Pendekatan Untuk Pemeringkatan Perusahaan Telepon Seluler*

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pendekatan Untuk Pemeringkatan Perusahaan Telepon Seluler*"

Transkripsi

1 Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia November 2014 Pendekatan Untuk Pemeringkatan Perusahaan Telepon Seluler* Metodologi pemeringkatan ICRA Indonesia untuk perusahaan penyedia layanan telekomunikasi seluler berfokus pada evaluasi perkembangan regulasi yang berdampak pada industri, posisi atau profil bisnis perusahaan, strategi manajemen, dan risiko yang terkait dengan investasi baru. ICRA Indonesia mengevaluasi profil risiko keuangan perusahaan dengan menganalisis kekuatan dan komitmen para sponsor terhadap bisnis seluler disamping indikator-indikator struktur modal perusahaan, profitabilitas, arus kas bebas, dan kecukupan pembayaran hutang. Selain itu, ICRA Indonesia menilai risiko kredit yang timbul dari ekspansi, restrukturisasi, dan aliansi strategis untuk menentukan kemungkinan dampaknya pada kemampuan perusahaan membayar hutang. Risiko Regulasi Industri telekomunikasi di Indonesia sangat diatur dan menurut ICRA Indonesia, lingkungan peraturan memiliki pengaruh penting terhadap pemeringkatan untuk perusahaan penyedia layanan telekomunikasi seluler karena menentukan intensitas persaingan bagi pemain lama dan menggambarkan peluang bagi pendatang baru. Sektor telekomunikasi di Indonesia diatur oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui badan pengawas independen yakni Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) yang didirikan pada tahun Pembentukan badan independen ini diharapkan dapat melindungi kepentingan publik (pengguna jasa telekomunikasi) dan untuk mendukung serta menjaga persaingan yang sehat dan efisien di bisnis telekomunikasi sehingga dapat menarik investor. Telekomunikasi Indonesia telah berubah dari lingkungan kompetisi yang bersifat duopoli menjadi persaingan penuh sejak tahun 1999 ketika pemerintah mengeluarkan UU No 36 Tahun 1999 tentang telekomunikasi. Saat ini, sebagai regulator, BRTI memiliki kewenangan untuk meninjau pelaksanaan standar kinerja operasional jaringan dan layanan telekomunikasi, persaingan antar jaringan dan layanan operator, dan ketaatan pada penggunaan perangkat telekomunikasi sesuai dengan standar yang berlaku. Undang-Undang Telekomunikasi mengklasifikasikan penyedia telekomunikasi ke dalam tiga kategori: (i) penyedia jaringan telekomunikasi; (ii) penyedia layanan telekomunikasi; dan (iii) penyedia layanan telekomunikasi khusus. Lisensi diperlukan untuk setiap kategori layanan telekomunikasi. Selain itu, pemerintah juga mengeluarkan beberapa peraturan baru tentang telekomunikasi, misalnya yang terkait dengan perkembangan teknologi yang diterapkan pada industri ini. Posisi Bisnis Emiten Faktor utama yang menentukan posisi bisnis emiten adalah daya tarik area layanan operasi, kekuatan operasional, skala ekonomi yang dicapai dari keseluruhan area layanan, dan struktur biaya. Potensi Pasar Area Layanan Emiten Menurut perjanjian lisensi, untuk semua penyedia layanan seluler telah ditetapkan jaringan tertentu seperti Global System for Mobile Communication (GSM) atau Code Division Multiple Access (CDMA) yang menyediakan layanan telekomunikasi di area layanannya. Kelangsungan aspek operasional dan keuangan dari penyedia layanan telekomunikasi seluler tergantung pada faktor-faktor seperti penambahan jumlah pelanggan, rata-rata pendapatan setiap pelanggan, dan potensi pertumbuhan yang semuanya didorong oleh prospek ekonomi area layanan. Oleh karena itu, ICRA Indonesia menganalisis factor-faktor yang relevan seperti tingkat penetrasi sepanjang area layanannya. ICRA ICRA Indonesia

2 Indonesia mengukur pasar layanan telekomunikasi seluler dari jumlah penduduk serta penetrasi yang diharapkan dari layanan seluler dan laju pertumbuhannya. Basis dan Komposisi Pelanggan Untuk pemeringkatan penyedia layanan selular yang telah beroperasi, ICRA Indonesia melihat daya tarik basis pelanggan yang sudah ada seperti tercermin dari: Ukuran Penambahan bersih jumlah pelanggan setiap bulan Bauran pelanggan prabayar/pasca bayar Ukuran pelanggan yang dilayani dan penambahan bersih jumlah pelanggan setiap bulan menentukan pangsa pasar operator. Bauran antara pelanggan prabayar dan pasca bayar beserta perkembangannya adalah faktor penting karena secara rata-rata pelanggan pasca bayar menghasilkan pendapatan rata-rata per pelanggan (ARPU) yang lebih tinggi dan menunjukkan loyalitas yang lebih baik terhadap penyedia layanan telekomunikasi dibandingkan dengan pelanggan prabayar. Selain itu, dengan penurunan biaya aktivasi dan biaya awal lain, bauran pelanggan pascabayar dan prabayar yang tidak sepadan dapat meningkatkan perpindahan pelanggan karena pelanggan prabayar sangat lebih tinggi dipengaruhi oleh biaya dan dengan mudah dapat dipengaruhi oleh strategi harga murah yang diterapkan pesaing. Namun demikian, beberapa faktor retensi pelanggan pasca bayar juga turun jika perpindahan pelanggan dari suatu operator tanpa perlu mengganti nomor telepon diijinkan dan biaya aktivasi menurun karena tekanan persaingan. Intensitas Persaingan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang telekomunikasi menandai berakhirnya rezim duopoli industri operator seluler di Indonesia. Setelah pelaksanaan undang-undang ini, beberapa perusahaan telekomunikasi memulai bisnis layanan seluler dengan menggunakan jaringan GSM dan CDMA. Selain dua pemain lama yaitu Telkomsel dan Indosat, ada pemain lain yang menggunakan teknologi GSM seperti XL Axiata, Hutchison 3, dan Axis Telekom Indonesia (kemudian diakuisisi oleh XL Axiata). Sementara itu, pemain di jaringan CDMA adalah Telkom, Indosat, Bakrie Telecom dan SmartFren Telecom. Jumlah operator telepon seluler yang lebih banyak telah meningkatkan intensitas persaingan yang mengarahkan operator untuk menurunkan biaya sewa dan tarif secara signifkan demi mempertahankan/meningkatkan pangsa pasar. Kebijakan ini awalnya mempengaruhi pendapatan dan profitabilitas operator telekomunikasi yang telah ada tetapi setelah melewati periode tertentu penurunan ini mampu dikompensasi oleh pertumbuhan yang signifikan dalam hal jumlah pelanggan dan peningkatan waktu pemakaian. Namun demikian, ke depannya mungkin tidak lagi seperti itu. Bagi pendatang baru, kemampuan mendapatkan pangsa pasar di pasar telekomunikasi seluler yang sedang berkembang adalah faktor penting untuk kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang. Dengan demikian, memahami kekuatan dari berbagai operator dan strategi bersaing yang digunakannya adalah faktor penting untuk memperkirakan pangsa pasar mereka dan profitabilitas di masa depan. Oleh karena itu, untuk sampai pada suatu hasil pemeringkatan, ICRA Indonesia mengevaluasi daya saing para operator dengan menilai jangkauan dan kualitas jaringan, upaya pengembangan merek, standar pelayanan pelanggan, jaringan penjualan dan distribusi, serta struktur biaya dan kekuatan keuangan. Cakupan dan Kualitas Jaringan Karena pelanggan telepon seluler ingin dapat menggunakan ponsel mereka di mana-mana, operator yang menawarkan cakupan yang luas, kualitas suara yang lebih baik dan tingkat gangguan yang lebih rendah memiliki keunggulan kompetitif. Faktor cakupan bahkan semakin relevan untuk operator di negara kepulauan seperti Indonesia. ICRA Indonesia telah mengamati bahwa penyedia layanan seluler yang memiliki cakupan terbatas di tengah persaingan di area layanan tertentu biasanya memiliki pangsa pasar yang lebih rendah di area tersebut. Dengan demikian, untuk menentukan potensi pertumbuhan pelanggan dan penetrasi operator seluler, ICRA Indonesia mengevaluasi cakupan saat ini dan rencana perluasan jaringan yang antara lain meliputi jumlah kota yang dilayani saat ini serta yang direncanakan dan jumlah titik interkoneksi di suatu area layanan. Selanjutnya, ICRA Indonesia menilai kecukupan spektrum yang tersedia bagi operator untuk memberikan layanan untuk pelanggan saat ini maupun pertumbuhannya dalam jangka panjang dan kemampuan untuk mendukung belanja modal lebih tinggi jika alokasi spektrum saat ini tidak memadai. ICRA Indonesia Halaman 2 dari 7

3 Citra Merek ICRA Indonesia mengamati bahwa dalam lingkungan yang kompetitif, penurunan tarif selalu dapat ditandingi oleh para pesaing. Dengan demikian, harga dasar layanan seluler dapat digunakan untuk membangun citra merek di kalangan pelanggan. Dalam memilih operator, pelanggan biasanya melakukan sendiri evaluasi merek dan juga mengandalkan referensi dari mulut ke mulut. Dengan meningkatnya persaingan harga, perbandingan produk menjadi lebih sulit dan membangun citra serta kualitas pelayanan menjadi lebih penting. Jadi ICRA Indonesia percaya bahwa operator dengan merek yang sama di berbagai area layanan akan lebih mudah dikenal konsumen dan pada gilirannya akan mengurangi biaya iklan. Layanan dan Retensi Pelanggan Operator seluler menghabiskan sumber daya dalam jumlah besar untuk menambah pelanggan dan dengan demikian retensi pelanggan sangat penting bagi mereka. Hilangnya pelanggan diukur dengan "churn", yang merupakan rasio pelanggan yang meninggalkan jaringan dibandingkan jumlah pelanggan saat ini. Churn dapat bersifat sukarela (pelanggan memilih untuk paket yang lebih baik yang ditawarkan oleh pesaing, menganggap kualitas pelayanan yang rendah untuk pindah ke penyedia layanan lain, memutuskan untuk menghentikan layanan seluler sama sekali, dll) atau tidak sukarela (diputus oleh operator misalnya karena masalah tagihan). Churn sukarela yang tinggi dapat memiliki dampak besar pada profitabilitas operator, karena semakin tinggi kehilangan jumlah pelanggan, semakin banyak usaha yang dilakukan untuk menambah pelanggan dalam rangka menunjang pertumbuhan total pelanggan. Dengan demikian, ICRA Indonesia mengevaluasi strategi layanan dan retensi pelanggan yang dilakukan oleh operator. Evaluasi ini melibatkan penilaian terhadap seluruh rantai, dimulai dengan kontak pelanggan di tahap awal, kemudian melalui pemecahan masalah dan dukungan yang berkelanjutan, hingga memantau alasan pindah operator. Memberikan sebuah dimensi lain untuk penilaian layanan dan retensi pelanggan adalah struktur piramida pendapatan seluler, dimana sebagian kecil dari pelanggan menyumbang porsi yang signifikan dari pendapatan. Operator baru biasanya mencurahkan sumber daya yang cukup besar dalam memikat pelanggan untuk pindah dari pemain lama. Oleh karena itu, saat menilai strategi layanan dan retensi pelanggan operator ini, ICRA Indonesia juga mengevaluasi sistem operator dalam mengidentifikasi pelanggan tersebut dan mempertahankan mereka. Penjualan dan Distribusi ICRA Indonesia percaya bahwa dalam bisnis layanan seluler, jaringan penjualan dan distribusi operator adalah cukup penting karena memungkinkan operator untuk merespons secara efektif perubahan pasar dan kebutuhan konsumen, dan juga untuk menarik pelanggan baru. Dengan demikian, ICRA Indonesia mengevaluasi strategi distribusi saat ini dan yang diusulkan penyedia layanan selular. Evaluasi ini melibatkan penilaian terhadap saluran distribusi langsung dan tidak langsung dari operator, dan dukungan operasional, teknis dan keuangan yang diberikan oleh operator kepada mitra distribusinya. Biaya Operasional Biaya operasional penyedia layanan selular memiliki tiga komponen utama: Biaya terkait jaringan Biaya akuisisi pelanggan Biaya penagihan dan administrasi Biaya terkait jaringan: Untuk operator seluler, biaya utama terkait jaringan adalah biaya penyewaan tempat untuk jaringan, biaya transmisi, dan biaya pemeliharaan. ICRA Indonesia mengevaluasi strategi operator untuk menurunkan biaya tersebut, misalnya, dengan menandatangani kontrak jangka panjang untuk penyewaan tempat jaringan, atau berbagi tempat jaringan dengan operator lain. Biaya transmisi tergantung pada media penghubung yang dipilih (serat optik atau microwave) dan apakah media tersebut dimiliki atau disewa oleh perusahaan. Biaya Akuisisi Pelanggan: Biaya akuisisi pelanggan meliputi biaya penjualan dan distribusi serta sarana untuk menurunkan biaya masuk pelanggan seperti subsidi pada alat telepon dan kemasan paket. Dalam lingkungan yang penuh persaingan, mengurangi biaya akuisisi pelanggan menjadi semakin sulit. Oleh karena itu, ICRA Indonesia menganalisis strategi yang diadopsi oleh operator layanan seluler untuk memanfaatkan jalur distribusi mereka secara efektif. ICRA Indonesia juga menilai inisiatif yang diambil oleh operator untuk biaya distribusi yang lebih rendah dengan mengadopsi saluran baru untuk pemasaran masal seperti menyediakan fasilitas pendaftaran secara ICRA Indonesia Halaman 3 dari 7

4 online, dan melakukan aliansi dengan perusahaan yang sudah memiliki jaringan pelanggan (penerbit kartu kredit, gerai ritel atau perusahaan pembiayaan konsumen). Biaya penagihan dan administrasi: ICRA Indonesia mengevaluasi tingkat piutang yang tak tertagih dari konsumen, beban penagihan, dan biaya lain terkait dengan pelanggan dan perusahaan dalam parameter ini. Besarnya piutang tak tertagih tergantung pada sistem kredit yang diberikan dan proporsi pelanggan pasca bayar dalam bauran pelanggan. Meskipun seperti kebanyakan biaya operasional lainnya biaya ini sangat dipengaruhi oleh dinamika pasar, operator dapat mengendalikannya dengan pengelolaan yang baik. Oleh karena itu, ICRA Indonesia menganalisis sistem kredit operator secara rinci, mencakup seluruh rentang operasi termasuk verifikasi pelanggan baru, menetapkan tingkat kredit, pemantauan pola penggunaan, dan mekanisme penagihan dan pengumpulannya. ICRA Indonesia mengukur norma kredit dalam hal efisiensi pengumpulan bulanan, siklus penagihan (jumlah hari di mana operator mengumpulkan 95% tagihan bulanan), profil umur piutang, dan biaya penagihan sebagai persentase dari pendapatan pasca bayar. Sistem evaluasi kredit yang baik mengurangi kemungkinan penipuan dan piutang tak tertagih. Secara keseluruhan, indikator yang baik dari daya saing biaya adalah pengeluaran biaya untuk penagihan dan administrasi per pelanggan. Skala Ekonomi Salah satu biaya operasi utama untuk operator layanan seluler adalah biaya interkoneksi. Biaya ini mengacu pada biaya interkoneksi dengan jaringan lain dalam area layanan telekomunikasi yang sama dan menghubungkan operator-operator di area layanan telekomunikasi yang berbeda. Pengaturan interkoneksi dan tarif yang dikenakan untuk membawa lalu lintas melalui jaringan interkoneksi dapat berdampak pada biaya, keuntungan dan strategi bisnis operator. Perusahaan layanan seluler yang beroperasi di sejumlah besar area layanan dapat memiliki daya tawar yang lebih baik dengan operator lain dan layanan telekomunikasi jarak jauh yang pada gilirannya dapat memberikan keunggulan kompetitif kepada mereka terhadap pemain yang beroperasi di satu atau dua area layanan. Operator besar dapat menegosiasikan persyaratan yang lebih baik dengan pemasok untuk peralatan dasar serta peralatan bagi konsumen, perbaikan dan pemeliharaan serta dapat mendistribusikan biaya pemasaran dan operasional mereka kepada basis pelanggan yang lebih besar. Operator dengan merek yang dikenal di seluruh area layanan memiliki kesadaran konsumen yang lebih tinggi dan biaya iklan yang lebih rendah. Dengan demikian, ICRA Indonesia menilai bahwa risiko akan lebih rendah bagi pemain yang beroperasi di sejumlah besar area layanan. Kualitas dan Strategi Manajemen Keputusan pemeringkatan secara signifikan dipengaruhi oleh strategi manajemen operator seluler untuk pertumbuhan dan profitabilitasnya di masa mendatang serta kemampuannya untuk melaksanakan strategi tersebut. Hal ini sangat penting bagi industri yang ditandai dengan perubahan yang cepat. ICRA Indonesia saat mengevaluasi kualitas dan strategi manajemen penyedia layanan seluler secara khusus meneliti aspek-aspek sebagai berikut: Strategi untuk mempertahankan posisi pasar: Hal ini penting untuk pemeringkatan penyedia layanan seluler yang telah lama beroperasi karena skenario persaingan berubah secara signifikan dan terus-menerus. Strategi untuk membangun keahlian dan sumber-sumber pendapatan baru: Mengingat segmen suara menjadi bersifat komoditas dan rentan terhadap risiko harga, ICRA Indonesia mengevaluasi strategi operator seluler untuk pengenalan layanan-layanan baru seperti layanan data dan video yang memberikan margin yang lebih tinggi. Akuisisi dan merambah bisnis baik yang terkait atau tidak terkait: ICRA Indonesia mengevaluasi keinginan operator seluler untuk akuisisi dan diversifikasi baik ke bidang terkait atau tidak terkait. Hal ini dapat menjadi perhatian pemeringkatan jika kedua hal tersebut membutuhkan proses yang lama atau didanai terutama melalui hutang, yang dapat mempengaruhi struktur modal dan profitabilitas operator. Selain isu-isu spesifik tersebut, ICRA Indonesia berupaya untuk memperoleh pemahaman tentang filosofi penyedia layanan seluler mengenai risiko, khususnya dalam hal mengadopsi teknologi baru, dan kebijakan keuangannya. ICRA Indonesia Halaman 4 dari 7

5 Promotor asing ICRA Indonesia mengevaluasi kekuatan operasional dan keuangan dari promotor asing penyedia layanan selular pada saat proses pemeringkatan. Pengalaman promotor asing di pasar multi-operator, dan keahlian dalam pengaturan dan operasional jaringan berbasis pada teknologi baru dapat menjadi keuntungan tambahan. Pendekatan Teknologi Saat ini, penyedia layanan seluler dihadapkan dengan sejumlah teknologi yang saling bersaing. Kunci pembeda di masa depan adalah produk-produk dan layanan inovatif dengan platform teknologi yang unggul. Operator harus memilih produk dan jasa yang ditawarkan serta platform teknologinya. Namun, penyedia layanan seluler harus membuat investasi keuangan yang cukup besar untuk dapat menawarkan produk dan layanan tersebut sehingga peringkat yang ditetapkan ICRA Indonesia dipengaruhi oleh prospek risiko/imbal hasil platform teknologi yang dipilih oleh operator. Selain itu, dalam jangka panjang, mengingat teknologi seluler berkembang pesat, ada risiko keusangan dan penggantian aset. Oleh karena itu, ICRA Indonesia mempertimbangkan asumsi peningkatan jaringan secara periodik untuk memperhitungkan teknologi yang usang dalam pemodelan arus kas. Dengan demikian, kemajuan teknologi merupakan tantangan besar di berbagai bidang termasuk kemampuan untuk mendukung transisi yang mulus tanpa mengganggu kualitas jaringan dan layanan pelanggan yang ada, kekuatan keuangan untuk mendukung investasi yang dibutuhkan untuk meningkatkan jaringan, dan kemampuan manajemen untuk menilai potensi pendapatan dari layanan baru. Kekuatan Sponsor dan Fleksibilitas Keuangan Industri layanan seluler di Indonesia telah membukukan tingkat pertumbuhan majemuk yang sehat di kisaran 17,1% dalam periode dalam hal jumlah pelanggan. Akibatnya, sebagian besar operator memiliki kebutuhan dana yang besar, dan kemampuan untuk mengumpulkan dana melalui sumber-sumber alternatif merupakan faktor penentu kredit yang penting. Selain kekuatan keuangan operator, penilaian terhadap kekuatan keuangan dari sponsor juga penting. Oleh karena itu ICRA Indonesia menilai kemampuan dan kemauan para sponsor untuk menyuntikkan dana tambahan dalam bisnis selular dengan melihat pada kekuatan keuangannya dan pentingnya usaha layanan seluler dalam rencana bisnis sponsor secara keseluruhan. Dalam hal usaha seluler memiliki promotor asing, ICRA Indonesia meneliti persyaratan peraturan yang harus dipatuhi promotor asing untuk menyuntikkan dana tambahan kepada perusahaan di Indonesia. Kapasitas usaha seluler untuk mendapatkan pinjaman, selain kesehatan keuangannya, juga ditentukan oleh hubungan sponsor dengan lembaga pemberi pinjaman dan dukungan dari sponsor dalam bentuk jaminan atau bentuk lain. ICRA Indonesia juga akan mengevaluasi fleksibilitas keuangan yang tersedia bagi penyedia layanan seluler dalam hal periode pemenuhan kebutuhan pendanaan lebih lama dari yang diperkirakan. Sumber penting fleksibilitas keuangan bisa berupa rasio hutang terhadap ekuitas yang moderat atau opsi untuk menerbitkan saham kepada investor strategis lainnya. Risiko Proyek Baru Beberapa operator telah memperoleh area layanan baru, sementara para pendatang baru sedang dalam proses menyiapkan jaringan selulernya. Dari perspektif pemeringkatan, ICRA Indonesia melihat positif pada penyedia layanan seluler yang memiliki rekam jejak yang baik dalam membangun jaringan selular dengan cara yang efisien dan tepat waktu. ICRA Indonesia juga akan mengevaluasi status semua persetujuan dan perizinan sebagaimana yang disyaratkan dalam perjanjian lisensi seluler. Selanjutnya, ICRA Indonesia akan menilai status pendanaan yang telah didapatkan operator seluler untuk memenuhi belanja modal yang diusulkan. Hal ini akan melibatkan evaluasi kemampuan promotor untuk memenuhi persyaratan ekuitas dan status perjanjian pinjaman dengan pemasok dan lembaga keuangan. ICRA Indonesia Halaman 5 dari 7

6 Evaluasi Keuangan ICRA Indonesia mengevaluasi kinerja keuangan masa lalu penyedia layanan seluler dan menyusun proyeksi arus kas untuk menilai kecukupan arus kas terkait dengan kewajiban pembayaran hutang mereka. Proses ini juga mencakup perbandingan parameter dan rasio keuangan utama penyedia layanan dengan para pesaingnya dalam industri tersebut. Parameter kunci termasuk biaya modal per pelanggan, rata-rata pendapatan per pelanggan (ARPU), biaya operasi per pelanggan, margin laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (OPBDITA), dan efisiensi penagihan. Rasio keuangan utama lainnya yang ICRA Indonesia pertimbangkan dalam pemeringkatan penyedia layanan seluler di antaranya adalah: Total Hutang/OPBDITA Arus Kas Ditahan (Kas Akrual Bersih)/Hutang Arus Kas Ditahan/Belanja Modal Arus Kas Bebas/Hutang OPBDITA /Beban Bunga EBIT/Beban Bunga Hutang/Ekuitas Rasio Pembayaran Hutang Analisis rasio dilakukan dengan mempertimbangkan karakteristik industri layanan seluler. Misalnya, operator layanan seluler biasanya memiliki rasio hutang terhadap ekuitas tinggi karena investasi besar-besaran dalam membangun jaringan di daerah layanan baru atau peningkatan jaringan. Jadi rasio ini diperbandingkan dengan prospek kenaikan akrual kas internal di masa depan. Jika prospek positif, ada kemungkinan bahwa rasio hutang terhadap ekuitas akan menurun ke tingkat yang lebih baik di masa depan. Saat menilai kecukupan arus kas di masa depan untuk memenuhi kewajiban pembayaran hutang, selain indikator pembayaran hutang konvensional, hal-hal lain yang dipertimbangkan termasuk kebutuhan pendanaan di waktu puncak, sarana untuk menutup defisit pendanaan, dan status pendanaan yang telah didapatkan. Kesimpulan Selama beberapa tahun terakhir, tindakan merger dan akuisisi telah terjadi di sektor telekomunikasi seluler karena sifatnya sebagai industri padat modal, yang mengharuskan operator untuk memiliki dana yang berlimpah dan manfaat dari skala ekonomi. Merger dan akuisisi telah mengakibatkan munculnya pemain yang kuat dalam jumlah yang sedikit yang beroperasi di sejumlah area layanan. Ke depan, ICRA Indonesia mengharapkan konsolidasi berikutnya dengan operator yang lebih kecil kemungkinan diakuisisi oleh operator yang lebih kuat. Industri jasa seluler di Indonesia telah membukukan pertumbuhan yang kuat selama beberapa tahun terakhir. Dalam pandangan ICRA Indonesia, pertumbuhan akan berlanjut meskipun dengan tingkat yang lebih lambat seiring dengan penurunan harga handset, penurunan tarif (karena tekanan kompetisi) dan meningkatnya penetrasi prabayar. Selain itu, prospek operator seluler telah membaik seiring dengan penurunan signifikan biaya peralatan yang meningkatkan kelangsungan bisnisnya. Namun demikian, dengan tekanan persaingan akan tetap intens, biaya retensi dan akuisisi pelanggan dapat mengalami peningkatan bahkan saat tarif dan sewa menurun. Selain itu, kemajuan teknologi tidak dapat dikesampingkan dalam jangka menengah dan jangka panjang, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kebutuhan investasi operator layanan seluler secara signifikan. Dapat disimpulkan, pemeringkatan yang dilakukan ICRA Indonesia pada penyedia layanan seluler dipengaruhi oleh berbagai faktor dengan tingkat kepentingan yang beragam. ICRA Indonesia tetap terbuka untuk melakukan penyesuaian dalam metodologi pemeringkatan guna menanggapi atau mengantisipasi perubahan yang berdampak pada dinamika sektor jasa seluler. Perubahan tersebut antara lain dapat dipicu oleh peraturan yang terus berkembang, kemajuan teknologi, konvergensi media dan penurunan biaya. ICRA Indonesia Halaman 6 dari 7

7 ***** Copyright, 2014, ICRA Indonesia. All Rights Reserved. Semua informasi yang tersedia merupakan infomasi yang diperoleh oleh ICRA Indonesia dari sumber-sumber yang dapat dipercaya keakuratan dan kebenarannya. Walaupun telah dilakukan pengecekan dengan memadai untuk memastikan kebenarannya, informasi yang ada disajikan 'sebagaimana adanya' tanpa jaminan dalam bentuk apapun, dan ICRA Indonesia khususnya, tidak melakukan representasi atau menjamin, menyatakan atau menyatakan secara tidak langsung, mengenai keakuratan, ketepatan waktu, atau kelengkapan dari informasi yang dimaksud. Semua informasi harus ditafsirkan sebagai pernyataan pendapat, dan ICRA Indonesia tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang dialami oleh pengguna informasi dalam menggunakan publikasi ini atau isinya. * Dimodifikasi dan diterjemahkan dari Rating Methodology for Mobile Service Providers dari ICRA Limited. ICRA Indonesia Halaman 7 dari 7

PERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (Catatan Metodologi)*

PERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (Catatan Metodologi)* ICRA Indonesia Rating Feature Desember 2012 PERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (Catatan Metodologi)* Tujuan dasar peringkat kredit perusahaan adalah memberikan pendapat tentang risiko kredit relatif yang terkait

Lebih terperinci

PENDEKATAN UNTUK PEMERINGKATAN SURAT BERHARGA KOMERSIAL

PENDEKATAN UNTUK PEMERINGKATAN SURAT BERHARGA KOMERSIAL ICRA Indonesia Rating Feature Desember 2012 PENDEKATAN UNTUK PEMERINGKATAN SURAT BERHARGA KOMERSIAL Metodologi ICRA Indonesia untuk pemeringkatan surat berharga komersial (SBK) yang merupakan instrumen

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Asuransi Jiwa*

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Asuransi Jiwa* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Desember 2014 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Asuransi Jiwa* Pemeringkatan ICRA Indonesia untuk kemampuan membayar klaim (atau Claims Paying ability Ratings/CPR)

Lebih terperinci

PERINGKAT PERUSAHAAN (Metodologi)*

PERINGKAT PERUSAHAAN (Metodologi)* ICRA Indonesia Rating Feature Desember 2012 PERINGKAT PERUSAHAAN (Metodologi)* PENDAHULUAN Jasa pemeringkatan perusahaan ICRA Indonesia berupaya untuk memberikan opini tentang kualitas kredit fundamental

Lebih terperinci

PERINGKAT PERUSAHAAN (Catatan Metodologi)*

PERINGKAT PERUSAHAAN (Catatan Metodologi)* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Oktober 2014 PERINGKAT PERUSAHAAN (Catatan Metodologi)* PENDAHULUAN Jasa pemeringkatan perusahaan ICRA Indonesia berupaya untuk memberikan opini tentang kualitas kredit

Lebih terperinci

PT ICRA Indonesia (ICRA Indonesia) PERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (METODOLOGI)*

PT ICRA Indonesia (ICRA Indonesia) PERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (METODOLOGI)* PT ICRA Indonesia (ICRA Indonesia) PERINGKAT KREDIT PERUSAHAAN (METODOLOGI)* Tujuan dasar peringkat kredit perusahaan adalah memberikan pendapat tentang resiko kredit relatif yang terkait dengan instrumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlihat dari tingkat pertumbuhan negara tersebut. Namun beberapa tahun terakhir

BAB I PENDAHULUAN. terlihat dari tingkat pertumbuhan negara tersebut. Namun beberapa tahun terakhir BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Berlakang Negara Indonesia saat ini sedang mengalami pembangunan ekonomi di berbagai bidang. Keberhasilan dalam bidang perekonomian disuatu negara akan terlihat dari tingkat

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Semen*

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Semen* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia April 2015 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Semen* Tinjauan sekilas Industri semen di Indonesia memiliki peran penting dalam perekonomian karena sangat mendukung

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan ICRA Indonesia Rating Feature Desember 2012 Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak daerah wisata dengan berbagai ragam jenis wisata. Dengan

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan Kemampuan Membayar Klaim untuk Perusahaan Asuransi Umum*

Metodologi Pemeringkatan Kemampuan Membayar Klaim untuk Perusahaan Asuransi Umum* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Desember 2014 Metodologi Pemeringkatan Kemampuan Membayar Klaim untuk Perusahaan Asuransi Umum* Pemeringkatan ICRA Indonesia untuk kemampuan membayar klaim (atau Claims

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan telekomunikasi di Indonesia pada era globalisasi sekarang

I. PENDAHULUAN. Perkembangan telekomunikasi di Indonesia pada era globalisasi sekarang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan telekomunikasi di Indonesia pada era globalisasi sekarang ini sangatlah pesat. Seiring dengan kemajuan dan kecanggihan teknologi telekomunikasi membuat individu

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Farmasi*

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Farmasi* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Mei 2015 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Farmasi* Tinjauan sekilas Sektor farmasi di Indonesia telah tumbuh dua digit sejak tahun 2009 didorong oleh permintaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi seluler. Mobilitas serta meningkatnya kebutuhan masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi seluler. Mobilitas serta meningkatnya kebutuhan masyarakat dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komunikasi yang pesat memberikan pengaruh yang besar terhadap perusahaan jasa telekomunikasi di Indonesia, yaitu melalui perkembangan teknologi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, keberadaan telekomunikasi sebagai

PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, keberadaan telekomunikasi sebagai 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, keberadaan telekomunikasi sebagai media penghubung menjadi semakin penting bagi masyarakat. Hal ini dikarenakan telekomunikasi dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Studi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Studi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Studi Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam beberapa tahun terakhir telah mendukung perkembangan kegiatan pemasaran dan mendorong percepatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perusahaan untuk inovatif dan melakukan penyesuaian terhadap

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perusahaan untuk inovatif dan melakukan penyesuaian terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi, persaingan usaha semakin ketat dan terbuka menuntut perusahaan untuk inovatif dan melakukan penyesuaian terhadap perubahan-perubahan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Gambar 1 Pangsa pasar industri telekomunikasi seluler Indonesia 2011

1 PENDAHULUAN. Gambar 1 Pangsa pasar industri telekomunikasi seluler Indonesia 2011 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia (Adam 2011). Jumlahnya menurut catatan World Bank (2010) mencapai 239 870 937 jiwa. Nielsen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia mempunyai banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, baik

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia mempunyai banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia mempunyai banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, baik kebutuhan yang bersifat biogenetik seperti rasa lapar dan haus maupun kebutuhan yang bersifat

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Kelapa Sawit

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Kelapa Sawit Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia April 2015 Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Kelapa Sawit Pendahuluan Sektor perkebunan terutama kelapa sawit memiliki peran penting bagi perekonomian Indonesia karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Telkom Flexi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Telkom Flexi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Singkat Telkom Flexi Telkom Flexi atau yang dikenali sebagai Flexi adalah salah satu produk telepon fixed wireless yang dikeluarkan oleh

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Dunia usaha telekomunikasi makin berkembang pesat seiring dengan perkembangan teknologi yang digunakannya. Telekomunikasi Indonesia yang pada awalnya berupa komunikasi menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian yang akan dikaji di dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor telekomunikasi, karena derasnya arus globalisasi sangat berdampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat hanya menggunakan surat, yang berkembang dengan telepon rumah,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat hanya menggunakan surat, yang berkembang dengan telepon rumah, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan masyarakat akan sarana komunikasi mengalami perubahan seiring dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat. Semula komunikasi masyarakat hanya menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat setiap perusahaan harus mampu bersaing, bertahan hidup dan bahkan terus berkembang. Salah satu hal penting yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan telekomunikasi di Indonesia pada era globalisasi sekarang ini

I. PENDAHULUAN. Perkembangan telekomunikasi di Indonesia pada era globalisasi sekarang ini I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan telekomunikasi di Indonesia pada era globalisasi sekarang ini sangat pesat. Salah satunya pada perkembangan telekomunikasi seluler. Mobilitas serta meningkatnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin rendahnya pertumbuhan pasar serta tingginya persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin rendahnya pertumbuhan pasar serta tingginya persaingan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin rendahnya pertumbuhan pasar serta tingginya persaingan khususnya di sektor telekomunikasi, membuat perusahaan lebih cenderung untuk berusaha mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semarak bersamaan dengan tumbuhnya pasar permintaan akan jasa

BAB I PENDAHULUAN. semarak bersamaan dengan tumbuhnya pasar permintaan akan jasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, industi telekomunikasi merupakan salah satu jenis industri yang mempunyai pengaruh besar terhadap kelancaran kegiatan ekonomi. Hal ini disebabkan karena

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tidak pasti dan turbulen baik dari sisi teknologi, regulasi, pasar maupun

I. PENDAHULUAN. tidak pasti dan turbulen baik dari sisi teknologi, regulasi, pasar maupun I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lanskap bisnis telekomunikasi mengalami perubahan yang sangat cepat, tidak pasti dan turbulen baik dari sisi teknologi, regulasi, pasar maupun persaingan. Dari sisi teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan bermunculannya operator-operator jasa telekomunikasi baik lokal maupun

BAB I PENDAHULUAN. dengan bermunculannya operator-operator jasa telekomunikasi baik lokal maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri telekomunikasi merupakan salah satu jenis yang menyediakan produk intangible dan saat ini telah memasuki kondisi persaingan yang jauh lebih ketat dengan bermunculannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri telekomunikasi seluler membuat persaingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri telekomunikasi seluler membuat persaingan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri telekomunikasi seluler membuat persaingan dalam industri tersebut semakin meningkat. Persaingan yang terjadi tidak terlepas dari ditetapkannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis daya saing..., 1 Rani Nur'aini, FT UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Analisis daya saing..., 1 Rani Nur'aini, FT UI, 2009 Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manfaat kompetisi yang semakin ketat di sektor telekomunikasi kini mulai dirasakan oleh masyarakat luas. Persaingan teknologi dan persaingan bisnis antar-operator telah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi komunikasi selular merupakan salah satu sarana komunikasi yang mampu menyediakan komunikasi secara cepat dan kapan saja. Seiring

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. atraktif, hal senada ditunjukkan di industri telekomunikasi dengan perluasan

Bab I. Pendahuluan. atraktif, hal senada ditunjukkan di industri telekomunikasi dengan perluasan Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan laju perkembangan teknologi informasi yang sangat atraktif, hal senada ditunjukkan di industri telekomunikasi dengan perluasan pasar dan persaingan

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG BAB I LATAR BELAKANG Suatu perusahaan didirikan untuk menghasilkan laba yang optimal, dengan adanya laba yang diperoleh tersebut, perusahaan akan memiliki kemampuan untuk berkembang dan mempertahankan

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan*

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Januari 2015 Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan* Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang terkuat dan kaya akan tujuan wisata di seluruh wilayah

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Konstruksi*

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Konstruksi* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Oktober 2014 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Konstruksi* Sektor konstruksi di Indonesia memiliki peranan penting dalam perekonomian nasional. Kontribusinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Perkembangan bisnis kartu perdana seluler GSM akhir-akhir ini telah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Perkembangan bisnis kartu perdana seluler GSM akhir-akhir ini telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Telekomunikasi saat ini memegang peranan penting pada setiap lini kehidupan. Perkembangan bisnis kartu perdana seluler GSM akhir-akhir ini telah menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi di Indonesia. Perkembangan itu dapat terlihat dari satu dekade ini.

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi di Indonesia. Perkembangan itu dapat terlihat dari satu dekade ini. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan yang sangat signifikan telah terjadi dalam perjalanan industri telekomunikasi di Indonesia. Perkembangan itu dapat terlihat dari satu dekade ini. Banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peluncuran pertama kali layanan pasca bayar secara komersial pada tanggal 26

BAB I PENDAHULUAN. peluncuran pertama kali layanan pasca bayar secara komersial pada tanggal 26 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan telekomunikasi di Indonesia sudah mencapai tahap yang mengagumkan. Data saat ini menunjukkan bahwa pengguna ponsel di negeri ini sudah mencapai angka yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan kegiatan yang sangat penting dilakukan oleh setiap orang. Komunikasi adalah alat bagi seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain. Komunikasi bisa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN Persaingan layanan fixed wireless access (FWA) berbasis teknologi Code Division Multiple Access (CDMA) di Indonesia semakin ketat. Di Indonesia ada 3 operator FWA yaitu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak menghadapi masalah masalah dalam menjual produk khususnya. masa depan cerah dimasa mendatang sebagai zamannya komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. banyak menghadapi masalah masalah dalam menjual produk khususnya. masa depan cerah dimasa mendatang sebagai zamannya komunikasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin kompetitifnya persaingan dunia usaha dewasa ini, perusahaan banyak menghadapi masalah masalah dalam menjual produk khususnya dibidang telekomunikasi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan era globalisasi saat ini persaingan dalam bisnis merupakan hal yang benar-benar nyata. Persaingan ini juga terjadi dalam dunia telekomunikasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan lingkungan bisnis akhir-akhir ini muncul suatu gejala dimana

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan lingkungan bisnis akhir-akhir ini muncul suatu gejala dimana 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perkembangan lingkungan bisnis akhir-akhir ini muncul suatu gejala dimana semakin banyak dan beragamnya produk - produk yang ditawarkan oleh perusahaan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat pada berbagai aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang semakin pesat pada berbagai aspek kehidupan, salah satunya adalah perkembangan teknologi yang berbasis telekomunikasi. Ini menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selama jangka waktu empat tahun terhitung sejak tahun 2006 hingga tahun

BAB I PENDAHULUAN. Selama jangka waktu empat tahun terhitung sejak tahun 2006 hingga tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama jangka waktu empat tahun terhitung sejak tahun 2006 hingga tahun 2010, pendapatan XL meningkat tiga kali lipat dari Rp 6,4 triliun menjadi Rp 17,6 triliun.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya di segala bidang. Penyebab kondisi ini karena Indonesia sedang

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya di segala bidang. Penyebab kondisi ini karena Indonesia sedang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi atau komunikasi di Indonesia sudah sedemikian pesatnya di segala bidang. Penyebab kondisi ini karena Indonesia sedang memasuki dunia globalisasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1 Market Share Operator Selular Indonesia Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1 Market Share Operator Selular Indonesia Tahun 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Dalam dunia bisnis yang sangat kompetitif khususnya di bidang jasa telekomunikasi dan informasi, penyedia jasa berusaha semaksimal mungkin untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan industri manufaktur maupun jasa menunjukkan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan industri manufaktur maupun jasa menunjukkan perkembangan 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Persaingan industri manufaktur maupun jasa menunjukkan perkembangan yang sangat pesat saat ini. Setiap perusahaan bersaing untuk memberikan yang terbaik agar

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Logo PT. Telekomunikasi Selular (Telkomsel) Sumber: Telkomsel (2015)

Gambar 1.1 Logo PT. Telekomunikasi Selular (Telkomsel) Sumber: Telkomsel (2015) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Dalam industri telekomunikasi, terdapat enam pemain yang terlibat dalam menggunakan, menyediakan, dan mengawasi layanan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi terbaru. Seiring dengan meningkatnya pengguna telepon seluler (smart

BAB I PENDAHULUAN. informasi terbaru. Seiring dengan meningkatnya pengguna telepon seluler (smart 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin cepatnya laju telekomunikasi di Indonesia yang menuntut perkembangan informasi yang beredar di masyarakat memaksa para pengguna provider untuk bertindak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memberikan peluang-peluang baru bagi pemain industri telekomunikasi baik

I. PENDAHULUAN. memberikan peluang-peluang baru bagi pemain industri telekomunikasi baik I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Telekomunikasi merupakan salah satu industri yang paling kompetitif di Indonesia. Industri telekomunikasi nasional mengalami pertumbuhan pesat seiring dengan pertumbuhan

Lebih terperinci

Profil Perusahaan. Tinjauan Kinerja SDM Kinerja Efek. Tinjauan Operasi dan Strategi. Pemegang Saham. Melangkah Melampaui Batas Telekomunikasi

Profil Perusahaan. Tinjauan Kinerja SDM Kinerja Efek. Tinjauan Operasi dan Strategi. Pemegang Saham. Melangkah Melampaui Batas Telekomunikasi 111 Ikhtisar Laporan Kepada Pemegang Saham Profil Perusahaan Tinjauan Kinerja SDM Tinjauan Kinerja Efek Tinjauan Operasi dan Strategi Analisis dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. raksasa, yaitu PT Telkomsel (Telekomunikasi Seluler) dan PT Satelindo (Satelit

BAB I PENDAHULUAN. raksasa, yaitu PT Telkomsel (Telekomunikasi Seluler) dan PT Satelindo (Satelit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri telekomunikasi seluler di Indonesia baru saja memasuki babak baru. Lima tahun pertama kehadirannya di Indonesia di dominasi oleh dua operator selular raksasa,

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan Industri Kimia

Metodologi Pemeringkatan Industri Kimia Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia September 2014 Metodologi Pemeringkatan Industri Kimia Pendahuluan Secara garis besar, produk kimia dapat dibedakan atas organik dan non-organik, dimana masingmasing

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Pembiayaan

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Pembiayaan Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Desember 2014 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Pembiayaan Perusahaan pembiayaan, atau dikenal sebagai perusahaan multifinance, memainkan peran yang penting dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, dalam bentuk informasi maupun komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, dalam bentuk informasi maupun komunikasi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jaman serta era globalisasi yang semakin maju dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam bentuk informasi maupun komunikasi. Sehingga memberikan dampak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. industri telekomunikasi yang menjadi cermin dari ketat dan tingginya

BAB 1 PENDAHULUAN. industri telekomunikasi yang menjadi cermin dari ketat dan tingginya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir ini dunia dipenuhi dengan tumbuh pesatnya industri telekomunikasi yang menjadi cermin dari ketat dan tingginya kebutuhan akan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT Industri Telekomunikasi Indonesia ( INTI ) sebagai Badan Usaha Milik

BAB I PENDAHULUAN. PT Industri Telekomunikasi Indonesia ( INTI ) sebagai Badan Usaha Milik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Industri Telekomunikasi Indonesia ( INTI ) sebagai Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) berdiri pada tanggal 30 Desember 1974 dengan misi untuk menjadi basis dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi telekomunikasi yang sangat pesat memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi telekomunikasi yang sangat pesat memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi yang sangat pesat memberikan pengaruh yang sangat besar bagi perusahaan jasa telekomunikasi di Indonesia. Salah satu perkembangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tantangan sektor telekomunikasi semakin bertambah. Karena kebutuhan

I. PENDAHULUAN. tantangan sektor telekomunikasi semakin bertambah. Karena kebutuhan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia dan arus globalisasi yang cepat, menunjukkan bahwa tantangan sektor telekomunikasi semakin bertambah. Karena kebutuhan masyarakat yang semakin maju

Lebih terperinci

PT ICRA Indonesia (ICRA Indonesia) PERINGKAT PERUSAHAAN (METODOLOGI)*

PT ICRA Indonesia (ICRA Indonesia) PERINGKAT PERUSAHAAN (METODOLOGI)* PT ICRA Indonesia (ICRA Indonesia) PERINGKAT PERUSAHAAN (METODOLOGI)* PENDAHULUAN Jasa pemeringkatan perusahaan ICRA Indonesia berupaya untuk memberikan opini tentang kualitas kredit fundamental dari perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini industri telekomunikasi telah menjadi salah satu kontributor

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini industri telekomunikasi telah menjadi salah satu kontributor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini industri telekomunikasi telah menjadi salah satu kontributor pendapatan ekonomi di suatu negara. Bahkan menjadi tolak ukur maju tidaknya ekonomi suatu wilayah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan pemilik korporasi, maka secara alami tujuan keuangan suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan pemilik korporasi, maka secara alami tujuan keuangan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai suatu organisasi bisnis, tujuan utama dari korporasi adalah profit atau keuntungan. Mengingat banyak pemangku kepentingan terutama pemegang saham yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesan pendek (short message service), kini telah memberikan kemudahan

BAB I PENDAHULUAN. pesan pendek (short message service), kini telah memberikan kemudahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak diciptakannya telepon genggam, kemajuan teknologi komunikasi dalam satu dekade terakhir berkembang semakin pesat,. Telepon genggam yang semula hanya memberikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam bidang pemasaran produk untuk mendapatkan pangsa pasar yang tinggi kini semakin ketat. Ketatnya persaingan tersebut ditambah pula dengan semakin kritisnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi di Indonesia memiliki perkembangan yang sangat cepat seiring

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi di Indonesia memiliki perkembangan yang sangat cepat seiring BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan telekomunikasi merupakan salah satu perusahaan yang paling dinamis. Seiring dengan perkembangan perubahan teknologi, berbagai macam produk jasa telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa mempercepat informasi yang perlu disampaikan baik yang sifatnya broadcast

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa mempercepat informasi yang perlu disampaikan baik yang sifatnya broadcast BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri telekomunikasi di Indonesia merupakan industri yang sangat penting dan strategis, karena dengan telekomunikasi pemerintah dan masyarakat bisa mempercepat informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsumen dicecar dengan banyaknya iklan dan promosi penurunan tarif, kini

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsumen dicecar dengan banyaknya iklan dan promosi penurunan tarif, kini 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman membuat persaingan usaha menjadi semakin ketat. Konsumen dicecar dengan banyaknya iklan dan promosi penurunan tarif, kini kompetisi di

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad 115030407111072 Ardhya Harta S 115030407111075 Ardiansyah Permana 115030407111077 UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Perdagangan*

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Perdagangan* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Juli 2014 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Perdagangan* Metodologi pemeringkatan ini menjelaskan pendekatan ICRA Indonesia dalam menganalisis risiko bisnis dan

Lebih terperinci

ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN

ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN Kinerja Unit Usaha Secara umum, kinerja unit-unit usaha Perseroan selama tahun 2014 baik, yang secara konsolidasi kinerja Perseroan mengalami peningkatan dibandingkan tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi era globalisasi menuntut semua sektor bisnis harus memiliki strategi agar dapat bersaing dengan para pesaing lainnya. Salah satunya dengan memperkenalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan yang pesat di bidang teknologi komunikasi saat

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan yang pesat di bidang teknologi komunikasi saat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan yang pesat di bidang teknologi komunikasi saat ini tidak hanya menjadi kebutuhan untuk masyarakat umum saja akan tetapi juga menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi membuka suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi membuka suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi membuka suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia, dan di sisi lain keadaan tersebut memunculkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan berbagai strategi untuk keberlangsungan perusahaan. Ditengah

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan berbagai strategi untuk keberlangsungan perusahaan. Ditengah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis dewasa ini semakin cepat, banyak perusahaan menerapkan berbagai strategi untuk keberlangsungan perusahaan. Ditengah persaingan yang ketat, bisnis

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Jasa Perminyakan*

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Jasa Perminyakan* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Maret 2015 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Jasa Perminyakan* Latar Belakang Industri minyak dan gas telah mengalami perubahan dramatis baik di pasar domestik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Telkomsel, XL Axiata, Indosat, Bakrie Telecom, Mobile-8, Natrindo, Sampoerna

BAB I PENDAHULUAN. Telkomsel, XL Axiata, Indosat, Bakrie Telecom, Mobile-8, Natrindo, Sampoerna BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri di bidang telepon seluler di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Menurut catatan ATSI (Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia), Terdapat

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Penelitian

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Penelitian 1 Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Penelitian Tugas utama pemerintah adalah melayani kebutuhan masyarakatnya melalui lembaga-lembaganya. Salah satunya melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis yang tajam mulai bermunculan di segala sektor bisnis. Untuk memenangkan persaingan, perusahaan harus mampu memberikan kepuasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi begitu kompleks dan begitu penuh dengan istilah-istilahnya. Pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. menjadi begitu kompleks dan begitu penuh dengan istilah-istilahnya. Pemasaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia pemasaran pada era globalisasi sekarang ini telah menjadi begitu kompleks dan begitu penuh dengan istilah-istilahnya. Pemasaran pada dasarnya adalah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis laporan keuangan atas laporan keuangan tahunan PT Indosat Tbk tahun 2004-2008, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Desember

I. PENDAHULUAN. Desember 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi telah membuka mata dunia akan sebuah dunia baru, interaksi baru, dan sebuah jaringan bisnis dunia yang tanpa batas. Disadari betul bahwa perkembangan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. XL Axiata Tbk, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. XL Axiata Tbk, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan analisis-analisis yang dilakukan oleh penulis atas laporan keuangan PT XL Axiata Tbk, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: V.1.1 Analisis Strategi

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan*

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan* Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Januari 2014 Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Perhotelan* Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang terkuat dan kaya akan tujuan wisata di seluruh wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Seiring berkembangnya era globalisasi di Indonesia, banyak muncul industri-industri serta perusahaan baru, salah satu bidang tersebut adalah industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak pada dunia usaha. Dengan adanya perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak pada dunia usaha. Dengan adanya perkembangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan teknologi yang semakin mengglobal membawa dampak pada dunia usaha. Dengan adanya perkembangan dan kemajuan teknologi, dunia usaha dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang diikuti dengan kemajuan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang diikuti dengan kemajuan teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang diikuti dengan kemajuan teknologi telekomunikasi yang semakin pesat, perusahaan-perusahaan telekomunikasi yang awalnya hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi. Keberadaan teknologi selular pertama kali masuk ke

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi. Keberadaan teknologi selular pertama kali masuk ke BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi memunculkan banyaknya perubahan, khususnya di bidang teknologi komunikasi. Keberadaan teknologi selular pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1984,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau booming yang sangat cepat dan pesat setelah krisis ekonomi melanda

BAB I PENDAHULUAN. atau booming yang sangat cepat dan pesat setelah krisis ekonomi melanda BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri telekomunikasi seluler merupakan di bidang yang paling berkembang dan melibatkan banyak pihak, baik sebagai pelaku bisnis maupun tenaga kerja didalamnya.

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Saat ini, kemajuan teknologi merupakan kebutuhan yang tidak

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Saat ini, kemajuan teknologi merupakan kebutuhan yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, kemajuan teknologi merupakan kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Kebutuhan masyarakat akan sarana komunikasi yang baik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kebutuhan masyarakat akan alat komunikasi pada saat ini sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kebutuhan masyarakat akan alat komunikasi pada saat ini sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebutuhan masyarakat akan alat komunikasi pada saat ini sangat penting, apalagi dalam hal usaha komunikasi sangat dibutuhkan. Banyak alat komunikasi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap telekomunikasi menjadi semakin meningkat. Mobilitas masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. terhadap telekomunikasi menjadi semakin meningkat. Mobilitas masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia yang semakin maju sekarang ini, kebutuhan manusia terhadap telekomunikasi menjadi semakin meningkat. Mobilitas masyarakat semakin tinggi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu dampak adanya globalisasi adalah perkembangan teknologi dibidang

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu dampak adanya globalisasi adalah perkembangan teknologi dibidang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adanya arus globalisasi, perkembangan teknologi semakin maju. Mau tidak mau kita harus menyesuaikan perkembangan zaman, dan secara tidak langsung cara berfikir kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Terhadap Obyek Studi Sekilas tentang PT XL Axiata Tbk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Terhadap Obyek Studi Sekilas tentang PT XL Axiata Tbk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Terhadap Obyek Studi 1.1.1. Sekilas tentang PT XL Axiata Tbk PT XL Axiata Tbk. ( XL atau Perusahaan ) didirikan pada tanggal 6 Oktober 1989 dengan nama PT Grahametropolitan

Lebih terperinci

Pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan mahasiswa program studi pendidikan ekonomi UNS dalam membeli produk IM3

Pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan mahasiswa program studi pendidikan ekonomi UNS dalam membeli produk IM3 1 Pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan mahasiswa program studi pendidikan ekonomi UNS dalam membeli produk IM3 Oleh : Fitri Nurul Azizi NIM K 7402076 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan alat komunikasi sangat pesat sekali. Hal ini berbanding lurus dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan alat komunikasi sangat pesat sekali. Hal ini berbanding lurus dengan 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dalam satu dekade terakhir ini, perkembangan teknologi yang berhubungan dengan alat komunikasi sangat pesat sekali. Hal ini berbanding lurus dengan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya terbatas dikalangan bisnis saja tetapi juga merambah dikalangan

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya terbatas dikalangan bisnis saja tetapi juga merambah dikalangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi yang canggih dan cepat menyebabkan perluasan dan persaingan yang semakin ketat di Industri Telekomunikasi. Alat komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di sektor telekomunikasi, membuat perusahaan lebih cenderung untuk berusaha

BAB I PENDAHULUAN. di sektor telekomunikasi, membuat perusahaan lebih cenderung untuk berusaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin rendahnya pertumbuhan pasar serta tingginya persaingan khususnya di sektor telekomunikasi, membuat perusahaan lebih cenderung untuk berusaha mempertahankan

Lebih terperinci

6.1. Strategi yang telah dilakukan AXIS

6.1. Strategi yang telah dilakukan AXIS BAB VI ANALISA STRATEGI BERSAING AXIS Telekom Indonesia 6.1. Strategi yang telah dilakukan AXIS AXIS saat ini merupakan perusahaan telekomunikasi selular no 4 di Indonesia, di atasnya adalah Telkomsel,

Lebih terperinci