BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EVALUASI UNJUK KERJA NERACA MIKRO SEBAGAI IMPLEMENTASI SISTEM MUTU LABORATORIUM PUSAT TEKNOLOGI NUKLIR BAHAN DAN RADIOMETRI

BAB I PENDAHULUAN. alat ukur suhu yang berupa termometer digital.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

GLP PERTEMUAN KE-5 SEJARAH ISO : 2008 PENGENALAN DAN PEMAHAMAN ISO : /16/2011

Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang Semarang

Yuuk..belajar lagi!!!

MAKALAH STANDARISASI MUTU PANGAN

PEMELIHARAAN PERALATAN LABORATORIUM

DAFTAR ISI TUGAS AKHIR... ii

PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETENSI LABORATORIUM LINGKUNGAN

ANALISIS KESALAHAN DALAM SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

PENGUJIAN, KALIBRASI PERALATAN KESEHATAN

PENGETAHUAN SNI ISO/IEC 17025:2008. By Rangga K Negara, ST

PEMBELAJARAN - 2 PERTEMUAN KE 4 3 x pertemuan DIKLAT FUNGSIONAL PENERA 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

RUANG LINGKUP MANAJEMEN MUTU TITIS SARI KUSUMA

BAB II PT.UNILAB PERDANA

III. METODOLOGI PENELITIAN

Metrologi Kimia. Sumardi dan Julia Kantasubrata

PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN

PENGENDALIAN MUTU HASIL ANALISIS UNSUR Pb, Cd, DAN Cr DALAM CONTOH UJI AIR LIMBAH.

Kajian Kalibrasi Timbangan Analit dengan Penjaminan Mutu ISO 17025

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PENILAIAN KESESUAIAN. Bagian Kesatu Kegiatan Penilaian Kesesuaian

Pedoman KAN KLASIFIKASI KETIDAKSESUAIAN

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY (F-AAS) PASCA AKREDITASI

VALIDASI METODE F-AAS UNTUK MEMPEROLEH JAMINAN MUTU PADA ANALISIS UNSUR Cd, Cu, Cr, Pb, DAN Ni DALAM CONTOH UJI LIMBAH CAIR

VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2015, No Meteorologi, Klimatologi,dan Geofisika sehingga perlu dilakukan penyesuaian; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud p

Daftar Isi. Kata Pengantar... Daftar Isi... BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Potensi dan Permasalahan 6

Laboratorium Teknik Analisis Radiometri Dan Spektrometri Serapan Atom Pusat Teknologi Nuklir Bahan Dan Radiometri

JADWAL RCCHEM LEARNING CENTER TAHUN 2017

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Faktor yang memegang peranan penting dalam produk agroindustri adalah

Manajemen laboratorium. by Djadjat Tisnadjaja

KETIDAK SESUAIAN DAN TINDAKAN KOREKSI

SISTEM STANDARDISASI NASIONAL (SSN)

ANALISIS Pb PADA SEDIAAN EYESHADOW DARI PASAR KIARACONDONG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

PENDAHULUAN & NUTRITION LABELING

PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

Air dan air limbah Bagian 11: Cara uji derajat keasaman (ph) dengan menggunakan alat ph meter

Pendahuluan 12/17/2009

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dibutuhkan oleh setiap negara

PENENTUAN KONSENTRASI SULFAT SECARA POTENSIOMETRI

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

PENGENDALIAN MUTU METODE NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DENGAN UJI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

Kelembagaan Metrologi Nasional. - Jakarta, 20 Oktober 2016

Ketertelusuran Pengukuran

EVALUASI AUDIT INTERNAL LUB PTBN UNTUK MENILAI EFEKTIFITAS IMPLEMENTASI ISO/IEC 17025:2005

Tabel 1. Metode pengujian logam dalam air dan air limbah NO PARAMETER UJI METODE SNI SNI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kebijakan Penerapan Standar Pedoman dan Manual Sekretariat Komite Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil

2 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik

PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

UJI BANDING LABORATORIUM KALIBRASI BMKG

Bahan Ajar PANDUAN MUTU

Unjuk Kerja Metode Flame -AAS Page 1 of 10

SNI Standar Nasional Indonesia

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI POLITEKNIK ATI PADANG

PERSYARATAN MANAJEMEN LABORATORIUM PENGUJIAN SESUAI ISO/IEC : 2005

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI FEBRUARI 2015

PENTINGNYA KEBERADAAN LEMBAGA METROLOGI GAS DI INDONESIA. Andreas, S.Si

2017, No Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negar

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI DESEMBER 2014

BADAN STANDARDISASI NASIONAL Jakarta, November 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I KETENTUAN UMUM. peraturan..

JADWAL RCCHEM LEARNING CENTER TAHUN 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI MARET 2015

PENGENDALIAN MUTU HASIL ANALISIS UNSUR-UNSUR Cr DAN Cu DALAM CONTOH SRM SOIL-7 DAN SEDIMEN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN TERAMPIL KE AHLI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI

- 1 - PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

SNI Standar Nasional Indonesia

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI JANUARI 2017

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan analisis obat semakin dikenal secara luas dan bahkan mulai

PERKEMBANGAN EKSPOR, IMPOR, DAN NERACA PERDAGANGAN

UNIVERSITAS PANCASILA FAKULTAS FARMASI LAPORAN PENELITIAN DAN PUBLIKASI ILMIAH

DP SR-02 PERSYARATAN TAMBAHAN UNTUK AKREDITASI LABORATORIUM PENGUJIAN KIMIA DAN BIOLOGI JANUARI 2004

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN

PT INTEGRITA GLOBAL SERTIFIKAT PANDUAN SERTIFIKASI PRODUK LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

2 Ditinjau dari caranya, kimia analitik digolongkan menjadi : Analisis klasik Analisis klasik berdasarkan pada reaksi kimia dengan stoikiometri yang t

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di

BAB V ANALISA DATA. Sampel uji diterima oleh Manajer Teknis. Kaji ulang terhadap permintaan pemeriksaan Permintaan Ditolak NOT OK

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN I PENERAPAN VOLUMETRI OLEH : FITRI HANDAYANI HAMID STAMBUK : F1C : MUHAMMAD SYAHRIL

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu aspek penilaian kemajuan suatu negara. Pertumbuhan ekonomi yang baik akan terbentuk dengan adanya regulasi yang baik pula dalam kegiatan perdagangan. Di era perdagangan bebas sekarang bila suatu negara mau bersaing di dalamnya dibutuhkan produk produk yang berkualitas untuk bersaing dalam perdagangan bebas tersebut. Pengambilan keputusan berkualitas atau tidak ditentukan oleh validitas hasil dari pengujian produk tersebut. Validitas hasil pengujian kualitas suatu produk tersebut dapat menjadi pertimbangan yang berpengaruh besar untuk menambah kemampuan saing produk tersebut. Oleh sebab itu, dengan adanya sertifikat hasil pengujian kualitas yang telah terjamin validitasnya maka akan menjadi jaminan mutu bahwa produk tersebut telah memenuhi standar regulasi dalam kegiatan perdagangan. Validitas juga sangat dibutuhakan dalam proses ekspor dan impor, agar tidak terjadi penolakan ekspor seperti yang terjadi pada kasus penolakan ekspor mangga Indramayu dan manggis di Australia karena diklaim mengandung sejumlah tertentu residu pestisida (kabarbisnis.com, 21 Maret 2012). Contoh lain, ekspor kopi robusta Indonesia ke Jepang juga terhambat, menyusul rendahnya ambang batas residu pestisida yang diterapkan sejak 2009 oleh Pemerintah Jepang, yaitu sebesar 0,01%. Nilai ambang batas ini lebih rendah dari nilai ambang batas yang diterapkan Negara Uni Eropa yaitu sebesar 0,1%. Penolakan Jepang mengakibatkan sebanyak 20-30 kontainer biji kopi robusta per tahun yang memasuki pelabuhan Jepang terhambat. Setiap kontainer biji kopi bernilai US$45 ribu sehingga akumulasi per tahun merugikan Negara sebesar US$1,35 juta. (www.agroasianews.com, 10 Februari 2012). Hal itu terjadi karena standar pengujian negara pengekspor dan pengimpor berbeda, jaminan mutu pengujian yang belum baik dari tiap laboratorium penguji, selain itu lemahnya infrastruktur metrologi untuk melakukan pengukuran kadar. 1

2 pestsida dan pengujian bahan lainnya dari negara pengekspor juga dapat menyebabkan kerugian tersebut yang berimpas pada devisa negara. Validitas hasil pengukuran akan didapatkan apabila hasil pengukuran tersebut memiliki standar yang telah terjamin mutunya. Jaminan mutu suatu hasil pengujian sangat ditentukan oleh kompetensi laboratorium pengujian. Suatu laboratorium pengujian dikatakan memenuhi syarat dan kompeten apabila telah menerapkan sistem mutu yang mengacu pada standar nasional maupun internasional. Standar mutu laboratorium pengujian mengacu pada ISO/IEC 17025. Faktor-faktor yang menentukan kebenaran dan kehandalan pengujian dan/atau kalibrasi oleh laboratorium meliputi faktor manusia, metode pengujian, kalibrasi serta validasi metode, peralatan, ketertelusuran pengukuran, pengambilan contoh dan penanganan barang yang diuji dan dikalibrasi. Timbangan analitik adalah salah satu standar yang sangat penting untuk dijamin mutunya, sebab timbangan analitik memiliki beberapa peran dalam pengukuran, salah satu contohnya timbangan analitik berperan dalam proses kalibrasi bendabenda volumetri seperti gelas ukur, labu ukur, bejana ukur, dan mikropipet. Benda benda volumetri tersebut dapat kita hubungkan dengan proses pengujian kandungan kimia. Sebagai contoh, gelas ukur digunakan dalam preparasi sample untuk pengujian kandungan atau analisis suatu bahan secara kimiawi. Gelas ukur berperan dalam proses pengenceran, ataupun pencampuran bahan yang akan diuji, dengan mengubah variabel konsentrasi misalnya. Apabila sebuah gelas ukur tidak terkalibrasi dengan benar maka ketika sebuah sampel diukur dengan gelas ukur tersebut akan menunjukan hasil yang tidak akurat. Hal tersebut terjadi karena gelas ukur tidak terkalibrasi dengan benar, gelas ukur tidak terkalibrasi dengan benar disebabkan oleh timbangan yang menjadi standar belum terjamin mutu hasil pengujiannya. Untuk menjamin bahwa timbangan bekerja sesuai dengan reliabilitas yang diperlukan untuk mutu hasil pengujian yang dikehendaki, laboratorium harus memiliki program pemeliharaan peralatan pengujian, dalam hal ini timbangan. Pemeliharaan mutu hasil pengujian timbangan berupa evaluasi jaminan mutu timbangan analitik tersebut.

3 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dirumuskanlah beberapa masalah, antara lain : 1. Bagaimana jaminan mutu timbangan yang digunakan untuk kalibrasi alat volumetri? 2. Bagaimana pengaruh jaminan mutu timbangan terhadap hasil kalibrasi alat volumetri? 3. Sumber ketidakpastian apa yang memiliki kontribusi terbanyak pada evaluasi jaminan mutu timbangan untuk kalibrasi alat volumetri? 1.3 Batasan Masalah Dalam penulisan laporan tugas akhir ini penulis memfokuskan permasalahan pada emapat hal, antara lain : 1. Timbangan yang dilakukan evaluasi jaminan mutu adalah jenis timbangan analytical balance. 2. Standar yang digunakan dalam proses evaluasi adalah Anak Timbangan Kelas F1. 3. Metode yang digunakan dalam proses evaluasi adalah metode control chart, uji F dan uji t dengan berpedoman pada KAN Guide on Measurement Assurance DP.01.33(E). 4. Data hasil pengolahan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini antara lain : 1. Menentukan nilai koreksi hasil penimbangan untuk mengetahui apakah timbangan yang digunakan untuk kalibrasi alat volumetri masih terjamin mutu hasil penimbangannya.

4 2. Menganalisa pengaruh jaminan mutu timbangan terhadap hasil kalibrasi alat volumetri. 3. Menentukan sumber ketidakpastian yang memiliki nilai kontribusi paling besar pada evaluasi jaminan mutu timbangan. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan pengetahuan mengenai evaluasi jaminan mutu timbangan untuk kalibrasi alat volumetri serta manajemen mutu suatu laboratorium kalibrasi. Dengan dilakukan evaluasi jaminan mutu, maka kualitas hasil pengukuran dan kalibrasi alat volumetri dapat terjaga pada kondisi yang optimum. 1.6 Sistematika Penulisan Penulisan laporan tugas akhir ini dibuat secara sistematis, dengan membagi menjadi enam bab dan beberapa sub bab, sehigga didapat alur pemikiran dan penyampaian yang teratur. Sistematika penulisan laporan tugas akhir ini dijabarkan lebih lanjut sebagai berikut : Bab I Pendahuluan Penulisan latar belakang dan permasalahan disajikan dalam bentuk uraian yang secara kronologis diarahkan untuk langsung menuju rumusan masalah. Dalam latar belakang dan permasalahan dapat dimasukkan beberapa uraian singkat penelitian terdahulu yang dapat memperkuat alasan mengapa penelitian ini dilakukan. (Panduan Penulisan Tugas Akhir FMIPA UGM). Bab II Tinjauan Pustaka Pada bab ini dipaparkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang memiliki relevansi dengan penelitian penulis yang ditulis dalam laporan tugas akhir ini.

5 Bab III Landasan Teori Pada bab ini dipaparkan teori teori yang melandasi dilakukannya penelitian dan teori yang melandasi pengolahan data dalam laporan ini. Bab IV Metodologi Penelitian Bagian ini menyajikan secara lengkap setiap langkah eksperimen yang dilakukan dalam penelitian hingga pengolahan data yang dilakukan. Bab V Hasil dan Pembahasan Bab ini menampilkan hasil dari pengolahan data penelitian ini dan membahas mengenai keseluruhan hasil dan proses penelitian. Bab VI Penutup Dalam bab ini terdapat kesimpulan yang memuat secara singkat dan jelas tentang hasil penelitian yang diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian, serta saran yang diberikan penulis untuk keperluan penelitian lebih lanjut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Mutu menjadi aspek terpenting dalam sebuah perdagangan, terutama yang melibatkan berbagai negara sebagai objek perdagangan tersebut. Seperti perdagangan bebas yang pada nantinya akan dialami oleh Indonesia bersama beberapa negara seperti China, Korea Selatan, dan berbagai lainnya. Beberapa ahli telah mendefinisikan mutu dalam berbagai interpretasi dan juga perpektif ilmu. Kramer dan Twigg (1983) menyatakan bahwa mutu merupakan gabungan atribut produk yang dinilai secara organoleptik (warna, tekstur, rasa dan bau). Hal ini digunakan konsumen untuk memilih produk secara total. Gatchallan (1989) dalam Hubeis (1994) berpendapat bahwa mutu dianggap sebagai derajat penerimaan konsumen terhadap produk yang dikonsumsi berulang (seragam atau konsisten dalam spesifikasi), terutama sifat organoleptiknya. Program kalibrasi harus ditetapkan untuk besaran atau nilai utama dari peralatan yang sifat-sifatnya mempunyai pengaruh yang signifikan pada hasil. Peralatan tersebut harus dicek dan/atau dikalibrasi sebelum digunakan. Neraca merupakan salah satu peralatan yang terdapat di laboratorium pengujian dan digunakan untuk penimbangan sebagai bagian dari proses pengukuran dan analisis (Syukria, 2011). Masih menurut Syukria pada makalahnya yang berjudul Evaluasi Unjuk Kerja Neraca Mikro Sebagai Implementasi Sistem Mutu Laboratorium Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri, laboratorium Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri (PTNBR) sebagai laboratorium pengujian menggunakan neraca mikro untuk penentuan jumlah partikulat udara (Particulate Matter/PM) yaitu PM2.5 (partikulat udara tersuspensi yang berukuran > 2.5 mikrometer) dan PM10 (partikulat udara tersuspensi yang berukuran 2.5-10 mikrometer) secara metrologi. Terkait dengan renstra BATAN yaitu peningkatan peran teknik analisis nuklir dalam mendukung kualitas lingkungan khususnya dalam memperoleh distribusi polutan udara di pulau Jawa, maka kuantifikasi jumlah partikulat udara memegang peranan yang sangat vital karena diperolehnya data karakterisasi polutan udara yang valid dimulai dari akurasi data penentuan berat debu secara gravimetri. Karena jumlah 6

7 sampel partikulat udara yang sangat sedikit (dalam skala mikrogram), maka diperlukan peralatan yang mampu mengkuantifikasi jumlah partikulat udara dengan ketelitian yang tinggi, seperti neraca mikro. Keakuratan dan keabsahan data berat debu sangat dipengaruhi oleh kinerja peralatan (neraca mikro). Oleh karena itu neraca mikro yang digunakan pada kegiatan tersebut harus bebas dari bias dan sesuai dengan spesifikasi pabrik. Harsojo (2012) melakukan kajian kalibrasi timbangan analit pada laboratorium yang telah menerapkan penjaminan mutu ISO 1702 dan telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional. Timbangan yang dilakukan pengujian penjaminan mutu adalah pada jangkauan penimbangan 1 mg sampai 100 g, dengan Anak Timbangan yang digunakan untuk menjamin kalibrasi adalah anak timbangan kelas F1. Dari penelitian tersebut Harsojo menyimpulkan bahwa hasil yang diperoleh menunjukan bahwa penjaminan mutu ISO 17025 penting untuk diaplikasikan pada Laboratorium Kalibrasi Timbangan Analit sebab dapat memantau dengan baik unjuk kerja timbangan yang dikalibrasi dan ketidakpastian pengukurannya. Masih menurut Harsojo, di dunia perdagangan global maupun nasional, kesadaran untuk menjaga kinerja timbangan keadaannya berbeda dengan situasi di kampus karena adanya peraturan metrologi legal atau karena tuntutan regulasi terkait. Untuk dapat difungsikan di dalam pasar global atau metrologi legal, suatu timbangan harus dikalibrasi dengan anak timbangan yang tertelusur ke satuan Internasional. Luckman (2014) yang melakukan penelitian berjudul Control Chart untuk Mengetahui Kapabilitas Laboratorium Kalibrasi Volume di PT. SUCOFINDO SBU Laboratorium Cibitung, mengatakan bahwa persyaratan internasional (ISO, ASTM, TUV, dll) yang ditetapkan pada semua pelaku industri mengharuskan para pengusaha menyediakan peralatan yang layak pakai dengan nilai ketelitian, kepekaan dan ketepatan yang sesuai dengan kebutuhan persyaratan tersebut. Hal ini diharapkan mampu membantu pada proses manufaktur maupun bidang lainnya dalam melakukan pengukuran yang sebenarnya. Namun seiring berjalannya waktu dalam banyaknya kegiatan pengukuran, maka secara perlahan penyimpangan pada peralatan yang digunakan sebagai pengukuran mengalami penurunan dan memiliki nilai penyimpangan terhadap ketelitian, kepekaan, dan ketepatan alat tersebut. Kondisi ini

8 disebabkan oleh banyak hal, salah satunya yang paling berpengaruh adalah kondisi laboratorium pengkalibrasi. Untuk menjaga kualitas dari jasa yang dilaksanakan, maka salah satu caranya adalah dengan menggunakan control chart sebagai alat pengendalian kualitas. Khususnya dalam jasa kalibrasi yang merupakan pemain penting dalam perihal kualitas baik high end user maupun sesama pelaku jasa industri. Kualitas jasa kalibrasi pada laboratorium kalibrasi volume menentukan kualitas sebuah jasa untuk dunia obat-obatan ataupun yang berbau kimia. Dengannya dibuat control chart untuk tiap tiap hasil kalibrasi, maka diharapkan kualitas lab kalirbasi volume dapat tetap dijaga pada kondisi optimum nya. Rosidi dkk. (2011) membuat control chart untuk analisis Zn dalam serum secara AANI sebagai mutu. Dalam makalahnya Rosidi dkk mengatakan bahwa jaminan mutu dari hasil pengukuran merupakan suatu tuntutan pasar. Penyajian data pengukuran yang akurat dan presisi adalah sebagai salah satu syarat bagi laboratorium pengujian untuk mendapat pengakuan dari user (pengguna) maupun lembaga yang menerbitkan sertifikasi. Dalam makalah tersebut juga disampaikan bahwa control chart sangat diperlukan untuk suatu proses analisis. Dengan control chart suatu masalah dapat ditelusuri, dari control chart yang diperoleh dapat terlihat bahwa hasil analisis Zn dalam serum berada dalam batas kendali berarti cukup terkontrol terkendali oleh karena itu hasil analisis dapat diterima dan sertifikat analisis dapat diterbitkan.