ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF TIPE PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS XI SMAN 3 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

Keywords: Two Stay Two Stray, Learning Outcomes

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Wika Silvia, Annika Maizeli, Novi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA BIOLOGI SISWA KELAS VII SMPN 22 PADANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES

PENGARUH MODUL DISERTAI SPIDER CONCEPT MAP

PENERAPAN MODEL CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 29 PADANG

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN TAKE AND GIVE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS X SMA N 2 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMPN 4 KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTIPE GROUP INVESTIGATION(GI) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA N 3 PARIAMAN ABSTRACT

Keywords: Think Pair Share, Image Media and Learning Outcomes.

ARTIKEL ILMIAH. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan (STRATA 1) SUSI SUSANTI NIM

ABSTRACT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMAN 2 KOTO XI TARUSAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII DI SMPN 1 GUNUNG TALANG

Penerapan Strategi Genius Learning Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang ABSTRACT

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPEEVERYONE IS A TEACHER HERE (ETH)TERHADAP HASIL BELAJAR IPASISWA KELAS VII SMPN 30 PADANG ARTIKEL OLEH

PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DISERTAI MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 PARIAMAN ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP KARTIKA 1-7 PADANG

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

Keywords: Affective, Cognitive, Psychomotor and Think Pair Share

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMAN 9 SIJUNJUNG ABSTRACT

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES

Key words : Think Pair Share, Picture Media, Result of Studying

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMAN 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK

Febriani, RRP. Megahati S, Novi Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatra Barat

ABSTRACT. Keyword : Active Learning, The Result of Cognitive, Affective and Psychomotor Learning Domains.

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN LDS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWAKELAS VIII

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STRUCTURED NUMBERED HEADS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 2 BATANG GASAN JURNAL

Keywords: Learning Outcomes, Affective, Cognitive and Physicomotor Competency

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

Witri Agusta, Siska Nerita, Lince Meriko

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DISERTAI POWERPOINT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS X SMA N 5 SOLOK SELATAN.

PENERAPAN METODE SIMULASI DISERTAI PEMBERIAN HANDOUT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA-BIOLOGI KELAS VII SMP N 1 CERMIN

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING (BBL) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMAN 3 PADANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 4 PARIAMAN

Resti Suryati, Nurhadi dan Ria Kasmeri. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

Keywords: Innovative Learning Model, Examples Non Examples, and Learning Outcomes

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP N 2 HILIRAN GUMANTI E-JURNAL

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 14 PADANG.

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSITED INDIVIDUALY

PERBANDINGAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA N I KOTO XI TARUSAN ARTIKEL


Srik Lestari, Siska Nerita, Lince Meriko Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatra Barat

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MODEL PICTURE AND PICTURE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUESTION STUDENTS HAVE DILENGKAPI DENGAN CHART TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VIII SMPN 17 PADANG

Hendrika Milta Sari, Gustina Indriati, Annika Maizeli

ABSTRAK

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Guided Note Taking Dalam Pembelajaran Biologi Kelas VIII SMPN 2 Panti Kabupaten Pasaman

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DISERTAI (LDS) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA-BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 30 PADANG

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta ABSTRAK

PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE (ETH) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG

Oleh: Helma Rianti, RRP. Megahati, Evrialiani Rosba Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM PEBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LUBUK LINGGAU. Ilmu Pendidikan

PENGARUH PENERAPAN MODEL GROUP INVESTIGATION

Lissa Purnama Sari, Mades Fifendy, Evrialiani Rosba. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

ARTIKEL Oleh SILVA YUSALIM NPM:

ABSTRACT. Keywords: Discovery learning, Image Media, and Learning Outcomes

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: HELMI SUSANTI

ARTIKEL PENELITIAN PENGARUH METODE THE LEARNING CELL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 28 KORONG GADANG KURANJI PADANG.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

PENERAPAN STRATEGI EVERYONE IS A TEACHER HERE DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA SISWA KELAS VII SMPN 18 PADANG ARTIKEL

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat. 2

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI GENIUS LEARNING DENGAN OPERAN KERTAS IDE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA BAITURRAHMAH PADANG

Keywords:The Result of Biology Learning, Attitude and Psychomotor Learning

PENERAPAN METODE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 1 2X11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG

ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SMAN 2 KOTO XI TARUSAN JURNAL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU PADA SISWA KELAS VIII SMP ADABIAH PADANG E JURNAL OLEH

E-JURNAL OLEH: WANDA PRATAMA NIM

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

Oleh : Siska Maria, Nurhadi dan Vivi Fitriani Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

Hendra Patriot 1, Wince Hendri 2, Azrita 2. Mahasiswa Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Bung Hatta

Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Bung Hatta

ARTIKEL. Oleh : RINI MELIA SARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PENGARUH PEMBERIAN TUGAS RUMAH DAN PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS VII SMP NEGERI 22 PADANG E-JURNAL DELVITA KARLINDA NIM.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

ARTIKEL ILMIAH. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA I) SEPTIA RULIYANI NIM.

STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE (ETH) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IA SMAN 5 SOLOK SELATAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

Nurmasari Tambunan, Mulyati, Febri Yanti. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

Keywords:Group Investigation(GI), Picture Image and Result Of Studying. PENDAHULUAN

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Kata Kunci: Model Pembelajaran, Problem Based Learning, Hasil Belajar 1

Tila Endra Yeni, Nurhadi, dan Nursyahra Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA YANG DIBERI TUGAS RUMAH MEMBUAT PETA KONSEP DENGAN MEMBUAT MIND MAP

The Effect Model Problem Based Learning on Learning Outcomes Biology Class X SMAN 1 Palembayan. ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS VIII SMPN 3 KECAMATAN HARAU

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFE) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 KINALI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Tika Putri 1, Annika Maizeli 2, Novi 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat tika.9putri@gmail.com ABSTRACT This research is motivated by some problems that is when the learning process of teachers less use of learning model, the teacher is more likely to use the method of discussion and question and answer, lack of interest in students learning and lack of interaction between students and teachers so that students have difficulty understanding the subject matter, breathing (respiration). This resulted in low biology learning outcomes of students of grade XI IPA SMA 1 Kinali. This study aims to determine the effect of the application of Student Facilitator and Explaining (SFE) learning model to the results of biology students learning grade XI IPA SMAN 1 Kinali Lesson Year 2016/2017. This research type is experiment, with research design of Randomized Control Group Postest Only Design. Sampling using purposive sampling. Instruments used in the affective domain are self-assessment sheets and observer's observation sheets. The cognitive domain is a matter of written test and psychomotor domain in the form of product assessment. Data were analyzed using t-test with α = 0,05. The result of data analysis obtained by mean of affective aspect value (self assessment) experimental class 80,00 and control class 73,53. Hypothesis test results with t- test obtained t count < t table then the hypothesis is rejected. Cognitive domain got the average value of experimental class students 67.90 and control classes 39.48, obtained t count > t table then the hypothesis accepted. Psychomotor domains obtained the average value of the experimental class students 20.20 and control classes 9.70. Obtained t count > t table then the hypothesis accepted. It can be concluded that there is no effect on the application of learning model of Student Facilitator and Explaining to the result of biology student learning of class XI IPA SMAN 1 Kinali in the affective domain, while in the cognitive and psychomotor realm the application of Student Facilitator and Explaining learning model influences the result of biology student learning grade XI IPA SMAN 1 Kinali Lesson Year 2016/2017. Keywords: Student Facilitator and Explaining, Student Learning Outcomes PENDAHULUAN Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian kegiatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam situasi edukatif 1

untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini merupakan syarat utama berlangsungnya proses pembelajaran yang ideal. Proses pembelajaran yang ideal merupakan proses pembelajaran yang bukan saja terfokus kepada hasil yang dicapai oleh siswa, namun bagaimana proses pembelajaran yang ideal mampu memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan dan mutu serta dapat memberikan perubahan perilaku dan mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka. Pada saat proses pembelajaran guru juga kurang menggunakan model pembelajaran. Guru tersebut lebih cenderung menggunakan metode diskusi dan tanya jawab, namun hanya siswa yang pandai saja yang akan aktif menjawab pertanyaan guru, oleh karena itu akan terlihat kurangnya rasa bertanggung jawab dan percaya diri siswa terhadap materi yang dipelajari. Hal ini berdampak terhadap rendahnya hasil belajar siswa, dimana hasil belajar siswa masih berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Salah satu materi yang hasil belajar masih di bawah KKM adalah sistem respirasi. Pada materi ini siswa kesulitan untuk memahami struktur dan fungsi dari organ pernapasan, membedakan yang mana mekanisme dari pernapasan dada dengan pernapasan perut, memahami bagaimanakah pertukaran gas di dalam tubuh serta siswa juga kesulitan memahami tentang pernapasan pada hewan. Oleh karena itu, berdampak terhadap hasil belajar biologi siswa. Hal ini dapat dilihat dari observasi yang telah dilakukan, dimana didapatkan rata-rata nilai ulangan harian siswa pada materi sistem respirasi semester 2 tahun pelajaran 2015/2016 untuk kelas XI IPA 1 didapatkan nilai rata-rata adalah 72,32;XI IPA 2 nilai rata-rata adalah 66,38; XI IPA 3 nilai rata-rata adalah 72,12; XI IPA 4 nilai rata-rata adalah 71,84. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang harus dicapai siswa pada mata pelajaran biologi adalah 79, namun rata-rata nilai siswa tersebut masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Berdasarkan gambaran masalah tersebut dibutuhkan suatu 2

pembelajaran yang dapat menciptakan suasana belajar yang melibatkan siswa secara aktif dalam memahami pembelajaran dan tidak terpusat lagi pada guru. Salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan adalah model pembelajaran Student Fasilitator and Explaining (SFE). Menurut Istarani (2015) model pembelajaran SFE ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengembangkan materi ajar secara mandiri, dapat menumbuhkan kemampuan siswa dalam menyampaikan pengetahuan yang dimilikinya kepada temannya serta dapat memupuk jiwa kebersamaan, karena saling jelasmenjelaskan satu sama lainnya. Model pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFE) ini juga merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekan pada struktur khusus yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi peserta didik dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan materi. Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFE) ini siswa dapat menjelaskan materi melalui peta konsep. Peta konsep merupakan diagram yang menunjukkan saling keterkaitan antara konsep sebagai reperentasi dari makna (meaning). Menurut Novak dan Gowin (1985) dalam Lufri (2007) kriteria penilaian peta konsep ini terdiri dari proposisi, hirarki, kaitan silang dan contoh. Proposisi merupakan dua konsep yang dihubungkan oleh kata penghubung, hierarki adalah tingkatan dari konsep yang paling umum ke khusus, kaitan silang adalah hubungan yang bermakna antara suatu konsep pada satu hierarki dengan konsep lain pada hierarki yang lainnya, dan contoh adalah kejadian atau objek yang spesifik yang sesuai dengan atribut konsep. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka telah dilakukan penelitian yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Student 3

Facilitator and Explaining (SFE) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Kinali Tahun Pelajaran 2016/2017. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Purposive Random Sampling, yaitu pengambilan berdasarkan pertimbangan tertentu. Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut : (1) mengambil nilai ujian semester 1 siswa kelas XI IPA dari guru biologi;(2) mengambil dua kelas yang nilai rata-ratanya mendekati sama yang akan menjadi kelas sampel; (3) setelah mendapatkan dua kelas sampel kemudian dilakukan pemilihan kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan cara diundi; (4) dari pengundian yang dilakukan maka diperoleh kelas XI IPA 3 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 4 sebagai kelas kontrol. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFE). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Kinali. Prosedur penelitian dibagi menjadi tiga tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan dan tahap akhir. Instrumen dalam penelitian ini adalah pada ranah afektif melalui lembaran penilaian diri yang dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan tidak bermakna ganda, dengan bahasa lugas yang dapat dipahami siswa, dan menggunakan format sederhana yang mudah diisi oleh siswa (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,2015: 11). Ranah kognitif dengan menggunakan soal objektif untuk tes hasil belajar, serta ranah psikomotor melalui penilaian produk (penilaian peta konsep kelas eksperimen dan penilaian bagan pada kelas kontrol). Langkah-langkah penyusunan instrumen tes akhir yang dilakukan adalah sebagai berikut: (1) Membuat kisi kisi soal tes. (2) Menyusun tes uji coba yang dibuat dalam bentuk tes objektif dan lima option jawaban. (3) Soal diuji cobakan kepada siswa yang bukan kelas sampel, sehingga didapat beberapa soal untuk tes akhir, yang terlebih dahulu dilkukan uji validitas, 4

Rata-rata nilai afektif Rata-rata nilai afektif daya pembeda item, indeks kesukaran item dan reliabilitas. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Ranah Afektif Nilai rata-rata aspek penilaian diri siswa dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini. 100 75 50 25 0 57,5 kelas kontrol nilai rata-rata aspek bertanggung jawab 38,24, nilai rata- rata aspek percaya diri 56,86 dan nilai rata-rata aspek saling menghargai 97,06. Perbandingan nilai rata-rata ranah afektif kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada 85,83 96,67 97,06 Gambar 2 di bawah ini. Kelas Eksperimen 38,24 56,86 Kelas Kontrol Bertanggung Jawab Percaya Diri Saling Menghargai Kelas sampel Gambar 1.Diagram Nilai Rata-rata Pada Aspek Penilaian Diri Siswa Ranah Afektif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. Berdasarkan Gambar 1 di atas pada kelas eksperimen nilai rata-rata aspek bertanggung jawab 57,50, nilai rata-rata aspek percaya diri 85,83 dan nilai rata-rata aspek saling menghargai 96,67. Sedangkan pada 100 75 50 25 0 Kelas Eksperimen Kelas Kontrol 80 73.53 Kelas Sampel Gambar 2.Diagram Perbandingan Nilai Rata-rata Afektif Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. Berdasarkan Gambar 2 di atas pada kelas eksperimen nilai rata-rata siswa 80,00 dengan persentase ketuntasan 50% sedangkan pada kelas kontrol nilai rata-rata siswa 73,53 dengan persentase ketuntasan 15%. Maka nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. 5

Penilaian yang dilakukan pada ranah afektif berupa hasil penilaian diri yang dilakukan siswa pada terakhir proses pembelajaran pada materi sistem pernapasan (respirasi). Penilaian ini juga dikontrol setiap kali pertemuan dengan melakukan hasil penilaian observasi oleh observer. Menurut Kunandar (2013:100) sikap menentukan keberhasilan belajar seseorang. Orang yang tidak memiliki minat pada pelajaran tertentu sulit untuk mencapai keberhasilan belajar yang optimal. Hal ini juga dapat dilihat dari setiap aspek yang dinilai pada ranah afektif. Aspek yang dinilai pada ranah afektif berupa penilaian diri terdiri dari 3 yaitu aspek bertanggung jawab, percaya diri dan saling menghargai. Pada aspek bertanggung jawab siswa di kelas eksperimen rata-rata nilai siswa lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Di kelas eksperimen siswa lebih banyak membuat peta konsep sesuai dengan kriteria yang diperintahkan guru sedangkan di kelas kontrol banyak siswa yang tidak membuat bagan (chart), meskipun ada siswa yang membuat bagan namun tidak sesuai dengan kriteria yang diperintahkan oleh guru. Kemudian di kelas eksperimen siswa membuat peta konsep sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran sedangkan pada kelas kontrol banyak siswa membuat bagan (chart) tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran. Selanjutnya pada kelas eksperimen siswa banyak membuat peta konsep sendiri-diri sedangkan pada kelas kontrol banyak siswa yang mencontoh dari temannya. meskipun rata-rata nilai siswa di kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol, namun dari kedua kelas sampel ini ada juga yang membuat peta konsep tidak sesuai dengan kriteria, tujuan pembelajaran dan ada juga yang masih mencontoh atau menyalin tugas temannya. hal ini disebabkan karena kurangnya kesediaan dan kesiapan siswa terhadap menerima penugasan yang diperintahkan oleh guru. Hal ini sesuai dengan pendapat Anwar (2009: 118) menyatakan bahwa penerimaan (Receiving) menunjukkan pada kesediaan dan kesiapan siswa untuk menerima suatu fenomena khusus atau suatu rangsangan tertentu. Pada Aspek percaya diri siswa di kelas eksperimen rata-rata nilai siswa 6

Nilai Rata- rata kognitif lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Karena pada kelas eksperimen banyak siswa yang berani tampil presentasi, bertanya, menjawab/menanggapi penjelasan materi dari temannya sedangkan pada kelas kontrol banyak siswa yang terhadap kegiatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran. 2. Ranah Kognitif Hasil penilaian tes akhir siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Gambar 3. kurang berani bertanya dan menuliskan jawaban di depan papan tulis dan juga banyak siswa yang tidak berani menanggapi jawaban dari temannya. Hal ini disebabkan karena kurangnya respon siswa terhadap materi yang dipelajari. Pada aspek saling menghargai rata-rata nilai siswa kelas kontrol 100 Eksperimen 75 67,9 Kontrol 50 39,48 25 0 Kelas sampel lebih tinggi dibandingkan kelas eksperimen karena pada kelas kontrol pada saat guru menjelaskan materi dan pada saat temannya menuliskan jawaban di depan papan tulis. Banyak siswa tersebut yang memperhatikan, berbeda dengan kelas eksperimen pada saat guru menjelaskan materi pelajaran siswa tersebut juga ikut berbicara, bukan memperhatikan dan mendengarkan. hal ini terlihat kurangnya respon siswa terhadap guru dan temannya pada saat menjelaskan materi pelajaran, selanjutnya kurangnya kesadaran diri siswa Gambar 3.Diagram Nilai Rata-rata Kognitif Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. Berdasarkan Gambar 3 di atas pada kelas eksperimen nilai rata-rata siswa 67,90 dengan persentase ketuntasan 10% sedangkan pada kelas kontrol nilai rata-rata siswa 39,48 dengan persentase ketuntasan 0%. Dimana tingkat keberhasilan hasil belajar siswa masih kurang baik karena persentase ketuntasannya masih di bawah 60%. Hal ini sesuai dengan yang 7

dikemukakan oleh Djamarah dan Zain (2014:107) bahwa tingkat keberhasilan belajar mengajar dikatakan maksimal apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa, dikatakan baik sekali apabila sebagian besar (76% s/d 99%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa, dikatakan baik apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60% s/d 75% dikuasai oleh siswa, dan dikatakan kurang apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa. Pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Student Fasilitator and Explaining (SFE). Menurut Sohimi (2014: 183-185) model pembelajaran Student Fasilitator and Explaining merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekan pada struktur khusus yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi peserta didik dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan materi. Dengan menggunakan model ini dapat meningkatkan antusias, motivasi, Keaktifan, dan rasa senang. Model pembelajaran ini juga dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk berfikir mengembangkan materi. Hal ini terlihat pada saat guru menyuruh siswa mengembangkan materi dengan membuat peta konsep. Kemudian dengan menggunakan model ini dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini juga terlihat pada saat siswa menjelaskan materi dan pada saat siswa bertanya maupun menjawab atau menanggapi jawaban dari temannya. Sedangkan pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran diskusi dan tanya jawab. Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran diskusi dan tanya jawab ini siswa kurang aktif untuk menjawab pertanyaan dan banyak siswa yang kurang berani menuliskan jawaban di depan papan tulis, meskipun demikian peneliti tetap memberikan motivasi dan mendorong siswa agar berani menjawab dan menuliskan jawaban dengan menunjuk siswa tersebut. Berdasarkan proses pembelajaran dari kedua kelas sampel, hasil pembelajaran pada ranah kognitif 8

Nilai Rata-rata psikomotor lebih tinggi kelas eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran Student Fasilitator and Explaining (SFE) dibandingkan kelas kontrol dengan menerapkan pembelajaran diskusi dan tanya jawab. Berarti dengan menerapkan model pembelajaran Student Fasilitator and Explaining (SFE) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Kinali Tahun Pelajaran 2016/2017. 3. Ranah Psikomotor Rata-rata nilai siswa pada ranah psikomotor dapat dilihat pada Gambar 4 di bawah ini. 100 Eksperimen 75 Kontrol 50 20.2 25 9,7 0 Kelas sampel Kelas sampel Gambar 4.Diagram Perbandingan Nilai Rata-rata Psikomotor Kelas eksperimen dan Kelas Kontrol. Berdasarkan Gambar 4 di atas pada kelas eksperimen nilai rata-rata siswa 20,20 dengan persentase ketuntasan 0% sedangkan pada kelas kontrol nilai rata-rata siswa 9,70 dengan persentase ketuntasan 0%. Perbandingan nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat dari kriteria pembuatan peta konsep yang dibuat oleh siswa pada kelas eksperimen dan bagan (Chart) pada kelas kontrol. Menurut Novak dan Gowin ( 1985) dalam Lufri (2007) kriteria pembuatan peta konsep diantaranya adalah (1) Proposisi adalah dua konsep yang dihubungkan oleh kata penghubung; (2) Hierarki adalah tingkatan dari konsep yang paling umum sampai konsep yang paling khusus; (3) Kaitan Silang adalah hubungan yang bermakna antara suatu konsep pada satu hierarki dengan konsep lain pada hierarki yang lainnya.; (4) Contoh adalah kejadian atau objek yang spesifik yang sesuai dengan atribut konsep. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada penilaian peta konsep kelas eksperimen banyak siswa yang membuat peta konsep kurang sesuai dengan kriteria pembuatan peta konsep dan tujuan pembelajaran 9

bahkan ada yang tidak sesuai dengan kriteria dan tujuan pembelajaran. Pada penelitian ini salah satu kriteria pembuatan peta konsep yang tidak sesuai dibuat oleh semua siswa adalah contoh. Hal ini sangat berpengaruh terhadap penilaian peta konsep yang dibuat oleh siswa. Rendahnya rata-rata penilaian peta konsep siswa disebabkan oleh ketidaksesuaian kriteria peta konsep yang dibuat oleh siswa, kemudian disebabkan oleh banyaknya siswa yang tidak membuat peta konsep dengan alasan belum siap karena kekurangan waktu untuk menyelesaikannya. Sedangkan pada kelas kontrol dilakukan dengan penilaian bagan. Pada kelas kontrol ini rata rata penilaian bagan juga rendah. Rendahnya rata- rata penilaian bagan dapat disebabkan karena banyak siswa yang tidak membuat bagan, kemudian banyak bagan yang dibuat siswa kurang sesuai dengan kriteria dan tujuan pembelajaran. Rendahnya penilaian peta konsep dan penilaian bagan siswa pada kelas ekperimen dan kelas kontrol sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, karena dari peta konsep dan bagan yang dibuat siswa akan terlihat pemahaman siswa dan penguasaan materi pada siswa. Kendala yang sering ditemukan oleh siswa terlihat dari kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari, Sesuai dengan pendapat Istarani dan Muhammad Ridwan (2015: 159) kelemahan dari tipe pembelajaran Student Fasilitator and Explaining adalah sebagai berikut ini. Siswa kurang terbiasa mengembangkan materi ajar secara mandiri dan kemampuan siswa dalam menjelaskan hasil pengembangan materi ajar yang dilakukannya sangat terbatas. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa. 1. Pada ranah afektif tidak terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMAN 1 Kinali Tahun Pelajaran 2016/2017. 2. Pada ranah kognitif terdapat pengaruh penerapan model 10

pembelajaran Student Facilitator and Explaining terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMAN 1 Kinali Tahun Pelajaran 2016/2017. 3. Pada ranah psikomotor terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMAN 1 Kinali Tahun Pelajaran 2016/2017. Lufri.2007. Strategi Pembelajaran Biologi. Padang: UNP Press. Shoimin, A. 2014. 68 Model Pembelajaran inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media. DAFTAR PUSTAKA Anwar,S. 2009. Penilaian Berbasis Kompetensi. Padang UNP Press. Djamarah dan Zain. 2014. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Istarani dan Ridwan,M. 2015. 50 Tipe Strategi Dan Teknik Pembelajaran Kooperatif. Medan : Media Persada. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Panduan Penilaian untuk Sekolah Menengah Atas (SMA). Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kunandar.2013. Penilaian Autentik. Jakarta: Rajawali Press. 11