BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dana untuk pembiayaan pembangunan guna mencapai tujuan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Keberhasilan suatu bangsa dalam pembangunan nasional sangat ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Direktorat Jenderal Pajak telah melakukan berbagai terobosan yang sangat

Pajak Penghasilan Pasal 22 PAJAK PENGHASILAN PASAL 22

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Sebagai salah satu negara berkembang Indonesia sedang melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. meningkatkan kualitas pendidikan di lingkungan kampus. Untuk menjawab tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) untuk mewujudkannya. Untuk menanggulangi dana yang cukup besar itu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Untuk menyukseskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) PKLM adalah suatu kegiatan yang dilakukan mahasiswa secara mandiri yang

kesadaran masyarakatnya dalam mematuhi aturan-aturan yang ditentukan oleh pelayanan dan fasilitas umum maupun penyediaan biaya bagi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) Pembangun Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. peranan penting dan vital dalam kebijaksanaan fiskal, baik negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. selalu melakukan pembangunan guna kemajuan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) memberikan pengalaman yang sesungguhnya, memberikan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) pada pembangunan di masing-masing daerah. Terutama kota Medan yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. didasarkan kepada Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 23 A.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. yang diperjualbelikan, telah dikenai biaya pajak selain dari pada harga pokoknya

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Administrasi Perpajakan. Oleh karena itu Praktik Kerja Lapangan Mandiri diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kita arah dan cara yang lebih baik dalam melakukan pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penulisan. Pembangunan nasional merupakan kegiatan yang berlangsung terus

PAJAK PENGHASILAN PASAL 22

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

PPh Pasal 22. Bendaharawan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. Politik Universitas Sumatera Utara. Karena sifatnya untuk memberikan dan belajar keahlian

BAB I PENDAHULUAN. H. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) hak Negara dan hak warga Negara pembayar pajak. Hak Negara adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya rencana penerimaan negara yang berasal dari pajak sebagai sumber utama

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat bersaing dengan negara-negara lain. Dalam hal ini peran masyarakat Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengatur keseimbangan kehidupan perekonomian dan pemanfaatan dana

BAB I PENDAHULUAN. anggaran dana yang besar. Dana tersebut diperoleh dari penerimaan dalam negeri dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib. membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (Undang-Undang)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. politik,perlu disadari pula bahwa mutu pendidikan bagi pelajar harus lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. pihak. Seperti kita ketahui bersama Negara mempunyai tujuan untuk mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pajak merupakan sumber pendapatan terbesar bagi Anggaran

SE-13/PJ.43/2001 PENGANTAR KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 254/KMK.03/2001 TANGGAL 30 APRIL 2001 TE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dimiliki Indonesia. Hasil dari kekayaan alam dan potensi lainnya itulah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. dalam penyelenggaran negara, mengalahkan segala bentuk kekuasaan lainya.

BAB I PENDAHULUAN. Dimana setiap warga negara yang memenuhi syarat secara hukum, wajib untuk

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 154/PMK.03/2010 Tanggal 31 Agustus 2010

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Negara pada dasarnya adalah sebuah rumah tangga yang besar, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Pelaksanaan praktek kerja lapangan mandiri ( PKLM ) merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pengalaman praktis di lapangan yang secara langsung. berhubungan dengan teori teori keahlian yang diterima di bangku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) meningkatkan kualitas pendidikan dilingkungan kampus.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terus menerus,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Di Indonesia, sistem pemungutan pajak yang berlaku saat ini adalah Self

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

J : DPP di dapatkan dari harga kontrak yang telah di setujui oleh kedua pihak akan tetapi DPP tersebut tidak termasuk PPN.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. disebabkan masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. terutama melalui pembayaran pajak, digunakan oleh pemerintah untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) pembangunan Nasional. Untuk itu perlu adanya peningkatan kesadaran dan

DAFTAR TABEL. Tabel 2. 2 Tabel Jumlah Perangkat Desa Silumajang BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

154/PMK.03/2010 PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 SEHUBUNGAN DENGAN PEMBAYARAN ATAS PENYERAHAN B

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang masih terus

BAB I PENDAHULUAN. di lapangan yang secara langsung berhubungan dengan teori-teori keahlian yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM ) bebas yang menyeluruh (global). Negara Indonesia berusaha segiat-giatnya

Karakteristik. Tujuan : Kesederhanaan dan Kemudahan pengenaan pajak agar tepat waktu

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 154/PMK.03/2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. rakyat pada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan)

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dengan yang namanya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi saat ini di negara

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. belum satu satunya. Dari berbagai alasan pengenaan pajak, kebijakan pajak di

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI. dikenal dengan AFTA pada tahun 2008 pada umumnya telah mendorong setiap

Konsekuensi Penetapan Tarif dan Nilai Pabean

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Negara dalam menjalankan tugas rutin dan pembangunan Nasional

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 80/PMK.03/2010 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) untuk menjembatani antara dunia pendidikan dengan dunia kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. Peranan penerimaan dalam negeri sangatlah penting dalam mensukseskan

1 of 5 21/12/ :45

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) (APBN) terbesar. Hal ini sesuai dengan kebijaksanaan pemerintahan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Nilai (PPN) yang mulai diberlakukan secara efektif sejak 1 April 1985 telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. penulis mengambil tema mengenai Pajak Daerah, khususnya Pajak Reklame.

Pemungut PPh Pasal 22

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Sebagai negara berkembang Negara Republik Indonesia tengah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang taat pajak. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin tingginya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. ini pemungutnya dilaksakan oleh Pemerintah Pusat khususnya Depertemen

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. mengenai lingkungan kerja dan kegiatan-kegiatan suatu perkantoran khususnya di

PAJAK PENGHASILAN PASAL 22

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Administrasi Perpajakan yaitu Praktik Kerja Lapangan, sebagai mahasiswa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. mungkin hidup tanpa adanya masyarakat. Negara adalah masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. memperhatikan masalah pembiayaan dan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER- 14/BC/2012

BAB I PENDAHULUAN. Administrasi Perpajakan dan mata kuliah yang harus dicapai oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. Nasional diperlukan dana guna pemenuhan tersebut. Pemerintah Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkan pembangunan dibutuhkan segala potensi yang. Sumber pendapatan keuangan Pemerintah dalam upaya untuk

Oleh : I Nyoman Darmayasa, SE., M.Ak., Ak. BKP. Politeknik Negeri Bali 2011

BAB I PENDAHULUAN. Masalah perpajakan di Indonesia bukan menjadi persoalan pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Perpajakan merupakan disiplin ilmu yang dinamis, yang ketentuannya dapat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri Keberhasilan suatu bangsa dalam pembangunan nasional sangat ditentukan oleh kemampuan bangsa untuk dapat memajukan kesejahteraan masyarakat, maka diperlukan dana untuk pembiayaan pembangunan guna mencapai tujuan yang diinginkan. Usaha untuk mencapai tujuan tersebut salah satunya adalah melalui pajak. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dapat memberikan peranan dan sumbangan yang berarti bagi pembiayaan pengeluaran-pengeluaran negara. Demikian pentingnya pajak bagi negara, maka pemungutannya didasarkan pada ketentuan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 23 huruf (a), bahwa segala pajak untuk keperluan negara berdasarkan Undang-Undang. Kualitas pelayanan sebagai wujud kepuasan wajib pajak diatur oleh Keputusan Menteri Keuangan Nomor 187/KMK.01/2010 tanggal 3 Mei 2010 dan dijabarkan dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-79/PJ/2010 tanggal 15 Juli 2010 tentang Standard Operating Procedure (SOP) Layanan Unggulan Bidang Perpajakan. Standar Prosedur Operasi (Standard Operating Procedure) Layanan Unggulan Kementerian Keuangan adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan yang dibakukan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan

eksternal dan/atau internal sesuai dengan peraturan perundang-undangan untuk kepentingan masyarakat atau para pemangku kepentingan lainnya atas jasa dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh Kementerian Keuangan. Salah satu bentuk pelayanan yang diatur di dalam Standard Operating Procedure (SOP) Layanan Unggulan Bidang Perpajakan adalah Pelayanan Penyelesaian Surat Keterangan Bebas Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Impor. Pelayanan tersebut merupakan bentuk pembuktian komitmen Direktorat Jenderal Pajak untuk memberikan kemudahan pelayanan kepada wajib pajak yaitu wajib pajak dibebaskan dari pemotongan dan/atau pemungutan pajak penghasilan oleh pihak lain. Sesuai dengan fungsi pajak reguler yaitu alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan di bidang sosial dan ekonomi. Pelayanan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dan pengendalian di bidang ekonomi oleh pemerintah sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Banyak cara yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional salah satunya dengan memberikan kemudahan pembebasan pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Impor. Walaupun dengan pembebasan pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Impor akan menghilangkan potensi pajak pada sektor pajak ini tetapi pertumbuhan ekonomi di bidang industri dapat terwujud sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan meningkatnya taraf hidup, pengurangan pengangguran dan kesenjangan sosial. Dan akan berdampak pada pendapatan potensi pajak yang lebih besar dari sektor pajak lainnya.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, dalam melaksanakan PKLM ini penulis tertarik mengambil judul Tata Cara Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Impor Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan. B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri 1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri Secara teoritis Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) merupakan kegiatan intrakurikuler yang dilakukan mahasiswa secara mandiri dengan cara praktis di lapangan yang langsung berhubungan dengan teori-teori keahlian yang diterima dari para dosen Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini adalah : a. Untuk mengetahui dan memahami tata cara penyelesaian permohonan surat keterangan bebas pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Impor. b. Untuk mengetahui gambaran penyelesaian permohonan surat keterangan bebas pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Impor. c. Untuk mengetahui hambatan dan upaya mengatasi hambatan dalam penyelesaian permohonan surat keterangan bebas pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Impor.

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri a. Bagi Mahasiswa 1. Dapat mempraktikkan teori yang telah diperoleh dari bangku kuliah ke dalam lingkungan kerja. 2. Melatih kemampuan dalam bekerja sama, komunikasi dan kedisiplinan. 3. Menstimulasi produktifitas dan efesiensi mahasiswa. 4. Mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi tenaga ahli yang siap pakai. b. Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik 1. Mempererat hubungan kerjasama antara pihak khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan dengan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan. 2. Memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengenal dunia kerja yang sesungguhnya. 3. Membuka kesempatan untuk melakukan kerjasama bagi dosen Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan dengan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan. 4. Mendapatkan ide, informasi, masukan, gagasan, dan saran untuk evaluasi bagi penyempurnaan kurikulum khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

5. Memberikan uji nyata mengenai pendidikan yang diterima serta meningkatkan profesionalisme dan memperluas wawasan mahasiswa serta memantapkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam menerapkan ilmu pengetahuannya. 6. Untuk memenuhi program kurikulum yang telah ditentukan. c. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan 1. Membina kerjasama antara lembaga pendidikan dengan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan. 2. Mempromosikan dan membangun pandangan masyarakat terhadap Sumber Daya Manusia (SDM) yang dihasilkan dari lembaga pendidikan nasional khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Universitas Sumatera Utara. 3. Untuk membantu meringankan pekerjaan karyawan. 4. Sebagai bahan perbandingan antara teori kerja yang berlaku pada lembaga dan teori kerja pada dunia pendidikan. 5. Dapat digunakan sebagai masukan dan informasi tambahan dalam menentukan kebijakan baru serta pengambilan keputusan.

C. Uraian Teoritis 1. Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 22 Pajak penghasilan (PPh) Pasal 22 adalah pajak penghasilan yang dipungut oleh Bendaharawan Pemerintah Pusat/Daerah, instansi atau lembaga pemerintah dan lembaga-lembaga negara lainnya, berkenaan dengan pembayaran atas penyerahan barang dan badan-badan tertentu, baik badan pemerintah maupun swasta berkenaan dengan kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha dibidang lain serta wajib pajak badan yang melakukan penjualan barang yang tergolong sangat mewah (Waluyo 2010: 265) 2. Pemungut Pajak Penghasilan Pasal 22 Atas Impor Pemungut Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor sebagaimana dimaksud pasal 22 Undang-Undang Pajak Penghasilan adalah Bank Devisa dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) atas impor barang (Waluyo 2010: 265) 3. Tarif Pajak Besarnya pungutan Pajak Penghasilan pasal 22 atas impor adalah sebagai berikut : a. Yang menggunakan Angka Pengenal Impor (API), besarnya pungutan PPh Pasal 22 adalah sebesar 2,5 % (dua setengah persen) dari nilai impor. b. Yang tidak menggunakan Angka Pengenal Impor (API), besarnya pungutan PPh Pasal 22 adalah sebesar 7,5 % (tujuh setengah persen) dari nilai impor.

c. Yang tidak dikuasai, besarnya pungutan PPh Pasal 22 adalah sebesar 7,5 % (tujuh setengah persen) dari harga jual lelang. d. Atas impor kedelai, gandum, dan tepung terigu oleh importir yang menggunakan Angka Pengenal Impor (API), besarnya pengutan PPh Pasal 22 sebesar 0,5 % (setengah persen) dari nilai impor (Booklet PPh 2010:20) 4. Pengecualian Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Atas Impor a. Menggunakan Surat Keterangan Bebas 1. Impor barang dan/atau penyerahan barang yang berdasarkan ketentuan perundang-undangan tidak terutang Pajak Penghasilan, dinyatakan dengan Surat Keterangan Bebas (SKB). 2. Emas batangan yang akan diproses untuk menghasilkan barang perhiasan dari emas untuk tujuan ekspor, dinyatakan dengan Surat Keterangan Bebas (SKB). b. Otomatis (Tanpa Surat Keterangan Bebas) Dikecualikan Dari Pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 22 1. Impor barang yang dibebaskan dari bea masuk dan/atau Pajak Pertambahan Nilai, dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. 2. Impor sementara jika waktu impornya nyata-nyata dimaksudkan untuk diekspor kembali, dan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. 3. Impor kembali (re-impor) yang memenuhi syarat yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (Booklet PPh 2010:21)

5. Saat Terutang dan Pelunasan Pajak Penghasilan Pasal 22 Atas Impor Atas kegiatan impor barang, PPh Pasal 22 terutang pada saat bersamaan dengan saat pembayaran bea masuk. Apabila pembayaran bea masuknya ditunda atau dibebaskan, PPh Pasal 22 terutang pada saat penyelesaian dokumen Pemberitahuan Impor Barang (PIB). 6. Tata Cara Pemungutan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 22 Atas Impor a. Pemungutan PPh Pasal 22 atas impor barang oleh pemungut (Bank Devisa dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai) dilaksanakan dengan cara penyetoran oleh importir dengan menggunakan formulir Surat Setoran Pajak Cukai dan Pabean (SSPCP). PPh Pasal 22 atas impor barang yang dipungut Direktorat Jenderal Bea dan Cukai harus disetor ke bank devisa atau Bendahara Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dalam jangka waktu 1 (satu) hari setelah pemungutan pajak dan dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) secara mingguan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah batas waktu penyetoran pajak berakhir. b. PPh Pasal 22 atas impor harus dilunasi bersamaan dengan saat pembayaran bea masuk dan dalam hal bea masuk ditunda atau dibebaskan, PPh Pasal 22 atas impor harus dilunasi saat penyelesaian dokumen pemberitahuan pabean impor. Dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) paling lambat tanggal 20 setelah masa pajak berakhir (Booklet PPh 2010:22)

7. Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Impor Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Impor adalah surat yang menyatakan Wajib Pajak dibebaskan dari pemotongan dan/atau pemungutan Pajak Penghasilan oleh pihak lain dalam rangka impor (dalam hal ini Kantor Pelayanan Bea dan Cukai atau Bank Devisa) yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak dimana Wajib Pajak terdaftar. D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri Adapun yang menjadi ruang lingkup PKLM adalah : 1. Tata cara pelaksanaan penyelesaian permohonan surat keterangan bebas pemungutan Pajak Penghasilan pasal 22 impor. 2. Syarat-syarat dalam mengajukan permohonan surat keterangan bebas pemungutan Pajak Penghasilan pasal 22 impor. 3. Keputusan atas permohonan surat keterangan bebas pemungutan Pajak Penghasilan pasal 22 impor. E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri Untuk mendapatkan data serta informasi yang akurat, dibutuhkan tahapantahapan sebagai berikut : 1. Tahapan Persiapan

Merupakan suatu persiapan dalam PKLM yang meliputi pemilihan objek lokasi PKLM, permohonan surat pengantar dari fakultas sebagai syarat untuk dapat melaksanakan PKLM di KPP Pratama Medan Belawan, pengajuan judul, pencarian bahan untuk proposal, dan penyusunan proposal PKLM. 2. Studi Literatur Merupakan landasan teori yang mendukung penyelesaian laporan ini. Dalam tahap ini penulis mencari bahan yang berasal dari buku-buku, undang-undang, internet maupun bahan tertulis lainnya yang berhubungan dengan penyelesaian laporan ini. 3. Observasi Lapangan Observasi lapangan dilakukan atau dilaksanakan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan. 4. Pengumpulan Data Dalam tahap ini penulis mengumpulkan data melalui : a. Data Primer : mengumpulkan data secara langsung dari sumbernya melalui wawancara dengan pihak fiskus. b. Data Sekunder : mengumpulkan data dari hasil dokumen berupa buku, majalah, surat kabar, internet dan Undang-Undang yang ada kaitannya dengan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM). 5. Analisis dan Evaluasi Data

Setelah diperoleh data yang diperlukan, penulis menganalisis dan mengevaluasi kendala-kendala yang terjadi dan mencari tahu solusi dari permasalahan tersebut. F. Metode Pengumpulan Data Praktik Kerja Lapangan Mandiri 1. Daftar Pertanyaan / Wawancara ( Interview Guide ) Dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung kepada pegawai dalam instansi yang bersangkutan baik secara lisan maupun tulisan. Dengan terlebih dahulu mempersiapkan data interview untuk memperlancar jalannya interview. 2. Daftar Observasi (Observation Guide) Dalam mengumpulkan data, studi ini dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan mengadakan pengamatan yang berkaitan dengan objek PKLM. 3. Daftar Dokumen (Optional Guide) Dalam metode ini, penulis mengumpulkan data dengan cara meminta dokumen berupa struktur organisasi yang berhubungan dengan objek PKLM. G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri Adapun sistematika dalam penulisan laporan akhir adalah : BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), tujuan dan manfaat Praktik Kerja Lapangan

Mandiri (PKLM), uraian teoritis, ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), metode pengumpulan data Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) dan sistematika penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM). BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM Dalam bab ini diuraikan sejarah singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan, visi dan misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan, struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan, uraian tugas pokok dan fungsi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan dan gambaran kepegawaian pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan. BAB III GAMBARAN DATA SKB PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 IMPOR Dalam bab ini menjelaskan tentang ketentuan-ketentuan dalam penyelesaian permohonan surat keterangan bebas pemungutan Pajak Penghasilan pasal 22 impor yaitu deskripsi tentang surat keterangan bebas pemotongan dan/atau pemungutan Pajak Penghasilan, deskripsi tentang surat keterangan bebas pemungutan Pajak Penghasilan pasal 22 impor serta data penerbitan surat keterangan bebas pemungutan PPh pasal 22 impor di KPP Pratama Medan Belawan.

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA Dalam bab ini penulis akan menganalisis data dan informasi yang telah dikumpulkan yaitu analisis tata cara, gambaran dan hambatan serta upaya mengatasi hambatan dalam penyelesaian permohonan surat keterangan bebas pemungutan PPh pasal 22 impor. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran penulis sehubungan dengan uraian-uraian pada bab-bab sebelumnya. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN