BABI PENDAHULUAN. Perkembangan jaman tidak akan pernah lepas dari pembangunan baik fisik

dokumen-dokumen yang mirip
Perlahan tapi pasti segala yang ada di muka bumi ini semakin berkembang. semakin maju dan berkembang, yang menimbulkan adanya perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang sangat pesat secara tidak langsung telah merubah pola hidup dan pola pikir

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2002). konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal.

perilaku. Dalam memutuskan merek apa yang akan dibeli, atau toko mana untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik,

BAB I PENDAHULUAN. rokok yang ada di Indonesia. Dari total unit usaha di industri rokok di

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang terpenting, karena untuk hidup

BAB I PENDAHULUAN. Konsumen yang semakin teliti untuk memilih produk yang akan dibeli, membuat

Nama : Arindasari Npm : Kelas : 3EA01

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh Corporate Social

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Survey pada penelitian ini menunjukkan tingkat proporsional jenis

bidang bisnis. Situasi ini mengharuskan pihak manajemen tertinggi sebuah

BAB I PENDAHULUAN. pikir, selera, keinginan dan kebutuhan konsumen. konsumennya dimana salah satu wujudnya adalah melalui periklanan.

BAB I PENDAHULUAN. Karakteristik industri rokok merupakan consumer goods dan invisible (taste),

BAB I PENDAHULUAN. pasar, sehingga menimbulkan tingkat persaingan yang cukup ketat antar perusahaan. Hal

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin tingginya tingkat persaingan perusahaan dan produk

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penghasil tembakau terbanyak di dunia setelah Cina, Brazil, India, Amerika

PERILAKU PEMBELIAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. untuk lebih memaksimalkan kinerjanya dalam berbagai hal terutama dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

tahun 2007 menjadi 6,9% pada tahun Adapun sekitar 6,3 juta wanita Indonesia

Bab 3. Model Perilaku Konsumen

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan tekhnologi didunia bisnis yang begitu pesat menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis customer..., Ilman Fachrian Fadli, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan produk dalam industri di Indonesia akibat munculya

I. PENDAHULUAN. Industri rokok merupakan industri yang sangat besar di Indonesia,

BABI PENDAHULUAN. alamnya. Di era industri yang terus berkembang, Indonesia turut pula

Pemerintah Indonesia saat ini sedang berusaha meningkatkan. Namun dengan semakin menipisnya sumber devisa migas yang secara

BAB I PENDAHULUAN. Di era informasi dan teknologi dewasa ini, kompetisi di berbagai sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pengeluaran utama negara adalah untuk pengeluaran rutin seperti biaya pegawai,

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada zaman modern ini perkembangan industri musik sangat pesat, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

GAMBAR 1.1 PRODUK PT. COCA COLA Sumber :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Seiring perkembangan jaman saat ini perusahaan dituntut untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial, ia tidak terlepas dari pengaruh

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk membangun jaringan pasar, aspek tersebut adalah : 1. Membangun sistem promosi untuk penetrasi pasar

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin. mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki potensi bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang bernilai dengan orang lain (Kotler, 2008). Oleh karena itu, kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dan konsumsi dalam masyarakat/ khalayak. yang menjual jasa pada pengusahan rokok.

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi kerja yang dapat meningkatkan kualitas pekerjaan bagi kelangsungan

TINJAUAN PUSTAKA. mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1 Perkembangan Cukai Rokok di Indonesia Tahun Pendapatan

VARIASI MAJAS DALAM IKLAN ROKOK DI INTENET.

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang semakin berkembang banyak dipicu oleh semakin banyaknya

I. PENDAHULUAN. pengetahuan. Ilmu pengetahuan tersebut di peroleh secara formal di jenjang tingkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketatnya persaingan bisnis saat ini membuat perusahaan melakukan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen. Menurut Setiadi (2008:415) berpendapat bahwa pengambilan keputusan

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin

ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TABLOID BETHANY PADA BETHANY PUBLISHING HOUSE

I. PENDAHULUAN. Persaingan yang ketat dalam dunia bisnis saat ini membuat perusahaan harus

FRAME DALAM SLOGAN IKLAN ROKOK: ANALISIS LINGUISTIK KOGNITIF. Oleh: Aditya Wicaksono 14/365239/SA/17467

BAB I PENDAHULUAN. merupakan jawaban produsen satu satunya dalam hal memenuhi tantangan. Dalam persaingan

BAB I PENDAHULUAN. yang dituntut untuk menjaga penampilannya melainkan kaum pria telah mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan semakin tinggi. Maka dengan ini upaya untuk mengantisipasi hal

HUBUNGAN FAKTOR FAKTOR EKSTERNAL DENGAN KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI HANDPONE SONY ERICSSON

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dalam era globalisasi akan semakin mengarahkan sistem

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya dilakukan oleh kaum pria saja melainkan kaum wanita juga tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersaing dalam satu pasar semakin banyak dan beragam akibat keterbukaan

BAB I PENDAHULUAN. dan efesien, selalu dihadapkan pada situasi yang berubah-ubah sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kondisi pasar terus menunjukan perkembangan yang demikian

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu asset untuk mencapai keadaan tersebut adalah Brand (merek). Merek

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk. merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan

BABI PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, makin banyak produk yang masuk ke

BAB I PENDAHULUAN. ini dapat terlihat dari semakin banyaknya perusahaan baru dan jenis atau

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN. empat variabel independen (produk ramah lingkungan, atribut merek hijau,

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH. Industri rokok di Indonesia tergolong sebagai industri yang memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. pula pada kemampuan pengusaha untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi. tersebut agar usaha perusahaan dapat berjalan lancar.

BAB I PENDAHULUAN. dan meraup keuntungan dari kebiasaan buruk merokok di Indonesia. jumlah perokok 51,1 persen dari total penduduknya.

I. PENDAHULUAN. Rokok merupakan salah satu produk yang cukup unik (terutama cara

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari makna pada hakikatnya berarti mempelajari bagaimana setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 1999 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Arus globalisasi dan kerjasama perdagangan antar Negara dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. guna memenuhi kebutuhan pelanggan sekaligus meraih laba.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan pola berfikir manusia yang semakin maju dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di antara berbagai perusahaan yang sejenis. Oleh karena itu semua perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan yang diinginkan, setiap perusahaan dituntut untuk lebih

BAB I PENDAHULUAN. pesaing baru maupun pesaing yang sudah ada yang bergerak dalam bidang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 : 37) memberikan definisi pemasaran

EFEKTIVITAS PROMOSI TAYANGAN IKLAN DJARUM 76 VERSI PENGEN EKSIS TERHADAP PERSEPSI PEMIRSA

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang terpenting, karena UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak pernah lepas dari perilaku konsumsi untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini akan dibahas simpulan hasil penelitian, yaitu berupa uraian

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Semua manusia ingin tampil menarik dan menyenangkan, khususnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. semakin mengembangkan potensinya untuk dapat bersaing dan merebut market

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Segi kepraktisan merupakan hal penting yang menjadi pertimbangan dalam

BAB I PENDAHULUAN. banyak, baik dalam jumlah maupun jenisnya. Perusahaan-perusahaan saling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah banyak merubah dan meninggalkan paradigma lama

Transkripsi:

BABI PENDAHULUAN

BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman tidak akan pernah lepas dari pembangunan baik fisik maupun non-fisik, dalam hal ini seeara tidak langsung akan berdampak pada perindustrian yang mengalami kemajuan pesat sebagai eiri dari negara yang stabil (Soekanto S., 1990: 384). Berkembangnya sektor industri ini membuat persaingan menjadi lebih terbuka dan ditandai dengan banyaknya produk baru yang muneul. Pengembangan produk merupakan suatu inovasi yang dituntut daiam menyikapi keadaan pasar dan konsumen sebagai fokus perhatian. Menurut Hawkins, et ai. (1998: 18), produk bukan hanya barang yang berbentuk secara fisik akan tetapi juga hams dapat memuaskan kebutuhan konsumen. Keadaan tersebut perlu mendapatkan perhatian khusus dari perusahaan, berupa identifikasi kelompok konsumen serta mengembangkan produk sesuai dengan kebutuhan konsumen (Kotler P., 1984: 2). Promosi merupakan bagian dari strategi pemasaran produk dan memiliki peran yang sangat pentiog dalam mempengaruhi konsumen untuk membeli. Keputusan membeli merupakan suatu proses, timbulnya suatu kebutuhan dan apabila meneapai suatu intensitas tertentu maka kebutuhan tersebut menjadi motif sehingga ada kecenderungan yang eukup besar untuk menggerakkan individu daiam memenuhinya atau mengarahkan perilakunya untuk membeli (Kotler, 1984: 124). Keputusan konsumen untuk membeli lebih banyak dipengaruhi oleh: harga,

2 produk, temp at, promosi serta kemasan (Kotler P., 1984: 41). Konsumen memiliki kewenangan yang bebas dalam menentukan produk yang akan dibelinya. Produk tidak lepas dari kemasan, seperti yang ditmgka!>kan oleh Runyon (1982: 325) bahwa salah satu fungsi kemasan adalah sebagai media promosi. Menurut Miller & Layton (2000: 325), kemasan tidak lepas dari ukuran, bentuk, material, warna, teks dan merk. Warna pada kemasan produk merupakan stimulus yang dapat menimbulkan daya tarik. Wama sebagai media yang memiliki karakteristik sebagai stimulus yang memiliki jangkauan terluas yang dapat ditangkap oleh indera manusia. Kemampuan melihat warna memfasilitasi individu untuk mendeteksi dan mendiskriminasi produk. Seperti diketahui bahwa warna dapat mempengaruhi kehidupan dan berdampak langsung pada perilaku, sebagai contoh: menurut Duncker (1939) warna dapat mengubah "rasa" pada makanan atau minuman. Rasa lapar atau haus ketika dihadapkan pada makanan atau minuman dengan warna yang berbeda dari asalnya akan menurunkan minat individu untuk makan atau minum (Sekuier & Blake, 1990: 172). Hal ini juga terlihat pada tampilan luar dari majalah yang menggunakan wama untuk menarik perhatian konsumen (Hawkin, et all. 1998: 316). Penggunaan medium warna kemasan sebagai salah satu daya tarik agar konsumen berminat untuk membeli merupakan bagian dari promosi penjualan. Promosi memegang peran yang sangat penting dalam mendapatkan pangsa pasar atau konsumen. Melalui promosi, penyampaian informasi tentang suatu produk diterima konsumen. Upaya promosi yang dilakukan oleh produsen rokok sangat gencar dalam mendapatkan konsumen, hal ini dapat dilihat dari

3 pengeluaran untuk iklan produk rokok. Tercatat bahwa dalam kurun waktu setahun, empat perusahaan rokok yang ada di Indonesia masuk: dalam 10 besar pengildan terbesar pada tahun 1989 (Kasali R, 1992: 21): Gudang Garam mengeluarkan dana sebesar 4.127 milyar rupiah, Djarum menge1uarkan dana sebesar 4.063 milyar rupiah, Sampoerna mengeluarkan dana sebesar 3.634 milyar rupiah dan Marlboro mengeluarkan dana sebesar 3.293 milyar rupiah. Indonesia dijuluki sebagai smoker friendly karena begitu bebasnya merokok, bahkan pada tempat-tempat yang tertutup dan menggunakan pendingin udara (Mitra W., 2000: 176). Peraturan yang ada tidak dapat beijalan secara efektif karena berbagai macam alasan pemerintah, antara lain: produsen rokok merupakan penyumbang cukai terbesar dan penyerap tenaga kerja yang bersifat padat karya (Mitra w., 2000: 177). Dalam hal ini produsen rokok yang jelas-jelas merugikan kesehatan konsumennya terlindungi dari hukum. Padahal menurut Keegan & Green (20VO: 411) seharusnya produk merupakan barang nyata dan secara kolektif memberikan keunmngan pada konsumen. Namun pada kenyataannya tidak demikian. Disatu sisi pemerintah me1indungi produsen dan disisi lain pemerintah berusaha untuk membatasi produsen yang ada dengan dikeluarkannya Tata Krama dan Tata Cara Periklanan tahun 1996 yang menyebutkan bahwa iklan rokok tidak boleh mempengaruhi mempengaruhi seseorang untuk merokok., iklan tidak boleh menyarankan bahwa tidak merokok adalah hal yang tidak wajar, iklan tidak boleh menampilkan atau ditujukan pada anak-anak usia 16 tahun atau wanita hamil. Karena pada dasarnya rokok merupakan produk yang membahayakan kesehatan konsumen dan perokok pasif

4 yang berada disekitamya, bahkan sejak tanggal 31 Mei }994 Indonesia mencantumkan tulisan "merokok berbahaya untuk kesehatan" pada bungkus rokok (dr. crh. Mangku S., 1997: 51). Promosi rokok selalu mempergunakan daya tarik merokok, rnisainya menunjukan kejantanan, dewasa, rasa gengsi, keberanian, ketarnpanan dan ada perusahaan yang menggunakan cara mernpersuasif konsumen dengan mernpromosikan rokok rendah tar dan nikotin (dr. drh. Mangku S., 1997: 46). Sekitar dua tahun beiakangan ini perusahaan rokok meiakukan promosi produk rokoknya melalui medium warna kemasan, seperti wama merah yang diidentikkan dengan meriah, wama hitam yang penuh dengan imajinasi dan hijau yang menonjolkan sifat kebersamaan. Penggunaan media wama kemasan rokok dalam upaya promosi merupakan salah.batu cara dari produsen untuk mempengaruhi keputusan membeli konsurnen. Konsumen biasanya lebih menyukai produk yang merniliki sifat-sifat sesuai dengan keadaan dirinya (Hawkin. et all 1998: 389). Wama merupakan suatu perwujudan yang penting dari kepribadian dan identitas seseorang (Wauters& Thompson,2001: 1). Wama mewakili sifat-sifat tertentu. rnisal pada wama merall yang memiliki silat vitalitas serta energik (Amber, 1983: 127). Wama juga memiliki makna secara psikologis. Seorang Psikolog Klinis bemama Alexander Schauss mengernbangkan corak warna merah jambu yang lembut pada dinding penjara untuk menurunkan stres dan perilaku kasar dikalangan narapidana (Wauters& Thompson, 2001: 34).

5 Pembelian produk bt"rdasarkan warna digerakkan oleh kepribadian konsumen, seperti pendapa~ Hawkins, et al. (1998: 378) bahwa kepribadian konsumen memijimbing dan mengarnhkan perilaku untuk menyelesaikan tujuan dalam situasi yang berbeda. Konsumen membeli produk sesuai dengan keadaan dirinya, misal seseorang memiliki gaya hidup yang suka akan tantangan cenderung memilih warna-warna yang sesuai dengan keadaan psikologisnya seperti warna merah yang memiliki makna penuh semangat, vitalitas, energik atau warna kuning yang memiliki makna kompetitif. Konsumen merupakan individu yang unik dan selalu belajar dari berbagai macam pengalaman baik secarn internal (psikologis dan fisik) maupun eksternal (sosial). Kepribadian menurut Adler, merupakan gaya hidup individu atau earn individu bereaksi atas masalah-masalah hidup ataupun tujuan hidup (Chaplin, 1995: 362). Individu merupakan konfigurasi motif-motif, sifut-sifat serta nilainilai yang khas, tiap perilaku yang dilakukan individu merupakan corak khas gaya kehidupannya yang bersifat Individual (Suryabrata S., 1982: 185). Dalam perilaku konsumen, secarn tidak langsung gaya hidup yang khas dari individu akan muncul dalam perilaku membeli dimana hal ini ditujukan untuk mempertahankan identitas atau keberadaan dirinya. Individu berusaha mengembangkan keberadaan dirinya berdasarkan pengaruh internal ataupun eksternal. Keadaan inilah yang menimbulkan kebutuhan dan membutuhkan keputusan mengkonsumsi suatu produk untuk memuaskan kebutuhannya (Hawkins, et ai., 1998: 26). Kepribadian menggerakkan proses membeli. Keputusan untuk membeli produk tertentu merupakan suatu perwujudan dari gaya hidup ataupun kepribadian individu.

6 Dalam penelitian ini hendak diungkapkan pengaruh warna kemasan rokok terhadap keputusan membeli dengan kepribadian sebagai variabel moderator. 1.2. Batasan Masalah Meskipun diketahui banyak faktor yang mempengaruhi keputusan membeli akan tetapi dalam penelitian ini hendak diteliti faktor warna kemasan rokok yang diperkirakan memiliki pengaruh terhadap keputusan membeli dengan kepribadian sebagai variabel moderator. Untuk mengetahui sejauh mana fuktor warna kemasan rokok, dilakukan penelitian yang bersifat eksperimental dimana peneliti berusaha untuk menggambarkan sejauh mana pengaruh warna kemasan rokok mempengaruhi keputusan membeli dengan kepribadian sebagai variabel moderator. Agar wilayah penelitian menjadi jelas, maka subyek yang digunakan adalah mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, maka masalah yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut : "Apakah ada pengaruh wama kemasan rokok terhadap keputusan membeli dengan kepribadian sebagai variabel moderator pada mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya?".

7 1.4. Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh wama kemasan rokok terhadap kepntusan untuk membeli dengan kepribadian sebagai variabe! moderator pada mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. 1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dari penelitian ini, diharapkan dapat dijadikan masukan untuk pengembangan teori-teori yang sudah ada, yaitu teori tentang wama kemasan yang dapat mempengaruhi perilaku membeli. Penelitian ini juga dapat memberikan masukan pada teori tentang keputusan membeli yang secara lebih khusus ditinjau secara psikologis. 1.5.2. Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini. adalah: a. Pada subyek penelitian, diharapkan untuk lebih berhati-hati dalam memutuskan membeli produk. b. Pada perusahaan, warna memiliki sifat-sifat tertentu dan bermakna psikologis sehingga wama kemasan yang akan digunakan dapat mewakili karakteristik produk.