PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V DI SD SABBIHISMA 01 PADANG

Transkripsi

1 ARTIKEL PENELITIAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V DI SD SABBIHISMA 01 PADANG OLEH NURI HAYATUL JANNAH NPM: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG 2017

2 HALAMAN PERSETUJUAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V DI SD SABBIHISMA 01 PADANG OLEH NURI HAYATUL JANNAH NPM: Artikel ini berdasarkan Skripsi yang berjudul PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V DI SD SABBIHISMA 01 PADANG untuk persyaratan wisuda Agustus Menyetujui: Pembimbing I Pembimbing II Dra. Susi Herawati, M.Pd Daswarman, S.T, M.Pd

3 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD SABBIHISMA 01 PADANG Nuri Hayatul Jannah 1 Susi Herawati 2 Daswarman 1 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2 Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta nurihayatul_j@yahoo.co.id Abstrak This study aims to describe the effect of learning outcomes of Mathematics students learning using make a match model better than the result of learning mathematics students learning using conventional learning class V SD Sabbihisma 01 Padang. The type of this research is experimental research with population in this study is all students of class V SD Sabbihisma 01 Padang which amounted to 86 students. Hypothesis test is done by t-test, because the data is normally distributed and homogeneous variance. From result of data analysis by using t test, obtained t_hitung that is 2,233. When compared with t_tabel is 2,006 then t_hitung> t_tabel (α 0,05), thus hypothesis used in this research accepted. In this research, it can be concluded that the result of mathematics learning by using make a match learning model shows positive result, because the learning result in experiment class is higher than the learning result in the control class, where the cognitive domain learning result in the experimental class (average 86, 1034), control class (average 81,1481). So it can be applied for the achievement of optimal results on student learning outcomes. Therefore it is expected that the classroom teachers can use the make-match learning model, as one of the models in the learning of mathematics in all elementary school students. Keywords: learning mathematics, make a match, learning outcomes. PENDAHULUAN Pendidikan adalah suatu proses interaksi manusiawi antara pendidikan dengan subjek didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses itu berlangsung dalam lingkungan tertentu dengan menggunakan bermacam-macam tindakan yang disebut alat pendidikan. Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan dalam pembelajaran matematika yang dilaksanakan pada hari senin tanggal 30 januari 2017 hingga pada hari sabtu tanggal 4 februari 2017 di kelas V SD Sabbihisma 01 Padang. Masalah yang peneliti temukan, diantaranya guru cenderung menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. kurangnya keinginan siswa untuk bertanya padahal mereka belum menguasai materi yang di ajarkan oleh guru, kurangnya siswa menjawab dan menanggapi pertanyaan yang di berikan oleh guru, pada waktu guru memberikan pertanyaan, hanya dua atau tiga orang siswa yang menjawab pertanyaan guru.

4 Beberapa siswa kurang memperhatikan guru saat menerangkan pembelajaran di depan kelas sehingga siswa tidak paham terhadap materi pelajaran yang diterangkan guru. Kurangnya pemahaman siswa pada materi pelajaran mengakibatkan rendahnya hasil belajar matematika siswa masih banyak nilai siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah diterapkan yaitu 80 hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran belum terlaksana sebagaimana mestinya dan tujuan pembelajaran pun tidak tercapai oleh guru. Berkaitan dengan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, peneliti memiliki solusi terhadap masalah tersebut. Solusi yang digunakan untuk permasalahan tersebut adalah dengan menggunakan model pembelajaran Make A Match. Penggunaan model pembelajaran ini dimaksudkan agar dapat menjadikan hasil belajar siswa lebih baik, dan siswa senang belajar matematika, serta menimbulkan rasa ingin tahu siswa. Menurut Shoimin (2014:98), Model pembelajaran make a match merupakan model pembelajaran yang dikembangkan Loma Curran. Ciri utama model make a match adalah siswa diminta mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau pertanyaan materi tertentu dalam pembelajaran. Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, maka peneliti melakukan penelitian dengan Pengaruh model pembelajaran Make A Match terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Sabbihisma 01 Padang dalam pembelajaran matematika. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitan yang digunakan peneliti adalah penelitian kuantitatif. Sugiyono (2009:7), menyatakan bahwa Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan eksperimen. Menurut Sugiyono (2009:72), Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Sabbihisma 01 Padang Tahun Pelajaran 2016/2017 yang terdiri dari tiga kelas yaitu kelas V A, kelas V B, dan kelas V C jumlah siswa dapat dilihat melalui tabel berikut ini:

5 No. Kelas Jumlah Siswa 1. V A 30 orang 2. V B 27 orang 3. V C 29 orang Jumlah 86 orang 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sugiyono (2009:81), Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tertentu. Penelitian ini menggunakan kedua kelas sampel yaitu kelas ekperimen dan kelas kontrol. Cara menentukan kelas ekperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan memilih teknik Simple Random Sampling. Menurut Sugiyono (2009:82), menyatakan bahwa Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. C. Variabel dan Data 1. Variabel a. Variabel bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Make A Match yang diterapkan di kelas eksperimen sedangkan untuk kelas kontrol digunakan metode pembelajaran konvensional. b. Variabel terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar yang diperoleh setelah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Make A Match. 2. Data a. Jenis data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data yang diambil dari data hasil belajar Matematika siswa kelas V SD Sabbihisma 01 Padang setelah melakukan eksperimen. b. Sumber data 1) Data primer dalam penelitian ini adalah data hasil belajar Matematika siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol pada siswa kelas V SD Sabbihisma 01 Padang. 2) Data sekunder dalam penelitian ini adalah data hasil ujian semester ganjil pada siswa kelas V dari guru kelas di SD Sabbihisma 01 Padang. D. Prosedur Penelitian 1. Tahap persiapan a. Menentukan tempat dan jadwal penelitian. b. Menentukan populasi dan sampel. c. Menentukan kelas kontrol dan kelas eksperimen. d. Mencari buku referensi e. Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) f. Membuat kisi-kisi soal g. Menyiapkan soal tes akhir h. Menyiapkan pedoman jawaban

6 2. Tahap Perencanaan 3. Tahap Akhir. a. Mengadakan tes hasil belajar pada kedua kelas sampel setelah penelitian pembelajaran berakhir. b. Mengolah data dari kedua sampel. c. Menarik kesimpulan dari hasil belajar yang didapat dengan teknis analisis data yang digunakan. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan yaitu dengan menggunakan tes. F. Instrumen Penelitian Menurut Sugiyono (2009:102), menyatakan bahwa Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.langkah-langkah melakukan tes sebagai berikut : 1. Menyusun tes 2. Melakukan validitas isi 3. Uji coba tes 4. Analisis butir soal G. Teknik Analisis Data 1. Uji normalitas Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data hasil belajar kedua kelas sampel berdistribusi normal atau tidak melakukan uji normalitas terhadap masingmasing kelompok data dengan menggunakan chi-kuadrat. 2. Uji homogenitas variansi Uji homogenitas variansi bertujuan untuk melihat apakah data hasil belajar kedua kelas sampel mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Untuk mengujinya digunakan uji F. Dalam hal ini akan diuji Hο : 1 = 2 dimana 1 dan 2 adalah simpangan baku dari masingmasing kelompok. 3. Uji hipotesis Untuk menentukan apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa dari kedua kelompok sampel tersebut dilakukan uji perbedaan rata-rata pasangan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Tes akhir dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 20 mei 2017 pada pukul WIB sampai pukul WIB pada kelas kontrol yang diikuti oleh 27 orang siswa dan pada pukul WIB sampai pukul WIB pada kelas eksperimen yang diikuti oleh 29 orang siswa. Seteleh dilakukan tes hasil belajar, maka diperoleh skor maksimum, skor minimum, nilai rata-rata ( x ), variansi (s 2 ), dan simpangan baku (s) dari data tes hasil belajar kedua kelas sampel yang terlihat pada tabel berikut:

7 2. Hasil Analisis Item Uji Coba Soal a. Daya Pembeda Soal Berdasarkan uji daya pembeda soal maka penulis mendapatkan daya beda soal yang tergolong soal dibuang, soal diperbaiki, soal diterima baik tetaoi perlu diperbaiki, dan soal diterima baik mendapatkan 10 butir soal yang akan digunakan sebagai pengambilan data yang akan dilakukan untuk tes akhir belajar yaitu soal yang diterima baik, soal diterima tetapi diperbaiki, dan soal diperbaiki d. Reliabilitas tes Berdasarkan hasil uji coba soal yang telah dilakukan maka reliabilitas yang menunjukkan bahwa reliabilitas soal mempunyai kriteria sangat tinggi b. Tingkat Kesukaran Butir Soal Dalam penelitian ini maka didapatkan dari taraf kesukaran soal yang tergolong mudah, sedang, dan sukar c. Hasil Analisis Uji Coba Setelah dilaksanakan uji coba soal dan perhitungan validitas, indeks kesukaran dan daya pembeda soal maka dari 20 butir soal yang diuji cobakan yang dilihat dari kriteria soal berdasarkan daya pembeda penulis mendapatkan 10 soal yang tidak dipakai/dibuang, 6 soal yang diperbaiki, 3 soal yang diterima tetapi diperbaiki dan 1 soal yang diterima baik sehingga penulis 3. Hasil Belajar a. Uji Normalitas Data Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan rumus uji liliefors. Uji normalitas dilakukan pada kedua kelas sampel dan didapatkan harga L 0 dan L tabel, yang didapatkan pada tabel untuk taraf nyata 0,05 seperti terlihat pada tabel di bawah ini : b. Uji Homogenitas Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data hasil belajar kedua kelas memiliki varians yang homogen atau tidak. Dalam pengujian

8 homogenitas digunakan uji F. Uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut ini. c. Uji Hipotesis Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, dapat disimpulkan kedua kelas sampel berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. jadi uji hipotesis yang digunakan adalah uji-t. Uji hipotesis dapat dilihat pada tabel berikut ini. B. Pembahasan 1. Kegiatan Pembelajaran Pada Kelas Eksperimen Kegiatan pembelajaran selama penelitian dari pertemuan I sampai dengan pertemuan V dapat dilihat dari tabel dibawah ini: Pertemuan pertama guru (peneliti) memperkenalkan diri kepada siswa dan begitu sebaliknya. Lalu peneliti menjelaskan materi sifat-sifat tabung dan jaring-jaring tabung didepan kelas. Setelah itu peneliti membagi siswa menjadi 2 kelompok yaitu kelompok A dan kelompok B. Kelompok A dan kelompok B saling berhadapan. Peneliti membagikan kartu, untuk kelompok A mendapatkan kartu soal dan untuk kelompok B mendapatkan kartu jawaban. Siswa diberi kesempatan untuk mencari jawabannya selama 1 menit, setelah itu kelompok A dan kelompok B berdiri berhadapan. Peneliti memberi intruksi kepada setiap kelompok untuk mencari pasangan kartu selama satu menit. Pada saat siswa mencari pasangan kartu, kelas menjadi ribut dan kacau. Bnyak siswa yang tidak mendapatkan pasangannya. Siswa yang mendapatkan pasangan mempresentasikan ke depan kelas. sesudah itu siswa mengerjakan lembar kerja siswa (LKS). Pada pertemuan kedua, kegiatan pembelajaran mulai berjalan dengan baik karena hal-hal yang menghambat proses pembelajaran mulai berkurang, misalnya siswa tidak banyak lagi yang ribut, tidak ada lagi siswa yang bertanya tentang kegiatan yang akan dilakukan sehingga pembelajaran yang diharapkan mulai berjalan dengan baik.

9 Pada pertemuan III sampai pertemuan V peneliti tidak lagi menjelaskan kepada siswa aturan bermain kartu karena mereka sudah mulai mengerti cara mencari pasangan kartu. Pembelajaran berjalan seperti langkah-langkah yang telah diperagakan oleh peneliti pada pertemuan pertama. 2. Kegiatan Pembelajaran Pada Kelas Kontrol Kegiatan pembelajaran selama penelitian dari pertemuan I sampai dengan pertemuan V dapat dilihat dari tabel dibawah ini: Pada pertemuan pertama peneliti memperkenalkan diri kepada siswa dan begitu sebaliknya. Peneliti menjelaskan materi yang diajarkan di papan tulis, memberikan contoh soal sedangkan siswa memperhatikan dan mencatat apa yang telah dijelaskan oleh guru, setelah itu guru menunjuk beberapa orang siswa untuk mengerjakan latihan di depan kelas. Pembelajaran lebih didominasi oleh guru sehingga siswa kurang memahami materi yang sedang dipelajari dan masih banyak siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru. Begitu seterusnya hingga pertemuan ke V. 3. Kendala a. Pengelolaan kelas dan waktu Pada saat pembelajaran masih ada beberapa orang siswa yang masih bingung bagaimana langkah-langkah dari pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe make a match sehingga timbul kericuhan, sehingga peneliti menjelaskan kembali langkah-langkah pelaksanaannya yang menyebabkan kerbatasan waktu dalam pelaksanaan pebelajaran ini. Dan juga pada saat siswa mempresentasikan ke depan kelas secara bergantian juga menyebabkan keterbatasan waktu. b. Siswa tidak tertib saat mencari pasangan kartu Pada saat peneliti meminta siswa untuk mencari pasangan kartu siswa tidak tertib mencarinya. Sehingga suasana di kelas menjadi ribut, siswa berteriak2 agar mendapatkan kartu lebih cepat. Meskipun dalam pelaksanaan penelitian masih terdapat kendala-kendala yang peneliti lakukan, tetapi secara umum pembelajaran kooperatif tipe make a match ini terlaksana dengan baik.

10 KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan yaitu: Hasil belajar Matematika siswa kelas V dengan menggunakan model pembelajaran make a match lebih baik dari hasil belajar matematika siswa kelas V dengan menggunakan metode konvensional SD Sabbihisma 01 padang B. Saran Dari hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti menyarankan beberapa hal sebagai berikut: 1. Diharapkan pada guru kelas V dalam pembelajaran Matematika untuk dapat menggunakan model pembelajaran make a match karena dapat mencapai hasil belajar yang optimal. 2. Aktivitas, kreatifitas dan efektifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika lebih ditingkatkan lagi. Karena dengan meningkatkan hal-hal tersebut akan senantiasa mencapai hasil belajar matematika siswa yang optimal 3. Disarankan agar menfasilitasi kepada guru yang membutuhkan sarana dan prasaran dalam melakukan pembelajaran. Selain itu, sekolah juga disarankan untuk senantiasa mengikut sertakan guru-guru dalam mengikuti pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan pembelajaran. 4. Kepada peneliti selanjutnya hendaklah menerapkan atau menggunakan model pembelajaran make a match pada pokok bahasan, subjek dan objek berbeda. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Kemendiknas Panduan Analisis Butir Soal. Jakarta: BSNP Shoimin,Aris Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum Yogyakarta: Ar- Ruzz Media Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta