PENDAHULUAN. terus melemah dan akhirnya tidak laku di pasaran. Menurut perkiraan United State Department of Agriculture (USDA)yang

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. Latar Belakang. Salah satu komoditas pangan yang patut dipertimbangkan untuk dikembangkan

PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH:

BAB I PENDAHULUAN. oleh manusia. Permasalahan energi selalu beriringan dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. beberapa asupan kedalam tubuh. Beberapa asupan yang dibutuhkan oleh tubuh

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik oleh industri atau rumah tangga, sedangkan kapasitas produksi tepung terigu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

memenuhi kebutuhan warga negaranya. Kemampuan produksi pangan dalam negeri dari tahun ke tahun semakin terbatas. Agar kecukupan pangan nasional bisa

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pengganti nasi. Mi termasuk produk pangan populer karena siap saji dan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang penting sebagai penghasil sumber bahan pangan, bahan baku makanan,

beras atau sebagai diversifikasi bahan pangan, bahan baku industri dan lain sebagainya.

PENDAHULUAN. kemiskinan. Padahal potensi umbi-umbian cukup tinggi untuk digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Tepung terigu digunakan untuk pembuatan mie, roti, kue sebagai bahan

BAB I PENDAHULUAN. 1960, namun sampai sekarang ketergantungan terhadap beras dan terigu

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terigu dicukupi dari impor gandum. Hal tersebut akan berdampak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Analisis Lingkungan Eksternal. Terigu adalah salah satu bahan pangan yang banyak dibutuhkan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

Steffi S. C. Saragih, Salmiah, Diana Chalil Program StudiAgribisnisFakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang di olah

PENDAHULUAN. singkong, ubi, talas dan lain-lainnya. Gandum berpotensi sebagai pengganti beras

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan utama pembuatan biskuit pada umumnya adalah dengan

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.

PENDAHULUAN. aktif dan sehat (Martianto, 2005). Diversifikasi pangan akan memungkinkan

Tabel 1.1 Daftar Impor Bahan Pangan Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Berbasis Sumber Daya Lokal yang tertulis dalam Peraturan Presiden RI

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan bahwa belum makan kalau belum mengkonsumsi nasi. Adanya kebiasaan ini

BAB I PENDAHULUAN. ubi jalar merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi ketergantungan terhadap

Bab 1 PENDAHULUAN. bahan mentah seperti beras, jagung, umbi-umbian, tepung-tepungan, sayursayuran,

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman singkong adalah komoditas tanaman umbi-umbian yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil singkong. Menurut

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

KARAKTERISTIK KIMIA DAN FUNGSIONAL TEPUNG KOMPOSIT DARI JENIS TEPUNG KASAVA TERMODIFIKASI PADA BERBAGAI METODE PENGERINGAN DAN TEPUNG TERIGU

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat banyak mengonsumsi mi sebagai makanan alternatif

I. PENDAHULUAN. yang memadai akan mengakibatkan terjadinya kerawanan sosial berupa

TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan oleh kandungan racun yang disebut juga linamarin (senyawa sianoglukosida

I. PENDAHULUAN. (1995) roti adalah produk yang diperoleh dari adonan tepung terigu yang. makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. komoditas yang akan diimpor Indonesia adalah gandum. Data statistik USDA

BAB 1 PENDAHULUAN. Jajanan pasar Indonesia yang ada di tanah air kita merupakan ciri khas budaya

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri. Berdasarkan data dari Wardhana (2013) dalam Majalah Tempo

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. cukup. Salah satu komoditas pangan yang dijadikan pangan pokok

BAB I PENDAHULUAN. dan jagung, dan ubi kayu. Namun, perkembangan produksinya dari tahun ke tahun

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rata-rata kue kering di kota dan di pedesaan di Indonesia 0,40

I. PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. Camilan atau snack adalah makanan ringan yang dikonsumsi diantara waktu makan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hortikultura, subsektor kehutanan, subsektor perkebunan, subsektor peternakan,

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. yang melimpah. Dalam sektor pertanian, Indonesia menghasilkan berbagai produk

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM : PENERAPAN TEKNOLOGI PEMBUATAN TEPUNG MOCAF

BAB I PENDAHULUAN. umbi umbian yang cukup penting di Indonesia baik sebagai sumber pangan

XI. PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI UBI KAYU

I. PENDAHULUAN. kurangnya Indonesia dalam menggali sumberdaya alam sebagai bahan pangan

BAB I PENDAHULUAN. Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah. dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia adalah perkembangan pola

BAB I PENDAHULUAN. yang rentan mengalami masalah gizi yaitu kekurangan protein dan energi.

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar adalah salah satu komoditas pertanian yang bergizi tinggi, berumur

Bab I. Pendahuluan I-10 BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar merupakan sumber karbohidrat yang banyak mengandung pati

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2007 BPS mencatat rata-rata konsumsi ubi jalar orang Indonesia

STUDI KASUS PERMASALAHAN KOMODITAS KEDELAI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia kaya akan sumber daya alam, termasuk di dalamnya kekayaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Karakteristik tepung yang digunakan akan menentukan karakteristik cookies yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. KEP disebabkan karena defisiensi zat gizi makro. Meskipun

I. PENDAHULUAN ton (US$ 3,6 juta) (Jefriando, 2014). Salah satu alternatif pemecahan

I. PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh suatu negara. Indonesia merupakan negara berkembang

PERBANDINGAN KADAR PROTEIN DAN LEMAK MI ALTERNATIF DARI PATI GANYONG (Canna edulis Ker) DAN PATI UBI KAYU (Manihot utilissima Pohl) SKRIPSI

I PENDAHULUAN. 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. keperluan. Berdasarkan penggolongannya tepung dibagi menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Kelangkaan pangan telah menjadi ancaman setiap negara, semenjak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang terbentang di sepanjang garis

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat

I. PENDAHULUAN. berasal dari gandum yang ketersediaannya di Indonesia harus diimpor,

OPTIMASI PROSES PEMBUATAN MOCAF (MODIFIED CASSAVA FLOUR) FERMENTASI SPONTAN MENGGUNAKAN RESPONSE SURFACE METHODOLOGY

BAB I PENDAHULUAN. kacang tanah. Ketela pohon merupakan tanaman yang mudah ditanam, dapat tumbuh

I. PENDAHULUAN. disebabkan oleh berbagai macam masalah. Menurut McCarl et al., (2001),

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dikalangan masyarakat sedang marak mengkonsumsi ubi jalar ungu. Ubi

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA DALAM PEMBUATAN MIE BASAH TERHADAP KOMPOSISI PROKSIMAT DAN DAYA TERIMA SKRIPSI

PENDAHULUAN. Masalah utama dalam peningkatan ketahanan pangan adalah pertumbuhan

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman sukun tumbuh tersebar merata di seluruh daerah di Indonesia,

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Studi komparansi kinerja..., Askha Kusuma Putra, FT UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. masih bertumpu pada beras. Meskipun di beberapa daerah sebagian kecil penduduk

I. PENDAHULUAN. untuk tanaman pangan salah satunya yaitu ubi kayu (Manihot utilissima). Ubi

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan dalam kegiatan budidaya ikan. Kebutuhan pakan ikan

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu

BAB I PENDAHULUAN. Perindustrian saat ini sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat

Transkripsi:

PENDAHULUAN Latar Belakang Masyarakat Indonesia pada umumnya mengkonsumsi bahan pangan yang mudah didapat dipasaran dan cenderung memilih bahan pangan yang murah. Kecenderungan ini membuat banyak produsen makanan berlomba untuk memproduksi bahan pangan yang diinginkan oleh masyarakat. Hal itu membuat bahan baku menjadi sangat dibutuhkan. Tepung terigu merupakan salah satu bahan baku pembuat berbagai jenis produk pangan. Meningkatnya permintaan akan tepung terigu sebagai bahan baku produk pangan membuat pemerintah menambah kuota impor setiap tahun. Hal ini menjadikan hasil pertanian di Indonesia cenderung kurang diminati oleh masyarakat,penyebab daya jual hasil pertanian di Indonesia terus melemah dan akhirnya tidak laku di pasaran. Menurut perkiraan United State Department of Agriculture (USDA)yang dilaporkan pada bulan Mei 2012, Indonesia menempati urutan ke dua di Dunia sebagai pengimpor gandum terbesar dengan jumlah mencapai 7,1 juta ton. Impor biji gandum dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Impor biji gandum dan tepung terigu Indonesia tahun 2007-2011 Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 Sumber: FAO, (2011). Volume impor biji gandum (ton) 4.649.140 4.497.190 4.655.286 4.810.539 5.604.861 Volume impor tepung terigu (ton) 581.535 532.649 646.859 776.461 686.003

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menekan impor tepung terigu adalah dengan memanfaatkan kekayaan hasil pertanian di Indonesia seperti mengolah bahan baku lokal menjadi bahan pangan yang diminati di pasaran seperti ubi kayu, ubi jalar, kentang, kedelai maupun hasil-hasil pertanian lainnya menjadi bentuk tepung komposit. Pemanfaatan bahan pangan lokal diharapkan dapat meningkatkan pendapatan para petani dan memberikan dampak positif bagi perkembangan pangan lokal di Indonesia. Salah satu bahan baku yang digunakan dalam tepung komposit ini adalah ubi kayu. Tanaman ini sangat banyak ditemukan terutama di Sumatera Utara. Ubi kayu dapat tumbuh pada lahan kering dan kurang subur, daya tahan terhadap penyakit umumnya relatif tinggi, masa panennya tidak tergantung musim, dan memiliki kemampuan menghasilkan kalori yang lebih efisien. Penggunaan bahan ubi kayu menjadi tepung termodifikasi diharapkan dapat memberikan kontribusiterhadap sifat kimia dan fungsional yang baik pada tepung komposit. Menurut BPS (2012), data produksi ubi kayu di Sumatera Utara dari tahun 2008-2012 dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Data produksi ubi kayu Sumatera Utara tahun 2008-2012 Tahun Jumlah Produksi (ton) 2008 736.771 2009 1.007.284 2010 905.571 2011 1.091.711 2012 1.192.124 Sumber : BPS, (2012). Produksi ubi kayu yang cukup tinggi berakibatpada harga ubi kayu segar menjadi sangat rendah sehingga merugikan para petani ubi kayu, maka salah satu cara untuk meningkatkan nilai jual ubi kayu adalah dengan mengolahnyamenjadi

tepung kasavatermodifikasi yang dikenal dengan nama mocaf (modified cassava flour). Tepung ubi kayu yang telah dimodifikasi memiliki karakteristik yang mirip dengan tepung terigu sehingga dapat digunakan sebagai bahan pengganti terigu atau campuran terigu. Penggunaan tepung kasava termodifikasi masih sangat jarang dilakukan sebagai bahan baku oleh para produsen makanan di Indonesia. Hal ini dapat dijadikan suatu gambaran bahwa proses pembuatan tepung kasava termodifikasi sebagai bahan baku substitusi fungsi terigu belum terpenuhi sepenuhnya seperti 100 % tepung terigu sehingga perlu dilakukan perbaikan mutu tepung kasava. Dengan demikian ketergantungan terhadap terigu dapat dikurangi dan penggunaan bahan pangan lokal seperti ubi kayu yang menjadi bahan dasar pembuatan tepung kasava termodifikasi (mocaf) diharapkan memiliki nilai yang tinggi dan dapat menambah pendapatan para petani. Proses pembuatan tepung kasava termodifikasi oleh para petani lokal masih menggunakan teknologi sederhana seperti pada proses pengeringan chips(irisan ubi kayu) yang masih mengandalkan sinar matahari langsung. Proses pengeringan ini sangat tergantung keadaan cuaca dan cenderung mudah terkontaminasi oleh mikroba,selain itu pengontrolan terhadap proses pengeringan juga sulit dilakukan karena membutuhkan pengontrolan waktu yang ketat agar proses pengeringannya sempuna. Banyaknya kendala yang ditemui dalam proses pengeringan dengan sinar matahari membuat para petani kurang berminat untuk membuat tepung kasava termodifikasi. Hal ini mendorong munculnya ide baru proses pengeringan chips kasava seperti pemanfaatan panas dari tungku penggorengan keripik yang dilakukan oleh usaha kecil menengah, ternyata bisa dimanfaatkan sebagai alternatif cara

pengeringan. Pada proses penggorengan keripik singkong, panas dari tungku setelah selesai penggorengan biasanya dibiarkan begitu saja dan tidak dimanfaatkan. Oleh karena itu panas yang terbuang ini dapat digunakan sebagai sumber energi panas pada alat pengering untuk chips kasava. Pembuatan berbagai bahan pangan olahanberbahan baku terigu secara umum banyak dilakukan masyarakat Indonesia, oleh karena itu untuk menurunkan konsumsi tepung terigu perlu penggunaaan tepung kasava termodifikasi yang memiliki karakteristik mirip tepung terigu. Tepung komposit merupakan salah satu cara untuk mengurangi konsumsi tepung terigu dan membantu pemerintah mengurangi kuota import tepung terigu. Untuk mendapatkan formulasi tepung komposit yang sesuai dengan fungsi terigu, maka disusun perbandingan jumlah tepung kasava termodifikasi dengan tepung terigu agar diperoleh hasil yang menyerupai bahan pangan yang berasal dari 100 persen bahan baku tepung terigu. Perumusan Masalah Penggunaan tepung terigu sebagai bahan baku pada berbagai produk olahan menjadikan tepung terigu banyak diimpor ke Indonesia, berdampak pada hasil pangan lokal kurang diminati dan nilai jualnya dipasaran melemah. Untuk mengurangi impor tepung terigu dilakukan pemanfaatan bahan pangan lokal dalam hal ini tepung kasava termodifikasi yang dapat mensubsitusi dengan tepung terigu pada berbagai pembuatan produk pangan dipasaran. Oleh karena alasan tersebut, maka penulis melakukan penelitian mengenai karakteristik tepung komposit dari campuran tepung terigu dan tepung kasavatermodifikasi dengan berbagai metode pengeringan.

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristikkimia dan fungsional tepung komposit dari tepung terigu dan tepung kasava termodifikasi pada berbagai metoda pengeringan. Kegunaan Penelitian Penelitian ini berguna untuk mendapatkan data penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar sarjana teknologi pertanian di Fakultas Pertanian,, Medan, menjadi sumber informasi ilmiah bagi penelitian selanjutnya serta sebagai rekomendasi bagi pemerintah dan usaha kecil menengah untuk memanfaatkan secara optimaltepung kasavatermodifikasi sebagai bahan pangan,untuk mendorong produk berbahan baku kasava sehingga memiliki cakupan yang lebih luas dan dapat digunakan untuk mengkaji karakteristik dari tepung kasava termodifikasi tersebut. Hipotesisa Penelitian Ada pengaruh perbedaan jenis tepung kasava termodifikasipada berbagai metode pengeringan dan formulasi tepung komposit dariperbandingan campuran tepung kasava termodifikasi dan tepung terigu serta interaksi keduanya terhadap karakteristik kimia dan fungsional tepung komposit.