BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ruang terbuka publik merupakan tempat di mana berbagai kalangan dengan berbagai macam latar belakang berkumpul untuk melakukan interaksi sosial, mulai dari masyarakat dengan tingkatan umur tertentu hingga status sosialnya yang berbeda-beda. Ruang terbuka publik juga harus terhubung dan dekat dengan tempat tinggal dan pusat-pusat aktivitas sehingga mudah dicapai oleh seluruh warga kota serta pelibatan berbagai stakeholders seperti pemerintah dan peran serta masyarakat terhadap pengembangan ruang terbuka publik. Ruang Terbuka Publik saat ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam suatu kawasan di dalam kota karena perannya yang sangat penting sebagai penyeimbang lingkungan, pembentuk ruang kota yang nyaman dan pembangun rasa serta visual khas yang memiliki nilai estetika sendiri. Ruang terbuka publik haruslah memiliki kesan menarik dari segi fisik, nyaman dalam situasi perasaan dalam ruang serta didukung oleh strategi yang inovatif dalam manajemen pengelolaan. Menarik dapat bermakna sebagai bagian dari lokasi yang wajib dikunjungi jika melewati suatu kawasan itu. Nyaman lebih mengarah pada bagaimana masyarakat menginterpretasikan lokasi yang dikunjungi sebagai suatu tempat publik bernilai lebih baik untuk melakukan kegiatan tertentu. Serta strategi yang inovatif lebih terlihat pada bagaimana pengelolaan ruang dilakukan dengan melihat aspek pendukung. Peran ruang terbuka publik sebagai paru-paru kota layaknya organ yang memompa oksigen kehidupan keseluruh kawasan serta kota. How our early ancestors used nature as a precedent in creating the earliest forms of architecture. As technology evolved over the centuries, architecture and urban planning lost the relationship with nature that allowed it to exist (Crowe, 1995). 1
Tak terhindarkan lagi bahwa kehidupan kota menjadi identik dengan kemajuan teknologi yang sangat berpengaruh pada pola pembangunan kota maupun pola kegiatan individu didalamnya. Kebutuhan akan hal yang praktis terjadi tanpa tahu dampak dari kegiatan itu sendiri. Mengabaikan hal yang menjadi dasar penyeimbang dari kehidupan kota seperti peran ruang hijau atau alam di dalam kota. Menurut Bintarto (1989) yang mengatakan tentang istilah Urban Environment Degradation, bahwa kemunduran itu sudah mulai terlihat pada sendi-sendi kota di Indonesia yang dampaknya mulai membahayakan dalam dua aspek antara lain aspek fisik berupa berbagai macam pencemaran lingkungan dan aspek sosialmasyarakat berupa berbagai macam masalah yang ditimbulkan oleh manusia itu sendiri yang menimbulkan kehidupan di kota menjadi tidak tenang, tidak nyaman dan tidak tenteram. Tidak hanya terjadi di kota-kota besar Indonesia saja, masalah degradasi lingkungan perkotaan juga berpotensi terjadi di kota kecil seperti Kota Prabumulih sebagai konsekuensi dari perkembangan kota, pasca berpisah dengan Kabupaten Muara Enim pada tahun 2001. Mengingat pentingnya ruang terbuka publik sebagai paru-paru kawasan atau kota inilah, maka pembangunan ruang terbuka publik yang ditentukan pada lokasi baru, sekaligus menjadi bukti komitmen pemerintah Kota Prabumulih saat ini untuk memenuhi kebutuhan ruang publik dan rekreasi yang jumlahnya masih sedikit, pembangunan taman ini merupakan bagian dari pemanfaatan kembali lahan yang sebelumnya tidak terpakai dan termanfaatkan dengan baik. Dalam masa perkembangan pembangunan masa lalu, banyak orientasi arahan desain pembangunan taman lebih ditekankan pada pembukaan ruang cukup besar untuk berkumpul, maka ruang terbuka publik di Kota Prabumulih mengadopsi desain seperti alun-alun atau berupa lapangan luas dengan beberapa pohon di pinggir. Hal ini menunjukkan bahwa Ruang Terbuka Publik kota pada masa itu merupakan tempat bagi masyarakat untuk melakukan berbagai macam kegiatan atau pusat kegiatan lokal. Taman Wonosari yang dahulunya merupakan lokasi yang sesekali dapat digunakan untuk mengumpulkan masa dalam sebuah acara besar daerah atau 2
kota, bahkan acara balap sepeda motor pernah diadakan di sana, ketika dalam keadaan tidak terpakai lapangan ini terkesan tidak dimanfaatkan. Berdasarkan keadaan lapangan, letak serta bentuk unik visual atau kualitas fisik ruang terbuka publik terlihat jelas menjadi suatu penarik kunjungan masyarakat. Seperti di Taman Wonosari yang tiap akhir pekan banyak digunakan masyarakat dengan berbagai macam golongan umur untuk beraktivitas, seperti aktivitas aktif dengan senam sore, berjalan dan bersepeda maupun aktivitas pasif seperti duduk di kursi taman dan membaca buku. Hal ini dikarenakan keberadaan Taman Wonosari yang di antara permukiman dan Taman Wonosari juga memiliki fasilitas yang cukup lengkap seperti adanya gazebo, tempat duduk, area bermain anak, plaza dan jogging track. Dalam observasi awal banyak ditemukan fenomena banyaknya kegiatan kunjungan masyarakat di ruang terbuka publik. Untuk itu perlu identifikasi persepsi atau penilaian pengunjung taman terhadap ruang terbuka publik atau Taman Wonosari. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Permasalahan penelitian adalah suatu dilematika yang diangkat dari keadaan atau kegiatan yang ada di ruang terbuka publik Kota Prabumulih. Kualitas ruang terbuka publik menjadi penting untuk dijelaskan karena di dalamnya terdapat berbagai nilai antara lain: nilai estetika visual ruang terbuka publik dan nilai kenyamanan taman. Seperti yang disebutkan bahwa taman merupakan komponen penting dalam ekosistem kota. Ruang terbuka publik kota memiliki fungsi ekologis karena sebagai bagian stategi konservasi lingkungan alami (Bradley, 1995), fungsi sosial karena dapat menjadi peningkat kualitas lingkungan tempat tinggal sekaligus ruang interaksi (Shafer, 1999) dan fungsi ekonomi dilihat dari swadana masyarakat sebagai bentuk bagian dari kepedulian terhadap pemeliharaan tanah, air dan udara disekitar mereka (Bastian, 2002). 3
Kondisi fisik ruang terbuka publik Taman Wonosari atau Taman Lapangan Cross Kota Prabumulih saat ini: 1. Memiliki lapangan parkir khusus 2. Memiliki gapura atau penanda khusus yang menekankan keberadaan taman kota 3. Memiliki plaza yang simetris dan lapangan khusus oleh raga 4. Memiliki Jogging Track dan alur sirkulasi pejalan kaki 5. Memiliki pendopo untuk pengunjung pasif taman 6. Tata vegetasi yang hijau Dari keadaan eksisting taman kota Wonosari atau Taman Lapangan Cross menjadi salah satu taman yang memiliki fasilitas yang baik dan lengkap saat ini. Peneliti melihat ini menjadi suatu hal yang menarik untuk diteliti karena faktor kebaharuan taman dan kelengkapan fasilitas, maka harus ada penilaian apakah taman ini sudah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pengunjung dan bagaimana seharusnya taman itu tercipta. 1.3 Pertanyaan Penelitian Pentingnya mengetahui hal yang menjadi penarik dari sebuah ruang terbuka publik atau taman ini yang menjadi perhatian bagi peneliti untuk mengkaji lebih dalam permasalahan yang telah dideskripsikan di atas maka peneliti membangun pemahaman berdasarkan pertanyaan dasar penelitian yaitu, Seperti apakah nilai Taman Wonosari dalam perspektif pengunjung? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah memberikan gambaran serta mengkaji lebih dalam tentang pandangan pengunjung terhadap ruang terbuka publik yang berada di Kota Prabumulih sebagai bagian strategi untuk memunculkan hal yang dianggap menarik di dalam ruang terbuka publik atau taman. Hal ini dilakukan untuk membuat suatu dasar pemikiran serta konsep yang menjadi arahan dalam perencanaan ruang terbuka publik kota selanjutnya di Prabumulih. 4
1.5 Manfaat Penelitian Manfaat kajian dalam penelitian ini dapat dipakai oleh berbagai pihak yaitu: 1. Bagi Pemerintah Penelitian diangkat dari latar atau setting berupa kegiatan pemanfaatan ruang terbuka publik kota yang menjadi objek rekreasi andalan kota. Dapat menjadi sumber pemenuhan kebutuhan akan rasa dalam karya. Oleh karena itu, diharapkan dalam kajian mengenai pandangan pengunjung ruang terbuka publik kota ini mampu memberikan gambaran atau pemahaman tentang keadaan ideal di suatu taman kota yang dibangun. Selain itu, kajian ini dapat memberikan dasar pemikiran atau sebagai input tambahan bagi pemerintah dalam merumuskan atau merencanakan pembangunan ruang terbuka publik kota lainnya di Kota Prabumulih. 2. Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya ruang terbuka publik atau taman, sekaligus pengakomodasi bagaimana bentukan taman yang ideal menurut masyarakat atau pengunjung agar tercipta kesinambungan antara ruang taman dengan keadaan masyarakat Kota Prabumulih dan lingkungan sekitar taman. 3. Bagi Kalangan Akademisi Dengan dibuatnya penelitian ini, diharapkan dapat menjadi literatur sekaligus bahan acuan dalam pemikiran penelitian atau perencana ruang terbuka publik yang lebih baik lagi ke depan berdasarkan keadaan masarakat lokal setempat. Subtansi yang akan disumbangkan berupa rumusan ide atau kajian yang dibangun ulang dari masalah dan potensi di lapangan hingga membuat kerangka pemikiran berdasarkan fenomena aktivitas pengunjung taman yang selalu berkembang di lapangan secara dinamis. 5
1.6 Batasan Penelitian 1.6.1 Batasan Spasial atau Wilayah Penelitian Batasan wilayah penelitian ini diambil di satu lokasi ruang terbuka publik yang berada di Kota Prabumulih, yaitu Taman Wonosari berada di Kelurahan Wonosari yang mencakup kawasan Wonosari di Jalan Arjuna. Lihat pada gambar lokasi penelitian. Gambar 1.1 Peta Batasan Lokasi Penelitian Kawasan Kota Prabumulih Sumber: Citra Google Earth 2014 1.6.2 Batasan Materi Penelitian Materi penelitian ini dibatasi atas permasalahan mengenai fenomena yang ada di lapangan yang berkembang secara dinamis berdasarkan karakter masyarakat atau pengunjung ruang terbuka publik yang juga dipengaruhi oleh manajemen ruang terbuka publik. Adapun substansi yang secara garis besar dibahas adalah: 1. Keadaan eksisting fisik taman dan kegiatan masyarakat didalamnya. 2. Perspektif pengunjung atau harapan pengunjung terhadap terciptanya taman kota yang ideal dan menarik bagi mereka. 6
1.7 Keaslian Penelitian Untuk menjaga orisinalitas penelitian maka penulis mencari beberapa laporan penelitian lainnya yang juga memiliki cakupan substansi yang masih memiliki kedekatan dalam kajian atau analisis ini. Ada beberapa hal yang dinilai memiliki perbedaan mendasar, demi mencegah plagiarisme atau sebagai Plagiate Check. Berikut daftar penelitian yang ditemukan: Tabel 1.1 Keaslian Skripsi No 1 2 Nama Peneliti Yuvita Indriani Maria Raras Windiyasti Judul Penelitian Tingkat Keberhasilan Taman Denggung di Kab. Sleman, DI. Yogyakarta Hubungan Livabilitas dengan Seting Fisik Ruang Terbuka Publik Tahun 2013 2013 Lingkup Lokasi Dusun Kronggahan Kecamatan Gamping, Sleman Taman Langsat, Kebayoran Baru, Jakrta Selatan Lingkup Materi (Fokus) Keberhasilan taman dalam lingkup makro, sebagai ruang publik dan faktor yang mempengaruhi keberhasilan Mencari Keterkaitan antara livabilitas terhadap seting fisik ruang terbuka publik Metodologi Deduktif Kualitatif Deskriptif Metode eksperimen Simulatif dan pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif Output Sebagai Alat Ukur, uji dan Identifikasi Keberhasilan Ruang Publik Sebagai Arahan desain Ruang Terbuka Publik 3 Ainussalbi Al Ikhsan Studi Persepsi Pengunjung Terhadap Seting Ruang Terbuka Publik Di Tepian Teluk Kendari 2013 Kawasan Tepian Teluk Kendari, Sulawesi Tenggara Persepsi Masyarakat terhadap Seting Ruang Terbuka Publik dan Faktor yang Mempengaruhinya Deduktif Kuantitatif Deskriptif Model atau arahan Pembanguna n Kawasan Tepi Teluk 4 Ahmad Delianur Nasution, Abdul Ghani Salleh dan Julaihi Wahid Journal ICIAP: Public Open Space and Quality of Life Medan Case Study 2012 Kota Medan Indikator yang Mempengaruhi Kualitas Hidup; aspek pengguna dan aspek kegiatan Kualitatif dan Kuantitatif dengan pendekatan analisis Multidimensi onal Scaling Model/Kons ep Hubungan POS dengan Kualitas Hidup Sumber: Hasil Temuan Peneliti 2014 7
Pada penelitian terdahulu ada yang mengambil substansi yang spesifik namun tidak mencakup keseluruhan komponen penyusun ruang terbuka publik yang ideal. Seperti yang diangkat oleh Maria Raras Windiyasti pada tahun 2013, pada penelitian yang diangkat lebih mengarah pada pencarian keterkaitanketerkaitan antara livabilitas terhadap seting fisik ruang terbuka publik. Beberapa contoh penelitian yang diangkat belum memasukkan aspek lain seperti bentukan visual yang menarik serta pandangan dari pihak pengunjung dalam mendefinisikan ruang terbuka publik atau taman yang menarik bagi mereka. Pada penelitian Ainussalbi Al Ikhsan tahun 2013 ada kesamaan fokus penelitian yakni persepsi masyarakat terhadap seting ruang terbuka publik dan faktor yang mempengaruhinya, yang berbeda adalah seting ruang terbuka publik dan lokasinya. Masukan yang ditawarkan dalam penelitian terdahulu hanya berdasar pada kajian yang berorientasi pada peran atau perilaku masyarakat yang melakukan kegiatan diatasnya, tanpa memperhatikan penilaian langsung atau pandangan pengunjung terhadap ruang publik yang menarik. Seperti pada penelitian bersama Ahmad Delianur Nasution, Abdul Ghani Salleh dan Julaihi Wahid tahun 2012 yang mengangkat indikator yang mempengaruhi kualitas hidup berdasarkan aspek pengguna dan aspek kegiatan. Dalam penelitian yang diangkat saat ini memuat konsep yang mendasarkan pemikiran pada pandangan pengunjung sebagai bagian dari paradigma berfikir yang berbeda dari sebelumnya. Dengan ikut menganalisis peran aktivitas masyarakat dan beberapa aspek lain terkait dengan hal dan bentukan unik atau menarik dan bermanfaat sebagai penunjang kegiatan rekreasi di suatu perkotaan. Penelitian ini memberikan masukan atau evaluasi untuk perencanaan ruang terbuka publik di Kota Prabumulih dikemudian hari berdasarkan fenomena di lapangan yang selalu berkembang. 8