MARKETING UPDATE. Media Monitoring December W3

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Industri Telekomunikasi di Indonesia. baik untuk mendukung kegiatan pemerintahan, pendidikan, bisnis, kesehatan,

Indonesia Menuju Negara Ekonomi Digital Rabu, 30 Desember :12 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 30 Desember :18

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Selama jangka waktu empat tahun terhitung sejak tahun 2006 hingga tahun

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. I. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Studi

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis telekomunikasi di Indonesia memasuki babak baru sejak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri telekomunikasi seluler membuat persaingan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 1 PENDAHULUAN. bergerak (mobile) atau dikenal juga dengan telekomunikasi selular, sedikit banyak

I. PENDAHULUAN. tantangan sektor telekomunikasi semakin bertambah. Karena kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. saling berkomunikasi. Dewasa ini kebutuhan akan komunikasi menjadi sesuatu

Paparan Publik. Presentation Title. PT Solusi Tunas Pratama Tbk 29 M E I

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... PRAKATA...

Gambar 1.1 Logo PT. Telekomunikasi Selular (Telkomsel) Sumber: Telkomsel (2015)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Kementerian Komunikasi dan Informatika (KEMKOMINFO)

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 107, Tambaha

MASUKAN PUSAT KEBIJAKAN INDUSTRI DAN REGULASI TELEKOMUNIKASI ITB ATAS RPM LELANG 2100 MHZ DAN 2300 MHZ

Company LOGO. Pengantar (Inovasi) Aplikasi Bergerak. Produk Aplikasi Bergerak di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa mempercepat informasi yang perlu disampaikan baik yang sifatnya broadcast

BAB I PENDAHULUAN. dapat diketahui secara cepat. Informasi global, pengiriman berita dan data

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia mempunyai banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, baik

PT.TELKOM INDONESIA REGIONAL SURABAYA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Kelengkapan infrastruktur telekomunikasi kini berkembang menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Hal tersebut ditandai dengan perkembangan teknologi telekomunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Perkembangan Teknologi Telekomunikasi Indonesia. (sumber :

I. PENDAHULUAN. Desember

2014, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagamana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Inf

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi. Keberadaan teknologi selular pertama kali masuk ke

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kompetisi pada industri telekomunikasi selular di Indonesia saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan pemilik korporasi, maka secara alami tujuan keuangan suatu

I. PENDAHULUAN. tidak pasti dan turbulen baik dari sisi teknologi, regulasi, pasar maupun

TANTANGAN INDONESIA PADA ERA BROADBAND ICT

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Tidak hanya berpengaruh terhadap perindustrian di

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan harus dapat menyediakan produk inovatif untuk mendukung

LOGO. NATIONAL BROADBAND ECONOMY Strategi: Teknologi, Regulasi dan Pendanaan

BAB I : PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini. Tercatat ada 8operator yang bermain dalam industri

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia yang mulai secara intensif menggunakan internet sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan lingkungan bisnis akhir-akhir ini muncul suatu gejala dimana

BAB I PENDAHULUAN. pesan pendek (short message service), kini telah memberikan kemudahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Analisa kelayakan..., Deris Riyansyah, FT UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin rendahnya pertumbuhan pasar serta tingginya persaingan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Umum PT. Telkomsel

BAB II BAB 1 DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. dan saat ini menjadi industri yang paling berkembang dalam 10 tahun terakhir di

Lampiran 1. Pembobotan dan Peratingan Faktor-Faktor Strategis Internal

I. PENDAHULUAN. Peluang bisnis di sektor telekomunikasi pada tahun 2008 semakin. menjanjikan setelah tahun 2007 mengalami pertumbuhannya yang membaik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi di bidang telekomunikasi, informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi seluler. Mobilitas serta meningkatnya kebutuhan masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Analisis daya saing..., 1 Rani Nur'aini, FT UI, 2009 Universitas Indonesia

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. promosi (promotion mix), yakni melalui iklan (advertising), promosi penjualan

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perusahaan untuk inovatif dan melakukan penyesuaian terhadap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 BAB 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan analisi eksternal yang dihadapi oleh perusahaan. yang baik, dapat membantu meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG

Berlomba Teknologi 5G

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi di Indonesia. Perkembangan itu dapat terlihat dari satu dekade ini.

BAB I PENDAHULUAN. mencari suatu informasi. Berkembangnya teknologi komunikasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 16 JUTA

Paparan Publik PT Solusi Tunas Pratama Tbk

BAB II 2. GAMBARAN UMUM INSTANSI

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat hanya menggunakan surat, yang berkembang dengan telepon rumah,

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. informasi terbaru. Seiring dengan meningkatnya pengguna telepon seluler (smart

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Telkomsel

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia akan teknologi sudah tidak dapat dipungkiri lagi. Selama kurang

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERPANJANGAN IZIN PITA FREKUENSI RADIO

PT XL AXIATA TBK. Paparan Publik

PENGUKURAN KINERJA BERDASARKAN PERSPEKTIF PELANGGAN DAN PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL PADA PT XL AXIATA TBK

BAB I PENDAHULUAN. Demikian para provider berusaha mengeluarkan produk-produk untuk

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang digunakan saat ini adalah telepon rumah. dibawa kemanapun kita pergi. Lambat laun telepon rumah mulai ditinggalkan

SOSIALISASI CELL PLAN DAN ZONASI MENARA TELEKOMUNIKASI DI KOTA BITUNG. Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bitung

Analisis Industri Telekomunikasi PT XL Axiata, Tbk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini cukup ketat dan kompleks. Setiap perusahaan dituntut untuk selalu mengerti

BAB I PENDAHULUAN. penting, tidak sedikit industri yang bergerak di bidang telekomunikasi berlomba-lomba

I. PENDAHULUAN. Perkembangan telekomunikasi di Indonesia pada era globalisasi sekarang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN PELANGGAN LAYANAN. 50,000 34,900 24,270 PT Telkom, Tbk data 25,000 16,700 14,500 15,000 9,528 6,978

BAB II 2. GAMBARAN UMUM INSTANSI

Paparan Perusahaan. Februari 2016

I. PENDAHULUAN. yang semakin kecil. Demikian pula para vendor pembuat telepon selular bersaing

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian a. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia usaha diberbagai lini pada masa era globalisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 LOGO PT. TELKOMSEL Sumber: Telkomsel 2015

Pendekatan Untuk Pemeringkatan Perusahaan Telepon Seluler*

Public Expose Januari 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. industri telekomunikasi yang menjadi cermin dari ketat dan tingginya

I. PENDAHULUAN. Perkembangan telekomunikasi di Indonesia pada era globalisasi sekarang ini

Transkripsi:

MARKETING UPDATE Media Monitoring December W3

Detik.com Terbit Selasa, 13 Des 2016 Tahun 2017 masih merupakan tahun yang berat bagi perekonomian Indonesia. Tantangan terberat yang bisa mempengaruhi kinerja emiten telekomunikasi adalah adanya revisi PP 52/53 tahun 2000 dan rencana penetapan biaya interkoneksi yang akan dilakukan oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Jika pemerintah menurunkan biaya interkoneksi sebesar Rp 204 permenit, diperkirakan EBITDA dan ARPU perusahaan telekomunikasi akan mengalami penurunan yang cukup siginfikan. Ini disebabkan operator akan berlomba-lomba untuk menurunkan harga layanan voice. Jika biaya interkoneksi tidak mengalami penurunan maka pertumbuhan ARPU dan EBITDA margin emiten sektor telekomunikasi akan sama seperti yang saat ini terjadi. Jika satu operator melakukan penurunan harga maka akan diikuti oleh operator lainnya. Biasanya yang akan memulai penurunan itu adalah Indosat dan XL. Pastinya Telkom akan melawan dengan melakukan hal yang sama. Itu yang membuat ARPU dan EBITDA margin semua operator akan mengalami penurunan. Selengkapnya : https://inet.detik.com/read/2016/12/13/170940/3370212/328/analis-bahaspeta-pertarungan-telko-di-2017

Majalahict.com Terbit Rabu, 14 Des 2016 PT Bali Towerindo Sentra Tbk (BTS) mendapatkan kredit dari Bank Sinarmas sebesar Rp.72 miliar. Akad perjanjian kredit telah dilakukan pada 8 Desember 2016 lalu. Fasilitas pinjaman itu antara lain berupa Term Loan XI senilai Rp.72 miliar dengan jangka waktu 60 bulan yang digunakan untuk membiayai pembangunan tower microcell pole. Selain itu ada juga Term Loan XII senilai Rp.32 miliar dengan jangka waktu 60 bulan yang akan digunakan untuk membiayai pembangunan jaringan fiber to the home (FTTH) yang akan dibangun di seluruh Indonesia khususnya Jabodetabek. Dalam perjanjian juga diberikan penambahan plafond senilai Rp.10 miliar dengan jangka waktu hingga 14 April 2017 yang akan digunakan untuk pembelian peralatan tower MCP maupun jaringan FTTH. Serta Penambahan plafond fasilitas dan jangka waktu sebanyak 1 juta dolar AS dengan jangka waktu hingga 29 September 2017 untuk digunakan pembelian peralatan tower MCP maupun jaringan FTTH. Selengkapnya : http://www.majalahict.com/bali-towerindo-sentra-dapat-pinjaman-dari-banksinarmas-rp-72-miliar/

Liputan6.com Terbit Rabu, 14 Des 2016 Frekuensi 1.900 MHz milik PT Smart Telecom, anak usaha PT Smartfren Telecom Tbk akhirnya dimatikan (switch off) menyusul rampungnya pemindahan atau migrasi frekuensi tersebut ke 2.300 MHz. Hal ini diresmikan dalam bentuk penandatanganan Berita Acara Switch Off Pita Frekuensi Radio 1.900 MHz antara Direktur Utama PT Smart Telecom dan 19 Kepala UPT Monitoring Spektrum Frekuensi Radio, serta disaksikan Dirjen SDPPI Kemkominfo dan para anggota BRTI. Sebagaimana diketahui, Smartfren diminta memindahkan frekuensinya ke 2.300 MHz untuk menghindari potensi interferensi frekuensi 3G di 2.100 MHz yang berada di sebelahnya. Adapun frekuensi 1.900 MHz sebelumnya digunakan untuk layanan CDMA Smartfren. Agenda switch off sesuai dengan Peraturan Menteri Kemkominfo Nomor 22 Tahun 2014 tentang Penggunaan Pita Frekuensi Radio 2.300 MHz untuk Keperluan Penyelenggaraan Telekomunikasi Bergerak Seluler dan Realokasi Penggunaan Pita Frekuensi Radio 1.900 MHz yang menerapkan Personal Commmunication System 1900 ke Pita Frekuensi Radio 2,3 GHz. Selengkapnya : http://tekno.liputan6.com/read/2677832/frekuensi-cdma-1900-mhzsmartfren-resmi-dimatikan

Liputan6.com Terbit Kamis, 15 Des 2016 Operator seluler Telkomsel belum siap dengan ajakan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara untuk mematikan jaringan 2G. Telkomsel memperkirakan baru bisa mematikan jaringan 2G mereka pada tahun 2021. Prediksi Telkomsel (akan siap mematikan jaringan 2G) pada 2021, tapi harus ada plan-nya. Mulai dari sekarang apa yang harus dilakukan, baik dari sisi pemerintah mengedukasi masyarakat untuk menggunakan internet. Kemudian harus menyetop ponsel 2G dan melarang impornya. Hal ini perlu dilakukan mengingat sebuah ponsel punya masa pakai hingga lima tahun. Pemerintah dari tahun ini sudah memutuskan untuk menghentikan impor ponsel 2G supaya masyarakat tidak bisa membeli lagi. Jadi, ponsel 2G yang di pasaran pada 2021 nanti, pasti usianya sudah lima tahun ke atas. Sebab kami (Telkomsel) tidak bisa membujuk mereka yang memiliki ponsel 2G untuk berpindah ke 4G. Karena itu keputusan konsumen. Selengkapnya : http://tekno.liputan6.com/read/2679343/telkomsel-siap-matikan-jaringan-2gdi-2021

Indotelko.com Terbit Kamis, 15 Des 2016 Telkomsel berkolaborasi bersama telkomsigma menggenjot layanan Corporate Business Solutions (CBS) yang dapat dimanfaatkan pelaku bisnis khususnya segmen korporasi dalam membantu kinerja perusahaan melalui pemanfaatan layanan teknologi telekomunikasi berbasis digital. Telkomsel melalui layanan Corporate Business Solutions hadir untuk membantu pengembangan bisnis pelanggan korporasi. Kini, layanan CBS Telkomsel sudah dikembangkan untuk pemanfaatan teknologi digital yang dapat menghadirkan solusi bisnis terintegrasi. Telkomsel memiliki beragam layanan CBS yang bisa dimanfaatkan pelanggan korporasi sebagai solusi bisnisnya, seperti layanan Mobile Communication, Mobile Device Management, Internet of Things dan Big Data Analytics & Insight yang umumnya menjadi kebutuhan bisnis untuk segmen korporasi di bidang industi minyak dan pertambangan, consumer goods, manufaktur, dan perbankan. Selengkapnya : http://www.indotelko.com/kanal?c=bid&it=telkomsel-korporasi-berbasisdigital

Surabaya.tribunnews.com Terbit Kamis, 15 Des 2016 PT XL Axiata Tbk (XL) terus meningkatkan layanan dan memperluas cakupan layanan 4G untuk area Bali. Itu dilakukan untuk mendukung iklim pariwisata di Pulau Dewata yang jadi primadona dunia. Saat ini jumlah BTS milik XL di Bali ada 1.640. Dari jumlah itu, untuk tahap awal sudah tersedia lebih dari 527 BTS 4G. Layanan 4G LTE XL di Bali meng-cover area-area yang menjadi pusat kegiatan bisnis dan ekonomi, pariwisata, pemerintahan, serta perguruan tinggi. Makin banyaknya BTS tersebut mendongkrak jumlah pelanggan XL di Bali yang jumlahnya saat ini lebih dari 2,7 juta pelanggan. Dari jumlah itu, sebanyak 65 persen telah menggunakan kartu SIM 4G, dan 47 persen pelanggan telah menggunakan smartphone4g. Sementara itu, secara keseluruhan, saat ini layanan XL 4G LTE telah melayani sekitar 86 kota/area di seluruh Indonesia dengan didukung sekitar 6.600 BTS 4G. Selengkapnya : http://surabaya.tribunnews.com/2016/12/15/pt-xl-axiata-perluas-layanan-4gdi-bali-ini-tujuannya

Majalahict.com Terbit Kamis, 15 Des 2016 Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menegaskan Indonesia masih harus mengejar pembangunan infrastruktur dan konektivitas secara fisik. Saat ini, posisi Indonesia menurut Rudiantara berada di posisi keenam di antara negara-negara ASEAN. Pemerintah bersamasama dengan para pemain dan juga stakeholders memiliki visi untuk meningkatkan posisi Indonesia ke peringkat ke-2 pada tahun 2019. Setidaknya dari backbone point of view, we will be there, harapnya. Diakui Menteri Kominfo, masih ada 114 ibukota daerah yang belum terhubung melalui broadband. Oleh karena itu, pemerintah mengambil kebijakan publicprivate partnership, atau kerjasama pemerintah dan badan usaha, termasuk operator untuk membangun broadband di daerah tersebut. Namun pembangunan infrastruktur untuk seluruh daerah tersebut tidak dibebankan sepenuhnya kepada operator telekomunikasi. Selengkapnya : http://www.majalahict.com/menkominfo-indonesia-masih-harus-mengejarketertinggalan-konektivitas/

Indotelko.com Terbit Jumat, 16 Des 2016 Internet of Things (IoT) diprediksi akan menjadi Next Big Thing yang akan sangat drastis mengubah tata cara dan gaya hidup masyarakat Indonesia. Dalam dunia IoT, teknologi informasi yang dulu hanya connecting people nantinya akan menghubungkan manusia dengan mesin atau mesin dengan mesin. Mengutip data yang dikeluarkan IDC, Rudiantara mengatakan secara bisnis potensi IoT di kawasan Asia Pasifik (tidak termasuk Jepang) lumayan menjanjikan. Indonesia dalam data tersebut diprediksi akan menempati urutan keempat sebagai negara dengan belanja perangkat IoT terbesar di kawasan tersebut setelah Tiongkok, Korea Selatan, India, diikuti oleh Australia. Founder Indonesia IoT Forum Teguh Prasetya mengungkapkan penetrasi internet sudah melebihi 51% dari populasi penduduknya. Dengan jumlah sekitar 137 juta pengguna, diprediksikan akan memiliki perangkat IOT sebesar 1,2 kali populasi penduduk Indonesia di tahun 2020. Selengkapnya : http://www.indotelko.com/kanal?c=bid&it=iot-akan-next-big-thing

Indotelko.com Terbit Jumat, 16 Des 2016 Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menjanjikan akan melaksanakan tambahan tender frekuensi 3G di 2,1 GHz pada kuartal I 2017. Untuk tender 3G, diharapkan bisa dilakukan pada kuartal I 2017 nanti. Diharapkannya, dalam proses tender nantinya tak ada keributan karena pemerintah sudah mengetahui kondisi masing-masing kapasitas dari operator. Chief RA pun menyarankan operator untuk mulai memasang strategi mematikan layanan 2G karena berat diongkos. Untuk mengirim data 1 MB lewat 2G itu mahal banget kalau dibandingkan dengan 3G dan 4G. Pelanggan 2G dari Tri hanya sekitar 15%-20% dari total 56 juta pelanggan. Telkomsel adalah pemilik layanan 2G terbanyak di industri. Dari 157,6 juta pelanggan, setengahnya adalah pengguna 2G. Selengkapnya : http://www.indotelko.com/kanal?c=rm&it=pemerintah-tender-tambahanfrekuensi-3g

End of Media Monitoring