BAB VI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015

SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN

BAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah secara geografis berada pada koordinat ' 19" BT

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi kemiskinan (Madris, 2010). Indikator ekonomi makro (PDRB)

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identitas Petani Petani Padi Organik Mitra Usaha Tani

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sendayan, Desa Naga Beralih, dan Desa Muara Jalai.

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Cilacap Selatan merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Cilacap,

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BAB IV GAMBARAN UMUM

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang dapat mempercepat pertumbuhan kesempatan kerja, untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewi Fitriyani, 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2016

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI JAWA BARAT AGUSTUS 2016

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DIY PADA FEBRUARI 2011 SEBESAR 5,47 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyatnya. Menurut Tjiptoherijanto (2000) mobilitas penduduk

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA, FEBRUARI 2012 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,09 PERSEN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2014

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Benai terletak antara LS dan BT

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2013

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :


KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI DIY PADA AGUSTUS 2012 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,97 PERSEN

Tabel 9. Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Jenis Kelamin Jumlah (orang) Presentase (%) Perempuan Laki-Laki

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV GAMBARAN UMUM

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2015

BAB IV GAMBARAN UMUM

Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

VI KARAKTERISTIK RESPONDEN PENGUNJUNG TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA AGUSTUS 2015

BAB V KARAKTERISTIK PETANI DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM PROGRAM SL-PTT

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.

IV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Gedung Aji memiliki luas wilayah sekitar 114,47 km 2 beribukota di

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV KONDISI UMUM. A. Letak Geografis, Iklim

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2017

Gambar 5. Sebaran Peternak Berdasarkan Skala Usaha

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2014

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA PADA AGUSTUS 2009 SEBESAR 6,00 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI MALUKU UTARA, AGUSTUS 2015

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2013

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA FEBRUARI 2017

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM DESA ASAM JAWA KECAMATAN KOTA PINANG, KABUPATEN LABUHAN BATU

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Utara Agustus 2017

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2009

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

BERITA RESMI STATISTIK

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

Transkripsi:

48 BAB VI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA Bab ini menjelaskan dan menganalisa hubungan antara faktor internal (meliputi ; jenis kelamin, pendidikan, umur dan status sosial) dan faktor eksternal (meliputi: akses informasi tentang kesempatan kerja dan akses trasportasi) dengan kesempatan kerja. Kesempatan kerja penduduk di Kampung Luar dan Kampung Dalam di sektor pertanian pangan dan perikanan, pertanian-perkebunan, non pertanian sekunder, non pertanian tersier. 6.1 Faktor Internal 6.1.1 Jenis kelamin Kesempatan Kerja laki-laki dan perempuan penduduk Kampung Luar dan Kampung Dalam memiliki kesempatan kerja berbeda. Laki-laki memiliki kesempatan kerja di semua sektor sedangkan perempuan tidak, terutama untuk kesempatan kerja di pertanian-perkebunan. Pola kesempatan kerja laki-laki di Kampung Dalam dan Kampung Luar relatif sama berbeda dengan perempuan. Berdasarkan Tabel 15 (halaman 40) ditunjukkan bahwa antar jenis kelamin hampir tidak ada perbedaan antara penduduk Kampung Dalam dan Kampung Luar. Namun demikian, keterlibatan perempuan di bidang produktif cukup tinggi. Kesempatan kerja perkebunan hanya tersedia untuk laki-laki. Baik dari Kampung Dalam dan Kampung Luar tidak ada perempuan yang bekerja di pertanianperkebunan. Menurut Kepala Afdeling 2 Kebun Cimulang hal tersebut terjadi karena perempuan dianggap tidak cocok melakukan kegiatan di perkebunan sawit. Kecuali untuk pekerjaan kecil seperti membersihkan rumput di sekitar sawit Pekerjaan perkebunan membutuhkan tenaga yang kuat. Tabel 20. Kesempatan Kerja menurut Jenis Kelamin di Kampung Dalam dan Kampung Luar, Tahun 2011 (dalam Persen). Jenis Kelamin Kampung Dalam Ʃ Kampung Luar Ʃ PP P-Per PS PT PP P-Per PS PT Laki-laki 13,6 6,1 6,1 74,2 100 25,7 3,0 13,9 47,4 100 Perempuan 22,2 0,0 11,1 66,7 100 68,4 0,0 21,1 10,5 100 Keterangan : PP = Pertanian Pangan - Perikanan, P-Per = Pertanian - Perkebunan,

49 Berdasarkan tabel diatas, kesempatan kerja laki-laki di kampung dalam dan kampung luar memiliki kesempatan dan pola yang sama yaitu non pertanian tersier, pertanian pangan-perikanan, non pertanian sekunder dan pertanianperkebunan. Berbeda dengan perempuan Kampung Dalam dan Kampung Luar, kesempatan kerja utama penduduk Kampung Dalam adalah non pertanian tersier sedangkan Kampung Luar pertanian pangan-perikanan. Hal tersebut merupakan pengaruh dari Kampung Hulurawa (Kampung Luar) yang masih memiliki sumber daya lahan lua sehingga kesempatan kerja di pertanian pangan-perikanan besar. Data tersebut menunjukkan kesempatan kerja penduduk Kampung Dalam dan Kampung Luar dipengaruhi oleh jenis Kelamin 6.1. 2 Pendidikan Secara umum tingkat pendidikan penduduk Kampung Dalam lebih rendah dibandingkan Kampung Luar. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi penduduk Kampung Luar memiliki kesempatan kerja lebih beragam di semua sektor. Pekerjaan dengan pendidikan tinggi di sektor-sektor tersebut tidak lagi mengandalkan kekuatan tenaga individu (buruh) tetapi lebih kepada keterampilan. Tabel 21. Kesempatan Kerja menurut Tingkat Pendidikan di Kampung Dalam dan Kampung Luar, Tahun 2011 (dalam Persen). Tingkat Kampung Dalam Ʃ Kampung Luar Ʃ Pendidikan PP P- PS PT PP P- PS PT Per Per Tidak sekolah 14,3 0 0 85,7 100 20,0 0 0 80 100 SD 24,0 10,0 4,0 62,0 100 22,2 0 11,1 66,7 100 SMP 14,3 7,1 11,9 66,7 100 41,4 0 13,8 48,3 100 SMA dan Univ 0 0 23,0 77,0 100 17,6 4,4 17,6 68,3 100 Tidak sekolah kesempatan kerja penduduk Kampung Dalam dan Kampung Luar hanya terpusat pada pekerjaan pertanian dan perikanan, dan non pertanian tersier. Pada tingkat pendidikan sekolah dasar (SD) persentase penduduk bekerja di sektor non pertanian menurun, bergeser ke sektor pertanian-perkebunan di Kampung Dlam dan sektor non pertanian sekunder di Kampung Luar. Pada

50 Kampung Dalam keragaman kesempatan kerja antar sektor tinggi pada tingkat pendidikan SMP, sedabgkan di tingkat SMA kesempatan kerja hanya pada sektor non pertanian sekunder dan non pertanian tersier. Kampung Luar pada tingkat pendidikan SMP kesempatan kerja di bidang pertanian pangan dan perikanan meningkat pesat. Mengalami penurunan kembali di tingkat SMA dan Universitas dimana keragaman kesempatan kerja antar sektor paling tinggi. Gambaran ini menunjukkan tingkat pendidikan mempengaruhi kesempatan kerja, namun pola kesempatan kerja antar sektor berbeda yang terjadi di Kampung Dalam dan Kampung Luar. 6.1.3 Umur Tabel 22 menunjukkan kesempatan kerja non pertanian tersier menjadi pekerjaan yang paling banyak dilakukan oleh penduduk untuk semua golongan umur sedangkan di sektor lain terjadi fluktuasi penurunan dan peningkatan kesempatan kerja. Usia produktif muda (15-29 tahun) mayoritas bekerja di non pertanian tersier. Usia produktif tengah (30-44 tahun) memiliki kesempatan kerja yang lebih tersebar di beragam sektor. Usia produktif tua (45-59 tahun) bekerja di sektor pertanian pangan- perikanan. Tabel 22. Kesempatan Kerja menurut Umur di Kampung Dalam dan Kampung Luar, Tahun 2011(dalam Persen). Umur Kampung Dalam Ʃ Kampung Luar Ʃ (tahun) PP P-Per PS PT PP P-Per PS PT 15-29 7,3 0 19,5 73,2 100 6,7 0 20 73,3 100 30-44 18,1 8,3 2,8 70,8 100 32,6 4,3 15,2 47,8 100 45-59 61,3 8,3 0 30,4 100 37,9 3,4 6,9 51,7 100 Semua Umur 17,7 5,8 7,2 69,3 100 24,2 2,5 15 58,3 100 Pada usia 15-29 tahun penduduk Kampung Dalam dan Kampung Luar bekerja di pertanian pangan dan perikanan, non pertanian sekunder dan non pertanian tersier dengan perbandingan tiap kampung relatif hampir sama. Umur 30-44 tahun terjadi penurunan kesempatan kerja di sektor non pertanian tersier

51 dan sekunder, terutama penduduk di Kampung Luar terjadi penurunan dari 73,3 persen menjadi 47,8 persen (non pertanian tersier) dan 19,5 persen menjadi 2,8 persen di Kampung Dalam (non pertanian sekunder). Pada tingkat umur ini kesempatan kerja meningkat di sektor pertanian-perkebunan di Kampung Dalam dan Kampung Luar. Pada tingkat usia produktif 45-59 tahun terjadi peningkan di sektor pertanian dan perikanan untuk Kampung Dalam dan Kampung Luar, tetapi mengalami penurunan di tiga sektor lain yaitu pertanian-perkebunan, non pertanian sekunder dan non pertanian tersier. Hal tersebut terjadi di usia tua penduduk lebih memilih pekerjaan yang dekat dengan akses trasportasi. Akibatnya penduduk Kampung Dalam yang bekerja di pertanian panganperikanan dan pertanian-perkebunan tinggi, sedangkan penduduk Kampung Luar bekerja di sektor pertanian pangan-perikanan dan non pertanian tersier. Penyebaran kesempatan kerja penduduk Kampung dalam dan Kampung Luar berbeda di semua sektor pada umur yang sama tetapi berbeda umur 15-29 tahun. Penyebaran kesempatan kerja yang berbeda pada setiap tingkatan umur menunjukkan kesempatan kerja penduduk di pengaruhi umur. 6.1.4 Status Sosial Kesempatan kerja pada status sosial tinggi dan rendah di Kampung Dalam dan Kampung Luar berbeda. Pada status sosial tinggi dan rendah antara Kampung Dalam dan Kampung Luar memiliki penyebaran kesempatan kerja berbeda. Kesempatan kerja di sektor pertanian pangan-perikanan dan pertanian-perkebunan mengalami peningkatan pada status sosial rendah terutama di Kampung Dalam, sedangkan Kampung Luar mengalami peningkatan di sektor pertanianperkebunan dan non pertanian sekunder. Namun penyebaran kesempatan kerja penduduk Kampung Luar dengan status sosial tinggi dan rendah sama. Tabel 23. Kesempatan Kerja Menurut Status Sosial di Kampung Luar dan Dalam, Tahun 2011 (dalam Persen). Status Sosial Kampung Dalam Ʃ Kampung Luar Ʃ PP P-Per PS PT PP P-Per PS PT Tinggi 8,5 0 14,9 76,6 100 25,6 1,3 14,1 60 100 Rendah 21 9,3 3,5 66,3 100 21,4 4,8 16,7 57,1 100

52 Kesempatan kerja non pertanian tersier menjadi kegiatan utama penduduk Kampung Dalam dan Kampung Luar dengan status sosial tinggi maupun penduduk dengan status sosial rendah. Pada kesempatan kerja penduduk Kampung Luar dengan status sosial tinggi dan rendah berikut urutan kesempatan kerja paling tinggi ke rendah yaitu; non pertanian tersier, pertanian panganperikanan, non pertanian sekunder kemudian non pertanian-perkebunan. Sedangkan kesempatan kerja penduduk Kampung Dalam berbeda no pertanian sekunder menempati posisi kedua pada status sosial tinggi kemudian pertanian pangan - perikanan, berkebalikan dengan status sosial rendah. Pada Penduduk Kampung Dalam dengan status sosial tinggi tidak ada penduduk yang bekerja di sektor pertanian-perkebunan, sedangkan pada status sosial rendah terlihat peningkatan kesempatan kerja yang signifikan di sektor pertanian-perkebunan. Sektor pertanian-perkebunan di Kampung Luar juga mengalami peningkatan pada tingkat sosial rendah, bedanya pada status sosial tinggi ada penduduk yang bekerja di sektor tersebut. Terlihat adanya perbedaan kesempatan kerja penduduk Kampung Dalam dan Kampung Luar dengan status sosial tinggi dan status sosial rendah. 6.2 Faktor Eksternal 6.2.1 Akses Informasi Perbandingan kesempatan kerja berdasarkan akses informasi Kampung Dalam dan Kampung Luar, tidak memiliki perbedaan yang menonjol kecuali untuk pekerjaan di sektor pertanian-perkebunan. Kemudahan memperoleh informasi (mengenai adanya kesempatan kerja non pertanian sekunder dan non pertanian tersier di luar kampung ) mendorong penduduk memanfaatkan pekerjaan di sektor non pertanian tersier. Ketika informasi sulit diperoleh, penduduk Kampung dalam bekerja di sektor pertanian-perkebunan lokasi kerja dekat, sedangkan penduduk Kampung Luar bekerja di sektor non pertanian sekunder. Salah satu penyebab hal tersebut adalah Kampung Luar lebih dekat dengan akses trasportasi dan jarak tempat tinggal dekat pabrik.

53 Tabel 24. Kesempatan Kerja menurut Akses Informasi Kampung Dalam dan Luar Perkebunan, 2011 (dalam Persen). Akses Kampung Dalam Ʃ Kampung Luar Ʃ Informasi PP P-Per PS PT PP P-Per PS PT Mudah 10,7 1,0 2,9 74,5 100 26,5 3,0 7,1 63,3 100 Sulit 5,7 20,0 20,0 54,3 100 13,6 0 50 36,4 100 Kampung Cimulang Ujung Kampung Ciheleut Mudah 14,5 1,8 3,6 80 100 0,0 6,25 4,2 89,6 100 Sulit 10 20 5 65 100 13,6 0,0 50 36,4 100 Kampung Gunung Leutik Kampung Hulurawa Mudah 29,8 0,0 2,1 68,1 100 52 0,0 10 38 100 Sulit 0,0 20 40 40 100 0,0 0,0 0,0 0,0 100 Berdasarkan Tabel 24 diatas menunjukkan ragam yang hampir sama untuk kesempatan kerja penduduk Cimulang Ujung, Gunung Leutik, Ciheleut dan Hulurawa di berbagai sektor dengan akses informasi sulit dan mudah. Pada data Kampung Dalam dan Kampung Luar ditunjukkan semakin mudah akses informasi maka kesempatan kerja di bidang non pertanian tersier dan pertanian pangan- perikanan tinggi. Kesempatan kerja terendah adalah pertanian perkebunan. Berbeda dengan akses informasi sulit kesempatan kerja paling tinggi adalah non pertanian sekunder dan non pertanian tersier. Terjadi hal menarik di sektor pertanian perkebunan memiliki persentase cukup tinggi yaitu 20 persen. (Kampung Dalam), sedangkan Kampung Luar tidak ada. Dimungkinkan terjadi hal tersebut karena luasan wilayah kampung yang berada dalam perkebunan sedikit dan sumberdaya lain (Sarana dan lahan) lebih mendukung. Sehingga informasi kesempatan kerja di sektor pertanian-perkebunan penduduk Kampung Dalam lebih tinggi di bandingkan Kampung Luar. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan akses informasi sulit menyebabkan penduduk memanfaatkan kesempatan kerja di perkebunan. Semakin mudah informasi tentang kesempatan kerja menyebabkan penduduk semakin banyak bekerja di luar kampung, sedangkan semakin sulitnya informasi, semakin penduduk akan memanfaatkan pekerjaan di sekitar kampungnnya.

54 Tabel 25. Kesempatan Kerja menurut Ragam Informasi yang di Terima Masyarakat Kampung Dalam dan Kampung Luar, Tahun 2011 (dalam Persen). Informasi Penduduk Kampung Dalam Kampung Luar Pertanian pangan dan perikanan 12,9 24,1 Pertanian-perkebunan 4,4 1,8 Non pertanian sekunder 28,9 9,8 Non Pertanian tersier 53,8 64,3 Jumlah 100 100 memperoleh informasi tentang kesempatan kerja terbesar penduduk Kampung Dalam dan Kampung Luar adalah di sektor non pertanian tersier dan sekunder, hal ini menjadi salah satu sebab utama banyak penduduk bekerja di sektor tersebut. Akses informasi mudah juga diperoleh penduduk untuk sektor pertanian pangan dan perikanan. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan kesempatan kerja penduduk Kampung Dalam dan Kampung Luar dipengaruhi oleh akses informasi 6.2.2 Akses Transportasi Kampung Dalam dipilih karena akses trasportasi sulit dan Kampung Luar dipilih karena akses trasportasi mudah. Membandingkan Kampung Dalam dan Kampung Luar Nampak bahwa secara umum non pertanian tersier memberikan kesempatan kerja terbesar, diikuti pertanian pangan-perikanan dan non pertanian sekunder. Kesempatan kerja terkecil adalah pertanian-perkebunan Akses transportasi memberikan kemudahan penduduk untuk menjangkau lokasi kerja. semakin mudah akses transportasi semakin banyak penduduk yang bekerja di luar kampung. Berdasarkan kondisi keempat kampung tersebut, kesempatan kerja yang ditawarkan di luar kampung mereka adalah di sektor non pertanian sekunder dan non pertanian tersier. Penduduk Kampung Dalam dan Kampung Luar memiliki persentase hampir sama besar untuk kesempatan kerja di non pertanian tersier yaitu 69,3 persen dan 58,3 persen. Tetapi untuk akses transportasi mudah terutama di Kampung Luar persentase kesempatan kerja di

55 pertanian pangan dan perikanan juga cukup besar yaitu 24,2 persen (data lengkap di Tabel 26). Berdasarkan data tersebut tidak ada perbedaan kesempatan kerja yang ditunjukkan dari mudah dan sulitnya akses transportasi Kampung Dalam dan luar, sehingga dapat disimpulkan akses transportasi tidak mempengaruhi kesempatan kerja. Tetapi akses Transportasi dapat menjadi faktor antara untuk kesempatan kerja dengan faktor internal dan eksternal, karena posisi desa didalam dan di luar langsung mengidentifikasi mudah dan sulit akses transportasi. Sulinya akses trasportasi menyebabkan kesulitan keluar kampung untuk menempuh pendidikan keluar, informasi terbatas, umur tua lebih memilih bekerja di dalam kampung, dan sedikit perempuan maupun laki-laki yang bekerja keluar kampung. Tabel 26. Kesempatan Kerja menurut Akses Transportasi Kampung Dalam dan Kampung Luar, Tahun 2011 (dalam Persen). Akses Kampung Dalam Ʃ Kampung Luar Ʃ Trasportasi PP P-Per PS PT PP P-Per PS PT Mudah 0,0 0,0 0,0 0,0 100 24,2 2,5 15 58,3 100 Sulit 17,5 5,8 7,3 69,3 100 0,0 0,0 0,0 0,0 100