BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan, mengupayakan agar individu dewasa tersebut mampu menemukan

Emiliana Tarigan Staf Pengajar STIK Sint Carolus Jakarta

TESIS Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

HASIL PENELITIAN PAYUNG TAHUN ANGGARAN 2012 EVALUASI KESIAPAN MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI MENJADI GURU PROFESIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (Nursalam, 2008). Keperawatan dan caring adalah sesuatu yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pembelajaran IPE berbasis komunitas memberikan dampak positif dengan

PERSEPSI SISWA KELAS X TKJ TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN IPPK DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA. Oleh : Resti Kurnia Yulianti

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi harus membekali peserta didiknya dengan attitude, knowledge, memiliki daya saing tinggi (Nursalam & Ferry, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai

2). Fokus pada kesadaran pada proses pembelajaran dan tanggung jawab. 3). Peran dosen tidak mengajari tetapi menstimulasi proses yang aktif.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru adalah pelaku utama dalam pendidikan, karena guru yang berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian, teknik pengumpulan, analisis data dan tahap-tahap pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. diorganisasikan dan diarahkan pada pencapaian lima pilar pengetahuan: belajar


BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan tenaga kesehatan yang bermutu, yang mampu bersaing baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawat merupakan suatu profesi dimana seorang petugas

PENGGUNAAN STRATEGI DISKUSI DAN SIMPOSIUM DALAM PEMBELAJARAN IPS MATERI KEUNGGULAN IKLIM DI INDONESIA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BANYUDONO

BAB I PENDAHULUAN. Ika Rostika, Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Melalui Metode Stad Terhadap Pemahaman Konsep Dasar Akuntasi

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa Inggris perception berasal dari

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. terselenggaranya pelayanan kesehatan yang berkualitas juga (Depkes, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan esensi dari sebuah pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah instansi pendidikan yang

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran, khususnya pembelajaran di klinik (Mohammed, 2015),

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Patria Asda STIKES Wira Husada Yogyakarta ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. deskripsi, eksposisi, argumentasi, proposal, surat resi, surat dinas, rangkuman,

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

PENGARUH KEMAMPUAN DASAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH SURUH TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa, dan negara. Pasal 4 menjelaskan pula bahwa. warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab dalam rangka

PENGELOLAAN KKG DI GUGUS SULTAN AGUNG DABIN 6 KARANGRAYUNG

BAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berdampak pada meningkatnya kinerja sekolah. seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa

PENGEMBANGAN MEDIA CD INTERAKTIF PEMBELAJARAN OTOMOTIF MATERI SISTEM REM PADA SISWA KELAS XI SMK PLUS NURURROHMAH KUWARASAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

SILABUS PRE KLINIK KEPERAWATAN JIWA PROGRAM A 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. antara satu sama lain. Pada tahap akademik mahasiswa mendapatkan teori-teori

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR TEMATIK SISWA JURNAL. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. kajian yang tidak pernah berhenti, dan upaya ke arah pendidikan yang lebih baik

Smart, Innovative, Professional

Pembelajaran tipe giving question and getting answer dengan group resume

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran (Reghuram & Caroline, 2014). Menurut Canadian

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan perkembangan peserta didik pada masa sekarang dan masa yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

Oleh: Syamsu Duha, Suyitno. Pendidikan Teknik Otomotif FKIP UMP Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang kompleks yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. a. Pengetahuan pasien simulasi mengenai feedback konstruktif meningkat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional SK No. 045/U/202. tentang Kurikulum Pendidikan Tinggi yang berbasis

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama teknologi

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi. di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Bagian akhir disertasi ini mengemukakan dua hal, yakni kesimpulan hasil

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya. Pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu proses

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi perubahan perilaku pada diri seseorang, intinya di dalam pendidikan

Lampiran 1. (Inri P. Br Sitepu) ( ) Universitas Sumatera Utara

Di Ajukan Oleh: Prof. DR. Arif Sumantri, Ns. Uswatun Khasanah, S.Kep., MNS Ns. Azizah Khoiriyati, S.Kep., M.Kep.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan

PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN KOLABORASI KONSTRUKTIF DAN INKUIRI BERORIENTASI CHEMO-ENTREPRENEURSHIP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Didalam pendidikan, tentu adanya sebuah interaksi edukatif yakni

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan) dan Profesional (Ners) dengan sikap, tingkah laku, dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Widya Lestari Koswara, 2013

TUGAS PENGENALAN DAN PENGEMBANGAN MABA 2015 ESAI PSIK UNEJ, MOTIVASI MASUK PSIK UNEJ DAN DESKRIPSI KEGIATAN DI KAMPUS PSIK UNEJ

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kinerja setelah lepas dari institusi pendidikan (Barr, 2010)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari 2017 terhadap 82

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya yang dapat mempercepat pengembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia untuk pembangunan. Sumber daya manusia indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. empat lahan praktik yaitu RS Muhammadiyah, RS Muhammadiyah Unit II

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. 1. Nilai mahasiswa yang mengikuti PAL lebih tinggi dari yang tidak mengikuti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Astrid Sutrianing Tria, 2014

2015 PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ( PGSD) Oleh :

Jurnal Bionatural, Volume 3 No. 1,Maret 2016 ISSN:

I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang ingin cepat maju dan mampu bersaing dengan negara-negara lain

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan tinggi keperawatan mempunyai tujuan menghasilkan perawat yang professional. Dimana perguruan tinggi tersebut sangat berperan dalam membina sikap, pandangan dan kemampuan professional lulusan, sehingga diharapkan perawat mampu bersikap dan berpandangan professional, berwawasan keperawatan yang luas, serta mempunyai pengetahuan ilmiah keperawatan yang memadahi dan menguasai ketrampilan profesional dengan baik dan benar. Perawat yang professional dapat tercipta dengan di dukung oleh pemilihan metoda pembelajaran yang tepat, serta lingkungan tempat praktik yang menjunjung tinggi budaya komunitas professional keperawatan, yang menjadi salah satu fasilitas utama dalam penyelenggaraan pembelajaran profesi keperawatan (Nursalam, 2012) Sikap tanggungjawab merupakan salah satu manifestasi tindakan nyata dari karakter alamiah seseorang dalam merespon suatu stimulus, dengan cara bermoral atau berakhlak mulia (Hanurawan, 2012; Kensiwi, et.al, 2013). Sikap tanggung jawab yang tinggi seorang perawat menjadikan sistem berjalan dengan baik, karena seluruh tugas perawat bertumpu pada sikap tanggung jawab dan kejujuran yang tinggi. Ketika perawat sudah tidak mempunyai sikap tanggung jawab maka sistem pelayanan kesehatan pasti hancur. Tidak adanya tanggung jawab dapat merusak semua sistem dan tatanan pelayanan kesehatan baik yang ada di institusi ataupun di masyarakat (Nursalam, 2012). Menurut Suparmini (2012) beberapa permasalahan 1

2 yang sedang di hadapi bangsa Indonesia saat ini seperti krisis moral, korupsi di semua tatanan, penurunan karakter bangsa, salah satunya karena rendahnya sikap tanggungjawab. Penelitian tentang peningkatan sikap tanggung jawab dan kemandirian telah dilakukan oleh Nursa ban (2013) dan juga dilakukan oleh Aprilia (2014) yang menunjukkan hasil prestasi mahasiswa pendidikan biologi dipengaruhi oleh tanggung jawab, kemandirian, keaktifan dan kesadaran dalam proses pembelajaran. Didukung pula oleh hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Masrukhin (2013) didapatkan hasil proses pembentukan karakter sangat mempengaruhi cara pandang individu terhadap diri dan lingkungannya, yang tercermin dalam perilaku sehari-hari. Nasrudin (2015) melalui penelitiannya tentang pengembangan model pendidikan karakter berdasarkan sifat fitrah manusia, menyatakan bahwa pengembangan model karakter tersebut diterima oleh dosen dan mahasiswa. Pernyataan Nasrudin tersebut didukung pula oleh hasil penelitian Kensiwi et.al. (2012) pendidikan karakter dapat menumbuhkan niai-nilai karakter: tanggung jawab sehingga mampu meningkatkan pemahaman konsep peserta didik. Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti di FIK UNISSULA didapatkan data sistem yang berjalan di Stase Komunitas menggunakan beberapa rotasi atau gelombang dari 1 angkatan Profesi ners. Satu angkatan ini dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok menjadi 1 gelombang dalam 1 wilayah RW. Wilayah RW yang telah digunakan kelompok sebelumnya tidak digunakan oleh kelompok berikutnya. Metode pembelajaran yang berjalan di Stase Komunitas masih menggunakan sistem konvensional dimana proses pembelajaran dari tiap-tiap mahasiswa belum dapat terkontrol dengan

3 sempurna, pada saat musyawarah warga dan implementasi kegiatan yang dilakukan mahasiswa pembimbing datang untuk mendampingi. Kemudian kegiatan pre post conference dilakukan oleh mahasiswa secara mandiri dalam kelompok dan pendokumentasiannya belum terarah. Berdasarkan observasi pembimbing lebih dari 40% mahasiswa di Stase Keperawatan Komunitas tidak memahami tugas dan tanggung jawabnya dalam menjalankan praktik seperti tanggung jawab pembuatan askep, pelaksanaan musyawarah warga, pembuatan pre planning kegiatan dan lain-lain, mahasiswa terlihat pasif, dan kelompok biasanya mengandalkan ketua serta beberapa orang mahasiswa lain yang lebih aktif. Vezeau (2015) menyampaikan metode conference sangat popular dalam keperawatan namun masih sangat jarang literature dan penelitian yang terkait dengan conference tersebut. Metode conference atau clinical conference ini kemungkinan tidak banyak yang mengenalnya bahkan menggunakannya, dari hasil observasi lapangan, beberapa pembimbing klinik menyampaikan conference yang dikenal dan biasa digunakan dalam proses pembelajaran klinik adalah preconference dan postconference. Pembimbing klinik tersebut beranggapan preconference dan postconference inilah yang dimaksud conference atau clinical conference. Namun metode ini telah dikenalkan di Amerika oleh Flynn bersama dengan temantemannya, pada tahun 1981 dengan penelitiannya yang memaparkan teknik pembelajaran strategis dalam pembelajaran klinik yang sangat disenangi mahasiswa dan pembimbing. Yang mana menurut Rosenblum (1995) clinical conference dapat memfasilitasi pembelajaran yang efektif pada mahasiswa residen pediatrik di klinik,

4 dan lebih banyak hal yang dapat dipelajari dalam metode ini, antara lain pembentukan karakter. Oleh sebab itu perlu adanya metode pembelajaran lapangan yang lebih kreatif dan inovatif yaitu dengan menggunakan metode conference, yang diambil dari teori clinical conference yang mana tidak banyak penelitian yang dilakukan terhadap metode pembelajaran ini. Diharapkan dengan metode pembelajaran conference dapat memupuk dan meningkatkan sikap tanggung jawab mahasiswa dalam menjalankan tugas profesi, sehingga kompetensi praktik keperawatan pada stase komunitas dapat tercapai oleh semua mahasiswa. Pembentukan sikap tanggung jawab yang merupakan bagian dari pembentukan karakter yang bermoral dan berakhlak mulia adalah merupakan beban dan tanggung jawab bersama. Terlebih sebagai seorang pendidik yang menjadi bagian dari institusi pendidikan mempunyai tugas yang sangat besar dalam mendidik anak didiknya agar mempunyai karakter yang mulia. Berdasarkan beberapa hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Metode Conference terhadap Sikap Tanggung Jawab Mahasiswa dalam Menjalankan Tugas Profesi pada Stase Komunitas di Fakultas Ilmu Keperawatan UNISSULA. B. Rumusan Masalah Apakah terdapat pengaruh metode conference terhadap sikap tanggung jawab mahasiswa pada stase komunitas di Fakultas Ilmu Keperawatan UNISSULA?

5 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui pengaruh metode conference terhadap sikap tanggung jawab mahasiswa dalam menjalankan tugas profesi stase keperawatan komunitas di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA). 2. Tujuan khusus Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang ada, maka tujuan khusus dari penelitian ini yaitu: a. Mengidentifikasi sikap tanggung jawab mahasiswa dalam menjalankan tugas profesi pada stase komunitas di Fakultas Ilmu Keperawatan UNISSULA. b. Mengetahui hasil pretest dan posttest sikap tanggung jawab mahasiswa dalam menjalankan tugas profesi pada stase komunitas di Fakultas Ilmu Keperawatan UNISSULA sebelum dan sesudah pelaksanaan conference. c. Menganalisis pengaruh metode conference terhadap sikap tanggung jawab mahasiswa dalam menjalankan tugas profesi pada stase komunitas di Fakultas Ilmu Keperawatan UNISSULA. D. Manfaat Penelitian 1. Aspek teoritis Menambah wahana kekayaan khasanah ilmu keperawatan pada umumnya, dan khususnya dapat dijadikan matrial dasar pengembangan metode pembelajaran dalam nursing education. 2. Aspek praktis a. Bagi Fakultas Ilmu Keperawatan UNISSULA

6 Sebagai bahan masukan dalam penyusunan kurikulum mikro pada profesi ners yaitu tentang metode pembelajaran terlebih lagi dalam stase komunitas. b. Bagi institusi pendidikan Dapat dijadikan dasar acuan dalam mengembangkan metode pembelajaran di klinik bagi pendidikan profesi ners. c. Bagi peneliti lain Sebagai salah satu acuan dalam melakukan penelitian terkait yang dapat dilakukan, dan sebagai dasar pengembangan ilmu dengan penelitian lebih lanjut. E. Penelitian Terkait Tabel 1.1. Beberapa Penelitian Terdahulu No. Penulis Judul Ringkasan Aspek Perbedaan 1. Vezeau (2015) 2. Rosenblum, et.al. (1995) In Defense of Clinical Conferences in Clinical Nursing Education The Pedagogic Characteristics of a Clinical Conference for Senior Residents and Faculty Tahun 1995 waktu yang dipakai untuk conference 30% dari jam klinik yang ada tapi sekarang turun menjadi 10-15% saja. Conference dalam keperawatan sangat popular namun sangat sedikitnya literature dan penelitian tentang conference tersebut. Metode: literature review Tujuan: mengetahui karakteristik pedagogic clinical conference untuk senior pediatric resident dan fakultas yang dipilih Responden: 19 senior resident dan 14 anggota fakultas Desain: penelitian Rekomendasi: melakukan penelitian tentang conference keperawatan di tempat praktik pendidikan keperawatan. Conference dilakukan di praktik komunitas menggunakan desain kuantitatif

7 No. Penulis Judul Ringkasan Aspek Perbedaan 3. Hsu (2007) Conducting clinical 4. Nursa ban (2013) 5 Kensiwi (2013) kualitatif dengan rekaman video dan kuesioner yang dianalisis untuk menemukan tema pedagogik. Hasil: 3 topik yaitu; apa pembelajaran yang difasilitasi? Apa yang telah dipelajari? Apa yang membuat proses belajar mengajar efektif? Tujuan: mengeksplorasi persepsi perawat postconference pendidik mengenai in clinical postconference klinik teacing: a Metode: menggunakan qualitative penelitian kualitatif study Hasil: temuan penelitian menunjukkan metode pembelajaran postclinical conference sangat diminati Peningkatan Metode yang digunakan sikap tanggung tindakan kelas 2 siklus, jawab dan pengumpulan data kemandirian melalui angket dan belajar observasi, ada mahasiswa peningkatan yang melalui metode siknifikan yang berturutturut tutorial di jurusan pada sikap pendidikan tanggung jawab dan geografi kemandirian mulai dari kondisi awal, siklus Pembelajaran kooperatif tipe TSTS dengan pendekatan humanistic bermuatan pendidikan karakter materi bilangan komleks pertama dan siklus ke-2. Pengembangan pembelajaran model kooperatif tipe TSTS dengan pendekatan humanistic pendidikan berkarakter materi bialngan komlek yang dilakukan di politeknik ilmu pelayaran. Hasil penelitian: perangkat Conference dilakukan di praktik komunitas menggunakan desain kuantitatif Metode pembelajaran conference dilakukan dilahan praktik mahasiswa keperawatan. pada Rekomendasi penelitian: perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang nilai karakter tanggungjawab

8 No. Penulis Judul Ringkasan Aspek Perbedaan yang dikembangkan praktis dan valid, hasil tes pemahaman konsep pada kelas eksperimen lebih baik dibanding kelas control 6. Nasrudin (2015) Pengembangan model pendidikan karakter berdasarkan sifat fitrah manusia Penelitian menggunakan studi research and development (R&D). Focus penelitian adalah penggunaan model pendidikan karakter, teknik pengumpulan data validasi ahli, angket, wawancara dan observasi. Hasil penelitian bahwa model pendidikan karakter yang berdasarkan sifat fitrah manusia dapat diterima semua kalangan (dosen dan mahasiswa) Pendidikan karakter dalam pendidikan keperawatan serasa perlu diteliti terlebih pendidikan dalam masyarakat