PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Kasus Pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tasikmalaya) Rani Rahman 1 Wegi Indra Agnesta 2 This research aims to know the influence of credit risk on profitabilitas. The method that used in this research is descriptive analysis with case study approach at PT. Bank Syariah Mandiri. The techniques of collecting data field and literary study. The hypothesis tested by regression analysis, correlation coefficient and determination coefficient. The result shows that the regression similarity, correlation coefficient, determination coefficient and by using t test it proves that therefore the conclusion of this research is accepted Ho and refused Ha or the credit risk has not significant influence on profitabilitas. Keywords : credit risk fund, profitabilitas LATAR BELAKANG PENELITIAN Munculnya konsep perbankan syariah berdasarkan prinsip bagi hasil dinilai lebih menguntungkan daripada bank konvensional yang masih menerapkan sistem bunga. Hal ini disebabkan sistem bagi hasil pada bank syariah tidak terpengaruh oleh tingkat suku bunga SBI yang fluktuatif dan bersifat spekulatif, sehingga kerugian akibat perubahan tingkat suku bunga dapat dihindarkan. Konsep perbankan dengan prinsip syariah islam, pada awalnya telah diatur dalam undang-undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan dan PP No. 72 tahun 1992. Meskipun keberadaan perbankan syariah ini telah diatur dalam undang-undang dan PP tersebut, namun keberadaan Bank Syariah baru diakui secara tegas dan kuat setelah dikeluarkannya undang-undang No. 10 tahun 1998 yang sekaligus membuka peluang yang cukup besar bagi perkembangan perbankan syariah Indonesia. Sejak diberlakukannya 1 Staf Pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi 2 Alumni Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi
peraturan baru tersebut perbankan syariah pun mulai bermunculan menyaingi bank konvensional sampai sekarang. Bank syariah sebagaimana bank konvensional juga menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit atau pembiayaan, hanya saja terdapat perbedaan mendasar dalam hal pemberian imbalan. Bank konvensional dalam menjalankan operasinya menggunakan sistem bunga sebagai dasar untuk menentukan imbalan yang diberikan kepada nasabah, sedangkan bank syariah menggunakan sistem bagi hasil. Bagi hasil adalah prinsip Muamallah berdasarkan syariah dalam melakukan kegiatan usaha bank. (Muhammad, 2002 : 15) Pembiayaan di Bank Syariah, dengan prinsip bagi hasil dirancang untuk terbinanya kebersamaan dan keadilan dalam menanggung resiko usaha dan berbagi hasil usaha antara mitra dengan bank sesuai dengan kesepakatan. Bagi hasil yang diterima akan naik turun sesuai dengan keberhasilan usaha yang dikelola. Lain halnya dengan bank konvensional yang secara tegas menetapkan sistem bunga kepada peminjam sebagai imbalan dari kredit yang diberikan, tanpa memperhitungkan pendapatan dari usaha debitur tersebut untung atau rugi. Berdasarkan data publikasi Bank Indonesia (BI) per Pebruari 2010, sektor perdagangan tercatat mencapai sekitar 35% dari pembiayaan bank Syariah Mandri, sedangkan sisanya dikomposisi oleh sektor jasa usaha sebesar 25% dan kerajinan 15%. Hingga pebruari lalu penyaluran pembiayaan meningkat 11,35% Rp. 248,8 Miliar dibandingkan penyaluran pembiayaan periode sama tahun lalu sebesar 223,5 Miliar. (Bank Indonesia; 2010) Besar kecilnya keuntungan yang yang diperoleh bank, salah satunya disebabkan oleh tingkat keberhasilan operasional bank. Ketika produk perbankan terutama produk pembiayaan bagi hasil bermasalah maka kinerja bank dalam mendapatkan keuntungan (profitabilitas) akan terganggu bahkan
jika hal tersebut terus terjadi maka tingkat kesehatan bank pun akan terancam. Secara spesifik bahwa PT. Bank Syariah Mandiri sebagai salah satu bank yang kegiatan utamanya adalah penghimpun dana dan menyalurkan dana milik masyarakat, dalam artian bahwa disamping menghimpun dana yaitu berupa simpanan masyarakat, pihak bank juga melakukan pemberian kredit untuk memperoleh laba dari bagi hasil pinjaman. PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Tasikmalaya yang beralamat di Jalan Otto Iskandardinata No. 05 Tasikmalaya, didirikan pada tanggal 25 Oktober 2003, berdasarkan peraturan Bank Indonesia No. 4/1/PBI/2002 adalah merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa perbankan dan menyalurkan kembali dana kepada masyarakat yang memerlukan, dimana dalam kegiatan operasionalnya menerapkan prinsip syariah. Sejalan dengan restrukturisasi perbankan nasional, perbankan syariah, khususnya PT. Bank Syariah Mandiri yang kegiatan utamanya adalah penyaluran dana melalui pembiayaan dengan menggunakan prinsip bagi hasil (profit sharing) yang mengandung unsur risiko, yaitu berupa risiko pembiayaan yang akan berpengaruh terhadap profitabilitas bank itu sendiri sebagai karakteristik dasarnya. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui Risiko Pembiayaan pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Tasikmalaya. 2. Untuk mengetahui Profitabilitas pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Tasikmalaya. 3. Untuk mengetahui Pengaruh Risiko Pembiayaan terhadap Profitabilitas pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Tasikmalaya.
TINJAUAN PUSTAKA Risiko Pembiayaan Bank, sebagaimana lembaga keuangan dalam menjalankan kegiatan guna mendapatkan hasil usaha (return) selalu dihadapkan pada risiko. Risiko yang mungkin terjadi dapat menimbulkan kerugian bagi bank jika tidak segera dideteksi serta tidak dikelola sebagaimana mestinya. Untuk itu, bank harus mengerti dan mengenal risiko-risiko yang mungkin timbul dalam kegiatan usaha bank, serta mengetahui bagaimana dan kapan risiko tersebut muncul untuk dapat mengambil tindakan yang cepat. Muhammad Syafi I Antonio (1999:12), mendefinisikan risiko pembiayaan/kredit adalah suatu risiko yang dihadapi pihak bank syariah yang timbul dalam menyalurkan dananya dalam bentuk pembiayaan kepada masyarakat dengan pengembalian yang tidak sempurna. Menurut Robert (2004:24) risiko pembiayaan/kredit adalah eksposur yang timbul sebagai akibat kegagalan pihak lawan (counterparty) memenuhi kewajibannya. Disatu sisi risiko ini dapat bersumber dari berbagai aktivitas fungsional bank seperti kegiatan jasa pembiayaan, dan kegiatan investasi lainnya yang tercatat di buku bank. Disisi lain risiko ini timbul karena kinerja satu atau lebih mitra (mudharib) atau nasabah yang buruk. Besar kecilnya kredit bermasalah dapat diukur dengan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan). Perhitungan NPL dalam penelitian ini yang digunakan adalah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dalam laporan tahunan perbankan nasional sesuai dengan SE BI No. 3/33/DPNP tanggal 14 Desember 2001 tentang perhitungan rasio keuangan yang dirumuskan sebagai berikut : NPL = Kredit Bermasalah Total Kredit x 100%
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa risiko pembiayaan/ kredit timbul karena disebabkan oleh ketidak mampuan peminjam/nasabah dalam memenuhi kewajibannya kepada bank. Profitabilitas Untuk mengukur kinerja perusahaan dapat dilakukan dengan mengukur kemampuan labaan (profitabilitas). Dimana profitabilitas ini merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen. Rasio kemampuan labaan akan memberikan jawaban akhir tentang efektivitas manajemen perusahaan, rasio ini memberi gambaran tentang efektivitas pengelolaan perusahaan. Menurut Sofyan Syarif Harapan (2000:305) menyatakan bahwa profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Profitabilitas menunjukan tingkat keberhasilan suatu badan usaha dalam menghasilkan pengembalian (return) kepada pemiliknya. Sedangkan pengertian rasio profitabilitas menurut Bambang Riyanto (2001:331) adalah yaitu rasio-rasio yang menunjukan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan (profit margin on sales, return total asset, return on net worth dan lain-lain). Dari beberapa jenis rasio prfitabilitas, analisis rasio keuangan yang akan digunakan untuk mengukur profitabilitas yang dimaksud adalah Return On Asset (ROA). Alasan dipilihnya Return On Asset dari berbagai rasio profitabilitas yang ada yaitu, karena Return On Asset (ROA) ini merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan assetnya. Pengertian Return On Asset (ROA) menurut Bambang Riyanto (2001:331) adalah Rasio yang menggambarkan perputaran aktiva diukur dari
volume penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik. Hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar memperoleh laba. Dengan rumus sebagai berikut : Return On Asset = Laba bersih sebelum pajak x 100% Total aktiva Hipotesis Risiko Pembiayaan Berpengaruh Signifikan terhadap profitabilitas pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Tasikmalaya. OBJEK DAN METODE PENELITIAN Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Bagian Finance Officer pada Bank Syariah Mandiri Cabang Tasikmalaya, dengan ruang lingkup penelitian mengenai risiko pembiayaan dengan profitabilitas pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tasikmalaya. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode deskriptif analisis yaitu suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. (Mohammad. Nazir, 2000 : 63). Menggunakan pendekatan studi kasus yaitu penelitian ilmiah yang membahas dan menganalisa masalah berdasarkan kondisi yang sebenarnya terjadi pada perusahaan yang diteliti. (Mohammad. Nazir, 2000 : 63). Operasionalisasi Variabel 1. Variabel Independen Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya. Adapun yang berfungsi sebagai variabel independen dalam penelitian ini adalah risiko pembiayaan (X) dengan indikator perbandingan antara pembiayaan bermasalah dengan total pembiayaan dikali 100% (Non Performing Loan).
2. Variabel Dependen Variabel dependen adalah variabel terikat yang dipengaruhi oleh variabel lain. Adapun yang berfungsi sebagai variabel dependen dalam penelitian ini adalah profitabilitas (Y) dengan indikator Perbandingan antara laba bersih sebelum pajak dengan total aktiva. Paradigma Penelitian. Resiko Pembiayaan Profitabilitas ε ı HASIL PENELITIAN Risiko Pembiayaan pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tasikmalaya Berdasarkan data hasil penelitian, risiko pembiayaan yang terjadi pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tasikmalaya periode Tahun 2005 sampai dengan 2009 dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Dari tahun 2005-2006 risiko pembiayaan yang timbul meningkat sebesar 2,53 %. Tahun 2006-2007 risiko pembiayaan yang timbul meningkat sebesar 1,39%, Tahun 2007-2008 risiko pembiayaan yang timbul menurun sebesar 1,33% namun masih dianggap meningkat jika dibandingkan dengan kondisi risiko pembiayaan yang terjadi pada tahun 2005. Tahun 2008-2009 risiko pembiayaan yang timbul menurun sebesar 1,22 %, namun masih dianggap meningkat jika dibandingkan dengan kondisi risiko pembiayaan yang terjadi pada tahun 2005. Naik turunnya risiko pembiayaan diakibatkan ketidak mampuan nasabah PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tasikmalaya dalam memenuhi kewajibannya. Hal ini mungkin tidak akan
terjadi jika pihak bank mampu menjaga dan mengendalikan risiko yang terjadi dalam penyaluran dananya kepada masyarakat dengan cara analisis pembiayaan secara mendalam sebelum menyalurkan dana atau pembiayaan kepada masyarakat. Profitabilitas pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tasikmalaya Berdasarkan data hasil penelitian, tingkat profitabilitas yang dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Tasikmalaya selama periode 2005 sampai dengan periode 2009. Profitabilitas dengan indikator Return On Assets (ROA) periode 2005-2009 dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Dari tahun 2005-2006 nilai Return On Assets (ROA) meningkat 1,44 %. Tahun 2006-2007 nilai Return On Assets (ROA) menurun 0,66% namun masih dianggap sebuah kemajuan jika dibandingkan dengan periode 2005-2006. Tahun 2007-2008 nilai Return On Assets (ROA) menurun 0,99%, namun masih dianggap sebuah kemajuan jika dibandingkan dengan periode 2005-2006. Tahun 2008-2009 nilai Return On Assets (ROA) menurun 0,59%, namun masih dianggap sebuah kemajuan jika dibandingkan dengan periode 2005-2006. Pengaruh Risiko Pembiayaan Terhadap Profitabilitas pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tasikmalaya Untuk mengetahui pengaruh Risiko Pembiayaan Terhadap Profitabilitas pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tasikmalaya, dilakukan dengan beberapa analisis, yaitu analisis regresi, analisis korelasi, analisis koefisien determinasi dan pengujian hipotesis yang bertujuan untuk mengukur tingkat signifikansi Variabel X (Risiko Pembiayaan) terhadap Variabel Y (Profitabilitas).
1) Persamaan Regresi Analisis regresi digunakan untuk mengukur jumlah perubahan dalam satu variabel tidak bebas dikaitkan dengan perubahan dalam satu variabel bebas. Y a bx (Sugiyono, 2004 : 245) Dengan menggunakan SPSS versi 16.0, diperoleh hasil sebagai berikut: a = 5.743 b = 0,293 Dari nilai diatas, maka dapat diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y = 5.743 + 0,293 X Konstanta sebesar 5.743 menyatakan bahwa jika tidak ada risiko pembiayaan, maka profitabilitas adalah sebesar 5.743 % artinya bank mengalami untung. Nilai koefisien regresi variabel risiko pembiayaan sebesar 0,293 menunjukan pengaruh yang tidak searah terhadap variabel profitabilitas. Dengan kata lain penambahan nilai risiko pembiayaan sebesar 1 % akan berpengaruh negativ terhadap profitabilitas sebesar 0,293 dengan asumsi variabel lain diabaikan. 2) Koefisien korelasi Analisis korelasi adalah suatu ukuran yang dipakai untuk mengetahui derajat asosiasi atau derajat keeratan antara variabel independen dan dependen. Dimana derajat keeratan tersebut tergantung dari pola variasi atau interrelasi yang bersifat simulator dari variabel independen dan variabel dependen. Koefisien korelasi dalam penelitian ini akan dicari dengan menggunakan analisis pearson, analisis ini digunakan untuk menentukan apakah variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Setelah diolah menggunakan SPSS versi 16.0, diperoleh nilai r = 0,492. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan bahwa risiko pembiayaan berpengaruh terhadap profitabilitas mempunyai hubungan atau searah dengan derajat keeratan termasuk kategori sedang karena berada diantara
0,40-0,599. Hal ini berarti jika risiko pembiayaan naik maka profitabilitas akan menurun, demikian pula sebaliknya jika risiko pembiayaan menurun maka profitabilitaspun akan naik. 3) Koefisien Determinasi Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel X (Risiko Pembiayaan) terhadap variabel Y (Profitabilitaas). Setelah diolah dengan SPSS diperoleh nilai adjusted R square = 0,242 atau 24,2%. Nilai tersebut menunjukan bahwa Risiko Pembiayaan mempunyai pengaruh sebesar 24,2% terhadap Profitabilitaas. Sedangkan sisanya sebesar 75,8 % merupakan pengaruh dari faktor lain yang tidak diteliti penulis, dana pihak ketiga, pendapatan dari jasa seperti transfer, kliring, dan inkaso (Fee Based Income). 4) Pengujian Hipotesis Untuk menguji hipotesis Risiko Pembiayaan terhadap Profitabilitaas dilakukan uji t. Dari hasil analisis diperoleh t hitung sebesar 0,979 dan dari tabel distribusi t pada tingkat keyakinan 95 % (α = 0,05) dan df 5-2 = 3, diperoleh t Tabel 3.182. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa t hitung (0,979) < t tabel (3.182), sehingga terima Ho tolah Ha, yang berarti bahwa risiko pembiayaan berpengaruh tidak signifikan terhadap profitabilitas. Berdasarkan hasil keseluruhan analisis diatas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa untuk studi kasus pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tasikmalaya, risiko pembiayaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas tetapi berpengaruh tidak signifikan. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan Arief Fathon, dengan judul Pengaruh Risiko Pembiayaan (Musyarakah dan Mudharabah) terhadap Liquiditas dan dampaknya terhadap Profitabilitas tahun 2008. Hal ini terjadi karena naik atau menurunnya tingkat profitabilitas pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tasikmalaya banyak dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak penulis teliti, sehingga risiko pembiayaan
berpengaruh tidak signifikan terhadap profitabilitas pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tasikmalaya. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Tasikmalaya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Risiko pembiayaan yang terjadi pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Tasikmalaya sejak periode 2005 sampai dengan 2009 mengalami perubahan. Kondisi ini disebabkan oleh kegagalan atau ketidakmampuan nasabah dalam mengembalikan jumlah pinjamannya yang diterima dari bank dan juga dapat diakibatkan oleh penggunaan dana pembiayaan yang kurang tepat sehingga dapat mempengaruhi kemampuan nasabah dalam mengembalikan pokok pinjamannya. 2. Profitabilitas pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Tasikmalaya selama periode 2005 sampai dengan 2009 berfluktuasi. 3. Pengaruh risiko pembiayaan setelah dianalisis berpengaruh tidak signifikan terhadap profitabillitas pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Tasikmalaya. Dari data yang didapat terlihat bahwa tingkat risiko pembiayaan yang terjadi dalam pembiayaan yang disalurkan mempunyai hubungan derajat keeratan sedang dengan profitabilitas pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Tasikmalaya. Risiko Pembiayaan mempunyai pengaruh sebesar 24,2% terhadap Profitabilitaas. Sedangkan sisanya sebesar 75,8 % merupakan pengaruh dari faktor lain yang tidak diteliti penulis. SARAN Berdasarkan simpulan hasil penelitian, maka beberapa saran yang dapat diberikan untuk PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Tasikmalaya maupun pengembangan penelitian yang akan datang adalah sebagai berikut :
1. Bagi PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Tasikmalaya PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Tasikmalaya harus mampu menjaga dan mengendalikan akan risiko yang terjadi dalam penyaluran dananya kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan dengan cara melakukan analisis pembiayaan secara mendalam sebelum menyalurkan dananya dalam bentuk pembiayaan kepada masyarakat. 2. Bagi penelitian selanjutnya Bagi para peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti dengan periode pengamatan diperpanjang supaya dapat memberikan gambaran apakah hasil yang didapat konsisten dengan penelitian-penelitian terdahulu, serta untuk memperhatikan jenis pembiayaan yang dikeluarkan oleh bank syariah yang lain, karena setiap bank syariah mempunyai berbagai jenis produk pembiayaan yang menjadi prioritasnya masing-masing. DAFTAR PUSTAKA Bambang Riyanto. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta : Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada. Mohammad. Nazir, 2000, Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Muhammad Syafi I Antonio. 1999. Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum. Jakarta : Gema Insani Muhammad. 2002. Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Ekonomi Islam. Jakarta : Salemba Empat Robert Tampubolon. 2004. Risk Management. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo Undang-undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998. Tentang Pokokpokok Perbankan