan apa itu pemahaman fakta dalam pembeljaran sejarah dan memberi makna bagi mereka sendiri dan juga tuntutan kurikulum 2013 terpenuhi. Untuk dapat mengaktifkan siswa dalam belajar, guru hendaknya menerapkan variasi dalam strategi pembeljaran sehingga mampu membawa siswa untuk aktif dalam belajar. Semua ini dapat terlaksana jika bahan dan materi ajar lengkap seperti buku teks yang bervariasi atau guru membuat sendiri buku ajar siswa membutuhkan banyak bahan sumber yang dapat digunakan untuk menemukan fakta dari setiap gerak sejarah. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengaruh penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (berbasis masalah) bahwa pengaruhpenerapan model Pembelajaran Problem Based Learning pada kelas VII-4 di SMP Negeri 19 Padang Kecamatan Bungus Teluk Kabung. Memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa materi Bentukbentuk dinamika interaksi manusia (hasil budaya) pada masa praaksara., hal ini terlihat dari rata-rata pencapaian kelas eksperimen yang lebih tinggi dari kelas kontrol. Nilai postest yang telah dilakukan mendapatkan hasil rata-rata 8,9 pada kelas eksperimen dan 7,6 pada kelas kontrol. Pencapaian model ini melibatkatkan siswa secara aktif dan menuntut siswa bertanya dan menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan fakta dalam sejarah dari setiap tahap pada materi Bentuk-bentuk dinamika interaksi manusia (hasil budaya) pada masa praaksara.dan mencari
makna dari fakta tersebut, untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami materi, guru menyuruh siswa menyampaikan apa yang dia ketahui dan mengajukan pertanyaan tentang untuk mengiterpretasikan fakta dalam pembelajaran sejarah di kelas VII SMP Negeri 19 Padang Kecamatan Bungus Teluk Kabung. DAFTARPUSTAKA Arikunto, Suharsimi, dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP). Jakarta: Depdiknas. Depdikbud 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.